RINGKASAN -...
Transcript of RINGKASAN -...
1
1
1
RINGKASAN
Kedelai hitam lokal memiliki kadar protein yang tinggi khususnya pada
varietas datum 2. Pemanfaatan kedelai hitam di Indonesia masih terbatas untuk
bahan baku pembuatan kecap bagi industri padahal protein yang terkandung pada
biji kacang kedelai hitam memiliki manfaat lebih untuk bidang kesehatan. Salah
satu protein yang bermanfaat tersebut ialah protein lektin.
Protein lektin memiliki kemampuan dalam mengenali dan mengikat
molekul monosakarida atau oligosakarida yang terdapat di membran sel. Senyawa
lektin pada kacang kedelai hitam telah diketahui memiliki aktivitas hemaglutinasi,
penghambat enzim reverse transkriptase HIV-1, antitumor, dapat berikatan spesifik
dengan senyawa karbohidrat yang menyusun membran sel bakteri dan virus, dan
konsumsi lektin yang berasal dari kedelai mampu meningkatkan aktivitas pankreas
dalam memproduksi insulin pada penderita diabetes.
Senyawa lektin memiliki fungsi yang sangat bermanfaat di bidang kesehatan.
Produksi senyawa lektin dari kacang kedelai hitam dapat menjadi nilai tambah dan
nilai jual untuk produk olahan kedelai hitam sehingga tidak hanya menjadi bahan
baku kecap hitam tetapi juga dapat di jadikan sebagai bahan baku bahan obat herbal.
Oleh karena itu, penelitian mengenai isolasi senyawa lektin pada kacang kedelai
hitam perlu untuk dilakukan.
Kata kunci : kedelai hitam, lektin, idetitas molekuler lektin
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kandungan protein, lemak, dan karbohidrat pada kacang kedelai telah banyak
diteliti beberapa dekade terakhir ini. Terutama sejak ditemukannya senyawa
isoflavon di dalam kacang kedelai yang diduga dapat mengurangi risiko kanker,
penyakit jantung, dan osteoporosis, dan juga mengurangi gejala menopause.
Dampak dari penemuan tersebut, saat ini banyak produk makanan yangdihasilkan
dari olahan dari kacang kedelai. Produk olahan tersebut dapat berupa bentuk olahan
segar seperti tahu, tempe dan tauco, olahan dalam bentuk protein kedelai seperti
bahan baku industri susu, vetsin, kue, permen dan daging nabati dan dalam bentuk
minyak kedelai yang dapat digunakan sebagai bahan industri makanan berbentuk
gliserida sebagai bahan baku pembuatan minyak goreng, margarin.
Harga jual kedelai lokal selain harus bersaing dengan harga jual kedelai
impor, pengolahan produk dari kedelai yang kurang maksimal dapat diduga
menjadi penyebab harga jual kacang kedelai di Indonesia rendah. Hal ini diduga
merupakan salah satu penyebab kurang berkembangnya hasil pertanian kacang
kedelai di Indonesia karena sedikitnya investor atau pengusaha yang ingin
menanamkan modalnya di bidang pertanian kacang kedelai. Kacang kedelai di
Indonesia memiliki kandungan protein yang tinggi jika dibandingan dengan kacang
kedelai impor pada tabel di bawah ini;
3
Tabel 1. Perbandingkan kadar protein (% berat kering) antara kedelai varietas lokal dan
impor Badan Litbang Pertanian tahun 2008
.
Data diambil dari Badan Litbang Pertanian, 2008
Berdasatkan data dari Badan Litbang Pertanian tahun 2008, kedelai lokal
varietas Burangrang memiliki kadar protein biji sebesar 39,2% berat kering lebih
tinggi jika di bandingkan dengan kadar protein kedelai impor yang hanya 35 %
berat kering. Hal ini telah membuktikan bahwa hasil produksi kedelai lokal lebih
baik dibandngkan dengan kedelai impor. Hal ini dapat diartikan bahwa para
produsen produk olahan kedelai lebih cenderung melihat kedelai yang digunakan
sebagai bahan baku dari segi bahan baku yang terjamin, harga yang murah, ukuran
bijinya yang lebih besar tidak melihat kadar protein yang terkandung di dalamnya.
Upaya optimalisasi perbaikan variestas kacang kedelai terus dilakukan,
sehingga pada tahun 2008 Indonesia telah memiliki 37 varieas kedelai unggul baik
kedelai kuning maupun kedelai hitam. Varietas kedelai unggul dan komposisinya
dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Komposisi kimia beberapa varietas / galur kacang kedelai unggul di Indonesia
2
4
Varietas/galur Warna kulit
biji
Bobot 100 biji
(gram)
Protein
(%bk)
Lemak
(%bk)
Potensi
hasil
(t/ha)
Tahun
dilepas
Argomulyo Kuning 18-19 37-40,20 19,30-
20,80
2 1998
Grobogan Kuning 18 43,90 18,40 3,40 2008
Panderman Kuning 15-17 36,90 17,70 2,40 2003
Burangrang Kuning 14,90-17 39-41,60 20 2,50 1999
Bromo Kuning 14,40-15,80 37,80-
42,60
19,50 2,50 1998
Anjasmoro Kuning 14,80-15,30 41,80-
42,10
17,20-
18,60
2,30 2001
Detam-1 Hitam 14,80 45,40 13,10 3,50 2008
Detam-2 Hitam 13,50 45,60 14,80 3 2008
Tampomas Kuning 10,90-11 34-41,20 18-19,60 1,90 1992
Cikuray Hitam 9,10-11 35-42,40 17-19 1,70 1992
Wilis Kuning 8,90-11 37-40,50 18-18,80 1,60 1983
Kawi Kuning 10,10-10,50 38,50-
44,10
16,60-
17,50
2 1998
Mallika Hitam 9-10 37 20 2,90 2007
Merapi Hitam 8-9,50 41-42,60 7,50-13 1 1938
Krakatau Kuning 8-9,10 36-44,30 16-17 1,90 1992
Sumber : Ginting et al. (2009).
Pada tabel 2. kandungan protein tertinggi terdapat pada varietas Detam 1 dan
Detam 2. Kedua jenis varietas kedelai tersebut merupakan jenis kedelai hitam.
Kandungan protein tertinggi terutama dikandung pada kacang kedelai hitam
(Glycine max (L.) Merill) variestas Detam2 dengan kandungan protein mencapai
45,58% berat kering (Ginting et al.,2009).Pemanfaatan kacang kedelai hitam
selama ini hanya dikenal sebagai bahan baku pembuatan kecap, padahal kandungan
protein kedelai hitam sangat tinggi.Protein yang terdapat pada kacang kedelai hitam
selain isoflavon yaitu lektin, penghambat enzim protease, protein antifungal (Tzi-
Bun Ng, 2011).
