ROY 2.docx

23
MAKALAH TEORY CALLISTA ROY Disusun oleh : Indah Purnamasari (0131721) AKADEMI KEPERAWATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2012/2013

description

dtr

Transcript of ROY 2.docx

Page 1: ROY 2.docx

MAKALAH

TEORY CALLISTA ROY

Disusun oleh :

Indah Purnamasari (0131721)

AKADEMI KEPERAWATAN NGUDI WALUYO

UNGARAN

2012/2013

Page 2: ROY 2.docx

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun

makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang “Teori Callista

Roy”.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan

hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.

Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya

mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari

bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat

penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita

sekalian.

Ungaran, September 2013

Penulis

ii

Page 3: ROY 2.docx

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

A. Latar Belakang.............................................................................. 1

B. Tujuan............................................................................................ 1

C. Rumusan Masalah......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3

BAB III PENUTUP.......................................................................................... 10

A. Kesimpulan.................................................................................... 10

B. Saran.............................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA

iii

Page 4: ROY 2.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan sebagai suatu profesi yang sampai saat ini masih dianggap

profesi yang kurang eksis, kurang profesional, bahkan kurang menjanjikan

dalam hal finansial. Oleh karena itu keperawatan harus berusaha keras untuk

menunjukkan pada dunia luar, di luar dunia keperawatan bahwa keperawatan

juga bisa sejajar dengan profesi – profesi lain. Tugas ini akan terasa berat bila

perawat-perawat Indonesia tidak menyadari bahwa eksistensi keperawatan

hanya akan dapat dicapai dengan kerja keras perawat itu sendiri untuk

menunjukkan profesionalismenya dalam memberikan pelayanan kesehatan

terutama pelayanan keperawatan baik kepada individu, keluarga maupun

masyarakat.

Salah satu cara untuk menunjukkan eksistensi keperawatan adalah dengan

mengembangkan salah satu model pelayanan keperawatan yang sesuai dengan

kondisi masyarakat Indonesia. model keperawatan Roy, dikenal dengan model

adaptasi dimana Roy memandang setiap manusia pasti mempunyai potensi

untuk dapat beradaptasi terhadap stimulus baik stimulus internal maupun

eksternal dan kemampuan adaptasi ini dapat dilihat dari berbagai tingkatan

usia.Aplikasi proses keperawatan menurut konsep teori Roy di Rumah Sakit

telah banyak diterapkan namun sedikit sekali perawat yang mengetahui dan

memahami bahwa tindakan keperawatan tersebut telah sesuai. Bahkan perawat

melaksanakan asuhan keperawatan tanpa menyadari sebagian tindakan yang

telah dilakukan pada klien adalah penerapan konsep teori Roy.

Oleh karena itu, kelompok memandang perlu untuk mengetahui dan

mengkaji lebih jauh tentang penerapan model keperawatan yang sesuai dengan

teori Sister Roy diilapangan atau rumah sakit, sehingga dapat diketahui apakah

teori Roy dapat diaplikasikan dengan baik dalam pelayanan keperawatan/

asuhan keperawatan.

1

Page 5: ROY 2.docx

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian dari model teori adaptasi Callista Roy ?

2. Bagaimana proses model konseptual Callista Roy ?

3. Apa kelebihan adaptasi Callista Roy ?

4. Apa kekurangan dan perbaikan teori adaptasi Callista Roy ?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari model teori adaptasi Callista Roy.

2. Mengetahui proses model konseptual Callista Roy.

3. Mengetahui kelebihan model adaptasi Callista Roy.

4. Mengetahui kekurangan dan perbaikan model adaptasi Callista Roy.

2

Page 6: ROY 2.docx

BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Adaptasi Callista Roy

Model Keperawatan

Dalam asuhan keperawatan, menurut Roy sebagai penerima asuhan

keperawatan adalah individu, keluarga, kelompok, masyarakat yang

dipandang sebagai “Holistic adaptif system” dalam segala aspek yang

merupakan satu kesatuan.

