Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

54
2.6 Operation and Maintenance Radio Base Station 6201 2.6.1 Radio Base Station 6201 Radio Base Station (RBS) 6000 merupakan RBS tipe terbaru yang dibuat oleh Ericsson. RBS 6000 merupakan penyempurnaan dari RBS 2000 yang juga dirancang untuk teknologi 2G. Sama halnya dengan Radio Base Station sebelumnya, RBS ini terdiri atas RBS indoor dan outdoor. Salah satu RBS yang termasuk keluarga RBS 6000 adalah RBS 6201. RBS 6201 merupakan RBS bertipe indoor yang dirancang untuk teknologi 2G, namun RBS ini pun bisa mendukung sistem GSM, WCDMA dan LTE. RBS 6201 adalah RBS multistandard radio unit berkapasitas tinggi yang terintegrasi ke dalam satu cabinet dan dapat digunakan sebagai transmission cabinet. 2.6.2 Tipe Radio Base Station 6000 Radio Base Station (RBS) 6000 terdiri dari berbagai tipe yaitu : 1) RBS 6102 ( outdoor ) 35

Transcript of Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

Page 1: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

2.6 Operation and Maintenance Radio Base Station 6201

2.6.1 Radio Base Station 6201

Radio Base Station (RBS) 6000 merupakan RBS tipe terbaru yang dibuat

oleh Ericsson. RBS 6000 merupakan penyempurnaan dari RBS 2000 yang juga

dirancang untuk teknologi 2G. Sama halnya dengan Radio Base Station

sebelumnya, RBS ini terdiri atas RBS indoor dan outdoor.

Salah satu RBS yang termasuk keluarga RBS 6000 adalah RBS 6201.

RBS 6201 merupakan RBS bertipe indoor yang dirancang untuk teknologi 2G,

namun RBS ini pun bisa mendukung sistem GSM, WCDMA dan LTE. RBS 6201

adalah RBS multistandard radio unit berkapasitas tinggi yang terintegrasi ke

dalam satu cabinet dan dapat digunakan sebagai transmission cabinet.

2.6.2 Tipe Radio Base Station 6000

Radio Base Station (RBS) 6000 terdiri dari berbagai tipe yaitu :

1) RBS 6102 ( outdoor )

2) RBS 6101 ( outdoor )

3) RBS 6201 ( indoor )

4) RBS 6601 ( indoor )

5) RBS 6301 ( indoor atau outdoor )

6) RRU ( Remote Radio Head )

35

Page 2: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

Gambar II.21 Portfolio RBS 6000

Gambar diatas merupakan tipe-tipe RBS 6000 baik RBS indoor maupun

RBS outdoor. Terlihat bahwa RBS bertipe outdoor memiliki dimensi yang lebih

besar dibandingkan RBS bertipe indoor.

2.6.3 Keunggulan RBS 6000

Radio Base Station (RBS) 6000 memiliki banyak keunggulan

dibandingkan dengan RBS sebelumnya, diantaranya :

1) Multistandard RBS

RBS 6000 mendukung semua frekuensi yang dibutuhkan oleh teknologi

GSM, WCDMA, dan LTE didalam satu kombinasi cabinet. Walaupun pada

dasarnya teknologi ini digunakan untuk 2G, teknologi WCDMA dan LTE pun

dapat digunakan. RBS 6000 ini merupakan produk RBS komersial pertama

yang mendukung LTE dengan menggunakan multistandard radio unit.

Salah satu kemudahan bagi operator dengan adanya RBS ini adalah

perluasan jangkauan dan kapasitas hanya dengan menggunakan activation

key.

36

RBS 6102 RBS 6101 RBS 6201 RBS 6601 RBS 6301 RRU

Page 3: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

2) Optimalisasi ruangan pada site

RBS 6000 ini dilengkapi dengan multistandard radio unit dan integritas

yang tinggi sehingga memungkinkan peningkatan kapasitas sesuai dengan

kebutuhan pelanggan. Multistandard radio unit merupakan kemampuan RBS

dalam mendukung lebih dari satu teknologi dalam band frekuensi yang sama

dan dapat dikonfigurasi dengan menggunakan management system.

RBS 6000 dapat meningkatkan kapasitas radio perkabinet dengan

didukung oleh konfigurasi multistandard berkapasitas tinggi yaitu teknologi

GSM 3x4 dual band, WCDMA 3x2, dan LTE 3x20 MHz. Semua teknologi ini

mendapat suplai daya dan management system yang sama. Dengan cabinet

yang kecil pada site berarti perangkat ini hanya membutuhkan instalasi yang

lebih mudah dan maintenance yang lebih sedikit. Hal ini sesuai karena semua

operator membutuhkan solusi yang inovatif dalam pengurangan Total Cost of

Ownership ( TCO ) dan hambatan dalam perluasan jaringan

3) Penyederhanaan pada network management

Semua parameter operasi pada traffic management, transport

management, site management, termasuk antenna system dan site power

control dapat dikontrol secara terfokus oleh Network Control Center dari RBS

6000 ini. Hal ini karena Network Control Center menyediakan suatu interface

tunggal pada semua teknologi yang digunakan.

4) Meminimalisasi jumlah site namun menghasilkan jangkauan maksimal,

Salah satu faktor yang sangat penting dalam mengurangi dampak lingkungan

37

Page 4: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

dan peningkatan kelangsungan hidup, adalah dengan adanya pengurangan

site sebisa mungkin. Site yang lebih kecil dan sedikit tidak hanya

membutuhkan Biaya Operasi / Capital Expenditure (CAPEX) yang kecil

tetapi juga mengurangi Biaya Modal / Operating Expenditure (OPEX).

