Revised - Laporan Final Ikm Fii-b 09

47
Hubungan antara sikap dan persepsi terhadap rokok Hubungan antara sikap dan persepsi terhadap rokok dengan perilaku merokok pada warga dengan perilaku merokok pada warga RW RW 06 06 K elurahan elurahan Rejowinangun Rejowinangun K ecamatan Kota Gede Kodya Yogyakarta ecamatan Kota Gede Kodya Yogyakarta Dian Prasetyo Wibisono (KU/11648) Aini Zahidah Ismail (KU/11618) David Budi Wibowo (KU/11598) Rizki Tsalatshita (KU/11659) Reiza Pratama (KU/11539) Kukhan A/L Arjunan FAKULTAS KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA UNIVERSITAS GADJAH MADA i

Transcript of Revised - Laporan Final Ikm Fii-b 09

Page 1: Revised - Laporan Final Ikm Fii-b 09

Hubungan antara sikap dan persepsi terhadap rokokHubungan antara sikap dan persepsi terhadap rokok

dengan perilaku merokok pada warga dengan perilaku merokok pada warga RW RW 06 06 KKelurahanelurahan

Rejowinangun Rejowinangun KKecamatan Kota Gede Kodya Yogyakartaecamatan Kota Gede Kodya Yogyakarta

Dian Prasetyo Wibisono

(KU/11648)

Aini Zahidah Ismail (KU/11618)

David Budi Wibowo (KU/11598)

Rizki Tsalatshita (KU/11659)

Reiza Pratama (KU/11539)

Kukhan A/L Arjunan

FAKULTAS KEDOKTERANFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS GADJAH MADAUNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTAYOGYAKARTA

20102010

i

Page 2: Revised - Laporan Final Ikm Fii-b 09

HALAMAN PENGESAHAN

Hubungan antara sikap dan persepsi terhadap rokokHubungan antara sikap dan persepsi terhadap rokok

dengan perilaku merokok pada warga dengan perilaku merokok pada warga RW RW 06 06 KKelurahanelurahan

Rejowinangun Rejowinangun KKecamatan Kota Gede Kodya Yogyakartaecamatan Kota Gede Kodya Yogyakarta

Dian Prasetyo Wibisono

(KU/11648)

Aini Zahidah Ismail (KU/11618)

David Budi Wibowo (KU/11598)

Rizki Tsalatshita (KU/11659)

Reiza Pratama (KU/11539)

Kukhan A/L Arjunan

Telah disahkan

Pembimbing Materi

ii

Page 3: Revised - Laporan Final Ikm Fii-b 09

dr.Haripurnomo, DR.PH

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan

rahmat dan hidayatNya maka kami dapat menyelesaikan laporan kegiatan Ilmu Kesehatan

Masyarakat (IKM) di RW VI, Kelurahan Rejowinangun, Kecamatan Kotagede, Kotamadya

Yogyakarta.

Laporan ini berisi bahasan mengenai hasil pelaksanaan kegiatan IKM di wilayah kerja

Puskesmas Kotagede II periode 22 Maret-3 April 2010 dengan judul Hubungan Sikap dan

Persepsi Terhadap Rokok dengan Perilaku Merokok pada Warga RW 06 Kelurahan

Rejowinangun Kecamatan Kotagede Kotamadya Yogyakarta. Rangkaian kegiatan ini

dapat terlaksana dengan baik dan lancar antara lain tak lepas dari dukungan dan masukan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:

1. dr. Haripurnomo, Dr.PH selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan bimbingan selama menjalani stase IKM

2. Drs. Abdul Wahab, MPH selaku pembimbing lapangan yang telah menyumbangkan

banyak waktu untuk membimbing kami selama stase IKM

3. dr. Lana selaku Kepala Puskesmas Kotagede II

4. Kepala Kecamatan Kotagede

5. Kepala Kelurahan Rejowinangun

6. Kepala RW VI, RT 17, 18, 19, dan 20

7. Ibu Hartomo dan Ibu Elly selaku koordinator ibu-ibu PKK

8. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah memberikan

bantuannya demi kelancaran kegiatan ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna

dan banyak kekurangannya, untuk itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat

membangun sangat kami harapkan.

Yogyakarta, April 2010

Tim Penyusun

iii

Page 4: Revised - Laporan Final Ikm Fii-b 09

DAFTAR ISI

Bab I Pendahuluan

I.1. Gambaran umum wilayah kerja RW VI, Kelurahan Rejowinangun, Kecamatan Kotagede, Kotamadya Yogyakarta 1

I.1.1 Letak Wilayah dan Keadaan geografis 1I.1.2. Data Kependudukan dan Infrastruktur 1I.2. Permasalahan 5I.2.1 Latar belakang Masalah 51.2.2 Rumusan masalah 81.3. Tujuan penelitian 81.4. Manfaat penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKAII.1. Persepsi Merokok 9II.2. Sikap Merokok 10II.3. Bahaya Merokok Terhadap Kesehatan 10II.4. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku 11II.5. Landasan Teori 12II.6. Kerangka Konsep 13

BAB III METODE PENELITIAN

III. 1. Rancangan Penelitian 14III.2. Lokasi Penelitian 14III.3. Populasi dan Sampel Penelitian 14III.4. Pengumpulan Data 14III.5. Variabel Penelitian 15III.6. Definisi Operasional Variabel 15III.7. Instrumen Penelitian 15III.8. Jalannya Penelitian 16