System adalah Suatu kesatuan yang di hubungkan karena fungsinya

sebagai kesatuan untuk beberapa tujuan dan adanya saling ketergantungan dari

setiap bagian-bagiannya. System terdiri dari proses input, output, kontrol dan

umpan balik.

a. Input

Roy mengidentifikasi bahwa input sebagai stimulus, merupakan kesatuan

informasi, bahan-bahan atau energi dari lingkungan yang dapat

menimbulkan respon, dimana dibagi dalam tiga tingkatan yaitu :

1) Stimulus fokal yaitu stimulus yang langsung berhadapan dengan

seseorang, efeknya segera, misalnya infeksi.

2) Stimulus kontekstual yaitu semua stimulus lain yang dialami

seseorang baik internal maupun eksternal yang mempengaruhi

situasi dan dapat diobservasi, diukur dan secara subyektif

dilaporkan. Rangsangan ini muncul secara bersamaan dimana dapat

menimbulkan respon negatif pada stimulus fokal seperti anemia,

isolasi sosial.

3) Stimulus residual yaitu ciri-ciri tambahan yang ada dan relevan

dengan situasi yang ada tetapi sukar untuk diobservasi meliputi

kepercayan, sikap, sifat individu berkembang sesuai pengalaman

yang lalu, hal ini memberi proses belajar untuk toleransi. Misalnya

pengalaman nyeri pada pinggang ada yang toleransi tetapi ada yang

tidak.

3

Page 7: ROY 2.docx

b. Kontrol

Proses kontrol seseorang menurut Roy adalah bentuk mekanisme koping

yang di gunakan. Mekanisme kontrol ini dibagi atas regulator dan

kognator yang merupakan subsistem.

1. Subsistem regulator

Subsistem regulator mempunyai komponen-komponen : input-proses

dan output. Input stimulus berupa internal atau eksternal. Transmiter

regulator sistem adalah kimia, neural atau endokrin. Refleks otonom

adalah respon neural dan brain sistem dan spinal cord yang diteruskan

sebagai perilaku output dari regulator sistem. Banyak proses fisiologis

yang dapat dinilai sebagai perilaku regulator subsistem.

2. Subsistem kognator

Stimulus untuk subsistem kognator dapat eksternal maupun internal.

Perilaku output dari regulator subsistem dapat menjadi stimulus umpan

balik untuk kognator subsistem. Kognator kontrol proses berhubungan

dengan fungsi otak dalam memproses informasi, penilaian dan emosi.

Persepsi atau proses informasi berhubungan dengan proses internal

dalam memilih atensi, mencatat dan mengingat. Belajar berkorelasi

dengan proses imitasi, reinforcement (penguatan) dan insight

(pengertian yang mendalam). Penyelesaian masalah dan pengambilan

keputusan adalah proses internal yang berhubungan dengan penilaian

atau analisa. Emosi adalah proses pertahanan untuk mencari

keringanan, mempergunakan penilaian dan kasih sayang.

Dalam memelihara integritas seseorang, regulator dan kognator

subsistem diperkirakan sering bekerja sama. Tingkat adaptasi

seseorang sebagai sistem adaptasi dipengaruhi oleh perkembangan

individu itu sendiri, dan penggunaan mekanisme koping. Penggunaan

mekanisme koping yang maksimal mengembangkan tingkat adaptasi

seseorang dan meningkatkan rentang stimulus agar dapat berespon

secara positif. Untuk subsistem kognator, Roy tidak membatasi konsep

proses kontrol, sehingga sangat terbuka untuk melakukan riset tentang

4

Page 8: ROY 2.docx

proses kontrol dari subsitem kognator sebagai pengembangan dari

konsep adaptasi Roy.

Selanjutnya Roy mengembangkan proses internal seseorang sebagai

sistem adaptasi dengan menetapkan sistem efektor, yaitu 4 mode

adaptasi meliputi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan

interdependensi.

c. Output

Output dari suatu sistem adalah perilaku yang dapat di amati, diukur atau

secara subyektif dapat dilaporkan baik berasal dari dalam maupun dari luar

. Perilaku ini merupakan umpan balik untuk sistem. Roy mengkategorikan

output sistem sebagai respon yang adaptif atau respon yang tidak mal-

adaptif. Respon yang adaptif dapat meningkatkan integritas seseorang

yang secara keseluruhan dapat terlihat bila seseorang tersebut mampu

melaksanakan tujuan yang berkenaan dengan kelangsungan hidup,

perkembangan, reproduksi dan keunggulan. Sedangkan respon yang mal

adaptif perilaku yang tidak mendukung tujuan ini.

http://nurhasan-unija.blogspot.com/2012/12/teori-dan-model-keperawatan-

callista-roy.html

B. Proses Model Konseptual Callista Roy

Model konseptual merupakan suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau

skema yang menerangkan tentang serangkain ide global tentang keterlibatan

individu, kelompok, situasi atau kejadian terhadap suatu ilmu dan

pengembangannya. Roy dengan fokus adaptasinya pada manusia terdapat 4

elemen esensial yaitu keperawatan, manusia, kesehatan dan lingkungan.

