ROADMAP REFORMASI BIROKRASI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
description
Transcript of ROADMAP REFORMASI BIROKRASI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
ROADMAP REFORMASI BIROKRASI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
Departemen Pendidikan Nasional2009
1
..:: 227,7 juta Penduduk, 51 juta Pelajar, 2,7 juta guru, 293 ribu sekolah ::..
BIG SIZEManaging
a !INDONESIA
2
ANGGARAN PENDIDIKAN 2005-2010*
*) RAPBN
Depdiknas 25,8T 40,4T 43,3T 45,8T 62.4T 54,9T
78,4T
123T
142,2T154,2T
208,3T 209,6T
3
PEGAWAI DEPDIKNAS
No Unit UtamaJumlah Pegawai
Pusat UPT Dosen PNS TOTAL
1 Setjen 2.266 1.200 - 3.466
2 Itjen 479 - - 479
3 MPDM 1.424 - - 1.424
4 DIKTI 348 43.744 70.996 115.088
5 PNFI 382 555 - 937
6 PMPTK 463 5.930 - 6.393
7 Balitbang 440 - - 440
Jumlah 5.802 51.429 70.996 128.227
4
KERANGKA 1. Kondisi
kelembagaan Depdiknas masih gemuk dan belum menggambarkan organisasi yang efisien, serta masih terjadi tumpang tindih tugas dan fungsi
2. Kondisi ketatalaksanaan Depdiknas belum mencerminkan sistem dan mekanisme pengelolaan sumber daya organisasi yang efektif dan efisien
3. Kondisi SDM Depdiknas secara kuantitas berlebih namun secara kualitas kurang memadai, masih terjadi kesenjangan antara kualifikasi dan kompetensi dengan kebutuhan organisasi
KONDISI OBJEKTIF
5
KERANGKA 1. Kondisi
kelembagaan Depdiknas masih gemuk dan belum menggambarkan organisasi yang efisien, serta masih terjadi tumpang tindih tugas dan fungsi
2. Kondisi ketatalaksanaan Depdiknas belum mencerminkan sistem dan mekanisme pengelolaan sumber daya organisasi yang efektif dan efisien
3. Kondisi SDM Depdiknas secara kuantitas berlebih namun secara kualitas kurang memadai, masih terjadi kesenjangan antara kualifikasi dan kompetensi dengan kebutuhan organisasi
KONDISI OBJEKTIF
1. Kelembagaan yang sehat dan dinamis mampu memberikan layanan yang baik kepada masyarakat
2. Ketatalaksanaan yang efisien dan efektif
3. Sumber Daya Manusia yang kompeten, memiliki tata nilai, dan etika kerja
SASARAN
6
KERANGKA 1. Kondisi
kelembagaan Depdiknas masih gemuk dan belum menggambarkan organisasi yang efisien, serta masih terjadi tumpang tindih tugas dan fungsi
2. Kondisi ketatalaksanaan Depdiknas belum mencerminkan sistem dan mekanisme pengelolaan sumber daya organisasi yang efektif dan efisien
3. Kondisi SDM Depdiknas secara kuantitas berlebih namun secara kualitas kurang memadai, masih terjadi kesenjangan antara kualifikasi dan kompetensi dengan kebutuhan organisasi
KONDISI OBJEKTIF
KELEMBAGAAN (organisasi)
REFORMASI BIROKRASI
KETATALAKSANAAN
(Business Process)
SDM/APARATUR
1. Kelembagaan yang sehat dan dinamis mampu memberikan layanan yang baik kepada masyarakat
2. Ketatalaksanaan yang efisien dan efektif
3. Sumber Daya Manusia yang kompeten, memiliki tata nilai, dan etika kerja
SASARAN
Demokratisasi, Transparansi, Akuntabilitas,
HAM, dll
UU 28/1999 ttg Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN; UU 20/2003 ttg Sisdiknas; UU 17/2007 ttg RPJMN; UU 25/2009 ttg