5
Lektin merupakan salah satu protein yang terdapat pada tanaman kacang-
kacangan. Senyawa lektin pada kacang kedelai hitam telah diketahui memiliki
aktivitas hemaglutinasi, penghambat enzim reverse transkriptase HIV-1, antitumor
dan dapat berikatan spesifik dengan senyawa karbohidrat yang menyusun membran
sel bakteri dan virus (Fang, EF, et al., 2010). Senyawa lektin memiliki fungsi yang
sangat bermanfaat di bidang kesehatan. Produksi senyawa lektin dari kacang
kedelai hitam dapat menjadi nilai tambah dan nilai jual untuk produk olahan kedelai
hitam sehingga tidak hanya menjadi bahan baku kecap hitam tetapi juga dapat di
jadikan sebagai bahan baku bahan obat herbal. Oleh karena itu, diperlukan
penelitian mengenaiisolasi senyawa lektin pada kacang kedelai hitam.
B. Pendekatan Masalah
Pada proposal penelitian ini, merupakan tahap penelitian awal dimana untuk
melakukan isolasi gen pengkode lektin diperlukan data urutan genome kedelai
hitam sehingga dapat di ketahui daerah Open Reading Frame (ORF), setelah itu
pencarian letak gen pengkode protein lektin dan untuk mengisolasi gen pengkode
protein lektin diperlukan primer. Primer diperlukan sebagai cetakan urutan
nukleotida pada gen pengkode protein lektin sehingga diperlukan primer yang
sesuai dan berpasangan dengan urutan nukleotide gen pengkode protein lektin dan
untuk mendapatkan primer tersebut dapat dilakukan dengan cara mendesain primer.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan jenis produk olahan dari
kedelai hitam sehingga dapat berpengaruh terhadap produksi dan nilai jual kedelai
hitam Indonesia. sebagai langkah pertama yang dilakukan yaitu mendapatkan
urutan genom kedelai hitam dan mendapatkan desain primer gen pengkode lektin
pada kedelai hitam sehingga dapat dilakukan isolasi fragment gen pengkode lektin
pada kacang kedelai hitam.
Target yang dicapai pada penelitian ini yaitu urutan genom kedelai hitam,
letak gen pengkode lektin, dan primer yang digunakan untuk isolasi fragment gen
pengkode lektin pada kacang kedelai hitam.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Biologi Kacang Kedelai
A. 1 Taksonomi Kacang Kedelai
7
Kedelai merupakan tanaman asli Daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh
manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan makin berkembangnya perdagangan
antarnegara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedalai juga
ikut tersebar ke berbagai negara tujuan perdagangan tersebut, yaitu Jepang, Korea,
Indonesia, India, Australia, dan Amerika. Kedelai mulai dikenal di Indonesia sejak
abad ke-16. Awal mula penyebaran dan pembudidayaan kedelai yaitu di Pulau
Jawa, kemudian berkembang ke Bali, Nusa Tenggara, dan pulaupulau lainnya. Pada
awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja dan Soja
max. Namun pada tahun 1948 telah disepakati bahwa nama botani yang dapat
diterima dalam istilah ilmiah, yaitu Glycine max (L.) Merill. Klasifikasi tanaman
kedelai sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Glycine
Spesies : Glycine max (L.) Merr.
Tanaman kedelai memiliki daun dan batang yang berwarna hijau. Kedelai
termasuk dalam kelompok tanaman dikotil. Morfologi tanaman kedelai dapat
dilihat pada gambar 1. di bawah ini.
6
8
Gambar 1. Tanaman Kedelai
A.2 Morfologi Tanaman Kedelai
Tanaman kedelai umumnya tumbuh tegak, berbentuk semak, danmerupakan
tanaman semusim. Morfologi tanaman kedelai didukung olehkomponen utamanya,
yaitu akar, daun, batang, polong, dan biji sehinggapertumbuhannya bisa optimal
(Irwan, A.W. 2006).
A.2. 1 Akar
Akar kedelai mulai muncul dari belahan kulit biji yang muncul di sekitar
misofil. Sistem perakaran kedelai terdiri dari dua macam, yaitu akar tunggang dan
akar sekunder (serabut) yang tumbuh dari akar tunggang. Selain itu kedelai juga
seringkali membentuk akar adventif yang tumbuh dari bagian bawah hipokotil.
Perkembangan akar kedelai sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik dan kimia tanah,
jenis tanah, cara pengolahan lahan, kecukupan unsur hara, serta ketersediaan air di
dalam tanah. Pertumbuhan akar tunggang dapat mencapai panjang sekitar 2 m atau
lebih pada kondisi yang optimal, namun demikian, umumnya akar tunggang hanya
tumbuh pada kedalaman lapisan tanah olahan yang tidak terlalu dalam, sekitar 30-
50 cm. Sementara akar serabut dapat tumbuh pada kedalaman tanah sekitar 20-30
cm. Akar serabut ini mula-mula tumbuh di dekat ujung akar tunggang, sekitar 3-4
9
hari setelah berkecambah dan akan semakin bertambah banyak dengan
pembentukan akar-akar muda yang lain (Irwan, A.W. 2006).
A.2.2 Batang dan Cabang
Hipokotil pada proses perkecambahan merupakan bagian batang, mulai dari
pangkal akar sampai kotiledon. Hopikotil dan dua keping kotiledon yang masih
melekat pada hipokotil akan menerobos ke permukaan tanah. Bagian batang
kecambah yang berada diatas kotiledon tersebut dinamakan epikotil. Jumlah buku
pada batang tanaman dipengaruhi oleh tipe tumbuh batang dan periode panjang
penyinaran pada siang hari. Pada kondisi normal, jumlah buku berkisar 15-30 buah.
Jumlah buku batang indeterminate umumnya lebih banyak dibandingkan batang
determinate. Cabang akan muncul di batang tanaman. Jumlah cabang tergantung
dari varietas dan kondisi tanah (Irwan, A.W. 2006).
