Riwayat Psikiatri Kitee

36
I. RIWAYAT PSIKIATRI a. Identitas Pasien Nama : Ny. S Umur : 31 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Desa Paitan RT. 02 RW. 04, Kutoarjo Pendidikan : SMA Agama : Islam Suku : Jawa Status Pernikahan : Menikah b. Identitas Alloanamnesis Nama : Tn. M Umur : 32 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Desa Paitan RT. 02 RW. 04, Kutoarjo Pendidikan : SMA Agama : Islam 1

Transcript of Riwayat Psikiatri Kitee

Page 1: Riwayat Psikiatri Kitee

I. RIWAYAT PSIKIATRI

a. Identitas Pasien

Nama : Ny. S

Umur : 31 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Desa Paitan RT. 02 RW. 04, Kutoarjo

Pendidikan : SMA

Agama : Islam

Suku : Jawa

Status Pernikahan : Menikah

b. Identitas Alloanamnesis

Nama : Tn. M

Umur : 32 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Desa Paitan RT. 02 RW. 04, Kutoarjo

Pendidikan : SMA

Agama : Islam

Suku : Jawa

Status Pernikahan : Menikah

Hubungan dengan pasien : Suami pasien

1

Page 2: Riwayat Psikiatri Kitee

c. Keluhan Utama

Melakukan percobaan bunuh diri yang ke-3 kalinya.

d. Riwayat Penyakit Sekarang

Pada bulan April 2011 pasien pulang dari perantauan (bekasi)

bersama kedua anaknya, diantar oleh suaminya setelah 7 tahun

merantau. Tujuan kepulangannya adalah agar kedua anaknya

bisa disekolahkan dikampungnya atas rekomendasi kedua orang

tua dan adik pasien. Selama 8 bulan dirumah pasien tinggal

bersama kedua orang tua dan adik perempuannya, pasien

bekerja sebagai ibu rumah tangga yang mengurus anak dan

mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

Sementara suami pasien kembali ke perantauan lagi dan kembali

ke kampung setiap 1 bulan sekali. Selama pasien berpisah

dengan suami nya, pasien sering mengeluh kalau pasien merasa

tidak merasa betah dirumah dan meminta suaminya agar tetap

tinggal dikampung dan tidak kembali ke perantauan karena

pasien merasa kerepotan mengurusi anak-anak nya yang

dianggap pasien nakal.

Pasien juga pernah bercerita kepada adik nya, bahwa pasien

merasa bersalah karena telah merepotkan kedua orang tua nya

dan tidak bisa bekerja dan mengurus anak seperti orang lain.

2

Page 3: Riwayat Psikiatri Kitee

Selain itu pasien juga pernah bercerita kepada paman nya bahwa

pasien tidak betah di rumah dan ingin kembali ke perantauan.

Keluhan-keluhan tersebut hanya diceritakan pasien kepada adik

dan pamannya serta suaminya, tetapi tidak diceritakan kepada

kedua orang tuanya.

Pada awal bulan Februari 2012 pasien mulai mengeluhkan

perutnya sakit terasa seperti masuk angin. Setelah sakit 3 hari,

keluarga pasien membawa pasien ke PKU dan pasien dirawat

selama 3 hari dengan diagnosis dokter adalah gastritis, lalu

pasien kembali pulang. Setelah 2 hari kemudian pasien

merasakan keluhan yang sama seperti sebelumnya disertai sulit

tidur, kemudian keluarga pasien membawa pasien ke RSUD

Purworejo dan dirawat selama 3 hari dan juga dilakukan

pemeriksaan penunjang USG dan rontgen Abdomen serta

laboratorium darah rutin, namun semua didapatkan hasil yang

normal.

Setelah itu keluarga pasien membawa pasien lagi ke seorang

dokter. Dokter tersebut menyarankan agar pasien dibawa ke

sebuah RSJ di daerah Yogyakarta. Pasien dirawat di RSJ

tersebut selama 3 hari, keluhan sakit perutnya sudah banyak

berkurang tapi pasien masih merasa sulit tidur dan cemas.

