Kedelai Edamame - Artikel

28
Produsen Kedelai Edamame Mitra Tani Jember Konsultasi ke Balitkabi Senin, 19 Januari 2015 14:30 Balitkabi sebagai sumber ilmu dan teknologi kedelai sudah relatif memasyarakat, baik untuk individu maupun lembaga pemerintah dan swasta yang berkait dengan kedelai. Demikian juga dengan perusahaan penghasil kedelai edamame, Mitra Tani. Jum’at, 16 Januari 2015 Balitkabi kedatangan tamu dari Mitra Tani Jember yang berjumlah lima orang yaitu Bapak Guntaryo sebagai Direktur Mitra Tani, Bapak Edi, Bapak Wahyu, Bapak Suroso serta Ibu Novi. Kedatangan mereka bertujuan untuk mendapatkan solusi dari problem yang sedang dihadapi Mitra Tani. Kedatangan mereka disambut oleh Plh. Kepala Balitkabi Dr. Yusmani Prayogo. Pada tahun 2010–2011 produksi kedelai Edamame mengalami puncak tertinggi, di mana kedelai yang ditanam merupakan hasil kontribusi antara Dr. Muchlish Adie (Pemulia kedelai Balitkabi) dengan PT Mitra Tani, produktivitasnya mencapai 12 t/ha, hal itu dipaparkan oleh Direktur Mitra Tani. Akan tetapi, mulai tahun 2012 hingga 2014 produktivitas mulai menurun. Beberapa kendala yang menyebabkan penurunan produktivitas tersebut antara lain: polong hampa, bercak Pseudomonas, populasi kutu kebul yang tinggi serta adanya serangan jamur Colletotricum. Beberapa solusi untuk memecahkan permasalahan tersebut disampaikan oleh beberapa peneliti yang ikut dalam pertemuan tersebut di antaranya Prof. Arief Harsono yang menyarankan untuk melihat kembali pH tanah dan kandungan rhizobium yang ada pada pertanaman. Dr. Suharsono, Ir. Sri Wahyuni Indiati, MS, Dr. Yusmani dan Ir. Mudji Rahayu, MS menyarankan berbagai solusi dalam pengendalian hama dan penyakit yang ada di antaranya menggunakan pestisida nabati mimba. Dr. Gatut Wahyu A dan

description

article

Transcript of Kedelai Edamame - Artikel

Produsen Kedelai Edamame Mitra Tani Jember Konsultasi ke Balitkabi

Senin, 19 Januari 2015 14:30

Balitkabi sebagai sumber ilmu dan teknologi kedelai sudah relatif memasyarakat, baik untuk individu maupun lembaga pemerintah dan swasta yang berkait dengan kedelai. Demikian juga dengan perusahaan penghasil kedelai edamame, Mitra Tani. Jumat, 16 Januari 2015 Balitkabi kedatangan tamu dari Mitra Tani Jember yang berjumlah lima orang yaitu Bapak Guntaryo sebagai Direktur Mitra Tani, Bapak Edi, Bapak Wahyu, Bapak Suroso serta Ibu Novi. Kedatangan mereka bertujuan untuk mendapatkan solusi dari problem yang sedang dihadapi Mitra Tani. Kedatangan mereka disambut oleh Plh. Kepala Balitkabi Dr. Yusmani Prayogo.

Pada tahun 20102011 produksi kedelai Edamame mengalami puncak tertinggi, di mana kedelai yang ditanam merupakan hasil kontribusi antara Dr. Muchlish Adie (Pemulia kedelai Balitkabi) dengan PT Mitra Tani, produktivitasnya mencapai 12 t/ha, hal itu dipaparkan oleh Direktur Mitra Tani. Akan tetapi, mulai tahun 2012 hingga 2014 produktivitas mulai menurun. Beberapa kendala yang menyebabkan penurunan produktivitas tersebut antara lain: polong hampa, bercak Pseudomonas, populasi kutu kebul yang tinggi serta adanya serangan jamur Colletotricum. Beberapa solusi untuk memecahkan permasalahan tersebut disampaikan oleh beberapa peneliti yang ikut dalam pertemuan tersebut di antaranya Prof. Arief Harsono yang menyarankan untuk melihat kembali pH tanah dan kandungan rhizobium yang ada pada pertanaman. Dr. Suharsono, Ir. Sri Wahyuni Indiati, MS, Dr. Yusmani dan Ir. Mudji Rahayu, MS menyarankan berbagai solusi dalam pengendalian hama dan penyakit yang ada di antaranya menggunakan pestisida nabati mimba. Dr. Gatut Wahyu A dan Dr. Rudi Iswanto menyarankan dari segi pemuliaan untuk memasukkan gen-gen ketahanan terhadap hama atau penyakit baik secara konvensional maupun genetik.

Saran-saran yang diajukan oleh para peneliti Balitkabi didokumentasikan sebagai pertimbangan dalam memecahkan problem yang dihadapi. Sebagai penutup Plh. Ka Balai memberikan publikasi yang dimiliki Balitkabi sebagai bekal mereka.

Selasa, 19 November 2013 16:40 WIB

Ekspor ke Jepang, Produsen Kedelai dari Jember Incar Pendapatan Rp 121 MiliarJaringNews