A.2.3. Daun
Tanaman kedelai mempunyai dua bentuk daun yang dominan, yaitu stadia
kotiledon yang tumbuh saat tanaman masih berbentuk kecambah dengan dua helai
daun tunggal dan daun bertangkai tiga (trifoliate leaves) yang tumbuh selepas masa
pertumbuhan. Umumnya, bentuk daun kedelai ada dua, yaitu bulat (oval) dan lancip
(lanceolate). Kedua bentuk daun tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik.Bentuk
daun diperkirakan mempunyai korelasi yang sangat erat dengan potensi produksi
biji. Umumnya, daerah yang mempunyai tingkat kesuburan tanah tinggi sangat
cocok untuk varietas kedelai yang mempunyai bentuk daun lebar. Jumlah bulu pada
varietas berbulu lebat, dapat mencapai 3-4 kali lipat dari varietas yang berbulu
normal (Irwan, A.W. 2006).
A.2.4 Bunga
Tanaman kacang-kacangan, termasuk tanaman kedelai, mempunyai dua
stadia tumbuh, yaitu stadia vegetatif dan stadia reproduktif. Stadia vegetatif mulai
dari tanaman berkecambah sampai saat berbunga, sedangkan stadia reproduktif
mulai dari pembentukan bunga sampai pemasakan biji. Tanaman kedelai di
10
Indonesia yang mempunyai panjang hari rata-rata sekitar 12 jam dan suhu udara
yang tinggi (>30° C), sebagian besar mulai berbunga pada umur antara 5-7 minggu.
Tanaman kedelai termasuk peka terhadap perbedaan panjang hari, khususnya saat
pembentukan bunga. Bunga kedelai menyerupai kupu-kupu.Tangkai bunga
umumnya tumbuh dari ketiak tangkai daun yang diberi nama rasim. Jumlah bunga
pada setiap ketiak tangkai daun sangat beragam, antara 2-25 bunga, tergantung
kondisi lingkungan tumbuh dan varietas kedelai. Pembentukan bunga juga
dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban.Tidak setiap kuncup bunga dapat tumbuh
menjadi polong, hanya berkisar 20-80%. Jumlah bunga yang rontok tidak dapat
membentuk polong yang cukup besar. Warna bunga yang umum pada berbagai
varietas kedelai hanya dua, yaitu putih dan ungu (Irwan, A.W. 2006).
A.2.5 Polong dan Biji
Polong kedelai pertama kali terbentuk sekitar 7-10 hari setelah munculnya
bunga pertama. Panjang polong muda sekitar 1 cm. Jumlah polong yang terbentuk
pada setiap ketiak tangkai daun sangat beragam, antara 1-10 buah dalam setiap
kelompok. Pada setiap tanaman, jumlah polong dapat mencapai lebih dari 50,
bahkan ratusan. Kecepatan pembentukan polong dan pembesaran biji akan semakin
cepat setelah proses pembentukan bunga berhenti. Ukuran dan bentuk polong
menjadi maksimal pada saat awal periode pemasakan biji.
Di dalam polong terdapat biji yang berjumlah 2-3 biji. Setiap biji kedelai
mempunyai ukuran bervariasi, mulai dari kecil (sekitar 7-9 g/100 biji), sedang (10-
13 g/100 biji), dan besar (>13 g/100 biji). Bentuk biji bervariasi, tergantung pada
varietas tanaman, yaitu bulat, agak gepeng, dan bulat telur. Namun demikian,
sebagian besar biji berbentuk bulat telur. Biji kedelai terbagi menjadi dua bagian
utama, yaitu kulit biji dan janin (embrio). Pada kulit biji terdapat bagian yang
disebut pusar (hilum) yang berwarna coklat, hitam, atau putih. Pada ujung hilum
terdapat mikrofil, berupa lubang kecil yang terbentuk pada saat proses
pembentukan biji. Warna kulit biji bervariasi, mulai dari kuning, hijau, coklat,
hitam, atau kombinasi campuran dari warna-warna tersebut. Biji kedelai tidak
mengalami masa dormansi sehingga setelah proses pembijian selesai, biji kedelai
11
dapat langsung ditanam. Namun demikian, biji tersebut harus mempunyai kadar air
berkisar 12-13% (Irwan, A.W. 2006). Pada gambar 2. Di bawah ini dapat dilihat
struktur morfologi daun, batang dan bunga pada kedelai.
Gambar 2. Struktur morfologi daun , batang, dan bunga kedelai (…)
B. Protein Lektin Pada Kedelai
Istilah "lektin" diciptakan oleh William Boyd pada tahun 1954 dari kata
Yunani "Legere" yang berarti "untuk memilih" atau "untuk mengikat". Protein
lektin termasuk protein yang berperan dalam sistem imun dan memiliki domain
yang dapat berikatan secara reversibel dengan molekul monosakarida atau
oligosakarida. Protein lektin lebih banyak terkandung pada tanaman kacang-
kacangan daripada di hewan (Rizwan A, 2012).
Kandungan lektin pada kacang kedelai yang diisolasi dari kedelai hitam yang
berasal dari korea memiliki berat molekul 48kDa. Senyawa lektin pada kacang
kedelai hitam telah diketahui memiliki aktivitas hemaglutinasi, penghambat enzim
reverse transkriptase HIV-1, antitumor dan dapat berikatan spesifik dengan
senyawa karbohidrat yang menyusun membran sel bakteri dan virus (Fang, EF, et
12
al., 2010). Konsumsi lektin yang berasal dari kedelai mampu meningkatkan
aktivitas pankreas dalam memproduksi insulin pada penderita diabetes (Hemalatha,
C., et al., 2011). Protei lektin juga mengenali reseptor pada sel tumor sehingga
protein lektin juga dapat berperan sebagai agen molekul target kematian sel tumor
(Fu, L.L., et al. 2011).
Kandungan lektin yang terdapat pada tanaman dan hewan dapat dilihat pada
tabel 3, di bawah ini:
Tabel 3. Jenis dan Kandungan lektin pada beberapa tanaman dan hewan.
Sumber: Rizwan A, 2012.
Protein Lektin pada tanaman kedelai dapat ditemukan di organ vegetatif
seperti daun, batang dan akar namun, kadar protein lektin yang terkandung di organ
vegetatif lebih sedikit jika dibandingkan dengan kadar pada biji kedelai (Spilatro,
SR. et. al, 1999). Perbedaan kadar protein lektin tidak hanya pada letaknya tetapi
13
juga dapat berberda pada masing-masing varietas kedelai (Fang, EF, et al.,
2010).Protein lektin yang telah dipurifikasi dari biji kedelai hitam seperti cairan
yang mengkilap (Lam, S.K dan Tzi Bun Ng, 2011).