RBS 6000 juga berkontribusi dalam pembangunan jaringan dengan

performansi radio yang superior sehingga setiap site bisa menyediakan

jangkauan yang lebih luas.

5) Sustainabilitas tinggi dengan daya yang rendah

Dalam perancangan RBS 6000, efisiensi daya sangat diperhatikan agar

adanya penghematan daya. Salah satu keunggulan RBS ini adalah modul

power dapat nonaktifkan ketika tidak digunakan.

6) Emisi panas yang rendah

Unit-unit yang terdapat di dalam RBS 6000 didesain untuk penggunaan

daya yang minimum dan emisi panas yang rendah. Sehingga kemampuan

kerja setiap unit pada RBS ini menjadi tidak terganggu.

2.6.4 RBS 6201 Overview

1) RBS ini mendukung teknologi GSM, WCDMA, dan LTE.

2) RBS ini dapat dikonfigurasi dengan 12 Radio Unit ( RU ) dan 4 Digital

Unit (DU).

3) Memiliki tiga power supply alternative yaitu :

38

Page 5: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

a) -48 V DC (two-wire)

b) +24 V DC (three-wire)

c) ~120–250 V AC

4) Dilengkapi dengan external alarms.

Bentuk RBS 6201 ini adalah :

Gambar II.22 RBS 6201

2.6.5 Dimensi RBS 6201

Dimensi yang dimiliki oleh RBS 6201 dapat dilihat pada table dibawah,

yaitu :

39

Page 6: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

Tabel II.1 Dimensi RBS 6201

Dimensi Height ( mm ) Width ( mm ) Depth ( mm )

Dengan Base

Frame1485 600 483

Tanpa Base

Frame1485 600 483

Berat RBS ini adalah :

1) RBS lengkap tanpa Tx : < 215 Kg

2) Base Frame : 12 Kg

Gambar II.23 Dimensi RBS 6201

40

Page 7: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

2.6.6 Arsitektur RBS 6201

RBS 6201 terdiri dari 4 perangkat besar yaitu :

1. Radio Shelves terdiri dari kombinasi Radio Unit (RU) dan Digital Unit (DU).

2. Power Shelf dimana dimensi Power Supply Unit (PSU) harus sesuai dengan

site yang digunakan.

3. Transport Shelf yang berisi transport network equipment hingga 3 U high

Enclosure yang didalamnya terdapat

climate system.

Gambar II.24 Hardware

Architecture of RBS 6201

2.6.6.1 Radio Shelves

Radio Shelves pada RBS 6201

terdiri atas Digital Unit (DU) dan

Radio Unit (RU).

41

Page 8: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

Gambar II.25 Radio Shelf

2.6.6.2 Radio Unit (RU)

Radio Unit (RU) merupakan perangkat RBS 6201 yang terdiri atas filter

dan multi-carrier power amplifier. Radio Unit memiliki bandwidth sebesar 20

MHz dengan power output hingga 60 Watt dan perangkat activation keys sebesar

20 Watt. Antenna system diinterface dengan satu port Tx/Rx dan satu port Rx.

Radio Unit berisi co-sitting port seperti antenna sharing pada

GSM/WCDMA, dan cross-connection yang dapat meminimalisasi jumlah feeder

jika RU yang digunakan per sektor lebih dari satu.

RBS 6201 merupakan RBS GSM sehingga Radio Unit yang digunakan

adalah Radio Units (RUS). RUS ini merupakan kombinasi dari Radio Unit (RU)

dan Combining and Distribution Unit (CDU) yang dipasang dalam satu unit.

Setiap unit mampu mengendalikan 4 sel carrier pada downlink dan uplink. Radio

ini berdimensi 280 x 62 x 350 mm. Multiple RU dapat dikombinasikan untuk

menghasilkan konfigurasi single atau dual band dengan 1.6 sektor dan 1.4 carrier.

42

Digital Unit (DU)Radio Unit (RU)

Page 9: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

Dengan dua unit per sector, radio ini dipersiapkan untuk MIMO, transmitter

diversity, dan 4 way RX diversity. Radio Unit juga dilengkapi 3GPP/AISG-

compatible Tower Mount Amplifier (TMA)/Antenna System Controller (ASC)/RET

Interface Unit (RIU). Bentuk Radio Unit ini dapat dilihat pada gambar dibawah

ini :

Gambar II.26 Radio Units (RUS)

Port-port yang terdapat pada RUS adalah :

1) RF A : Transmitting/Receiving RF, 7/16 Connector

2) RF B : Receiving RF, 7/16 Connector

3) RX A I/O : RXA crossconnect output

4) RXA Out : RXA co-site output

5) RXB I/O : RXB crossconnect input43

Page 10: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

6) Data 1 : Koneksi dari DUG ke RUS, FCI 20 pin

7) Data 2 : Koneksi dari RUS ke DUG atau RUS, FCI 20 pin

8) Power : - 48 V, Power untuk RUS

Penggunaan radio unit pada setiap teknologi berbeda-beda. Tabel berikut

ini memperlihatkan perbedaan tipe Radio Unit tiap teknologi, yaitu :

Tabel II.2 Tipe Radio Unit

RUs

Features

RUG (GSM)

RUW (WDCMA)

RUL (LTE)

RUS

TRX/Carrier supported

2 TRX 4 Carriers 4 Carriers 4 TRX /

4 Carriers

Operating Voltage

-48 V DC -48 V DC -48 V DC -48 V DC

Maximum Power consumption

340 W 400 W 400 W 400 W

Maximum nominal O/P power

70 W 60 W 20 W (w/o lcn)

60 W (lcn)

Version

Specific

2.6.6.3 Digital Unit (DU)

44

Page 11: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

Digital Unit (DU) merupakan perangkat RBS 6201 pada bagian radio

shelves selain Radio Unit ( RU ). Digital Unit ( DU ) yang digunakan harus sesuai

dengan teknologinya.