Pabrik Kedelai Edamame Ekspor (Ist.)"Kedelai edamame ini banyak diminati oleh masyarakat Jepang karena dikenal kaya nutrisi, non-kolesterol, dan bebas bahan kimia,"JEMBER, Jaringnews.com - Produsen kedelai edamame berkualitas ekspor PT Mitra Tani Dua Tujuh mengincar pendapatan sebesar Rp 121 miliar hingga akhir tahun ini. Pendapatan perusahaan yang berbasis di Jember, Jawa Timur, ini mayoritas ditopang oleh pasar ekspor, terutama ke Jepang."Dari target pendapatan Rp121 miliar tersebut, Rp 102 miliar di antaranya berasal dari ekspor ke Jepang. Tahun ini kami menargetkan ekspor sebanyak 5.593 ton edamame, naik dari tahun lalu 5.238 ton. Sejauh ini kami on the right track untuk mencapai target," ujar Direktur Mitra Tani, Wasis Pramono. Mitra Tani Dua Tujuh adalah perusahaan gabungan dari BUMN PT Perkebunan Nusantara X dan PT Bahana Artha Ventura.Adapun untuk pasar dalam negeri, Mitra Tani tahun ini menjual 1.360 ton edamame dan okra, meningkat dari tahun lalu sebesar 1.317 ton.Bisnis inti Mitra Tani adalah sayuran beku dengan fokus ekspor ke Jepang. Komoditas yang dihasilkan adalah kedelai edamame, mukimame, edatski, dan okra. Produksi terbesar adalah edamame yang merupakan penganan yang sangat diminati pasar ekspor. Untuk pasar ekspor, 80% ditujukan ke Jepang, dan sisanya ke Amerika Serikat, Eropa, dan Singapura.Saat ini, jumlah konsumen besar untuk penjualan ekspor adalah 22 konsumen yang merupakan perusahaan dan distributor makanan besar di Jepang dan sejumlah negara lainnya. Adalah di dalam negeri, Mitra Tani mempunyai 21 konsumen besar yang kemudian didistribusikanke supermarket, restoran, kafe, dan hotel berbintang di banyak kota besar."Kedelai edamame ini banyak diminati oleh masyarakat Jepang karena dikenal kaya nutrisi, non-kolesterol, dan bebas bahan kimia," kata Wasis.Dia mengatakan, produk edamame kini juga semakin diminati pasar lokal seiring pertumbuhan jumlah kelas menengah di Indonesia yang cukup tinggi. "Kelas menengah adalah penyuka produk-produk pertanian berkualitas tinggi. Edamame dinilai mewakili produk pertanian tersebut, sehingga edamame banyak disajikan di restoran dan hotel berbintang," jelasnya.Wasis menambahkan, saat ini luas lahan panen mencapai 1.100 hektar yang tersebar di Kabupaten Jember. Mitra Tani juga mempunyai lahan pembenihan di Bondowoso, Jawa Timur.Selain memasarkan produk edamame dan okra, Mitra Tani juga mengembangkan pemasaran produk bumbu siap pakai dan sayuran siap makan. Perusahaan ini telah memasok aneka bumbu dan sayur siap pakai ke PT Freeport Indonesia dengan nilai mencapai belasan milliar rupiah setiap tahunnya.Wasis mengatakan, pihaknya memroduksi sekitar 64 bumbu dan sayur siap pakai, antara lain bumbu rendang, bumbu rujak, bumbu rica-rica, bumbu sambal goreng dan masih banyak aneka bumbu lainnya. Sementara untuk sayur dan makanan kecil beku meliputi sayur sop, cap cay, perkedel, masih banyak lainnya."Selama ini, kami mengirim aneka bumbu dan sayur ke PT Freeport. Alhamdulillah, tiap tahun jumlahnya meningkat terus," ungkapnya.Sejak dua tahun lalu, Mitra Tani sudah mengirim ke PT Freeport Indonesia dengan omzet Rp 6 milliar untuk tahun 2011 dan kini meningkat 200%."Untuk tahun 2013, kurang lebih omzet produk bumbu siap pakai sekitar Rp 11 milliar. Dalam dua bulan saja November-Desember 2013 ini saja kami dapat pesanan 141 ton bumbu dan sayuran siap pakai dari Freeport," sebutnya.Wasis menambahkan, prospek pasar bumbu siap pakai cukup menjanjikan. "Kami mencoba untuk menawarkan ke perusahaan pertambangan dan pengeboran minyak milik asing. Di sana produk bumbu dan sayur beku siap pakai kami tinggal dimasak," ujarnya.

Kedelai Jember Tembus Pasar InternasionalOleh: Desk Informasi ; Diposkan pada: 12 Nov 2014 ; 612184 Views Kategori: Pro Rakyat

Provinsi Jawa Timur (Jatim) merupakan lumbung kedelai terbesar di Indonesia yang menyumbang sekitar 42% produksi kedelai nasional. Produksi kedelai Jatim tahun 2013 tercatat 329.461 ton atau 42,23% dari produksi kedelai nasional yang mencapai 779.992 ton, sementara pada tahun 2014 produksi kedelai Jatim diperkirakan mencapai 326.154 ton atau 36,37% dari angka ramalan kedelai nasional yang diperkirakan mencapai 896.602 ton.Penghasil kedelai di Jatim menyebar di berbagai kabupaten terutama Banyuwangi, Bojonegoro, Pasuruan, Lamongan, Sampang dan Jember. Saat ini kabupaten penghasil kedelai tertinggi diduduki Banyuwangi yang menyumbang sekitar 17,28% dari total produksi kedelai Jatim.Khusus kabupaten Jember, produksi kedelai tahun 2013 tercatat 27.732 ton dengan kebutuhan konsumsi 25.473 ton sehingga mengalami surplus 2.259 ton. Selain surplus, kedelai yang dihasilkan Kabupaten Jember memiliki keunggulan tersendiri karena berhasil menembus pasar internasional alias ekspor ke mancanegara. Adapun negara tujuan ekspor adalah Jepang, Taiwan, Malaysia, Singapura, Eropa dan Amerika Serikat. Setiap tahun sekitar 4.500 5.000 ton kedelai berhasil diekspor dengan menghasilkan devisa USD 10 juta.Kedelai yang diekspor adalah jenis edamame yang dikenal dengan kedelai jenis sayur atau soybean vegetable. Karena termasuk jenis sayur, maka edamame harus langsung diolah dalam bentuk beku dan siap santap atau frozen ready to eat. Artinya, edamame yang dipanen dari sawah harus langsung diolah pada hari itu juga, untuk diolah, dimasak dan dibekukan hingga siap ekspor.Kedelai jenis edamame merupakan produk unggulan Jember karena memiliki berbagai keunggulan. Pertama, produktivitas yang tinggi di mana satu hektar bisa menghasilkan 10 12 ton bahkan bisa lebih. Hal ini tentu saja jauh di atas rata-rata jenis kedelai lainnya yang berkisar 1,5 ton 3 ton per hektar.Kedua, kedelai jenis edamame memiliki keunggulan kandungan protein tinggi dan lengkap, di mana kandungan protein edamame mencapai 36%, lebih tinggi dibanding kedelai lain. Edamame juga mengandung sembilan asam amino esensial yang diperlukan tubuh. Edamame juga tidak mengandung kolesterol dan sedikit lemak jenuh, plus kaya serat, vitamin C dan B, serta kalsium, zat besi atau magnesium, dan asam folat. Karena itulah, edamame sangat cocok bagi yang menginginkan camilan rendah lemak, tetapi tinggi protein. Masyarakat yang vegetarian dan ingin mendapatkan sumber protein bisa mengonsumsi edamame karena kandungan proteinnya lengkap.Ketiga, cepat panen, karena waktu tanam edamame cukup pendek berkisar 68 70 hari. Para petani yang menanam edamame bisa lebih cepat panen, sehingga lebih cepat menikmati hasilnya. Hal ini lebih cepat dibanding umur kedelai pada umumnya yang mencapai 80 90 hari.

