Rks

25
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor 1 SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEMBANGUNAN BALAI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR KABUPATEN BENER MERIAH Keterangan : Spesifikasi teknis disusun berdasarkan jenis pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan ketentuan : 1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan digunakannya produksi dalam negeri; 2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional; 3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistikdan dapat dilaksanakan; 4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan; 5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan; 6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan; 7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk; 8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan; 9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran. A. SPESIFIKASI UMUM 1. KETENTUAN UMUM 1.1 Kontraktor harus melindungi Pemilik dari tuntutan atas Hak Paten, Lisensi, serta Hak Cipta yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau disediakan Kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan. 1.2 Apabila ada perbedaan antara Standar yang disyaratkan dengan Standar yang diajukan oleh Kontraktor, Kontraktor harus menjelaskan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 hari sebelum Direksi Pekerjaan menetapkan Setuju atau Ditolak.

description

RKSA

Transcript of Rks

Page 1: Rks

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

1

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN PEMBANGUNAN BALAI PENGUJIAN

KENDARAAN BERMOTOR KABUPATEN BENER MERIAH

Keterangan :

Spesifikasi teknis disusun berdasarkan jenis pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan

ketentuan :

1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan

digunakannya produksi dalam negeri;

2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;

3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistikdan dapat dilaksanakan;

4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;

5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal

yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;

6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan

pekerjaan;

7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;

8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;

9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

A. SPESIFIKASI UMUM

1. KETENTUAN UMUM

1.1 Kontraktor harus melindungi Pemilik dari tuntutan atas Hak Paten,

Lisensi, serta Hak Cipta yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang

digunakan atau disediakan Kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan.

1.2 Apabila ada perbedaan antara Standar yang disyaratkan dengan Standar

yang diajukan oleh Kontraktor, Kontraktor harus menjelaskan secara

tertulis kepada Direksi Pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 hari sebelum

Direksi Pekerjaan menetapkan Setuju atau Ditolak.

Page 2: Rks

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

2

1.3 Dalam hal Direksi Pekerjaan menetapkan bahwa Standar yang diajukan

Kontraktor tidak menjamin secara substansial sama atau lebih tinggi dari

Standar yang disyaratkan, maka Kontraktor harus tetap memenuhi

ketentuan Standar yang disyaratkan dalam Dokumen Kontrak.

1.4 Spesifikasi ini disusun sedemikian rupa dimaksudkan agar calon penawar

dapat menyusun penawarannya yang realistis dan kompetitif, sesuai

dengan kebutuhan Pemilik tanpa catatan dan persyaratan lain dalam

penawarannya.

1.5 Barang, bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan harus

mengutamakan produksi dalam negeri.

1.6 Standart yang digunakan adalah Standart Nasional (SNI, SII, SKNI) untuk

barang, bahan, dan jasa/ pengerjaan/pabrikasi dari edisi atau revisi ASTM,

BS, dll), yang padanannya secara substantif sama atau lebih tinggi dari

Standar Nasional.

1.7 Standart satuan ukuran yang digunakan adalah MKS, sedangkan

penggunaan Standart satuan lain, dapat digunakan sepanjang hal tersebut

tidak dapat dielakkan.

1.8 Semua kegiatan yang perlu untuk pelaksanaan pekerjaan, penyelesaian

dan perbaikan harus dilakukan sedemikian rupa dengan mematuhi

ketentuan dan persyaratan kontrak agar tidak menimbulkan gangguan

terhadap kepentingan umum.

1.9 Kontraktor harus mengamankan dan membebaskan Pemilik dari

kewajiban membayar ganti rugi yang berkenaan dengan segala klaim,

tuntutan hukum dalam bentuk apapun yang timbul dari atau sehubungan

dengan hal tersebut.

Page 3: Rks

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

3

2. HUKUM DAN PERATURAN

Kontraktor harus mengetahui, memahami dan mematuhi ketentuan hukum dan

Peraturan mengenai Lingkungan Hidup, Keselamtan Kerja, Perpajakan, Bea

Cukai, Ijin Pemasukan Barang, Import dan Komoditi, penyimpanan merupakan

keharusan bagi kontraktor mengikuti prosedur yang harus ditempuh. Dengan

tidak mengurangi kewajiban Kontraktor akan hal tersebut diatas, Kontraktor

harus mematuhi ketentuan peraturan/perundang-undangan sebagai berikut:

2.1 Dalam pelaksanaan pekerjaan harus mengikut sertakan Perusahaan

Golongan Ekonomi Lemah Setempat/Koperasi sesuai surat Menteri

Koordinator Bidang Ekonomi Keuangan dan Pengawasan Pembangunan

No. S.91/M.EKKU/1997 tanggal 23 Juli 1997 tentang: Peningkatan Peran

Serta dan Pemberdayaan Pengusaha Kecil dan Koperasi dalam pengadaan

barang/jasa Instansi Pemerintah.

2.2. Untuk melindungi tenaga kerja, Kontraktor wajib melaksanakan program

JAMSOSTEK sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan

Umum dan Menteri Tenaga Kerja No. 30/KPTS/1989 tanggal 27 Januari

1989 Jo. Surat Kakanwil No. KEP-07/Men/ 1989. Departemen Pekerjaan

Umum Propinsi Daerah Istimewa Aceh Nomor : PR.06.07-W.01/BJ.3/660

tanggal 10 Agustus 1998.