C. Genom Tanaman Kedelai
Genom merupakan keseluruhan informasi genetik yang dimiliki
suatu sel atau organisme. Secara fisik, genom dapat terbagi menjadi molekul-
molekul asam nukleat yang berbeda (sebagai kromosom atau plasmid), sementara
secara fungsi, genom dapat terbagi menjadi gen-gen. Istilah genom diperkenalkan
oleh Hans Winkler dari Universitas Hamburg, Jerman, pada tahun 1920, mungkin
sebagai gabungan dari kata gen dan kromosom atau dimaksudkan untuk
menyatakan kumpulan gen. Setiap organisme memiliki genom yang mengandung
informasi biologis yang diperlukan untuk membangun tubuhnya dan
mempertahankan hidupnya serta diwariskan ke generasi berikutnya.
Dengan sejumlah interaksi kompleks, urutan nukleotida komponen penyusun
asam nukleat digunakan untuk membuat semua protein pada suatu organisme pada
waktu dan tempat yang sesuai. Protein ini menjadi komponen pembentuk tubuh
organisme atau memiliki kemampuan membuat komponen pembentuk tubuh
tersebut atau mendorong reaksi metabolisme yang diperlukan untuk hidup (Vural,
H.C., 2010). Kebanyakan genom, termasuk milik manusia dan makhluk hidup
bersel lainnya terbuat dari DNA atau asam deoksiribonukleat.Pada tanaman kedelai
pada umumnya memiliki susunan genom diploid dengan 20 pasang kroosom
(2n=40) (Lam, S.K dan Tzi Bun Ng, 2011).
D. Desain Primer
Primer adalah oligonukleotida sintetik pendek yang berfungsi sebagai titik
awal untuk replikasi DNA. Primer digunakan dalam teknik molekuler dari PCR
untuk DNA sequencing. Urutan nukleotida primer akan menjadi penentu pada
bagian mana primer akan menempel (anneal) pada genom. Oleh sebab itu, sebelum
melangkah pada tahap amplifikasi dengan PCR, primer yang akan digunakan harus
dipastikan dahulu spesifiktivitasnya. Spesifiktivitas primer dapat dilakukan dengan
14
caranya membuat desain primer. Primer yang digunakan dalam amplifikasi
umumnya terdiri dari dua jenis, yakni forward dan reverse. Forward primer
bergerak dengan arah 5′ –> 3′ untai DNA template. Sementara reverse primer
bergerak dengan arah 3′ –> 5′ untai DNA template. Kedua primer ini dapat didesain
dengan mengunakan program aplikasi yang terdiri dari BIOEDIT, GENAMICS
EXPRESSION, OLIGOCALCULATOR, dan FAST PCR.
Kriteria merancang primer yang baik yaitu:
1. primer harus panjang 17-28 basa;
2. komposisi dasar harus 50-60% (G + C)
3. primer harus diakhiri pada ujung 3’ dengan basa nukleotida G atau C,
atau CG atau GC. Hal ini bertujuan agar ikatan antara primer dengan DNA
template lebih kuat sehingga tidak mudah terlepas.
4. TMS antara 55-80oC.
Mendesain primer dilakukan dengan beberapa langkah. Langkah kerja yang
harus dilakukan ialah:
1. Menentukan posisi gen yang diinginkan dalam genom makhluk hidup.
2. Mencari tahu enzim restriksi yang tidak memotong sekuen gen
dengan menggunakan program aplikasi BIOEDIT.
3. Memilih enzim restriksi yang akan digunakan untuk insersi gen dengan
mempelajari peta sirkuler dan situs pemotongan.
4. Menentukan posisi forward primer dan reverse primer dengan Genamics
Expresion. Posisi primer diupayakan berdekatan dengan start dan stop kodon
serta mengarah ke situs pemotongan enzim restriksi.
5. Jika situs pemotongan enzim restriksi di dekat start dan stop kodon sulit
disesuaikan dengan posisi primer, dapat dilakukan mutasi situs pemotongan
pada 2-3 nukleotida. Mutasi 2-3 nukleotida pada sekuen gen selulase tidak
akan mengurangi daya lekat primer terhadap untai DNA asalkan presentase
Guanin (G) dan Sitosin (C) primer cukup tinggi.
6. Mengecek desain primer dengan Primer Calculator (pada Genamics
Expression) dan atau dengan Oligocalculator.
15
7. Mengecek desain primer dengan Fast PCR untuk mengetahui tingkat
spesifitas primer dan ukuran produk PCRnya.
16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Strategi/Konsep Riset
Riset deskriptif ini dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Biologi
Molekuler FMIPA, Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Riset ini dilakukan mulai
bulan April sampai November 2015 menggunakan sampel data genom kacang
kedelai hitam (Glycine max (L) Merr.).
B. Bagan Alir Riset
1. Rentang waktu riset : 8 bulan (April s.d November 2015)
2. Peneliti :
1. Dra. Ernawati, M.Si.
2. Dr. Adisyahputra
3. Dr. Rini Puspitaningrum,S.Si.,M.Biomed
3. Output Riset : identitas molekuler gen lektin, primer lektin gen pengkode
protein lektin pada kacang kedelai hitam Forward dan Reverse.
4. Indikator Keberhasilan : Produk PCR berupa fragmen gen lektin
5. Alat dan Bahan
Pada penelitian ini alat dan bahan yang digunakan adalah : Tabung mikro 1,5
ml (Eppendorf), tabung PCR 0,2 ml (Eppendorf), Mikropipet (Socorex) + tips,
rak tabung mikro, mikro sentrifugasi (Sorvall), Horisontal Gel Agarose
Electrophoresis Apparatus, UV-Transiluminator, Mesin PCR Takara, Kamera
Digital 9 Megapixel (FujiFilm) Inkubator, Lemari es -40°C, spektrofotometer,
Lautan buffer TAE, PCR Kit dan Aquadest.
17
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Teknik isolasi DNA yang menghasilkan DNA genom kacang kedelai secara
optimum :
1. Biji kacang kedelai direndam dengan air selama 10-15 menit, lalu ambil
bagian kulit bijinya dan timbang sebesar 0,3 gram.
2. Selanjutnya, menyiapkan lumpang dan alu untuk menghaluskan kulit biji
dengan cara ditumbuk, setelah halus dimasukkan kedalam microtube 1,5µL.
3. Memasukkan DNA lysis cell 1 ml, Proteinase K 70µL, larutan SDS 20%
80µL kedalam microtube. Lalu diinkubasi selama 2 jam (hal ini karena
sampel yang digunakan adalah tumbuhan, karena tumbuhan memiliki
dinding sel maka untuk mendapatkan isolasi dna yang baik, lama waktu
inkubasi ditambahkan)
4. Memasukkan 600µL STE pH 7,4 kedalam microtube, maka terbentuknya
bagian pellet dan supernatan.