3

Page 4: Riwayat Psikiatri Kitee

Pada bulan Maret 2012, pasien tinggal dirumah dan mulai

menampakkan gejala seperti bingung, melamun, keluyuran, dan

sulit tidur.

Pada tanggal 2 April 2012 pasien kabur dari rumah jam 04.00

WIB dan ditemukan pada pukul 10.00 WIB oleh keluarga dan

beberapa warga di ditengah sawah yang jaraknya tidak jauh dari

rumah pasien dalam keadaan tangan kiri berdarah akibat pasien

mencoba memotong nadinya dengan parut kelapa dan

memperdalam lukanya dengan ilalang. Pasien dibawa

keluarganya kembali ke rumah.

Pada tanggal 3 April 2012 pasien kembali melakukan percobaan

bunuh diri dengan gantung diri namun pasien tidak menemukan

tempat tinggi yang bisa digunakan untuk menggantung talinya

sehingga pasien mengurungkan niatnya. Peristiwa ini terjadi

pada pukul 02.00 dan hanya diketahui oleh paman pasien yang

bertempat tinggal tepat di depan rumah pasien.

Pada tanggal 24 April 2012 pasien melakukan percobaan bunuh

diri dengan cara memotong nadi tangan sebelah kiri dengan

menggunakan cutter, suami pasien segera mengetahui kejadian

itu sehingga pasien dibawa ke IGD RSUD purworejo untuk

dijahit.

Pada tanggal 22 Mei 2012 pasien mengancam akan melakukan

bunuh diri lagi sambil berteriak dan menangis di depan rumah.

4

Page 5: Riwayat Psikiatri Kitee

Tanggal 23 Mei 2012 pukul 19.00 suami pasien membawa

pasien ke IGD RSJ Prof. dr. Soerojo Magelang.

e. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat Psikiatri

Pasien pernah dirawat di RSJ di Yogyakarta dengan keluhan

cemas, nyeri pada ulu hati dan tidak bisa tidur.

2. Riwayat Medis Umum

Pasien pernah dirawat di PKU Purworejo 3 hari, dan RSUD

Purworejo 3 hari dengan diagnosis dokter gastritis.

Pasien juga pernah dibawa ke RSUD Purworejo karena

melakukan percobaan bunuh diri dengan memotong

pergelangan tangan kiri dengan cutter.

3. Riwayat Penggunaan Zat

Tidak ada riwayat penggunaan NAPZA, Alkohol, dan

Merokok.

f. Riwayat Kehidupan Pribadi

i. Riwayat Prenatal dan Perinatal

Pasien merupakan anak ke-2 dari tiga bersaudara. Kakak dan

adik pasien adalah perempuan.

Kondisi ibu saat hamil, tidak pernah mengalami sakit apapun.

Pasien dilahirkan secara normal, cukup bulan, di dukun

kampung.

ii. Riwayat Masa Kanak Awal (0-3 tahun)

5

Page 6: Riwayat Psikiatri Kitee

Pasien dirawat oleh orang tua kandungnya. Pasien tidak pernah

mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.

iii. Riwayat Masa Kanak Tengah (3-11 tahun)

Pasien pandai bergaul dan prestasi belajarnya baik.

Dibandingkan dengan kedua saudaranya pasien lebih pandai.

iv. Riwayat Masa Kanak Akhir (11-18 tahun)

Pasien pandai bergaul dan prestasi belajarnya baik. Setelah

lulus SMA pasien merantau ke Bekasi seorang diri.

v. Riwayat Masa Dewasa

1. Riwayat Pendidikan

Pasien menempuh pendidikan TK, SD, SMP, hingga

lulus SMA. Pasien merupakan anak yang pandai

disekolahnya.