III. 9. Analisis Data 17III.10.Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian 17

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

IV.1. Analisa Data 19IV.1.1 Karakteristik Dasar Responden Kelurahan Rejowinangun RW 06 19IV.1.2. Prevalensi merokok di Kelurahan Rejowinangun RW 06 20IV.1.3. Perilaku merokok, sikap dan persepsi terhadap merokok pada warga RW 06 21IV.1.4 Hubungan Sikap dan Persepsi Terhadap Merokok Dengan Perilaku Merokok 22IV.2. Pembahasan 23

BAB V KESIMPULAN DAN SARANV.1. Kesimpulan 25V.2. Saran 25

iv

Page 5: Revised - Laporan Final Ikm Fii-b 09

DAFTAR PUSTAKA 26

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Karakteristik Penduduk RW 06 5Tabel 1.2: Data karakteristik morbiditas warga RW 06 7Tabel 1.3: Data penyakit di RW 06 7Tabel 4.1 Karakteristik Responden 19Tabel 4.2 Distribusi perilaku, sikap, dan persepsi terhadap merokok 20Tabel 4.3 Prevalensi warga yang merokok di RW 06 21Tabel 4.4. Hubungan sikap dan persepsi masyarakat terhadap merokok dengan perilaku merokok dikalangan warga RW06 22

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Daftar 10 besar penyakit total di Kelurahan Rejowinangun, Kecamatan Kotagede Tahun 2009

6Gambar 1.2. Daftar 10 besar penyakit baru di Kelurahan Rejowinangun, Kecamatan

Kotagede Tahun 2009 6

Gambar 1.3. Health Belief Model sebagai prediksi perilaku sehat 13

v

Page 6: Revised - Laporan Final Ikm Fii-b 09

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Gambaran umum wilayah kerja RW VI, Kelurahan Rejowinangun, Kecamatan

Kotagede, Kotamadya Yogyakarta

I.1.1 Letak Wilayah dan Keadaan geografis

Kelurahan Rejowinangun terletak di Kecamatan Kotagede, Kota Yogyakarta dengan

luas wilayah 124,095 ha, terdiri dari 13 RW dan 49 RT dengan batas wilayah sebagai

berikut :

Sebelah Utara : Desa Banguntapan, Kecamatan Banguntapan

Sebelah Selatan : Kelurahan Prenggan, Kecamatan Kotagede

Sebelah Barat : Kelurahan Warungboto, Kecamatan Umbulharjo

Sebelah Timur : Desa Banguntapan, Kecamatan Banguntapan

Lokasi penelitian berada di Rukun Warga 6, Kelurahan Rejowinangun yang memiliki

luas wilayah 5,25 ha,dengan batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kecamatan Umbulharjo

Sebelah Selatan : Wilayah RW 4 Kelurahan Rejowinangun

Sebelah Barat : RW 5 kelurahan Rejowinangun

Sebelah Timur : Wilayah kecamatan Banguntapan

Berdasarkan ketinggian tanahnya Rukun Warga 6, kelurahan Rejowinangun terletak 114 m

dari permukaan laut. Berdasarkan topografinya terletak pada dataran rendah dengan curah

hujan 2000 mm/th. Suhu udara rata-rata 27-32 0C. Wilayah kerja RW 6 meliputi RT 17, RT

18, RT 19 dan RT 20.

I.1.2. Data Kependudukan dan Infrastruktur

A. Jumlah Penduduk Kelurahan Rejowinangun:

Laki-laki : 6118 jiwa

Perempuan : 6020 jiwa

Total : 12138 jiwa

B. Jumlah kepala keluarga :

1

Page 7: Revised - Laporan Final Ikm Fii-b 09

Kelurahan Rejowinangun : 2585 KK

RW 6 : 231 KK

C. Jumlah penduduk Kelurahan Rejowinangun berdasarkan usia

0-4 tahun : 213 jiwa

5-14 tahun : 1.169 jiwa

15-59 tahun : 3.709 jiwa

> 60 tahun : 602 jiwa

D. Jumlah penduduk Kelurahan Rejowinangun berdasarkan mata pencaharian

Swasta : 2641 orang

PNS : 679 orang

ABRI : 53 orang

Pedagang/wiraswasta : 1716 orang

Petani : 34 orang

Pertukangan : 48 orang

Pemulung : 2 orang

Pensiunan : 287 orang

Penyedia Jasa : 236 orang

E. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Kelurahan Rejowinangun

Kelurahan Rejowinangun merupakan wilayah yang terdiri dari 13 RW dan 49 RT.

Jumlah keseluruhan penduduk 12.138 orang, terdiri dari 6.118 penduduk laki-laki dan 6.020

penduduk wanita.

