Rks
-
Upload
aman-restu -
Category
Documents
-
view
66 -
download
8
description
Transcript of Rks
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor
1
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN PEMBANGUNAN BALAI PENGUJIAN
KENDARAAN BERMOTOR KABUPATEN BENER MERIAH
Keterangan :
Spesifikasi teknis disusun berdasarkan jenis pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan
ketentuan :
1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan
digunakannya produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistikdan dapat dilaksanakan;
4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan;
7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;
9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.
A. SPESIFIKASI UMUM
1. KETENTUAN UMUM
1.1 Kontraktor harus melindungi Pemilik dari tuntutan atas Hak Paten,
Lisensi, serta Hak Cipta yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang
digunakan atau disediakan Kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan.
1.2 Apabila ada perbedaan antara Standar yang disyaratkan dengan Standar
yang diajukan oleh Kontraktor, Kontraktor harus menjelaskan secara
tertulis kepada Direksi Pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 hari sebelum
Direksi Pekerjaan menetapkan Setuju atau Ditolak.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor
2
1.3 Dalam hal Direksi Pekerjaan menetapkan bahwa Standar yang diajukan
Kontraktor tidak menjamin secara substansial sama atau lebih tinggi dari
Standar yang disyaratkan, maka Kontraktor harus tetap memenuhi
ketentuan Standar yang disyaratkan dalam Dokumen Kontrak.
1.4 Spesifikasi ini disusun sedemikian rupa dimaksudkan agar calon penawar
dapat menyusun penawarannya yang realistis dan kompetitif, sesuai
dengan kebutuhan Pemilik tanpa catatan dan persyaratan lain dalam
penawarannya.
1.5 Barang, bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan harus
mengutamakan produksi dalam negeri.
1.6 Standart yang digunakan adalah Standart Nasional (SNI, SII, SKNI) untuk
barang, bahan, dan jasa/ pengerjaan/pabrikasi dari edisi atau revisi ASTM,
BS, dll), yang padanannya secara substantif sama atau lebih tinggi dari
Standar Nasional.
1.7 Standart satuan ukuran yang digunakan adalah MKS, sedangkan
penggunaan Standart satuan lain, dapat digunakan sepanjang hal tersebut
tidak dapat dielakkan.
1.8 Semua kegiatan yang perlu untuk pelaksanaan pekerjaan, penyelesaian
dan perbaikan harus dilakukan sedemikian rupa dengan mematuhi
ketentuan dan persyaratan kontrak agar tidak menimbulkan gangguan
terhadap kepentingan umum.
1.9 Kontraktor harus mengamankan dan membebaskan Pemilik dari
kewajiban membayar ganti rugi yang berkenaan dengan segala klaim,
tuntutan hukum dalam bentuk apapun yang timbul dari atau sehubungan
dengan hal tersebut.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor
3
2. HUKUM DAN PERATURAN
Kontraktor harus mengetahui, memahami dan mematuhi ketentuan hukum dan
Peraturan mengenai Lingkungan Hidup, Keselamtan Kerja, Perpajakan, Bea
Cukai, Ijin Pemasukan Barang, Import dan Komoditi, penyimpanan merupakan
keharusan bagi kontraktor mengikuti prosedur yang harus ditempuh. Dengan
tidak mengurangi kewajiban Kontraktor akan hal tersebut diatas, Kontraktor
harus mematuhi ketentuan peraturan/perundang-undangan sebagai berikut:
2.1 Dalam pelaksanaan pekerjaan harus mengikut sertakan Perusahaan
Golongan Ekonomi Lemah Setempat/Koperasi sesuai surat Menteri
Koordinator Bidang Ekonomi Keuangan dan Pengawasan Pembangunan
No. S.91/M.EKKU/1997 tanggal 23 Juli 1997 tentang: Peningkatan Peran
Serta dan Pemberdayaan Pengusaha Kecil dan Koperasi dalam pengadaan
barang/jasa Instansi Pemerintah.
2.2. Untuk melindungi tenaga kerja, Kontraktor wajib melaksanakan program
JAMSOSTEK sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan
Umum dan Menteri Tenaga Kerja No. 30/KPTS/1989 tanggal 27 Januari
1989 Jo. Surat Kakanwil No. KEP-07/Men/ 1989. Departemen Pekerjaan
Umum Propinsi Daerah Istimewa Aceh Nomor : PR.06.07-W.01/BJ.3/660
tanggal 10 Agustus 1998.
3. PROGRAM PELAKSANAAN DAN LAPORAN
3.1. LAPORAN BULANAN KEMAJUAN PEKERJAAN
Sebelum tanggal sepuluh setiap bulan atau pada waktu yang telah
ditetapkan Direksi, Kontraktor harus menyerahkan 5 (lima) salinan
Laporan Kemajuan Bulanan dalam bentuk yang bisa diterima oleh
Direksi, yang menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan selama
bulan yang terdahulu. Laporan sekurang kurangnya harus berisi hal-hal
sebagai berikut:
3.1.1 Prosentase total pekerjaan yang telah dilaksanakan berdasarkan
kenyataan yang dicapai pada bulan laporan dan prosentase rencana
yang diprogramkan pada bulan berikutnya.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor
4
3.1.2 Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang telah diselesaikan,
disertai dengan prosentase rencana yang diprogramkan, dan
diberi keterangan mengenai kemajuan pekerjaan.
