KASUS PSIKIATRI

27
I. IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. H.C. Tgl lahir/umur : 21 April 1983/31 tahun Suku : Timor Agama : Kristen Katolik Status pernikahan : Belum menikah Pendidikan terakhir : SMK Alamat : Kefamenanu Pasien masuk bangsal jiwa (Empati) pada tanggal 17 November 2014 lewat IGD. II. RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT Riwayat perjalanan penyakit didapatkan melalui autoanamnesis dan alloanamnesis dengan ibu kandung pasien Tn. H.C. Ibu kandung pasien berusia 52 tahun. a. Keluhan Utama Mengamuk, ingin membakar rumah, dan ingin memukul orang. b. Riwayat Gangguan Sekarang Autoanamnesis Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 28 November 2014 pada pukul 11.00 WITA di ruang tenang pria bangsal Empati. Ketika pemeriksa menemui pasien, pasien sedang tidur-tiduran pada tempat tidur ruang tenang pria, kemudian pasien diminta untuk

description

Psikiatri

Transcript of KASUS PSIKIATRI

1. IDENTITAS PASIENNama: Tn. H.C.Tgl lahir/umur: 21 April 1983/31 tahunSuku: TimorAgama: Kristen KatolikStatus pernikahan: Belum menikahPendidikan terakhir: SMKAlamat: KefamenanuPasien masuk bangsal jiwa (Empati) pada tanggal 17 November 2014 lewat IGD.

1. RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT Riwayat perjalanan penyakit didapatkan melalui autoanamnesis dan alloanamnesis dengan ibu kandung pasien Tn. H.C. Ibu kandung pasien berusia 52 tahun. a. Keluhan UtamaMengamuk, ingin membakar rumah, dan ingin memukul orang.b. Riwayat Gangguan Sekarang1. AutoanamnesisAutoanamnesis dilakukan pada tanggal 28 November 2014 pada pukul 11.00 WITA di ruang tenang pria bangsal Empati. Ketika pemeriksa menemui pasien, pasien sedang tidur-tiduran pada tempat tidur ruang tenang pria, kemudian pasien diminta untuk bangun oleh ibunya. Saat pasien bangun dan berada dalam posisi duduk, pasien disapa oleh pemeriksa, dan pasienpun membalas sapaan pemeriksa. Pemeriksa kemudian menanyakan bagaimana perasaannya hari ini. Dengan senyuman, pasien menjawab petanyaan pemeriksa bahwa hari ini pasien senang. Ketika ditanyakan lanjut mengapa senang, pasien menjawab dirinya senang karena dirinya sudah merasa ada perubahan, pasien merasa dirinya mulai membaik. Lalu pemeriksa bertanya darimana pasien mengetahui bahwa pasien sudah membaik, pasien menjawab bahwa dirinya tidak marah-marah lagi, dan tidak memukul Ibunya lagi. Lalu pemeriksa melanjutkan pertanyaan mengenai penyebab dirinya marah-marah sehingga memukul Ibunya, pasien mengatakan bahwa mendengar suara yang menghasut dirinya untuk berbuat kasar pada orang-orang di sekitarnya, termasuk pada Ibunya. Suara yang didengar tersebut berasal dari suara orang yang tidak dikenali pasien. Menurut pasien, suara tersebut didengarnya terus-menerus setiap hari. Suara tesebut terkadang didengar kecil seolah suara itu jauh, dan kadang pula suara tersebut didengar jelas dan nyaring seolah suara tersebut berasal dari sekitar pasien. Ketika pasien mendengar suara tersebut dengan jelas dan nyaring, pasien mencari sumber dari suara tersebut. Hingga suatu ketika pasien merasa kesal karena suara yang seolah dekat tersebut sangat mengganggunya, dan ketika pasien tidak menemukan sumber suara tersebut, pasien mencoba untuk membakar rumahnya. Mengetahui pasien ingin membakar rumah, Ibu pasien meminta bantuan tetangga di sekitar untuk menghentikan tindakan pasien tersebut. Tetangga disekitar yang dimintai tolong oleh Ibu pasien tersebut menghentikan aksi bakar rumah tersebut dengan mengikat kaki serta tangan pasien pada tempat tidur. Karena tindakan pasien tersebut sebagian kecil rumah pasien terbakar. Setelah beberapa lama, pasien dilepaskan karena Ibunya merasa iba pada anak sulungnya itu yang kesakitan dan terus meronta-ronta tak kenal lelah tanpa mau makan dan minum. Setelah terlepas dari pasungan, pasien tidak mengalami perubahan, pasien tetap mendengar suara yang selalu mengusiknya. Kepribadian pasienpun tidak berubah, pasien masih sering marah dan ingin memukuli orang disekitarnya. Ketika ditanya perihal pasien yang mudah marah dan ingin memukuli orang disekitar, pasien mengatakan bahwa dirinya dihasut untuk tidak suka dan membenci orang disekitar, terlebih pada orang-orang yang mengejeknya orang gila, orang gila, orang gila, Awas, jangan dekat-dekat dengan orang gila. Pasien sering berjalan sendiri tanpa tujuan ke Desa sekitar ataupun ke tempat-tempat yang ramai misalnya ke pasar ataupun tempat diadakannya event di kota tempat pasien tinggal. Menurut pasien, hal tersebut dilakukannya karena pasien merasa tidak nyaman berada di rumah. Ketika pemeriksa bertanya perihal hal tersebut disebabkan pasien diperintah oleh suara yang sering mengganggunya, pasien menyangkal bahwa dirinya diperintah oleh suara tersebut. Pasien juga pernah melihat bayangan sesosok orang yang tidak dilihat oleh orang lain. Melihat bayangan tersebut membuat pasien takut, terlebih pada malam hari. Pasien mengaku melihat bayangan tersebut beberapa kali. Pasien berteriak-teriak sambil memaki berharap bayangan tersebut akan hilang. Pasien menyangkal bayangan tersebut mengejar dirinya serta ingin membahayakannya.Pasien melihat benda-benda disekitarnya seolah bergerak. Benda -benda yang dilihat pasien bergerak misalnya jam dinding serta kalender. Pasien menyangkal dirinya merasakan sentuhan oleh sesuatu yang tidak diketahuinya. Pasien menyangkal membaui sesuatu terus-menerus. Pasien menyangkal mengecap suatu rasa yang tidak lazim ataupun berasal dari makanan dan minuman yang tidak sedang dikonsumsinya.