3. PROGRAM PELAKSANAAN DAN LAPORAN

3.1. LAPORAN BULANAN KEMAJUAN PEKERJAAN

Sebelum tanggal sepuluh setiap bulan atau pada waktu yang telah

ditetapkan Direksi, Kontraktor harus menyerahkan 5 (lima) salinan

Laporan Kemajuan Bulanan dalam bentuk yang bisa diterima oleh

Direksi, yang menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan selama

bulan yang terdahulu. Laporan sekurang kurangnya harus berisi hal-hal

sebagai berikut:

3.1.1 Prosentase total pekerjaan yang telah dilaksanakan berdasarkan

kenyataan yang dicapai pada bulan laporan dan prosentase rencana

yang diprogramkan pada bulan berikutnya.

Page 4: Rks

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

4

3.1.2 Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang telah diselesaikan,

disertai dengan prosentase rencana yang diprogramkan, dan

diberi keterangan mengenai kemajuan pekerjaan.

3.1.3 Jadwal rencana kegiatan mendatang yang akan dilak sanakan

dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan perkiraan tanggal

permulaan dan penyelesaian.

3.2. LAPORAN HARIAN

Kontraktor harus membuat laporan harian atau laporan periodik atas

setiap bagian pekerjaan yang diminta Direksi dan dalam bentuk yang

disetujui oleh Direksi. Laporan dimaksud harus memuat, tetapi tidak

dibatasi, data-data berikut: Keadaan cuaca, jumlah tenaga staf dan buruh

yang dipekerjakan serta keterampilannya, jumlah bahan-bahan di tempat

pekerjaan, jumlah bahan yang sedang dipesan, kemajuan pekerjaan,

persiapan pekerjaan dan peralatan serta data-data percobaan laboratorium,

kecelakaan dan informasi yang lain yang berkaitan erat dengan kemajuan

pekerjaan.

3.3. RAPAT BERSAMA UNTUK MEMBICARAKAN KEMAJUAN

PEKERJAAN

Rapat tetap antara Direksi dan Kontraktor diadakan s eminggu sekali pada

waktu yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari pada

rapat ini membicarakan pek erjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang

diusulkan untuk minggu selanjutnya dan membahas permasalahan yang

timbul agar dapat segera diselesaikan.

4. BAHAN-BAHAN DAN ALAT YANG HARUS DISEDIAKAN

KONTRAKTOR

Kontraktor harus menyediakan seluruh alat produksi dan material yang

dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan kecuali bila disebutkan tersendiri di

dalam Kontrak. Jika tidak ditentukan lain, segala peralatan dan material yang

membutuhkan bagian pekerjaan baru dan harus disesuaikan dengan standar

menurut dokumen lelang. Bahan-bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan

Page 5: Rks

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

5

pekerjaan harus mengutamakan produksi dalam negeri. Apabila disebabkan

karena sesuatu hal sehingga bahan yang dimaksud tidak dapat diperoleh di

dalam negeri, maka Kontraktor dapat melakukan pemesanan dari luar negeri

setelah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pemberi Pekerjaan.

Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi, bilamana bermaksud untuk

mensuplai peralatan dan material yang tidak sesuai dengan standar sebagai

tersebut di atas dan harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi.

5. ALAT-ALAT PRODUKSI

Kontraktor harus menyediakan segala alat produksi yang diperlukan

secukupnya untuk pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan. Direksi boleh

meminta kepada Kontraktor untuk menyediakan alat produksi tambahan dan

peralatan lain bilamana menurut pertimbangannya penting untuk pelaksanaan

pekerjaan sesuai dengan Kontrak. Kontraktor harus menyediakan seluruh

peralatan serta suku cadang dan harus menjaga persediaan yang cukup untuk

tidak memperlambat pelaksanaan pekerjaan.

6. MATERIAL PENGGANTI

Kontraktor harus berusaha mendapat material yang ditentukan, bilamana

material yang ditentukan tidak mungkin diperoleh dengan alasan yang dapat

diterima, Kontraktor dapat menggunak an material pengganti, tetapi harus

terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Direksi. Harga satuan

penawaran pada Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan tidak diperkenankan

untuk dinaikkan akibat penggantian material.

Page 6: Rks

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

6

B. SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 1. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Skope pekerjaan kegiatan Proyek ini meliputi :

Pekerjaan Pembangunan Gedung Pengujian

Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan Tanah

Pekerjaan Pasangan

Pekerjaan Beton Bertulang 1 : 2 : 3

Pasal 2. PEKERJAAN PERSIAPAN

Untuk keperluan persiapan dan perlengkapan guna pelaksanaan pekerjaan,

Kontraktor berkewajiban :

2.1 Pembersihan Lahan

Pembersihan lahan dilakukan pada areal pekerjaan dari segala kotoran/sampah

dan akar-akar kayu.

2.2 Sarana Air Kerja Dan Penerangan

2.2.1 Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung,

Kontraktor harus memperhitungkan biaya penyediaan air bersih tidak

mengandung lumpur guna keperluan air kerja, air minum untuk

pekerja dan air kamar mandi/WC.

2.2.2 Air yang dimaksud adalah air bersih, baik yang berasal dari PAM atau

sumber air, serta pengadaandan pemasangan pipa distribusi air tersebut

bagi keperlua pelaksanaan pekerjaan dan untuk keperluan Direksi

Keet, Kantor Kontaktor, Kamar mandi/WC atau tempat-tempat lain

yang dianggap perlu.