Keempat, pasar ekspor edamame masih terbuka luas, sementara pengembangan edamame saat ini baru dilakukan di Kabupaten Jember. Untuk pangsa pasar Jepang saja mencapai 70.000 ton. Dari kebutuhan sebanyak itu, sebagian dipasok dari Cina yang menguasai 50%, Taiwan 35% sisanya disuplai Thailand, Vietnam, dan Indonesia. Belum lagi pasar Asia lainnya, Eropa dan Amerika Serikat, sehingga banyak peluang untuk pengembangan edameme di kabupaten lain di Jatim yang selama ini menjadi sentra kedelai, bahkan di seluruh wilayah di tanah air.Kelima, harga edamame di pasar ekspor cukup tinggi sekitar USD 1,9 atau Rp 20 ribu Rp 22 ribu per kilogram. Hal ini tentu cukup menggiurkan, karena bisa menghasilkan devisa besar serta sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani kedelai.Pengembangan edamame di Jember dilakukan PT Mitratani Dua Tujuh, yang merupakan anak perusahaan BUMN PTPN X bekerjasama dengan PT Kelola Mina Laut (KML), sebuah perusahaan produk pertanian yang memiliki jaringan ekspor cukup luas di Asia dan Eropa. Kepemilikan saham mayoritas dimiliki BUMN PTPN X sebesar 65% sementara PT KML sebesar 35%.Saat ini edamame di Jember dikembangkan di area seluas kurang lebih 1.200 hektar yang merupakan milik perusahaan dan petani yang menjadi mitra. Dengan luasan tersebut, maka pengembangan edamame di Jember mampu menyerap sekitar 4.700 tenaga kerja. Perinciannya, sebanyak 3.200 pekerja yang terserap di lahan pertanian dan 1.500 pekerja terserap di pabrik pengolahan edamame.Para petani di Jember bisa bermitra dengan perusahaan untuk pengembangan edamame dengan persyaratan memiliki lahan minimal 1,5 hektar, suplai air cukup dan stabil, pembuangan air lancar dan bisa menghasilkan minimal 8 ton per hektar. Bagi petani yang mengajukan menjadi mitra akan disurvei terkait kondisi lahan, jika memang memenuhi persyaratan maka bisa menjadi mitra.Keuntungan menjadi mitra adalah diberikan pinjaman bibit edamame, diberikan bimbingan dan konsultasi, hasil edamame langsung ditampung di pabrik serta harga jual yang stabil. Untuk harga edamame dari petani terdiri dari dua jenis, yakni pertama harga edameme kualitas super yakni Rp 5.500 per kilogram dan harga untuk kualitas di bawahnya Rp 3.000 per kilogram. Hasil panen edamame dari petani biasanya sekitar 50 60 merupakan kualitas super dan sisanya kualitas di bawahnya. Ciri edamame berkualitas super adalah jumlah polong per 500 gram maksimal 170 polong, warna hijau relatif seragam, besar polong seragam, kadar gula maksimal 8, tidak terdapat polong patah dan tidak terdapat ulat pada polong.Para petani yang menjadi mitra juga diberikan buku petunjuk lengkap terkait pembudidayaan edamame. Mereka juga bisa bertanya dan berkonsultasi kapanpun dengan supervisor atau pengawas yang ditunjuk oleh perusahaan. Dengan bimbingan yang lengkap, maka hasil edamame pun cukup tinggi berkisar 10 12 ton per hektar. Hal lain yang hendaknya diperhatikan petani adalah terkait penggunaan pestisida yang diatur secara ketat dan pada 20 hari sebelum panen, penggunaan pestisida dihentikan. Hal ini untuk menekan residu sesuai dengan standar dari negara-negara yang menjadi importir edamame.Standar yang tinggi juga diterapkan pada pengolahan edamame di pabrik mulai dari masuknya bahan baku hingga ke pengepakan. Bahan baku atau edamame yang masuk ke pabrik harus dari hasil panen pada hari itu juga, karena standar edamame harus diolah maksimal 6 jam setelah dipanen.Edamame yang masuk akan ditimbang dahulu untuk menentukan berat yang akan diolah, sekaligus menjadi catatan jumlah hasil panen yang didapat oleh petani mitra maupun dari lahan perusahaan. Pabrik pengolahan edamame di Jember saat ini telah mampu mengolah 50 ton edamame setiap harinya. Setelah ditimbang, edamame akan dibersihkan dan dicuci sebanyak dua kali dengan menggunakan konveyor. Dalam proses pencucian ini akan dipisahkan antara edamame dengan kotoran ringan seperti daun, gagang dan lain sebagainya. Pencucian dilakukan sebanyak dua kali untuk menjamin edamame dalam keadaan bersih.Setelah dilakukan pencucian dan pembersihan, selanjutnya akan dilakukan pemilahan atau standarisasi (grading). Dalam tahap ini, edamame akan dibagi menjadi 4 jenis yakni pertama, Standar Quality (SQ) untuk ekspor, kedua Premium untuk pasar lokal, ketiga Bahan Baku Mukimame (BBM) yakni edamame yang dikupas diperuntukkan pasar ekspor dan keempat Edatsuki yakni edamame yang disertai dengan tangkainya dan juga untuk pasar ekspor.Tahap berikutnya adalah tahap pemasakan (blencing) di mana edamame akan dimasak pada suhu 100 derajat selama 2 menit. Selama proses pemasakan suhu tersebut harus stabil, sehingga edamame bisa matang secara merata dalam waktu cepat. Hasilnya memang luar biasa, edamame matang masih dalam kondisi hijau dan segar hampir sama seperti habis dipetik dari sawah. Di sinilah salah satu kuncinya, kenapa protein edamame tinggi, karena dimasak sebentar tetapi matang sempurna.Proses pemasakan ini dilengkapi alat pendeteksi suhu, agar stabil pada 100 derajat. Jika suhu pada mesin pemasak yang berkapasitas 2 ton per jam ini tidak stabil, maka konveyor yang membawa edamame akan otomatis berhenti sampai suhu kembali stabil 100 derajat.Setelah dimasak selama 2 menit, edamame akan didinginkan dalam konveyor yang berisi air dengan suhu sekitar 30 derajat, kemudian didinginkan kembali pada suhu antara 12 15 derajat. Setelah pendinginan, tahap berikutnya adalah pembekuan edamame pada suhu minus 30 35 derajat yang berlangsung selama 7 menit. Hasilnya, edamame menjadi beku sehingga tahan lama kesegarannya dan kemudian disimpan pada gudang penyimpann (cold storage) dengan suhu minus 20 derajat. Di pabrik ini tersedia 11 unit cold storage dengan kapasitas masing-masing 150 200 ton. Dari gudang penyimpanan inilah kemudian dilanjutkan dengan pengemasan (packaging) untuk kemudian siap diekspor sesuai dengan negara tujuan.