3.1.3 Jadwal rencana kegiatan mendatang yang akan dilak sanakan
dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan perkiraan tanggal
permulaan dan penyelesaian.
3.2. LAPORAN HARIAN
Kontraktor harus membuat laporan harian atau laporan periodik atas
setiap bagian pekerjaan yang diminta Direksi dan dalam bentuk yang
disetujui oleh Direksi. Laporan dimaksud harus memuat, tetapi tidak
dibatasi, data-data berikut: Keadaan cuaca, jumlah tenaga staf dan buruh
yang dipekerjakan serta keterampilannya, jumlah bahan-bahan di tempat
pekerjaan, jumlah bahan yang sedang dipesan, kemajuan pekerjaan,
persiapan pekerjaan dan peralatan serta data-data percobaan laboratorium,
kecelakaan dan informasi yang lain yang berkaitan erat dengan kemajuan
pekerjaan.
3.3. RAPAT BERSAMA UNTUK MEMBICARAKAN KEMAJUAN
PEKERJAAN
Rapat tetap antara Direksi dan Kontraktor diadakan s eminggu sekali pada
waktu yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari pada
rapat ini membicarakan pek erjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang
diusulkan untuk minggu selanjutnya dan membahas permasalahan yang
timbul agar dapat segera diselesaikan.
4. BAHAN-BAHAN DAN ALAT YANG HARUS DISEDIAKAN
KONTRAKTOR
Kontraktor harus menyediakan seluruh alat produksi dan material yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan kecuali bila disebutkan tersendiri di
dalam Kontrak. Jika tidak ditentukan lain, segala peralatan dan material yang
membutuhkan bagian pekerjaan baru dan harus disesuaikan dengan standar
menurut dokumen lelang. Bahan-bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor
5
pekerjaan harus mengutamakan produksi dalam negeri. Apabila disebabkan
karena sesuatu hal sehingga bahan yang dimaksud tidak dapat diperoleh di
dalam negeri, maka Kontraktor dapat melakukan pemesanan dari luar negeri
setelah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pemberi Pekerjaan.
Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi, bilamana bermaksud untuk
mensuplai peralatan dan material yang tidak sesuai dengan standar sebagai
tersebut di atas dan harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi.
5. ALAT-ALAT PRODUKSI
Kontraktor harus menyediakan segala alat produksi yang diperlukan
secukupnya untuk pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan. Direksi boleh
meminta kepada Kontraktor untuk menyediakan alat produksi tambahan dan
peralatan lain bilamana menurut pertimbangannya penting untuk pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan Kontrak. Kontraktor harus menyediakan seluruh
peralatan serta suku cadang dan harus menjaga persediaan yang cukup untuk
tidak memperlambat pelaksanaan pekerjaan.
6. MATERIAL PENGGANTI
Kontraktor harus berusaha mendapat material yang ditentukan, bilamana
material yang ditentukan tidak mungkin diperoleh dengan alasan yang dapat
diterima, Kontraktor dapat menggunak an material pengganti, tetapi harus
terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Direksi. Harga satuan
penawaran pada Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan tidak diperkenankan
untuk dinaikkan akibat penggantian material.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor
6
B. SPESIFIKASI TEKNIS
Pasal 1. RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Skope pekerjaan kegiatan Proyek ini meliputi :
Pekerjaan Pembangunan Gedung Pengujian
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Tanah
Pekerjaan Pasangan
Pekerjaan Beton Bertulang 1 : 2 : 3
Pasal 2. PEKERJAAN PERSIAPAN
Untuk keperluan persiapan dan perlengkapan guna pelaksanaan pekerjaan,
Kontraktor berkewajiban :
2.1 Pembersihan Lahan
Pembersihan lahan dilakukan pada areal pekerjaan dari segala kotoran/sampah
dan akar-akar kayu.
2.2 Sarana Air Kerja Dan Penerangan
2.2.1 Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung,
Kontraktor harus memperhitungkan biaya penyediaan air bersih tidak
mengandung lumpur guna keperluan air kerja, air minum untuk
pekerja dan air kamar mandi/WC.
2.2.2 Air yang dimaksud adalah air bersih, baik yang berasal dari PAM atau
sumber air, serta pengadaandan pemasangan pipa distribusi air tersebut
bagi keperlua pelaksanaan pekerjaan dan untuk keperluan Direksi
Keet, Kantor Kontaktor, Kamar mandi/WC atau tempat-tempat lain
yang dianggap perlu.
2.2.3 Kontraktor juga harus menyediakan Sumber Tenaga Listrik untuk
keperluan pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan Direksi Keet/gudang dan
penerangan Proyek pada malam hari sebagai keamanan selama proyek
berlangsung selama 24 jam penuh dalam sehari.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor
7
2.2.4 Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau
dengan Generator Set dan semua perizinan untuk pekerjaan tersebut
menjadi tanggungan jawab Kontraktor. Pengadaan fasilitas penerangan
tersebut termasuk pengadaan dan pemasangan instalasi dan armatur,
stop kontak serta sakelar/panel.