2.2.3 Kontraktor juga harus menyediakan Sumber Tenaga Listrik untuk

keperluan pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan Direksi Keet/gudang dan

penerangan Proyek pada malam hari sebagai keamanan selama proyek

berlangsung selama 24 jam penuh dalam sehari.

Page 7: Rks

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

7

2.2.4 Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau

dengan Generator Set dan semua perizinan untuk pekerjaan tersebut

menjadi tanggungan jawab Kontraktor. Pengadaan fasilitas penerangan

tersebut termasuk pengadaan dan pemasangan instalasi dan armatur,

stop kontak serta sakelar/panel.

2.3 Yang Harus Diserahkan Pada Proyek

Dengan selesainya waktu pemeliharaan atau pada tanggal-tanggal lebih awal

dari yang dikehendaki oleh Direksi, Kontraktor harus mengosongkan dan

menyerahkan pada Direksi seperti yang ditentukan dalam pasal ini. Kontraktor

tidak membongkar atau merusak bangunan, peralatan, barang-barang yang

berfaedah, kantor-kantor, gudang dan lainnya seperti tercantum dalam

spesifikasi ini.Semua unit perumahan, kantor, dan fasilitas lain harus

dibersihkan dan dalam keadaan baik kecuali untuk yang dibongkar bila

diserahkan kepada Pemberi Pekerjaan.

2.4 Keselamatan Kerja

2.4.1. Kontraktor harus menjamin keselamatan para pekerja (K3) sesuai

dengan persyaratn yang ditentukan dalam Peraturan Perburuhan atau

persyaratan yang diwajibkan untuk setiap bidang pekerjaan.

2.4.2 Di dalam lokasi harus tersedia kotak obat lengkap untuk Pertolongan

Pertama Pada Kecelakaan (P3K).

2.5 Photo Kemajuan Pekerjaan

Kontraktor harus menyerahkan photo berwarna kepada Direksi mengenai

kemajuan pekerjaan (dengan ukuran tidak kurang 8 cm x 12 cm) pada lokasi

yang telah ditentukan Direksi selama masa Kontrak.Photo diambil pada waktu

awal dan selesainya pelaksanaan pekerjaan, serta pada waktu yang ditetukan

oleh Direksi.Photo yang harus diserahkan kepada Direksi dilampirkan pada

laporan kemajuan bulanan dan masing-masing sebanyak 5 (lima) rangkap.

Tanggal dan penjelasan dari tiap photo perlu dicantumkan. Biaya pembuatan

photo tidak akan dibayar terpisah dan dianggap termasuk dalam harga satuan

untuk tiap pekerjaan pada Biaya Kuantitas Pekerjaan.

Page 8: Rks

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

8

Pasal 3. PEMASANGAN BOUWPLANK

3.1 Lingkup pekerjaan

Meliputi seluruh keliling bangunan.

3.2 Persyaratan bahan

Bahan dari kayu yang cukup kuat, dengan ukuran untuk patok 5/7 cm dan

untuk papan 2/18 cm.

3.3 Pedoman pelaksanaan

• Papan diketam halus dan lurus pada sisi atasnya

• Harus benar-benar water pas (timbang air) dan sudut-sudutnya

harus siku

• Bouwplank harus terpasang kuat.

• Ukuran harus dinyatakan dalam satuan meter dan pada titik ukuran diberi

tanda paku dan garis dengan cat warna merah agar mudah terlihat sewaktu

diperlukan. Setelah bouwplank terpasang harus diminta persetujuan

tertulis Direksi, agar pekerjaan selanjutnya dapat segera dilaksanakan .

Pasal 4. PEKERJAAN TANAH

4.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan Tanah terdiri dari:

• Galian tanah untuk pekerjaan substruktur (pondasi).

• Urugan tanah kembali bekas galian.

• Urugan tanah dibawah lantai dan selasar

. • Pasir Uruq di bawah pondasi

• Pasir uruq dibawah tanah dan slasar

4.2 Persyaratan bahan

Untuk urugan tanah kembali bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas

galian pondasi. Untuk urugan dibawah lantai dan selasar digunakan tanah urug

dan pasir urug kualitas baik. Tanah timbunan dan pasir urug harus bersih dari

kotoran-kotoran dan akar-akar kayu, serta sampah lainnya

Page 9: Rks

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

9

4.3 Pelaksanaan Penggalian

4.3.1 Kontraktor dapat memulai penggalian setelah mendapat persetujuan

dari Konsultan Pengawas/Direksi Pekerjaan.

4.3.2 Sebelum penggalian dimulai, Kontraktor wajib mengajukan usulan

penggalian yang akan ditempuh minimal menyebutkan :

a. Urutan-urutan pekerjaan penggalian.

b. Metode atau schema penggalian.

c. Peralatan yang digunakan.

d. Jadwal waktu pelaksanaan.

e. Pembuangan galian.

f. Dan lain-lain yang berhubungan dengan pekerjaan galian.

4.3.3 Kontraktor harus membuat saluran penampung air, didasar galian yang

meliputi areal galian. Air yang terkumpul harus dapat dipompa keluar

ke tempat yang aman agar galian tetap kering, oleh karenanya

Kontraktor wajib mempersiapkan pompa lengkap dengan

perlengkapannya untuk keperluan penyedotan air tersebut.