Setiap bulan sekitar 20 kontainer edamame berkapasitas masing-masing 22 ton yang diekspor ke mancanegara terutama Jepang. Artinya setiap bulan sekitar 4.000 hingga 4.500 ton edamame dari Jember berhasil menembus pasar internasional dan menjadi konsumsi masyarakat internasional. Hal ini sangat membanggakan, karena ekspor makanan memiliki aturan yang ketat terutama dari sisi kesehatan, kebersihan dan kandungan gizinya. Pasar internasional tidak pernah mentolerir sedikitpun jika ada kesalahan dalam produk makanan. Sebagai contoh, jika dalam kemasan edamame, edamame yang terkelupas (hanya ada isi edamame), dan menurut logika umum hal itu wajar, maka akan dianggap sebagai benda asing, sehingga edamame akan dikembalikan ke Indonesia.Dengan ketatnya aturan produk olahan makanan, maka mengekspor edamame bukan hanya menjual produk hasil pertanian yang memiliki gizi tinggi dan kelebihan lainnya, tetapi juga menjual sistem pengolahan yang memberikan jaminan semuanya diolah sesuai dengan standar yang ditetapkan. Karena itulah, dalam pabrik pengolahan edamame, semua instruksi kerja dibuat dengan jelas dan tertulis dan harus dipatuhi oleh semua pekerja.Kebersihan sangat dijaga sehingga semua pekerja maupun tamu, jika ingin memasuki ruang pengolahan harus memakai pakaian khusus, topi khusus, sepatu khusus dan masker. Setiap memasuki ruangan harus mencuci tangan terlebih dahulu dan diperiksa satu-persatu dari kotoran, rambut atau benda lainnya yang menempel di badan. Jika kita memasuki tiga ruangan berbeda, maka harus mencuci tangan tiga kali dan diperiksa atau dibersihkan tubuh kita sebanyak tiga kali juga. Tidak peduli siapapun, termasuk Presiden SBY ketika berkunjung ke pabrik ini pada tahun 2013 silam.Kehadiran pabrik pengolahan edamame di Jember disambut positif oleh masyarakat, karena mereka bisa bekerja dan bermitra dengan perusahaan. Masyarakat merasa senang karena terbukanya lapangan pekerjaan. Tingkat kesejahteraan karyawan di pabrik cukup baik yang salah satunya ditandai dengan meningkatnya kepemilikan kendaraan bermotor yang di parkir di pabrik. Para pekerja di pabrik ini rata-rata memperoleh pendapatan 1,2 juta hingga 1,5 juta per bulan.Salah satu pekerja bagian pengepakan Rois dan Istianah menyatakan senang bisa bekerja di pabrik pengolahan edamame. Rois yang merupakan warga Kecamatan Jenggawah dan sudah lima tahun bekerja di pabrik menyatakan betah bekerja karena banyak temannya serta memperoleh penghasilan lumayan. Setiap minggu ia bisa memperoleh pendapatan sekitar 300 ribu 350 ribu.Respon positif juga disampaikan Dirman, petani edamame yang menjadi mitra perusahaan. Petani yang tinggal di Munigsari Lor, Kecamatan Panti ini memiliki lahan seluas 3,5 hektar yang ditanami edamame. Setiap hektar menghasilkan sekitar 12 ton edamame. Saya senang menjadi mitra, karena dibimbing caranya menanam edamame, diberikan buku petunjuk lengkap dan bibit juga diberi pinjaman. Dengan bermitra, saya tidak bingung untuk menjual edamame, karena semuanya ditampung di pabrik, ujarnya. Kehadiran edamame memang menjadikan Jember memiliki komoditas unggulan yang diakui dunia, berjejer mendampingi komoditas unggulan lainnya seperi tembakau dan kakao. Edamame bisa dikembangkan lebih luas baik di Jember, karena lahan persawahan yang luas di mana satu kali dalam setahun bisa ditanami edamame. Selain itu, edamame juga bisa dikembangkan di wilayah lain di Jatim dan bahkan di seluruh wilayah Indonesia. (Firmansyah; Dhuha)