2.3 Yang Harus Diserahkan Pada Proyek
Dengan selesainya waktu pemeliharaan atau pada tanggal-tanggal lebih awal
dari yang dikehendaki oleh Direksi, Kontraktor harus mengosongkan dan
menyerahkan pada Direksi seperti yang ditentukan dalam pasal ini. Kontraktor
tidak membongkar atau merusak bangunan, peralatan, barang-barang yang
berfaedah, kantor-kantor, gudang dan lainnya seperti tercantum dalam
spesifikasi ini.Semua unit perumahan, kantor, dan fasilitas lain harus
dibersihkan dan dalam keadaan baik kecuali untuk yang dibongkar bila
diserahkan kepada Pemberi Pekerjaan.
2.4 Keselamatan Kerja
2.4.1. Kontraktor harus menjamin keselamatan para pekerja (K3) sesuai
dengan persyaratn yang ditentukan dalam Peraturan Perburuhan atau
persyaratan yang diwajibkan untuk setiap bidang pekerjaan.
2.4.2 Di dalam lokasi harus tersedia kotak obat lengkap untuk Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
2.5 Photo Kemajuan Pekerjaan
Kontraktor harus menyerahkan photo berwarna kepada Direksi mengenai
kemajuan pekerjaan (dengan ukuran tidak kurang 8 cm x 12 cm) pada lokasi
yang telah ditentukan Direksi selama masa Kontrak.Photo diambil pada waktu
awal dan selesainya pelaksanaan pekerjaan, serta pada waktu yang ditetukan
oleh Direksi.Photo yang harus diserahkan kepada Direksi dilampirkan pada
laporan kemajuan bulanan dan masing-masing sebanyak 5 (lima) rangkap.
Tanggal dan penjelasan dari tiap photo perlu dicantumkan. Biaya pembuatan
photo tidak akan dibayar terpisah dan dianggap termasuk dalam harga satuan
untuk tiap pekerjaan pada Biaya Kuantitas Pekerjaan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor
8
Pasal 3. PEMASANGAN BOUWPLANK
3.1 Lingkup pekerjaan
Meliputi seluruh keliling bangunan.
3.2 Persyaratan bahan
Bahan dari kayu yang cukup kuat, dengan ukuran untuk patok 5/7 cm dan
untuk papan 2/18 cm.
3.3 Pedoman pelaksanaan
• Papan diketam halus dan lurus pada sisi atasnya
• Harus benar-benar water pas (timbang air) dan sudut-sudutnya
harus siku
• Bouwplank harus terpasang kuat.
• Ukuran harus dinyatakan dalam satuan meter dan pada titik ukuran diberi
tanda paku dan garis dengan cat warna merah agar mudah terlihat sewaktu
diperlukan. Setelah bouwplank terpasang harus diminta persetujuan
tertulis Direksi, agar pekerjaan selanjutnya dapat segera dilaksanakan .
Pasal 4. PEKERJAAN TANAH
4.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Tanah terdiri dari:
• Galian tanah untuk pekerjaan substruktur (pondasi).
• Urugan tanah kembali bekas galian.
• Urugan tanah dibawah lantai dan selasar
. • Pasir Uruq di bawah pondasi
• Pasir uruq dibawah tanah dan slasar
4.2 Persyaratan bahan
Untuk urugan tanah kembali bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas
galian pondasi. Untuk urugan dibawah lantai dan selasar digunakan tanah urug
dan pasir urug kualitas baik. Tanah timbunan dan pasir urug harus bersih dari
kotoran-kotoran dan akar-akar kayu, serta sampah lainnya
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor
9
4.3 Pelaksanaan Penggalian
4.3.1 Kontraktor dapat memulai penggalian setelah mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas/Direksi Pekerjaan.
4.3.2 Sebelum penggalian dimulai, Kontraktor wajib mengajukan usulan
penggalian yang akan ditempuh minimal menyebutkan :
a. Urutan-urutan pekerjaan penggalian.
b. Metode atau schema penggalian.
c. Peralatan yang digunakan.
d. Jadwal waktu pelaksanaan.
e. Pembuangan galian.
f. Dan lain-lain yang berhubungan dengan pekerjaan galian.
4.3.3 Kontraktor harus membuat saluran penampung air, didasar galian yang
meliputi areal galian. Air yang terkumpul harus dapat dipompa keluar
ke tempat yang aman agar galian tetap kering, oleh karenanya
Kontraktor wajib mempersiapkan pompa lengkap dengan
perlengkapannya untuk keperluan penyedotan air tersebut.
4.3.4 Galian timbunan tanah untuk pondasi samaran dan galian lainnya harus
dilakukan menurut ukuran dalam, lebar dan sesuai dengan Pil – pil
yang tercantum dalam gambar
4.3.5 Kontraktor wajib memperhatikan keselamatan para pekerja, kelalaian
dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
4.3.6 Penyangga/Penahan Tanah
4.3.7 Kontraktor diharuskan untuk melaksanakan dan merawat semua tebing
dan galian yang termasuk dalam kontrak.
4.3.9 Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan
dalam gambar, maka Kontraktor harus mengisi kelebihan tersebut
dengan bahan pondasi yang sesuai dengan spesifikasi pondasi.
