Richa_81_bimbingan Bab 1 Pa Iwan_b2

5
MEMBUAT LATAR BELAKANG Latar Belakang Fakta-fakta yang menunjukkan a d a n ya masala h ; Dari tiga mata pelajaran sains yang diujikan dalam UN, mata pelajaran Fisika merupakan mata pelajaran yang memiliki rata-rata paling rendah dibandingkan dengan mata pelajaran sains lainnya. Pada tahun 2012 rata- rata nilai UN SMA untuk mata pelajaran Fisika adalah 7.60. (berdasarkan data kementrian pendidikan dan kebudayaan pada tahun 2012) Hasil penelitian TIMSS pada tahun 2011 bahwa indonesia berada pada urutan ke- 40 dari 42 negara untuk IPA, rata-rata skor IPA masih berada signifikan di bawah skor rata-rata internasional. Hasil TIMSS yang rendah ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor penyebabnya antara lain karena siswa di Indonesia kurang terlatih dalam menyelesaikan soal-soal kontekstual, menuntut penalaran, argumentasi dan kreativitas dalam meyelesaikannya. (http://wulieokti.blogspot.co.id/2014/ 04/timss-trends-international- mathematics.html ) Hasil penelitian PISA tahun 2012 menyatakan bahwa, Indonesia menduduki peringkat paling bawah dari 65 negara dalam kemampuan matematika dan IPA. Berdasarkan hasil observasi di kelas XII SMA 8 Tangsel, sebagian besar siswa tidak mempunyai kemauan untuk mencari informasi mengenai materi Fisika secara mandiri, khususnya materi Gejala Gelombang yang dianggap abstrak oleh siswa. Masih rendahnya keterampilan berpikir

description

bimbingan

Transcript of Richa_81_bimbingan Bab 1 Pa Iwan_b2

Page 1: Richa_81_bimbingan Bab 1 Pa Iwan_b2

MEMBUAT LATAR BELAKANG

Latar Belakang

Fakta-fakta yang menunjukkan adanya masalah;

Dari tiga mata pelajaran sains yang diujikan dalam UN, mata pelajaran Fisika merupakan mata pelajaran yang memiliki rata-rata paling rendah dibandingkan dengan mata pelajaran sains lainnya. Pada tahun 2012 rata-rata nilai UN SMA untuk mata pelajaran Fisika adalah 7.60. (berdasarkan data kementrian pendidikan dan kebudayaan pada tahun 2012)

Hasil penelitian TIMSS pada tahun 2011 bahwa indonesia berada pada urutan ke-40 dari 42 negara untuk IPA, rata-rata skor IPA masih berada signifikan di bawah skor rata-rata internasional.

Hasil TIMSS yang rendah ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor penyebabnya antara lain karena siswa di Indonesia kurang terlatih dalam menyelesaikan soal-soal kontekstual, menuntut penalaran, argumentasi dan kreativitas dalam meyelesaikannya. (http://wulieokti.blogspot.co.id/2014/04/timss-trends-international-mathematics.html)

Hasil penelitian PISA tahun 2012 menyatakan bahwa, Indonesia menduduki peringkat paling bawah dari 65 negara dalam kemampuan matematika dan IPA.

Berdasarkan hasil observasi di kelas XII SMA 8 Tangsel, sebagian besar siswa tidak mempunyai kemauan untuk mencari informasi mengenai materi Fisika secara mandiri, khususnya materi Gejala Gelombang yang dianggap abstrak oleh siswa.

Masih rendahnya keterampilan berpikir siswa dalam konsep Gejala Gelombang. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya pemahaman siswa pada konsep tersebut sehingga akan berdampak pada rendahnya hasil belajar pada materi Gejala gelombang.

Proses pembelajaran fisika di kelas cenderung berpusat pada guru dan siswa kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung.

Guru Fisika di sekolah sudah menggunakan media pembelajaran dalam menyampaikan materi Fisika, akan tetapi media pembelajarannya masih satu arah (belum interaktif) seperti media PPT.

Banyak siswa yang mengalami kesulitan memahami konsep Gejala Gelombang jika hanya dengan berbantuan media PPT saja. Sehingga sering terjadi kesalahan dalam mengerjakan soal-soal yang akan

Page 2: Richa_81_bimbingan Bab 1 Pa Iwan_b2

menyebabkan pada rendahnya hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitria

Suci Arista (2013), terdapat dua faktor yang menyebabkan kesulitan belajar fisika siswa SMA yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal yang cukup berpengaruh pada kesulitan belajar fisika siswa pada aspek metode guru tepatnya pada indikator penggunaan media pembelajaran dengan persentase pengaruh sebesar 54,11%. Dari seluruh indikator yang ada, penggunaan media pembelajaran oleh guru ini merupakan indikator yang paling menentukan kesulitan belajar fisika siswa.

