Rhinitis laporan kasus mengenai rinitis

8
RHINITIS 1. DEFINISI & KLASIFIKASI Rhinitis akut Merupakan radang akut pada mukosa cavum nasi oleh karena infeksi sekunder oleh bakteri. Rhinitis akut ini merupakan manifestasis dari rhinitis simpleks, influenza, penyakit eksantema, infeksi spesifik/iritasi local dan trauma. Stadium rhinitis akut adalah sebagai berikut : a. Stadium prodormal / iskemik Berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari, dengan gejala panas, kering, gatal pada hidung serta bersin – bersin b. Stadium hiperemi / katharal Ditandai dengan hidung tersumbat, ingus encer, demam dan nyeri kepala. c. Stadium infeksi sekunder Dalam stadium ini, sumbatan hidung semakin memberat, secret menjadi kuning dan lebih kental. d. Stadium resolusi/convalescence Akan terjadi kesembuhan setelah 5 – 10 hari. Rhinitis vasomotor

description

lapsus rhinitis, membahas tentang rhinits

Transcript of Rhinitis laporan kasus mengenai rinitis

Page 1: Rhinitis laporan kasus mengenai rinitis

RHINITIS

1. DEFINISI & KLASIFIKASI

Rhinitis akut

Merupakan radang akut pada mukosa cavum nasi oleh karena infeksi sekunder oleh bakteri.

Rhinitis akut ini merupakan manifestasis dari rhinitis simpleks, influenza, penyakit eksantema,

infeksi spesifik/iritasi local dan trauma. Stadium rhinitis akut adalah sebagai berikut :

a. Stadium prodormal / iskemik

Berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari, dengan gejala panas, kering, gatal

pada hidung serta bersin – bersin

b. Stadium hiperemi / katharal

Ditandai dengan hidung tersumbat, ingus encer, demam dan nyeri kepala.

c. Stadium infeksi sekunder

Dalam stadium ini, sumbatan hidung semakin memberat, secret menjadi kuning dan lebih

kental.

d. Stadium resolusi/convalescence

Akan terjadi kesembuhan setelah 5 – 10 hari.

Rhinitis vasomotor

Keadaan dimana amukosa hidung hipereaktif, akibat dari gangguan keseimbangan fungsi

vasomotor dengan peningkatan aktivitas saraf parasimpatis.

Rhinitis alergi

Merupakan reaksi hipersensitivitas terhadap suatu allergen. Rhinitis alergika ini dibagi menjadi

2 jenis yaitu :

a. Intermitten serangan kurang dari 4 hari dalam seminggu, terjadi selama kurang dari 4

minggu

b. Persisten serangan lebih dari 4 hari dalam seminggu dan berlangsung selama lebih dari 4

minggu.

Page 2: Rhinitis laporan kasus mengenai rinitis

Rhinitis medikamentosa

Merupakan respon normal vasomotor akibat pemakaian obat – obatan tetes hidung

(vasokonstriktor/dekongestan), dalam jangka waktu yang lama.

2. EPIDEMIOLOGI dan FAKTOR PREDISPOSISI

Rhinitis lebih sering diderita oleh anak – anak dibandingkan dewasa. Pada anak – anak angka

kejadian pertahunnya bias mencapai 6 – 8 x serangan pertahun. Sedangkan pada dewasa, hanya

sekitar 2 – 4 x serangan pertahunnya. Rhinitis ini lebih sering terjadi pada anak laki laki

dibandingkan perempuan.

Factor predisposisi pada rhinitis antara lain :

- Status imun

- Geografis (iklim, cuaca, suhu, serta kelembapan udara)

- Higienitas

3. ETIOLOGI

R. AKUT R. VASOMOTOR R. ALERGI R. MEDIKAMENTOSA

Paling sering

disebabkan virus,

terutama

“Rhinovirus”

Obat – obatan

yang menekan

saraf simpatis

Factor fisik : asap

rokok, udara

dingin,

kelembapan udara,

bau bauan yang

merangsang

Factor endokrin :

kehamilan,

pubertas, pil KB

oral, menstruasi,

hipertiroidisme

Berupa allergen,

yaitu :