Baseband resource terdapat pada DUG dan banyaknya Channel Element

(CE) serta kapasitas data berkecepatan tinggi dapat dioptimalisasi untuk

penyesuaian operator requirement bagi para user.

Baseband capacity ditempatkan secara terpisah pada setiap sector dan

frekuensi dapat diletakkan dua DUG pada node yang sama dan terintegrasi penuh

dengan system Operational and Maintenance ( O&M ) yang sama pada RBS

2000. Softwarenya dapat di download melalui interface Operational Support

System for Radio and Core (OSS-RC).

DUG dilengkapi dengan :

1) ATM Connectivity

2) 1 Gigabit Ethernet atau (100/1000 Base T-Ethernet)

3) Channelised STM-1 transport network interface

4) Empat IMA pada port E1/T1/J1

Bentuk Digital Units ( DUG ) dapat dilihat pada gambar dibawah ini

45

Page 12: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

Gambar II.27 Digital Units ( DUG )

Port-port yang terdapat pada Digital Unit adalah :

1) PWR : -48V, Connector ET20 A, for power DUG

2) GPS : Connector RJ-45, for external GPS

3) EC : Connector RJ-45, Internal interface

4) AUX : Connector RJ-45, Internal Interface

5) LMT A : Connector RJ-45, Console

6) LMT B : Connector RJ-45, Site LAN

7) TN A : Connector RJ-45, Transmission Ethernet

8) ET A : RJ-45, Transmission 2xE1/T1/J1

9) ET B : RJ-45, Transmission 2xE1/T1/J1

10) IDL : Connector HSIO, Inter DU Link

11) TN B : SFP Connector, Transmision Ethernet/ATM

12) RI A-RI F : Radio interface x6

46

Page 13: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

Sama halnya dengan Radio Unit, Digital Unit pun memiliki perbedaan tipe

sesuai dengan teknologi yang digunakan. Perbedaan tipe Digital Unit untuk tiap-

tiap teknologi adalah :

1) DUG (pada GSM) :

– Dua Varian yaitu DUG 10 (supports RUG) and DUG 20 (supports

RUS & RRUS)

– lebarnya 31mm.

2) DUW (for WCDMA) :

– Tiga Varian (DUW10, DUW20 & DUW30) tergantung besarnya

capacity demand

– Lebarnya 62mm.

3) DUL (for LTE) :

– Terdiri dari baseband, control, dan switching, S1 dan Mub interfaces

pada LTE RBSs.

– Hanya terdapat satu versi

– Lebar 30mm

2.6.6.4 Power Shelf

Power Shelf merupakan perangkat yang berfungsi dalam pengaturan daya

pada RBS 6201. Power shelf ini terdiri atas beberapa komponen yaitu :

1) Power Connection Filter (PCF)

2) Power Connection Unit (PCU)

3) Power Distribution Unit (PDU)

47

Page 14: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

4) Power Filter Unit (PFU)

5) Power Supply Unit (PSU)

6) Battery Fuse Unit (BFU)

Bentuk Power Shelf dapat dilihat pada gambar dibawah ini,

Gambar II.28 Power Shelf

2.7 Perangkat Tambahan Radio Base Station 6201

2.7.1 Battery Fuse Unit (BFU)

Fungsi utama BFU adalah untuk mengontrol dan menghubungkan atau

memutuskan battery backup.

2.7.2 Transport Shelf

Transport shelf merupakan perangkat RBS 6201 yang berfungsi dalam

mentransmisikan sinyal. Transport Shelf ini berisi transport network equipment

atau yang lebih dikenal dengan perangkat transmisi.

2.7.3 Enclosure

48

Page 15: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

Enclosure merupakan perangkat yang berfungsi dalam pengaturan suhu

pada RBS 6201. Pada Enclosure ini terdapat fan yang merupakan bagian dari

climate system.

2.8 Overview Koneksi Daya pada RBS 6201

2.8.1 Koneksi Daya -48 volt DC

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, RBS 6201 dapat dikoneksikan

dengan 3 jenis tegangan, salah satunya tegangan -48 volt DC. Berikut adalah

gambar RBS 6201 dengan koneksi tegangan -48 volt DC.

2.8.2 Koneksi Daya +24 Volt DC dan AC

Selain dapat dikoneksikan dengan tegangan -48 volt DC, RBS 6201 juga

dapat dikoneksikan dengan tegangan 24 volt DC dan arus AC (Alternating

Current). Berikut merupakan gambar RBS 6201 yang terkoneksi dengan tegangan

24 volt DC dan tegangan AC.

49

Page 16: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

Gambar II.29 Connected -48 volt DC of RBS 6201

Keterangan dari label-label pada gambar diatas adalah :50

Page 17: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

1) A – Fans : 3-4 Nos.

