Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020€¦ · Birokrasi Nomor 11 Tahun 2015...
Embed Size (px)
Transcript of Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020€¦ · Birokrasi Nomor 11 Tahun 2015...
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
i
Puji syukur mari kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT Tuhan Yang
Maha Esa atas berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya, akhirnya
penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat Tahun 2016-
2020 untuk menuju tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, cepat dan ke
arah pemerintahan kelas dunia dapat diselesaikan. Reformasi birokrasi telah
menjadi agenda kerja pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sejalan
dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81
Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 dan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 37 Tahun 2013 tentang pedoman penyusunan Road Map
Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah yang sudah diganti dengan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi
Tahun 2015-2019.
Di dalam reformasi birokrasi terkandung perubahan signifikan pada
elemen-elemen birokrasi meliputi penataan kelembagaan atau organisasi,
sumber daya aparatur, ketatalaksanaan, akuntabilitas, pengawasan,
pelayanan publik, serta perubahan mindset dan culture set. Reformasi
birokrasi membutuhkan keterpaduan, waktu yang terencana, biaya yang
tidak sedikit, tingkat keseriusan dan komitmen yang tinggi serta
pengorbanan untuk menerima dan melaksanakan perubahan dari pimpinan
dan pemangku kepentingan.
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
diharapkan mampu mendorong terwujudnya pemerintahan Provinsi Jawa
Barat yang bersih dan baik dengan karakteristik adaptif, berintegritas,
profesionalisme, berkinerja tinggi, bebas, dan bersih dari korupsi, kolusi, dan
nepotisme (KKN), mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi
KATA PENGANTAR
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
ii
serta memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur. Dengan
birokrasi yang berkualitas diharapkan mampu mewujudkan visi dan misi
Provinsi Jawa Barat yakni "Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua"
dengan birokrasi pemerintah kelas dunia.
Terima kasih dan apresiasi yang setingginya saya sampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu dan terlibat aktif dalam penyusunan
dokumen peta jalan reformasi birokrasi ini. Saya berharap seluruh
masyarakat Provinsi Jawa Barat khususnya seluruh birokrat dan pamongnya
dapat mengimplementasikan dengan baik. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Esa senantiasa memberikan petunjuk kepada kita untuk membangun
Provinsi Jawa Barat yang kita cintai bersama. Amin
Bandung, ........................... 2016
Gubernur Jawa Barat,
H. Ahmad Heryawan, Lc
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
iii
Halaman
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii DAFTAR TABEL ............................................................................................................ iv DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... v DAFTAR GRAFIK ........................................................................................................... vi BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI ...................................... I-1 BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS ............................................. II-11
A. Pencapaian Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat ..................................................................... II-11
B. Tantangan Permasalahan ........................................................ II-16 BAB III AGENDA REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH
PROVINSI JAWA BARAT ..................................................................... III-25 A. Arah Kebijakan Reformasi Birokrasi .................................. III-25 B. Sasaran Reformasi Birokrasi .................................................. III-27 C. Ukuran Keberhasilan .................................................................. III-32 D. Area Perubahan yang Diharapkan ....................................... III-32
BAB IV STRATEGI PELAKSANAAN DAN PROGRAM REFORMASI
BIROKRASI ................................................................................................. IV-37 A. Strategi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi ...................... IV-37 B. Program dan Kegiatan Reformasi Birokrasi ................... IV-39
BAB V PROGRAM QUICK WINS ...................................................................... V-61
A. Pedoman Pelaksanaan Quick Wins....................................... V-61 B. Program Quick Wins Nasional ................................................ V-63 C. Program Quick Wins Reformasi Birokrasi Provinsi
Jawa Barat ........................................................................................ V-65
BAB VI MANAJEMEN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI .. VI-71 A. Organisasi ........................................................................................ VI-71 B. Monitoring dan Evaluasi ........................................................... VI-73
BAB VII PENUTUP .................................................................................................... VII-77
DAFTAR ISI
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
iv
Halaman
Tabel 2.1 Pencapaian Target Reformasi Birokrasi 2010 – 2014 ........ II-11 Tabel 2.2 Hasil Evaluasi Indeks Reformasi Birokrasi Pemerintah
Provinsi Jawa Barat .............................................................................. II-13 Tabel 2.3 Indeks Integritas Organisasi ............................................................ II-14 Tabel 3.1 Arah Kebijakan Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat .............................................................................. III-29 Tabel 3.2 Ukuran Keberhasilan Reformasi Birokrasi Pemerintah
Daerah Provinsi Jawa Barat 2016 - 2020 .................................. III-32 Tabel 3.3 Area Perubahan dan Hasil Yang Diharapkan Pemerintah
Daerah Provinsi Jawa Barat ............................................................. III-35 Tabel 4.1 Program dan Kegiatan Reformasi Birokrasi Provinsi
Jawa Barat Tahun 2016-2020 ......................................................... IV-41 Tabel 5.1 Program dan Kegiatan Quick Wins Reformasi Birokrasi
Provinsi Jawa Barat 2016-2020 ..................................................... V-66
DAFTAR TABEL
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
v
Halaman
Gambar 1.1 Penta Helix Model ............................................................................. I-2 Gambar 1.2 Arah Perubahan Dinamika Pemerintahan di Indonesia .. I-6 Gambar 1.3 Dinamika Pemerintahan di Indonesia ..................................... I-7 Gambar 1.4 Tujuan Reformasi Birokrasi .......................................................... I-9
DAFTAR GAMBAR
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
vi
Halaman
Grafik 2.1 Gap Harapan dan Kualitas Pelayanan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat ........................................................................... I-15
DAFTAR GRAFIK
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
I-1
Berbagai perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat baik yang
disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal, memberi pengaruh secara
timbal balik terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan. Birokrasi
negara dituntut untuk bersikap proaktif dalam mengantisipasi perubahan
yang akan terjadi, merencanakan perubahan dengan konsep yang
komprehensif dan berkelanjutan.
Di Indonesia, peran birokrasi dalam perubahan sosial cukup besar
terutama pada masa pemerintahan Orde Baru. Birokrasi ditempatkan sebagai
perencana, pelaksana dan pengawas pembangunan. Peran ini kemudian
semakin berkurang pada masa reformasi karena terlibatnya masyarakat di
luar birokrasi, baik dalam bentuk lembaga swadaya masyarakat ataupun
organisasi nonpemerintah semi otonom (quasi autonomous nongovernment
organization).
Berkembangnya konsep “triple helix” yang awalnya di gagas oleh
Sabato dan MacKenzi (1982) serta Etzkowitz (1993), yang kemudian
disempurnakan oleh Etzkowitz dan Leydesdorff (1995), menggambarkan
adanya tiga komponen potensial dalam inovasi dan pengembangan ekonomi
yakni universitas-industry-dan pemerintah atau yang disebut poros ABG
(Academician- Business-Government). Konsep triple helix kemudian
dikembangkan lebih lanjut oleh Ernest J. Wilson (2012) dengan menambah
satu “helix” lagi menjadi “The Quad-Helix.” Helix yang keempat adalah
masyarakat sipil (civil society), sehingga keempat helix tersebut yaitu
academician-business-civil society-government (ABCG). Sepuluh tahun
kemudian, konsep triple helix juga dimodifikasi oleh Anka Masek Tonkovic
et. al (2015) dengan menambahkan satu helix lagi yakni diaspora, sehingga
kemudian menjadi “Penta Helix Model,” yang terdiri dari academician-
business-civil society-diaspora-government (ABCDG).
PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI
BAB I
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
I-2
PENTA HELIX MODEL
ACADEMIA
BUSINESS
DIASPORA
PUBLIC SECTOR
CIVIL SOCIETY
Source : Anka Masek Tonkovic, Edward Veckie, and Vlado Walter Veckie; Aplicationof Penta Helix – Model in Economic Development; http://econpapers.repec.org/article/osieecytt/ v_3a4_3ay_3a2015_3ap_3a385-393.htm. p1.
Gambar 1.1 Penta Helix Model
Berdasarkan konsep dan model sebagaimana dikemukakan di atas
diperoleh pemahaman bahwa dalam era globalisasi sekarang ini, pemerintah
termasuk pemerintah daerah tidak dapat lagi menjadi pemain tunggal utama
dalam membangun bangsa dan negara. Ada aktor-aktor lain di luar
pemerintah yakni akademisi, pengusaha, masyarakat sipil, maupun kelompok
diaspora atau perantau di luar negeri yang setiap saat siap kembali berkarya
untuk negeri. Para penyelenggara pemerintahan daerah perlu memahami
perubahan tersebut secara mendalam dan kemudian mengubah sikap dan
cara bertindaknya.
Dalam era reformasi, lembaga-lembaga swadaya masyarakat, partai
politik dan kaum intelektual (dunia kampus/akademik), nampak lebih besar
peranannya dalam menciptakan perubahan sosial, terutama dalam
menciptakan masyarakat yang demokratis. Untuk itu diperlukan perubahan
sikap dan perilaku para birokrat agar mampu melayani masyarakat dengan
baik dan maksimal.
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
I-3
Struktur birokrasi yang ada saat ini belum sepenuhnya mampu
menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi, baik perubahan karena
tuntutan masyarakat ataupun karena adanya kompetisi di era globalisasi.
Masih terdapat kendala dalam menerapkan kinerja organisasi dan budaya
organisasi secara baik dan efisien, sehingga mampu mendorong aparatur
pemerintah berperilaku kompeten dan jujur.
Penyebab lainnya adalah karena adanya kelemahan dalam sistem
informasi, kuantitas dan kualitas aparatur pemerintah yang belum sesuai
standar nasional maupun internasional, proses pengambilan keputusan
dalam ruang lingkup kebijakan yang terpusat, serta pelaksanaan aturan
hukum yang belum berjalan dengan optimal. Kesemuanya menunjukkan
bahwa perilaku dan budaya birokrasi belum berubah secara signifikan,
meskipun paradigma pemerintahan telah mengalami perubahan dari
sentralisasi ke desentralisasi.
Penyelenggaraan otonomi daerah dalam rangka desentralisasi
merupakan suatu perubahan yang kompleks dan berkesinambungan. Pada
tahap awal desentralisasi, dilakukan transfer berbagai jenis kewenangan dari
pemerintah pusat ke berbagai institusi terutama institusi pemerintah
subnasional. Setelah transfer kewenangan kemudian akan diikuti dengan
transfer pembiayaan, dokumen-dokumen serta sarana dan prasarana. Setelah
tahap-tahap tersebut selesai dilalui, melanjutkan peningkatan kemampuan
dari institusi yang memperoleh transfer kewenangan untuk mengelolanya
secara baik dan benar. Tanpa manajemen yang baik, konsep penyerahan
kewenangan pemerintah pusat kepada daerah yang bertujuan untuk
mengembangkan demokrasi, meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pemerintahan, serta memeratakan keadilan tidak akan tercapai. Akan
muncul sumber-sumber inefisiensi, in-efektivitas serta ketidakadilan yang
baru di daerah-daerah yang dapat menjadi pemicu bagi terjadinya krisis
multidimensional.