4.4 Penimbunan
4.4.1 Seluruh bagian site yang direncanakan untuk perletakan bangunan
harus ditimbun sampai ketinggian yang ditentukan, tanah timbunan
harus cukup baik, bebas dari sisa-sisa (rumput, akar-akar dan lainnya).
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor
10
4.4.2 Penimbunan harus dilakukan lapis-berlapis setebal maksimal 30 cm
hamparan setiap lapisan.
4.4.3 Semua penimbunan kembali di bawah atau sekitar bangunan dan
pengerasan jalan/parkir harus sesuai dengan gambar rencana. Material
untuk penimbunan harus memenuhi spesifikasi ini.
4.4.4 Pengurugan Tanah/Pemadatan Tanah
4.4.4.1 Semua daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari
semua semak-semak, akar-akar pohon, sampah puing-puing
bangunan dan lain-lain sampah, sebelum pengurugan tanah
dimulai.
4.4.4.2 Tanah urug untuk mengurug. Meratakan dan membuat
tanah, tebing-tebing harus bersih dari sisa-sisa tanaman,
sampah dan lain-lain.
4.4.4.3 Bila tanah galian ternyata tidak baik atau kurang dari jumlah
yang dibutuhkan maka Kontraktor harus mendatangkan
tanah urug yang baik dan cukup jumlahnya serta
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
4.4.4.4 Pengurugan tanah harus dibentuk sesuai dengan peil
ketinggian kemiringan dan ukuran-ukuran yang tercantum
dalam gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Konsultan Pengawas.Tanah urug harus ditempatkan dalam
lapisan-lapisan setebal maksimum 15 cm dan harus
dipadatkan sebaik-baiknya dengan penambahan air
secukupnya dan penggilingan.Permukaan dari kemiringan-
kemiringan tanah diselesaikan secara rata atau bertangga
sebagaimana diminta oleh Konsultan Pengawas.
4.4.4.5 Pengurugan dengan tanah timbun di bawah lantai dilakukan
lapis demi lapis hingga ketebalan yang ditentukan di bawah
lantai, ditumbuk hingga padat. Lapisan–lapisan urugan
utnuk ditumbuk ini dibuat maksimal 10 cm per lapisan.
4.4.4.6 Pengurugan kembali dari pondasi harus dilaksanakan dengan
memadatkan tanah urug dalam lapisan-lapisan setebal
maksimum 15 cm. Pengurugan ini tidak boleh dilaksanakan
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor
11
sebelum diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
4.4.4.7 Pengurugan tanah untuk dasar pondasi plat/setempat,
dimana dasar pondasi harus diurug maka syarat-syarat
pengurugan seperti di atas harus dipenuhi dengan kepadatan
95 % dalam lapisan-lapisan 20 cm.
Pasal 5. PEKERJAAN PONDASI
5.1 Lingkup pekerjaan
Meliputi seluruh pengerjaan lantai kerja, pondasi pasangan batu kali/batu
gunung, seperti yang tercantum dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar
detail
5.2 Persyaratan bahan
Seluruh bahan yang digunakan untuk pondasi harus memenuhi persyaratan
yang diuraikan dalam pasal beton/beton bertulang.
5.3 Pedoman pelaksanaan
5.3.1 Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-
pengukuran untuk as-as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi yang
diminta persetujuan Direksi tentang kesempurnaan galian.
5.3.2 Pemborong wajib melaporkan kepada Direksi bila ada perbedaan
gambar konstruksi dengan gambar arsitektur atau bila ada hal-hal yang
kurang jelas.
5.3.3 Dibawah dasar pondasi pasangan batu kali/gunung didasari dengan
pasangan batu kosong (Aanstamping) setebal 10 cm dan pasir urug
setebal 5 cm.
5.3.4 Pondasi Batu / Kali Gunung dengan adukan 1 Pc : 3 Ps
5.3.5 Pedoman pelaksanaan, adukan harus memenuhi pedoman pada pasal 5.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor
12
Pasal 6. PEKERJAAN BETON BERTULANG
6.1 Pekerjaan beton bertulang
Kualitas yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah :
Mutu beton BO untuk pekerjaan beton biasa
Mutu beton K175 untuk kolom praktis
Mutu beton K225 untuk:
• Pondasi beton bertulang;
• Sloof beton bertulang;
• Kolom beton bertulang;
• Balok-balok beton bertulang;
Pemborong harus memberikan/membuat kualitas beton yang baik dengan
memperhatikan data-data pelaksanaan sesuai petunjuk pengawas. Selama
pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan yang disebut
pada pasal 4.7 dan 4.9 PBI 1971. Mengingat bahwa Wc factor yang sesuai
disini adalah sekitar 0,52-0,555, maka pemasukan bahan adukan + kedalam
cetakan benda uji dilakukan menurut pasal 4.9 ayat 3 PBI-1971 tanpa
menggunakan penggetar. Pada masa-masa pembetonan pendahuluan harus
dibuat minimum 1 benda uji per 1,5 m3 beton hingga diperoleh 20 benda uji
yang pertama. Selanjutnya harus dibuat 2 buah benda uji untuk setiap 5 m3
beton dengan minimum 2 buah benda uji setiap hari. Pemborong harus
membuat laporan tertulis atas data-data kualitas yang dibuat. Laporan tersebut
harus dilengkapi dengan nilai karakteristik beton tersebut dan harus disetujui
oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Laporan tersebut harus disertai sertifikat
dari laboratorium dan harus dibuat rangkap 5 (lima). Selama pelaksanaan
harus ada pengujian slump, minimal 5 Cm dan maksimal 12 Cm. Cara
pengujian slump adalah sebagai berikut : Contoh beton diambil tepat sebelum
dituangkan ke dalam cetakan beton (bekisting). Cetakan beton dibawahkan
dan ditempatkan di atas kayu yang rata atau pelat beton. Cetakan diisi sampai
kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan tersebut diitusuk-tusuk 25 kali
dengan besi 15 mm panjang 30 Cm dengan ujung yang bulat (seperti peluru).
Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap
lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus yang dibawahnya
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor
13
setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan dana diukur
penurunannya (nilai slumpnya). Jumlah semen minimal 375 Kg per m3 beton..
Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung
setelah seluruh adukan masuk ke dalam mixer. Penyampaian beton (adukan)
dari mixer ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara yang tidak
berakibat terjadinya pemisahan komponen-komponen beton. Harus digunakan
vibrator untuk pemadatan beton. Minimal 2 (dua) hari sebelum pengecoran
dilakukan Pemborong harus memberitahukan kepada Direksi/Konsultan
Pengawas dan pengecoran baru dapat dilakukan setelah mendapat izin tertulis
dari Direksi/Konsultan Pengawas. Sebelum memberikan persetujuan
pengecoran Direksi/Konsultan Pengawas wajib memeriksa pembesian yag
terpasang pada daerah yang akan di cor. Diluar uraian diatas untuk pekerjaan
yang memerlukan penggunaan beton bukan sebagai struktur utama (misalnya :
beton rabat) dapat dipakai campuran adukan 1 PC : 3 Psr : 5 Kr yang dicetak
dan dicor berdasar ketentuan PUBB (NI.3-1957) dan PBI (NI.2-1971).
6.2 Pekerjaan Besi
Besi beton yang digunakan harus memenuhi kriteria mutu, besi dengan ukuran
< Ø 12 mm digunakan U 24. Pemborong harus mengusahakan supaya besi
yang dipasang adalah sesuai dengan apa yang tertera pada Gambar Kerja.
Sebelum dilakukan pemotongan besi beton, maka Pemborong harus membuat
“Bending Schedule” (rencana pembengkokan tulangan) untuk diajukan dan
dimintakan persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas. Dalam hal dimana
berdasarka pengalaman pemborongan atau pendapatnya terdapat kekeliruan
atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yag ada, maka :
• Pemborong dapat menambahkan ekstra besi dengan tidak mengurangi
pembesian yag tertera dalam Gambar Kerja. Secepatnya hal ini
diberitahukan pada perencanaan konstruksi untuk informasi.
• Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh Pemborong sebagai pekerjaan
lebih, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada
persetujuan tertulis dari perencanaan kostruksi.
• Jika diusulkan perubahan dari jalan/arah pembesian maka perubahan
tersebut hanya dapat dilakukan degan persetujuan tertulis dari perencanaan
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor
14
konstruksi. Jika pemborong tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang
sesuai dengan yang ditetapkan dalam Gambar Kerja, maka dapat dilakukan
penukaran diameter besi dengan diameter yang terdekat dengan catatan
harus ada persetujuan tertulis dari Direksi/ Konsultan Pengawas. Jumlah
besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh
kurang dari yang tertera dalam Gambar Kerja (dalam hal ini yang
dimaksudkan adalah jumlah luas). Pergantian tersebut boleh
mengakibatkan keruwetan pembesian ditempat tersebut atau didaerah
overlapping yang dapat menyulitkan pembetonan atau penyampaian
pengetar. Toleransi besi Diameter, ukuran sisi Variasi dalam berat (jarak
antara dua diameter Yang Toleransi permukaan yang berlawanan)
diperbolehkan Dibawah 10 mm ± 7% ± 0,4 mm 10 mm sampai 16 mm ±
5% ± 0,4 mm (tapi tidak termasuk diameter 16 mm) sampai 28 mm ± 4% ±
0,3 mm (tapi tidak termasuk diameter 28 mm)
6.4 Perawatan Beton
Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan
cepat. Persiapan perlindungan atas kemunngkinan datangnya hujan, harus
diperhatikan. Beton harus dibasahi terus menerus paling sedikit selama 10 hari
setelah pengecoran untuk mencegah pengeringan bidang beton. Pembasahan
terus menerus ini dilakukan antara lain dengan menutupinya dengan karung-
karung basah. Pada pelat-pelat atap pembasahan terus menerus dilakukan
dengan merendam atau (menggenanginya) dengan air. Khusus untuk pelat
lantai yag akan diberi lapisan waterproofing pembasahan terus menerus juga
berfungsi untuk memastikan bahwa pelat beton tidak mengalami kebocoran.