Outlet Edamame MT27Edamame masuk kategori sayur-sayuran (green soybeen vegetable). Berasal dari Jepang, kedelai ini biasa dijadikan makanan sayuran dan camilan. Ini makanan sehat, dan di Amerika Serikat menjadi bahan baku produk kosmetik. Edamame mengandung isofl avon, beta karoten, serat, dan sembilan jenis asam amino esensial. Asam amino esensial ini sangat berguna untuk menjadi stabilisator kadar gula darah, sekaligus meningkatkan metabolisme. Meningkatnya metabolism membangun selsel sistem kekebalan dalam tubuh. Edamame memang mirip kedelai. Namun, ia memiliki kadar Trypisin Inhibitor yang lebih rendah dan menyehatkan. Selain itu, edamame memiliki kandungan protein hingga 16 persen, yang berarti dua kalu lipat daripada protein dalam kacang buncis. Kandungan protein edamame bias mengurangi kolesterol jahat. Tak heran jika ia bias menggantikan protein daging, telur, dan susu. Kandungan kalsiumnya dapat membangun kepadatan tulang, isofl avon bisa mencegah kanker dan menunda menopause. Edamame sangat cocok bagi seorang vegetarian yang ingin mencegah terjadinya penuaan dini, diabetes mellitus, dan kanker. Tidak sulit untuk mendapatkannya, silahkan berkunjung ke Outlet MT27 sebelum anda keluar dari kota Jember. Banyak pilihan makanan sehat untuk menemani perjalanan atau sebagai oleh-oleh untuk keluarga di rumah.

EdamameFrom Wikipedia, the free encyclopediaThis article has multiple issues. Please help improve it or discuss these issues on the talk page.

This article needs additional citations for verification. (December 2011)

The examples and perspective in this deal primarily with Japan & USA and do not represent a worldwide view of the subject. (August 2013)

Edamame

Boiled green fruit soybeans in the pod.

CourseAppetizer, side dish

Main ingredientsSoybeans

Cookbook:Edamame Edamame

Edamame (?) /dmme/ or edamame bean is a preparation of immature soybeans in the pod, found in the cuisine of China, Japan, Indonesia, Korea and Hawaii. The pods are boiled or steamed and served with salt.Outside East Asia, the dish is most often found in Japanese restaurants, some Chinese restaurants, and health food restaurants. In the United States it is sold packaged in frozen sections of grocery stores, in cans, or fresh in the produce sections of health food stores.Contents 1 Name 2 History 3 Preparation 4 Nutrient content 5 Footnotes 6 References 7 External linksName

Edamame beans and a Japanese beer.The Japanese name, edamame (?), is used commonly to refer to the dish.A It literally means, "stem bean" (eda = "branch" or "stem" + mame = "bean"), because the beans were often boiled while still attached to the stem.HistoryThe earliest documented reference to the term "edamame" dates from the year 1275, when the Japanese monk Nichiren wrote a note thanking a parishioner for the gift of "edamame" he had left at the temple.[1] In 1406 during the Ming Dynasty in China, the leaves of the soybeans were eaten and during outbreaks of famine, it was recommended for citizens to eat the beans whole or use them grounded up and added to flour. Years later in China in 1620 they are referred to again, but as Maodou, which translates to the term hairy bean. They are found in the records of the Runan vegetable gardens and stated as having a medicinal purpose as well as being a snack type food.[1] Edamame appeared in haikai verse in Japanese in the Edo period (1603 1868), with one example as early as 1638.[2] They were first recognized in the United States in 1855 when a farmer commented on the difficulties he had shelling them after harvest. In March 1923, the immature soy bean is first referred to in text in the United States. In this book they are first pictured and shown as being eaten out of open shell pods. The first nutritional facts about them are published and some recipes are included as they were a new type of vegetable to the public.[1] The earliest recorded usage in English of the word edamame is in 1951 in the journal Folklore Studies.[3] Edamame appeared as a new term in the Oxford English Dictionary in 2003, and in the Merriam-Webster dictionary in 2008.[4] In 2008, the first soybeans were grown in Europe to be sold in grocery stores as edamame and eaten as an alternative source of protein.[5]PreparationTo effectively harvest edamame, the pods should be picked by hand and not by machine to avoid stems and leaves. Green soybeans in the pod are picked before they ripen in order to prepare edamame. The ends of the pod may be cut before boiling or steaming.Pods may be boiled in water, steamed, or microwaved. The most common preparation uses salt for taste, either dissolved in the boiling water before introducing the soybean pods or added after cooking. Fresh edamame should be blanched first before being frozen.[6]Edamame is a popular side dish at Japanese izakaya restaurants with local varieties being in demand, depending on the season.[citation needed] Salt and garlic are typical condiments for edamame. In Japan, a coarse salt wet with brine is preferred on beans eaten directly from the pod.[7][8]Edamame purchased fresh is preferred when eaten the same day, but will stay edible for two days when stored in the refrigerator if not already brown. Freezing fresh edamame is another option for maintaining good quality over a few months.[9]Nutrient contentEdamame, frozen, prepared

Nutritional value per 100g (3.5oz)

Energy509kJ (122kcal)

Carbohydrates9.94 g

Sugars2.18 g

Dietary fiber5.2 g

Fat5.2 g

Protein10.88 g

Vitamins

Thiamine (B1)(17%)0.2 mg

Riboflavin (B2)(13%)0.155 mg

Niacin (B3)(6%)0.915 mg

Pantothenic acid(B5)(8%)0.395 mg

Vitamin B6(8%)0.1 mg

Folate (B9)(78%)311 g

Vitamin C(7%)6.1 mg

Vitamin E(5%)0.68 mg

Vitamin K(26%)26.8 g

Trace metals

Calcium(6%)63 mg

Iron(17%)2.27 mg

Magnesium(18%)64 mg

Manganese(49%)1.024 mg

Phosphorus(24%)169 mg

Potassium(9%)436 mg

Zinc(14%)1.37 mg

Link to USDA Database entry

Units g = micrograms mg = milligrams IU = International units

Percentages are roughly approximated using USrecommendations for adults.Source: USDA Nutrient Database