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
I-4
Untuk menjalankan otonomi daerah sesuai amanat konstitusi,
birokrasi daerah harus melakukan reformasi dalam semua aspek, termasuk
reformasi manajemen agar sesuai dengan dinamika perkembangan
lingkungan strategisnya. Manajemen menjadi faktor yang sangat penting bagi
pelaksanaan reformasi birokrasi guna mensukseskan implementasi otonomi
daerah di Indonesia.
Pandangan tersebut sejalan dengan pendapat Peter F. Drucker
(1995)-Bapak Manajemen Modern yang menolak penggunaan istilah
“underdeveloped country” untuk negara-negara tertinggal. Drucker
menyarankan penggunaan istilah “undermanaged country”, karena
ketertinggalan negara-negara terbelakang terutama disebabkan oleh
ketertinggalan dalam manajemennya. Dengan perkataan lain, kemajuan
suatu negara akan sangat ditentukan oleh kualitas menajemennya. Hal
tersebut secara mutatis-mutandis berlaku juga untuk daerah otonom di
Indonesia.
Lebih lanjut Drucker (1995) mengemukakan bahwa kegagalan
organisasi pemerintah sebagai institusi penyedia jasa layanan (service
institutions) disebabkan oleh tiga hal. Pertama, karena manajernya tidak
memiliki wawasan dan bakat bisnis. Kedua, mereka membutuhkan orang-
orang baru. Ketiga, sasaran dan hasilnya bersifat tidak terukur dan tidak
nyata.
Pembaharuan manajemen merupakan suatu conditio sine qua non bagi
reformasi birokrasi guna mewujudkan keberhasilan implementasi otonomi
daerah. Tanpa manajemen yang diperbaharui, berbagai kesalahan masa lalu
yang membawa bangsa dan negara ke pinggir jurang kebangkrutan dan
kehancuran dapat terulang kembali. Kemauan politik untuk menata ulang
manajemen pemerintahan daerah akan berpulang pada para stakeholders,
khususnya sektor pemerintah daerah itu sendiri.
Kehadiran UU Nomor 22 Tahun 1999 dan UU Nomor 32 Tahun 2004,
yang kemudian diganti dengan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
I-5
Pemerintahan Daerah menawarkan berbagai paradigma baru dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Momentum tersebut perlu
digunakan untuk menata kembali birokrasi di tingkat pemerintahan daerah,
termasuk manajemennya sebagai sistem yang mengatur kerjasama untuk
mencapai tujuan.
Kondisi birokrasi Indonesia di era reformasi saat ini belum
menunjukkan arah perkembangan yang baik, karena masih banyak birokrat
yang arogan, bersikap sebagai penguasa, menjalankan praktik KKN (Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme) baik di aras pemerintah pusat, provinsi, maupun
kabupaten/kota. Selain itu birokrat cenderung memilih zona nyaman
(comfort zone) tanpa adanya kompetisi, tetapi lebih didasarkan pada
senioritas. Birokrat umumnya belum siap untuk masuk ke zona kompetisi
(competitive zone). Hal tersebut nampak dari penolakan dilakukannya lelang
jabatan secara terbuka (open bidding), kalaupun ada lelang jabatan sifatnya
sekedar formalitas.
Untuk mengubah birokrasi yang handal dan professional, Pemerintah
telah merumuskan berbagai kebijakan strategis. Salah satunya adalah adanya
Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi
Birokrasi Indonesia 2010-2025, yang ditindaklanjuti dengan Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 37 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Roadmap Reformasi
Birokrasi Pemerintah Daerah.
Reformasi birokrasi merupakan salah satu upaya yang telah dan terus
dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk menciptakan good governance
menuju clean governance. Langkah awalnya adalah melakukan pembaharuan
dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan
yang ditandai oleh organisasi yang sangat gemuk dan berjenjang, adanya
tumpang tindih kewenangan dan peraturan perundang-undangan, rendahnya
produktivitas kerja pegawai, ketidakjelasan tugas pokok dan fungsi (tupoksi)
yang seharusnya tergambar dalam Machinery of Government (MoG) yakni
http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/regulasi/perpres/Perpres-No-81-th-2010.pdfhttp://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/regulasi/perpres/Perpres-No-81-th-2010.pdfhttp://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/regulasi/perpres/Perpres-No-81-th-2010.pdfhttp://pemerintah.net/reformasi-birokrasi/http://pemerintah.net/http://pemerintah.net/sistem-penyelenggaraan-pemerintahan-indonesia/
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
I-6
“interconnected between structural and process”, belum semuanya memiliki
Standard Operational Procedure (SOP) yang jelas dan terukur, serta
penempatan sumber daya manusia aparatur yang tidak “The Right Man In
The Right Place.”
Melalui reformasi birokrasi, perlu dilakukan penataan terhadap
sistem penyelenggaraan pemerintahan, dengan mengutamakan nilai 4E
yakni efektivitas, efisiensi, equity (rasa adil), serta economies (hemat dan
optimal). Oleh karena itu, Visi reformasi birokrasi yang tercantum dalam
Grand Design Reformasi Birokrasi Indonesia adalah “Terwujudnya
Pemerintahan Kelas Dunia Tahun 2025”. Visi tersebut menjadi acuan bagi
seluruh aras pemerintahan termasuk Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Pemerintahan kelas dunia adalah sistem pemerintahan yang berbasis
teknologi informatika dan komunikasi yang didukung birokrat profesional
dan berintegritas tinggi, mampu menyelenggarakan pelayanan prima kepada
masyarakat dan mengikuti perkembangan manajemen pemerintahan yang
terbaru dan berkembang secara demokratis.
Gambar 1.2 Arah Perubahan Dinamika Pemerintahan di Indonesia
Tahap perubahannya adalah dari birokrasi yang hanya mendasarkan
pada peraturan (rule-based bureaucracy). Cara pandang ini sangat
dipengaruhi oleh pemikiran Max Weber yang berkembang tahun 1800-an.
Tahap selanjutnya adalah birokrasi yang berbasis pada kinerja (performance-
based bureaucracy), dengan membangun kultur yang serba terukur dalam
http://pemerintah.net/sistem-penyelenggaraan-pemerintahan-indonesia/http://pemerintah.net/sistem-penyelenggaraan-pemerintahan-indonesia/http://pemerintah.net/reformasi-birokrasi/http://pemerintah.net/arti-pemerintah/http://pemerintah.net/arti-pemerintah/http://pemerintah.net/category/informasi/inovasi/http://pemerintah.net/wp-content/uploads/2014/12/reformasi-birokrasi-2013-2025.png
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
I-7
kinerjanya. Pada tahap berikutnya adalah menuju pada tata kelola
pemerintahan yang dinamis (dynamic governance) dengan ciri “thinking
again,” “thinking across,” dan “thinking ahead”. Penjelasannya dapat
disederhanakan melalui gambar sebagai berikut :
Agile Processes
Able People
ThinkingAcross
ThinkingAgain
AdaptivePolicies
ThinkingAhead
CAPABILITIESFutureUncertainties
ExternalPractices
Principles: Incorruptibility, Meritocracy, Markets, Pragmatism, Multi-racialismBeliefs : State Activism, long-term, Relevance, Growth, Stability, Prudence, Self-Reliance
CULTURE
DynamicGovernance
CHANGE
InsightFit
Conceptualize
Policy
Execution
Challenge
Costumize
Ideas
Trade-offs
Constraints Confronts Catalyzes
Institutionalizing Culture, Capabilities and Change
Source : Boon Siong Neo & Geraldine Chen; Dynamic Governance – Embedding Culture, Capabilities and Change in Singapore; 2013.
Gambar 1.3 Dinamika Pemerintahan di Indonesia
Sedangkan misi reformasi birokrasi Indonesia menuju Pemerintahan
Kelas Dunia yang dinamis adalah :
1. Membentuk/menyempurnakan peraturan perundang-undangan dalam
rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik yang bebas
kolusi, korupsi, dan nepotisme.
2. Melakukan penataan dan penguatan organisasi menuju ke generasi
terbaru yang ramping struktur dan kaya fungsi, tatalaksana yang
memiliki standar operasional prosedur, manajemen sumber daya
manusia aparatur yang kompetisi dan berkinerja tinggi, pengawasan yang
profesional dari level atas hingga ke bawah, akuntabilitas yang terbiasa
dengan prinsip check and balance, kualitas pelayanan publik ke generasi
http://pemerintah.net/reformasi-birokrasi/
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
I-8
terbaru yang minim keluhan (zero complain), mindset yang bebas dari
pendekatan suku, agama, ras dan antar golongan (SARA), serta cultural
set yang menjadikan budaya birokrasi ke arah yang profesional.
3. Mengembangkan mekanisme kontrol yang efektif dari pusat hingga
daerah dengan pola-pola kerja yang transparan dan berdisiplin tinggi.
4. Mengelola sengketa administrasi secara efektif dan efisien mengikuti
perkembangan sumber-sumber peraturan yang terbaru.
Reformasi Birokrasi bertujuan menciptakan birokrasi pemerintah
yang profesional dengan karakteristik adaptif, berintegritas, berkinerja
tinggi, bersih dan bebas KKN, mampu melayani publik, netral, sejahtera,
berdedikasi, dan memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur
Negara. Tujuan reformasi birokrasi dalam lima tahun ke depan diharapkan
mengarah ke tahapan pemerintahan yang berbasis kinerja, dan pada tahun
2025 diharapkan pemerintahan sudah beranjak pada tatanan dynamic
governance.
Pemerintahan berbasis kinerja ditandai dengan beberapa hal, antara
lain sebagai berikut.
1. Penyelenggaraan pemerintahan dilaksanakan dengan berorientasi pada
prinsip efektif, efisien, dan ekonomis.
2. Kinerja pemerintah difokuskan pada upaya untuk mewujudkan outcomes
(hasil).
3. Seluruh instansi pemerintah menerapkan manajemen kinerja yang
didukung dengan penerapan sistem berbasis elektronik untuk
memudahkan pengelolaan data kinerja.