4.3.4 Galian timbunan tanah untuk pondasi samaran dan galian lainnya harus

dilakukan menurut ukuran dalam, lebar dan sesuai dengan Pil – pil

yang tercantum dalam gambar

4.3.5 Kontraktor wajib memperhatikan keselamatan para pekerja, kelalaian

dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

4.3.6 Penyangga/Penahan Tanah

4.3.7 Kontraktor diharuskan untuk melaksanakan dan merawat semua tebing

dan galian yang termasuk dalam kontrak.

4.3.9 Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan

dalam gambar, maka Kontraktor harus mengisi kelebihan tersebut

dengan bahan pondasi yang sesuai dengan spesifikasi pondasi.

4.4 Penimbunan

4.4.1 Seluruh bagian site yang direncanakan untuk perletakan bangunan

harus ditimbun sampai ketinggian yang ditentukan, tanah timbunan

harus cukup baik, bebas dari sisa-sisa (rumput, akar-akar dan lainnya).

Page 10: Rks

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

10

4.4.2 Penimbunan harus dilakukan lapis-berlapis setebal maksimal 30 cm

hamparan setiap lapisan.

4.4.3 Semua penimbunan kembali di bawah atau sekitar bangunan dan

pengerasan jalan/parkir harus sesuai dengan gambar rencana. Material

untuk penimbunan harus memenuhi spesifikasi ini.

4.4.4 Pengurugan Tanah/Pemadatan Tanah

4.4.4.1 Semua daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari

semua semak-semak, akar-akar pohon, sampah puing-puing

bangunan dan lain-lain sampah, sebelum pengurugan tanah

dimulai.

4.4.4.2 Tanah urug untuk mengurug. Meratakan dan membuat

tanah, tebing-tebing harus bersih dari sisa-sisa tanaman,

sampah dan lain-lain.

4.4.4.3 Bila tanah galian ternyata tidak baik atau kurang dari jumlah

yang dibutuhkan maka Kontraktor harus mendatangkan

tanah urug yang baik dan cukup jumlahnya serta

mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.

4.4.4.4 Pengurugan tanah harus dibentuk sesuai dengan peil

ketinggian kemiringan dan ukuran-ukuran yang tercantum

dalam gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh

Konsultan Pengawas.Tanah urug harus ditempatkan dalam

lapisan-lapisan setebal maksimum 15 cm dan harus

dipadatkan sebaik-baiknya dengan penambahan air

secukupnya dan penggilingan.Permukaan dari kemiringan-

kemiringan tanah diselesaikan secara rata atau bertangga

sebagaimana diminta oleh Konsultan Pengawas.

4.4.4.5 Pengurugan dengan tanah timbun di bawah lantai dilakukan

lapis demi lapis hingga ketebalan yang ditentukan di bawah

lantai, ditumbuk hingga padat. Lapisan–lapisan urugan

utnuk ditumbuk ini dibuat maksimal 10 cm per lapisan.

4.4.4.6 Pengurugan kembali dari pondasi harus dilaksanakan dengan

memadatkan tanah urug dalam lapisan-lapisan setebal

maksimum 15 cm. Pengurugan ini tidak boleh dilaksanakan

Page 11: Rks

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

11

sebelum diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.

4.4.4.7 Pengurugan tanah untuk dasar pondasi plat/setempat,

dimana dasar pondasi harus diurug maka syarat-syarat

pengurugan seperti di atas harus dipenuhi dengan kepadatan

95 % dalam lapisan-lapisan 20 cm.

Pasal 5. PEKERJAAN PONDASI

5.1 Lingkup pekerjaan

Meliputi seluruh pengerjaan lantai kerja, pondasi pasangan batu kali/batu

gunung, seperti yang tercantum dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar

detail

5.2 Persyaratan bahan

Seluruh bahan yang digunakan untuk pondasi harus memenuhi persyaratan

yang diuraikan dalam pasal beton/beton bertulang.

5.3 Pedoman pelaksanaan

5.3.1 Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-

pengukuran untuk as-as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi yang

diminta persetujuan Direksi tentang kesempurnaan galian.

5.3.2 Pemborong wajib melaporkan kepada Direksi bila ada perbedaan

gambar konstruksi dengan gambar arsitektur atau bila ada hal-hal yang

kurang jelas.

5.3.3 Dibawah dasar pondasi pasangan batu kali/gunung didasari dengan

pasangan batu kosong (Aanstamping) setebal 10 cm dan pasir urug

setebal 5 cm.

5.3.4 Pondasi Batu / Kali Gunung dengan adukan 1 Pc : 3 Ps

5.3.5 Pedoman pelaksanaan, adukan harus memenuhi pedoman pada pasal 5.

Page 12: Rks

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

12

Pasal 6. PEKERJAAN BETON BERTULANG

6.1 Pekerjaan beton bertulang

Kualitas yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah :

Mutu beton BO untuk pekerjaan beton biasa

Mutu beton K175 untuk kolom praktis

Mutu beton K225 untuk:

• Pondasi beton bertulang;

• Sloof beton bertulang;

• Kolom beton bertulang;

• Balok-balok beton bertulang;