The United States Department of Agriculture states that edamame beans are, "a soybean that can be eaten fresh and are best known as a snack with a nutritional punch".[10]Edamame and other preparations of soybeans are rich in protein, dietary fiber, and micronutrients, particularly folate, manganese, phosphorus and vitamin K (table).[11]The balance of fatty acids in 100 grams of edamame is 361mg of omega-3 fatty acids to 1794mg of omega-6 fatty acids.[12]As a significant source of plant protein, edamame beans are under research to establish whether a relationship exists for soy consumption with reduction of disease risk.[13]FootnotesA.^ The Nihon Kokugo Daijiten records two regional name variants for the word edamame: rakkasei (?) in Tottori Prefecture, and daizu (?), the generic word for soybeans, in Wakayama Prefecture.[2]References1. History of Edamame, Green Vegetable Soybeans, and Vegetable-Type Soybeans (1275-2009) "" [Edamame]. Nihon Kokugo Daijiten (in Japanese). Tokyo: Shogakukan. 2012. OCLC56431036. Retrieved 2012-06-06. "Edamame, n.". Oxford English dictionary (3rd ed.). Oxford, England: Oxford University Press. March 2012. LCCN2002565560. OCLC357047940. Retrieved June 6, 2012. "Edamame". Jh chishiki imidas (in Japanese). Tky: Sheisha. 2012. OCLC297351993. Retrieved June 6, 2012. Prince, Rose. "British grown edamame beans arrive in supermarkets". The Telegraph. Retrieved 2015-05-07. "HFreezing". National Center for Home Food Preservation. 2014-05-28. Ono, Tadashi (2011). The Japanese Grill: From Classic Yakatori to Steak, Seafood, and Vegetables. Crown Publishing Group. p.7. ISBN978-1580087377. Shurtleff, William; Aoyagi, Akiko. History of Edamame, Green Vegetable Soybeans, and Vegetable-Type Soybeans (PDF). Soyinfo Center. ISBN978-1-928914-24-2. Daley, Bill. "Edamame". Chicago Tribune. Retrieved 2015-05-07. USDA government article about edamame. "Edamame nutrition profile (frozen, unprepared)". NutritionData. Retrieved 2010-04-08. "Edamame nutrition profile (frozen, prepared)". NutritionData. Retrieved 2012-03-24. Michelfelder A (1 January 2009). "Soy: A complete source of protein". Am Family Physician. pp.437. Retrieved 7 May 2015.

Khasiat Edamame Tidak SepeleSelasa, 1 November 2011 | 13:46 WIBBerita Terkait Cara Aman Konsumsi Kedelai 8 Manfaat Kedelai Bagi Kesehatan Kedelai Cegah Kekambuhan Kanker Payudara 0 0 +0 0 KOMPAS.com Dulu kedelai rebus sering dianggap makanan murahan. Mereka yang mengonsumsi makanan ini juga dianggap kurang modern. Padahal, kedelai merupakan sumber protein, lemak, serat, dan antioksidan terbaik.Seiring meningkatkan pengetahuan gizi masyarakat, kini kedelai kembali naik daun. Terlebih lagi sejak kepopuleran edamame (kedelai Jepang) sebagai camilan. Edamame dipanen ketika kedelai ini baru 80 persen matang. Yang membedakan edamame dengan kedelai lain adalah bijinya lebih besar, teksturnya halus, rasanya lebih manis, dan lebih mudah dicerna.Edamame mengandung antioksidan dan isoflavon. Konsumsi makanan yang kaya akan antioksidan dikaitkan dengan penguatan sistem imun tubuh dan mengurangi risiko kanker.Isoflavon juga terbukti mengurangi risiko kanker prostat dan kanker payudara, mencegah penyakit jantung, menurunkan tekanan darah, dan mengurangi gangguan saat menopause.Sementara itu, kandungan protein di dalam edamame mencapai 36 persen, jauh lebih tinggi dibanding kedelai matang. Panganan ini juga mengandung minyak yang rendah. Dikombinasikan dengan kandungan proteinnya yang tinggi, camilan ini sangat ideal untuk mereka yang ingin mencari panganan rendah lemak, tetapi tinggi protein.Penganut vegetarian dan vegan yang ingin mengasup sumber protein juga disarankan mengonsumsi edamame karena kandungan proteinnya lengkap. Ini berarti ia mengandung sembilan asam amino esensial yang diperlukan tubuh.Edamame juga tidak mengandung kolesterol dan sedikit lemak jenuh. Panganan ini juga kaya vitamin C dan B. Kandungan lainnya adalah mineral penting seperti kalsium, zat besi, atau magnesium. Ia juga mengandung vitamin K dan asam folat.Terakhir, menambahkan edamame dalam pola makan Anda akan meningkatkan asupan serat. Setengah cangkir edamame mengandung 4 gram serat. Kandungan serat diperlukan tubuh untuk menjaga kesehatan saluran cerna hingga menurunkan kolesterol.Alasan lain untuk mengasup edamame adalah ia membuat perut terasa kenyang lebih lama.Editor: Lusia Kus Anna

Sumber:

Kunci Sukses Budidaya EdamameTanaman Edamame dapat tumbuh dengan baik bila ditanam di dataran tinggi, minimal 200-500 mdplSelasa, 16 Desember 2014 dibaca 1343xPanen Edamame dilakukan pada saat tanaman berumur 70 hari. FOTO : ISTIMEWA JAKARTA, JITUNEWS.COM - Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya Edamame yang merupakan kunci sukses budidaya, antara lain:Lokasi dan Pengolahan Lahan. Tanaman Edamame dapat tumbuh dengan baik bila ditanam di dataran tinggi, minimal 200-500 meter di atas permukaan laut. Suhu optimal untuk Edamame berkisar dari 20-30 C. Jenis tanah yang cocok adalah tanah yang mempunyai drainase yang baik. Tanah tersebut harus subur, gembur, dan kaya akan bahan organik. Derajat keasaman (pH) yang optimal untuk pertumbuhan tanaman Edamame adalah 5,8-7. Sebagai indikator yang paling mudah adalah jagung, bila tanah baik untuk jagung maka akan baik juga untuk budidaya Edamame.Sebelum digunakan, area penanaman sebaiknya dibersihkan dari gulma, kotoran dan sisa tanaman lama. Kemudian diberi dolomit dan pupuk kandang minimal 10 bal/Ha (1 bal=25 kg), baru dibajak dan digaru. Setelah itu dibuat guludan/bedengan dengan lebar 70 cm dan tinggi 20 cm, jarak tanam sekitar 20x20 cm dan kedalaman bedengan sekitar 3 cm. Setelah jarak tanam ditentukan, maka pekerjaan selanjutnya adalah membuat lubang tanam dengan cara ditugal.Persiapan Benih. Pembudidaya Edamame asal Bogor, Jawa Barat, Abdul Majid menggunakan benih Edamame tua yang dikeringkan. Benih tersebut harus benar-benar kering di pohon, dan sebelum ditanam pun harus dipastikan benar-benar kering. Sebelum benih digunakan, Majid biasanya mencampurkan benih dengan Furadan, yang bertujuan untuk lebih mensterilkan benih. Dosis Furadan adalah sebanyak kg per 10 kg benih.Majid mengatakan, pengadaan benih Edamame produksi sendiri ini tidak bisa mendadak. Bila mau tanam, benih tersebut harus disediakan selang 3 minggu sebelum tanam. Benih tersebut kemudian dimasukkan ke dalam lubang tanam sebanyak 1 benih/lubang. Kebutuhan benih sebanyak 12 kg per hektar lahan.Pemeliharaan. Menurut Majid, membudidayakan Edamame tergolong mudah, meski begitu kita harus rutin mencabut rumput atau tanaman liar di sekitar Edamame yang bisa menghambat pertumbuhan Edamame. Setelah 10 hari masa tanam, Edamame diberi pupuk kandang (kotoran ayam dan campuran sekam). Dengan catatan pupuk kandang ini harus disaimpan terlebih dahulu selama 2 minggu sebelum digunakan. Pupuk tersebut ditabur di lahan penanaman dengan takaran per Ha sebanyak 20 karung (1 karung = 25 kg). Setelah 2 minggu masa tanam, kita harus sering menyiangi rumput liar dan menyemprot tanaman dengan menggunakan insektisida Curacron ataupun Decis dengan dosis 1 cc/L. Penyemprotan dilakukan minimal 3 kali seminggu.Pupuk kimia diberikan minimal setelah 3 minggu masa tanam. Pupuk yang digunakan antara lain urea, poska, dan KCL. Majid kerap memberikan pupuk tambahan seperti gandasil daun dan buah, dengan dosis 1-2 sendok teh per 17 liter (1 sprayer).Menurut Majid, saat musim hujan Edamame tak perlu disiram, kecuali di musim kemarau minimal disiram seminggu 2 kali.Panen. Panen Edamame dilakukan pada saat tanaman berumur 70 hari. Saat panen Edamame biasanya berukuran 4-5 cm dan berwarna hijau. Panen tidak dapat dilakukan serentak karena harus diseleksi. Majid biasanya memanen Edamame selang 2 hari sekali. Edamame yang telah dipetik kemudian dicuci untuk menghilangkan residu pestisida, lalu diangin-anginkan di udara terbuka, sebelum akhirnya di-packing menggunakan karung. Untuk 1 hektar lahan dapat dipanen sebanyak 1 ton kedelai Edamame kondisi segar.Penulis:-