Apabila terjadi kebocoran maka pelat tersebut harus diperbaiki oleh
Pemborong sampai disetujui oleh Direksi/Kosultan Pengawas. Pada hari-hari
pertama sesudah selesai pengecoran, proses pengerasan tidak boleh diganggu.
Tidak diperkenankan unntuk mempergunakan lantai yang belum cukup
mengeras sebagai tempat penimbunan bahan-bahan atau sebagai jalan unnntuk
mengangkut bahan-bahan berat. Minimal 1 (satu) minggu setelah pengecoran
selesai, baru dapat dibebani untuk pekerjaan selanjutnya dengan syarat
Acuan/Bekisting lantai yang dibebani tersebut tidak dibongkar dan untuk
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor
15
memulai pekerjaan tersebut harus dengan persetujuan tertulis oleh
Direksi/Konsultan Pengawas. Perawatan degan uap bertekanan tinggi, uap
bertekanan udara luar, pemanasan atau proses-proses lain untuk
mempersingkat waktu pengerasan dapat dipakai setelah mendapatkan
persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas.
6.5 Tanggung Jawab Pemborongan
Pemborong bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan
ketentuan-ketentuan di atas dan sesuai dengan gambar Kerja yang diberikan.
Kehadiran Direksi/Konsultan Pengawas selaku wakil pemberi tugas atau
Kosultan Perencana yang sejauh mungkin melihat/mengawasi/menegur atau
memberi nasehat tidaklah mengurangi tanggung jawab.
6.6 Perbaikan Permukaan Beton
Pada proyek ini permukaan beton yang dihasilkan bukan merupakan hasil
akhir yang tidak tidak mengalami finishing arsitektur sehingga akan ada
pekerjaan plesteran baik untuk balok, kolom dan pelat lantai. Tapi apabila
terjadi ketidak-sempurnaan dalam pengecoran sehingga terjadi keropos dan
lain-lain maka harus dilakukan hal-hal seperti langkah berikut ini.
Penambahan pada daerah yang tidak sempurna, keropos dengan campuran
adukan semen (cement mortar) setelah pembukaan Acuan/Bekisting, hanya
boleh dilakukan setelah mendapatkan persetujuan tertulis dan sepengetahuan
Direksi/Konsultan Pengawas. Jika ketidak-sempurnaan itu tidak dapat
diperbaiki untuk menghasilkan permukaan yang diharapkan dan diterima
Direksi/Konsultan Pengawas, maka harus dibongkar dan diganti dengan
pembetonan kembali atas biaya Pemborong. Ketidak-sempurnaan yang
dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah/retak, ada gelembung
udara, keropos berlubang, tonjolan dan yang lainnya yag tidak sesuai dengan
bentuk yang diharapkan/diinginkan.
6.7 Bagian-bagian Yang Tertanam Dalam Beton Pasangan angkur dan lain-lain
yang akan menjadi satu dengan beton bertulang. Dipergunakan juga tempat
untuk klos-klos untuk kosen atau instalasi.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor
16
Bahan
a. Semen
• Digunakan Portland Cement jenis I (Tipe I) menurut NI-8 tahun 1975 dan
memenuhi S-400 menurut Standart Cement Portland yang digariskan oleh
Asosiasi Semen Indonesia (NI-8 tahun 1972). Merek yang dipilih tidak dapat
ditukar-tukar dalam pelaksanaan terkecuali mendapat persetujuan dari Direksi.
Pertimbangan Direksi hanya dapat diberikan dalam keadaan Tiada stok
dipasaran dari merk semen yang telah digunakan. Kontraktor memberikan data-
data teknis bahwa mutu semen pengganti setaraf dengan mutu semen yang telah
dipakai.
• Semen yang mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen tidak
diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.
• Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat lembab
agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus
ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang
masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat
dilakukan menurut urutan pengiriman.
b. Pasir Beton
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan
sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI –1971.
c. Kerikil
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan
kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI-1971. Penimbunan pasir dengan
kerikil harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak tercampur utuk
menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor
17
d. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja
tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
e. Besi Beton
Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan leleh
karakteristik minimum 24 Kg/cm² untuk ukuran < Ø12 mm dan baja sedang dengan
mutu U-32 (tegangan leleh karakteristik minimum 32 Kg/cm²) untuk ukuran = Ø12
mm. Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas
dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan
tidak boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang. Membengkok
dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan
harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan
Direksi terlebih dahulu. Jika pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi
sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran
dengan diameter terdekat dengan catatan :
• Harus ada persetujuan Direksi.
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh
kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini dimaksud adalah jumlah
luas). Biaya tambahan yang diakibatkan penukaran diameter besi menjadi
tanggung jawab pemborong.
6.8 Cetakan dan acuan
Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga
hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran batas-batas yang sesuai
dengan yang ditunjuk oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan. Pembuatan
cetakan dan acuan harus mememenuhi ketentuan-ketentuan didalam pasaal 5.1
PBI-1971.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor
18
6.9 Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan untuk struktur adalah K250 perbandingan 1 Pc :
1½ Ps : 2½ Kr. Untuk kolom praktis, balok latai, menggunakan mutu beton
K175 dengan perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr.
6.10 Adukan Beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran
harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu :
• Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
• Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton
yag sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai
pekerjaan beton harus memenuhi tabel 4.4.1 PBI 1971.