Pemborong harus memberikan/membuat kualitas beton yang baik dengan

memperhatikan data-data pelaksanaan sesuai petunjuk pengawas. Selama

pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan yang disebut

pada pasal 4.7 dan 4.9 PBI 1971. Mengingat bahwa Wc factor yang sesuai

disini adalah sekitar 0,52-0,555, maka pemasukan bahan adukan + kedalam

cetakan benda uji dilakukan menurut pasal 4.9 ayat 3 PBI-1971 tanpa

menggunakan penggetar. Pada masa-masa pembetonan pendahuluan harus

dibuat minimum 1 benda uji per 1,5 m3 beton hingga diperoleh 20 benda uji

yang pertama. Selanjutnya harus dibuat 2 buah benda uji untuk setiap 5 m3

beton dengan minimum 2 buah benda uji setiap hari. Pemborong harus

membuat laporan tertulis atas data-data kualitas yang dibuat. Laporan tersebut

harus dilengkapi dengan nilai karakteristik beton tersebut dan harus disetujui

oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Laporan tersebut harus disertai sertifikat

dari laboratorium dan harus dibuat rangkap 5 (lima). Selama pelaksanaan

harus ada pengujian slump, minimal 5 Cm dan maksimal 12 Cm. Cara

pengujian slump adalah sebagai berikut : Contoh beton diambil tepat sebelum

dituangkan ke dalam cetakan beton (bekisting). Cetakan beton dibawahkan

dan ditempatkan di atas kayu yang rata atau pelat beton. Cetakan diisi sampai

kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan tersebut diitusuk-tusuk 25 kali

dengan besi 15 mm panjang 30 Cm dengan ujung yang bulat (seperti peluru).

Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap

lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus yang dibawahnya

Page 13: Rks

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

13

setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan dana diukur

penurunannya (nilai slumpnya). Jumlah semen minimal 375 Kg per m3 beton..

Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung

setelah seluruh adukan masuk ke dalam mixer. Penyampaian beton (adukan)

dari mixer ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara yang tidak

berakibat terjadinya pemisahan komponen-komponen beton. Harus digunakan

vibrator untuk pemadatan beton. Minimal 2 (dua) hari sebelum pengecoran

dilakukan Pemborong harus memberitahukan kepada Direksi/Konsultan

Pengawas dan pengecoran baru dapat dilakukan setelah mendapat izin tertulis

dari Direksi/Konsultan Pengawas. Sebelum memberikan persetujuan

pengecoran Direksi/Konsultan Pengawas wajib memeriksa pembesian yag

terpasang pada daerah yang akan di cor. Diluar uraian diatas untuk pekerjaan

yang memerlukan penggunaan beton bukan sebagai struktur utama (misalnya :

beton rabat) dapat dipakai campuran adukan 1 PC : 3 Psr : 5 Kr yang dicetak

dan dicor berdasar ketentuan PUBB (NI.3-1957) dan PBI (NI.2-1971).

6.2 Pekerjaan Besi

Besi beton yang digunakan harus memenuhi kriteria mutu, besi dengan ukuran

< Ø 12 mm digunakan U 24. Pemborong harus mengusahakan supaya besi

yang dipasang adalah sesuai dengan apa yang tertera pada Gambar Kerja.

Sebelum dilakukan pemotongan besi beton, maka Pemborong harus membuat

“Bending Schedule” (rencana pembengkokan tulangan) untuk diajukan dan

dimintakan persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas. Dalam hal dimana

berdasarka pengalaman pemborongan atau pendapatnya terdapat kekeliruan

atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yag ada, maka :

• Pemborong dapat menambahkan ekstra besi dengan tidak mengurangi

pembesian yag tertera dalam Gambar Kerja. Secepatnya hal ini

diberitahukan pada perencanaan konstruksi untuk informasi.

• Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh Pemborong sebagai pekerjaan

lebih, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada

persetujuan tertulis dari perencanaan kostruksi.

• Jika diusulkan perubahan dari jalan/arah pembesian maka perubahan

tersebut hanya dapat dilakukan degan persetujuan tertulis dari perencanaan

Page 14: Rks

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

14

konstruksi. Jika pemborong tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang

sesuai dengan yang ditetapkan dalam Gambar Kerja, maka dapat dilakukan

penukaran diameter besi dengan diameter yang terdekat dengan catatan

harus ada persetujuan tertulis dari Direksi/ Konsultan Pengawas. Jumlah

besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh

kurang dari yang tertera dalam Gambar Kerja (dalam hal ini yang

dimaksudkan adalah jumlah luas). Pergantian tersebut boleh

mengakibatkan keruwetan pembesian ditempat tersebut atau didaerah

overlapping yang dapat menyulitkan pembetonan atau penyampaian

pengetar. Toleransi besi Diameter, ukuran sisi Variasi dalam berat (jarak

antara dua diameter Yang Toleransi permukaan yang berlawanan)

diperbolehkan Dibawah 10 mm ± 7% ± 0,4 mm 10 mm sampai 16 mm ±

5% ± 0,4 mm (tapi tidak termasuk diameter 16 mm) sampai 28 mm ± 4% ±

0,3 mm (tapi tidak termasuk diameter 28 mm)

6.4 Perawatan Beton

Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan

cepat. Persiapan perlindungan atas kemunngkinan datangnya hujan, harus

diperhatikan. Beton harus dibasahi terus menerus paling sedikit selama 10 hari

setelah pengecoran untuk mencegah pengeringan bidang beton. Pembasahan

terus menerus ini dilakukan antara lain dengan menutupinya dengan karung-

karung basah. Pada pelat-pelat atap pembasahan terus menerus dilakukan

dengan merendam atau (menggenanginya) dengan air. Khusus untuk pelat

lantai yag akan diberi lapisan waterproofing pembasahan terus menerus juga

berfungsi untuk memastikan bahwa pelat beton tidak mengalami kebocoran.