Belum sekolah : 1355 orang

SD : 1059 orang

SLTP : 1303 orang

SLTA : 3431 orang

Akademi : 800 orang

Sarjana (S1-S3) : 2553 orang

F. Jumlah penduduk berdasarkan agama di Kelurahan Rejowinangun

Islam : 10.896 orang

Kristen : 497 orang

2

Page 8: Revised - Laporan Final Ikm Fii-b 09

Katholik : 682 orang

Hindu : 39 orang

G. Sarana/prasarana Sosial-Ekonomi di Kelurahan Rejowinangun1

Sarana/prasarana pendidikan

Taman Kanak-kanak : 0 buah

Sekolah dasar : 6 buah

SMP : 0 buah

Sarana/prasarana peribadatan

Masjid : 16 buah

Mushola : 7 buah

Gereja : 1 buah

Vihara : 0 buah

Pura : 0 buah

Sarana/prasarana Kesenian, Olahraga, dan Kepemudaan

Lapangan sepak bola : 0 buah

Lapangan basket : 0 buah

Lapangan voli : 4 buah

Lapangan bulu tangkis: 18 buah

Lapangan tenis meja : 16 buah

Lain-lain : 0 buah

Sarana/prasarana Kesehatan, KB, peranan wanita

Puskesmas : 1

Jumlah pos KB : 15 pos

Praktek dokter umum : 3 orang

Praktek dokter gigi : 1 orang

Sarana prasarana transportasi dan komunikasi

Kelurahan Rejowinangun dapat diakses dengan kendaraan roda empat dan sudah di-

hubungkan dengan jalan beraspal. Jarak kelurahan ke ibukota kotamadya kurang lebih

3 km. Jarak dari ibukota propinsi Dati I kurang lebih 5 km.

Transportasi :

Sepeda : 2577 buah

Dokar/delman : 2 buah

3

Page 9: Revised - Laporan Final Ikm Fii-b 09

Becak : 37 buah

Sepeda motor : 5339 buah

Taksi : 14 buah

Mobil dinas : 16 buah

Mobil pribadi : 261 buah

Bus kota : 0 buah

Bus Umum : 1 buah

Truk : 11 buah

Komunikasi :

Pemilikan pesawat telpon : 1386 buah

Pemilikan pesawat TV : 4996 buah

Pemilikan pesawat radio : 839 buah

Perdagangan dan Jasa Perdagangan :

Pasar lingkungan : 1 buah (100 kios)

Pasar kota : 0 buah

Toko : 98 buah

Warung : 55 buah

Kaki lima : 79 buah

Jasa :

Bank : 2 orang

Pengacara : 2 orang

Travel biro : 0 orang

Notaris : 1 orang

Psikolog : 0 orang

H. Keadaan lingkungan

Untuk kehidupan sehari-haru, sumber air minum dan yang digunakan untuk keperluan

mencuci berasal dari air sumur dan sebagian air PAM. Sebagian besar warga membuang

sampah di bak sampah umum yang disediakan oleh pemerintah setempat. Mayoritas warga

hanya memiliki taman dan halaman yang relatif sempit karena tingkat hunian yang padat dan

dengan kondisi lingkungan yang sempit.

I.I. 3 Data Kependudukan RW 06

A. Jumlah Penduduk RW 6 :

4

Page 10: Revised - Laporan Final Ikm Fii-b 09

Laki-laki : 476 jiwa

Perempuan : 417 jiwa

Total : 893 jiwa

B. Tabel 1.1 Karakteristik Penduduk RW 06

Jenis N %Umur

0- 4 32 3.6

5 – 14 160 17.9

15 – 59 16 70.1

> 60 626 8.4

Pekerjaan PNS 35 6

Pegawai Swasta 130 24

Wiraswasta 122 22

Pensiunan 30 5

Lain - lain 232 42

Tingkat Pendidikan SD 127 23

SMP 88 16

SMA 200 37

Perguruan Tinggi 108 20

Tidak Sekolah 22 4

I.2. Permasalahan

I.2.1 Latar belakang Masalah

Dari hasil analisis dan observasi yang dilakukan di RW 06 Kelurahan Rejowinangun

didapatkan fakta bahwa, merokok merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang

cukup serius. Fakta ini dapat dibuktikan dari beberapa aspek, diantaranya adalah dari hasil

wawancara dengan salah satu koordinator warga yang menyatakan bahwa, hampir disetiap

rumah atau KK di RW 06 minimal ada satu anggota keluarga yang merupakan perokok aktif.

Penyakit penyakit yang berhubungan dengan merokok contohnya, Infeksi saluran

pernafasan akut (ISPA) dan hipertensi memiliki insidensi cukup tinggi di kelurahan

Rejowinangun pada umumnya dan RW 06 pada khususnya. Hal ini dapat dilihat dari data

kunjungan yang diperoleh dari Puskesmas Kotagede II dimana penyakit infeksi saluran nafas

dan hipertensi merupakan dua penyakit paling banyak dari sepuluh besar penyakit terbanyak

pada periode 2009 (Gambar 1,1).

5

Page 11: Revised - Laporan Final Ikm Fii-b 09

Penyakit Mata LainnyaDiare

Penyakit Dan Kelainan Saraf LainDiabetes Mellitus

InfeksiLain-Lain

Penyakit OtotHipertensi

ISPA Lain pada Saluran NafasISPA

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000

Total

Gambar 1,1. Daftar 10 besar penyakit total di Kelurahan Rejowinangun, Kecamatan Kotagede Tahun 2009

DMAsma Bronkial

AnemiaUrtikaria

Karies GigiHipertensi

GastritisPenyakit Jaringan Periodental

DiareInfluenza

0 100 200 300 400 500 600 700

Total

Gambar 1,2: Daftar 10 besar penyakit baru di di Kelurahan Rejowinangun, Kecamatan Kotagede Tahun 2009