2) B – Power Connection Filter (PCF) : 1 No.

3) C – Support Hub Unit (SHU) : 0-1 Nos.

4) D – Support Control Unit (SCU) : 1 No.

5) E – Power Distribution Unit (PDU) : 1–2 Nos.

6) F – Radio Unit (RU) : 1-12 Nos.

7) G – Digital Unit (DU) : 1–4 Nos.

8) H – Power Filter Unit (PFU) : 0–2 Nos.

9) I – Cabinet busbar : 1 No.

10) J – Optional transmission equipment.

Berdasarkan tinjauan lapangan yang dilakukan oleh penulis, RBS 6201

yang terdapat pada BTS Indosat menggunakan koneksi daya -48 volt DC. Namun,

koneksi daya -48 volt DC tidak digunakan seterusnya, terkadang digunakan juga

koneksi daya +24 volt DC dan AC.

51

Page 18: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

Gambar II.30 connected 24 volt DC and AC of RBS 6201

Keterangan dari label-label pada gambar diatas adalah :

1) A – Fans: 3-4 Nos.

2) B – Power Connection Unit (PCU): 1 No.

3) C – Support Hub Unit (SHU): 1 No.

4) D – Support Control Unit (SCU): 1 No.

5) E – Power Subrack

6) PCU DC 01 – 1 No.

7) Battery Fuse Unit (BFU) – 0-1 No

8) Power Supply Unit (PSU) – 2-4 Nos.

9) Power Filter Unit (PFU) – 0-2 Nos.

10) F – Power Distr. Unit (PDU): 1-2 Nos.

11) G – Cabinet busbar : 1 No.

12) H – Digital Unit (DU) : 1-4 Nos.

13) I – Radio Unit (RU) : 1-12 Nos.

14) J – Optional transmission equipment.

15) K – Power Connection Filter (PCF) : 0-1 Nos.

2.9 Perangkat Indoor Tambahan

2.9.1 Battery Backup System ( BBS ) 6201

52

Page 19: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

Battery Backup System ( BBS ) 6201 merupakan perangkat tambahan

pada RBS 6201 yang berfungsi sebagai cadangan suplai daya. BBS 6201 dapat

mendukung hingga 680 A ( setara -48 volt ) untuk satu cabinet dengan jangka

waktu 18 jam. BBS 6201 juga dapat mendukung tiga cabinet RBS dengan

penggunaan Battery Backup Power (BBS).

Proses pengisian baterai diatur oleh Radio Base Station yang telah

terintegrasi dengan rectifier dan control system. BBS ini juga tidak memerlukan

perangkat pendingin sehingga tidak menambah noise pada site.

Bentuk dari BBS 6201 dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar II.31 Battery Backup System (BBS) 6201

2.10 Proses Maintenance dan Troubleshoting RBS 6201

53

Page 20: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

PT. INDOSAT Tbk. merupakan salah satu operator seluler terbesar yang

menyediakan layanan jasa telekomunikasi dan informasi kepada pelanggannya.

Jaringan Base Sub System (BSS) merupakan perangkat yang digunakan dalam

sistem telekomunikasi GSM, yang menghubungkan antara Mobile Station (MS)

dan Mobile Switching Center (MSC). Jaringan BSS terdiri dari BSC, TRC, dan

BTS. Perangkat yang ada pada bagian BSS tersebut melakukan aktivitas secara

rutin setiap harinya sehingga sangat rentan terhadap masalah yang terjadi baik

secara hardware maupun software. Masalah yang muncul pada perangkat-

perangkat BSS sering disebut dengan alarm. Alarm ini memudahkan engineer

untuk menganalisa masalah dan melakukan trouble shoot untuk memperbaiki

masalah yang terjadi pada RBS.

2.10.1 Monitoring Alarm dengan SMS Gateway

Pemanfaatan teknologi Short Messaging Services (SMS) saat ini

berkembang sangat pesat seiring dengan perkembangan layanan operator seluler.

Banyak layanan interaktif berbasis SMS yang dikembangkan dalam berbagai

bidang yang memberikan kemudahan berkomunikasi kepada pelanggan

diantaranya yaitu perbankan dengan SMS banking, SMS Iklan, SMS Polling,

SMS Quiz, SMS Ticketing, SMS Alerting Alarm, SMS Informasi tertentu dan

lain sebagainya.

Saat ini sistem yang ada pada PT. INDOSAT untuk menginformasikan

alarm yang terjadi pada jaringan BSS adalah dengan cara team engineer yang

melakukan work shift dengan kurun waktu 24 jam untuk memonitoring alarm

yang terjadi kemudian menginformasikan alarm tersebut ke field engineer untuk

melakukan troubleshoot. Sistem yang dijalankan saat ini sangat manual dan

54

Page 21: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

tergantung pada skill engineer yang berbeda-beda, juga resiko kesalahan yang

dilakukan engineer. Perancangan dan pembuatan sistem aplikasi berbasis SMS

akan digunakan sebagai sarana mempermudahkan engineer BSS dalam

memonitoring alarm dan juga pengiriman informasi alarm yang valid kepada field

engineer.