Editor:Riana

Cara Menanam Edamame Edamamemerupakan kedelai asal Jepang, secara umum bentuknya lebih besar dibandingkan kedelai biasa. Berat Edamame bisa mencapai 30 gram per seratus bijinya. Edamame bisa dikonsumsi muda sebagai sayur saat polong masih berwarna hijau. Edamame bisa juga dikonsumsi sebagai penganan kecil dalam bentuk edamame rebus. Saat ini edamame juga banyak diolah menjadi susu bubuk, jus, pastry edamame, keripik edamame dan lainya.Edamame mempunyai kandungan protein yang lengkap dengan kualitas yang setara dengan kandungan protein pada susu, telur maupun daging. Selain itu edamame juga mengandung zat anti kolesterol sehingga sangat baik untuk dikonsumsi.Varietas yang banyak dibudidayakan antara lain Ryoko, Taiso, Surumidori dan Surunoko. Ryoko merupakan varietas yang paling banyak dibudidayakan karena polongnya lebih besar, rasanya lebih manis dan bulu halus pada polongnya lebih sedikit.Edamame meliliki peluang yang bagus, prospek pasarnya masih terbuka lebar. Harga Edamame juga relatif baik , harganya berkisar antara Rp. 7.500 Rp. 9.500 per kilogram untuk Edamame segar. membudidaya edamame ini masih relatif sedikit, sedangkan kebutuhan pasarnya besar. Selain untuk konsumsi di dalam negeri, Edamame juga diekspor untuk memenuhi kebutuhan pasar Jepang. Kebutuhan di dalam negeri kurang lebih 700 ton per tahun, sedangkan untuk ekspor ke Jepang diperkirakan mencapai 40 kontainer per bulan sedangkan kemampuan pasokan kita baru mencapai 4 kontainer per bulan.Budidaya edamame sebenarnya relatif tidak sulit, secara umum hampir sama dengan kedelai. Secara singkat budidaya edamame adalah sebagai berikut :Syarat Tumbuh.Edamame menghendaki ketinggian lahan minimal 200 m diatas permukaan laut (dpl), suhu berkisar 26 30 C, dengan penyinaran matahari penuh. Edamame menghendaki tanah yang subur dengan pengairan yang baik dan kemasaman tanah netral.Persiapan Lahan. Tanah dibajak 3 minggu sebelum tanam, 2 minggu kemudian dibuat bedengan lebar 1,2 meter, panjang 10 meter dan tinggi bedengan 20 25 cm. jarak antar bedengan 0, 5 meter. Pemupukan dasar diberikan 3 hari sebelum tanam dengan cara ditabur merata di atas bedengan. Pupuk dasar terdiri dari SP 36 sebanyak 200 kg / hektar dan penambahan kapur pertanian 600 kg /hektar.Benih.Benih Edamame yang diperlukan berkisar antara 80 100 kg per hektar. Varietas Edamame yang ditanam disesuaikan dengan pasar, antara lain yang paling banyak ditanam petani adalah varietas Ryoko. Varietas ini polongnya lebih besar dan rasanya lebih manis.Penanaman. Benih Edamame ditanam pada bedengan dengan jarak tanam 12 X 20 cm atau 20 X 20 cm dan kedalaman tanam 1,5 2 cm kemudian ditutup dengan tanah gembur. Benih yang ditanam antara 2 -3 benih per lubang tanam.Penyulaman.Penyulaman dilakukan 7 hari setelah tanam (HST) apabila ada tanaman yang mati atau tidak normal tumbuhnya, dengan mengambil tanaman yang ada di tepi atau tanaman persiapan yang khusus untuk sulaman.Penyiangan. Rereumputan atau gulma lainya perlu dibersihkan agar tidak bersaing dengan Edamame, penyiangan dilakukan pada saat tanaman berumur 9 HST. Penyiangan selanjutnya dilakukan sesuai kondisi pertanaman.Pengairan. Pengairan dilakukan dengan penggenangan sampai air dalam kapasitas lapang, pengairan dilakukan 7 hari sekali serta memperhatikan kondisi pertanamanya.Pemupukan. Pemupukan susulan dilakukan pada saat tanaman berumur 10 HST, terdiri dari KCL 50 kg/Ha, Urea 150 kg/Ha dan Za 50 kg/Ha. Pemupukan susulan yang kedua pada saat tanaman berumur 21 HST terdiri dari KCl 100 kg/Ha, Urea 50 kg/Ha dan ZA 100 kg/Ha.Pengendalian OPT. Edamame tidak luput terkena serangan organisme penganggu tanaman (OPT) baik hama maupun penyakit. Pengendalian dilakukan secara terpadu sesuai dengan jenis hama maupun penyakitnya. Penggunaan pestisida dilakukan secara selektif dan terkendali. Jenis OPT yang menyerang edamame biasanya sama juga dengan OPT yang menyerang kedelai, sehingga pengendalianya tidak berbeda jauh dengan pengendalian pada kedelai.Lalat pucuk, ulat grayak, pengerek batak, dan jamur bisa disemprot dengan Reagent 50 C dengan dosis 1 gr / liter air dan Ingrofol 50 WP dengan dosis 1,5 l/Ha.Pengendalian OPT ini sangat penting karena bisa berpengaruh terhadap kualitas Edamame. Edamame yang diminta oleh pasar lokal maupun ekspor adalah Edamame yang bernas, warna hijau segar dan harus bebas dari bekas serangan hama atau penyakit. Sehingga sangat penting untuk memperhatikan hal ini, baik hama pengerek batang maupun pengerek polong.Panen dan Pasca Panen. Panen polong muda saat polong berwarna masih hijau bisa mencapai 7,5 ton per hektar. Edamame bisa dipanen dalam keadaan segar saat polong masih berwarna hijau pada saat berumur minimal 45 HST sesuai varietasnya, jika terlalu tua kurang disukai konsumen. Panen tidak dilakukan secara serentak tetapi diseleksi dengan interval panen 2 hari sekali. Polong yang dipetik adalah yang bernas namun warnanya masih belum kuning. Jika akan dipergunakan untuk benih panen harus dilakukan pada saat polong sudah masak penuh kurang lebih pada saat edamame berumur 90 100 HST.Edamame yang di panen muda sebaiknya segera di bawa ke tempat yang teduh dan hindari dari panas matahari agar Edamame tetap segar, tidak layu atau warnanya rusak. Jika polongnya kotor bisa dicuci dengan air yang mengalir dan ditiriskan. Selanjutnya dipacking sebelum dipasarkan.Edamame yang diminta pasar adalah Edamame dengan kualitas yang baik. Polong berisi 2-3 biji per polong dengan jumlah polong antara 150 175 polong per setengah kilogram dan bobot per polong antara 2,5 3,5 gram. Selain itu polong Edamame harus berwarna hijau segar dan harus bebas dari bekas serangan hama maupun penyakit.Biasanya Edamame yang segar ini dikelompokkan menjadi 4 klas mutu atau grade, antara lain : Grade 1 : Kualitas super (Super quality), dengan ciri-ciri kulit polong mulus, warna hijau tua, polong berisi penuh dengan isi polong 3. Grade 2 : Kualitas Premium, dengan ciri-ciri warna hijau mulus namun polong hanya berisi 2 biji. Grade 3 : Kualitas Deluxe, dengan kualitas masih dibawah Grade 2, warna kurang bagus, polong kurang bernas. Grade 4 : Kualitas grade ini disebut dengan Mukimame, biasanya digunakan untuk olahan lebih lanjut, bukan dikonsumsi segar.Pemasaran Edamame ini bisa dilakukan dengan kerjasama dengan para pemasok maupun eksportir edamame. Pasar lokal sasaranya ke perhotelan, restoran maupun supermarket. Asal kualitas yang diminta dapat dipenuhi dengan baik, pasar dengan sendirinya akan terbuka lebar.