rinitis alergi

3
Dokumen ini memperlihatkan revisi dari panduan Recommendation of the Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma (ARIA) bekerjasama dengan World Health Organization (WHO) di 2001 dan baru saja diupdate pada tahun 2008. Revisi ini berbeda dari pedoman sebelumnya. Revisi ini hasil dari revisi sebelumnya yang telah terbukti dari yang fakta yang sistematis dan penilaian transparan dari pengalaman yang baik. Selanjutnya, kita harus menggunakan cara baru untuk mengembangkan rekomendasi berdasarkan pendekatan GRADE. Pendekatan berdasarkan pengalaman untuk membuat keputusan mengenai perawatan kesehatan memahami bahwa bukti/pengalaman saja tidak cukup, dan bahwa nilai dan keinginan, keadaan klinis serta keahlian klinis pasti mempengaruhi keputusan. GRADE punya keuntungan lebih banyak daripada system sebelumnya. System lain membagi beberapa manfaat tersebut, tetapi GRADE menggabungkan mereka semua. Pendekatan GRADE direkomendasikan oleh pedoman WHO, dan telah digunakan oleh banyak organisasi termasuk WHO, American Thoracic Society, American College of Chest Physician, dan UK National Institute of Health and Clinical Excellence dan banyak organisasi lainnya di seluruh dunia. Rhinitis alergi Rhinitis alergi secara klinik adalah gejala hipersensitivitas nasal yang distimulasi oleh mediator inflamasi imunologi (kebanyakan oleh IgE) setelah membran mukosa nasal terkena allergen. Gejala rhinitis alergi termasuk rinore, obstruksi nasal, gatal pada hidung, bersin, dan postnasaldrip (PND) yang dapat kembali lagi/berulang secara spontan atau dalam pengobatan. Konjuntivitis sering menyertai rhinitis alergi. Kami mengklasifikasikan rhinitis alergi dengan ‘intermiten’ atau ‘resisten’ berdasarkan lama/durasi gejala dan ‘ringan’ atau ‘berat’ berdasarkan tingkat keparahannya. Klasifikasi rhinitis alergi Berdasarkan durasi/lama gejala

description

rinitis

Transcript of rinitis alergi

Page 1: rinitis alergi

Dokumen ini memperlihatkan revisi dari panduan Recommendation of the Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma (ARIA) bekerjasama dengan World Health Organization (WHO) di 2001 dan baru saja diupdate pada tahun 2008. Revisi ini berbeda dari pedoman sebelumnya. Revisi ini hasil dari revisi sebelumnya yang telah terbukti dari yang fakta yang sistematis dan penilaian transparan dari pengalaman yang baik. Selanjutnya, kita harus menggunakan cara baru untuk mengembangkan rekomendasi berdasarkan pendekatan GRADE. Pendekatan berdasarkan pengalaman untuk membuat keputusan mengenai perawatan kesehatan memahami bahwa bukti/pengalaman saja tidak cukup, dan bahwa nilai dan keinginan, keadaan klinis serta keahlian klinis pasti mempengaruhi keputusan. GRADE punya keuntungan lebih banyak daripada system sebelumnya. System lain membagi beberapa manfaat tersebut, tetapi GRADE menggabungkan mereka semua. Pendekatan GRADE direkomendasikan oleh pedoman WHO, dan telah digunakan oleh banyak organisasi termasuk WHO, American Thoracic Society, American College of Chest Physician, dan UK National Institute of Health and Clinical Excellence dan banyak organisasi lainnya di seluruh dunia.

Rhinitis alergi

Rhinitis alergi secara klinik adalah gejala hipersensitivitas nasal yang distimulasi oleh mediator inflamasi imunologi (kebanyakan oleh IgE) setelah membran mukosa nasal terkena allergen. Gejala rhinitis alergi termasuk rinore, obstruksi nasal, gatal pada hidung, bersin, dan postnasaldrip (PND) yang dapat kembali lagi/berulang secara spontan atau dalam pengobatan. Konjuntivitis sering menyertai rhinitis alergi.

Kami mengklasifikasikan rhinitis alergi dengan ‘intermiten’ atau ‘resisten’ berdasarkan lama/durasi gejala dan ‘ringan’ atau ‘berat’ berdasarkan tingkat keparahannya.

