Rpp 20 Xi Jepang

26
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SATUAN PENDIDIKAN : SMK MUHAMMADIYAH 10 MASARAN KELAS / SEMESTER : XI / 2 (GENAP) MATA PELAJARAN : SEJARAH INDONESIA MATERI POKOK : TIRANI MATAHARI TERBIT (PENGERAHAN DAN PENINDASAN VERSUS PERLAWANAN ) PERTEMUAN KE : 20 ALOKASI WAKTU : 2 X 45 Menit A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli ( gotong royong, kerja sama, toleran, damai ), santun, responsif proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas ber- bagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami,menerapkandanmenganalisispengetahuanfaktual,konsept ual,prosedural berdasarkan rasa igin tahunya tentang ilm pengetahuan, teknologi, seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural bidang kajian yang spesifik sesuai dengan dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah kongkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR 1.2 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat beragama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari 2.3 Meneladani sikap dan tindakan cinta damai, responsif dan pro aktif yang ditunjukkan oleh tokoh sejarah dalam mengatasi masalah sosial dan lingkungannya . 3.4. Menganalisi persamaan dan perbedaan pendekatan dan strategi pergerakan nasional di Indonesia pada masa awal kebangkitan nasional, Sumpah Pemuda dan sesungguhnya sampai dengan Proklamasi Kemerdekaan 3.4.1. Menganalisis Ekonomi Perang

description

RPP

Transcript of Rpp 20 Xi Jepang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SATUAN PENDIDIKAN

: SMK MUHAMMADIYAH 10 MASARANKELAS / SEMESTER

: XI / 2 (GENAP)

MATA PELAJARAN

: SEJARAH INDONESIAMATERI POKOK: TIRANI MATAHARI TERBIT (PENGERAHAN DAN PENINDASAN VERSUS PERLAWANAN )

PERTEMUAN KE

: 20ALOKASI WAKTU

: 2 X 45 Menit A. KOMPETENSI INTI

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli ( gotong royong, kerja sama, toleran, damai ), santun, responsif proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas ber- bagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami,menerapkandanmenganalisispengetahuanfaktual,konseptual,prosedural berdasarkan rasa igin tahunya tentang ilm pengetahuan, teknologi, seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural bidang kajian yang spesifik sesuai dengan dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah kongkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR1.2 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat beragama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari

2.3 Meneladani sikap dan tindakan cinta damai, responsif dan pro aktif yang ditunjukkan oleh tokoh sejarah dalam mengatasi masalah sosial dan lingkungannya .3.4. Menganalisi persamaan dan perbedaan pendekatan dan strategi pergerakan nasional di Indonesia pada masa awal kebangkitan nasional, Sumpah Pemuda dan sesungguhnya sampai dengan Proklamasi Kemerdekaan3.4.1. Menganalisis Ekonomi Perang

3.4.2.Pengendalian di bidang pendidikan dan kebudayaan

3.4.3. Pengerahan Rhomusa3.4.4.Perang Melawan Tirani Jepang 4.5 Mengolah informasi mengenai persamaan dan perbedaan pendekatan dan strategi pergerakan nasional di Indonesia pada masa awal kebangkitan nasional, Sumpah Pemuda dan sesungguhnya sampai dengan Proklamasi Kemerdekaan, serta mengemukakannya dalam bentuk tulisan. 4.5.1 Menceritakan ide/materi dari buku teks mengenai Perang melawan tirani Jepang4.5.2 Mempresentasikan hasil diskusi mengenai Perang melawan tirani Jepang4.5.3 Membuat laporan hasil diskusiD. MATERI AJAR Perjuangan Indonesia pada masa Pendudukan Jepang1. Perjuangan Kooperatif (Kerja sama)

2. Perjuangan bawah tanah

a. Kelompok Sukarni

b. Kelompok ahmad Subardjo

c. Kelompok Sutan Syahrir

d. Kelompok Pemuda

3. Perjuangan bersenjata

a. Perlawanan Cot Plieng di Aceh

b. Perlawanan di Tasikmalaya Jawa Barat

c. Perlawanan Peta di Blitar

d. Perlawanan Rakyat Irian

1. Materi fakta Perjuangan Kooperatif, Bawah Tanah, dan perjuangan Angkat Senjata

2. Materi konsep

Periodisasi perlawanan terhadap Jepang 3. Materi Prinsip

Bukti Peninggalan4. Prosedur

Menganalisis buku teks dari sumber-sumber yang relevan E. MODEL DAN METODE PEMBELAJARANa. Pendekatan : Scientific Learningb. Strategi : Discovery Learningd. Metode : Diskusi kelompok, group investigation, ceramah, tanya jawab, penugasan F. MEDIA, ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN

MEDIA:

1. Power Point 2. Papan Tulis3. LCD ALAT / BAHAN : 1. Gambar Kerja paksa Romusa pada zaman pendudukan Jepang2. Gambar Tokoh yang melakukan perlawanan terhadap JepangSUMBER BELAJAR:

1. Modul dari buku sejarah Indonesia 2013 hal 190

2. InternetG. KEGIATAN PEMBELAJARAN

KegiatanDeskripsiAlokasi Waktu

Kegiatan Pendahuluan

a. Bersama dengan peserta didik guru memimpin doa

b. Guru mengucapkan salam

c. Guru mengabsen siswa

d. Merefleksi materi minggu yang lalu

e. Peserta didik mengamati gambar Kerja paksa Romusa pada zaman Jepang kemudian memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengamatinya

f. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyampaikan hasil pengamatan romusa

g. Guru menuliskan tujuan pembelajaran

10 menit

Kegiatan Inti A. MengamatiPada kegiatan ini siswa mengamati gambar Romusa dan tokoh yang melakukan Perlawanan terhadap JepangB. MenanyaSetelah proses mengamati, aktifitas siswa berikutnya adalah mengajukan sejumlah pertanyaan berdasarkan hasil pengamatannya.

Guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang dilihat, disimak

Bagaimana Kronologi Gerakan Perlawanan Rakyat Terhadap Kekejaman Jepang? Siapakah tokoh-tokoh yang melakukan Perlawanan Terhadap Jepang?

Jelaskan Taktik Perlawanan Terhadap Jepang !

Serta pertanyaan-pertanyaan lainnya sesuai dengan persepsi dan pandangan siswa mengenai hasil pengamatannya

C. Menalar Dari hasil pengamatan kerja paksa Romusa serta mempelajari materi tentang Perlawanan Indonesia terhadap Jepang, peserta didik dapat menganalisis bahwa kesuksesan seseorang itu tidak mesti dari kalangan bangsawan

Presentasi dan apresiasi D. Mencoba / mengaitkan

peserta didik dapat menyimpulkan kaitan antara kehidupan masa kini dengan masa lampau secara arif dan humanisE. Membuat jejaring

Antar kelompok mengkomunikasikan hasil diskusi untuk dapat menyimpulkan Peserta didik menganggapi hasil presentasi kelompok yang maju60 menit

Penutup 1. Bersama dengan peserta didik, guru menyampikan manfaat serta nilai-nilai yang bisa diambil dari materi tsb .2. Pemberian tugas individu/kelompok untuk minggu mendatang 3. Informasi rencana pembelajaran yang akan datang 20 menit

H. PENILAIAN 1. Jenis / Teknik : tes dan non tes 2. Bentuk instrumen dan instrumen a. Bentuk instrumen - Tes : Tes Uraian

- Non Tes : Lembar Pengamatan, Portofolio, Penugasan ( Tugas Terstruktur dan Tidak Terstruktur ) b. Instrumen - Tes : Terlampir - Non Tes : Terlampir

3. Pedoman Penskoran : Terlampir

Masaran, 11 Desember 2014 Kepala Sekolah

Guru Mata Pelajaran

H. SUKARMAN, S.Pd

PURYANTI,S.Pd

LAMPIRAN 2. INSTRUMEN TES URAIANKompetensi

: PengetahuanBentuk Penilaian

: Lisan

Satuan Pendidikan

: SMK Muhammadiyah 10 MasaranKelas / Semester

: XI/ 2Mata Pelajaran

: Sejarah Indonesia

Materi Pokok

: Perlawanan Terhadap Tirani Jepang Pertemuan Ke

: 20Alokasi Waktu

: 2X45 menit

Tanggal

: ....................................

1. Kompetensi Dasar

Kedatangan Saudara Tua Indonesia ( Perlawanan Terhadap Tirani Jepang )

2. Indikator 3.6.2 Menganalisis kehidupanl ekonomi

3.6.3 Menganalisis perkembangan hasil-hasil kebudayaan zaman Hindu - Buddha

3.6.4 Menunjukkan bukti-bukti kehidupan dan hasil-hasil budaya Hindu- Buddha3.Kisi-kisi soal untuk mengukur ketrampilan metakognisi dan hasil belajar kognitif

NoKompetensi DasarMateriIndikatorDemensi Kognitif

3.1Kerajaan-kerajaan di Indonesia pada masa Hindu-Buddha (Kerajaan Kediri dan Singasari)

Materi Fakta

Candi-candi yang bercorakHindu-Buddha di Kalimantan TimurMateri Konsep

Periodisasi raja-raja di Kutai dan TarumanegaraMateri Prinsip

Prasasti peninggalan kerajaan Kutai dan TarumanegaraProsedur

Analisis buku teks dan buku sumber lainnya yang relevan

1.Jelaskan kehidupan sosial ekonomi masyarakat kerajaan Kutai pada masa Mulawarman2. Menjelaskan kehidupan sosial ekonomi dan agama masyarakat kerajaan Tarumanegara pada masa Purnawarman3. Menjelaskan bukti-bukti sejarah Kerajaan Tarumanegara4. Menjelaskan bagaimana kehidupan agama masa kerajaan TarumanegaraC 2Pemahaman

C 1

Pengetahuan

C 4

Menganalisis

C 4

Menganalisis

4. Instrumen Soal Kerjakan soal di bawah ini dengan benar !1. Mengapa Jepang menerapkan kebijakan Ekonomi Perang?

2. Apakah kamu tahu yang dimaksud dengan seikeirei? Jelaskan!

3. Bagaimana penilaianmu tentang pengerahan tenaga romusa oleh

pemerintah pendudukan Jepang?

4. Bandingkan tentang kebijakan di bidang pendidikan antara zaman

Pemerintahan Kolonial Belanda dengan pemerintah pendudukan

Jepang di Indonesia!

