Rhinitis laporan kasus mengenai rinitis
-
Upload
sintia-destiana -
Category
Documents
-
view
180 -
download
5
description
Transcript of Rhinitis laporan kasus mengenai rinitis
RHINITIS
1. DEFINISI & KLASIFIKASI
Rhinitis akut
Merupakan radang akut pada mukosa cavum nasi oleh karena infeksi sekunder oleh bakteri.
Rhinitis akut ini merupakan manifestasis dari rhinitis simpleks, influenza, penyakit eksantema,
infeksi spesifik/iritasi local dan trauma. Stadium rhinitis akut adalah sebagai berikut :
a. Stadium prodormal / iskemik
Berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari, dengan gejala panas, kering, gatal
pada hidung serta bersin – bersin
b. Stadium hiperemi / katharal
Ditandai dengan hidung tersumbat, ingus encer, demam dan nyeri kepala.
c. Stadium infeksi sekunder
Dalam stadium ini, sumbatan hidung semakin memberat, secret menjadi kuning dan lebih
kental.
d. Stadium resolusi/convalescence
Akan terjadi kesembuhan setelah 5 – 10 hari.
Rhinitis vasomotor
Keadaan dimana amukosa hidung hipereaktif, akibat dari gangguan keseimbangan fungsi
vasomotor dengan peningkatan aktivitas saraf parasimpatis.
Rhinitis alergi
Merupakan reaksi hipersensitivitas terhadap suatu allergen. Rhinitis alergika ini dibagi menjadi
2 jenis yaitu :
a. Intermitten serangan kurang dari 4 hari dalam seminggu, terjadi selama kurang dari 4
minggu
b. Persisten serangan lebih dari 4 hari dalam seminggu dan berlangsung selama lebih dari 4
minggu.
Rhinitis medikamentosa
Merupakan respon normal vasomotor akibat pemakaian obat – obatan tetes hidung
(vasokonstriktor/dekongestan), dalam jangka waktu yang lama.
2. EPIDEMIOLOGI dan FAKTOR PREDISPOSISI
Rhinitis lebih sering diderita oleh anak – anak dibandingkan dewasa. Pada anak – anak angka
kejadian pertahunnya bias mencapai 6 – 8 x serangan pertahun. Sedangkan pada dewasa, hanya
sekitar 2 – 4 x serangan pertahunnya. Rhinitis ini lebih sering terjadi pada anak laki laki
dibandingkan perempuan.
Factor predisposisi pada rhinitis antara lain :
- Status imun
- Geografis (iklim, cuaca, suhu, serta kelembapan udara)
- Higienitas
3. ETIOLOGI
R. AKUT R. VASOMOTOR R. ALERGI R. MEDIKAMENTOSA
Paling sering
disebabkan virus,
terutama
“Rhinovirus”
Obat – obatan
yang menekan
saraf simpatis
Factor fisik : asap
rokok, udara
dingin,
kelembapan udara,
bau bauan yang
merangsang
Factor endokrin :
kehamilan,
pubertas, pil KB
oral, menstruasi,
hipertiroidisme
Berupa allergen,
yaitu :
Inhalan debu
jamur, bulu
hewan
Ingestan
buah, susu, ikan
laut, kacang
Drug abuse (obat topical
hidung dalam
penggunaan lama +
berlebihan
Factor psikis :
cemas, tegang
4. PATOFISIOLOGI
Rhinitis vasomotor
Perangsangan saraf parasimpatis melepaskan asetilkolin dilatasi pembuluh darah dalam
konka, peningkatan permeabilitas vaskuler dan sekresi kelenjar rhinitis
Rhinitis alergi
Paparan berulang allergen release mediator kimia (histamine), dilatasi pembuluh darah,
peningkatan permeabilitas kapiler, aktivasi sel – sel kelenjar rhinitis
Rhinitis medikamentosa
Pemakaian obat terus menerus dilatasi berulang obstruksi peningkatan mukosa jaringan
sumbatan menetap rhinitis
5. DIAGNOSIS DAN GEJALA KLINIS
Rhinitis akut
ANAMNESIS
Pada anamnesis dijumpai keluhan sesuai dengan stadium yang dialami pasien, pasien bias
datang dengan stadium apapun, dan berbagai macam gejala seperti demam, bersin –
bersin, mialgia dll.