Berikut akan kami jelaskan definisi dari keempat elemen esensial menurut

Roy :

1. Keperawatan : menurut Roy keperawatan di definisikan sebagai

disiplin ilmu       dan praktek. Keperawatan sebagai disiplin ilmu

mengobservasi, mengklasifikasikan, dan menghubungkan proses yang

berpengaruh terhadap kesehatan. Keperawatan menggunakan

5

Page 9: ROY 2.docx

pendekatan pengetahuan untuk menyediakan pelayanan bagi orang-

orang. Keperawatan meningkatkan adaptasi individu untuk

meningkatkan kesehatan, jadi model adaptasi keperawatan

menggambarkan lebih khusus perkembangan ilmu keperawatan dan

praktek keperawatan. Dalam model tersebut keperawatan terdiri dari

tujuan perawat dan aktifitas perawat. Tujuan keperawatan adalah

mempertinggi interaksi manusia dengan lingkungannya, peningkatan

adaptasi dilakukan melalui empat cara yaitu fungsi fisiologis, konsep

diri, fungsi peran dan interdependensi. Tujuan keperawatan diraih

ketika stimulus fokal berada dalam wilayah dengan tingkatan adaptasi

manusia. Adaptasi membebaskan energi dari upaya koping yang tidak

efektif dan memungkinkan individu untuk merespon stimulus yang

lain, kondisi seperti ini dapat meningkatkan penyembuhan dan

kesehatan.

2. Manusia.

Menurut Roy manusia adalah sebuah sistem adaptif, sebagai sistem

yang adaptif manusia digambarkan secara holistic sebagai satu

kesatuan yang memiliki input, control, output dan proses umpan balik.

Lebih khusus manusia didefinisikan sebagai sistem adaptif dengan

aktivitas kognator dan regulator untuk mempertahankan adaptasi,

empat cara adaptasinya yaitu fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi

peran dan interdependensi. Sebagai sistem yang adaptif mausia

digambarkan dalam istilah karakteristik, jadi manusia dilihat sebagai

satu kesatuan yang saling berhubungan antar unit secara keseluruhan

atau beberapa unit untuk beberapa tujuan.

3. Kesehatan

Kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses menjadi manusia

secara utuh dan terintegrasi secara keseluruhan. Dalam model

keperawatan konsep sehat dihubungkan dengan konsep adaptasi.

Adaptasi adalah komponen pusat dalam model keperawatan, dalam

hal ini manusia digambarkan sebagai suatu sistem yang adaptif.

6

Page 10: ROY 2.docx

Proses adaptasi termasuk semua interaksi manusia dengan lingkungan

ysng terdiri dari dua proses, proses yang pertama dimulai dengan

perubahan dalam lingkungan internal dan eksternal dan proses yang

kedua adalah mekanisme koping yang menghasilkan respon adaptif

dan inefektif.

4. Lingkungan

Lingkungan digambarkan sebagai suatu keadaan yang ada di dalam

dan di luar manusia. Lingkungan merupakan input bagi manusia

sebagai suatu sistem yang adaptif.

Teori Penegasan

Dalam teorinya sister Callista Roy memiliki dua model mekanisme

yaitu:

-     Fungsi atau proses control yang terdiri dari :

1.            Kognator

2.            Regulator

-     Efektor, mekanisme ini dibagi menjadi empat yaitu

1.            Fisiologi

2.            Konsep diri

3.            Fungsi peran

4.            Interpendensi

Regulator digambarkan sebagai aksi dalam hubungannya terhadap

empat efektor cara adaptasi yaitu: fungsi fisiologis, konsep diri,

fungsi peran, dan interdependensi. 

http://renal-mumar.blogspot.com/2012/04/teori-keperawatan-calista-roy.html

C. Kelebihan Model Adaptasi Callista Roy

Model Adaptasi Roy telah menggambarkan tahapan–tahapan dalam proses

keperawatan yang lengkap. Berdasarkan teori Roy, tahapan proses

keperawatan dimulai dari 2 level pengkajian , diagnosa keperawatan, tujuan

tindakan keperawatan, intervensi keperawatan dan evaluasi keperawatan.