5. Jelaskan tentang dampak dari kebijakan Jepang yang sewenangwenang!

Pelajaran apa yang kamu peroleh dari belajar tentang dampak

kebijakan itu dalam kehidupan sosial kemasyarakatanLampiran 3:

LEMBAR PENGAMATAN SIKAP

Kompetensi

: Sikap

Bentuk Penilaian : Non-Tes

Satuan Pendidikan : SMK Muhammadiyah 10 Masaran Kelas/ Semester

: X/ gasalMata pelajaran

: Sejarah Indonesia

Materi Pokok

: Kedatangan Saudara Tua Indonesia (Perlawanan Terhadap Tirani Jepang)Pertemuan ke-

: 17

Alokasi Waktu

: 2x45 menit ( 90 menit )

Tanggal

: ..

Nama Peserta Didik : ..

Nomor Absen : .1. Kompetensi Dasar:

Berlaku jujur dan bertanggungjawabdalam mengerjakan tugas-tugas dari dalam pembelajaran sejarah.

2. Indikator

:

a. Peserta didik dapat berperilaku jujur dalam membaca dan menyalin informasi dari buku sumber.

b. Peserta didik dapat bertanggung jawab dalam menngerjakan tugas.

c. Peserta didik dapat berperilaku disiplin dalam mengumpulkan tugas.

d. Peserta didik dapat menunjukkan sikap bekerjasama dalam menyelesaikan tugas.

e. Peserta didik dapat berperilaku santun dalam berdikusi.

NoSikapKriteriaHasil Pengamatan

YaTidak

1JujurMelaporkan data/ informasi sesuai dengan apa yang dibaca.

Menyampaikan pendapat disertai dengan informasi dari buku sumber yang bacanya.

2Tanggung jawabMelaksanakan tugas sesuai dengan perintah

Menyelesaikan tugas sampai selesai

3DisiplinMelaksanakan tugas sesuai dengan waktu yang ditetapkan

Mennyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang ditetapkan

4Bekerja samaMenghargai pekerjaan teman

Berperan aktif dalam menyelesaikan tugas kelompok

5SantunMenyampaikan pendapat dengan bahasa dan nada yang baik.

Menghargai adanya perbedaan

Skor

Catatan :

Nilai = (skor x 100%) : 1Lampiran 4:

LEMBAR PENGAMATAN KETRAMPILAN/PSIKOMOTORKompetensi : Ketrampilan

Bentuk Penilaian : Non-Tes

Satuan Pendidikan : SMK Muhammadiyah 10 MasaranKelas/ Semester

: X/ GasalMata pelajaran

: Sejarah Indonesia

Materi Pokok

: Kedatangan Saudara Tua Indonesia (Perlawanan Terhadap Tirani Jepang)ertemuan ke-

: 17Alokasi Waktu : 2x45 menit ( 90 menit )

Tanggal : ..Isilah dengan tanda centang () apabila seorang siswa melakukan aktifitas !

NoNamaAspek Ketrampilan*)Nilai **)

12345

*) Keterangan :

**) Keterangan Nilai :

1. Aktifitas bertanya

Sangat Terampil, jika 5 keaktifan/ akurasi

2. Aktifitas menjawab

Terampil, jika 4 keaktifan/ akurasi

3. Aktifitas mencatat

Cukup Terampil, jika 3 keaktifan/ akurasi

4. Akurasi jawaban

Kurang Terampil, jika 2 keaktifan/ akurasi

5. Akurasi pertanyaan

Tidak Terampil, jika 1 keaktifan/ akurasi

Lampiran 5:

A. Tugas Terstruktur Jawablah pertanyaan di bawah ini !Kisi-Kisi Soal

:

No.Indikator SoalJenis SoalAspek KognitifNo. Soal

Ing Pem ASE

1.Siswa dapat menganalisa tentang kehidupan sosial ekonomi Kerajaan KutaiUraian1

2.Siswa dapat menyimpulkan kaitan antara kehidupan masa kini dengan masa lampu secara arif dan humanis Uraian2

Naskah Soal :

1. Setelah memahami buku teks tentang kehidupan sosial ekonomi Kerajaan Kutai, apa yang dapat kamu petik dari belajar tentang Kerajaan Kutai dan Tarumanegara ?

2. Setelah membaca buku sumber tentang kerajaan Kutai dan Tarumanegara, maka bagaimana caranya supaya kalian menyimpulkan kaitan antara kehidupan masa kini dengan masa lampau secara arif dan humanis? KUNCI JAWABAN DAN RUBRIK PENILAIAN

No.Kunci JawabanRubrik Penilaian

1Kehidupan masyarakat Kutai pada masa Mulawarman:Kehidupan Sosial

Kehidupan masyarakatnya sudah teratur

Pada masyarakatnya, terdapat golongan Brahmana, Ksatria dan masyarakat umum

Kehidupan Ekonomi

Pertanian dengan sistem irigasi

Kehidupan Agama

Golongan istana , brahmana dan ksatria menganut agama Hindhu. Masyarakat umum menganut kepercayaan asli mereka

Jika jawaban benar diberi scor 25.