5. Sebanyak 500µL supernatan dipindahkan ke microtube baru, lalu
dimasukkan 1 ml Tripure.
6. Sampel diinkubasi selama 5 menit dengan suhu ruang (sambil dibolak-balik
hingga homogen), lalu disentrifuse sebesar 10.000 rpm selama 12 menit.
7. Terbentuklah supernatan dan pellet, yang dambil adalah supernatannya.
8. Supernatan dimasukkan ke dalam microtube, lalu menambahkan 100µL
klroform dingin, lalu diinkubasi selama 8 menit, disentrifuse 10.000 rpm
selama 13 menit.
9. Mengambil supernatan, lalu dipindakan ke mikrotube. Lalu ditambahkan
500µL isopropanol.
10. Langkah selanjutnya, sampel divortex, lalu diinkubasi pada suhu ruang
selama 5-10 menit. Lalu disentrifuse 10.000 rpm selama 10 menit.
11. Membuang supernatan yang terbentuk setelah dilakukan vortex, lalu
menambahkan 1000µL etanol 75% dingin, dan melakukan sentrifuse 7500
rpm selama 5 menit.
18
12. Buang supernatan, lalu divakum sampai kering dan ditambahkan buffer
Rehydration Solution sebanyak 50µL.
1. Nilai nominal DNA genom kacang kedelai yang diperoleh secara
spektrofotometri :
Rumus :
Konsentrasi DNA (ug/ul) = [A(260nm)-A(320nm)] x 40 (faktor dilusi) x 50 ug/ml
1.000 (ul/ml)
Konsentrasi DNA genom kacang kedelai : 68,08 ug/ul
Jumlah DNA genom kacang kedelai : jumlah DNA genom kacang kedelai dapat
dihitung dengan cara konsentrasi DNA genom x total pelarut Rehydrasi Solution
TE (Tris-EDTA) yang dimasukkan. Penilitian ini menggunakan
68,08 ug/ul x 50 ul pelarut Rehydrasi Solution TE (Tris-EDTA) = 3.404 ug DNA
yang diperoleh.
Interpretasi Nilai Kemurnian DNA ialah
A(260nm)/A(280nm) = 1,8-2,0 merupakan nilai DNA murni
A(260nm)/A(280nm) <1,8 kemungkinan masih banyak protein dan fenol didalam
hasil isolasi DNA.
A(260nm)/A(280nm) >2,0 diduga sampel masih terkontaminasi sehingga
dilakukan pengulangan presipitasi DNA dengan larutan etanol.
Pada penelitian ini nilai kemurnian DNA genom kacang kedelai yang diperoleh :
1,619. Hasil kemurnian DNA masih terkontaminasi oleh protein dan fenol. Namun
hal tersebut bukan berarti tidak terdapat DNA genom kacang kedelai. DNA genom
kacang kedelai ada dan didalam hasil isolasi tersebut masih terdapat protein dan
larutan fenol yang menutupi nilai absorban. Hasil nilai kemurnian DNA yang
sedikit dapat ditingkatkan dengan metode amplifikasi PCR. Metode amplifikasi
PCR memerlukan 100ng/ul DNA genom. Konsentrasi DNA genom kacang kedelai
19
diperoleh 68,08 ug/ul, maka volume DNA kacang kedelai yang digunakan untuk
teknik amplifikasi PCR sebanyak 2 ul atau 136,16 ug/ul.
4.2. Desain Primer Gen Lectin pada Kacang Kedelai.
Data gen lectin pada (Glycine max (L.) Merill) di ambil dari www.ncbi.com,
maka diperoleh origin DNA :
1 atgcatcaca gtgcaattta gctgaagcaa agcaatggct acttcaaagt
tgaaaaccca
61 gaatgtggtt gtatctctct ccctaacctt aaccttggta ctggtgctac
tgaccagcaa
121 ggcaaactca gcggaaactg tttctttcag ctggaacaag ttcgtgccga
agcaaccaaa
181 catgatcctc caaggagacg ctattgtgac ctcctcggga aagttacaac
tcaataaggt
241 tgacgaaaac ggcaccccaa aaccctcgtc tcttggtcgc gccctctact
ccacccccat
301 ccacatttgg gacaaagaaa ccggtagcgt tgccagcttc gccgcttcct
tcaacttcac
361 cttctatgcc cctgacacaa aaaggcttgc agatgggctt gccttctttc
tcgcaccaat
421 tgacactaag ccacaaacac atgcaggtta tcttggtctt ttcaacgaaa
acgagtctgg
481 tgatcaagtc gtcgctgttg agtttgacac tttccggaac tcttgggatc
caccaaatcc
541 acacatcgga attaacgtca attctatcag atccatcaaa acgacgtctt
gggatttggc
601 caacaataaa gtagccaagg ttctcattac ctatgatgcc tccaccagcc
tcttggttgc
661 ttctttggtc tacccttcac agagaaccag caatatcctc tccgatgtgg
tcgatttgaa
721 gacttctctt cccgagtggg tgaggatagg gttctctgct gccacgggac
tcgacatacc
781 tggggaatcg catgacgtgc tttcttggtc ttttgcttcc aatttgccac
acgctagcag
841 taacattgat cctttggatc ttacaagctt tgtgttgcat gaggccatct
aaatgtgaca
901 gatcgaagga agaaagtgta ataagacgac tctcactact cgatcgctag
tgattgtcat
961 tgttatatat aataatgtta tctttcacaa cttatcgtaa tgcatgtgaa
actataacac
1021 attaa
Kemudian ditemukan daerah open reading frame (ORF), berdasarkan data origin
diatas maka daerah ORF terdapat pada kodon urutan ke 35-892 (garis kuning).
Langkah selanjutnya menentukan primer yang akan dibuat:
20
Foward primer : gcaatggctacttcaaagttg (21bp), %GC : 42.9%.
Reverse primer : ccggtagatttacactgtctagc (23bp), %GC : 47.8%.
Berat molekul yang akan diambil sebesar 874 bp. Karena berat molekul
ini dianggap besar maka diperlukan penelusuran lebih lanju mengenai letak gugus
lectin pada gen lectin tersebut melalui web http://www.uniprot.org/uniprot/P05046
maka diperoleh keterangan letak gugus lectin pada posisi asam amino urutan ke 33-
285.