7

Page 11: ROY 2.docx

Kelebihan proses keperawatan berdasarkan Model Adaptasi Roy ini adalah

pada tahap 2 level pengkajian yang harus dilakukan perawat.

Pengkajian keperawatan dimulai dengan;

level 1) perawat mengkaji respon prilaku pasien terhadap stimulus yaitu

fisiologis adaptasi mode, konsep diri adaptasi mode, peran adaptasi mode dan

ketergantungan adaptasi mode,

level 2) perawat mengkaji stressor yang dihadapi pasein yaitu stimulus fokal

& kontekstual ( yang pada dasarnya merupakan faktor presipitasi dari

masalah yang dihadapi pasien) dan stimulus residual (yang pada dasarnya

merupakan faktor predisposisi dari masalah yang dihadapi pasien), sehingga

pengkajian yang dilakukan perawat lebih lengkap dan perawat dapat

menegakkan diagnosa lebih akurat dari pengkajian tersebut.

Di tatanan keperawatan jiwa sendiri, pendekatan yang digunakan pada

Teori Adaptasi Roy ini sangat bermanfaat ketika perawat melakukan asuhan

keperawatan pada pasien dengan gangguan jiwa, resiko gangguan dan sehat

jiwa. Dengan teori ini, perawat tidak hanya dapat mengintervensi tanda dan

gejala tapi juga dapat mengetahui & memberikan intervensi pada faktor

presipitasi dan faktor predisposisi dari masalah yang dihadapi pasien.

Sehingga perawat dapat mencegah pasien mengalami masalah resiko dan

gangguan jiwa, mengatasi masalah resiko dan gangguan jiwa dan

meningkatkan individu yang sehat agar tidak mengalami masalah resiko dan

gangguan jiwa.

Selain itu, dengan Teori Adaptasi Roy ini, perawat sebagai pemberi

asuhan keperawatan dapat lebih memahami tentang proses adaptasi yang

terjadi pada individu, yang dimulai dari adanya stimulus/stressor yang dapat

menjadikan individu mengalami stress, proses mekanisme koping (kognator

dan regulator) dan effektor sebagai upaya individu mengat`si stressor dan

terakhir timbulnya respon prilaku individu terhadap stressor yang

dihadapinya. Teori ini hampir mirip dengan Teori Stress Adaptasi Stuart-

Laraia yang ada di keperawatan jiwa. 

http://jakagendon-syahrul.blogspot.com/2012/05/teory-callista-roy.html

8

Page 12: ROY 2.docx

D. Kekurangan Dan Perbaikan Model Adaptasi Callista Roy

Masukan dan perbaikan untuk Model Adaptasi Roy adalah untuk lebih

menjabarkan hubungan antara mekanisme koping: kognator dalam

meningkatkan adaptasi serta hubungannya dengan 4 adaptasi mode. Selain itu

perlu penjabaran lebih lanjut tentang hubungan adaptasi dengan kesehatan. Di

praktek klinis, perlu dikaji lebih lanjut bagaimana perawat dapat membantu

individu ke arah yang positif dengan menggunakan Model adaptasi Roy

misal: ketika memberikan asuhan keperawatan pada pasien-pasien dengan

pemulihan kognitif / pasien dengan trauma / cedera kepala (Tiedman, 1996

dalam Araich, 2001).

Selain itu Model Adaptasi Roy merupakan model keperawatan yang

komplex dengan konsep dan mempunyai hubungan antar konsep-konsep.

Sehingga perlu diklarifikasi kembali tentang:

1. Overlaping yang terjadi pada psikososial adaptif mode yaitu pada

konsep diri, fungsi peran dan interdependen. Konsep diri terdiri dari 5

komponen, salah satunya adalah fungsi peran. Bagaimana perawat

dapat membedakan antara konsep diri, fungsi peran dan

ketergantungan?