4. Setiap individu pegawai memiliki kontribusi yang jelas terhadap kinerja
unit kerja terkecil, satuan unit kerja di atasnya, hingga pada organisasi
secara keseluruhan. Setiap instansi pemerintah, sesuai dengan tugas dan
fungsinya, secara terukur juga memiliki kontribusi terhadap kinerja
pemerintah secara keseluruhan.
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
I-9
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, dirumuskan sasaran reformasi
birokrasi 2015-2019 sebagai berikut.
1. Birokrasi yang bersih dan akuntabel.
2. Birokrasi yang efektif dan efisien.
3. Birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas.
Gambar 1.4 Tujuan Reformasi Birokrasi
Sumber : Permenpan & RB No. 11 Tahun 2015
Ketentuan dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013-2018
dikemukakan bahwa untuk mewujudkan pemerintahan yang baik
dilaksanakan melalui 10 (sepuluh) skenario pembangunan common goals
berbasis tematik sektoral. Adapun operasionalisasi common goals
dilaksanakan berdasarkan 5 (lima) strategi yaitu: Pertama, pelibatan
komunitas berbasis masyarakat dengan prinsip penguatan aktor lokal
(strengthening local actor); Kedua, integrasi seluruh potensi nyata
pembangunan dan daya saing di seluruh kabupaten/kota; Ketiga, penerapan
manajemen pemerintahan model hybrida sebagai penghela percepatan
pembangunan, yaitu mengkombinasi manajemen berbasis daerah otonom
Kabupaten/Kota dengan manajemen kewilayahan; Keempat, penguatan
komitmen pelaksanaan pembangunan lintas sektor dan lintas pemerintahan;
pemerintahan yang bersih
Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja
Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik
kepada masyarakat
Birokrasi yang Memiliki Pelayanan Publik
SASARAN REFORMASI
SASARAN REFORMASI
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
I-10
serta Kelima, peningkatan peran multi pihak dalam proses perencanaan,
pelaksanaan dan mutu serta akuntabilitas pembangunan.
Langkah awal Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam melakukan
reformasi birokrasi adalah memfokuskan diri pada pembenahan internal
dalam rangka pembentukan perilaku aparatur yang tidak menyimpang,
dengan beberapa pendekatan diantaranya melalui:
1. Aplikasi rencana penerapan konsep Insentif Berbasis Kinerja (IBK),
2. Implementasi Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE),
3. Optimalisasi Pemanfaatan Pusat Pengadaan Barang/Jasa (procurement
center).
Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga sedang berupaya untuk lebih
transparan kepada masyarakat mengenai target dan sasaran yang akan
dicapai dalam setiap program pemerintahan, termasuk untuk mencegah
tindak pidana korupsi sebagai bagian dari Rencana Aksi Daerah Pencegahan
dan Pemberantasan Korupsi (RADPPK), optimalisasi anggaran dengan
menghindari kebocoran pada sisi pendapatan, menghilangkan in-efisiensi
dan pemborosan anggaran pada sisi belanja, serta implementasi anggaran
yang lebih pro masyarakat.
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
II- 11
A. Pencapaian Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat
Reformasi birokrasi gelombang pertama yang telah selesai pada tahun
2009 kemudian dilanjutkan dengan gelombang kedua yang berdurasi dari
tahun 2010 sampai dengan tahun 2014, yang kemudian dilanjutkan dengan
gelombang berikutnya. Reformasi birokrasi bertujuan untuk membebaskan
Indonesia dari dampak dan krisis yang terjadi sepuluh tahun yang lalu. Pada
tahun 2025, Indonesia diharapkan berada pada fase yang benar-benar
bergerak menuju negara maju. Berkaitan dengan hal tersebut, reformasi
birokrasi bermakna sebagai sebuah perubahan besar dalam paradigma dan
tata kelola pemerintahan Indonesia.
Pelaksanaan reformasi birokrasi pada periode 2010-2014 ditujukan
untuk mencapai tiga sasaran, yaitu:
1. Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN;
2. Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat;
dan
3. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi.
Secara umum pencapaian upaya untuk mewujudkan tiga sasaran
dimaksud diukur dalam indikator-indikator keberhasilan yang hingga tahun
2013 telah diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 2.1 Pencapaian Target Reformasi Birokrasi 2010 - 2014
Target Indikator 2009
Baseline 2010 2011 2012 2013 2014
Target 2014
Birokrasi yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme
Indeks Persepsi Korupsi*
2,8 2,8 3,0 32 32 34 50
Opini BPK (WTP)
(%)
Pusat 42,17 56 63 77 74 76 100
Daerah 2,73 3 9 16 27 35 60
Peningkatan Integritas Pusat 6,64 6,2 7,1 6,86 7,37 7,22 8,0
PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS
BAB II
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
II-12
Target Indikator 2009
Baseline 2010 2011 2012 2013 2014
Target 2014
kualitas pelayanan publik
kepada masyarakat
Pelayanan Publik
Daerah 6,46 5,3 6,0 6,3 6,82 n.a. 8,0
Peringkat Kemudahan Berusaha
122 121 129 116 120 114 75
Peningkatan kapasitas dan akuntabilitas
kinerja birokrasi
Indeks Efektivitas Pemerintahan
-0,29 -0,20 -0,25 -0,29 n.a. n.a. 0,5
Instansi Pemerin- tah yang Akuntabel
(%)
Pusat 47,40 63,3 82,9 95,1 94,05 98,76 100
Provinsi 3,8 31 63,3 75,8 84,85 87,88 80
Kab/ Kota 5,1 8,8 12,8 24,4 30,3 44,90 60
*) mulai tahun 2012 skor indeks persepsi korupsi berubah dari skala 1-10 menjadi 1-100
Sumber : Permenpan & RB No. 11 Tahun 2015
Berdasarkan data di atas diperoleh informasi bahwa dari beberapa
indikator masing-masing sasaran telah tercapai dengan baik, seperti
Peringkat Kemudahan Berusaha dan juga Instansi Pemerintah yang
akuntabel. Namun masih ada beberapa indikator yang belum tercapai,
seperti indeks persepsi korupsi dan opini BPK terhadap laporan keuangan
baik dari Instansi Pusat dan Instansi Pemerintah Daerah.
Kementerian PANRB sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 81
Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi Tahun 2010 -2025
dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 11 Tahun 2015 Tentang Road Map Reformasi Birokrasi
Tahun 2015-2019 telah melakukan evaluasi atas pelaksanaan reformasi
birokrasi pada Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Pelaksanaan evaluasi
berpedoman pada Peraturan Menteri PANRB Nomor 14 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah. Evaluasi
difokuskan pada upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa
Barat dalam penerapan reformasi birokrasi.
Tujuan evaluasi untuk menilai kemajuan pelaksanaan program
reformasi birokrasi dalam rangka mencapai Sasaran, yaitu mewujudkan
birokrasi yang bersih dan akuntabel, birokrasi yang efektif dan efisien, serta
birokrasi yang mampu memberikan pelayanan publik yang semakin
membaik. Selain itu, evaluasi ini juga bertujuan untuk memberikan saran
perbaikan dalam rangka meningkatkan kualitas reformasi birokrasi di
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
II- 13
lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Hasil penilaian reformasi birokrasi di lingkungan Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat menunjukkan bahwa Indeks Reformasi Birokrasi
Pemerintah Provinsi Jawa Barat adalah 67,63 atau kategori ”B”.
Tabel 2.2 Hasil Evaluasi Indeks Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat
No Komponen Penilaian Bobot Nilai
2015 2016
Komponen Pengungkit 1 Manajemen Perubahan 5,00 1,77 3,43
2 Penataan Peraturan Perundang-undangan 5,00 3,75 3,13
3 Penataan dan Penguatan Organisasi 6,00 3,84 3,84
4 Penataan Tatalaksana 5,00 2,51 3,60
5 Penataan Sistem Manajemen SDM 15,00 6,74 7,15
6 Penguatan Akuntabilitas 6,00 3,32 5,27
7 Penguatan Pengawasan 12,00 5,79 6,19
8 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 6,00 2,52 3,66
Total Komponen Pengungkit 60,00 30,24 36,27 Komponen Hasil 1 Nilai Akuntabilitas Kinerja 14,00 9,81
2 Nilai Kapasitas Organisasi (Survei Internal) 6,00 5,12
3 Nilai Persepsi Korupsi (Survei Eksternal) 7,00 5,51
4 Opini BPK 3,00 3
5 Nilai Persepsi Kualitas Pelayanan (Survei Eksternal)
10,00 7,92
Total Komponen Hasil 40,00 31,36
Indeks Reformasi Birokrasi 100 50,41 67,63
Hasil pencapaian nilai sasaran Reformasi Birokrasi tersebut
menunjukkan bahwa untuk komponen pengungkit mengalami kenaikan
tahun 2016 dibandingkan tahun 2015, dimana delapan komponen
pengungkit mengalami peningkatan walaupun setiap peningkatan komponen
pengungkit masih belum mencapai target/bobot yang telah ditetapkan.
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
II-14
Selanjutnya, hasil survei yang dilakukan oleh Kemenpan RB untuk
melengkapi pelaksanaan evaluasi reformasi birokrasi Provinsi Jawa Barat
menunjukkan hasil sebagai berikut.
1. Hasil survei internal terhadap 120 orang responden pegawai Pemerintah
Provinsi Jawa Barat atas integritas jabatan menunjukkan, terdapat 31
orang pegawai atau 25,83% responden yang tidak memahami tugas
fungsi yang harus dilaksanakan serta tidak memahami ukuran
keberhasilan pelaksanaan tugasnya. 61 orang pegawai atau 50,83%
responden telah memahami tugas fungsi yang harus dilaksanakan namun
tidak memahami ukuran keberhasilan pelaksanaan tugasnya. Hanya 28
orang pegawai atau 23,34% responden yang memahami tugas fungsi
yang harus dilaksanakan dan memahami pula ukuran keberhasilan
pelaksanaan tugasnya;
2. Survei internal terhadap integritas organisasi menunjukkan indeks 3,41
dalam skala 0-4 dengan rincian:
Tabel 2.3 Indeks Integritas Organisasi
No. Komponen Indeks
1. Budaya Organisasi dan sistem Anti Korupsi 3,21
2. Integritas terkait pengelolaan SDM 3,36
3. Integritas terkait pengelolaan anggaran 3,43
4. Integritas kesesuaian perintah atasan dengan aturan dan norma
3,65
Indeks integritas organisasi di atas menggambarkan persepsi para
pegawai di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat terhadap kualitas
penerapan sistem integritas yang berlaku secara internal. Indeks
integritas ideal sesuai dengan Peraturan Menteri PANRB Nomor 52
Tahun 2014 adalah 3,6. Dengan demikian, masih terdapat ruang
perbaikan yang perlu dilakukan dengan memperbaiki penerapan
berbagai sistem integritas di atas.