Gambar tampilan SMS Gateway Ticketing Alarm dengan Aplikasi Nettis4

Gambar II.32 Tampilan SMS Gateway Ticketing Alarm

OSS (Operation and Support sub System) adalah pusat pengoperasian dan

kontrol dari setiap Network Element sehingga OSS akan memiliki koneksi ke

network element yaitu BSC, MSC, HLR dan lainnya. OSS server sebagai tools

untuk melakukan monitoring dari setiap network element, termasuk alarm

monitoring yang berguna untuk pemeliharaan jaringan dan kinerja dari sistem

sehingga selalu beroperasional dengan baik. Perangkat OSS ini terletak di bagian

Network Monitoring Center (NMC) atau Operation and Maintenance Center

(OMC). Petugas NMC atau OMC ini akan memantau setiap saat kondisi jaringan

55

Page 22: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

dan menginformasikan kepada petugas BSS apabila ada gangguan pada jaringan

BSS serta membantu proses maintenance dengan memberikan data-data yang

diperlukan oleh petugas BSS seperti terlihat pada gambar II.32

Gambar II.33 Konfigurasi Jaringan BSS Ericsson

Untuk melakukan Monitoring Alarm tersebut petugas NMC harus membuka

aplikasi Command Handling (CHA) OSS Server dan memasukkan perintah

dengan format tertentu, sehingga OSS server akan memprosesnya dan akan

meresponse dengan data yang diperlukan. Selain melalui aplikasi CHA bisa juga

melalui telnet ke OSS server dengan menggunakan aplikasi Ericsson Winfiol

setelah terhubung ke server, petugas NMC akan memasukkan perintah tertentu

dan server akan meresponse dengan memberikan data status alarm, sehingga

petugas NMC bisa menginformasikan status alarm tersebut kepada petugas BSS

yang sedang melakukan perbaikan atau sedang melakukan pengecekan kualitas

jaringan

2.10.2 Closing Ticketing Troubleshoot dengan SMS Gateway

56

Page 23: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

Setelah selesai melakukan Troubleshoot alarm pada perangkat BSS, maka

petugas BSS atau petugas NMC akan menutup Ticketing Alarm dengan SMS

Gateway dengan Aplikasi Nettis4. Tujuannya agar group atau team BSS

mengetahui bahwa alarm yang diberitakan oleh NMC sebelumnya telah berhasil

diselesaikan, berikut adalah gambar login untuk memasuki aplikasi SMS Gateway

dengan software Nettis4.

Gambar II.34 Tampilan login aplikasi Nettis4.

Setelah login maka petugas dapat memilih alarm yang akan di Closing

yang kemudian akan dikirim ke seluruh Group BSS area Tertentu.

57

Page 24: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

Gambar II.35 Tampilan Aplikasi Nettis4

Setelah petugas mengirim data Closing alarm, maka seluruh anggota BSS akan

menerima SMS dengan format sebagai berikut

Gambar II.36 Tampilan SMS Closed Alarm yang diterima User

58

Page 25: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

2.10.3 Monitoring Alarm dengan Aplikasi Winfiol

Dalam aktifitas pemantauan jaringan BSS maka diperlukan adanya

monitoring alarm jaringan yang dilakukan setiap waktu baik oleh petugas NMC

ataupun oleh petugas BSS, hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa Coverage

Area dalam keadaan aman, jika ditemukan alarm pada BTS atau BSC yang

menyebabkan Down, maka petugas BSS akan menganalisis penyebab terjadinya

drop traffic atau down pada sebuah BTS atau BSC. Oleh sebab itu rutinitas

monitoring jaringan sangat diperlukan untuk memantau jaringan agar selalu

Operasional secara normal.

Proses terjadinya koneksi antara aplikasi winfiol dengan server di OSS

Server BSC adalah dengan mengambil database pada Server OSS yang kemudian

informasi alarm pada Server OSS akan diolah ke dalam aplikasi tersebut.

Informasi alarm tersebut kemudian dimasukkan ke dalam database alarm, untuk

kemudian akan dilanjutkan dengan analisa alarm dengan cara memasukkan

Command tertentu untuk mengetahui jenis alarm yang terdapat pada BTS yang

mengalami gangguan.

Alarm yang muncul pada suatu BTS dikategorikan menjadi 2 bagian yaitu

Major dan Minor. Apabila alarm yang muncul adalah Major / Affected maka

dapat diartikan bahwa alarm tersebut dapat mempengaruhi traffic, baik itu traffic

panggilan maupun traffic data sehingga dapat mengakibatkan cell dan timeslot

akan drop call yang akan mengakibatkan tidak berfungsinya system panggilan

atau sms yang melewati cell tersebut. Namun apabila alarm yang terlihat adalah

59

Page 26: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

kategori minor maka alarm tersebut tidak mempengaruhi traffic, hanya saja perlu

restart board dengan menggunakan command tertentu agar alarm tersebut Clear.

Jika memungkinkan, alarm pada suatu BTS akan dapat dihilangkan atau

clear alarm apabila gangguan yang ada pada beberapa board masih dapat di

restart via OSS, yaitu dengan program Winfiol itu sendiri ataupun dengan

menggunakan program Remote Operation and Maintenance (ROMT) yang

merupakan program default RBS 6201 dimana dengan software ini kita dapat me-

remote sebuah RBS dari Server Central (BSC)

2.10.3.1 Cara Melakukan Monitoring Alarm dengan Aplikasi Winfiol

Setelah mengetahui bagaimana proses kerja aplikasi Winfiol maka langkah

selanjutnya adalah bagaimana cara melakukan monitoring alarm untuk

menganalisa masalah yang terjadi pada sebuah BTS dan juga beberapa include

script command yang biasa dilakukan untuk memonitor sebuah alarm pada RBS.