Jawaban mendekati benar scor 20

Jawaban sedikit benar scor 10

Jawaban salah score 2

Tidak menjawab 0

2Pada saat ini kenyataannya dalam memilih seorang pemimpinpun sama seperti pada saat Mulawarman menduduki jabatan sebagai seorang Raja. Pada saat ini semua orang juga mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi seorang pemimpin. Juga bisa dilihat kenyataannya bahwa para pemimpin kita juga dalam menduduki jabatan banyak yang menghalalkan dengan berbagai macam cara supaya bisa menduduki jabatan yang diinginkan meskipun dengan cara kotor sekalipun. Yang akhirnya saat menjabatpun nantinya juga ada pihak pihak yang ingin menggulingkannya, karena cara menjabatnyapun bukan karena dari hasil keinginan rakyat secara murni. Tetapi dari hasil pemaksaan. ( unsur dendam pun bisa kita lihat di sini)

B. TUGAS TIDAK TERSTRUKTUR

Menjawab pertanyaan:

1. Mengapa perkembangan kebudayaan Hindu-Buddha dapat berlangsung lama dan meluas di seluruh Kepulauan Indonesia?

2. Perhatikan gambar candi di bawah!

Berdasarkan gambar diatas, sebagai peserta didik bagaimana kontibusi kalian terhadap warisan budaya tersebut; dan yang salah satunya juga termasuk tujuh keajaiban dunia?

Beliau sebagai raja di Jogjakarta! Bagaimana secara arif dan humanis kalian menyimpulkan eksistensi raja apabila dikaitkan denganproses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia, antara kehidupan masa kini dengan masa lampau ? KUNCI JAWABAN

1. Setelah mengadakan pengamatan gambar candi dan raja, lalu bagaimana pendapat kalian tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia maka pembabakan masa Hindu-Buddha terbagi menjadi tiga, yaitu periode pertumbuhan, perkembangan, dan keruntuhan. Pada abad ke-16 agama islam mulai mendominasi Nusantara. Namun, tidak berarti pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha hilang tergantikan kebudayaan Islam

2. Setelah mengadakan pengamatan di lingkungan sekitar dan diskusi, bagaimana kalian menganalisis tentang proses berkembangnya agama Hindu-Buddha di Indonesia dilihat dari aspek social, ekonomi, dan

Budayanya maka kondisi masyarakat di Indonesia saat ini apabila dilihat dari aspek social, ekonomi, dan budaya terdapat peninggalan masa Hindu-Buddha yang masih dilestarikan oleh bangsa Indonesia seperti di bali, adanya kerajaan-kerajan yang masih eksis dan sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai obyek wisata sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

3. Setelah membaca buku sumber tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia, maka bagaimana caranya supaya kalian menyimpulkan kaitan antara kehidupan masa kini dengan masa lampau secara arif dan humanis maka peserta didik memahami keberadaan peninggalan masa Hindu-Buddha sebagai warisan budaya yang keberadaannya tetap hatus dipertahankan dan dilestarikanTugas untuk portofolio:

1. Buatlah klasifikasi benda-benda yang berhubungan dengan Kerajaan Kediri dan Kerajaan Singhsari

2. Dari hasil klasifikasi tersebut, kemudian kalian buat deskripsinya!

3. Tugas dibuat selama semester 1 dan dikumpulkan pada akhir Nopember 2013 4. Lampiran 6 : Lembar Penilaian Sikap, Penialaian Teman Sebaya

Nama

: ..

Kelas/ Semester

: ..

Materi Pokok :..Mata pelajaran

: Sejarah Indonesia

Alokasi Waktu : 2x45 menit ( 90 menit )

Tanggal

: ..No.KegiatanSkor untuk teman kelompok yang paling berjasa

1234

1Banyak mengemukaan ide dalam penyelesaian tugas

2Membantu mempersiapkan tugas

3Berjasa dalam berkerja menyelesaikan tugas

4Berjasa dalam melaporkan tugas

Keterangan :

1 = Sangat kurang berperan 3 = berperan 2 = Kurang berperan 4 = Sangat berperanLEMBAR PENGAMATAN

Romusa

Perlawanan terhadap Jepang

LEMBAR OBSERVASI

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Beri tanda check list () pada pada kolom yang tersedia, menurut penilaian Anda !

Siswa :

Pertemuan ke : 17

No.Aspek yang diobservasiPilihan

1234

1Interaksi antar siswa dalam konteks pembelajaran.

2Interaksi siswa dengan guru.

3Kesungguhan dalam mengerjakan tugas kelompok.

4Pembagian tugas kelompok oleh siswa.

5Pengelolaan kegiatan belajar oleh siswa.

6Kerjasama antar siswa dalam belajar.

7Kemandirian siswa dalam belajar.

8Cara siswa dalam menghargai pendapat orang lain.

9Cara siswa mengkritik orang lain.

10Cara siswa menghargai pendapat yang berbeda.

Keterangan:

1 : Kurang, jika siswa yang bersangkutan lebih banyak diam untuk berinteraksi/diskusi dengan temannya

2 : Cukup, jika siswa yang bersangkutan sekali-sekali berinteraksi/diskusi dengan temannya

3 : Baik, jika siswa yang bersangkutan sering berinteraksi/diskusi dengan temannya

4 : Sangat Baik, jika siswa yang bersangkutan selalu berinteraksi/diskusi dengan temannya dalam konteks pembelajaran