3. Survei eksternal terhadap masyarakat yang telah merasakan pelayanan
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
II- 15
Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yaitu pelayanan pada Rumah Sakit
Umum Daerah, Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu dan Samsat, menunjukkan hasil sebagai berikut:
1. Skor Indeks Kualitas Pelayanan (IKP) pelayanan di Pemerintah
Provinsi Jawa Barat dinilai BAIK, dengan perolehan skor total 3,17
dari skala 4. Berdasarkan analisa gap atau kesenjangan antara
harapan dengan kinerja seperti terlihat pada grafik di bawah ini,
seluruh unsur layanan berada di bawah gap 1,0 poin. Artinya
kesenjangan antara harapan dengan penilaian kinerja Pemerintah
Provinsi Jawa Barat masih dalam tingkat yang wajar. Unsur prosedur
pelayanan memiliki gap terendah, sedangkan perilaku
pelaksana/kemudahan sistem memiliki gap tertinggi.
Grafik 2.1 Gap Harapan dan Kualitas Pelayanan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat
2. Hasil survei persepsi korupsi yang merupakan gambaran atas
integritas pemberi layanan menunjukkan indeks sebesar 3,16 dengan
skala 4. Kondisi ini menunjukkan bahwa masyarakat masih memiliki
0 1 2 3 4 5 6
Persyaratan Pelayanan
Prosedur Pelayanan
Waktu Pelayanan
Biaya dan tarif
produk atau Tarif
Produk/Jasa Sepsifikasi
Kompetensi Petugas Pelaksana atau Sistem
Perilaku pelaksana atau kemudahan sistem
Penanganan pengaduan, saran dan masukan
0,38
0,33
0,38
0,52
0,37
0,37
0,34
0,57
0,36
5,35
5,32
5,29
5,46
5,35
5,35
5,41
5,39
5,39
4,97
4,99
4,91
4,94
4,98
4,98
5,07
4,82
5,03
Tingkat Kinerja Tingkat Harapan Gap
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
II-16
persepsi bahwa integritas aparatur pemberi layanan masih perlu
ditingkatkan.
Kemenpan RB memberikan apresiasi terhadap berbagai upaya yang
telah dilakukan demi kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi di
lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat selama tahun 2016 seperti:
1. Telah dibangun sistem pengendalian penerbitan peraturan perundangan;
2. Telah mulai penerapan e-government sebagai usaha meningkatkan
efisiensi pelaksanaan kerja dan upaya peningkatan pelayanan publik;
3. Penerimaan pegawai telah dilaksanakan dengan menggunakan CAT,
melakukan identifikasi kebutuhan pengembangan kompetensi, dan
penegakan aturan disiplin;
4. Telah menetapkan kebijakan-kebijakan terkait sistem integritas, seperti
kebijakan tentang pengendalian gratifikasi dan penanganan pengaduan
masyarakat;
5. Penguatan akuntabilitas kinerja telah meningkat dengan mulai
menumbuhkan budaya kinerja di seluruh unit organisasi;
B. Tantangan Permasalahan
Pelaksanaan reformasi birokrasi pada periode 2010-2014 masih
menyisakan berbagai tantangan ke depan baik secara nasional maupun di
Provinsi Jawa Barat yang secara bertahap dan terus menerus harus
diperbaiki. Beberapa permasalahan strategis yang masih harus diperbaiki
melalui pelaksanaan reformasi birokrasi diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Birokrasi belum sepenuhnya bersih dan akuntabel
Beberapa tantangan yang dihadapi terkait dengan permasalahan ini
antara lain:
a. Rendahnya komitmen pimpinan di tingkat pusat dan daerah dalam
upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
II- 17
Meskipun Indeks Persepsi Korupsi membaik, tetapi upaya pencegahan
dan pemberantasan korupsi belum memberikan hasil yang signifikan
di samping itu perlunya tindak lanjut pengawasan.
b. Penyelenggaraan pemerintahan daerah belum mencerminkan
penyelenggaraan yang bersih dan bebas KKN
Peran Aparat Pengawas Internal masih belum sepenuhnya mendorong
penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN;
c. Manajemen kinerja masih belum sepenuhnya diterapkan
Kualitas akuntabilitas kinerja instansi pemerintah masih rendah. Hal
ini ditandai dengan lemahnya keterkaitan antara input anggaran
dengan kinerja organisasi, dan orientasi kegiatan masih belum
sepenuhnya berfokus pada hasil yang diharapkan dan dampak
kemanfaatan yang ditimbulkan terhadap masyarakat/publik baik
secara langsung maupun tidak langsung;
d. Manajemen pembangunan nasional belum berjalan secara optimal
Penetapan indikator kinerja nasional dan kementerian/lembaga (K/L)
belum didukung oleh sistem dan kelembagaan yang mantap. Antara
sistem perencanaan, penganggaran, pengadaan, pelaporan,
monitoring dan evaluasi, dan pengawasan belum sinergis dan
terintegrasi. Manajemen pembangunan nasional belum menerapkan
sistem reward dan punishment yang efektif;
2. Birokrasi belum efektif dan efisien
Beberapa tantangan yang dihadapi terkait dengan permasalahan ini
antara lain:
a. Tata kelola pemerintahan yang baik belum sepenuhnya diterapkan
Pemerintah belum sepenuhnya mampu membuka ruang serta
mendorong keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pengelolaan pembangunan. Pemerintah sebagai
aktor kunci, belum sepenuhnya berperan dalam menciptakan sinergi
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
II-18
pelaksanaan pembangunan, baik dengan masyarakat maupun dengan
dunia usaha.
b. Lemahnya penegakan hukum
Penegakan hukum yang banyak diwarnai dengan perilaku koruptif
dari aparat penegak hukum.
c. Pengadaan barang dan jasa masih belum dapat diselenggarakan
secara efektif dan efisien
Masih banyak ditemukan kasus korupsi dalam pengadaan barang dan
jasa, antara lain disebabkan belum seluruh pengadaan dilakukan
secara elektronik, serta pemanfaatan e-Catalog yang masih terbatas.
d. Kelembagaan birokrasi pemerintah masih belum efektif serta
Penerapan e-government belum berjalan sesuai rencana
Penerapan e-government belum merata pada seluruh birokrasi
pemerintah, terjadi tumpang tindih sistem aplikasi, serta belum
terintegrasi. Inefisiensi dalam pengembangan sistem informasi serta
dalam pengadaan dan pemanfaatan infrastruktur TIK, masih sering
terjadi;
e. Manajemen SDM Aparatur (ASN, TNI, dan Polri) masih belum berjalan
secara efektif
Masih banyak terjadi penempatan ASN, TNI, dan Polri dalam jabatan
yang tidak sesuai kompetensi, dan terjadi kesenjangan kompetensi
pegawai yang ada dengan persyaratan kompetensi jabatan yang
diduduki, sehingga kinerja/produktivitas belum optimal. Integritas
PNS yang dinilai masih rendah, serta sistem remunerasi belum layak
dan berbasis kinerja. Manajemen kinerja pegawai belum berjalan
sehingga berdampak pada belum dapat dilaksanakannya identifikasi
kelompok pegawai yang potensial (talent pool) untuk kaderisasi
kepemimpinan. Sistem pembinaan karier pegawai belum dapat
memberikan kejelasan karier pegawai yang memiliki prestasi baik.
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
II- 19
Dengan belum berjalannya manajemen kinerja juga berdampak pada
perencanaan pelatihan kepada pegawai yang berorientasi pada
pengembangan kompetensi belum dapat direalisasikan hampir di
seluruh jajaran instansi pemerintah. Perbaikan gaji (remunerasi)
masih terkendala dengan sistem pembayaran pensiun yang masih
bergantung penuh pada APBN.
f. Inefisiensi penggunaan anggaran
Penggunaan anggaran masih dihadapkan pada beberapa kendala
antara lain: 1) belum terdapat standarisasi sarana dan prasarana yang
komprehensif; 2) sistem dan budaya yang mendorong efisiensi belum
terbangun, dan 3) besarnya biaya operasional yang tidak sebanding
dengan kualitas pelayanan
g. Pendidikan dan pelatihan kepemimpinan masih belum mampu
mendorong kinerja birokrasi.
Penyempurnaan kurikulum dan metode pelatihan kepemimpinan
pegawai ASN belum mampu mengawal dan mengakselerasi proses
perubahan melalui reformasi birokrasi serta memberikan kontribusi
secara tidak langsung bagi kinerja organisasi. Belum semua program
pendidikan dan pelatihan bagi ASN berbasis kompetensi.
3. Pelayanan publik masih belum memiliki kualitas yang diharapkan
Beberapa tantangan yang dihadapi terkait dengan permasalahan ini
antara lain:
a. Pelayanan perijinan masih belum berjalan efektif dan efisien
Proses kerja birokrasi yang rumit dan kewenangan yang terpencar di
berbagai instansi, membuat pelayanan perijinan memakan waktu
yang lama dan biaya yang tinggi. Sebagai contoh, waktu yang
diperlukan dalam proses pelayanan perijinan di sektor perkebunan
mencapai 939 hari, sektor kelistrikan mencapai 783 hari, dan sektor
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
II-20
perhubungan mencapai 743 hari. Beberapa sektor lainnya juga
memiliki persoalan yang serupa
b. Praktik pungutan liar (pungli) dalam pelayanan perijinan masih
terjadi sehingga menghambat iklim usaha dan investasi
Kejelasan biaya pelayanan belum sepenuhnya diterapkan dengan
baik, karena masih banyak biaya lain yang tidak resmi muncul dalam
praktik pelayanan perijinan. Praktik pelayanan perijinan di Indonesia,
tidak hanya memerlukan waktu yang lama tetapi juga biaya yang
tinggi.
c. Praktik manajemen pelayanan publik belum dijalankan dengan baik
Berbagai aspek manajemen pelayanan publik sebagaimana
digambarkan pada UU Pelayanan Publik, seperti standar pelayanan
dan maklumat pelayanan, belum secara konsisten diimplementasikan.
Masalah lainnya adalah rendahnya kompetensi petugas pelayanan,
inovasi dan budaya pelayanan bermutu, serta penggunaan e-services
sebagai sarana pendukung penyelenggaraan pelayanan yang belum
merata. Di samping itu¸ masih terdapatnya tumpang tindih dan
terpencarnya fungsi kelembagaan pelayanan pada berbagai instansi
pemerintah, yang masing-masing terjebak pada egoism sektoral, yang
pada gilirannya merugikan kepentingan masyarakat luas.