1. AlloanamnesisAlloanamnesis dilakukan pada tanggal 28 November 2014 pada pukul 16.00 WITA di ruang tenang pria bangsal Empati. Menurut Ibu pasien, awal kejadian pada tahun 2004 ketika pasien semester IV di salah satu perguruan tinggi di Kota Jogja. Pasien mengalami demam tinggi disertai mata kuning. Sebelum sakit, pasien menceritakan perihal dirinya yang merasa dihipnotis oleh teman kostnya. Menurut Ibu pasien, teman kostnya menghipnotis pasien untuk menyerahkan uang bulanan yang Ibu pasien kirimkan. Hal tersebut berlangsung selama beberapa bulan. Pasien menjadi murung, tidak suka makan dan akhirnya jatuh sakit. Pasien mulai bicara sendiri, dan berjalan tanpa arah. Pasien kembali ke Kefa seorang diri tanpa ada yang menemaninya. Ketika sampai di Kefa, pasien diantar oleh keluarganya ke RSUD di Kefa. Pasien berobat jalan selama hampir 2 tahun. Pasien berobat jalan di poli Jiwa sejak tahun 2012. Pasien rutin berobat ke dr. Beni, SpKJ. Sejak kepindahan dr. Beni, Ibu pasien bingung dan tidak tahu harus berobat ke mana. Dalam keadaan yang bingung tersebut, pengobatan pasien menjadi terhambat dan mulai menunjukkan perilaku yang mudah marah. c. Riwayat Gangguan SebelumnyaPasien sebelumnya pernah mengalami gejala seperti ini. Menurut ibunya, pasien mengalami gejala ini saat umur 21 tahun yaitu pada tahun 2004, ketika pasien demam dan mata menjadi kuning. Gejala tersebut berlangsung sampai tahun 2012, hingga pasien berobat ke bagian psikiatri.