2. Riwayat Pekerjaan

Setelah lulus SMA pasien merantau ke Bekasi dan

bekerja disebuah pabrik tekstil. Namun setelah pasien

hamil anak pertama, pasien berhenti bekerja.

3. Riwayat Kehidupan Beragama

Pasien merupakan seorang muslim yang rajin shalat 5

waktu.

6

Page 7: Riwayat Psikiatri Kitee

4. Riwayat Pernikahan

Pasien menikah 1 kali dan memiliki 2 orang anak laki-

laki. Anak pertama berusia 9 tahun, anak kedua berusia

3 tahun. Hubungan pasien dengan suami baik.

5. Riwayat Militer

Pasien tidak pernah mengikuti pendidikan kemiliteran.

6. Riwayat Pelanggaran Hukum

Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum.

7. Riwayat Psikoseksual

Pasien berpakaian dan berpenampilan layaknya

seorang perempuan, dan menyukai laki-laki.

7

Page 8: Riwayat Psikiatri Kitee

g. Riwayat Keluarga

Pasien adalah anak ke-2 dari 3 bersaudara. Pasien dibesarkan oleh

kedua orang tua kandungnya. Semenjak pulang ke kampung pasien

tinggal dirumah kedua orang tuanya bersama kedua anaknya,

sementara suami pasien datang ke kampung setiap 1 bulan sekali.

Tidak ada anggota keluarga lain yang mengalami gangguan jiwa

sebelumnya.

Keterangan:

: Pasien

: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

h. Kehidupan Sosial Ekonomi Sekarang

Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya dan bersama kedua

anaknya. Sumber pendapatan keluarga berasal dari suaminya yang

bekerja di Bekasi. Kesan ekonomi menengah kebawah.

8

Page 9: Riwayat Psikiatri Kitee

i. Taraf Kepercayaan

Autoanamnesis : dapat dipercaya

Alloanamnesis : dapat dipercaya

Grafik Perjalanan Penyakit

9

Status

Mental

Fungsi

Peran

April 2011

Februari 2012

Maret

2012

April 2012

Mei 2012

Page 10: Riwayat Psikiatri Kitee

II. STATUS MENTAL

A. Deskripsi Umum

1. Penampilan

Pasien perempuan, sesuai umur, berpakaian rapi dan kebersihan

diri cukup.

2. Kesadaran

- Neurologis : Compos mentis

- Psikologis : Jernih

3. Pembicaraan

- Kuantitas : sedikit

Kualitas : spontan, volume suara cukup.

4. Sikap :

Kooperatif (+)

Nonkooperatif

Indifferent

Apatis

Tegang

Dependent

Aktif

Pasif (+)

Infantil

Curiga

Bermusuhan

Labil

Rigid

Negativisme Pasif

Stereotipik

Fleksibilitas Cerea

Katapleksi

5. Perilaku :

Normoaktif

Hipoaktif(+)

Hiperaktif

Ekopraksia

Katatonia

Negativisme aktif

Katapleksi

Stereotipi

Manerisme

Otomatisme

Otomatisme Perintah

Mutisme

Agitasi

Tik

10

Page 11: Riwayat Psikiatri Kitee

Somnabulisme

Akathasia

Kompulsif

Ataksia

Mimikri

Agresif

Impulsif

Abulia

6. Kontak Psikis :

Mudah ditarik dan mudah dicantum(+)

Sulit ditarik dan sulit dicantum

Mudah ditarik dan sulit dicantum

B. Alam perasaan

1. Mood :

Eutimik

Disforik (+)

Elevated

Euforia

Ekpansif

Irritable

2. Afek :

Appropriate (+)