Berdasarkan hasil evaluasi Kemenpan RB terhadap program
reformasi birokrasi Provinsi Jawa Barat tahun 2016, terdapat beberapa hal
yang masih harus diperhatikan terkait dengan upaya untuk menjalankan
program reformasi birokrasi agar berjalan efektif adalah:
1. Belum dilakukan evaluasi atas penerapan kebijakan "agen perubahan"
sebagai upaya untuk melakukan perubahan mind-set aparatur;
2. Pemantauan atas peraturan perundangan di lingkungan Provinsi Jawa
Barat belum optimal terutama terkait dengan identifikasi berbagai
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
II- 21
kebijakan yang tidak selaras, yang tidak lagi diperlukan, serta kebijakan
yang bersifat lintas sektor;
3. Struktur organisasi belum sepenuhnya relevan dengan kinerja yang
diharapkan dalam RPJMD;
4. Hasil evaluasi atas Bisnis Proses dan SOP belum menunjukkan efisiensi
dan efektivitas. E-government belum diterapkan secara optimal, terutama
dalam hal pelayanan kepada masyarakat yang bersifat transaksional;
5. Pada penataan bidang SDM, belum dilakukan assessment pada seluruh
pegawai, belum dilaksanakan seleksi jabatan secara terbuka untuk
Jabatan Pimpinan Tinggi, dan penilaian kinerja individu belum
sepenuhnya selaras dengan kinerja individu;
6. Belum terdapat kebijakan tentang Whistle Blowing System (WBS).
Evaluasi atas kebijakan pengawasan perlu disempurnakan, terutama
terkait dengan pengembangan manajemen risiko, penanganan benturan
kepentingan, dan pengendalian gratifikasi. Sebagai pelaksanaan reformasi
birokrasi di tingkat unit kerja, Pemerintah Provinsi Jawa Barat belum
melakukan pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari
Korupsi/Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBK/WBBM);
7. Belum terdapat sistem sanksi/reward bagi pelaksana layanan serta
pemberian kompensasi kepada penerima layanan bila layanan tidak
sesuai standar. Hasil survey kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
belum dapat diakses secara terbuka, dan terhadap SOP pelayanan belum
dilakukan evaluasi.
Selain itu, Kemenpan RB menyoroti beberapa hal yang masih perlu
disempurnakan dalam rangka lebih meningkatkan kualitas birokrasi serta
mampu lebih menumbuhkan budaya kinerja di lingkungan Pemerintah
Provinsi Jawa Barat antara lain:
1. Melakukan evaluasi atas kemajuan pelaksanaan kebijakan “agen
perubahan" agar dapat diidentifikasi langkah-langkah perbaikan yang
diperlukan agar tujuan perubahan mind-set aparatur dapat terwujud;
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
II-22
2. Melakukan kajian atas peraturan perundangan di lingkungan Provinsi
Jawa Barat dengan berfokus pada penyederhanaan prosedur serta
dengan tetap memperhatikan pengendalian atas pelaksanaannya;
3. Melengkapi struktur organisasi yang baru ditetapkan dengan suatu
kebijakan tentang proses bisnis internal yang menggambarkan hubungan
tata kerja antar OPD, agar struktur organisasi tersebut dapat efektif
mencapai prioritas pembangunan yang telah ditetapkan;
4. Setiap unit kerja yang memberikan pelayanan publik agar melakukan
reviu atas pelaksanaan standar pelayanan maupun SOP pelayanan dengan
lebih memperhatikan kualitas layanan serta mekanisme pengendalian
internal atas pelaksanaan layanan tersebut dengan melibatkan
Inspektorat dan Biro Organisasi;
5. Mendorong penerapan e-government secara merata dalam manajemen
pemerintahan dalam upaya meningkatkan kualitas tata kelola
pemerintahan yang baik;
6. Melakukan upaya penyegaran terhadap aparatur berupa pelatihan dan
sebagainya untuk memperkuat integritas aparatur. Selain itu perlu
dilakukan penyempurnaan sistem integritas terkait pengelolaan SDM,
pengelolaan anggaran dan mekanisme hubungan kerja antar pegawai
serta mensosialisasikan hal tersebut kepada seluruh pegawai;
7. Memperkuat penerapan sistem integritas dengan menindaklanjuti hasil
evaluasi pengendalian gratifikasi, pengaduan masyarakat, Whistle
Blowing System (WBS) dan benturan kepentingan, terutama
implementasinya di berbagai OPD, serta melakukan pembangunan
Wilayah Bebas dari Korupsi / Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani;
8. Dalam rangka penguatan integritas aparatur, inspektorat agar
mendorong seluruh ASN di pemerintah Provinsi Jawa Barat
menyampaikan LHKASN, selain itu agar dalam persyaratan seleksi
jabatan secara terbuka untuk Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama
mensyaratkan penyampaian LHKASN;
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
II- 23
9. Menerapkan penilaian kinerja individu yang terkait dengan kinerja
organisasi serta melakukan pengukuran kinerja secara periodik, sehingga
capaian kinerja individu dapat dijadikan sebagai dasar untuk
pengembangan pegawai berkelanjutan
10. Merancang mekanisme pemberian sanksi/reward serta pemberian
kompensasi terkait pelayanan, serta menindaklanjuti hasil survei
kepuasan masyarakat dengan menempatkan hasil survei serta
tindaklanjutnya, sehingga dapat diakses masyarakat.
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
II-24
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
III - 25
A. Arah Kebijakan Reformasi Birokrasi
Road Map Reformasi Birokrasi Tahun 2015-2019 berdasarkan
Permenpan RB Nomor 11 Tahun 2015 telah menempatkan Nawacita menjadi
arahan pelaksanaan reformasi birokrasi untuk tahun 2015-2019. Nawacita
ke-2 menyebutkan frasa “membuat Pemerintah selalu hadir dengan
membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan
terpercaya”.
Ketentuan Visi-Misi pemerintah Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang
tertuang pada butir 12 bahwa:
“Kami berkomitmen menjalankan Reformasi Birokrasi dan pelayanan publik. Dalam kebijakan Reformasi Birokrasi dan pelayanan publik, kami akan memberi penekanan pada 5 (lima) prioritas utama berikut. a. Kami akan mengambil inisiatif penetapan payung hukum yang lebih
kuat dan berkesinambungan bagi agenda reformasi birokrasi. Hal ini penting untuk memberikan kepastian dan kesinambungan perhatian terhadap arah, tahapan, strategi, dan capaian reformasi birokrasi di Indonesia.
b. Kami akan menjalankan aksi-aksi konkrit untuk restrukturisasi kelembagaan yang cenderung gemuk, baik di kelembagaan pemerintah pusat yang berada di bawah Presiden maupun kelembagaan Pemerintah Daerah melalui revisi UU Pemerintahan Daerah.
c. Kami akan menjalankan secara konsisten UU Aparatur Sipil Negara sehingga tercipta aparatur sipil negara yang kompeten dan terpercaya.
d. Kami berkomitmen memberantas korupsi di kalangan aparatur sipil negara dengan memastikan komitmen terbuka dan terekspos dari Presiden untuk secara tegas menegakkan aturan yang terkait dengan korupsi.
e. Kami akan melakukan aksi-aksi bagi perbaikan kualitas pelayanan publik. Perbaikan layanan publik dilakukan dengan berbagai cara: meningkatkan kompetensi aparatur, memperkuat monitoring dan supervisi atas kinerja pelayanan publik, serta membuka ruang
AGENDA REFORMASI BIROKRASI
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
BAB III
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
III-26
partisipasi publik melalui citizen charter dalam UU Kontrak Layanan Publik.”
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dalam RPJMD Provinsi Jawa
Barat 2013-2018 yang merupakan tahap ketiga dari Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2005-2025 yaitu tahap memantapkan
pembangunan secara menyeluruh dalam rangka penyiapan kemandirian
masyarakat Jawa Barat, telah menetapkan Visi Tahun 2013-2018 yaitu:
"Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua"
Dalam rangka pencapaian visi yang telah ditetapkan dengan
memperhatikan kondisi dan permasalahan yang ada, tantangan ke depan,
serta memperhitungkan peluang yang dimiliki, maka ditetapkan 5 (lima) misi
sebagai berikut:
1. Membangun Masyarakat yang Berkualitas dan Berdaya saing
2. Membangun Perekonomian yang Kokoh dan Berkeadilan
3. Meningkatkan Kinerja Pemerintahan, Profesionalisme Aparatur, dan
Perluasan Partisipasi Publik
4. Mewujudkan Jawa Barat yang Nyaman dan Pembangunan Infrastruktur
Strategis yang Berkelanjutan
5. Meningkatkan Kehidupan Sosial, Seni dan Budaya, Peran Pemuda dan
Olah Raga serta Pengembangan Pariwisata dalam Bingkai Kearifan Lokal
Pelaksanaan reformasi birokrasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat
2016-2020 didasarkan pada beberapa arah kebijakan pemerintah dalam
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018, sebagai berikut:
1. Meningkatkan aksesibilitas dan mutu pendidikan;
2. Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas layanan kesehatan;
3. Mengembangkan infrastruktur wilayah, energi dan air baku;
4. Meningkatkan ekonomi non pertanian;
5. Meningkatkan ekonomi pertanian;
6. Meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup dan kebencanaan;
7. Meningkatkan pengelolaan seni, budaya dan wisata serta kepemudaan;
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
III - 27
8. Meningkatkan ketahanan keluarga dan kependudukan;
9. Menanggulangi kemiskinan, Penyandang Masalah kesejahteraan Sosial
dan Keamanan;
10. Meningkatkan kinerja aparatur serta tata kelola pemerintahan dan
pembangunan berbasis IPTEK.
Secara eksplisit arahan terhadap pelaksanaan reformasi birokrasi
Pemerintah Provinsi Jawa Barat tertulis dalam Strategi Arah Kebijakan
RPJMD Provinsi Jawa Barat, yaitu “Meningkatkan kinerja aparatur serta tata
kelola pemerintahan dan pembangunan berbasis IPTEK”. Arah kebijakan dan
strategi yang ditempuh untuk agenda “Meningkatkan kinerja aparatur serta
tata kelola pemerintahan dan pembangunan berbasis IPTEK”, meliputi :
a. Modernisasi Pemerintahan dan profesionalisme aparatur.
b. Peningkatan kualitas komunikasi organisasi dan komunikasi publik.
c. Penataan system hukum dan penegakan hukum.
d. Kerjasama program pembangunan dan pendanaan multi pihak.
e. Peningkatan kualitas perencanaan, pengendalian dan akuntabilitas
pembangunan serta pengelolaan aset dan keuangan; dan
f. Peningkatan sarana dan prasarana Pemerintahan.
