Revisi Bab 3
-
Upload
imasari-aryani -
Category
Documents
-
view
6 -
download
2
description
Transcript of Revisi Bab 3
I. Metode Penelitian
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan studi cross sectional,
yaitu studi observasional (non-eksperimental) dengan melakukan
pengamatan sesaat atau dalam satu periode tertentu dan setiap subyek
studi hanya dilakukan satu kali pengukuran (Sastroasmoro dan
Ismael, 2011).
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan sampel dari beberapa tempat
berikut ini:
a. Terminal Tirtonadi
b. Stasiun Solo Balapan
c. Stasiun Purwosari
Proses analisis sampel dilakukan di laboratorium di kota
Surakarta pada waktu yang telah ditentukan.
C. Subjek Penelitian
1. Populasi
Tukang becak di Kotamadya Surakarta, di daerah:
d. Terminal Tirtonadi
e. Stasiun Solo Balapan
f. Stasiun Purwosari
2. Sampel
Tukang becak di wilayah Surakarta yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi.
3. Kriteria Sampel
Subyek penelitian ini adalah sampel berdasarkan kriteria sebagai
berikut:
a. Kriteria inklusi:
- Tukang becak laki-laki di Terminal Tirtonadi, Stasiun Solo
Balapan, Stasiun Purwosari.
1
- Bersedia menandatangani surat persetujuan (informed
consent)
- Bekerja sebagai tukang becak selama minimal 10 tahun
- Berusia di antara 30-50 tahun
b. Kriteria eksklusi:
- Tukang becak yang mengonsumsi obat-obatan hormonal
- Tukang becak dengan penyakit kronis saat dilakukan
penelitian: diabetes mellitus, kelainan kelenjar tiroid, kanker,
penyakit ginjal
4. Besar Sampel
Besar sampel dihitung dengan rumus besar sampel untuk
uji korelasi (Dahlan, 2010). Diperkirakan korelasi antara kadar
timbal (Pb) dengan kadar Hemoglobin (Hb) adalah berderajat
sedang dengan koefisien korelasi (r) = 0.5, dengan nilai Zα = 1.96
(α = 0.05) dan Zβ = 0.842 (β = 0.1 untuk power penelitian = 80%).
Besar sampel (n) adalah
n=( Z α+Z β
0.5 ln [ 1+r1−r
])2
+3 = ( 1.96+0.842
0.5 ln [ 1+0.51−0.5
])2
+3 = 28 orang
D. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
dengan menggunakan teknik simple random sampling.
2
E. Rancangan Penelitian
F. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : Kadar timah (Pb)
2. Variabel terikat : Kadar hemoglobin (Hb)
3. Variabel luar (pengganggu)
a. Variabel pengganggu terkendali : usia, jenis kelamin, masa
kerja.
b. Variabel pengganggu tidak terkendali : status gizi, merokok.
G. Definisi Operasional Variabel Penelitian
3
Teknik Sampling
Sampel
Kadar Pb
Populasi
Kadar Hb
Uji Korelasi Pearson
Biodata dan informed consent
1. Variabel Bebas: Kadar Pb
a. Definisi : Kontaminasi Pb dalam darah tukang becak
yang berasal dari emisi gas buang kendaraan bermotor yang
berasal dari zat aditif premium.
b. Cara pengukuran: Kadar Pb dalam darah tukang becak yang
didapatkan dari pengambilan sampel darah sebanyak 5 ml.
Pb dalam darah dikatakan normal jika <40 µg Pb/100ml
darah, dan dikatakan keracunan apabila jumlah Pb 80
sampai >120 µg Pb/100ml darah.
Dalam pengujian sampel darah menggunakan dasar Hukum
Lambert Beer dengan rumus A = ε b c menggunakan grafik
digunakan untuk menganalisa hubungan linier antara
absorbsi dan konsentrasi logam Pb. Untuk analisa
kuantitatif yaitu menentukan kandungan Pb dalam sampel
darah menggunakan metode destruksi basah.
Alat ukur : Atomic Absorbtion Spectofotometri (AAS)
c. Skala: Numerik (Ratio)
2. Variabel terikat: Kadar Hb
a. Definisi: Kadar Hb dalam darah tukang becak yang
diketahui dari pengambilan sampel darah. Kadar Hb normal
adalah 13-18 g/dL untuk laki-laki dewasa.
b. Cara pengukuran: Hasil pengukuran jumlah Hb dalam
darah tukang becak yang diuji dengan metode
Cyanmethemoglobin.