Inappropriate

Restriktif

Blunted

Flat

Labil

C. Gangguan persepsi

- Halusinasi :

o Auditorik : tidak ada

o Visual : tidak ada

o Olfaktorik : tidak ada

o Taktil : tidak ada

o Gustatorik : tidak ada

o Somatik : tidak ada

11

Page 12: Riwayat Psikiatri Kitee

- Ilusi :

o Visual : tidak ada

o Auditorik : tidak ada

o Olfaktorius : tidak ada

o Gustatorik : tidak ada

- Depersonalisasi: Tidak ada

- Derealisasi: Tidak ada

D. Fungsi intelektual (kognitif)

- Intelegensi dan kemampuan informasi : sesuai tingkat pendidikan

- Orientasi

Waktu : cukup

Tempat: cukup

Orang : cukup

Situasi : cukup

- Daya ingat

Jangka segera : cukup

Jangka pendek: cukup

Jangka panjang: cukup

- Konsentrasi dan perhatian: cukup

- Kemampuan membaca dan menulis: baik

- Kemampuan visuospasial : cukup

- Pikiran abstrak : cukup

- Kemampuan menolong diri sendiri : buruk

E. Proses pikir

- Arus pikir :

Kuantitatif : Logorrhea

Remming(+)

Blocking

12

Page 13: Riwayat Psikiatri Kitee

Mutism

Talkative

Kualitatif : Koheren

Inkoherensi

Flight of idea

Konfabulasi

Poverty of speech

Asosiasi longgar

Neologisme

Sirkumstansial

Tangensial

Word salad

Perserverasi

Asosiasi bunyi

Verbigerasi

Jawaban irrelevant

Echolalia

- Isi pikir

Idea of reference

Miskin ide

Preokupasi

Obsesi

Fobia

Waham nihilistik

Waham kebesaran

Waham kejar

Waham cemburu

Waham somatik

Waham magik mistik

Delusion of reference

Delusion of persecution

Delusion of control

Delusion of influence

Delusion of passivity

Delusion of perception

Thought of echo

Thought insertion

Thought withdrawal

13

Page 14: Riwayat Psikiatri Kitee

Thought broadcasting

Ide bunuh diri

14

Page 15: Riwayat Psikiatri Kitee

- Bentuk pikir :

Realistik

Nonrealistik

Dereistik

Autistik

F. Pengendalian impuls

Pengendalian diri selama pemeriksaan : Baik

Respon pasien terhadap pertanyaan pemeriksa : Baik

G. Tilikan : Derajat 1

1. Menyangkal bahwa dirinya sakit (Impaired Insight)

2. Mengakui dan menyangkal bahwa dirinya sakit pada saat yang

bersamaan

3. Menyalahkan orang lain/faktor eksternal sebagai penyeab

sakitnya

4. Sadar bahwa sakitnya disebabkan oleh sesuatu yang tak

diketahui dalam dirinya

5. Sadar bahwa dirinya sakit tetapi tidak bisa menerapkan

dalam mengatasinya (Intellectual Insight)

6. Sadar bahwa dirinya sakit dan sudah bisa menerapkannya

sampai kesembuhannya (True Insight)

III. PEMERIKSAAN FISIK

A. Status Internus

1. Keadaan umum : Kesan gizi cukup.

2. Kesadaran : Compos mentis

15

Page 16: Riwayat Psikiatri Kitee

3. Tanda vital :

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 80 x/menit

16

Page 17: Riwayat Psikiatri Kitee

Respirasi : 20x/menit

Suhu : afebris

Kepala : Normocephali, tidak ditemukan bekas luka

4. Mata : Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis

5. Leher : Kelenjar getah bening dan tiroid tidak membesar

6. Paru : Suara nafas vesikuler, Rhonki -/-, Wheezing -/-

7. Jantung : Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

8. Abdomen : Datar, bising usus (+), supel, nyeri tekan(-), hepar

dan lien tidak teraba

9. Ekstremitas : Tonus dan pergerakan normal, edema (-), akral

hangat (+/+)

B. Status Neurologis

1. GCS : E4V5M6=15

2. Rangsang meningeal: tidak dilakukan

3. N.cranialis: tidak dilakukan

4. Refleks Fisiologis: tidak dilakukan

5. Refleks Patologis: tidak dilakukan

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Laboratorium : belum ada data

b. Foto Toraks : tidak dilakukan pemeriksaan

V. RESUME

Pasien perempuan 30 tahun, datang ke IGD dengan keluhan melakukan

percobaan bunuh diri yang ke-3 kalinya. Pasien sering mengeluh kalau pasien

merasa tidak betah dirumah setelah 8 bulan kembali dari perantauan (Bekasi).