Siswa kesulitan memahami fisika karena pembelajaran fisika di kelas tidak kontesktual dan siswa juga belum memahami kegunaan fisika dalam kehidupan sehari-hari mereka sehingga siswa kurang termotivasi dalam belajar fisika, padahal ilmu Fisika berkaitan dengan fenomena-fenomena alam (bersifat kontekstual).

Dalam materi Fisika terdapat fenomena alam yang bersifat abstrak dan imajinatif yang sulit dipikirkan siswa. Misalnya pada konsep gelombang dan sifatnya (refleksi, refraksi, difraksi,dll)

Berdasarkan hasil diskusi dengan guru Fisika di SMA 8 Tangerang Selatan, ditemukan adanya keluhan tentang rendahnya penguasaan konsep siswa dalam belajar Fisika khususnya materi Gejala Gelombang karena terdapat banyak konsep abstrak yang harus dijelaskan oleh guru dan dapat dipahami dengan benar oleh siswa.

Pentingnya masalah untuk dipecahkan;

Permasalahan ini harus segera di pecahkan/dicarikan solusinya, agar:

Siswa memiliki kemauan untuk mencari informasi dan membangun pengetahuannya mengenai materi Gejala Gelombang secara mandiri.

Dapat meningkatkan keterampilan berpikir siswa sehingga siswa memiliki keterampilan berpikir yang baik dan pemahaman konsep mereka juga baik sehingga akan berdampak pada hasil belajar yang baik pula.

Dalam proses pembelajaran fisika di kelas, guru sebagai pendidik harus memiliki kemampuan mengajar yang dapat membawa siswanya berbaur dan aktif dalam proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran yang di harapkan dapat tercapai.

Perlunya media pembelajaran dengan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Siswa membutuhkan multimedia yang interaktif

Page 3: Richa_81_bimbingan Bab 1 Pa Iwan_b2

(komunikasi dua arah) yang dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran Fisika di dalam kelas dengan anggapan bahwa hal ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa menjadi baik.

Jika permasalahan ini tidak segera diselesaikan, maka akan berdampak pada rendahnya kemampuan siswa dalam memahami konsep Fisika khususnya materi Gejala Gelombang dan kurangnya motivasi belajar siswa dalam belajar Fisika serta akan berdampak pada rendahnya hasil belajar Fisika siswa.

Fakta-fakta penentu yang memberikan harapan pemecahan masalah melalui penelitian yang akan dilakukan;

Media yang dibuat diharapkan dapat: Membantu guru-guru dalam mengatasi permasalahan

ketuntasan hasil belajar peserta didik, yang digunakan dalam proses pembelajaran.

Membantu guru dalam menjelaskan konsep-konsep fisika yang abstrak.

Membantu guru untuk menyampaikan pembelajaran Fisika sehingga proses pembelajaran tidak satu arah, sehingga tujuan pembelajaran diharapkan tercapai. Penyampaian materi pembelajaraan dengan menggunakan multimedia akan memberikan dampak yang baik. Daya tarik pemaparan materi dengan multimedia dapat memotivasi dan memberikan kepuasan kepada siswa.

Dengan pemanfaatan multimedia yang interaktif dengan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret kepada siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

Membantu siswa untuk lebih memahami konsep fisika sehingga belajar fisika tidak lagi ditakuti oleh siswa dan siswa termotivasi untuk belajar fisika secara mandiri.

Meningkatkan hasil belajar fisika siswa Dapat melaksanakan tugas-tugas yang diberikan guru

kepada siswa.Nilai tambah yang diperoleh, dibandingkandengan hasil penelitian terdahulu;

Ini baru perkiraan, belum dicari penelitian yang relevan yang berhubungan dengan multimedia interaktif berbasis pendekatan kontekstual:

Media yang dihasilkan akan berfungsi sebagai Computer Assisted Intruction (CAI).

Media yang dihasilkan bisa dijadikan sebagai alat penyampaian materi oleh guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Sehingga diharapkan guru dapat menyampaikan pelajaran Fisika dengan mudah dan menyenagkan bagi siswa.

Media yang dihasilkan dapat membantu guru menghemat

Page 4: Richa_81_bimbingan Bab 1 Pa Iwan_b2

waktu dalam proses penilaian. Media yang dihasilkan dapat di copy oleh siswa sehingga

setelah pembelajaran di kelas siswa bisa belajar mandiri di rumah tanpa harus terhubung ke internet (off line).

Media yang dihasilkan berisi materi fisika yang berkaitan dengan fenomena sehari-hari disekitar siswa sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar fisika lebih dalam.

Media yang telah ada belum didasarkan kepada multimedia yang interaktif dengan pendekatan kontekstual menurut pengamatan si pembuat program.