Inhalan debu

jamur, bulu

hewan

Ingestan

buah, susu, ikan

laut, kacang

Drug abuse (obat topical

hidung dalam

penggunaan lama +

berlebihan

Page 3: Rhinitis laporan kasus mengenai rinitis

Factor psikis :

cemas, tegang

4. PATOFISIOLOGI

Rhinitis vasomotor

Perangsangan saraf parasimpatis melepaskan asetilkolin dilatasi pembuluh darah dalam

konka, peningkatan permeabilitas vaskuler dan sekresi kelenjar rhinitis

Rhinitis alergi

Paparan berulang allergen release mediator kimia (histamine), dilatasi pembuluh darah,

peningkatan permeabilitas kapiler, aktivasi sel – sel kelenjar rhinitis

Rhinitis medikamentosa

Pemakaian obat terus menerus dilatasi berulang obstruksi peningkatan mukosa jaringan

sumbatan menetap rhinitis

5. DIAGNOSIS DAN GEJALA KLINIS

Rhinitis akut

ANAMNESIS

Pada anamnesis dijumpai keluhan sesuai dengan stadium yang dialami pasien, pasien bias

datang dengan stadium apapun, dan berbagai macam gejala seperti demam, bersin –

bersin, mialgia dll.

PEMERIKSAAN FISIK

Dalam pemeriksaan fisik, dapat dilakukan evaluasi terhadap warna sputum pasien.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Jarang dilakukam tetapi, pada rhinitis akut dapat dilakukan kultur secret ataupun swab

mukosa.

Page 4: Rhinitis laporan kasus mengenai rinitis

Rhinitis vasomotor

ANAMNESIS

Pasien biasanya datang dengan keluhan hidung tersumbat, kadang bersin, sering

mengalami kekambuhan apabila udara dingin, namun tidak memiliki riwayat alergi.

PEMERIKSAAN FISIK dan PENUNJANG

a. Rinoskopi anterior (pada saat serangan) menunjukkan edema cavum nasi, konka

terlihat merah dan gelap atu terkadang pucat.

b. Tes adrenalin untuk membedakan dengan jenis medikamentosa

c. Tes kulit untuk membedakan dengan jenis alergi

d. Swab secret didapatkan eosinifil

e. Transiluminasi

Rhinitis alergi

ANAMNESIS

Pasien dapat datang dengan salah satu gejala seperti berikut, rasa gatal di hidung, mata,

palatum molle, bersin – bersin (paroksismal dominan >5x serangan dengan secret

encer dan hidung buntu), gangguan pembau, mata berair, sakit kepala, gejala demam,

dengan disertai riwayat keluarga (+).

PEMERIKSAAN FISIK dan PENUNJANG

a. Rinoskopi anterior didapatkan konka edema dan pucat, secret seromucin

b. Test kulit, ditemukan eosinofil secret hidung (positif bila > 25%), eosinofil darah

(positif bila >400/mm3), IgE total serum (positif bila > 200IU)

c. X foto water jika dicurigai sinusitis

Rhinitis medikamentosa

ANAMNESIS

Didapatkan gejala berupa hidung tersumbat terus menerus, dan berair

PEMERIKSAAN FISIK dan PENUNJANG

Page 5: Rhinitis laporan kasus mengenai rinitis

a. Rinoskopi anterior didapatkan konka edema (hipertrofi), banyak secret yang

dihasilkan

b. Tes adrenalin didapatkan hasil negative (edema konka tidak berkurang)

6. TERAPI

Rhinitis akut

a. Local diberikan uap hangat atau tetes hidung (dekongestan)

b. Umum istirahat, Terapi simptomatik (antipiretik, antihistamin, mukolitik), antibiotic

Atau dapat dengan mengobatai sesuai stadium yang dialami pasien. Stadium prodormal dan

hiperemis dapat diatasi dengan istirahat, tetapi jika gejala berat dapat diberikan obat

simtomatik. Apabila pasien dalam stadium infeksi sekunder perlu diberikan antibiotic.

c. Tambahan imunisasi

Rhinitis vasomotor

a. Hindari factor predisposisi

b. Peningkatan kondisi tubuh dengan olahraga, gizi baik, istirahat.

c. Simtomatik, seperti dengan memberikan antihistamin dan dekongestan oral, sebelum tidur

malam/serangan atau dengan tetes hidung kaustik konka inferior, konkotomi, dan konka

inferior.

Rhinitis alergi

a. Hindari penyebab

b. Meningkatkan kondisi tubuh

c. Simtomatis dengan antihistamin, dekongestan atau steroid.

d. Imunoterapi

e. Terapi komplikasi

Page 6: Rhinitis laporan kasus mengenai rinitis

Rhinitis medikamentosa

a. hentikan pemakaian obat pemicu

b. kortikosteroid

c. dekongestan oral

d. operatif jika tidak ada perbaikan selama 3 minggu

7. KOMPLIKASI

Rhinitis akut sinusitis paranaslis, occlusion tubae (otitis media), faringitis, bronchitis,

pneumonia

Rhinitis alergika sinusitis paranasales, polip hidung, otitis media