Klasifikasi rhinitis alergi

Berdasarkan durasi/lama gejala

Intermiten – gejalanya muncul kurang dari 4 hari dalam seminggu atau kurang dari 4 minggu.

Persisten – gejalanya muncul paling sedikit 4 hari dalam seminggu dan paling sedikit 4 minggu.

Berdasarkan tingkat keparahan

Ringan – tidak menunjukkan salah satu dari gejala dibawah ini

Sedang – berat – muncul paling sedikit 1 dari gejala dibawah ini

Gangguan tidur Mengganggu aktivitas sehari-hari Mengganggu sekolah atau pekerjaan Gejala yang mengganggu

Page 2: rinitis alergi

Rhinitis alergi telah dibedakan menjadi rhinitis karena musiman, tahunan, dan pekerjaan. Rhinitis tahunan lebih sering terjadi, meskipun tidak seharusnya, disebabkan karena masuknya allergen kedalam ruangan/rumah seperti tungau, kecoak, dan bulu hewan. Rhinitis alergi karena cuaca/musim seringnya disebabkan oleh allergen dari luar seperti serbuk atau bulu. Seperti dalam edisi ARIA sebelumnya, kami menggunakan istilah ‘cuaca’ dan ‘tahunan’ untuk digunakan dalam interpretasi suatu studi.

Rhinitis alergi menunjukkan pengaruh pada masalah kesehatan global sebanyak 10-20% dari populasi (bab 5.1 – 5.2 di ARIA 2008). Ini barangkali dibawah perkiraan, sejak banyaknya pasien yang tidak mengetahui rhinitis sebagai penyakit dan prevalensinya meningkat. Walaupun rhinitis alergi tidak selalu berat, ini menimbulkan efek pada kehidupan social pasien, sekolah, dan produktivitas pekerjaan (bab 5.3 – 5.7 di ARIA 2008).

Rhinitis alergi dan asma dihubungkan dengan karakteristik epidemiologi, patologi, dan fisiologi dan pendekatan terapiutik. Secara epidemiologi studi tentang asma ditemukan sebanyak 15% sampai 38% dari pasien dengan rhinitis alergi. Beberapa studi menemukan bahwa gejala nasal muncul pada 75% pasien dengan asma, tapi memperkirakan bervariasi dari 6% sampai 85% tergantung dari studinya.

Untuk pengobatan spesifik asma, komplikasi rhinitis alergi ataupun rhinitis non alergi (rhinitis karena infeksi, sinusitis kronik, otitis media, dan polip nasal) dokter sebaiknya berkonsultasi mengenai pedoman praktek klinis yang berfokus pada penyakit tersebut.

Beberapa kondisi lain yang dapat menimbulkan gejala yang hampir sama dengan rhinitis alergi : infeksi virus dan bakteri, ketidakseimbangan hormonal, paparan agen fisik/alergen, dan penyebab lainnya. Rhinitis alergi juga merupaka efek samping dari beberapa obat. Oleh karena itu, diagnosis yang tepat dan benar harus ditentukan sebelum memilih pengobatan yang sesuai. Pedoman ini tidak menangani masalah yang berhubungan dengan diagnosis rhinitis alergi dan dianggap bahwa diagnosis telah ditegakkan sebelum memulai pengobatan.

Bagaimana cara menggunakan pedoman ini

Pedoman ARIA tidak dimaksudkan untuk memaksakan standar perawatan untuk tiap-tiap Negara. Mereka harus, seperti kebanyakan pedoman, memberikan dasar untuk keputusan rasional dalam memberikan terapi rhinitis alergi kepada dokter dan pasien. Dokter, pasien, pihak yang membayar, komite kelembagaan, petinggi lainnya, ataupun pengadilan tidak boleh menilai rekomendasi/pedoman ini sebagai suatu perintah/dikte. Rekomendasi yang kuat berdasarkan banyak pengalaman akan diaplikasikan pada sebagian besar pasien yang karenanya rekomendasi ini dibuat, tetapi mereka mungkin tidak melakukannya pada semua pasien dalam semua kondisi. Tidak ada pedoman ataupun rekomendasi yang dapat memperhitungkan semua hal unik dari masing-masing kasus klinis pasien. Oleh karena itu, tidak ada yang dibebankan untuk mengevaluasi tindakan, dokter harus mencoba untuk merekomendasikan pedoman ini sebagai dasar/hafalan.