Dengan kode asam amino urutan asam amino sebagai berikut:
21
Gugus lectin dipekirakan terletak pada kodon ke 99 dengan asumsi 33x 3 = 99,
untuk memastikannya dapat digunakan program geneious yang diperoleh melalui
www.geneious.com :
22
Dari urutan nukleotida tersebut diperoleh 759 bp maka dapat dilakukan desain
primer gen lectin tepat pada gugus lectin sebagai berikut :
GCGGAAACTGTTTCTTTCAGCTGGAACAAGTTCGTGCCGAAGCAACCAAACATGATCCTCCAAGGA
GACGCTATTGTGACCTCCTCGGGAAAGTTACAACTCAATAAGGTTGACGAAAACGGCACCCCAAAA
CCCTCGTCTCTTGGTCGCGCCCTCTACTCCACCCCCATCCACATTTGGGACAAAGAAACCGGTAGC
GTTGCCAGCTTCGCCGCTTCCTTCAACTTCACCTTCTATGCCCCTGACACAAAAAGGCTTGCAGAT
GGGCTTGCCTTCTTTCTCGCACCAATTGACACTAAGCCACAAACACATGCAGGTTATCTTGGTCTT
TTCAACGAAAACGAGTCTGGTGATCAAGTCGTCGCTGTTGAGTTTGACACTTTCCGGAACTCTTGG
GATCCACCAAATCCACACATCGGAATTAACGTCAATTCTATCAGATCCATCAAAACGACGTCTTGG
GATTTGGCCAACAATAAAGTAGCCAAGGTTCTCATTACCTATGATGCCTCCACCAGCCTCTTGGTT
GCTTCTTTGGTCTACCCTTCACAGAGAACCAGCAATATCCTCTCCGATGTGGTCGATTTGAAGACT
TCTCTTCCCGAGTGGGTGAGGATAGGGTTCTCTGCTGCCACGGGACTCGACATACCTGGGGAATCG
CATGACGTGCTTTCTTGGTCTTTTGCTTCCAATTTGCCACACGCTAGCAGTAACATTGATCCTTTG
GATCTTACAAGCTTTGTGTTGCATGAGGCCATC
Foward Primer
23
GCGGAAACTGTTTCTTTCAGCTGGAACAAGTTCGTGCCGAAGCAACCAAACATGATCCTCCAAG
GAGACGCTATTGTGACCTCCTCGGGAAAGTTACAACTCAATAAGGTTGACGAAAACGGCACCCC
AAAACCCTCGTCTCTTGGTCGCGCCCTCTACTCCACCCCCATCCACATTTGGGACAAAGAAACCG
GTAGCGTTGCCAGCTTCGCCGCTTCCTTCAACTTCACCTTCTATGCCCCTGACACAAAAAGGCTT
GCAGATGGGCTTGCCTTCTTTCTCGCACCAATTGACACTAAGCCACAAACACATGCAGGTTATCT
TGGTCTTTTCAACGAAAACGAGTCTGGTGATCAAGTCGTCGCTGTTGAGTTTGACACTTTCCGG
Reverse Primer
Foward primer : GCGGAAACTGTTTCTTTCAGCTGG (24bp), %GC :
50%.
Reverse primer : CCGGAAAGTGTCAAACTCAACAGCG(25bp), %GC :
52%.
Berat molekul yang akan diambil sebesar 387bp. Dengan asumsi gugus yang
terambil ialah gugus lektin dan glycosylation.
4. 3 Fragmen gen Lektin kacang kedelai sepanjang 387bp
1. Amplifikasi menggunakan teknik PCR
a. Formulasi PCR yang menghasilkan fragmen gen Lektin kacang kedelai yang
optimum :
DNA genom : 2 ul
Primer Foward : 1 ul
Primer Reverse : 1 ul
ddH2O : 8.5 ul
Master Mix Kappa : 12.5 ul
b. Program PCR yang menghasilkan fragmen gen Lektin kacang kedelai yang
optimum :
Denaturasi Awal : 940C 3 menit
Denaturasi : 940C 30 detik
Annealing : 600C 30 detik
Extensi : 720C 45 detik
Extensi akhir : 720C 10 menit
24
Hasil apmlifikasi gen lektin kacang kedelai sepanjang 387bp yang
diperoleh adalah (Lihat Gambar 4.1):
387 bp hasil PCR gen lectin
Gambar 4.1 : Fragmen gen Lektin kacang kedelai Glycine max (L) Merr
sepanjang 387bp menggunakan elektroforesis gel agorose 2% dalam volume 40ml
Hasil Sequence gen lektin pada kacang kedelai Glycine max (L) Merr.
Gambar 4.2 Hasil Sequence gen lektin pada kacang kedelai Glycine max (L) Merr
menggunakan primer Leic_forward.
M
25
Urutan nukleotida hasil sequence di analisa menggunakan program BLAST di
www.NCBI.nlm.niv.gov menunjukkan urutan nukleotida pada kacang kedelai
Glycine max (L) Merr memiliki kesamaan sebesar 99% dengan predicted: Glycine
max lectin-like (LOC100818710), mRNA (XM_003518752.2). Hasil tersebut
menunjukkan bahwa primer LEIC_forward & LEIC_reverse melekat spesific pada
gen lektin kacang kedelai Glycine max (L) Merr.
26
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan :
1. Output Riset : Penelitian menghasilkan produk pita DNA yang dapat
digunakan sebagai identitas molekuler gen lektin pada kacang kedelai
Glycine max (L) Merr, dan menghasilkan produk primer foward dan reverse
untuk gen lektin kacang kedelai Glycine max (L) Merr yang dapat dijadikan
acuan identifikasi gen lektin pada kacang kedelai varietas kacang kedelai
lain.
2. Indikator Keberhasilan : Adanya pita fragmen gen lektin sepanjang 387 bp
sesuai dengan primer lektin yang telah didesain.
5.2 Saran :
Pada penelitian lebih lanjut disarankan menggunakan banyak varietas kacang
kedelai Glycine max (L) Merr untuk mengetahui kekerabatan gen lektin pada
kacang kedelai Glycine max (L) Merr dan mengecek kestabilan primer reverse dan
foward dalam mengisolasi gen lektin pada beberapa varietas kacang kedelai
Glycine max (L) Merr.
27
DAFTAR PUSTAKA
Fu LL, Zhou CC, Yao S, Yu JY, Liu B, Bao JK. 2011. Plant lektins: targeting
programmed cell death pathways as antitumor agents. Int J Biochem Cell
Biol Int J Biochem Cell Biol;43(10):1442-9.
doi: 10.1016/j.biocel.2011.07.004.