Pelayanan Publik
7
KERANGKA 1. Kondisi
kelembagaan Depdiknas masih gemuk dan belum menggambarkan organisasi yang efisien, serta masih terjadi tumpang tindih tugas dan fungsi
2. Kondisi ketatalaksanaan Depdiknas belum mencerminkan sistem dan mekanisme pengelolaan sumber daya organisasi yang efektif dan efisien
3. Kondisi SDM Depdiknas secara kuantitas berlebih namun secara kualitas kurang memadai, masih terjadi kesenjangan antara kualifikasi dan kompetensi dengan kebutuhan organisasi
KONDISI OBJEKTIF
KELEMBAGAAN (organisasi)
REFORMASI BIROKRASI
KETATALAKSANAAN
(Business Process)
SDM/APARATUR
TATA KELOLA PEMERIN-
TAHAN YANG BAIK
PELAYANAN PUBLIK YG
PRIMA (Misi
terlaksana dgn efektif dan
efisien)
1. Kelembagaan yang sehat dan dinamis mampu memberikan layanan yang baik kepada masyarakat
2. Ketatalaksanaan yang efisien dan efektif
3. Sumber Daya Manusia yang kompeten, memiliki tata nilai, dan etika kerja
SASARAN
Demokratisasi, Transparansi, Akuntabilitas,
HAM, dll
UU 28/1999 ttg Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN; UU 20/2003 ttg Sisdiknas; UU 17/2007 ttg RPJMN; UU 25/2009 ttg
Pelayanan Publik
8
ROADMAP 2005-2009 2010 2011
Penetapan Indikator Kinerja Kunci Satuan Kerja
Perumusan tata nilai dan etika kerja pegawai
Penerapan tata nilai dan etika kerja pegawai Eselon I dan II
Pelaksanaan Koordinasi dan Pengendalian Program dan Anggaran setiap bulan
Penerbitan SOP Perencanaan
Revitalisasi Inspektorat Jenderal
Standarisasi Manajemen
Perumusan Kebijakan Strategis (kelembagaan, ketatalaksanaan, SDM)
Redefinisi bentuk kelembagaan
Itegrasi penilaian capaian kinerja dalam DP3
Penerapan nilai dan etika kerja pegawai Eselon III
Pemantauan dan Evaluasi
Operasionalisasi visi dan misi ke dalam aspek kelembagaan, ketatalaksanaan, dan SDM
Peningkatan Kualifikasi dan Kompetensi SDM
Pemantauan dan Evaluasi
Kelembagaan yang sehat dan dinamis mampu memberikan layanan yang baik kepada masyarakat
Ketatalaksanaan yang efisien dan efektif
Sumber daya manusia yang kompeten, memiliki tata nilai, dan etika kerja
9
Langkah-langkah Reformasi
Membangun komitmen dan partisipasi
Manajemen Perubahan
Reformasi yang berhasil adalah perubahan yang dapat dikelola dengan baik Manajemen Perubahan
Kunci keberhasilan perubahan adalah bagaimana perubahan dapat dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan, baik secara internal maupun eksternal. Komunikasi perubahan akan mendorong internalisasi yang akhirnya mendorong komitmen individual terhadap upaya reformasi.
Perubahan mencakup :
• Apa yang harus dirubah ?• Mengapa harus dirubah ?• Kapan dilakukan perubahan ?• Bagaimana perubahan dilakukan ?
Komunikasi Perubahan
Menanamkan
Pemahaman
Mendorong Komitmen
Menggerakan Partisipasi
10
Langkah-langkah Reformasi
Mengubah pola pikir
Penataan Sistem Tata Kelola Pemerintahan
Penataan Sistem menjadi instrumen untuk merubah/membentuk pola pikir, budaya dan nilai-nilai organisasi.
