Rinosinusitis - CRS
-
Upload
putri-senna-rahayu -
Category
Documents
-
view
99 -
download
0
description
Transcript of Rinosinusitis - CRS
Anisa Vitriana - 130112110025
Theresia Sihotang - 130112110147
Rinosinusitis
Case Report Session
Identitas Pasien
• Nama : Ny. DP• Jenis kelamin : Perempuan• Umur : 33 tahun• Alamat : Jln KH Usman Dhomiri• Pekerjaan : Swasta • Agama : Islam• Tanggal pemeriksaan : 19 Agustus 2011
Anamnesa
Keluhan Utama : Pipi kiri bengkak
Sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluhkan seperti ada benjolan di hidung sebelah kiri. Keluhan benjolan tidak disertai dengan hidung berair, hidung tersumbat, dan mimisan.
Kemudian, sejak ± 3 hari yang lalu, pasien mengeluhkan pipi kirinya bengkak yang disertai dengan rasa nyeri. Awalnya keluhan dimulai dengan keluarnya cairan dari hidung berwarna kehijauan sejak 3 minggu SMRS. Pasien juga mengeluhkan adanya demam, sakit kepala, batuk, bersin-bersin, serta pasien juga merasa seperti ada dahak yang mengalir dari hidung ke tenggorokan.
Keluhan juga disertai dengan sedikit menurunnya ketajaman indera penciuman. Tidak ada riwayat hidung tersumbat. Tidak ada riwayat keluar darah dari hidung. Tidak ada keluhan gangguan penglihatan. Pasien baru pertama kali sakit seperti ini. Dan pasien belum melakukan pengobatan untuk keluhan ini.
Anamnesa
Keluhan nyeri menelan, suara serak, dan benjolan di daerah leher disangkal pasien. Tidak ada keluhan bau mulut, mudah lelah, dan rasa nyeri/penuh ditelinga.
Riwayat menyelam atau berenang dalam 6 bulan terakhir disangkal pasien. Tidak ada riwayat trauma. Tidak ada riwayat gigi berlubang. Tidak ada riwayat merokok. Riwayat penyakit diabetes disangkal.
Pasien memiliki riwayat penyakit asma dan riwayat alergi dikeluarga. Pasien juga mengeluhkan terkadang sulit tidur dan beraktivitas akibat keluhan-keluhan yang dialaminya.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
• Keadaan Umum : Tampak sakit ringan• Kesadaran : Komposmentis• Tanda Vital
Tekanan darah : 120/70 mmHgNadi : 76x/menit
Respirasi : 24x/menitSuhu : 36,5° C
Pemeriksaan Fisik• Kepala
Mata : Konjungtiva tidak anemisSklera : tidak ikterik
• LeherKGB tak tampak dan tak terabaJVP tidak meningkat
• ThoraxBentuk dan gerak simetris
Cor : dalam batas normalParu : VBS kanan=kiri, wheezing (-/-) , ronkhi (-/-)
• AbdomenDatar lembutHepar dan lien tidak terabaBising usus (+) normal
Pemeriksaan Fisik
Status lokalis
ADS : CAE tenang +/+, sekret -/-, serumen -/-, MT intak +/+, RC +/+, RA +/+
CN : Mukosa hiperemis -/+, sekret -/+ mukopurulent, concha inferior eutrofi +/+, SD (-), PU +/+
NPOP : T1-T1 tenang,
Faring: tenang, PND (+)
MF : Asimetris, Parase N. Cranialis (-)
a/r zygoma sinistra: edema (+)
Leher : KGB tidak teraba
Hidung (Rinoskopi anterior)
mukosa hiperemis (-/+), Sekret mukopurulen (-/+), Konkha eutrofi (+/+), Septum deviasi (-), Pasase udara (+/+)
(Rinoskopi posterior)mukosa hiperemis (-/+), sekret mukopurulen (-/+), koana terbuka (+/+), torus tubarius tenang (+/+), fossa rosenmuller tenang (+/+), adenoid (-)
Oral cavityMucosa : basah , Hiperemis (-/-)Gigi geligi : dalam batas normal, karies (-)Tonsil : T1/T1 tenangFaring : post nasal drip (+/+), Hiperemis (-/-),
Maksilofacial Asimetris, Nyeri tekan pada wajah (-/+)
ResumeSeorang wanita berusia 33 tahun, datang ke poli THT RS Hasan
Sadikin dengan keluhan utama bengkak di pipi kiri. Dari anamnesis khusus didapatkan:
Sejak 1 minggu SMRS, pasien mengeluhkan seperti ada benjolan di hidung sebelah kiri. Rhinorrhea (-), hidung tersumbat (-), dan epistaksis (-). Kemudian, sejak ± 3 hari yang lalu, pasien mengeluhkan pipi kirinya bengkak yang disertai dengan rasa nyeri. Awalnya keluhan disertai dengan keluarnya cairan dari hidung berwarna kehijauan sejak 3 minggu. Febris (+), sakit kepala (+), batuk(+), bersin-bersin (+), serta PND (+). Keluhan juga disertai dengan hiposomia. Hidung tersumbat (-), epistaksis (-). Gangguan visus (-), odinofagia (-). Riwayat keluhan yang sama (-).