d. Riwayat Sifat Kepribadian SebelumnyaSebelum sakit, pasien merupakan pribadi yang humoris serta mementingkan penampilan dimana jika pasien ingin keluar rumah maka pasien akan berdandan dan berpenampilan sebaik mungkin. Pasien juga merupakan seorang anak yang sangat hormat kepada ibunya. Ketika diberikan tugas untuk dikerjakan, pasien akan menyelesaikan semua pekerjaan. Menurut ibunya, pasien termasuk anak yang suka bergaul dengan teman-temannya. Hubungan pasien dengan saudara-saudaranya terjalin baik. Pasien sangat perhatian kepada kedua adiknya.

e. Riwayat Kehidupan Pribadi0. Riwayat Prenatal dan PerinatalPasien merupakan anak yang diinginkan. Pasien lahir di Pustu ditolong oleh Bidan, lahir cukup bulan, spontan, dan tanpa komplikasi persalinan. Saat lahir, kondisi pasien sehat, tidak ada demam, kejang maupun trauma lahir. Ibu pasien mengaku tidak pernah sakit ketika mengandung pasien dan tidak merokok serta minum alkohol selama kehamilannya. 0. Masa Kanak Dini (Usia 0-3 tahun)Pasien diasuh oleh ibunya dan mendapat ASI sampai usia 1,5 tahun. Pasien mulai diberikan bubur halus pada usia 7 bulan. Pasien bertumbuh dan berkembang dengan baik seperti anak seusianya. Pasien tidak menderita penyakit-penyakit serius. Pasien mulai balik badan (ibu pasien lupa), merangkak saat usia 6 bulan, duduk (ibu pasein lupa), bicara saat usia 1 tahun dan jalan saat usia 1 tahun. Pada usia 2 tahun, pasien pernah menderita cacar selama 1 bulan. 0. Masa Kanak Pertengahan (Usia 3-11 tahun)Pasien bertumbuh dan berkembang dengan baik sesuai anak seusianya. Pasien sering bermain dengan teman sebayanya, pasien juga hobi bermain sepak bola. Semasa di SD, pasien tidak pernah mengalami kesulitan dalam belajar. Pada umur 11 tahun Ayah pasien meninggal, menurut pasien Ayahnya meninggal karena kangker.

0. Masa RemajaPasien cenderung berjalan-jalan bersama teman sekolahnya. Sepulang sekolah, pasien bersama teman-temannya mangkal di sekolah lain. Menurut pasien, hal tersebut dilakukan untuk cuci mata. Pasien pernah memiliki pacar ketika SMA. Menurut Ibu pasien, ketika remaja pasien merupakan pribadi yang menarik sehingga disukai oleh wanita. Ibu pasien mengetahui hal tersebut, namun dibiarkan karena Ibu pasien percaya padanya.

0. Masa Dewasa4. Riwayat PendidikanPasien masuk SD saat berusia 6 tahun. Pasien masuk SMP saat berusia 13 tahun. Pasien kemudian masuk SMK setelah menamatkan SMP dan melanjutkan ke perguruan tinggi.4. Riwayat PekerjaanSaat ini pasien bekerja membantu Ibunya menjaga kios.

4. Riwayat PsikoseksualMenurut ibunya, selama ini pasien sering tertutup dengan masalah pacaran sampai sekarang yang diketahui ibunya terhitung 2 kali pacaran.4. Riwayat AgamaPasien termasuk taat beragama. Selain rajin ke gereja, pasien sering mengikuti doa kelompok.4. Aktivitas SosialPasien selalu mengikuti aktivitas-aktivitas sosial di sekitar rumahnya. 4. Riwayat Pelanggaran HukumPasien tidak pernah mengalami masalah hukum.

0. Situasi Kehidupan SekarangSekarang pasien hanya tinggal bersama Ibu dan adik laki-lakinya, adik perempuan pasien telah berkeluarga dan tinggal bersama suaminya. Secara bergantian mereka bekerja menjaga kios. Selain itu juga mereka memiliki kebun yang letaknya tidak jauh dari rumah. Di kebun tersebut ditanam jagung serta sayur-sayuran.

0. Riwayat KeluargaMenurut ibu pasien, tidak ada keluarga baik dari pihak ibu maupun bapak yang mengalami penyakit seperti pasien. Kakek dan nenek pasien dari pihak ayah maupun ibu meninggal karena usia lanjut.