Tabel 1.1: Data karakteristik morbiditas warga RW 06n %

Jenis Kelamin

pria 21 34,4 %

wanita 40 65,6 %

6

Page 12: Revised - Laporan Final Ikm Fii-b 09

Umur

Mean 57,9

Min 8

Max 86

Tabel 1.2: Data penyakit di RW 06.Penyakit n %

Hipertensi 33 41,3 %

Myalgia 6 7,5 %

DM 5 6,3 %

ISPA 5 6,3 %

OA 2 2,5 %

Gastritis 2 2,5 %

Lain-lain 8 33,6 %

Bila dilihat dari data tahun 2010 dan pada tahun-tahun sebelumnya angka kejadian

infeksi saluran pernafasan akut dan hipertensi pada kunjungan ke Puskesmas Kotagede II

mengalami selalu menduduki peringkat teratas dalam insidensi jumlah kasus penyakit secara

keseluruhan peningkatan baik jumlah kasus baru maupun jumlah kasus secara keseluruhan

(Gambar 1,1 dan 1,2).

Berdasarkan informasi yang dari pengurus RW 06 didapatkan fakta bahwa terdapat

satu kejadian mortalitas yang disebabkan oleh penyakit stroke. Hal ini semakin menguatkan

bahwa merokok merupakan salah satu hal yang menjadi momok kesehatan warga di RW 06.

Puskesmas Kotagede II sebenarnya telah melihat dan menyadari bahwa rokok adalah

masalah serius yang benar – benar harus ditangani. Beberapa program telah dilakukan untuk

menangani masalah merokok ini. Salah satu program tersebut adalah klinik berhenti

merokok. Klinik merupakan kerjasama antara Dinas kesehatan dan juga quit tobbaco

Indonesia yang berpusat di UGM. Tujuan dari program ini adalah memberikan suatu bantuan

bagi para perokok aktif untuk menghentikan kebiasaan merokok. Program lain dari klinik

merokok ini adalah dengan memberikan promosi kesehatan secara langsung bagi para kader.

Sampai saat ini telah dilakukan tiga kali penyuluhan yaitu pada bulan oktober,

November dan maret 2009. Namun keefektifan dari program-program ini dapat dikatakan

masih jauh dari harapan karena partisipasi warga yang masih rendah. Tingkat kesadaran

masyarakat untuk program klinik berhenti merokok masih belum berjalan dengan baik

7

Page 13: Revised - Laporan Final Ikm Fii-b 09

karena menurut data hanya 13 orang saja yang berkunjung. Tingkat kepatuhan untuk datang

kembali ke klinik merokok ini juga tidak ada, masyarakat hanya akan dating kembali bila

mereka merasa sakit.

1.2.2 Rumusan masalah

Dari latar belakang masalah diatas maka, timbul keinginan peneliti untuk mengetahui

sejauh mana sikap dan persepsi masyarakat RW 06 kelurahan rejowinangun kecamatan

Kotagede terhadap merokok.

1.3. Tujuan penelitian

Tujuan umum: untuk mengetahui sejauh mana sikap dan persepsi masyarakat RW 06

kelurahan rejowinangun kecamatan Kotagede terhadap merokok.

Tujuan khusus: untuk meningkatkan kesadaran terhadap bahaya merokok

1.4. Manfaat penelitian

Manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap dan persepsi masyarakat

tentang merokok sehingga menjadi masukan untuk warga RW 06 kelurahan Rejowinangun

untuk menangani masalah kesehatan masyarakat khususnya tentang merokok.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Persepsi Merokok

8

Page 14: Revised - Laporan Final Ikm Fii-b 09

Persepsi diartikan sebagai pandangan individu dari lingkungannya atau sebaai

gambaran subjektif internal terhadap dunia luar (Mantra, 1990). Atkizon (1993) menyebutkan

bahawa persepsi adalah proses pengorganisasian dan penafsiran stimulus atau rangsangan

sehingga individu akan memberikan interpertasi dari objek tertentu dan akan memberikan

hasilnya. Persepsi menjadikan seseorang membuat keputusan dan membentuk fungsi kognitif

sebagai respons terhadap lingkungannya. Rakhmat (2002) mengemukakan bahwa persepsi

adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan

menyimpulkan informasi dan menyimpulkan pesan.

Menurut Ma’art (1992), persepsi merupakan hasil proses pengamatan seseorang yang

berasal dari komponen kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman, proses belajar,

pengetahuan, pendidikan dan sosial budaya. Persepsi merupakan mata rantai perubahan

sikap. Adanya perbedaan individu yang memandang realita menyebabkan persepsi yang

berbeda-beda pula pada masing-masing individu walaupun objek yang dipersepsikan sama,

sebab masing-masing individu mempersepsikan situasi atau objek dengan caranya sendiri

(Lugo dan Hershey, 1981).

Merokok sebagai suatu bentuk perilaku mungkin pula menimbulkan persepsi tertentu

pada seseorang, sebagaimana dikatakan oleh Ajzen dan Fisbhein (1975) bahwa setiap orang

akan memiliki persepsi yang bersifat negatif terhadap suatu objek. Menurut Salafudin (1992)

persepsi terhadap merokok ini dapat terbentuk melalui melihat, mendengar, membaca atau

berdasarkan penglihatan iklan dalam hal ini memberikan pengaruh yang cukup besar dalam

membentuk persepsi konsumen atau calon konsumen terhadap merokok.