Alat ukur : Laboratorium
Skala : Numerik (Ratio)
H. Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
4
1. Informed Consent
Digunakan sebagai lembar persetujuan bahwa tukang becak sanggup untuk
menjadi responden penelitian.
2. Lembar identitas tukang becak
Berisi biodata responden
3. Spuit dan tabung sampel darah
Peralatan pengambilan darah berupa spuit dan disimpan dalam tabung
sample. Digunakan untuk pengambilan 5 mL sampel darah.
4. Cool box
Digunakan sebagai tempat penyimpanan darah sementara sebelum darah
diteliti di laboratorium.
5. Tabung Ethylene Diamine Tetra Acetat (EDTA)
Digunakan untuk penyimpanan darah supaya sampel tidak rusak pada saat
dilakukan pengujian laboratorium.
6. Sticker label
Untuk pemberian nama di setiap tabung sampel darah supaya tidak rancu
dan tidak tertukar.
7. Atomic Absorbtion Spectofotometri (AAS)
Alat yang digunakan untuk membaca kandungan Pb yang terdapat dalam
darah
I. Cara Kerja
1. Tukang becak mendapat penjelasan terkait penelitian ini lalu
mengisi informed consent dan biodata.
2. Pengambilan 5 mL sampel darah tukang becak oleh perawat dan
pemberian label nama tukang becak. 5 mL darah yang diambil,
1 mL darah digunakan untuk pemeriksaan Hb dan 5 mL darah
digunakan untuk pemeriksaan kadar Pb dimasukkan dalam
tabung EDTA.
4. Sampel darah sebesar 5 mL dilakukan tes pengukuran kadar Hb
dengan cara destruksi dan penyaringan.
5
5. Untuk mengetahui kandungan Pb, hasil saringan sebanyak 5 mL
tersebut dibawa ke tempat AAS dan kemudian dibaca hasilnya.
AAS dioperasikan oleh operator (Mardani et al, 2005).
J. Teknik Analisis Data
Hubungan kadar Pb (variabel bebas) dengan kadar Hb
(variabel terikat) dianalisis hubungannya dengan uji korelasi Pearson
(uji parametrik), bila memenuhi syarat distribusi data normal.
Pengukuran distribusi data dilakukan dengan uji Shapiro-Wilk
(jumlah sampel kurang dari atau sama dengan 50). Bila tidak
memenuhi syarat, maka digunakan uji Spearman (uji non-
parametrik) sebagai alternatifnya. Data diolah menggunakan SPSS
for Windows versi 20 (Dahlan, 2011).
Untuk memudahkan melakukan interpretasi mengenai kekuatan
hubungan antara dua variabel penulis memberikan kriteria sebagai
berikut (Dahlan, 2011):
a. 0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel
b. >0 hingga <0,2: Korelasi sangat lemah
c. 0,2 hingga <0,4: Korelasi lemah
d. 0,4 hingga <0,6: Korelasi sedang
e. 0,6 hingga <0,8: Korelasi kuat
f. 0,8 – 0,99: Korelasi sangat kuat
g. 1: Korelasi sempurna
Interpretasinya berdasarkan nilai p adalah sebagai berikut (Dahlan,
2011).:
a. Jika p value < 0,05 maka hasil uji dinyatakan memiliki
korelasi signifikan.
b. Jika p value ≥ 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak memiliki
korelasi signifikan.
Interpretasinya berdasarkan nilai arah korelasi adalah
6
sebagai berikut (Dahlan, 2011).:
c. Jika positif, semakin besar nilai suatu variabel maka makin
besar pula nilai variabel lainnya (searah).
d. Jika negatif, semakin besar nilai suatu variabel maka makin
kecil nilai variabel lainnya (berlawanan arah).
TAMBAHAN:
Dahlan Sopiyudin, M. (2011). Statistik untuk Kedokteran dan
Kesehatan: Deskriptif,
Bivariat, dan Multivariat. Edisi 5. Jakarta : Salemba Medika. Dahlan
Sopiyudin, M. (2010). Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel
dalam
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba
Medika.
Mardani TR, Setiyono P, Listyawati S. 2005. Kadar timbal (Pb)
dalam darah dan hubungannya dengan kadar hb darah akibat emisi
kendaraan bermotor pada petugas DLLAJ di kota surabaya.
BioSMART. 7(1): 60–5.
7