Pasien juga mengeluh bahwa dia kerepotan mengurusi anak-anak nya yang

dianggap pasien nakal, pasien merasa tidak enak kepada kedua orang tuanya yang

menjadi bertanggungjawab dalam hal ini, sehingga pasien meminta suaminya

yang masih diperantauan untuk kembali ke kampung saja dan tidak merantau lagi.

17

Page 18: Riwayat Psikiatri Kitee

Semenjak itu pasien mulai mengelu sakit perut hingga pada bulan maret pasien 2

kali rawat inap di rumah sakit dan beberapa kali periksa ke dokter untuk rawat

jalan bahkan dilakukan USG dan foto Rontgen namun hasilnya normal. Pada

bulan April 2012 pasien tampak sering terlihat bingung, melamun, bicara sendiri,

keluyuran, sulit tidur dan bahkan telah melakukan 3 kali percobaan bunuh diri.

Pada tanggal 22 Mei 2012 pasien kembali mengancam bunuh diri sehingga pada

tanggal 23 Mei 2012 pasien dibawa ke RSJS Magelang.

Dari pemeriksaan psikiatri di dapatkan tingkat kesadaran kompos mentis

dan jernih, sikap dan tingkah laku terhadap pemeriksa kooperatif dan hipoaktif,

mood disforik, afek appropriate, gangguan persepsi negatif, arus pikir remming

dan koheren, isi pikir ide bersalah, bentuk pikir realistik, orientasi W/T/O/S

cukup, daya ingat segera/jangka pendek/ jangka panjang cukup, konsentrasi

cukup, kemampuan baca tulis baik, pikiran abstrak baik, reliabilitas

( autoanamnesis bisa dipercaya, alloanamnesis bisa dipercaya), tilikan intelektual

insight.

18

Page 19: Riwayat Psikiatri Kitee

VI. DIAGNOSIS BANDING

Kriteria Diagnosis Depresi

Gejala Utama

o Afek depresif

o Kehilangan minta dan kegembiraan

o Berkurangnya energi

Gejala lainnya

o Konsentrasi dan perhatian berkurang

o Harga diri dan kepercayaan diri berkurang

o Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna

o Pandangan masa depan suram dan pesimis

o Gagasan atau perbuatan membahayakan diri/bunuh diri

o Tidur terganggu

o Nafsu makan berkurang

Kriteria Diagnosis Anxietas

Terdapat ketegangan motorik

Terdapat gangguan otonom

Perasaan cemas dan khawatir yang tidak realistik

19

Page 20: Riwayat Psikiatri Kitee

F 32.2 Episode Depresi Berat Tanpa Gejala Psikotik

Pedoman diagnosis menurut PPDGJ III Pada pasien

Semua 3 gejala utama depresi harus ada Terpenuhi

Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala

lainnya, dan beberapa di antaranya harus

berintensitas berat

Terpenuhi

Bila ada gejala penting (misalnya agitasi

atau retardasi psikomotor) yang mencolok,

maka pasien mungkin tidak mau atau tidak

mampu untuk melaporkan banyak gejala

secara rinci.

Terpenuhi

Episode depresif biasanya harus

berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu,

akan tetapi jika gejala amat berat dan

beronset cepat, maka masih dibenarkan

untuk menegakkan diagnosis dalam kurang

dari 2 minggu

Terpenuhi

Sangat tidak mungkin pasien akan mampu

meneruskan kegiatan social, pekerjaan atau

urusan rumah tangga, kecuali, pada taraf

yang terbatas.