Observer

(

)LAMPIRAN 1. RINGKASAN MATERIPERJUANGAN INDONESIA PADA MASA PENDUDUKAN JEPANGGuna merangsang kepercayaan rakyat Indonesia, Jepang membentuk Gerakan Tiga A (Nippon Cahaya Asia, Pelindung Asia, Pemimpin Asia). Jepang berjanji, jika Perang Pasifik dimenangkan, bangsa-bangsa di Asia akan mendapat kemerdekaannya. Selain itu, Jepang berjanji akan menciptakan kemakmuran bersama di antara bangsa-bangsa Asia. Namun, dalam kenyataannya perlakuan Jepang yang kejam menimbulkan perlawanan tokoh-tokoh nasionalis dan rakyat Indonesia terhadap Jepang. Bentuk perlawanan terhadap Jepang ini dilakukan dengan cara kooperatif, gerakan bawah tanah, dan angkat senjata.1. Perjuangan Kooperatif (Kerjasama)Sejumlah tokoh nasionalis Indonesia banyak yang menggunakan kesempatan pendudukan Jepang untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Banyak di antara mereka yang menduduki jabatanjabatan penting dalam lembaga-lembaga yang dibentuk Jepang. Misalnya, Ir. Sukarno, Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mas Mansyur menduduki pimpinan Pusat Tenaga Rakyat (Putera). Mereka dikenal dengan sebutan Empat Serangkai. Putera merupakan sebuah organisasi yang dibentuk Jepang pada Maret 1943, bertujuan menggerakan rakyat Indonesia untuk mendukung peperangan Jepang menghadapi Sekutu.Melalui Putera, para pemimpin Indonesia dapat berhubungan dengan rakyat secara langsung, baik melalui rapat-rapat maupun media massa milik Jepang. Tokoh-tokoh Putera memanfaatkan organisasi-organisasi itu untuk menggembleng mental dan membangkitkan semangat nasionalisme serta menumbuhkan rasa percaya diri serta harga diri sebagai bangsa. Mereka selalu menekankan pentingnya persatuan, pentingnya memupuk terusmenerus semangat cinta tanah air, dan harus lebih memperhebat semangat antiimperialisme- kolonialisme. Organisasi Putera mendapat sambutan yang hangat dari seluruh rakyat. Namun, karena Putera nyatanya bermanfaat bagi bangsa Indoensia, pemerintah Jepang akhirnya membubarkannya pada April 1944.Selain melalui Putera, para pemimpin pergerakan juga berjuang melalui Badan Pertimbangan Pusat atau Cou Sangi In yang dibentuk Jepang pada 5 September 1943. Badan ini beranggotakan 43 orang dan diketuai oleh Ir. Soekarno. Dalam sidangnya pada 20 Oktober 1943, Cuo Sangi In menetapkan bahwa agar Jepang menang dalam perang, perlu dikerahkan segala potensi dan produksi dari rakyat Indoensia. Untuk melaksanakan ketetapan itu dibentuklah berbagai kesatuan pemuda, sebagai wadah penggemblengan mental dan semangat juang agar mereka menjadi tenaga-tenaga pejuang yang militan. Berbagai kesatuan pemuda yang berhasil dibentuk antara lain: Seinendan (Barisan Pemuda), Keibodan (Barisan Pembantu Polisi), Seisyintai (Barisan Pelopor), Gakutotai (Barisan Pelajar), dan Fujinkai (Barisan Wanita).Pada saat penggemblengan mental itulah Ir. Soekarno selalu menyisipkan penanaman jiwa dan semangat nasionalisme, pentingnya persatuan dan kesatuan serta keberanian berjuang dengan risiko apa pun untuk menuju Indonesia merdeka. Dengan demikian, kebijakan pemerintah Jepang dimanfaatkan oleh tokoh-tokoh nasional untuk perjuangan. Para pemimpin Indonesia memanfaatkan organisasi ini untuk memupuk rasa persatuan dan kesatuan. Jelas sekali, para pemimpin Indonesia tidak bodoh untuk dibohongi oleh Jepang.2. Perjuangan Bawah TanahPerjuangan bawah tanah adalah perjuangan yang dilakukan secara tertutup dan rahasia. Perjuang bawah tanah ini dilakukan oleh para tokoh nasionalis yang bekerja pasa instansi-instansi pemerintahan buatan Jepang. Jadi, di balik kepatuhannya terhadap Jepang, tersembunyi kegiatan-kegiatan yang bertujuan menghimpun dan mempersatukan rakyat untuk meneruskan perjuang untuk mecapai Indonesia merdeka.Perjuangan bawah tanah ini tersebar di berbagai tempat: Jakarta, Semarang, Bandung, Surabaya, serta Medan. Di Jakarta terdapat beberapa kelompok yang melakukan perjuangan model ini. Antara kelompok perjuangan yang satu dengan kelompok perjuangan yang lain, selalu terjadi kontak hubungan.Kelompokkelompok perjuang tersebut, antara lain:a. Kelompok SukarniSukarni adalah tokoh pergerakan pada zaman Hindia Belanda. Pada masa pendudukan Jepang, ia bekerja di Sendenbu (Barisan Propaganda Jepang) bersama-sama dengan Muhammad Yamin. Sukarni menghimpun tokoh-tokoh pergerakan yang