1) Login

Ketika memasuki system OSS Server Indosat maka user harus login

dengan menggunakan ID khusus dan Password, hal ini dilakukan untuk

memproteksi system agar pihak luar atau yang tidak berkepentingan tidak

bisa mengakses jaringan.

60

Page 27: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

Gambar II.37 tampilan login Aplikasi Winfiol

2) Setelah melakukan login, User dapat melihat alarm yang terdapat dalam

satu BSC. Dalam hal ini penulis ditempatkan di area Depok dimana pada

area tersebut ter-cover oleh tiga titik central (BSC) dari 38 BSC yang ada

se-Jabodetabek, yaitu BSC 21 yang bertempat di KPPTI (Kantor Pusat PT

Indosat), BSC 22 yang bertempat di MSC Kebagusan dan BSC 36 yang

bertempat di Pondok Gede, dengan menggunakan aplikasi Winfiol diatas

user dapat memonitoring BSC tersebut dengan menggunakan Command

default yang sudah ditetapkan Ericsson.

Berikut adalah contoh memonitoring sebuah BSC:

a) Ketikkan command “eaw BJK21” (Keterangan: yaitu user masuk

kedalam server BSC 21 untuk kemudian user dapat mengambil

data yang ingin dilihat)

61

Page 28: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

b) Ketikkan command “rxasp:moty=rxotg;” (Keterangan: user ingin

menampilkan seluruh data alarm yang ada pada BSC 21 baik alarm

yang bersifat Major ataupun Minor)

Gambar II.38 tampilan alarm BSC 21

c) Jika ada alarm “OML FAULT” berarti alarm ini menunjukkan

bahwa BTS DOWN atau dengan kata lain BTS tersebut tidak

Operasional sehingga pelanggan tidak bisa melakukan panggilan.

baik berupa suara maupun data, maka langkah selanjutnya adalah

pengecekan status Link. Yaitu dengan cara user melihat system

transmisi pada jaringan BTS tersebut

I. Ketikkan command “dtstp:dip=xxrbl2;” (Keterangan:

dengan memasukkan command disamping berarti user

ingin melihat status Link pada BTS tersebut, tanda ‘xx’

62

Page 29: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

diisi dengan TG / ID BTS yang hendak dituju. jika

ditemukan DIP / Link dalam keadaan WO (Working) maka

BTS masih dapat diremote via OSS Server, namun apabila

didapati Link dalam keadaan AIS maka Link pada BTS

tersebut Putus, sehingga tidak dapat di-remote dengan

aplikasi Winfiol ataupun dengan aplikasi Remote

Operation and Maintenance Over IP (ROMT). Untuk

analisa lebih detail maka user harus melakukan pengecekan

system Transmisi dengan cara Connect langsung antara

PC / laptop dengan perangkat transmisi Traffic Node (TN).

Gambar II.39 Status DIP / Link BTS

63

Page 30: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

2.11 Sistem Transmisi Radio dan Cara Troubleshootingnya

Transmisi adalah proses membawa informasi antar end points di dalam

sistem atau jaringan atau dengan kata lain transmisi Merupakan suatu

gabungan fungsi- fungsi yang saling bekerja sama untuk menyampaikan

(mentransmisikan) informasi pada hubungan jarak jauh.

Dalam system telekomunikasi seluler, perangkat transmisi digunakan

untuk menyampaikan sinyal RF (Radio Frequency) yang berupa suatu

informasi data atau suara dari sebuah Radio Base Station (RBS) menuju Base

Station Controler (BSC), sinyal ini kemudian dikirimkan kepada salah satu

board yang terdapat pada RBS yaitu DUG. Prosesnya yaitu dari DUG

dikoneksikan ke port DDF dengan menggunakan kabel 2 Mbps atau yang

biasa disebut dengan kabel E1, kemudian dari port DDF tersebut

dicrossconnection dengan kabel yang terhubung dengan perangkat transmisi

yang selanjutnya sinyal berupa E1 ini akan dikirimkan ke BTS atau BSC.

64

Page 31: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

Gambar II.40 (Model system komunikasi, dimana informasi disalurkan)

2.11.1 Operation and Maintenance Transmision Network

Setelah dijelaskan mengenai pengertian transmisi maka langkah

selanjutnya adalah menganalisa masalah yang biasa terjadi pada sebuah sistem

transmisi, dimana jika sebuah transmisi yang menyampaikan signal /

informasi berupa data dari sebuah RBS mengalami gangguan maka RBS

tersebut tidak akan dapat beroperasi. Tidak hanya itu jika link transmisi yang

bermasalah adalah sebuah HUB besar maka RBS yang melewati link itupun

akan ikut DOWN. Seperti perangkat transmisi pada umumnya, perangkat

transmisi terbagi menjadi 2 bagian besar yaitu Indoor Unit dan Outdoor Unit

1. Outdoor Unit

Bagian ini terdiri dari sebuah Antenna dan Radio Unit (RAU), dimana

Radio Unit ini dihubungkan secara langsung ke Antenna Microwave

kemudian dari kedua perangkat ini dihubungkan kembali ke bagian

Indoor Unit dengan menggunakan Cable Coaxial

2. Indoor Unit

Pada perangkat transmisi yang menggunakan Traffic Node, Bagian ini

terdiri dari beberapa board modul yang terkumpul dalam satu rak

Access Modul Magazine (AMM), diantaranya Node Processor Unit

(NPU), Modem Unit (MMU), Power Filter Unit (PFU) dan Line

Termination Units (LTU)

65

Page 32: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

Jika terdapt masalah pada kedua perangkat ini maka petugas Base Station

Subsystem (BSS) akan bertindak cepat untuk menganalisa penyebab Link

terputus dan bersegera dalam Troubleshootingnya.