6.11 Pengecoran
Pegecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi.
Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan
diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai
harus digunakan papan-papan berkaki yag tidak membebani tulangan. Kaki-
kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor. Apabila
pengecoran harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui
oleh Direksi. Untuk melanjutkan pekerjaan yang diputus tersebut, bagian
permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian
diberi additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada
pengecoraan kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih
tinggi dari 1,5 m.
6.12 Hal-hal Lain (Miscellaneous Items)
Isi lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang tertinggal di beton bekas jalan
kerja sewaktu pembetonan. Jika dianggap perlu dibuat bantalan beton untuk
pondasi alat-alat mekanik dan elektronik yang ukuran, rencana dan tempatnya
berdasarkan Gambar Kerja mekanikal dan elektrikal. Digunakan mutu beton
seperti yang ditentukan dan dengan penghalusan permukaannya.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor
19
Pasal 7. PASANGAN BATU KOSONG
7.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan susunan batu kosong (baik tanpa siar)
mulai dari menyiapkan bahan pemasangan menurut spesifikasi ini dan
spesifikasi pekerjaan lainnya yang ada hubungannya dengan pekerjaan ini,
dimana bentuk, ukuran dan tempat menurut gambar rencana atau petunjuk
Direksi.
7.2 Bahan
Bahan untuk susunan batu ini dapat dipakai batu yang ada disekitarnya atau
dari sumber material dimana bentuknya mendekati bulat. Batu harus segar
(bersih), keras, awet dan padat serta tahan terhadap pengaruh cuaca dan air.
Dan juga dapat menggunakan batu lain atas persetujuan direksi.
7.3 Pelaksanaan
a). Galian
Dasar untuk susunan batu digali sedalam yang dibutuhkan dan menurut
bentuk yang diminta.
b). Penempatan
Susunan batu yang ditempatkan di bawah permukaan air harus
didistribusikan sedemikian rupa sehingga tebal minimum dan susunan
bahan tersebut tidak kurang dari tebal yang diminta atau yang disyaratkan.
Batu yang ditempatkan di atas permukaan air disusun dengan tangan
disusun dengan saling menutup dan hubungannya dibuat sedemikian rupa
sehingga cukup kompak dan saling memegang. Batu-batu pada bagian
akhir disusun tegak lurus dengan sloof. Batu ditempatkan sedemikian rupa
tegak lurus dengan pada sloof dengan pengakhiran yang baik. Pasangan
batu kosong harus dipadatkan dengan baik sebagaimana disyaratkan dan
permukaan akhir yang rapi dan kuat. Tebal pasangan batu kosong
minimum 10 cm, diukur secara tegak lurus pada sloof.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor
20
Pasal 8. PASANGAN BATU GUNUNG
8.1 Uraian
Pekerjaan yang termasuk pekerjaan pasangan batu gunung yaitu pondasi
konstruksi ringan, dinding penahan tanah dan pada tempat-tempat yang
ditentukan pada gambar rencana atau atas perintah yang tertulis dari Direksi.
Pemasangan batu kali/gunung harus mengikuti spesifikasi ini dan spesifikasi
lainnya yang melibatkan pekerjaan ini dan harus sesuai dengan bentuk,
ketinggian dan bentuk yang ditentukan dalam gambar rencana atau
persetujuan Direksi/Pengawas.
8.2 Material
a). Batu
Batu harus keras, bersih dan semacam batu yang tahan lama dan disetujui
oleh Direksi atau Batu yang rapuh atau batu endapan tidak diperkenankan
dipergunakan. Jika tidak ditentukan ukurannya di dalam gambar rencana,
batu harus mempunyai ketebalan tidak kurang dari 15 cm, lebar tidak
kurang dari 1 / kali tebalnya dan 12 panjangnya tidak kurang dari 1 /
kali lebarnya. Setiap batu harus baik bentuknya dan 12 bebas dari
penyusutan dan berkurangnya kekuatan batu.
b). Adukan semen
Adukan semen yang digunakan yaitu 1 Pc : 4 Ps
8.3 Pelaksanaan
a). Pemilihan dan penempatan
Jika batu gunung dipasang baik untuk pondasi, dinding penahan tanah dan
lain sebagainya harus mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas
sebelum pasangan batu dipasang. Semua batu harus bersih sama sekali
dan dibasahi segera sebelum disusun dan dasarnya harus bersih dan juga
dibasahi sebelum adukan semen diletakkan. Batu diletakkan dengan
bagian lebar menyentuh dasar dan lapisan adukan, dan ruang diantaranya
diisi dengan adukan bagian yang diletakkan dari batu harus disusun
paralel dengan muka dinding dimana batu disusun.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor
21
b). Dasar dan hubungannya
Permukaan dasar dari batu dilapisi dengan adukan semen setebal 2 sampai
5 cm. Siar datar pada batu dasar tidak boleh lebih dari 5 (lima) batu terus
menerus. Sedangkan antara satu sama lainnya tidak boleh bersinggungan
tetapi harus dilapisi dengan adukan setebal 2 cm sampai 5 cm sedangkan
siar tidak boleh dari 2 (dua) batu. Batu dapat membuat sudut dengan garis
vertikal dari 0º sampai 45º tidak boleh ada pertemuan dengan 4 (empat)
sudut batu sekaligus.
c). Penyelesaian
Siar kedua sisi tegak diharuskan menurut gambar rencana atau petunjuk
Direksi. Penyelesaian sebelah atas dibuat agak bulat pada tengahnya
untuk menghindari adanya genangan air.
d). Batu Gunung Sebelah Luar
Untuk permukaan yang batu kalinya dilekatkan, maka setelah selesai
disusun dan adukan masih baru atau basah, seluruh permukaan batu
dibasahi dan sisa-sisa adukan dibersihkan sampai bersih.