lain, antara lain: Adam Malik, Kusnaeni, Pandu Wiguna, dan Maruto Nitimiharjo. Gerakan yang dilakukan kelompok Sukarni adalah menyebarluaskan cita-cita kemerdekaan, menghimpun orangorang yang berjiwa revolusioner, dan mengungkapkan kebohongan-kebohongan yang dilakukan oleh Jepang.Sebagai pegawai Sendenbu, Sukarni bebas mengunjungi asrama Peta (Pembela Tanah Air) yang tersebar di seluruh Jawa. Karena itu, Sukarni mengetahui seberapa besar kekuatan revolusioner yang anti-Jepang. Untuk menutupi gerakannya, kelompok Sukarni mendirikan asrama politik, yang diberi nama Angkatan Baru Indonesia yang didukung Sendenbu. Di dalam asrama ini terkumpul para tokoh pergerakan antara lain: Ir. Sukarno, Mohammad Hatta, Ahmad Subarjo, dan Sunarya yang bertugas mendidik para pemuda tantang masalah politik dan pengetahuan umum.b. Kelompok Ahmad SubarjoAhmad Subarjo pada masa pendudukan Jepang menjabat sebagai Kepala Biro Riset Kaigun Bukanfu (Kantor Penghubung Angkatan Laut) di Jakarta. Ahmad Subarjo berusaha menghimpun tokoh-tokoh bangsa Indonesia yang bekerja dalam Angkatan Laut Jepang. Atas dorongan dari kelompok Ahmad Subarjo, Angkatan Laut berhasil mendirikan asrama pemuda yang bernama Asrama Indonesia Merdeka. Di asrama Indonesia Merdeka inilah para pemimpin bangsa Indonesia memberikan pelajaran-pelajaran guna menanamkan semangat nasionalisme kepada para pemuda Indonesia.c. Kelompok Sutan SyahrirSutan Syahrir merupakan tokoh besar pergerakan nasional, yang pada zaman Hindia Belanda tahun 1935 dibuang ke Boven Digul di Irian Jaya, kemudian dipindahkan ke Banda Neira dan terakhir ke Sukabumi. Pada masa pendudukan Jepang, Syahrir berjuang diam-diam dengan cara menghimpun teman-teman sekolahnya dulu dan rekan-rekan seorganisasi pada zaman Hindia Belanda. Terbentuklah satu kelompok rahasia, Kelompok Syahrir. Dalam perjuangannya, Syahrir juga menjalin hubungan dengan pemimpin-pemimpin bangsa yang terpaksa bekerja sama dengan Jepang. Di samping itu, hubungan kelompok Syahrir dengan kelompok perjuangan yang lain berjalan cukup baik. Karena gerak langkah Syahrir dicurigai Jepang, untuk menghilangkan kecurigaan pihak Jepang Syahrir bersedia memberi pelajaran di Asrama Indonesia Merdeka milik Angkatan Laut Jepang (Kaigun), bersama dengan Ir. Sukarno, Mohammad Hatta, Ahmad Subarjo, dan Iwa Kusumasumantri.d. Kelompok PemudaKelompok Pemuda pada masa Jepang mendapat perhatian khusus dari pemerintah Jepang. Jepang berusaha memengaruhi para pemuda Indoensia dengan propaganda yang menarik. Dengan demikian, nantinya para pemuda Indonesia merupakan alat yang ampuh guna menjalankan kepentingan Jepang. Jepang menanamkan pengaruhnya pada para pemuda Indonesia melalui kursus-kursus dan lembaga-lembaga yang sudah ada sejak zaman Hindia Belanda. Jepang mendukung berdirinya kursus-kursus yang diadakan dalam asrama-asrama, misalnya di Asrama Angkatan Baru Indonesia yang terdapat Sendenbu dan Asrama Indonesia Merdeka yang didirikan Angkatan Laut Jepang. Namun, pemuda Indonesia baik pelajar maupun mahasiswa tidak gampang termakan oleh propaganda Jepang. Mereka menyadari bahwa imperialisme yang dilakukan oleh Jepang pada hakikatnya sama dengan imperialisme bangsa Barat.Pada masa itu, di Jakarta terdapat 2 kelompok pemuda yang aktif berjuang, yakni yang terhimpun dalam asrama Ika Daikagu (Sekolah Tinggi Kedokteran) dan kelompok pemuda yang terhimpun dalam Badan Permusyawaratan/Perwakilan Pelajar Indonesia (Baperpri). Kelompok terpelajar tersebut mempunyai ikatan organisasi yang bernama Persatuan Mahasiswa.Organisasi ini merupakan wadah untuk menyusun aksi-aksi terhadap penguasa Jepang dan menyusun pertemuan-pertemuan dengan para pemimpin bangsa. Dalam perjuangannya, kelompok pemuda juga selalu berhubungan dengan kelompok-kelompok yang lain, yaitu kelompok Sukarni, kelompok Ahmad Subarjo, dan Kelompok Syahrir. Tokoh-tokoh Kelompok Pemuda yang terkenal antara lain: Chaerul Saleh, Darwis. Johar Nur, Eri Sadewo, E.A. Ratulangi, dan Syarif Thayeb.3. Perlawanan Angkat SenjataPerlakuan Jepang yang tak berperikemanusian menimbulkan reaksi dan perlawanan dari rakyat Indonesia di berbagai wilayah. Kebencian ini bertambah ketika di beberapa tempat, Jepang menghina aspek-aspek keagamaan. Berikut ini beberapa perlawanan rakyat pada masa penjajahan Jepang.a. Aceh Angkat Senjata