Riwayat trauma (-). Gigi berlubang (-). Riwayat penyakit asma dan riwayat alergi dikeluarga (+).
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit ringan, kesadaran komposmentis, tanda vital dan status generalis dalam batas normal.
Status lokalis• ADS : CAE tenang +/+, sekret -/-, serumen -/-,
MT intak +/+, RC +/+, RA +/+• CN : Mukosa hiperemis -/+, sekret -/+
mukopurulent, concha inferior eutrofi +/+, SD (-), PU +/+
• NPOP : T1-T1 tenang, • Faring: tenang, PND (+)• MF : Asimetris, Parase N. Cranialis (-)• a/r zygoma sinistra: edema (+)• Leher :KGB tidak teraba
Pemeriksaan Khusus
Transluminasi
5 55 0
NasoendoskopiChonca inferior : tenang +/+, eutropi +/+Septum nasi : deviasi (-),Nasofaring : tenang (+), adenoid (-), PND (+) mukopurulenChonca media : tenang +/+, eutropi +/+Meatus media : terbuka cukup/sempit, sekret -/+ mukopurulen
(+)
Diagnosis
Diagnosis Banding• Rinosinusitis akut• Common Cold• Nyeri Temperomandibular Joint (TMJ)• Neoplasma sinus
Diagnosis KerjaRinosinusitis maksilaris sinistra akut
Usulan Pemeriksaan• Pemeriksaan darah• Pemeriksaan mikrobiologi dan kultur resistensi• CT Scan
Penatalaksanaan• Umum:
Edukasi pada pasien tentang penyakitnya bahwa penyakit ini dapat sembuh jika pasien mendapat pengobatan dan kontrol dengan teratur.Kompres air hangat bila ada nyeri di wajahJangan berenang dan menyelamBila ada nyeri telinga, nyeri menelan, atau sakit kepala hebat segera periksa
ke dokter.
• Khusus: Amoxicillin klavunalat 3 x 500mg Asam Mefenamat 3 x 500 mg, jika diperlukan Ambroxol 3 X 1 Pseudoefedrin 3 X 1
Prognosis
• Quo ad vitam : ad bonam
• Quo ad functionam: ad bonam
THANK YOU
ANATOMI & HISTOLOGI PARANASAL SINUS
RINOSINUSITIS
• Definisi:
Semua peradangan mukosa sinus paranasal. Rinosinusitis adalah semua peradangan yang terjadi secara bersamaan pada rongga hidung dan sinus paranasal.
KLASIFIKASIBerdasarkan The Rhinosinusitis Task Force:• RS akut : < 4 minggu• RS subakut : 4-12 minggu• RS kronik : > 12 minggu• RS akut rekuren : > 4 episode pertahun; tiap episode > 7-10 hari
resolusi komplit diantara episode• RS kronik eksarsebasi akut : perburukan gejala tiba-tiba dari RS kronik
yang berulang.
ETIOLOGI• Infeksi Hidung• Berenang dan menyelam• Trauma• Infeksi Gigi
Faktor Predisposisi
• Obstruksi ventilasi dan drenase sinus• Statis sekresi dalam kavum nasi• Serangan sinusitis sebelumnya• Lingkungan• Daya tahan tubuh menurun
PATOFISIOLOGIPolusi bahan kimia
Silia rusak
Obs. gangg. Perubahan alergi &
mekanik mukosa def.imun
Infeksi kronis
inadekuat terapi akut
GEJALA KLINISGejala Mayor
• nyeri pada wajah atau dengan penekanan
• rasa penuh atau tersumbat di wajah
• sumbatan di hidung • sekret pada hidung• gangguan penciuman• purulen pada rongga
hidung
Gejala Minor
• sakit kepala• demam• halitosis• lemah• sakit gigi• batuk• nyeri telinga atau terasa
penuh pada telinga
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Transluminasi• Nasoendoskopi• Foto polos sinus paranasal (tidak dianjurkan! Kecuali penyakit sangat
berat, pasien dengan penurunan imunitas, tanda komplikasi)• CT Scan
Mengapa pada pasien ini didiagnosa rinosinusitis maksilaris sinistra akut?
• Anamnesa: adanya nasal discharge yang mukopurulen berwarna kehijauan, bengkak pada pipi kiri yang disertai dengan rasa nyeri. Riwayat demam, nyeri kepala, bersin-bersin, post nasal drip positif, dan adanya sedikit penurunan ketajaman indera penciuman. Pasien juga memiliki riwayat asma dan alergi dikeluarga.