Berdasarkan pengertian persepsi diatas dapat dikatakan bahwa persepsi terhadap

merokok adalah tanggapan individu mengenai merokok yang terbentuk dari melihat,

mendengar, atau melalui pengalaman yang bersifat positif atau negatif atau karena adanya

pengaruh faktor internal dan eksternal.

II.2. Sikap Merokok

Sikap adalah konsep yang paling penting dalam psikologi sosial dan banyak

didefinisikan. Ada yang menganggap sikap hanyalah motif sosiogenis yang diperoleh melalui

proses belajar (Sherif dan Sheif dalam Sarlito, 2000). Sikap adalah kecenderungan

9

Page 15: Revised - Laporan Final Ikm Fii-b 09

berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai, sikap bukan

perilaku tetapi merupakan kecendrungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu

terhadap objek sikap (Rahmat 2000). Sikap merupakan kesiapan untuk beraksi apabila

diperhadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon (Allport dalam Aswar,

1997). Pengertian lain dikemukakan oleh Bimo Walgito (1978) bahwa sikap itu mempunyai

objek tertentu, mencerminkan pendapat atau keyakinan seseorang terhadap objek yang relatif

dan ajeg.

Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sikap adalah

kecenderungan individu untuk bertindak dan memerlukan proses penyesuaian. Respon hanya

akan timbul jika individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki timbulnya

reaksi individual. Respon edukatif memberi keyakinan nilai terhadap stimulus dalam bentuk

baik atau buruk, positif atau negatif, menyenangkan atau tidak menyenangkan, suka atau

tidak suka kemudian mengkristalkan sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap.

Sikap terhadap merokok adalah bagaimana pandangan individu tersebut terhadap

merokok. Pandangan seseorang terhadap merokok akan memberikan gambaran bagaimana

kecenderungan individu dalam memberikan suatu respons yang berhubungan dengan aktifitas

merokok.

Faktor yang mempengaruhi seseorang untuk merokok adalah faktor individu dan

faktor lingkungan. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor yang

berpengaruh terhadap sikap warga untuk merokok adalah timbul dari diri warga itu sendiri

ataupun faktor eksternal yang ada di sekitarnya.

II.3. Bahaya Merokok Terhadap Kesehatan

Hasil penelitian yang dilakukan oleh para dokter tentang bahaya merokok terhadap

kesehatan ditemukan sejumlah penyakit yang berbahaya antara lain adalah: gangguan

pembuluh darah, kanker mulut, kanker tenggorokan, kanker paru, penyakit bronkhitis kronis,

emfizema dan gangguan janin dalam kandungan Wynder et al. cit Aditama ( 2000). Adalah

terkenal bahwa merokok meningkatkan lebih besar risiko kematian prematur dan sejumlah

penyakit kronis, terutama penyakit kardiovaskuler, obstruksif penyakit pernafasan dan

kanker, WHO (1998). Lingkungan yang rusak akibat merokok (ETS) adalah penyebab ketiga

penyebab kematian dan penyakit yang dicegah setelah merokok aktif dan penyalahgunaan

akohol, suatu study telah memperlihatkan risiko penyakit kardiovaskuler, (Pitsavos.C et

al.,2002 ).

10

Page 16: Revised - Laporan Final Ikm Fii-b 09

Merokok dapat mempengaruhi fisiologis alat-alat reproduksi, dalam berbagai kasus

penelitian telah membuktikan bahwa adanya perubahan ereksi, perubahan siklus haid,

gangguan fungsi ciliary pada tuba falopi, penurunan kualitas cairan semen atau cairan sperma

(Panayiotis et al. 1998) hal ini akan terdampak pada kesuburan alat reproduksi wanita dan

pria. Penelitian di Denmark yang melibatkan 1069 pasangan yang sedang berusaha untuk

mengatasi masalah ketidaksuburan selama tahun 1977-1980, mendapatkan hasil dari grup A

menunjukan hubungan merokok dengan ketidak suburan, gangguan fungsi rahim dan sperma

yang tidak normal, rasio kemungkinan lebih besar dari yang tidak merokok (Bank Dunia,

2000).

II.4. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku

Perilaku seseorang dipengaruhi oleh empat faktor: pikiran, perasaan, pengetahuan,

kepercayaan dan sikap (WHO 1998 ) : (1) pikiran dan perasaan dibentuk oleh pengetahuan,

keyakinan, sikap dan nilai (2) pengetahuan yang datang dari pengalaman, pengetahuan dapat

diperoleh melalui informasi yang diberikan guru, orang tua, teman sebaya, buku dan media

massa (3) keyakinan yang diturunkan dari orang tua yang dihormati (4) sikap yang

merefleksikan kesukaan dan ketidaksukaan yang datang dari pengalaman, kadang -kadang

situasi dapat menyebabkan orang bertindak tidak sesuai dengan sikapnya walaupun

sebenarnya sikapnya juga tidak berubah. Proses pembentukkan dan ata u perubahan perilaku

dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Faktor-

faktor tersebut antara lain susunan saraf pusat, persepsi, motivasi, emosi, dan belajar.

Perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi; persepsi adalah

pengalaman yang dihasilkan melalui indra penglihatan, penciuman, pendengaran, - setiap

orang mempunyai persepsi yang berbeda-beda meskipun objeknya sama, (Notoatmojo

2000 ).