Salah satu perlawanan terhadap Jepang di Aceh adalah perlawananan rakyat yang terjadi di Cot Plieng yang dipimpin oleh Abdul Jalil. Abdul Jalil adalah seorang ulama muda, guru mengaji di daerah Cot Plieng, Provinsi Aceh. Karena melihat kekejaman dan kesewenangan pemerintah pendudukan Jepang, terutama terhadap romusa, maka rakyat Cot Plieng melancarkan perlawanan. Abdul Jalil memimpin rakyat Cot Plieng untuk melawan tindak penindasan dan kekejaman yang dilakukan pendudukan Jepang.

Di Lhokseumawe, Abdul Jalil berhasil menggerakkan rakyat dan para santri di sekitar Cot Plieng. Gerakan Abdul Jalil ini di mata Jepang dianggap sebagai tindakan yang sangat membahayakan. Oleh karena itu, Jepang berusaha membujuk Abdul Jalil untuk berdamai. Namun, Abdul Jalil bergeming dengan ajakan damai itu. Karena Abdul Jalil menolak jalan damai, pada tanggal 10 November 1942, Jepang mengerahkan pasukannya untuk menyerang Cot Plieng.

Kamu telah mempelajari bagaimana perjuangan rakyat Aceh dalam

memerangi kekejaman Jepang. Pelajaran apa yang kamu peroleh

sehingga kita dapat menjalani hidup yang lebih baik?

b. Perlawanan di Singaparna

Singaparna merupakan salah satu daerah di wilayah Jawa Barat, yang rakyatnya dikenal sangat religius dan memiliki jiwa patriotik. Rakyat Singaparna sangat anti terhadap dominasi asing. Oleh karena itu, rakyat Singaparna sangat benci terhadap pendudukan Jepang, apalagi ketika mengetahui perilaku pemerintahan Jepang yang sangat kejam. Kebijakankebijakan Jepang yangditerapkan dalam kehidupan masyarakat, banyak yang tidak sesuai dengan ajaran Islamajaran yang banyak dianut oleh masyarakat Singaparna. Atas dasar pandangan dan ajaran Islam, rakyat Singaparna melakukan perlawanan terhadap pemerintahan Jepang. Perlawanan itu juga dilatarbelakangi oleh kehidupan rakyat yang semakin menderita.

Pengerahan tenaga romusa dengan paksa dan di bawah ancaman ternyata sangat mengganggu ketenteraman rakyat. Para romusa dari Singaparna dikirim ke berbagai daerah di luar Jawa. Mereka umumnya tidak kembali karena menjadi korban keganasan alam maupun akibat tindakan Jepang yang tidak mengenal perikemanusiaan. Mereka banyak yang meninggal tanpa diketahui di mana kuburnya. Selain itu, rakyat juga diwajibkaan menyerahkan padi dan beras dengan aturan yang sangat menjerat dan menindas rakyat, sehingga penderitaan terjadi di manamana. Kemudian secara khusus rakyat Singaparna di bawah Kiai Zainal Mustafa menentang keras untuk melakukan seikeirei. Itulah sebabnya rakyat Singaparna mengangkat senjata melawan Jepang. Perlawanan meletus pada bulan Februari, 1944. Perlawanan dipimpin oleh Kiai Zainal Mustafa, seorang ajengan di Sukamanah, Singaparna. Ia adalah pendiri Pesantren Sukamanah. Pendiri pesantren Sukamanah ini tidak mau kerja sama dengan Jepang. Ia sangat menentang kebijakankebijakan Jepang yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Bahkan Zainal Mustafa secara

diam-diam telah membentuk Pasukan Tempur Sukamanah yang dipimpin oleh ajengan Najminudin. Kamu pasti sudah tahu maksud dari seikeirei itu. Mengapa rakyat

Singaparna menolak melakukan seikeirei?

c. Perlawanan di Indramayu

Perlawanan terhadap kekejaman Jepang juga terjadi di daerah Indramayu. Latar belakang dan sebab-sebab perlawanan itu tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di Singaparna. Para petani dan rakyat Indramayu pada umumnya hidup sangat sengsara. Jepang telah bertindak semena-mena terhadap para petani Indramayu. Mereka harus menyerahkan sebagian besar hasil padinya kepada Jepang. Tentu kebijakan ini sangat menyengsarakan rakyat. Begitu juga kebijakan untuk mengerahkan tenaga romusa juga terjadi di Indramayu, sehingga semakin membuat rakyat menderita. Perlawanan rakyat Indramayu antara lain terjadi di Desa Kaplongan, Distrik Karangampel pada bulan April 1944. Kemudian pada bulan Juli, muncul pula perlawanan rakyat di Desa Cidempet, Kecamatan Lohbener. Perlawanan tersebut terjadi karena rakyat merasa tertindas dengan adanya kebijakan penarikan hasil padi yang sangat memberatkan. Rakyat yang baru saja memanen padinya harus langsung dibawa ke balai desa. Setelah itu, pemilik mengajukan permohonan kembali untuk mendapat sebagian padi hasil panennya. Rakyat tidak dapat menerima cara-cara Jepang yang demikian. Rakyat protes dan melawan. Mereka bersemboyan lebih baik mati melawan Jepang daripada mati kelaparan. Setelah kejadian tersebut, maka terjadilah perlawanan yang dilancarkan oleh rakyat. Namun, sekali lagi rakyat tidak mampu melawan kekuatan Jepang yang didukung dengan tentara dan peralatan yang lengkap. Rakyat telah menjadi korban dalam membela bumi tanah airnya.