PEMERIKSAAN FISIK
Dalam pemeriksaan fisik, dapat dilakukan evaluasi terhadap warna sputum pasien.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jarang dilakukam tetapi, pada rhinitis akut dapat dilakukan kultur secret ataupun swab
mukosa.
Rhinitis vasomotor
ANAMNESIS
Pasien biasanya datang dengan keluhan hidung tersumbat, kadang bersin, sering
mengalami kekambuhan apabila udara dingin, namun tidak memiliki riwayat alergi.
PEMERIKSAAN FISIK dan PENUNJANG
a. Rinoskopi anterior (pada saat serangan) menunjukkan edema cavum nasi, konka
terlihat merah dan gelap atu terkadang pucat.
b. Tes adrenalin untuk membedakan dengan jenis medikamentosa
c. Tes kulit untuk membedakan dengan jenis alergi
d. Swab secret didapatkan eosinifil
e. Transiluminasi
Rhinitis alergi
ANAMNESIS
Pasien dapat datang dengan salah satu gejala seperti berikut, rasa gatal di hidung, mata,
palatum molle, bersin – bersin (paroksismal dominan >5x serangan dengan secret
encer dan hidung buntu), gangguan pembau, mata berair, sakit kepala, gejala demam,
dengan disertai riwayat keluarga (+).
PEMERIKSAAN FISIK dan PENUNJANG
a. Rinoskopi anterior didapatkan konka edema dan pucat, secret seromucin
b. Test kulit, ditemukan eosinofil secret hidung (positif bila > 25%), eosinofil darah
(positif bila >400/mm3), IgE total serum (positif bila > 200IU)
c. X foto water jika dicurigai sinusitis
Rhinitis medikamentosa
ANAMNESIS
Didapatkan gejala berupa hidung tersumbat terus menerus, dan berair
PEMERIKSAAN FISIK dan PENUNJANG
a. Rinoskopi anterior didapatkan konka edema (hipertrofi), banyak secret yang
dihasilkan
b. Tes adrenalin didapatkan hasil negative (edema konka tidak berkurang)
6. TERAPI
Rhinitis akut
a. Local diberikan uap hangat atau tetes hidung (dekongestan)
b. Umum istirahat, Terapi simptomatik (antipiretik, antihistamin, mukolitik), antibiotic
Atau dapat dengan mengobatai sesuai stadium yang dialami pasien. Stadium prodormal dan
hiperemis dapat diatasi dengan istirahat, tetapi jika gejala berat dapat diberikan obat
simtomatik. Apabila pasien dalam stadium infeksi sekunder perlu diberikan antibiotic.
c. Tambahan imunisasi
Rhinitis vasomotor
a. Hindari factor predisposisi
b. Peningkatan kondisi tubuh dengan olahraga, gizi baik, istirahat.
c. Simtomatik, seperti dengan memberikan antihistamin dan dekongestan oral, sebelum tidur
malam/serangan atau dengan tetes hidung kaustik konka inferior, konkotomi, dan konka
inferior.
Rhinitis alergi
a. Hindari penyebab
b. Meningkatkan kondisi tubuh
c. Simtomatis dengan antihistamin, dekongestan atau steroid.
d. Imunoterapi
e. Terapi komplikasi
Rhinitis medikamentosa
a. hentikan pemakaian obat pemicu
b. kortikosteroid
c. dekongestan oral
d. operatif jika tidak ada perbaikan selama 3 minggu
7. KOMPLIKASI
Rhinitis akut sinusitis paranaslis, occlusion tubae (otitis media), faringitis, bronchitis,
pneumonia
Rhinitis alergika sinusitis paranasales, polip hidung, otitis media