2. Ketika menilai prilaku adaptif dan maladaptif, ada banyak faktor yang

dapat mempengaruhi penilaian tersebut, salah satunya adalah sistem

nilai yang dianut perawat

3. Kata adaptasi tidak secara umum menyampaikan pengertian tentang

pertumbuhan (Lancester, 1992 dalam Araich, 2001).

4. Model Adaptasi Roy lebih berfokus pada proses adaptasi pasien dan

bagaimana pemecahan masalah pasien dengan menggunakan proses

keperawatan dan tidak menjelaskan bagaimana sikap dan prilaku caring

perawat ketika melakukan asuhan keperawatan.

http://jakagendon-syahrul.blogspot.com/2012/05/teory-callista-roy.html

9

Page 13: ROY 2.docx

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

 Ada tiga tipe teori keperawatan yaitu : terpusat pada keterikatan, timbal

balik dan out come. Model penyesuaian roy dikelomppokan dalam teori out

come ditegaskan oleh penulisnya sebagai “ konsep artikulasi yang baik dari

seseorang sebagai pasien dan perawat dalam mekanisme luar yang beraturan “

roy dalam mengaplikasikan konsep-konsepnya yang berasal dari system dan

disesuaikan kepada pasien yang telah mempersembahkan artikulasinya untuk

perawat dalam menggunakan peralatan untuk praktik, pendidikan, dan

penelitian.

Konsep-konsepnya tentang person (Roy menjelaskan bahwa person bisa

berarti individu, keluarga, kelompok atau masyarakat luas dan masing-masing

sebagai sistem adaptasi holistik. Roy memandang person secara menyeluruh

atau holistik yang merupakan suatu kesatuan yang hidup secara konstan dan

berinteraksi dengan lingkungannya. Antara sistem dan lingkungan terjadi

pertukaran informasi bahan dan energi. Interaksi yang konstan antara orang

dan lingkungannya akan menyebabkan perubahan baik internal maupun

eksternal. Dalam menghadapi perubahan ini individu harus memelihara

integritas dirinya dan selalu beradaptasi ) dan proses kontribusi perawat

terhadap ilmu pengetahuan dan seni merawat

B. Saran

Secara umum, pembaca diharapkan mampu menelaah dan mempelajari

setiap konsep dan model keperawatan yang sudah berkembang dan mampu

membandingkan teori dan model praktik yang sesuai dengan ilmu

keperawatan itu sendiri sehingga tidak bertentangan dengan etika, norma dan

budaya.

10

Page 14: ROY 2.docx

Secara khusus, perawat harus mampu meningkatkan respon adaptif pasien

pada situasi sehat atau sakit . Perawat dapat mengambil tindakan untuk

memanipulasi stimuli fokal, kontextual maupun residual stimuli dengan

melakukan analisa sehingga stimuli berada pada daerah adaptasi. Perawat

harus mampu bertindak untuk mempersiapkan pasien mengantisipasi

perubahan melalui penguatan regulator, cognator dan mekanisme koping yang

lain.

Pada situasi sehat, perawat berperan untuk membantu pasien agar tetap

mampu mempertahankan kondisinya sehingga integritasnya akan tetap terjaga.

Misalnya melalui tindakan promotif perawat dapat mengajarkan bagaimana

meningkatkan respon adaptif.           

Pada situasi sakit, pasien diajarkan meningkatkan respon adaptifnya akibat

adanya perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal. Misalnya,

seseorang yang mengalami kecacatan akibat amputasi karena kecelakaan.

Perawat perlu mempersiapkan pasien untuk menghadapi realita. Dimana

pasien harus mampu berespon secara adaptif terhadap perubahan yang terjadi

didalam dirinya. Kehilangan salah satu anggota badan bukanlah keadaan yang

mudah untuk diterima. Jika perawat dapat berperan secara maksimal, maka

pasien dapat bertahan dengan melaksanakan fungsi perannya secara optimal.

11

Page 15: ROY 2.docx

DAFTAR PUSTAKA

http://jakagendon-syahrul.blogspot.com/2012/05/teory-callista-roy.html

http://nurhasan-unija.blogspot.com/2012/12/teori-dan-model-keperawatan-

callista-roy.html

http://renal-mumar.blogspot.com/2012/04/teori-keperawatan-calista-roy.html

12