Keterangan:

: laki-laki : perempuan

: meninggal : pasien

III.PEMERIKSAAN STATUS MENTALPemeriksaan dilakukan pada tanggal 28 November 2014 pukul 11.00 WITA di bangsal Empati1. Deskripsi Umum0. Penampilan :pasien tampak sesuai usianya dan rapi, kulit sawo matang, rambut pasien ikal, pendek dan terurus, wajah pasien bersih, kuku-kukunya bersih.1. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor pasien tampak tenang, kontak mata ada.1. Sikap terhadap Pemeriksa Kooperatif dan bersahabat1. PembicaraanPasien bicara spontan, volume sedang, dan kecepatan sedang. 1. Mood dan Afek Mood: EutimikAfek: AdekuatKeserasian: Serasi1. PersepsiRiwayat Halusinasi audiovisual (+). Pasien mendengar ada suara yang menghasut dirinya untuk membenci orang-orang disekitarnya. Serta melihat bayangan di sekitar ruumahnya. 1. Proses Pikir1. Bentuk: Tidak Logis1. Arus: Koheren1. Isi pikir : waham (-)1. Kesadaran dan Kognisi1. Taraf Kesadaran dan Kesigapan: compos mentis1. Orientasi:1. Waktu : Baik (Pasien mengetahui pemeriksaan dilakukan pada Siang hari)1. Tempat : Baik (Pasien tahu sekarang ada dimana menurutnya ada di RS)1. Orang : Baik (Pasien mampu mengenali Ibunya sendiri)1. Daya Ingat: 2. Daya ingat jangka panjang: Baik (Pasien masih mengingat tempat lahirnya)2. Daya ingat jangka sedang: Baik (Pasien mampu mengingat kapan Ayahnya meninggal serta bagaimana beliau dibawa ke RS pada saat pasien kelas SD)2. Daya ingat jangka pendek: Baik (Pasien mengingat kapan terakhir makan dan minum obat, pasien minum obat jam 7 pagi setelah makan)1. Konsentrasi dan perhatian : Baik (perhatian pasien tidak mudah teralihkan, dan pasien mampu menjawab semua pertanyaan yang diajukan pemeriksa)1. Kemampuan visuo spasial: baik (Pasien mampu menggambarkan bentuk jam yang menunjukkan pukul 11.00) 1. Pikiran abstrak: Baik (Pasien mampu membedakan bola dan jeruk. Menurut pasien bola itu untuk ditendang sedangkan jeruk itu untuk dimakan)1. Intelegensi dan kemampuan informasi: baik (pasien mampu menjawab siapa Gubernur NTT saat ini)1. Kemampuan menolong diri sendiri: relatif baik (pasien mampu makan, minum, mandi dan mengurus diri)

1. Pengendalian Impuls: terkendali. Saat pemeriksa dan pasien sedang bercakap-cakap, pasien mampu berkonsentrasi selama wawancara dilakukan. Selain itu, pandangan mata pasien tidak mudah teralihkan.

1. Daya Nilai dan Tilikan1. Penilaian realita: terganggu1. Tilikan: 4

1. Taraf Dapat Dipercaya: Dapat dipercaya

1. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT1. Status Internistik: TD: 120/80 mmHgNadi: 80 kali/menit, regular, isi cukupSuhu: 36,7CRR: 22 kali/ menit, regular, abdominothoracoPemeriksaan fisik pada thorax, abdomen dan ekstremitas dalam batas normal1. Status Neurologik: Dalam batas normal1. Laboratorium: Tidak ada pemeriksaan laboraturium