Terpenuhi

F 41.2 Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi

Pedoman diagnosis Menurut PPDGJ III Pada Pasien

Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi, dimana masing-masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis tersendiri. Untuk anxietas, beberapa gejala otonomik harus ditemukan walaupun tidak terus-menerus, disamping rasa cemas atau kekhawatiran berlebihan.

Tidak Terpenuhi

Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebih ringan, maka harus

Tidak Terpenuhi

20

Page 21: Riwayat Psikiatri Kitee

dipertimbangkan kategori gangguan anxietas lainnya atau gangguan anxietas fobik.

Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas yang cukup berat untuk menegakkan masing-masing diagnosis, maka kedua diagnosis tersebut dikemukakan, dan diagnosis gangguan campuran tidak dapat digunakan. Jika karena sesuatu hal hanya dapat dikemukakan satu diagnosis maka gangguan depresif harus diutamakan.

Terpenuhi

Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan stress kehidupan yang jelas, maka harus digunakan kategori F43.2 gangguan penyesuaian.

Tidak Terpenuhi

F 51.0 Insomnia Non Organik

Pedoman diagnosis menurut PPDGJ III Pada pasien

Hal tersebut dibawah ini diperlukan untuk

membuat diagnosis pasti:

a. keluhan adanya kesulitan masuk tidur

atau mempertahankan tidur atau kualitas

tidur yang buruk

b. gangguan terjadi minimal 3 kali dalam

seminggu selama minimal satu bulan

c. adanya preokupasi dengan tidak bisa tidur

atau sleeplessness dan perduli yang

berlebihan terhadap akibatnya pada malam

hari dan sepanjang siang hari

d. ketidakpuasan trhadap kuantitas dan atau

kualitas tidur menyebabkan penderitaan

yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi

dalam sosial dan pekerjaan.

Terpenuhi

Terpenuhi

Tidak terpenuhi

Tidak terpenuhi

Adanya gejala gangguan jiwa lain seperti

depresi, anxietas , atau obsesi tidak

Terpenuhi

21

Page 22: Riwayat Psikiatri Kitee

menyebabkan diagnosis insomnia

diabaikan.

Semua komorbiditas harus dicantumkan

karena membutuhkan terapi tersendiri.

Kriteria “lama tidur” (kuantitas) tidak

digunakan untuk menentukan adanya

gangguan, oleh karena luasnya variasi

individual. Lama gangguan yang tidak

memenuhi kriteria diatas (seperti pada

“transient insomnia”) tidak didiagnosis

disini, dapat dimasukkan dalam reaksi

stress akut (F 43.0) atau gangguan

penyesuaian (F 43.2)

Tidak terpenuhi

22

Page 23: Riwayat Psikiatri Kitee

VII. DIAGNOSIS MULTIAXIAL

Axis I : F 32.2 Episode Depresif Berat tanpa Gejala Psikotik

Axis II : Z 03.2 Tidak ada diagnosis

Axis III : Tidak ada

Axis IV : Masalah dengan primary support group (keluarga): merasa selalu

merepotkan kedua orang tua dan masalah anak-anak yang nakal.

Axis V : GAF 20-11 (Mutakhir)

VIII. TERAPI

Non-farmakoterapi

o ECT (Electro Convulsive Therapy)

Merupakan terapi dengan melewatkan arus listrik ke otak. Metode

terapi semacam ini sering digunakan pada kasus depresi berat atau

mempunyai resiko bunuh diri yang besar dan respon terapi dengan obat

antidepresan kurang baik. Pada penderita dengan resiko bunuh diri,

ECT menjadi sangat penting karena akan menurunkan resiko bunuh

diri.

o Terapi suportif

Terapi ini bertujuan untuk membantu penderita mencapai penyesuaian

diri yang sebaik mungkin untuk penderita yang sedang mengalami

masalah psikologis. Hal ini akan membantu penderita untuk menjalani

hidup sehari-hari dengan lebih baik. Contoh terapi suportif yang dapat

dilakukan adalah psikoterapi yaitu CBT (Cognitivive Behavioural

Therapy).

o Edukasi pasien dan keluarga

Menjelaskan tentang penyakit pasien kepada keluarga,

perjalanan penyakitnya dan prognosisnya

Memberi masukan pada keluarga agar memberikan dukungan

moral kepada pasien.