Berperilaku atau melakukan sesuatu pasti ada penyebabnya, demikian pula perilaku

merokok. Perilaku merokok merupakan perilaku yang sangat kompleks karena merupakan

interaksi kognitif, lingkungan sosial, psikologis, dan fisiologis. Faktor risiko yang

menyebabkan seorang warga merokok adalah motivasi sosial, dan personal, penerimaan

sosial, media massa dan harga rokok yang murah, Gethel et al., (1989). Warga yang hidup

dalam tekanan kehidupan, pendidikan rendah, faktor demografi yang berhubungan dengan

perokok adalah perokok laki-laki dan penghasilan yang rendah.

11

Page 17: Revised - Laporan Final Ikm Fii-b 09

II.5. Landasan Teori

Teori Health Belief Model yaitu teori mengenai fakta-fakta yang menyebabkan orang

melakukan tindakan pencegahan. Faktor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut adalah

persepsi keseriusan masalah kesehatan yang dihadapi, kemungkinan mereka terkena penyakit

dan adanya stimulus dari luar. Persepsi itu sendiri dipengaruhi oleh variabel demografi, ras

pendidikan, pekerjaan dan variabel psikososial seperti status sosial, tekanan sosial,

(Rosnstock cit Glanz et al 1996).

Persepsi individu terhadap kerentanan dan bahaya suatu penyakit akan mendorong

seseorang untuk menghindari penyakit tersebut dengan cara berperilaku sehat sedangkan

persepsi terhadap keuntungan dan hambatan akan mempengaruhi keputusan tindakan mana

yang akan diambil. Adanya rangsangan diperlukan sebagai pencetus dalam pengambilan

keputusan faktor pencetus ini biasa bersifat internal maupun eksternal.

WHO (1998) menyebutkan adanya 4 faktor manusia melakukan sesuatu yaitu; (1)

pikiran dan perasaan dibentuk oleh pengetahuan, keyakinan, sikap dan nilai; (2) pengetahuan

yang datang dari pengalaman yang diperoleh melalui informasi yang diberikan oleh orang

lain seperti orang tua, guru, teman sebaya buku, media masa (3) keyakinan yang ditentukan

oleh orang tua, kakek ataupun orang yang dihormati, manusia biasanya akan menerima

keyakinan tanpa membuktikan hal itu benar atau salah (4) sikap yang merefleksi kesukaan

atau ketidaksukaan serta didapat juga dari pengalaman, Notoatmojo(2000). Hal ini juga

dikemukakan oleh Fishben dan Ajzen dalam Notoatmojo (2000), yang mengatakan bahwa

sikap merupakan faktor afektif yang dipengaruhi oleh faktor keyakinan (aspek konatif) dan

mempengaruhi perilaku. Selanjutnya pernyataan ini diformulasikan dalam teori Reasoned

Action yang mengatakan bahwa manusia selalu rasional dalam membuat penggunaan yang

sistematik tentang informasi yang dipunyainya dan selalu mempertimbangkan implikasi dari

tindakan tertentu. Berdasarkan kerangka teori tersebut peneliti memilih Health Belief

Model sebagai landasan teori dalam penelitian, dalam hal ini Becker mengembangkan suatu

bentuk model kepercayaan kesehatan (Health Belief Model ) yang merupakan penjabaran

dari model sosiopsikologis. Ada empat

variabel dalam model ini yang mempengaruhi individu untuk melakukan tindakan

pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit yang diderita, yaitu:

1. Persepsi kerentanan dan berat ringannya penyakit adalah seseorang yang akan

melakukan tindakan pencegahan atau pengobatan terhadap suatu penyakit suatu

penyakit. Jika dia dan keluarganya merasa rentan

12

Page 18: Revised - Laporan Final Ikm Fii-b 09

2. Persepsi tentang bahaya atau ancaman suatu penyakit apabila individu mengalami an-

caman dan kegawatan dari suatu penyakit tertentu.

3. Umur, jenis kelamin, pengetahuan, dan faktor personal, sosial ekonomi dapat mem-

pengaruhi persepsi seseorang untuk bertindak.

4. Pesan melaui media massa, orang lain, keluarga dan mendapat penyuluhan merupakan

pemacu langkah untuk seseorang bertindak.

Untuk lebih jelas terlihat pada gambar ini :

Gambar 1 . Health Belief Model sebagai Prediksi Perilaku sehat .

II.6. Kerangka Konsep

Variabel bebas Variabel dependen

13

Persepsi tentang merokok

Sikap tentang merokok

Demografio Umuro Pekerjaano pendidikan

Perilaku merokok

Persepsi Kerentanan

Berat/Ringan Penyakit

Persepsi Ancaman Penyakit

Umur, Personal, Jenis Kelamin, Pengetahuan

Kemungkinan melangkah

Pemacuh langkah:

Pendidikan, media informasi

Perubahan perilaku

Page 19: Revised - Laporan Final Ikm Fii-b 09

BAB III

METODE PENELITIAN

II. 1. Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan metode cross sectional dengan rancang

bangun deskriptif. Data dikumpulkan secara primer dengan menggunakan daftar pertanyaan

terstruktur (kuesioner) dan wawancara dengan responden.