• Pemeriksaan fisik: mukosa yang hiperemis pada cavum nasi, sekret mukopurulent, dan post nasal drip positif.
• Pemeriksaan transiluminasi: adanya kesuraman sinus maksilaris sinistra.• Pemeriksaan nasoendoskopi: ditemukan adanya sekret yang
mukopurulen di meatus medius. 4 gejala mayor rinosinusitis: hidung berair yang mukopurulen dan
berwarna kehijauan, nyeri di wajah, demam, dan penurunan ketajaman indera penciuman.
Gejala minor rinosinusitis ditemukan adanya nyeri kepala• Keluhan juga sudah berlangsung ± 3 minggu sehingga masih termasuk
kedalam rinosinusitis akut.
Apa saja diagnosis banding untuk pasien ini?
• Common cold: - Pasien terdapat keluhan rhinnorea yang akut. - Diagnosis common cold disingkirkan karena dari rhinnorea didapatkan sekret mukopurulen yang kehijauan yang lebih menunjukan bahwa etiologi adalah bakteri.
• Nyeri TMJ:- Pada pasien terdapat nyeri wajah. - Diagnosis TMJ disingkirkan karena pada saat pemeriksaan palpasi wajah tidak ditemukan bunyi “klik”.
• Neoplasma sinus:- Awalnya pasien datang dengan keluhan seperti ada benjolan di dalam hidung. - Neoplasma sinus disingkirkan karena pada pasien tidak ditemukan epistaksis, hidung tersumbat, dan gangguan visus.
Apa usul pemeriksaan pada pasien ini?
• Pemeriksaan darah dan pemeriksaan mikrobiologi dan kultur resistensi diagnosis sekaligus menentukan pengobatan yang sesuai untuk pasien.
• Pemeriksaan CT scan untuk melihat apakah ada kelainan struktur anatomis dari KOM pasien ini yang memicu terjadinya sinusitis.
PENATALAKSANAANTujuan : mencapai fungsi dan anatomis yang
normal dari sinonasal.
– Medikamentosao Antibiotiko Analgesiko Dekongestano Mukolitik
– Pembedahan
Bagaimana penatalaksanaan pada
pasien ini?Terapi umum:• Edukasi pada pasien tentang penyakitnya bahwa penyakit ini dapat
sembuh jika pasien mendapat pengobatan dan kontrol dengan teratur.• Kompres air hangat bila ada nyeri di wajah sebagai analgesic agar pasien
merasa nyaman.• Jangan berenang dan menyelam karena air kolam bisa saja mengandung
bakteri yang dapat masuk ke hidung dan akhirnya ke sinus sehingga menyebabkan terjadinya infeksi dan peradangan pada sinus. Selain itu, gas klorin berkadar tinggi dalam kolam dapat memicu inflamasi mukosa akibat zat kimia yang dikandungnya.
• Bila ada nyeri telinga, nyeri menelan, atau sakit kepala hebat segera periksa ke dokter.
Pengobatan medika mentosa:• Antibiotika selama 10-14 hari.
Antiboiotik yang digunakan adalah amoksisilin kalvulanat. Amoksisilin merupakan antibiotik spektrum luas tetapi mudah diinaktivasi oleh bakteri penghasil ß-laktamase. Maka dari itu, amoksisilin di kombinasikan dengan klavulanat untuk mengeradikasi bakteri penghasil ß-laktamase.
• Dekongestan lokal atau sistemik untuk memperlancar drainase sinus. Dekongestan termasuk dalam golongan α-agonis, yang berefek menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah. Konstriksi pembuluh darah menyebabkan semakin sedikit cairan yang kelluar dari pembuluh darah ke dalam hidung, tenggorokan, dan sinus sehingga terjadi penurunan inflamasi dari mukosa sekaligus penurunan produksi mukus.
• Mukolitik juga diperlukan untuk mengencerkan sekret yang terlalu kental.
KOMPLIKASI
• Lokal : mukokel, kista retensi mukus, osteomielitis ( tulang frontal dan maksila)
• Orbital• Intrakranial• Descending Infection• Fokal Infeksi
PROGNOSIS
• Dengan penanganan yang adekuat, prognosis baik.
Bagaimana prognosis pada pasien ini?
Quo ad vitam: ad bonam• Pada pasien ini tanda vital penderita dalam batas normal dan
belum ditemukan komplikasi sinusitis yang mengancam jiwa seperti komplikasi ke intrakranial. Jadi tidak ada keadaan yang mengancam jiwa pasien.
Quo ad functionam: ad bonam• Pada pasien ini pula hanya sedikit penurunan penciuman dan
setelah mendapat terapi yang adekuat, fungsi penciuman dari hidung akan kembali normal sehingga fungsi organ masih dapat berfungsi dengan baik.