1. TEMUAN- TEMUAN POSITIF1. Tn. HC, 31 tahun, diantar keluarga ke rumah sakit dengan keluhan mengamuk, membakar rumah, dan ingin memukul orang-orang disekitar. Keluhan ini dialami selama kurang lebih 2 bulan sebelum masuk rumah sakit. 1. Pasien memiliki riwayat gangguan jiwa sejak tahun 20041. Saat ini pasien mengalami halusinasi audiovisual, mendengar suara yang menghasutnya serta melihat sosok bayangan.1. Pasien merupakan pribadi yang pemalu dan humoris serta penurut. Menurut ibunya, karena pasien sangat hormat kepada ibunya, ketika diberikan tugas untuk dikerjakan, pasien akan mengerjakan semua tugas sampai tuntas.1. Status Mental:4. Daya nilai realita terganggu, tilikan 41. FORMULASI DIAGNOSTIKAXIS I:F.20.0 Skizofrenia ParanoidPasien dapat didiagnosis sebagai skizofrenia karena keadaan pasien memenuhi kriteria-kriteria pedoman diagnostik skizofrenia dalam PPDGJ III antara lain lebih dari 2 gejala skizofrenia yakni:0. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja 0. Perilaku katatonik (pada pasien ada riwayat gaduh gelisah mengamuk dan merusak barang)0. Gejala-gejala negatif dan respon emosional yang menumpul atau tidak wajar (mood pasien mudah marah)0. Sudah terjadi lebih dari 1 bulan (pasien sudah menderita sejak 10 Tahun yang lalu)0. Adanya distress dalam fungsi kehidupan sehari-hari (pasien tidak dapat membantu Ibunya bekerja). Dari gejala-gejala yang dialami pasien maka pasien dapat didiagnosis skizofrenia paranoid karena telah memenuhi beberapa kriteria pedoman diagnostik skizofrenia paranoid menurut PPDGJ III antara lain: 1. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia

AXIS II: Z03.2 tidak ada diagnosisCiri kepribadian HistrionikBerdasarkan PPDGJ III, kepribadian pasien sebelum mengalami gangguan memiliki ciri kepribadian Histrionik, dengan memenuhi salah satu kriteria yakni:1. Kecenderungan untuk memperhatikan penampilannya.AXIS III: demam tinggi serta mata kuning.AXIS IV: Masalah dengan akses menuju layanan kesehatanPasien memiliki masalah dengan akses ke layanan kesehatan untuk kontrol kesehatan karena pasien hanya kontrol pada dr. Beni, dan ketika dr. Beni pindah maka pasien tidak melanjutkan kontrol kesehatan.

AXIS V : GAF sekarang: 50-41 karena pasien memiliki gejala berat (serious), disabilitas berat GAF 10 tahun sebelumnya: 60-51 karena pasien memiliki gejala yang sedang (moderate) dengan disabilitas sedang

1. EVALUASI MULTIAKSIALAXIS I : F.20.0 Skizofrenia ParanoidAXIS II : Z03.2 tidak ada diagnosis Ciri kepribadian paranoidAXIS III: Riwayat HepatitisAXIS IV: Masalah dengan akses ke layanan kesehatan AXIS V: GAF saat ini: 50-41 GAF tahun sebelumnya : 60-511. DAFTAR MASALAHa. Organobiologik: Riwayat Hepatitisb. Psikologik: 0. Sering bicara sendiri0. Gangguan pada mood dan afek (mudah marah)0. Gangguan pada daya nilai dan tilikan (daya nilai realita terganggu dan tilikan 4)0. Ciri kepribadian narsistikc. Masalah dalam akses ke layanan kesehatan

1. RENCANA TERAPI1. Psikofarmaka: Haloperidol 2 x 2,5 mgTrihexyphenidyl 2 x 2 mgDiazepam 2 x 5 mg 0. Psikoterapi/psikoedukasi: Memberikan aktivitas kepada pasien, terutama aktivitas yang bersifat aktivitas kelompok sehingga pasien lebih banyak berinteraksi dengan orang lain.0. Mengedukasi pasien untuk dapat mengontrol halusinasinya dengan mencari kesibukan lain seperti mendengarkan musik atau menonton TV1. Psikoedukasi pada keluarga:1. Mengedukasi keluarga untuk memberikan suasana yang kondusif bagi pasien1. Mengedukasi keluarga mengenai efek samping obat serta untuk mengawasi pasien minum obat secara teratur sehingga tidak terjadi putus obat1. Mengedukasi keluarga untuk membawa pasien memeriksakan diri ke rumah sakit secara teratur.