B. Sasaran Reformasi Birokrasi
Pembangunan pada reformasi birorkasi diarahkan pada tiga sasaran
pembangunan (disesuaikan dengan Permenpan RB Nomor 11 Tahun 2015)
yaitu sebagai berikut:
1. Birokrasi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat yang bersih dan
akuntabel.
Arah kebijakan dari sasaran ini meliputi:
a. Peningkatan penegakan integritas, integritas, professional dan
akuntabel aparatur;
b. Penerapan dan penguatan pengawasan yang independen, profesional,
dan sinergis;
c. Penerapan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas
KKN melalui pembentukan zona integritas dan pelaksanaan Whistle
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
III-28
Blowing System;
d. Peningkatan akuntabilitas keuangan dan kinerja pemerintah;
e. Peningkatan penerapan sistem pengadaan barang dan jasa secara
elektronik (e-procurement dan e-catalog).
2. Birokrasi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat yang efektif dan efisien
Arah kebijakan dari sasaran ini meliputi:
a. Peningkatan efektivitas pengelolaan manajemen pelaksanaan
reformasi birokrasi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat;
b. Penataan kelembagaan instansi pemerintah yang tepat ukuran dan
tepat fungsi;
c. Peningkatan sinergisme, kejelasan pembagian kewenangan antara
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kab/Kota;
d. Penataan bisnis proses yang sederhana, transparan, partisipatif, dan
berbasis e-government;
e. Penerapan manajemen kearsipan yang handal, komprehensif, dan
terpadu;
f. Implementasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik;
g. Penerapan manajemen ASN yang transparan, kompetitif, dan berbasis
merit untuk mewujudkan ASN yang profesional dan bermartabat;
h. Penerapan sistem manajemen kinerja yang efektif;
i. Pengembangan kepemimpinan untuk perubahan dalam birokrasi
untuk mewujudkan kepemimpinan yang visioner, berkomitmen tinggi,
dan transformatif;
j. Peningkatan kualitas regulasi dan harmonisasi peraturan daerah
antara peraturan pemerintah pusat, provinsi dan Kab/Kota.
3. Birokrasi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat yang memiliki
pelayanan publik berkualitas
a. Penguatan kelembagaan dan manajemen pelayanan;
b. Penguatan kapasitas pengelolaan kinerja pelayanan publik.
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
III- 29
Tabel 3.1 Arah Kebijakan Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat
Isu Strategis - Agenda Prioritas 2015-2019
Pengarusutamaan 2015-2019 Sasaran Reformasi Birokrasi Provinsi
Jawa Barat 2016-2020 A. Reformasi Birokrasi Nasional
1. Penguatan payung hukum RBN 2. Peningkatan kapasitas implementasi 3. Penyempurnaan pelaksanaan dan
peningkatan kualitasnya 4. Akselerasi pelaksanaan RB di daerah 5. Quick Wins RB
B. Akuntabilitas Kinerja 1. Penyempurnaan SAKIP 2. Implementasi SAKIP sebagai Pilar
Manajemen Kinerja 3. Pelaksanaan MoU antara Kemen PPN
dengan Kemen PAN dan RB 4. Pelaporan kinerja instansi pemerintah
secara terbuka C. Pengawasan
1. Penyelesaian RUU Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
2. Sinergi pengawasan internal dengan eksternal
3. Pengembangan sistem pengaduan nasional yang terintegrasi
4. Peningkatan kapasitas kelembagaan dan SDM APIP
D. Kelembagaan Birokrasi 1. Audit/ Review Organisasi K/L/Pemda 2. Desain kelembagaan birokrasi 3. Penataan Kelembagaan untuk
mendukung Prioritas Presiden
E. Ketatalaksanaan 1. Implementasi UU Administrasi
A. Peningkatan keterbukaan informasi dan komunikasi publik Pembentukan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) dalam rangka Keterbukaan Informasi Publik 1. Pembentukan Pusat Pelayanan Informasi dan
Dokumentasi pada setiap unit organisasi 2. Kerjasama dengan media massa dalam rangka
public awareness campaign 3. Publikasi semua proses perencanaan dan
penganggaran ke dalam website masing-masing K/L/D
4. Publikasi informasi penggunaan/ pelaksanaan anggaran
B. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan Penciptaan ruang-ruang partisipasi dan konsultasi publik 1. Pembentukan Forum Konsultasi Publik dalam
perumusan kebijakan 2. Pengembangan sistem publikasi informasi
proaktif yang dapat diakses dan mudah dipahami.
3. Pengembangan website yang berinteraksi dengan masyarakat
C. Perluasan agenda Reformasi Birokrasi 1. Penyusunan Grand Design dan Road Map Reformasi
Birokrasi; Penyusunan Grand Design dan Road Map Reformasi Birokrasi Instansi
2. Penataan kelembagaan instansi Pemerintah (K/LPNK/LNS) yang mencakup penataan fungsi dan
A. Birokrasi yang bersih dan akuntabel. a. Peningkatan integritas, integritas,
professional dan akuntabel aparatur;
b. Penerapan dan penguatan pengawasan yang independen, profesional, dan sinergis;
c. Penerapan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN melalui pembentukan zona integritas dan pelaksanaan Whistle Blowing System;
d. Peningkatan akuntabilitas keuangan dan kinerja pemerintah;
e. Peningkatan penerapan sistem pengadaan barang dan jasa secara elektronik (e-procurement dan e-catalog).
B. Birokrasi yang efektif dan efisien
a. Peningkatan efektivitas pengelolaan manajemen pelaksanaan reformasi birokrasi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat;
b. Penataan kelembagaan instansi pemerintah yang tepat ukuran dan tepat fungsi;
c. Peningkatan sinergisme,
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
III-30
Isu Strategis - Agenda Prioritas 2015-2019
Pengarusutamaan 2015-2019 Sasaran Reformasi Birokrasi Provinsi
Jawa Barat 2016-2020
Pemerintah 2. Pengembangan e-government
secara terintegrasi 3. Proses bisnis birokrasi yang sederhana,
cepat, dan terintegrasi (review dan penyempurnaan)
4. Peningkatan kualitas e- procurement 5. Manajemen kearsipan birokrasi berbasis
TIK F. SDM Aparatur 1. Penyelesaian peraturan pelaksanaan UU
ASN 2. Akselerasi implementasi UU ASN secara
konsisten 3. Penetapan formasi CPNS/CASN secara
ketat 4. Sistem rekrutmen berbasis kompetensi 5. Penyempurnaan sistem diklat untuk
mendukung kinerja 6. Sistem promosi terbuka dan penempatan
dalam jabatan berbasis kompetensi 7. Sistem remunerasi berbasis kinerja 8. Penguatan reward and punishment secara
fair 9. Penguatan budaya integritas, budaya
kinerja dan budaya melayani 10. Penyempurnaan sistem jaminan sosial
(kesehatan, pensiun, dll) 11. Penguatan kapasitas
kelembagaan Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN)
struktur organisasinya Melakukan restrukturisasi organisasi dan tata kerja instansi untuk rightsizing didasarkan pada Sasaran dan Kebijakan RPJMN dan RPJMD
3. Penataan ketatalaksanaan instansi pemerintah Penyederhanaan proses bisnis dan penyusunan SOP utama khususnya yang berkaitan dengan pelayanan kepada masyarakat.
4. Peneraan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) Percepatan penerapan sistem pengendalian internal pemerintah di setiap unit organisasi pemerintah
5. Akuntabilitas pengelolaan keuangan Negara 6. Sistem Seleksi PNS melalui CAT 7. System Penerapan Sistem Seleksi Berbasis CAT system
di seluruh instansi pemerintah 8. Pengembangan dan penerapan e- government 9. Penerapan e-Arsip Penerapan e-Arsip di tiap unit
organisasi pemerintah 10. Penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja
Aparatur D. Peningkatan kualitas pelayanan publik Perluasan penerapan e-services untuk pelayanan publik Pengembangan sistem pelayanan publik berbasis teknologi informasi 1. Penerapan Standar Pelayanan Publik pada Unit
Pelayanan Publik a. Penerapan Standar Pelayanan Publik untuk
seluruh unit pelayanan publik b. Penyusunan SOP untuk berbagai jenis pelayanan
kejelasan pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kab/Kota;
d. Penataan bisnis proses yang sederhana, transparan, partisipatif, dan berbasis e-government;
e. Penerapan manajemen kearsipan yang handal, komprehensif, dan terpadu;
f. Implementasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik;
g. Penerapan manajemen ASN yang transparan, kompetitif, dan berbasis merit untuk mewujudkan ASN yang profesional dan bermartabat;
h. Penerapan sistem manajemen kinerja yang efektif;
i. Pengembangan kepemimpinan untuk perubahan dalam birokrasi untuk mewujudkan kepemimpinan yang visioner, berkomitmen tinggi, dan transformatif;
j. Peningkatan kualitas regulasi dan harmonisasi peraturan daerah antara peraturan pemerintah pusat, provinsi dan Kab/Kota.
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
III- 31
Isu Strategis - Agenda Prioritas 2015-2019
Pengarusutamaan 2015-2019 Sasaran Reformasi Birokrasi Provinsi
Jawa Barat 2016-2020
12. Penguatan sistem informasi kepegawaian nasional.
G. Pelayanan Publik 1. Peningkatan kualitas implementasi UU
25/2009 tentang Pelayanan Publik 2. Modernisasi sistem dan manajemen
Pelayanan Publik (SDM, ICT, Standar Pelayanan)
3. Monitoring dan supervisi kinerja pelayanan publik
4. Membuka ruang partisipasi publik melalui Citizen Charter
5. Penguatan integritas dalam pelayanan publik
2. Penerapan Pelayanan Terpadu Satu Pintu untuk pelayanan utama, perijinan dan investasi Percepatan Penerapan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang efektif dan efisien
3. Pembentukan unit Pengaduan masyarakat yang berbasis teknologi informasi Penerapan manajemen pengaduan berbasis teknologi informasi yang efektif pada setiap unit pelayanan publik
4. Membangun sistem pengelolaan dan layanan informasi publik yang andal dan profesional a. Penerapan Unit Pelayanan Publik yang Berbasis
Teknologi Informasi b. K/L/D memiliki kebijakan Standar Pelayanan
Minimal c. K/L/D memiliki standar pelayanan yang disusun
secara partisipatif d. K/L/D wajib melaksanakan Forum Konsultasi
Publik dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik
e. K/L/D wajib pengembangan sistem publikasi informasi proaktif yang dapat diakses, dengan bahasa yang mudah dipahami.
f. K/L/D wajib mengembangkan website yang berinteraksi dengan masyarakat
C. Birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas a. Penguatan kelembagaan dan
manajemen pelayanan; b. Penguatan kapasitas pengelolaan
kinerja pelayanan publik.