Berikut beberapa masalah yang biasa terjadi pada link Transmisi

1) Radio Unit (RAU) Faulty

Yaitu bagian dari sebuah perangkat Radio Microwave mengalami

kerusakan baik pada sisi Tranceive maupun Receive sehingga aktifitas

pengiriman Sinyal tidak dapat bejalan dengan baik. Salah satu

penyebabnya adalah gangguan petir yang menyambar radio

microwave. Indikasi dari alarm ini adalah lampu led yang berada pada

perangkat menyala berwarna merah. Ketika Radio Unit rusak maka

tampilan pada software disisi lawan tidak terdeteksi oleh sisi Near End

langkah yang harus dilakukan yaitu dengan mengganti perangkat

Radio Unit (RAU) tersebut dengan yang baru dengan Product Code

yang sama tujuannya adalah agar kedua radio dapat saling

berkomunikasi / synchronize

66

Page 33: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

Gambar II.41 Radio Transmisi when no contact with near end

2) High Temperature

Yaitu suhu dalam ruangan shelter sangat panas melebihi suhu standard

radio transmisi sehingga membuat perangkat menjadi Hang, hal ini

disebabkan oleh perangkat Air Conditioner (AC) tidak berfungsi

dengan baik. Hal yang dilakukan dalam kondisi ini adalah segera

melakukan maintenance and Troubleshoot Air Conditioner (AC) agar

suhu dapat kembali Normal

3) Interference

Yaitu dimana sinyal frequensi berbenturan atau sangat berdekatan

dengan frequensi radio microwave lainnya sehingga membuat sinyal

frequensi menjadi intermitten atau tidak stabil. Hal yang harus

dilakukan adalah re-Scanning frequensi Radio Microwave yang

jaraknya berjauhan dengan frequensi sebelumnya.

4) Software Baseline yang berbeda

67

Page 34: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

dalam sebuah hop atau pertemuan antara dua radio microwave

transmisi yang menggunakan perangkat transmisi Trafic Node (TN)

maka yang harus diperhatikan adalah penggunanaan versi software

baseline nya, jika diantara kedua radio tersebut memiliki versi software

baseline yang berbeda maka besar kemungkinan sinyal transmisi

tersebut akan unstable (tidak stabil) karena beberapa fitur data tidak

dapat terdeteksi oleh sisi lawannya. Hal yang harus dilakukan adalah

meng-Upgrade software baseline ke versi yang lebih tinggi dan

menyamakan versinya dikedua sisi transmisi.

5) Obstacle

Yaitu jarak antara dua transmisi terhalang oleh sesuatu. Baik berupa

gedung, pohon ataupun menara tower. Hal yang harus dilakukan

adalah membuat rute link baru ke arah site / BTS terdekat, sehingga

terbebas dari halangan yang dapat memutus hubungan link tersebut.

6) Board Transmision Hang

Adakalanya sebuah transmisi tidak dapat beroperasi karena perangkat

mengalami Hang, hal ini disebabkan oleh banyak faktor seperti suhu

yang terlalu panas, kegagalan ketika melakukan upgrade software,

asupan power yang tidak stabil, langkah yang digunakan ketika

mengalami hal seperti ini adalah cukup merestart board baik dengan

cara remote software jika masih bisa di remote oleh sisi lawan, ataupun

dengan reset power dengan melakukan kunjungan ke lokasi.

7) E1 Loss

68

Page 35: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

Alarm ini memberi tanda bahwa koneksi kabel E1 terputus atau

mengalami gangguan, jenis dari alarm ini biasanya disebut dengan E1

LOS (Loss Of Signal),AIS, RDI dan LOF (Los Of Frame) hal ini bisa

diakibatkan oleh beberapa hal seperti kabel E1 pada port DDF kendur

sehingga transmisi disisi lawan tidak menerima tranceive atau receive,

kesalahan pada saat cross connection physical atau software , dan

gangguan dari perangkat Metro Ethernet Fiber Optic (FO). cara

penanganannya adalah dengan mengurut / trace port E1 yang

bermasalah untuk kemudian dilakukan re-Cross Connection baik

secara physical ataupun software sesuai dengan prosedur.

2.12 Remote Operation and Maintenance Terminal (ROMT )

Operation and Maintenance Terminal (OMT) merupakan sebuah aplikasi

yang didesain secara khusus untuk Radio Base Station dari keluarga RBS

2000 dan RBS 6000. OMT digunakan untuk mengadakan pengoperasian dan

pemeliharaan pada site atau dengan remote dari Base Station Controler (BSC)

dan dapat juga connect secara lokal di perangkat RBS dengan menggunakan

kabel serial dari PC OMT ke port pada RBS.