Fang EF, Wong JH, Lin P, Ng TB.. 2010. Biochemical and functional properties
of a lektinpurified from korean large black soybeans a cultivar of glycine
max. NCBI-PubMed; PMID: 19715533.
Ginting, Erliana., Antarlina, S.S., Widowati, Sri.2009. Varietas Unggul Kedelai
Untuk Bahan Baku Industri Pangan. Jurnal Litbang Pertanian 28(3).
Hemalatha, C., Dhamotharan, R and Murugesan, S. 2011. Effect Of Soya Bean
Lektin OnStreptozotocin Induced Diabetic Rats.Asian J. Exp. Biol. Sci.
Vol 2(2): 231-236
Irwan, A.W. 2006. Budidaya Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merill.
Fakultas Universitas Padjajaran Jatinangor.
Lam, S.K dan Tzi Bun Ng, 2011. Lektins: production and practical applications.
Appl Microbiol Biotechnol ,89:45–55. DOI 10.1007/s00253-010-2892-9.
Spilatro S.R., Graham R. C., Ruth E. W., Khari, Cablish, and Christine C. B.
1996.Characterization of a New Lektin of Soybean Vegetative Tissues
Plant Physiol. 110: 825-834.
28
BUKTI PENERIMAAN ARTIKEL HASIL PENELITIAN PADA
SEMINAR DAN PUBLIKASI :
29
FRAGMENT DNA 387BP GENE LECTIN OF SOYBEAN
(GLYCINE MAX (L.) MERIIL)
Rini Puspitaningrum1, Ria Amelia1,2, Ernawati1, Adisyahputra1
1 Departement of Biology, Faculty of Mathematics and Sciences Universitas Negeri Jakarta.
Jalan Pemuda 10 Rawamangun, Jakarta Pusat 13220-Indonesia. Telp. +62-21.4894909 ext.21 [email protected], [email protected]
Abstract
Lectin gene is a housekeeping gene that can be used as a molecular marker soybean (Glycine max
(L.) Meriil.). This study aimed to obtain the identity of the lectin gene molecular markers for
breeding purposes. This descriptive study was performed using PCR amplification and identification
of sequences using a lectin gene fragment sequencing techniques and phylogenetic search using
Mega Tree programme. The results obtained are lectin gene fragment along 387bp used primer
Leic Foward GCGGAAACTGTTTCTTTCAGCTGG and primer Leic Reverse
CCGGAAAGTGTCAAACTCAACAGCG.
Keywords: soybean, lectin gene, housekeeping gene, molecular marker
Introduction
Protein, fats, and carbohydrates in soybeans
has been studied several decades. Especially
since the discovery of compounds
isoflavones in soy could be expected to
reduce the risk of cancer, heart disease, and
osteoporosis, and also reduce the symptoms
of menopause. Soybeans in Indonesia has a
high protein content. (Ginting et al., 2009).
This study investigates soy DNA fragments
(387bp) fragment of the lectin gene of
soybean (Glycine max). Soybean lectin (SBL)
specifically binds to terminal N-acetyl-D-
galactosamine with greatest affinity and to a
lesser extent with D-galactose. Lectins are
carbohydrate-binding proteins or
glycoproteins that occur widely in plants,
animals and microorganisms (Vural, et al.,
2010). Protein lectins have been found
mostly in seeds of Legumes (Hemalatha, et
al., 2011). Lectin gene is a housekeeping
gene that can be used as a molecular marker
soybean (Glycine max (L.) Meriil.). Lectin
protein in soybean plants can be found in
vegetative organs such as leaves, stems and
roots. lectin protein content in vegetative
organs is less than the levels in soybean
seeds (Spilatro, SR, et. al, 1999). Differences
in levels of protein lectins not only the
location but also can be different for each
variety of soybean (Fang, EF, et al., 2010).
PCR has already proved its worth as an
analytical method for the detection of
2
genetic organism material in seed or leaf,
through its simplicity, specificity, and
sensitivity in this study we isolated genomic
DNA from soybean seed coat varieties
detam-2 with DNA techniques. We use RIDE
DNA technique modification that combines
conventional DNA isolation techniques on
animal tissues and DNA isolation technique
with TriPure solution. We assume the
isolation of DNA in the seed coat requires
special techniques and require a long time to
lyse cell walls and cell membranes.
Materials and Methods
DNA Isolation
Soya bean seeds soaked in water for 10-15
minutes, then take the skin of the seeds and
weigh 0.3 grams. Next, prepare a mortar and
pestle to soften the seed coat by means
pounded, after fine inserted into microtube
1,5μL. Insert a 1 ml cell lysis DNA, Proteinase
K 70μL, 80μL 20% SDS solution into the
microtube. Then incubated for 2 hours.
Insert a 7.4 ph STE 600μL into microtube,
then the formation of pellet and supernatant
portion. A total of 500μL supernatant was
transferred to a new microtube, then put 1
ml Tripure. Samples were incubated for 5
min at room temperature (while inverted
until homogeneous), then centrifuged at
10,000 rpm for 12μL. Formed supernatant
and pellet, then take a supernatant. Add
Tripure into supernatant, then added 100μL
klroform cold, then incubated for 8 minutes,
centrifuged 10,000 rpm for 13 minutes. Take
the supernatant, and then is moved to
mikrotube. Then added 500μL isopropanol.
The next step, the sample divortex, then
incubated at room temperature for 5-10
minutes. Then centrifuged 10,000 rpm for 10
minutes Discard the supernatant formed
after the vortex, then add 1000μLdan cold
75% ethanol, and do Centrifuge 7500 rpm for
5 minutes. Discard the supernatant, then
vacuum until dry and added as much as 50μL
buffer Rehydration Solution.
PCR Primers
Design primers Leic for amplification of
regions of the soybean lectin gene. Leic
Primer foward dan reverse use sequence
nucleotide : Leic Foward
5’GCGGAAACTGTTTCTTTCAGCTGG’3 (24bp),
%GC : 50%. and primer Leic Reverse
5’CCGGAAAGTGTCAAACTCAACAGCG’3(25bp
), %GC : 52% with size fragment PCR product
387bp.
Standard PCR Assays
Each amplification reaction contained
1reaction 5.5ul nuclease free water, 2ul
DNA genom, 1ul Leic Primer foward, 1 ul Leic
primer reverse and 12.5ul Kappa Taq
Polymerase,were as follows: denaturation
for 3 min at 94ºC; 40 cycles of 30 s at 94ºC,
30 s at 60ºC, and 45s at 72ºC; and a final
extension o10 min at 72ºC.