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
III-32
C. Ukuran Keberhasilan
Ukuran keberhasilan dan indikator untuk mengukur pelaksanaan
Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan diambil dari Permen PAN & RB
Nomor 11 Tahun 2015, dan peraturan yang terkait. Adapun ukuran
keberhasilan reformasi birokrasi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat
adalah sebagai berikut.
Tabel 3.2 Ukuran Keberhasilan Reformasi Birokrasi Pemerintah
Daerah Provinsi Jawa Barat 2016 - 2020
Sasaran Indikator Satuan Baseline (2015)
Target
2016 2017 2018 2019 2020
Birokrasi yang bersih dan akuntabel
1. Opini WTP Atas Laporan Keuangan % 53 60 66 75 85 90
2. Tingkat Kapabilitas APIP
Skor 1 - 5 1 2 2 3 3 4
3. Tingkat Kematangan Implementasi SPIP
Skor 1 - 5 1 2 2 3 3 4
4. Instansi Pemerintah Yang Akuntabel (Skor B Atas SAKIP)
% 27,3 50 65 70 75 80
5. Penggunaan e-Procurement terhadap Belanja Pengadaan
% 30 40 60 70 80 85
Birokrasi yang efektif dan efisien
1. Indeks Reformasi Birokrasi Skor 1 - 100 NA 70 80 83 86 90
2. Indeks Profesionalitas ASN Skor 1 - 100 76 79 82 84 86 88
3. Indeks e-Government Nasional
Skor 0 - 4 2,2 2,6 2,8 3,2 3,4 3,6
Birokrasi yang memiliki Pelayanan Publik berkualitas
1. Integritas pelayanan Publik Skor 0 - 10 6,82 7,12 7,57 8,0 8,5 9,0
2. Survey Kepuasan Masyarakat (SKM)
% 80 85 87 90 95 95
3. Persentase Kepatuhan Pelaksanaan UU Pelayanan Publik (Zona Hijau)
% 50 70 80 90 100 100
D. Area Perubahan yang Diharapkan
Untuk mewujudkan ketiga sasaran reformasi birokrasi Pemerintah
Daerah Provinsi Jawa Barat diperlukan kejelasan hasil yang diharapkan dari
setiap area perubahan. Hasil yang diharapkan merupakan pemahaman yang
utuh dari capaian Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
III- 33
Barat terkait dengan target yang harus dicapai dalam masing-masing area
perubahan.
1. Manajemen Perubahan
Manajemen perubahan (change management) bertujuan untuk
mendorong reformasi birokrasi dilakukan dengan pola-pola yang
sistematis dan berkelanjutan, melalui tahap-tahap yang terencana dan
terkendali. Target dari program ini adalah terciptanya komitmen dari
seluruh elemen pemerintahan untuk melaksanakan reformasi birokrasi,
terjadinya perubahan pola pikir dan budaya kerja, serta menurunkan
risiko resistensi dalam pelaksanaan reformasi birokrasi.
2. Penguatan Pengawasan
Berbagai penyimpangan yang terjadi dalam birokrasi, salah satu
penyebabnya adalah lemahnya sistem pengawasan. Kelemahan sistem
pengawasan mendorong tumbuhnya perilaku koruptif atau perilaku
negatif lainnya yang semakin lama semakin menjadi, sehingga berubah
menjadi sebuah kebiasaan. Karena itu perubahan perilaku koruptif
aparatur harus pula diarahkan melalui perubahan atau penguatan sistem
pengawasan.
3. Penguatan Akuntabilitas
Kemampuan pemerintah untuk mempertanggungjawabkan berbagai
sumber yang diberikan kepadanya bagi kemanfaatan publik seringkali
menjadi pertanyaan masyarakat. Pemerintah dipandang belum mampu
menunjukkan kinerja melalui pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang
mampu menghasilkan outcome (hasil yang bermanfaat) bagi masyarakat.
Karena itu, perlu diperkuat penerapan sistem akuntabilitas yang dapat
mendorong birokrasi lebih berkinerja dan mampu
mempertanggungjawabkan kinerjanya sesuai dengan segala sumber-
sumber yang dipergunakannya.
4. Penguatan Kelembagaan
Kelembagaan pemerintah dipandang belum berjalan secara efektif dan
efisien. Struktur yang terlalu gemuk dan memiliki banyak hirarki
menyebabkan timbulnya proses yang berbelit, kelambatan pelayanan dan
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
III-34
pengambilan keputusan, dan akhirnya menciptakan budaya feodal pada
aparatur. Prubahan pada sistem kelembagaan akan mendorong efisiensi,
efektivitas, dan percepatan proses pelayanan dan pengambilan keputusan
dalam birokrasi. Perubahan pada sistem kelembagaan diharapkan akan
dapat mendorong terciptanya budaya/perilaku yang lebih kondusif dalam
upaya mewujudkan birokrasi yang efektif dan efisien.
5. Penguatan Tatalaksana
Kejelasan proses bisnis/tatakerja/tatalaksana dalam instansi pemerintah
juga sering menjadi kendala penyelenggaraan pemerintahan. Berbagai hal
yang seharusnya dapat dilakukan secara cepat seringkali harus berjalan
tanpa proses yang pasti karena tidak terdapat sistem tatalaksana yang
baik. Hal ini kemudian mendorong terciptanya perilaku hirarkis, feodal,
dan kurang kreatif pada birokrat/aparatur. Karena itu, perubahan pada
sistem tatalaksana sangat diperlukan dalam rangka mendorong efisiensi
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan, sekaligus juga untuk
mengubah mental aparatur.
6. Penguatan Sistem Manajemen SDM ASN
Perilaku aparatur sangat dipengaruhi oleh bagaimana setiap instansi
pemerintah membentuk SDM Aparaturnya melalui penerapan sistem
manajemen SDM-nya dan bagaimana Sistem Manajemen SDM diterapkan
secara nasional. Sistem manajemen SDM yang tidak diterapkan dengan
baik mulai dari perencanaan pegawai, pengadaan, hingga pemberhentian
akan berpotensi menghasilkan SDM yang tidak kompeten. Hal ini akan
berpengaruh pada kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan. Karena itu, perubahan dalam pengelolaan SDM harus selalu
dilakukan untuk memperoleh sistem manajemen SDM yang mampu
menghasilkan pegawai yang profesional.
7. Penguatan Peraturan Perundang-Undangan
Permasalahan lain yang menjadi faktor penyebab munculnya perilaku
negatif aparatur adalah peraturan perundang-undangan yang tumpang
tindih, disharmonis, dapat diinterpretasi berbeda atau sengaja dibuat
tidak jelas untuk membuka kemungkinan penyimpangan. Kondisi seperti
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
III- 35
ini seringkali dimanfaatkan oleh aparatur untuk kepentingan pribadi
yang dapat merugikan negara. Karena itu, perlu dilakukan
perubahan/penguatan terhadap sistem peraturan perundang-undangan
yang lebih efektif dan menyentuh kebutuhan masyarakat.
8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Pelayanan publik merupakan aspek lain yang selalu menjadi sorotan
masyarakat. Penerapan sistem manajemen pelayanan belum sepenuhnya
mampu mendorong peningkatan kualitas pelayanan, yang lebih cepat,
murah, berkekuatan hukum, nyaman, aman, jelas, dan terjangkau serta
menjaga profesionalisme para petugas pelayanan. Karena itu, perlu
dilakukan penguatan terhadap sistem manajemen pelayanan publik agar
mampu mendorong perubahan profesionalisme para penyedia pelayanan
serta peningkatkan kualitas pelayanan.
Hasil yang diharapkan dalam 8 (delapan) area perubahan reformasi
birokrasi ada di tabel berikut ini.
Tabel 3.3 Area Perubahan dan Hasil Yang Diharapkan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat
No Area
Perubahan Hasil yang Diharapkan
1 Manajemen Perubahan
Meningkatnya efektivitas pengelolaan manajemen pelaksanaan RB
Meningkatnya penegakan integritas, integritas, professional dan akuntabel aparatur
2 Penguatan Pengawasan
Meningkatnya pengawasan yang independen, profesional, dan sinergis
Meningkatnya penerapan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN
Meningkatnya jumlah instansi pemerintah yang memperoleh opini WTP-BPK
Meningkatnya efisiensi penyelenggaraan birokrasi 3 Penguatan
Akuntabilitas Meningkatnya kualitas penerapan sistem akuntabilitas
keuangan dan kinerja yang terintegrasi Meningkatnya penerapan sistem manajemen kinerja
4 Penguatan Kelembagaan
Meningkatnya kelembagaan pemerintah yang tepat fungsi dan ukuran
Meningkatnya sinergisme, kejelasan pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kab/Kota
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
III-36
No Area
Perubahan Hasil yang Diharapkan
5 Penguatan Tatalaksana
Meningkatnya penataan bisnis proses yang sederhana, transparan, partisipatif, dan berbasis e-government
Meningkatnya penerapan sistem pengadaan barang dan jasa secara elektronik (e-procurement dan e-catalog)
Meningkatnya penerapan manajemen kearsipan yang handal
Implementasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik
6 Penguatan Sistem Manajemen SDM ASN
Meningkatnya Perencanaan kebutuhan pegawai ASN yang sesuai dengan formasi jabatan
Meningkatnya transparansi dalam rekruitmen dan seleksi yang berbasis kompetensi
Meningkatnya keterbukaan dalam sistem promosi Meningkatnya kapasitas dan kompetensi ASN Meningkatnya penilaian kinerja aparatur sesuai dengan
kebijakan pemerintah Meningkatnya pemanfaatan assessment center Meningkatnya efektivitas pemberian reward dan
punishment berbasis kinerja Terbangunnya sistem informasi ASN di Pemda prov.
Jawa Barat Terbangunnya sistem pengkaderan ASN di Pemda prov.