Apabila terjadi kebocoran maka pelat tersebut harus diperbaiki oleh

Pemborong sampai disetujui oleh Direksi/Kosultan Pengawas. Pada hari-hari

pertama sesudah selesai pengecoran, proses pengerasan tidak boleh diganggu.

Tidak diperkenankan unntuk mempergunakan lantai yang belum cukup

mengeras sebagai tempat penimbunan bahan-bahan atau sebagai jalan unnntuk

mengangkut bahan-bahan berat. Minimal 1 (satu) minggu setelah pengecoran

selesai, baru dapat dibebani untuk pekerjaan selanjutnya dengan syarat

Acuan/Bekisting lantai yang dibebani tersebut tidak dibongkar dan untuk

Page 15: Rks

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

15

memulai pekerjaan tersebut harus dengan persetujuan tertulis oleh

Direksi/Konsultan Pengawas. Perawatan degan uap bertekanan tinggi, uap

bertekanan udara luar, pemanasan atau proses-proses lain untuk

mempersingkat waktu pengerasan dapat dipakai setelah mendapatkan

persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas.

6.5 Tanggung Jawab Pemborongan

Pemborong bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan

ketentuan-ketentuan di atas dan sesuai dengan gambar Kerja yang diberikan.

Kehadiran Direksi/Konsultan Pengawas selaku wakil pemberi tugas atau

Kosultan Perencana yang sejauh mungkin melihat/mengawasi/menegur atau

memberi nasehat tidaklah mengurangi tanggung jawab.

6.6 Perbaikan Permukaan Beton

Pada proyek ini permukaan beton yang dihasilkan bukan merupakan hasil

akhir yang tidak tidak mengalami finishing arsitektur sehingga akan ada

pekerjaan plesteran baik untuk balok, kolom dan pelat lantai. Tapi apabila

terjadi ketidak-sempurnaan dalam pengecoran sehingga terjadi keropos dan

lain-lain maka harus dilakukan hal-hal seperti langkah berikut ini.

Penambahan pada daerah yang tidak sempurna, keropos dengan campuran

adukan semen (cement mortar) setelah pembukaan Acuan/Bekisting, hanya

boleh dilakukan setelah mendapatkan persetujuan tertulis dan sepengetahuan

Direksi/Konsultan Pengawas. Jika ketidak-sempurnaan itu tidak dapat

diperbaiki untuk menghasilkan permukaan yang diharapkan dan diterima

Direksi/Konsultan Pengawas, maka harus dibongkar dan diganti dengan

pembetonan kembali atas biaya Pemborong. Ketidak-sempurnaan yang

dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah/retak, ada gelembung

udara, keropos berlubang, tonjolan dan yang lainnya yag tidak sesuai dengan

bentuk yang diharapkan/diinginkan.

6.7 Bagian-bagian Yang Tertanam Dalam Beton Pasangan angkur dan lain-lain

yang akan menjadi satu dengan beton bertulang. Dipergunakan juga tempat

untuk klos-klos untuk kosen atau instalasi.

Page 16: Rks

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

16

Bahan

a. Semen

• Digunakan Portland Cement jenis I (Tipe I) menurut NI-8 tahun 1975 dan

memenuhi S-400 menurut Standart Cement Portland yang digariskan oleh

Asosiasi Semen Indonesia (NI-8 tahun 1972). Merek yang dipilih tidak dapat

ditukar-tukar dalam pelaksanaan terkecuali mendapat persetujuan dari Direksi.

Pertimbangan Direksi hanya dapat diberikan dalam keadaan Tiada stok

dipasaran dari merk semen yang telah digunakan. Kontraktor memberikan data-

data teknis bahwa mutu semen pengganti setaraf dengan mutu semen yang telah

dipakai.

• Semen yang mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen tidak

diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.

• Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat lembab

agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus

ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang

masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat

dilakukan menurut urutan pengiriman.

b. Pasir Beton

Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan

organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan

sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI –1971.

c. Kerikil

Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan

kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI-1971. Penimbunan pasir dengan

kerikil harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak tercampur utuk

menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat.

Page 17: Rks

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

17

d. Air

Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam,

bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja

tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.

e. Besi Beton

Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan leleh

karakteristik minimum 24 Kg/cm² untuk ukuran < Ø12 mm dan baja sedang dengan

mutu U-32 (tegangan leleh karakteristik minimum 32 Kg/cm²) untuk ukuran = Ø12

mm. Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas

dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan

tidak boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang. Membengkok

dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan

harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan

Direksi terlebih dahulu. Jika pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi

sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran

dengan diameter terdekat dengan catatan :

• Harus ada persetujuan Direksi.

Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh

kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini dimaksud adalah jumlah

luas). Biaya tambahan yang diakibatkan penukaran diameter besi menjadi

tanggung jawab pemborong.

6.8 Cetakan dan acuan

Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga

hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran batas-batas yang sesuai

dengan yang ditunjuk oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan. Pembuatan

cetakan dan acuan harus mememenuhi ketentuan-ketentuan didalam pasaal 5.1

PBI-1971.