1. PROGNOSISDubia ad malamFaktor yang memperingan:Riwayat premorbid sosial dan pekerjaan yang baikSubtipe narsisitikTidak ada riwayat keluarga

Faktor yang memperberat:Onset perlahan dengan faktor pemicu yang tidak jelas Keterlambatan dalam pengobatanGejala negatif: mood mudah marah

0. DISKUSISkizofrenia paranoid merupakan salah satu tipe dari skizofrenia. Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya skizofrenia, salah satunya adalah faktor lingkungan. Pada kasus ini, kondisi sosial kurang kondusif dimana pasien memiliki sering ditipu temannya ketika kuliah. Selain itu pasien memiliki riwayat demam tinggi serta mata kuning. Menurut Sullivan dan Benyamin K (dikutip dalam Halim, 1996:33), skizofrenia merupakan individu yang gagal, karena mengalami krisis interpersonal. Skizofrenia secara tidak langsung dianggap sebagai akibat adanya kegagalan dalam hubungan personal antara anak dengan orang tua.Pasien sudah mengalami kondisi skizofrenia sejak 10 tahun yang lalu dan baru mendapat pengobatan 2 tahun yang lalu. Latar belakang pengetahuan memegang peranan penting dalam penanganan pasien psikotik. Pemikiran yang keliru tentang kondisi inilah yang menyebabkan penanganan terhadap kondisi pasien terlambat. Hal ini juga yang menyebabkan penanganan terhadap pasien memerlukan waktu yang cukup lama dan respon terhadap terapi juga lambat. Menurut Prof. Thomas McGlashan, M.D., penanganan yang terlambat pada pasien skizofrenia tidak hanya menyebabkan kondisi pasien buruk saat datang namun juga akan menyebabkan respon terhadap terapi juga buruk. Sebaliknya, semakin cepat skizofrenia terdiagnosis, semakin cepat pula penanganan diberikan, maka efek terhadap terapi juga lebih baik.Pada kasus ini, diberikan terapi haloperidol 2 x 2,5 mg. Haloperidol merupakan antipsikosis tipikal yang efek samping sedatif lemah digunakan terhadap sindrom psikosis dengan gejala dominan: apatis, menarik diri, perasaan tumpul, kehilangan minat dan inisiatif, hipoaktif, waham, halusinasi, dll. Haloperidol juga memiliki efek samping ekstrapiramidal dengan insidens yang tinggi terutama pada pasien usia muda. Selain haloperidol, pasien juga mendapat trihexyphenidyl 2 x 2 mg. Trihexyphenidyl merupakan anti parkinson kelompok antikolinergik. Parkinsonisme dikaitkan dengan blokade dopamin di ganglia basal, biasanya gejala yang tampak rigiditas, bradikinesia, tremor, muka topeng. Pada kasus ini, trihexyphenidyl diberikan untuk mengatasi efek samping yang timbul dari pemakaian haloperidol yaitu sindrom ekstrapiramidal (gejala parkinsonisme). Selain itu juga diberikan obat diazepam 2 x 5 mg. Diazepam merupakan obat golongan benzodiazepin, obat ini cenderung menyebabkan penurunan hiperaktivitas. Selain farmako terapi, terapi yang juga dilakukan di bangsal Empati adalah terapi perilaku yaitu Punishment dan Reward. Terapi ini dilakukan karena pasien sering tidak meminum obat sehingga beberapa kali pasien di fiksasi.

FOLLOW UPSabtu, 29 November 2014S: Pasien bicara baik, nyambung, rasa marah kepada orang disekitar berkurang, makan dan mandi sendiri.O: a. Deskripsi umumPenampilan: seorang pria usia muda, kulit kuning langsat, agak kurus dan rapi.Psikomotor: tenangSikap terhadap pemeriksa: kooperatif1. Pembicaraan: spontan, nyambung, volume suara sedang, kecepatan normal.1. M/A: mood: eutimik, afek: adekuat, keserasian: appopriate1. Persepsi: -1. Proses pikir:1. Bentuk pikir : tidak logis1. Arus pikir : koheren1. Isi pikir : waham (-)1. Kesadaran dan kognitifKesadaran dan kesigapan : CMOrientasi Waktu: tidak tergangguOrientasi Tempat/Orang: tidak tergangguDaya Ingat : tidak teranggu Intelegensi : tidak tergangguKonsentrasi dan perhatian : tidak tergangguPemikiran abstrak : tidak tergangguKemampuan visuospasial : tidak tergangguKemampuan menolong diri: tidak terganggu1. Pengendalian impuls: terkendali1. Penilaian realita: terganggu, tilikan: 41. Taraf dapat dipercaya: Dapat dipercayaA: Skizofrenia paranoidP: Haloperidol 2x2,5 mg Trihexiphenidil 2 x 2 mgDiazepam 2 x 5 mg Psikoterapi perilaku dan aktivitas