Jawa Barat Terciptanya data base profil kompetensi calon dan
pejabat tinggi ASN yang dapat digunakan dalam manajemen SDM
Tersusunnya kompetensi ASN dalam menunjang pola karir pegawai ASN
Meningkatnya sistem pendidikan dan pelatihan yang berkualitas untuk mewujudkan pegawai ASN yang berkinerja
7 Penguatan Peraturan Perundang-Undangan
Meningkatnya kualitas regulasi yang ditetapkan oleh Pemda Prov. Jawa Barat
Meningkatnya harmonisasi antara peraturan pemerintah pusat, provinsi dan Kab/Kota
8 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Meningkatnya kualitas pelayanan publik sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat
Meningkatnya Indeks Kepuasan Masyarakat Kemudahan akses dokumen informasi publik
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
IV-37
A. Strategi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Strategi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah Provinsi
Jawa Barat Tahun 2016-2020 dilaksanakan pada tingkatan mikro, mencakup
implementasi kebijakan/program reformasi birokrasi sebagaimana
digariskan secara nasional dan menjadi bagian dari upaya percepatan
reformasi birokrasi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat. Adapun
tingkatan mikro mencakup:
1. Manajemen perubahan;
2. Penguatan sistem pengawasan;
3. Penguatan akuntabilitas kinerja;
4. Penguatan kelembagaan;
5. Penguatan tatalaksana;
6. Penguatan sistem manajemen SDM ASN;
7. Penguatan peraturan perundang-undangan;
8. Peningkatan kualitas pelayanan publik;
9. Quick wins.
Reformasi birokrasi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun
2016-2020 juga menggunakan strategi pendekatan “Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat menuju Pemerintahan Kelas Dunia” dengan konsep
“no superman but super team” dengan pola :
a. Parameter I : Radically redesign public services to improve quality of
service and cost efficiency, seperti :
1. Menginventarisasi berbagai pelayanan publik di setiap SKPD yang
dapat diberikan secara gratis (misalnya seperti pembuatan e-KTP).
Kalau ada peraturan yang menghambat, peraturannya diubah.
STRATEGI PELAKSANAAN DAN PROGRAM
REFORMASI BIROKRASI
BAB IV
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
IV-38
2. Penyederhanaan berbagai persyaratan dan prosedur pelayanan di
setiap SKPD sehingga dapat mengurangi biaya (tidak akan membuat
Pemerintah Daerah bangkrut). Kalau ada peraturannya yang
menghambat, peraturannya diubah.
3. Membuat pelayanan publik bersifat impersonal dengan berbasis ICT,
mencegah peluang terjadinya kontak langsung antara provider dengan
masyarakat, kecuali untuk jenis-jenis pelayanan yang tidak
tergantikan oleh alat.
b. Parameter II : Restructure the government’s approach to managing public
finances: budgeting, investment and revenue and working-capital
management, seperti :
1. Pelajari kembali manajemen pengeluaran (spending management),
buatlah menjadi lebih efektif dan efisien.
2. Gunakan lebih banyak dana untuk pembangunan infrastruktur dan
fasilitas pelayanan publik.
3. Kembangkan pembangunan wilayah dengan menggunakan
pendekatan triple helix/quad helix/penta helix pada sektor dan
daerah tertentu yang memungkinkan.
c. Parameter III : Strengthen functional leadership and capabilities across
government to support delivery, seperti :
1. Perkuat pelatihan kepemimpinan pemerintahan dengan memberi
kesempatan magang di sektor private pada bidang yang sama dengan
SKPD bersangkutan menyongsong penggunaan sistem karier terbuka.
(Sektor publik harus belajar dari sektor private yang sukses).
2. Kembangkan pendidikan dan pelatihan bagi SDM Aparatur yang
berbasis kompetensi, baik nasional maupun internasional.
d. Parameter IV : Optimise the government’s structure, scale and operating
model, seperti :
1. Tata ulang susunan organisasi supaya lebih ramping dan menghindari
tumpang tindih fungsi dan kegiatan antar SKPD.
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
IV-39
2. Dibangun Machinery of Government (MoG) yang menghubungkan
antara struktur dengan proses. Hilangkan adanya kepanitiaan (kecuali
untuk hal-hal yang spesifik), karena semua fungsi sudah terbagi habis
pada unit yang ada.
3. Inventarisasi pekerjaan dalam tiga kelompok : a) dikerjakan sendiri;
b) dikerjasamakan; c) dikontrakkan pada pihak ketiga, yang akan
berdampak pada jumlah dan kualitas SDM, sarana dan prasarana
pemerintahan, dalam rangka penghematan. Antisipasi kebijakan
moratorium penambahan PNS yang akan memaksa sistem untuk
menata ulang proses bisnis dengan berbasis pada ICT.
e. Parameter V : Develop the vision, accountability and capabilities needed to
drive a large-scale transformation, seperti :
1. Susun ulang visi dan misi SKPD disesuaikan dengan keputusan politik
yang telah diambil oleh pejabat politik.
2. Lakukan loncatan besar perubahan dengan mencari benchmark pada
unit-unit sejenis di negara lain.
3. Antisipasi perubahan sistem dan prosedur akibat kebijakan
moratorium penambahan PNS.
4. Membangun budaya organisasi yang akuntabel, sehingga terbiasa
mempertanggung-jawabkan dan mempertanggung-gugatkan setiap
tugas.
B. Program dan Kegiatan Reformasi Birokrasi
Mengacu pada PermenPAN & RB Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road
Map Reformasi Birokrasi 2015-2019, program-program Reformasi Birokrasi
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa barat 2016-2020 (sebagai program
tingkatan mikro) harus mencakup:
1. Program Manajemen Perubahan.
2. Program Penguatan Sistem Pengawasan.
3. Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja.
4. Program Penguatan Kelembagaan.
5. Program Penguatan Tatalaksana.
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
IV-40
6. Program Penguatan Sistem Manajemen SDM ASN.
7. Program Penguatan Peraturan Perundang-undangan.
8. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.
Penjelasan dan perincian kegiatan dari masing-masing program
tersebut adalah sebagai berikut.
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
IV-41
Tabel 4.1 Program dan Kegiatan Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat Tahun 2016-2020
No Area
perubahan Hasil yang Diharapkan Kegiatan Output
Tahun Penanggung Jawab
2016 2017 2018 2019 2020
Sasaran : Birokrasi yang bersih dan akuntabel
1 Program Manajemen Perubahan
Meningkatnya efektivitas pengelolaan manajemen pelaksanaan RB
Sosialisasi Roadmap Reformasi Birokrasi 2016-2020
Tersosialisasinya Roadmap Reformasi Birokrasi 2016-2020
√ √
Bappeda; Biro Organisasi
Penguatan Tim Reformasi Birokrasi
Meningkatnya efektivitas pelaksanaan RB
√ √ Biro Organisasi
Pembentukan agent of change
Terbentuknya Agent of Change melalui Kepgub
√ BKD
Pelatihan agent of change untuk eselon II, III, dan IV
Persentase eselon II, III, dan IV yang mendapatkan pelatihan agent of change
√
BKD
Evaluasi dan monitoring kebijakan "agent of change"
Laporan evaluasi dan monitoring kebijakan "agent of change"
√ √ √ √
BKD
Sosialisasi strategi dan rencana aksi manajemen perubahan
Tersosialisasinya strategi dan rencana aksi manajemen perubahan
√
Biro Organisasi
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
IV-42
No Area
perubahan Hasil yang Diharapkan Kegiatan Output
Tahun Penanggung Jawab
2016 2017 2018 2019 2020
Meningkatnya penegakan integritas, integritas, professional dan akuntabel aparatur
Penetapan Kode Etik dan Code of conduct (Kode perilaku atas nilai-nilai integritas, profesional dan akuntabel PNS/ASN
Laporan Penetapan Kode Etik dan Code of conduct
√
BKD
Penyusunan Pedoman Budaya Kerja
Dokumen Pedoman Budaya Kerja
√ BKD
Sosialisasi penerapan budaya kerja
Tersosialisasinya budaya kerja yang efektif
√ BKD
Pelatihan perkuatan integritas ASN
Laporan pelatihan perkuatan integritas ASN
√ √ BKD
Penerapan, Evaluasi dan Monitoring pelaksanaan pelaporan LKHASN
Laporan Evaluasi dan Monitoring pelaksanaan pelaporan LKHASN
√ √
BKD
2 Program Penguatan Pengawasan
Meningkatnya pengawasan yang independen, profesional, dan sinergis
Penguatan peran APIP di lingkungan Pemda Jawa Barat
Tingkat kematangan peran APIP
√ √ √ √ √
Inspektorat
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
IV-43
No Area
perubahan Hasil yang Diharapkan Kegiatan Output
Tahun Penanggung Jawab
2016 2017 2018 2019 2020
Pembekalan APIP di Pemda Prov. Jawa Barat
Jumlah Auditor bersertifikat Ahli √ √ √ √ √
Inspektorat
Pelaksanaan audit berbasis Risiko
Laporan audit berbasis resiko
√ √ √ √ √ Inspektorat
Pelaksanaan Monitoring Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Eksternal dan Internal
Persentase Hasil Pemeriksaan yang dapat ditindaklanjuti
√ √ √ √ √
Inspektorat
Peningkatan penerapan SPIP
Laporan penerapan SPIP
√ √ √ √ √ Inspektorat
Monitoring dan evaluasi penerapan SPIP
Laporan Monev penerapan SPIP √ √ √ √ √
Inspektorat
Meningkatnya penerapan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN
Pembangunan Zona Integritas (WBK/WBBM)
Jumlah PD yang menerapkan zona integritas
√ √ √
Inspektorat
Pelaksanaan Whistle-Blowing System (sistem pengaduan masyarakat)
Terlaksananya Whistle-Blowing System (sistem pengaduan masyarakat)
√ √ √
Inspektorat
-
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Barat 2016-2020
IV-44
No Area
perubahan Hasil yang Diharapkan Kegiatan Output
Tahun Penanggung Jawab
2016 2017 2018 2019 2020
Pengembangan Sistem Pengelolaan Pengaduan masyarakat
Terbangunnya sistem Pengelolaan Pengaduan masyarakat
√
Inspektorat
Pelaksanaan pengendalian gratifikasi
Laporan Monitoring Gratifikasi
√ √ √ √ √ Inspektorat
Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi
Laporan Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi
√ √ √ √
Inspektorat; Bappeda
Meningkatnya jumlah instansi pemerintah yang memperoleh opini WTP-BPK
Peningkatan kualitas pelaporan keuangan
Opini WTP dari BPK
√ √ √ √ √
Inspektorat
Tindak lanjut evaluasi BPK RI
Opini WTP dari BPK
√ √ √ √ √ Inspektorat
Meningkatnya efisiensi penyelenggaraan birokrasi
Revi