Page 18: Rks

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

18

6.9 Mutu Beton

Mutu beton yang digunakan untuk struktur adalah K250 perbandingan 1 Pc :

1½ Ps : 2½ Kr. Untuk kolom praktis, balok latai, menggunakan mutu beton

K175 dengan perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr.

6.10 Adukan Beton

Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran

harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu :

• Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.

• Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton

yag sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai

pekerjaan beton harus memenuhi tabel 4.4.1 PBI 1971.

6.11 Pengecoran

Pegecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi.

Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan

diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai

harus digunakan papan-papan berkaki yag tidak membebani tulangan. Kaki-

kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor. Apabila

pengecoran harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui

oleh Direksi. Untuk melanjutkan pekerjaan yang diputus tersebut, bagian

permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian

diberi additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada

pengecoraan kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih

tinggi dari 1,5 m.

6.12 Hal-hal Lain (Miscellaneous Items)

Isi lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang tertinggal di beton bekas jalan

kerja sewaktu pembetonan. Jika dianggap perlu dibuat bantalan beton untuk

pondasi alat-alat mekanik dan elektronik yang ukuran, rencana dan tempatnya

berdasarkan Gambar Kerja mekanikal dan elektrikal. Digunakan mutu beton

seperti yang ditentukan dan dengan penghalusan permukaannya.

Page 19: Rks

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

19

Pasal 7. PASANGAN BATU KOSONG

7.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan susunan batu kosong (baik tanpa siar)

mulai dari menyiapkan bahan pemasangan menurut spesifikasi ini dan

spesifikasi pekerjaan lainnya yang ada hubungannya dengan pekerjaan ini,

dimana bentuk, ukuran dan tempat menurut gambar rencana atau petunjuk

Direksi.

7.2 Bahan

Bahan untuk susunan batu ini dapat dipakai batu yang ada disekitarnya atau

dari sumber material dimana bentuknya mendekati bulat. Batu harus segar

(bersih), keras, awet dan padat serta tahan terhadap pengaruh cuaca dan air.

Dan juga dapat menggunakan batu lain atas persetujuan direksi.

7.3 Pelaksanaan

a). Galian

Dasar untuk susunan batu digali sedalam yang dibutuhkan dan menurut

bentuk yang diminta.

b). Penempatan

Susunan batu yang ditempatkan di bawah permukaan air harus

didistribusikan sedemikian rupa sehingga tebal minimum dan susunan

bahan tersebut tidak kurang dari tebal yang diminta atau yang disyaratkan.

Batu yang ditempatkan di atas permukaan air disusun dengan tangan

disusun dengan saling menutup dan hubungannya dibuat sedemikian rupa

sehingga cukup kompak dan saling memegang. Batu-batu pada bagian

akhir disusun tegak lurus dengan sloof. Batu ditempatkan sedemikian rupa

tegak lurus dengan pada sloof dengan pengakhiran yang baik. Pasangan

batu kosong harus dipadatkan dengan baik sebagaimana disyaratkan dan

permukaan akhir yang rapi dan kuat. Tebal pasangan batu kosong

minimum 10 cm, diukur secara tegak lurus pada sloof.

Page 20: Rks

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

20

Pasal 8. PASANGAN BATU GUNUNG

8.1 Uraian

Pekerjaan yang termasuk pekerjaan pasangan batu gunung yaitu pondasi

konstruksi ringan, dinding penahan tanah dan pada tempat-tempat yang

ditentukan pada gambar rencana atau atas perintah yang tertulis dari Direksi.

Pemasangan batu kali/gunung harus mengikuti spesifikasi ini dan spesifikasi

lainnya yang melibatkan pekerjaan ini dan harus sesuai dengan bentuk,

ketinggian dan bentuk yang ditentukan dalam gambar rencana atau

persetujuan Direksi/Pengawas.

8.2 Material

a). Batu

Batu harus keras, bersih dan semacam batu yang tahan lama dan disetujui

oleh Direksi atau Batu yang rapuh atau batu endapan tidak diperkenankan

dipergunakan. Jika tidak ditentukan ukurannya di dalam gambar rencana,

batu harus mempunyai ketebalan tidak kurang dari 15 cm, lebar tidak

kurang dari 1 / kali tebalnya dan 12 panjangnya tidak kurang dari 1 /

kali lebarnya. Setiap batu harus baik bentuknya dan 12 bebas dari

penyusutan dan berkurangnya kekuatan batu.

b). Adukan semen

Adukan semen yang digunakan yaitu 1 Pc : 4 Ps

8.3 Pelaksanaan

a). Pemilihan dan penempatan

Jika batu gunung dipasang baik untuk pondasi, dinding penahan tanah dan

lain sebagainya harus mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas

sebelum pasangan batu dipasang. Semua batu harus bersih sama sekali

dan dibasahi segera sebelum disusun dan dasarnya harus bersih dan juga

dibasahi sebelum adukan semen diletakkan. Batu diletakkan dengan

bagian lebar menyentuh dasar dan lapisan adukan, dan ruang diantaranya

diisi dengan adukan bagian yang diletakkan dari batu harus disusun

paralel dengan muka dinding dimana batu disusun.