II.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah RW VI, Kelurahan Rejowinangun, Kecamatan

Kotagede Kotamadya Yogyakarta.

II.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua warga RW VI, Kelurahan Rejowinangun

Kecamatan Kotagede Kotamadya Yogyakarta dengan kriteria inklusi berusia 15 tahun atau

lebih dan berjenis kelamin laki-laki.

Sampel pada penelitian ini adalah warga RW VI yang berjenis kelamin laki-laki dan

berusia 15 tahun atau lebih. Sampel dihitung berdasarkan rumus:

N0 = Z 2 .P.Q N = No

d2 1+(No-1)/N

= (1,96) 2 .0,6.0,4 = 92,16

(0,1)2 1+(91,16)/N

= 3,84.0,6.0,4 = 92,16

0,01 1,25

= 92,16 = 73.28

Dari perhitungan dengan rumus di atas, didapatkan jumlah sampel minimal yang

dibutuhkan sebanyak 73 warga.

14

Page 20: Revised - Laporan Final Ikm Fii-b 09

II.4. Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data

primer dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan tentang sikap

dan persepsi masyarakat RW VI, Kelurahan Rejowinangun, Kecamatan Kotagede tentang

merokok. Responden diminta untuk mengisi sendiri kuesioner dan setelah selesai diserahkan

kepada peneliti atau tim pengumpul data.

Data sekunder didapatkan dari data-data yang terdapat di Puskesmas Kotagede II dan

Kantor Kelurahan Rejowinangun yang meliputi data tentang kependudukan dan data penyakit

terbanyak di wilayah tersebut.

II.5. Variabel Penelitian

Varibel dalam penelitian ini meliputi :

1. Variabel Independen, yaitu demografi, sikap, dan persepsi

2. Variabel Dependen, yaitu perilaku merokok.

II.6. Definisi Operasional Variabel

1. Demografi : Studi ilmiah tentang kependudukan yang meliputi usia, mata

pencaharian, tingkat pendidikan.

2. Sikap : Pernyataan setuju dan tidak setuju terhadap merokok dan risiko

terhadap kesehatan. Sikap positif jika responden tidak setuju dengan

merokok. Sikap negatif jika responden setuju dengan merokok.

3. Persepsi : Pandangan subjek tentang merokok dan risiko yang terjadi akibat

merokok. Persepsi positif jika tanggapannya bahwa merokok adalah

hal yang buruk. Persepsi negatif jika tanggapannya merokok adalah hal

yang tidak mengganggu kesehatannya.

II.7. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner yang didapatkan dari

penelitian terdahulu yang disusun oleh Pattinasarany (2004), dan dari Global Youth Tobacco

Survey (2001). ). Kuesioner terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama tentang karakteristik

responden yang diungkap melalui nama, umur, jenis kelamin, tinggal dengan siapa tingkat

pendidikan, asal sekolah. Bagian kedua mengungkap pernyataan tentang pandangan subjek

terhadap merokok dan risiko kesehatan terhadap merokok. Bagian ketiga mengungkap

pernyataan tentang sikap terhadap aktifitas merokok

15

Page 21: Revised - Laporan Final Ikm Fii-b 09

Kuesioner persepsi tentang merokok mempunyai skor 0-1 pada setiap item, persepsi

baik dberi nilai 1 dan persepsi negatif diberi nilai 0, selanjutnya skor dijumlahkan

menentukan distribusi normal. Apabila hasilnya tidak menunjukkan distribusi normal maka

nilainya ditentukan berdasarkan nilai lebih dari median dikategorikan persepsi baik dan nilai

kurang atau sama dengan median dikategorikan persepsi negatif Kuesioner sikap terdiri dari

pernyataan setuju dan tidak setuju tentang aktivitas merokok pada remaja. Setiap pernyataan

mempunyai skor untuk pernyataan yang bersifat favorabel:4 – 0 dan pernyataan yang bersifat

unfavorabel:0 – 4. Skor tiap aitem di jumlahkan untuk mendapatkan skor total selanjutnya

apabila nilai > median dikategorikan sikap negatif dan nilai = median dikategorikan sikap

positif atau sikap baik terhadap merokok.

II.8. Jalannya Penelitian

Hari/ Tanggal Kegiatan

16

Page 22: Revised - Laporan Final Ikm Fii-b 09

Senin,

22 Maret 2010

-Pretest dan pengarahan di Fakultas Kedokteran UGM

-Observasi lapangan dan penjajakan ke kantor Kecamatan

Kotagede, Kelurahan Rejowinangun, Puskesmas Kotagede II dan

RW VI

-Menemui Kepala RW VI, RT 17, 18, 19, 20.

Selasa,

23 Maret 2010

-Observasi lapangan

-Mendatangi dan menanyakan perihal masyarakat, kondisi lingkun-

gan, dan masalah-msalah kesehatan yang dihadapi warga setempat.

-Diskusi masalah kesehatan dengan koordinator Ibu-Ibu PKK.

Rabu,

24 Maret 2010

-Diskusi kelompok untuk menentukan topik, judul dan metode

penelitian dan pembagian tugas

-Mencari referensi

-Membuat kuesioner

-Diskusi dengan pembimbing penelitian mengenai kuesioner.