Sistem mencakup 3 aspek fokus reformasi :Kelembagaan, Ketatalaksanaan, dan SDM
Penguatan unit organisasi, deregulasi-regulasi, peningkatan sistem pengawasan, perbaikan sarana dan prasarana
Dilakukan untuk memastikan keberlanjutan berjalannya sistem yang telah ditata sehingga dapat terjadi perubahan seperti yang diinginkan
Memastikan keberlangsungan berjalannya sistem dan terjadinya perubahan
11
Implementasi
Program Kegiatan Keluaran
Penataan Sistem Manajemen SDM
o Asesmen kompetensi individu bagi pegawai/tenaga ahli.
Dokumen analisis atas pemetaan hasil asesmen.
o Membangun sistem penilaian kerja.
Sistem penilaian kinerja berdasarkan kompetensi, transparan dan user friendly.
o Mengembangkan sistem pengadaan dan seleksi.
Sistem pengadaan dan seleksi yang transparan, adil dan akuntabel serta berdasarkan kompetensi.
o Mengembangkan pola pengembangan dan pelatihan.
Pola pengembangan dan pelatihan berdasarkan kompetensi.
o Memperkuat pola rotasi, mutasi dan promosi.
Pola rotasi, mutasi, promosi berdasarkan kompetensi dan kinerja.
12
Implementasi
Program Kegiatan Keluaran
Penataan Sistem Manajemen SDM
o Memperkuat pola karier. Pola karier berdasarkan kompetensi dan kinerja.
o Membangun/memperkuat data base pegawai.
• Sistem date base pegawai.• Pengadaan perangkat lunak• Pengadaan perangkat keras• Pelatihan operator PNS
13
Tunjangan Kinerja
Tunjangan kinerja merupakan salah satu bagian saja dari perubahan aspek manajemen sumber daya manusia aparatur, dan diharapkan dapat menjadi unsur pemercepat (motivator) upaya dilakukannya reformasi birokrasi pada masing-masing instansi pemerintah.
Reformasi birokrasi senyatanya akan melingkup aspek-aspek Kelembagaan, Ketatalaksanaan dan Sumber Daya Manusia. Masing-masing instansi melakukan penilaian terhadap langkah-langkah persiapan pelaksanaan reformasi birokrasi, termasuk keterkaitan rancangan tunjangan kinerja dengan upaya pembaruan dan perubahan aspek-aspek kelembagaan, ketatalaksanaan, dan manajemen SDM aparatur, dalam konteks proses perubahan menuju sistem manajemen pemerintahan dan sumber daya manusia berbasis kinerja yang disertai dengan perubahan pola pikir dan budaya kerja.
Tunjangan kinerja dapat ditentukan prosentase besarannya oleh Tim Kerja Reformasi Birokrasi atas dasar masukan hasil Evaluasi Tim Independen terhadap Persiapan Reformasi Birokrasi pada K/L/ Pemda.
Penetapan tunjangan kinerja juga dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi keuangan negara yang secara teknis proses ini dibahas bersama Ditjen Anggaran.
Setelah memperoleh kesepakatan dengan Ditjen Anggaran, maka dapat dirumuskan rancangan Perpres tentang Tunjangan Kinerja.
Evaluasi tidak hanya akan dilakukan pada saat tahap awal pengajuan, tetapi juga dilakukan pada tahapan setelah diberikan tunjangan kerja. Evaluasi pada tahapan ini akan menentukan apakah tunjangan kinerja memberikan dampak terhadap perbaikan kinerja instansi pemerintah atau tidak. Jika ternyata hasil evaluasi menunjukan penurunan, maka tunjangan kinerja dapat pula diturunkan prosentasenya, atau sebaliknya.
Proses reformasi harus dilakukan secara terus-menerus oleh masing-masing instansi untuk tetap menjaga kinerja organisasi.