Demikian beberapa perlawanan yang dilakukan untuk melawan

tirani Jepang, baik di Singaparna maupun di Indramayu. Bagaimana

penilaianmu tentang perjuangan rakyat Indonesia? Bagaimana

penilaianmu tentang semboyan: lebih baik mati melawan Jepang

daripada mati kelaparan?

d. Rakyat Kalimantan Angkat Senjata

Perlawanan rakyat terhadap kekejaman Jepang terjadi di banyak tempat. Begitu juga di Kalimantan, di sana terjadi peristiwa yang hampir sama dengan apa yang terjadi di Jawa dan Sumatra. Rakyat melawan Jepang karena himpitan penindasan yang dirasakan sangat berat. Salah satu perlawanan di Kalimantan adalah perlawanan yang dipimpin oleh Pang Suma, seorang pemimpin Suku Dayak. Pemimpin Suku Dayak ini memiliki pengaruh yang luas di kalangan orang-orang atau suku-suku dari daerah Tayan, Meliau, dan sekitarnya. Pang Suma dan pengikutnya melancarkan perlawanan terhadap Jepang dengan taktik perang gerilya. Mereka hanya berjumlah sedikit, tetapi dengan bantuan rakyat yang militan dan dengan memanfaatkan keuntungan alam rimba belantara, sungai, rawa, dan daerah yang sulit ditempuh perlawanan berkobar dengan sengitnya. Namun, harus dipahami bahwa di kalangan penduduk juga berkeliaran para mata-mata Jepang yang berasal dari orang-orang Indonesia sendiri. Lebih menyedihkan lagi, para mata-mata itu juga tidak segan-segan menangkap rakyat, melakukan penganiayaan, dan pembunuhan, baik terhadap orang-orang yang dicurigai atau bahkan terhadap saudaranya sendiri. Adanya mata-mata inilah yang sering membuat perlawanan para pejuang Indonesia dapat dikalahkan oleh penjajah. Demikian juga perlawanan rakyat yang dipimpin Pang Suma di Kalimantan ini akhirnya mengalami kegagalan juga.

e. Perlawanan Rakyat Irian

Pada masa pendudukan Jepang, penderitaan juga dialami oleh rakyat di Papua. Mereka mendapat pukulan dan penganiayaan yang sering di luar batas kemanusiaan. Oleh karena itu, wajar jika kemudian mereka melancarkan perlawanan terhadap Jepang. Gerakan perlawanan yang terkenal di Papua adalah Gerakan Koreri yang berpusat di Biak dengan pemimpinnya bernama L. Rumkorem. Biak merupakan pusat pergolakan untuk melawan pendudukan Jepang. Rakyat Irian memiliki semangat juang pantang menyerah, sekalipun Jepang sangat kuat, sedangkan rakyat hanya menggunakan senjata seadanya untuk melawan. Rakyat Irian terus memberikan perlawanan di berbagai tempat. Mereka juga tidak memiliki rasa takut. Padahal kalau ada rakyat yang tertangkap, Jepang tidak segan-segan memberi hukuman pancung di depan umum. Namun, rakyat Irian tidak gentar menghadapi semua itu. Mereka melakukan taktik perang gerilya. Tampaknya, Jepang cukup kewalahan menghadapi keberanian dan taktik gerilya orang-orang Irian. Akhirnya, Jepang tidak mampu bertahan menghadapi para pejuang Irian tersebut. Jepang akhirnya meninggalkan Biak. Oleh karena itu, dapat dikatakan Pulau Biak ini merupakan daerah bebas dan merdeka yang pertama di Indonesia. f. Peta di Blitar Angkat Senjata

Penderiatan rakyat sangat berat. Tidak ada sedikit pun dari pemerintah pendudukan Jepang yang memikirkan bagaimana hidup rakyat yang diperintahnya.Yang ada pada benak Jepang adalah memenangkan perang dan bagaimana mempertahankan Indonesia dari serangan Sekutu. Namun, justru rakyat yang dikorbankan. Penderitaan demi penderitaan rakyat ini mulai terlintas di benak

Supriyadi seorang Shodanco Peta yang akhirnya tumbuh kesadaran nasionalnya untuk melawan Jepang.

Sebagai komandan Peta, Supriyadi cukup memahami bagaimana penderitaan rakyat akibat penindasan yang dilakukan Jepang. Masalah pengumpulan hasil padi, pengerahan romusa, semua dilakukan secara paksa dengan tanpa memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan, sungguh kekejaman yang luar biasa. Hal semacam ini juga dirasakan Supriyadi dan kawan-kawannya di lingkungan Peta. Mereka kerap menyaksikan sikap congkak dan sombong dari para syidokan yang melatih mereka. Para pelatih Jepang sering merendahkan para prajurit bumiputera. Hal ini menambah rasa sakit hati dan sekaligus rasa benci pasukan Supriyadi terhadap pemerintahan Jepang di Indonesia. Penderitaan rakyat itulah yang menimbulkan rencana para anggota Peta di Blitar untuk melancarkan perlawanan terhadap pendudukan Jepang. Rencana perlawanan itu tampaknya sudah bulat tinggal menunggu waktu yang tepat. Dalam perlawanan Peta tersebut, direncanakan akan melibatkan rakyat dan beberapa kesatuan lain

Kamu sudah mempelajari bagaimana perlawanan Peta di Blitar pimpinan Supriyadi. Bagaimana penilaianmu tentang sosok Supriyadi, adakah nilai-nilai yang perlu kita teladani? Bagaimana penilaianmu tentang taktik Jepang untuk menghadapi perlawanan Peta di bawah pimpinan Supriyadi? Tugas

Buat laporan tertulis peristiwa-peristiwa atau keadaan yang terkait dengan

masa pendudukan Jepang yang ada di lingkunganmu!