69

Page 36: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

Gambar II.42 OMT Interface

OMT digunakan selama proses pengetesan Radio Base Station (RBS) di

gudang dan dilokasi. OMT digunakan untuk mengupdate dan memelihara

instalasi database RBS, skema performansi fungsi pencegahan dan

pengkoreksian serta pemeliharaan RBS. Fugsi utama OMT digunakan untuk:

1) Memonitoring internal alarm cabinet dalam proses troubleshooting

2) Melakukan Operasi Internal Data Base (IDB)

3) Membuat dan merubah konfigurasi IDB

4) Mendefinisikan Eksternal alarm dan Antenna Related Auxiliary Equipment

(ARAE)

5) Memonitor hardware serta konfigurasi RU

6) Pengecekan VSWR

7) Dan lain - lain

70

Page 37: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

Gambar II.43 Konfigurasi IDB dengan Aplikasi OMT

2.12.1 Internal Alarm

Selama proses perbaikan base station fungsi monitor dapat digunakan untuk

mengumpulkan informasi tentang status kerusakan pada RBS. Hal ini akan

membantu petugas BSS untuk menganalisa kesalahan ketika ada indikasi alarm,

dan mengkonfirmasi perbaikan pada hardware ataupun software.

2.12.2 Lokalisasi Kesalahan

Ketika terjadi kesalahan pada RBS. OMC menerima indikasi alarm

sebagai tanda adanya suatu kesalahan. Setelah itu dilakukan penganalisaan

kesalahan oleh OMC / Petugas BSS operator yang menangani alarm RBS dengan

dukungan dari Operational Instruction (OPI), sehingga operator OMC dapat

menentukan tindakan apa yang harus dilakukan.

Setelah menganalisa kesalahan barulah terjadi proses pemeliharaan

ataupun perbaikan pada RBS yang dilakukan oleh petugas BSS Selama proses 71

Page 38: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

perbaikan, teknisi RBS akan mengamati indikator pada cabinet dan juga

Operation and Maintenance Terminal (OMT) untuk mengisolasi kesalahan pada

perangkat RBS. Perangkat RBS yang rusak akan diremove atau direplace. Teknisi

akan mengecek kembali indikator pada hardware dan software OMT untuk

memastikan bahwa troubleshoot berjalan dengan sukses.

Gambar II.43 Diagram Alur Proses lokalisasi kesalahan

Proses perbaikan akan cepat dan mudah bila saja tidak memerlukan

tindakan Mechanical atau Elektrikal, hanya remove dan replace RBS Device,

seperti yang dijelaskan pada diagram alur tersebut.

1) Localising the faulty cabinet

Merupakan informasi yang didapatkan dari operator OMC, mengenai

adanya kerusakan pada cabinet RBS. Kerusakan cabinet juga dapat

diketahui dengan adanya indikasi alarm berwarna kuning pada cabinet

RBS tersebut

72

Page 39: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

2) Localising the RBS device

Pada bagian ini akan dicari titik kesalahan pada perangkat RBS

tersebut. Terjadinya kesalahan tersebut dapat dilihat dengan

menggunakan perangkat yang disebut Replacement (RU). Perangkat

tersebut berada di cabinet RBS. Dan dapat memberikan indikasi alarm

berwarna merah jika terjadi kerusakan / kesalahan.

3) Repairing RBS

Ketika titik kesalahan dapat diidentifikasikan oleh Replacement Unit,

maka tahap selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan perbaikan

pada perangkat RBS tersebut. Kesalahan dapar terjadi pada bagian

software aupun hardware sehingga harus dilakukan prosedur-prosedur

atau tahapan-tahapan secara spesifik untuk melakukan perbaikan.

4) Checking for Remaining Faults

Setelah kesalahan / kerusakan tersebut selesai diperbaiki, hal yang

harus dilakukan adalah melakukan penegecekan kembali untuk

memastikan bahwa kesalahan / kerusakan tersebut tidak terjai lagi.

Apabila masih ditemukan kesalahan / kerusakan yang sama, maka

harus dilakukan perbaikan dengan menggunakan tahapan – tahapan

yang berbeda.

5) Testing After Repair

Ketika kesealahan / kerusakan pada RBS tersebut Clear Alarm, maka

RBS tersebut harus di test embali untuk menguji keseluruhan

fungsional dari RBS tersebut. Hal ini dilakukan dengan meminta

73

Page 40: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

laporan dari OMC, untuk memastikan bahwa RBS tersebut sudah

berfungsi dengan normal

6) Concluding Routines

Sebelum meninggalkan lokasi site, seorang teknisi harus mengisi

laporan kesalahan pada sebuah blue tag yang telah disiapakan

2.12.3 Fungsi Aplikasi ROMT Over IP

Berikut beberapa fungsi dari Aplikasi ROMT Over IP:

1) Dapat melakukan kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan RBS dari

jarak jauh, sehingga tidak perlu melakukan kunjungan on site.

2) Instalasi IDB / re-konfigurasi jika ada perubahan konfigurasi RBS atau

Upgrade / Downgrade TRX

3) Dapat melihat tingkat suhu pada sebuah RBS, sehingga dapat

melakukan maintenance Air Conditioner (AC) agar suhu tetap dalam

keadaan normal

4) Dapat menganalisa alarm yang ada pada sebuah RBS dan cara

penangananya sesuai prosedur

5) Melihat kualitas Voltage Standing Wave Ration (VSWR) yaitu nilai

kualitas kabel feeder, dimana jika VSWR pada sebuah kabel feeder

melebihi standard yang telah ditentukan dapat mengganggu

pengoperasian RBS sehingga dapat mengakibatkan penurunan

performansi pada sebuah RBS.

74

Page 41: Bab II.3 Rbs 6201 Revisi 2

75