PCR Fragment Analysis
Analysis of amplified DNA fragments were
electrophoresed on 2% agarose gels in
1TAE buffer, and bands were visualized by
ethidium bromide staining and UV
transillumination.
Result
Successful DNA Isolated Using RIDE DNA
technique modification.
The concentration of soybean genomic DNA
obtained: 68.08 ug /ul and purity of the DNA
of 1,619. purity DNA results are still
contaminated by protein and phenol as
Tripure solution in addition to isolating the
DNA also can isolate RNA and proteins in a
single reaction. But that does not mean there
are no soybean genomic DNA. No soybean
genomic DNA and results in the isolation of
3
387 bp
proteins and there is still a phenol solution
covering absorbance values. Results of DNA
purity value which little can be enhanced
with PCR amplification methods. PCR
amplification methods require 100ng / ul of
genomic DNA. The concentration of soybean
genomic DNA obtained 68.08 ug / ul, the
volume of soya bean DNA used for PCR
amplification techniques as much as 2 ul or
136.16 ug / ul.
Results of soya bean lectin gene
amplification fragment 387 bp (Figure.1):
387 bp
Figure 1: Fragments lectin gene of soybean Glycine max (L) Merr 387bp length using gel electrophoresis agarose 2% .
Successful Sequence Lectin Gene of Soybean.
The results of lectin gene sequence shown in
Figure 2.
Figure 2. Lectin gene sequences using a
primer leic_ foward
If results are combined and blast using NCBI
Blast program resulting nucleotide sequence
similarity of 99% with a predicted: Glycine
max lectin-like (LOC100818710), mRNA
(XM_003518752.2). This means Leic forward
and reverse primer attaches to specific lectin
gene from soybeans. Leic forward and
reverse primer can be used to isolate the
lectin gene in soybeans.
Discussion
Research produces DNA that can be used as
the identity of molecular lectin gene in the
soybean Glycine max (L) Merr, and produce
primers products foward and reverse for
lectin gene of soybean Glycine max (L) Merr
which can be used as reference gene
identification lectins in beans soy soybean
varieties other. This research proved that the
seed coat can be made of soybean genomic
DNA isolation. The mature seed contains
about 3% of the weight of it (Laija et
al.,2010). The biological activities like anti-
tumor, anti-proliferative, immune
potentiating, antibacterial, antifungal, anti-
insect, and antiviral activities have been
found in lectins. Lectin compounds in black
soya beans have been known to have
hemagglutination activity, the enzyme
reverse transcriptase inhibitor of HIV-1,
antitumor and can bind to specific
carbohydrate compounds that make up the
cell membrane of bacteria and viruses (Fang,
EF, et al., 2010). Consumption of lectins
derived from soy can increase the activity of
the pancreas to produce insulin in diabetics
(Hemalatha, C., et al., 2011). Lectin proteins
M 1
4
also recognize receptors on the tumor cells
so that the lectin protein can also act as an
agent of the target molecule tumor cell
death (Fu, LL, et al., 2011). Lectin compounds
have useful functions in the field of health.
References
Fu LL, Zhou CC, Yao S, Yu JY, Liu B, Bao JK.
2011. Plant lektins: targeting programmed
cell death pathways as antitumor agents. Int
J Biochem Cell Biol Int J Biochem Cell
Biol;43(10):1442-9. doi:
10.1016/j.biocel.2011.07.004.
Fang EF, Wong JH, Lin P, Ng TB.. 2010.
Biochemical and functional properties of a
lektinpurified from korean large black
soybeans a cultivar of glycine max. NCBI-
PubMed; PMID: 19715533.
Ginting, Erliana., Antarlina, S.S., Widowati,
Sri.2009. Varietas Unggul Kedelai Untuk
Bahan Baku Industri Pangan. Jurnal Litbang
Pertanian 28(3).
Hemalatha, C., Dhamotharan, R and
Murugesan, S. 2011. Effect Of Soya Bean
Lektin OnStreptozotocin Induced Diabetic
Rats.Asian J. Exp. Biol. Sci. Vol 2(2): 231-236
Irwan, A.W. 2006. Budidaya Tanaman
Kedelai (Glycine max (L.) Merill. Fakultas
Universitas Padjajaran Jatinangor.
Lam, S.K dan Tzi Bun Ng, 2011. Lektins:
production and practical applications. Appl
Microbiol Biotechnol ,89:45–55.DOI
10.1007/s00253-010-2892-9.
Spilatro S.R., Graham R. C., Ruth E. W., Khari,
Cablish, and Christine C. B.
1996.Characterization of a New Lektin of
Soybean Vegetative Tissues Plant Physiol.
110: 825-834.
2
LAPORAN PENGGUNAAN ANGGARAN PENELITIAN
Jenis Pemasukan Pengeluaran
Dana Penelitian Rp. 8.500.000
Primer LEIC Foward-Reverse Rp.300.000
2 Mikropipet
Pipet-Lite Magnetic Assist Pipette,
Std,Shaft, 0.1-2ul (SL-2)
Rp.3.000.000
Kit Isolasi DNA Jaringan Geneaid
50x reaksi
Rp.2.695.000
Elektroforesis di Sentra BD Rp.150.000
Nano Drop 22 sampel di Sentra BD Rp.220.000
Alat Travo minisentrifuse step
down
Rp.60.000
Aqua untuk operator service Rp.4.000
Biaya Pengecekan alat PCR dan
Microsentrifuse
Rp.300.000
Kacang Kedelai Rp.12.150
Tempat Box Sampel Claris Good
Keep2737
Rp.25.800
Biaya Publikasi ICOLIB Rp.400.000
Print Poster Rp. 20.000
Tiket Kereta Api
Jakarta-Surabaya (PP)
Jumat , 25 Sept 2015
Rabu, 30 Sept 2015
Rp. 890.000
Tiket Kereta Api
Surabaya-Jember (PP),
Senin , 28 Sept 2015
Selasa, 29 Sept 2015
Rp.114.000
Ojek dr Stasiun Jember ke Hotel
Aston, Jember.
Senin, 28 Sept 2015
Rp.25.000
Taksi dr Hotel Aston ke Stasiun
Jember. Selasa 29 Sept 2015
Rp.30.000
Ojek dr Stasiun Gubeng ke
Penginapan di Surabaya (pp)
Rp.30.000
Konsumsi sebagai pengganti
penginapan selama publikasi.
Rp.300.000
Total Rp.8.500.000 Rp.8.575.950
33
1