Senin, 1 Desember 2014S: Pasien bicara baik, nyambung, rasa marah kepada orang disekitar berkurangO: a. Deskripsi umumPenampilan: seorang pria usia muda, kulit kuning langsat, agak kurus dan rapi.Psikomotor: tenangSikap terhadap pemeriksa: kooperatifb. Pembicaraan: spontan, nyambung, volume suara sedang, kecepatan normal.c. M/A: mood: eutimik, afek: adekuat, keserasian: appopriated. Persepsi: -e. Proses pikir:1. Bentuk pikir : tidak logis1. Arus pikir : koheren1. Isi pikir : waham (-)f. Kesadaran dan kognitifKesadaran dan kesigapan : CMOrientasi Waktu: tidak tergangguOrientasi Tempat/Orang: tidak tergangguDaya Ingat : tidak teranggu Intelegensi : tidak tergangguKonsentrasi dan perhatian : tidak tergangguPemikiran abstrak : tidak tergangguKemampuan visuospasial : tidak tergangguKemampuan menolong diri: tidak terganggug. Pengendalian impuls: terkendalih. Penilaian realita: terganggu, tilikan: 4i. Taraf dapat dipercaya: Dapat dipercayaA: Skizofrenia paranoidP: Haloperidol 2x2,5 mg Trihexiphenidil 2 x 2 mgDiazepam 2 x 5 mg Psikoterapi perilaku dan aktivitas

Selasa, 2 Desember 2014S: Pasien bicara baik, nyambung, rasa marah kepada orang disekitar berkurangO: a. Deskripsi umumPenampilan: seorang pria usia muda, kulit kuning langsat, agak kurus dan rapi.Psikomotor: tenangSikap terhadap pemeriksa: kooperatifb. Pembicaraan: spontan, nyambung, volume suara sedang, kecepatan normal.c. M/A: mood: eutimik, afek: adekuat, keserasian: appopriated. Persepsi: -e. Proses pikir:1. Bentuk pikir : tidak logis1. Arus pikir : koheren1. Isi pikir : waham (-)f. Kesadaran dan kognitifKesadaran dan kesigapan : CMOrientasi Waktu: tidak tergangguOrientasi Tempat/Orang: tidak tergangguDaya Ingat : tidak teranggu Intelegensi : tidak tergangguKonsentrasi dan perhatian : tidak tergangguPemikiran abstrak : tidak tergangguKemampuan visuospasial : tidak tergangguKemampuan menolong diri: tidak terganggug. Pengendalian impuls: terkendalih. Penilaian realita: terganggu, tilikan: 4i. Taraf dapat dipercaya: Dapat dipercayaA: Skizofrenia paranoidP: Haloperidol 2x2,5 mg Trihexiphenidil 2 x 2 mgDiazepam 2 x 5 mg Psikoterapi perilaku dan aktivitas

Rabu, 3 Desember 2014S: Pasien bicara baik, nyambung, rasa marah kepada orang disekitar berkurang, tidur baikO: a. Deskripsi umumPenampilan: seorang pria usia muda, kulit kuning langsat, agak kurus dan rapi.Psikomotor: tenangSikap terhadap pemeriksa: kooperatifb. Pembicaraan: spontan, nyambung, volume suara sedang, kecepatan normal.c. M/A: mood: eutimik, afek: adekuat, keserasian: appopriated. Persepsi: -e. Proses pikir:1. Bentuk pikir : tidak logis1. Arus pikir : koheren1. Isi pikir : waham (-)f. Kesadaran dan kognitifKesadaran dan kesigapan : CMOrientasi Waktu: tidak tergangguOrientasi Tempat/Orang: tidak tergangguDaya Ingat : tidak teranggu Intelegensi : tidak tergangguKonsentrasi dan perhatian : tidak tergangguPemikiran abstrak : tidak tergangguKemampuan visuospasial : tidak tergangguKemampuan menolong diri: tidak terganggug. Pengendalian impuls: terkendalih. Penilaian realita: terganggu, tilikan: 4i. Taraf dapat dipercaya: Dapat dipercayaA: Skizofrenia paranoidP: Haloperidol 2x2,5 mg Trihexiphenidil 2 x 2 mgDiazepam 2 x 5 mg Psikoterapi perilaku dan aktivitas

HOME VISITTidak dilakukan karena pasien tinggal di Kefa.

2

1