Menasehati keluarga untuk saling memahami, saling terbuka,

dan mencari jalan keluar secara bersam-sama.

Menasehati keluarga agar jangan selalu membebani semua

masalah kepada pasien

23

Page 24: Riwayat Psikiatri Kitee

Menasehati keluarga supaya mengawasi pasien untuk minum

obat dan mengantar pasien kontrol

Farmakoterapi

o Fluoxetin 1 x 20 mg (tiap pagi)

Fluoxetine merupakan anggota SSRI pertama yang diakui FDA untuk

pengobatan depresi. Seperti SSRI lain, obat ini bekerja dengan menghambat

reuptake serotonin (5-HT1A, 5-HT2C, dan 5-HT3C) ke dalam prasinap saraf

terminal. Sehingga akan terjadi peningkatan neurotransmisi oleh serotonin

sehingga menimbulkan efek antidepresan.

Adapun keistimewaan fluoxetine dibanding antidepresan lainnya adalah obat ini

boleh diberikan pada usia lanjut, di atas 65 tahun.

Untuk pemberian awal, biasanya dosis fluoxetine dimulai 20 mg per hari pada

pagi hari. Selanjutnya, dosis lazim untuk mengatasi depresi berkisar 20-40 mg

per hari. karena berpotensi untuk aktivasi SSP awal pada pengobatan. Sementara

itu, dosis awal yang bisa diberikan pada pasien tua adalah 10 mg per hari.

Kemudian dititrasi menjadi 20 mg atau lebih per hari. Karena fluoxetine

memiliki waktu paruh 2-4 hari dan zat aktifnya, norfluoxetine, memiliki waktu

paruh 7-9 hari, jadi sangat beralasan menunggu hingga 4 minggu antara titrasi

dosis.

Efek samping yang paling umum dijumpai pada pemakaian fluoxetine adalah

agitasi, insomnia, dan neuromuscular restlessness mirip akathisia. Ini mungkin

karena kurang selektifnya fluoxetine terhadap reseptor norepinefrin dan

serotonin-2C (5-HT2C). Tapi untungnya, efek samping ini biasa berlangsung

singkat dan bisa membaik dengan pengurangan dosis. Pemberian temporer

bersama dengan penghambat beta adrenergik atau benzodiazepine kerja panjang

juga bisa mengurangi efek samping yang timbul.

24

Page 25: Riwayat Psikiatri Kitee

IX. PROGNOSIS

Faktor-Faktor Baik Buruk

Premorbid

Riwayat gangguan jiwa dalam keluarga (-)

Status pernikahan: Menikah

Dukungan keluarga: Baik

Status ekonomi: Kurang

Stressor: (+)

Kepribadian premorbid : ceria, mudah bergaul

Morbid

Onset usia > 30 tahun

Jenis penyakit : Episode Depresif Berat tanpa Gejala

Psikotik

Perjalanan penyakit : Kronis

Regresi : (+)

Respons terhadap obat

25

Page 26: Riwayat Psikiatri Kitee

X. DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan dan Sadock. Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku dan Psikiatri

Klinis. Edisi Ketujuh. Jakarta: Binarupa Aksara. 1997.

2. Maslim R. Panduan Praktis, Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Cetakan III. PT

Nuh. Jakarta. 2007.

3. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III. Bagian Ilmu

Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya. Jakarta. 2003.

26

Page 27: Riwayat Psikiatri Kitee

Lampiran :

27

Page 28: Riwayat Psikiatri Kitee

28