14
TATA NILAI KINERJA
1. Tata Nilai Terkait Dengan Hubungan Sang Pencipta :
Amanah Berintegritas
2. Tata Nilai Bersifat Intrapersonal :
Keteladanan Pembelajar Kreatif Profesional Adaptif Berwawasan ke depan Percaya diri Berdedikasi
3. Tata Nilai Bersifat Interpersonal :
Berempati Gandrung Kerjasama/sinergi
15
4. Tata Nilai Terkait Pekerjaan
Pelayanan Prima Patuh Hukum Bertanggung Jawab Memberdayakan
16
RENCANA KERJANO AKTIVITAS
2009(Kuartal)
2010(Kuartal)
2011(Kuartal) PELAKSANA/ PENANGGUNG JAWAB
1/4 2/4 3/4 4/4 1/4 2/4 3/4 4/4 1/4 2/4 3/4 4/4
A PEMENUHAN PERSYARATAN SISTEM:
1.
Identifikasi critical areas (fokus, permasalahan, resiko negatif, dan solusi)
Tim RBI dan Tim kerja & Konsultan
2.
Analisis critical areas dan penentuan indicator kunci aspek kelembagaan, ketatalaksanaan, dan sumber daya manusia
Tim RBI & Tim kerja
3.
Internalisasi dan aktualisasi visi, misi, dan startegi ke dalam aspek kelembagaan, ketatalaksanaan, dan sumber daya manusia
Tim RBI dan Tim kerja & Konsultan
4. Perumusan tata nilai dan etika kerja pegawai
Tim RBI dan Tim kerja & Konsultan
Mulai 2005
17
NO AKTIVITAS2009
(Kuartal)2010
(Kuartal)2011
(Kuartal) PELAKSANA/ PENANGGUNG JAWAB1/4 2/4 3/4 4/4 1/4 2/4 3/4 4/4 1/4 2/4 3/4 4/4
B PENETAPAN TANGGUNG JAWAB DAN KOMITMEN MANAJEMEN:
1.
Perumusan kebijakan strategis terkait aspek kelembagaan, ketatalaksanaan, dan sumber daya manusia
Tim RBI
2.
Redefinisi bentuk kelembagaan, business process , system dan mekanisme pengelolaan sumber daya organisasi, dan persyaratan jabatan
Tim RBI, Tim kerja, Konsultan
18
NO AKTIVITAS2009
(Kuartal)2010
(Kuartal)2011
(Kuartal) PELAKSANA/ PENANGGUNG JAWAB1/4 2/4 3/4 4/4 1/4 2/4 3/4 4/4 1/4 2/4 3/4 4/4
C PENINGKATAN KUALIFIKASI DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA:
1.
Analisis jabatan dan perhitungan beban kerja
Tim kerja
2.
Peningkatan kualifikasi dan kompetensi sumber daya manusia
Semua unit utama
3.
Penyusunan indicator kinerja pegawai
Tim kerja dan Konsultan
4.
Pengukuran kinerja pegawai secara berkala
Semua unit utama
19
NO AKTIVITAS
2009(Kuartal)
2010(Kuartal)
2011(Kuartal) PELAKSANA/ PENANGGUNG JAWAB
1/4 2/4 3/4 4/4 1/4 2/4 3/4 4/4 1/4 2/4 3/4 4/4
D REALISASI DAN PENGEMBANGAN I-P-O:
1.Penentuan indicator input, proses, dan output kegiatan
Tim kerja dan Konsultan
2.
Penyusunan dan penerapan prosedur system, dan SOP kegiatan inti
Tim kerja dan Konsultan
3. Penerapan nilai dan etika kerja pegawai Semua unit utama
E MENITORING DAN EVALUASI:
1. Penetapan indicator kinerja organisasi Tim kerja dan Konsultan
2.Pemantauan dan pengukuran kinerja organisasi
Tim RBI dan Tim kerja
3.Evaluasi kinerja organisasi secara berkala
Tim RBI dan Tim kerja
4.Evaluasi penerapan nilai dan etika kerja pegawai
Biro Kepegawaian
20
LANGKAH-LANGKAH YG TELAH DILAKUKAN
•Penetapan Indikator Kinerja Kunci•Pelaksanaan Koordinasi dan Pengendalian
Program dan Anggaran setiap bulan•Penerbitan SOP Perencanaan•Revitalisasi Inspektorat Jenderal•Standarisasi Manajemen
21