Page 21: Rks

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

21

b). Dasar dan hubungannya

Permukaan dasar dari batu dilapisi dengan adukan semen setebal 2 sampai

5 cm. Siar datar pada batu dasar tidak boleh lebih dari 5 (lima) batu terus

menerus. Sedangkan antara satu sama lainnya tidak boleh bersinggungan

tetapi harus dilapisi dengan adukan setebal 2 cm sampai 5 cm sedangkan

siar tidak boleh dari 2 (dua) batu. Batu dapat membuat sudut dengan garis

vertikal dari 0º sampai 45º tidak boleh ada pertemuan dengan 4 (empat)

sudut batu sekaligus.

c). Penyelesaian

Siar kedua sisi tegak diharuskan menurut gambar rencana atau petunjuk

Direksi. Penyelesaian sebelah atas dibuat agak bulat pada tengahnya

untuk menghindari adanya genangan air.

d). Batu Gunung Sebelah Luar

Untuk permukaan yang batu kalinya dilekatkan, maka setelah selesai

disusun dan adukan masih baru atau basah, seluruh permukaan batu

dibasahi dan sisa-sisa adukan dibersihkan sampai bersih.

Pasal 9. PEKERJAAN DINDING

9.1 Lingkup Pekerjaan

Pemasangan dinding bata merah setebal 1/2 bata seluruh dinding ruangan,

penahanan tanah emperan keliling bangunan, seperti tertera dalam gambar dan

dijelaskan dalam gambar detail.

9.2 Dinding Bata

9.2.1 Persyaratan Bahan

a. Bata, bentuk standar batu bata adalah prisma empat persegi

panjang, bersudut siku-siku dan tajam, permukaannya rata dan

tidak menampakkan adanya retak-retak yang merugikan. Bata

merah dibuat dari tanah liat dengan atau campuran bahan lainnya,

yang dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila

direndam air. Batu bata dengan daya serap air lebih dari 20 %

Page 22: Rks

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

22

berat sendiri setelah pembenaman dalam air selama 24 jam tidak

dapat dipakai. Ukuran batu bata nominal yang digunakan adalah

23 x 11 x 5 cm denagn toleransi ± 5 mm. Pembongkaran batu bata

dari kenderaan pada saat pemasukan barang harus dilakukan

dengan tangan dan ditumpuk dengan rapi di tempat yang telah

ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

b. Pasir, Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-

butir harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh

pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan. Kadar lumpur

tidak boleh melebihi 5 % berat. c. Semen dan Air, untuk

persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang

telah digariskan pada pasal beton bertulang.

9.2.2 Persyaratan Adukan

Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak

kayu yangmemenuhi syarat, mencampur semen dengan pasir harus

dalam keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat

campuran yang plastis. Adukan yang telah mengering akibat tidak

habis digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan adukan

yang baru.

9.3 Pedoman Pelaksanaan

a. Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu:

- Pasangan kedap air ( 1 Pc : 2 Ps), Semua pasangan bata dimulai diatas

sloof antara 35 cm sampai setinggi 65 cm (sesuai gambar), diatas lantai

dan sampai setinggi 400 cm dari permukaan lantai setempat untuk

sekeliling dinding ruang-ruang basah (toilet, kamar mandi dan WC).

- Pasangan dinding penahanan tanah emperan keliling bangunan.

- Pasangan adukan 1 Pc : 4 Ps berada diatas pasangan kedap air tersebut.

Page 23: Rks

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

23

b. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan

sesuai gambar, dengan syarat. Semua pasangan dinding harus rata

(horizontal), dan pengukuran harus dilakukan dengan benang. Pengukuran

pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak boleh melebihi

30 cm, dari pasangan bata yang telah selesai.

c. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda

setengah panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah

pasangan bata, kecuali pasangan pada sudut.

d. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga

menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari.

Pada tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom-kolom praktis yang

ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding.

e. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding,

harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester).

Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/plat, harus ditutup dengan adukan

plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama

dengan plesteran seluruh bidang tembok. Dalam mendirikan dinding yang

kena udara terbuka, selama waktu hujan lebat harus diberi perlindungan

dengan penutup bagian atas dari tembok dengan sesuatu penutup yang

sesuai (plastik). Dinding yang telah terpasang harus diberi perawatan

dengan cara membasahinya secara terus menerus paling sedikit 7 hari

setelah pemasangannya.

Pasal 10. PEKERJAAN PLESTERAN

10.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, beton bertulang,

dan dinding penahanan tanah emperan keliling bangunan.

Page 24: Rks

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

24

10.2 Persyaratan Bahan

Bahan-bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan

dalam pasal beton bertulang.

10.3 Pedoman Pelaksanaan

a. Sebelum plesteran dilakukan, maka :

• Dinding dibersihkan dari semua kotoran

• Dinding dibasahi dengan air

• Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0,5 cm.

• Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran

dapat merekat dengan baik.

b. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 Pc :2 Ps ,

sedangkan plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1 Pc : 4 Ps.

c. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya

dan tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal.

d. Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm.

Untuk mencapai tebal plesteran yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan

secara silang dengan menggunakan mistar kayu panjang yang digerakkan

secara horizontal dan vertikal. Bilamana terdapat bidang plesteran yang

berombak harus diusahakan memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-

bidang yang yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara teratur

(dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata

dengan sekitarnya. Semua bidang plesteran harus dipelihara

kelembabannya selama seminggu sejak permulaan plesterannya.

Page 25: Rks

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor

25

Pasal 11. P E N U T U P

Secara keseluruhan dalam uraian dan syarat-syarat kerja ini, hal-hal yang kurang

jelas akan diterangkan / diberi penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) dan akan

dituangkan dalam Berita Acara.