Pasal 9. PEKERJAAN DINDING
9.1 Lingkup Pekerjaan
Pemasangan dinding bata merah setebal 1/2 bata seluruh dinding ruangan,
penahanan tanah emperan keliling bangunan, seperti tertera dalam gambar dan
dijelaskan dalam gambar detail.
9.2 Dinding Bata
9.2.1 Persyaratan Bahan
a. Bata, bentuk standar batu bata adalah prisma empat persegi
panjang, bersudut siku-siku dan tajam, permukaannya rata dan
tidak menampakkan adanya retak-retak yang merugikan. Bata
merah dibuat dari tanah liat dengan atau campuran bahan lainnya,
yang dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila
direndam air. Batu bata dengan daya serap air lebih dari 20 %
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor
22
berat sendiri setelah pembenaman dalam air selama 24 jam tidak
dapat dipakai. Ukuran batu bata nominal yang digunakan adalah
23 x 11 x 5 cm denagn toleransi ± 5 mm. Pembongkaran batu bata
dari kenderaan pada saat pemasukan barang harus dilakukan
dengan tangan dan ditumpuk dengan rapi di tempat yang telah
ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
b. Pasir, Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-
butir harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh
pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan. Kadar lumpur
tidak boleh melebihi 5 % berat. c. Semen dan Air, untuk
persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang
telah digariskan pada pasal beton bertulang.
9.2.2 Persyaratan Adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak
kayu yangmemenuhi syarat, mencampur semen dengan pasir harus
dalam keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat
campuran yang plastis. Adukan yang telah mengering akibat tidak
habis digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan adukan
yang baru.
9.3 Pedoman Pelaksanaan
a. Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu:
- Pasangan kedap air ( 1 Pc : 2 Ps), Semua pasangan bata dimulai diatas
sloof antara 35 cm sampai setinggi 65 cm (sesuai gambar), diatas lantai
dan sampai setinggi 400 cm dari permukaan lantai setempat untuk
sekeliling dinding ruang-ruang basah (toilet, kamar mandi dan WC).
- Pasangan dinding penahanan tanah emperan keliling bangunan.
- Pasangan adukan 1 Pc : 4 Ps berada diatas pasangan kedap air tersebut.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor
23
b. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan
sesuai gambar, dengan syarat. Semua pasangan dinding harus rata
(horizontal), dan pengukuran harus dilakukan dengan benang. Pengukuran
pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak boleh melebihi
30 cm, dari pasangan bata yang telah selesai.
c. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda
setengah panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah
pasangan bata, kecuali pasangan pada sudut.
d. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga
menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari.
Pada tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom-kolom praktis yang
ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding.
e. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding,
harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester).
Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/plat, harus ditutup dengan adukan
plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama
dengan plesteran seluruh bidang tembok. Dalam mendirikan dinding yang
kena udara terbuka, selama waktu hujan lebat harus diberi perlindungan
dengan penutup bagian atas dari tembok dengan sesuatu penutup yang
sesuai (plastik). Dinding yang telah terpasang harus diberi perawatan
dengan cara membasahinya secara terus menerus paling sedikit 7 hari
setelah pemasangannya.
Pasal 10. PEKERJAAN PLESTERAN
10.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, beton bertulang,
dan dinding penahanan tanah emperan keliling bangunan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor
24
10.2 Persyaratan Bahan
Bahan-bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan
dalam pasal beton bertulang.
10.3 Pedoman Pelaksanaan
a. Sebelum plesteran dilakukan, maka :
• Dinding dibersihkan dari semua kotoran
• Dinding dibasahi dengan air
• Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0,5 cm.
• Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran
dapat merekat dengan baik.
b. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 Pc :2 Ps ,
sedangkan plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1 Pc : 4 Ps.
c. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya
dan tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal.
d. Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm.
Untuk mencapai tebal plesteran yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan
secara silang dengan menggunakan mistar kayu panjang yang digerakkan
secara horizontal dan vertikal. Bilamana terdapat bidang plesteran yang
berombak harus diusahakan memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-
bidang yang yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara teratur
(dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata
dengan sekitarnya. Semua bidang plesteran harus dipelihara
kelembabannya selama seminggu sejak permulaan plesterannya.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor
25
Pasal 11. P E N U T U P
Secara keseluruhan dalam uraian dan syarat-syarat kerja ini, hal-hal yang kurang
jelas akan diterangkan / diberi penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) dan akan
dituangkan dalam Berita Acara.