-Pelaksanaan penyebaran kuesioner (pengumpulan data)

Kamis,

25 Maret 2010

-Melanjutkan pelaksanaan penyebaran kuesioner (pengumpulan

data)

-Melakukan kunjungan ke Puskesmas Kotagede II untuk mengam-

bil data sekunder.

-Menanyakan kepada pihak puskesmas tentang program Klinik Berhenti

Merokok.

Jumat,

26 Maret 2010

- Rekapitulasi data sekunder

-Penghitungan atau skoring kuesioner

Sabtu

27 Maret 2010

-Melakukan analisis data

Hari/ Tanggal Kegiatan

17

Page 23: Revised - Laporan Final Ikm Fii-b 09

Senin,

29 Maret 2010

-Melakukan analisis data

Selasa

30 Maret 2010

-Melakukan survei dan pembelajaran tentang Puskesmas

-Melakukan penulisan hasil penelitian

Rabu

31 Maret 2010

-Kunjungan ke Puskesmas Kotagede II

-Pembelajaran Posyandu di Puskesmas Ngampilan

-Penulisan laporan

Khamis

1 April 2010

-Ujian

-Editing penulisan laporan

Jum’at

2 April 2010

-Editing penulisan laporan

Sabtu

3 April 2010

-Pengumpulan laporan

II. 9. Analisis Data

Pengolahan data menggunakan fasilitas program komputer dengan langkah-langkah :

1. Editing yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan data

2. Coding yaitu proses pemberian kode pada setiap variabel yang terkumpul.

3. Entri yaitu memasukkan data ke dalam komputer

4. Cleaning yaitu data yang telah di entri di cek kembali untuk memastikan bahwa

data telah bersih dari kesalahan dan siap dianalisis

Analisis yang digunakan yaitu bivariat yang digunkan untuk menguji hubungan

varibel dependen dan independen dengan uji statistik chi square. Hasilnya

dianalisis berdasarkan kekuatan hubungan dengan tingkat kepercayaan 95% dan

nilai kemaknaan = 0.05.

Data diolah menggunakan software SPSS 15.0 dan Microsoft Excel.

II.10. Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian

1. Keterbatasan Penelitian

18

Page 24: Revised - Laporan Final Ikm Fii-b 09

Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain keterbatasan waktu dalam pengumpulan data

berupa pembagian kuesioner yang disebabkan masyarakat yang memiliki waktu bekerja yang

panjang. Hal ini disiasati dengan mencari waktu luang masyarakat atau setelah pulang

bekerja.

2. Kelemahan Penelitian

a. Subjek Penelitian

Subjek penelitian banyak yang menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini karena

alasan pribadi.

b. Pengisian Kuesioner

Tidak semua pengisian kuesioner diawasi oleh tim peneliti disebabkan karena luas

lingkungan dan keterbatasan waktu responden.

BAB IVANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

19

Page 25: Revised - Laporan Final Ikm Fii-b 09

IV.1. Analisa Data

IV.1.1. Karakteristik Dasar Responden Kelurahan Rejowinangun RW 06

Tabel 3.1 Karakteristik Responden

Jenis N %Umur

≤17 3 3.3

18-21 11 12.0

22-30 16 17.4

31-45 28 30.4

>45 34 37.0Pekerjaan

PNS 8 8.7

Pegawai Swasta 27 29.3

Wiraswasta 22 23.9

Buruh 10 10.9

Pelajar 16 17.4

Pensiunan 9 9.8Tingkat Pendidikan

SD 3 3.3

SMP 16 17.4

SMA 53 57.6

D3 2 2.2

S1 17 18.5

S2 1 1.1

Berdasarkan tabel 13.1 responden terbanyak adalah usia di atas 45 tahun (37.0 %)

atau sebanyak 34 orang dan responden paling sedikit berusia di awah 17 tahun (3.3%) atau

sebanyak 3 orang dari 92 sampel penelitian. Berdasarkan tabel tersebut juga dapat dilihat

bahwa dari 92 responden yang ikut dalam penelitian ini, sebagian besar, yakni 27 orang

bekerja sebagai pegawai swasta dan 22 orang bekerja sebagai wiraswasta. Pegawai Negeri

Sipil merupakan jenis pekerjaan yang paling sedikit dengan jumlah 8 orang.

Tahap pendidikan pada warga laki- laki RW 06 dikelompokkan menjadi lima yaitu

SD, SMP, SMA, D3, S1 dan S2. Dari total 92 warga laki- laki, paling banyak berpendidikan

SMA dan seorang lulusan S2. Taburan di kelas- kelas lain adalah seperti berikut: lulusan

SMP 16 orang, lulusan S1 17 orang, lulusan SD 3 orang, dan lulusan D3 sebanyak dua

orang.

IV.1.2. Prevalensi merokok di Kelurahan Rejowinangun RW 06

Tabel 3.3 Prevalensi warga yang merokok di RW 06

20

Page 26: Revised - Laporan Final Ikm Fii-b 09

Jenis n %Pengalaman Merokok

Pernah 68 73.9

Tidak pernah 24 26.1Usia Merokok Pertama Kali

≤17 43 63.2

18-21 14 20.6

22-30 7 10.3

31-45 4 5.9Merokok Saat Ini

Ya 46 67.6

Tidak 22 32.4Jumlah Rokok tiap hari

≤5 40 58.8

6-10 9 13.2

10-15 18 26.5

>15 1 1.5Dahulu merokok & sudah berhenti

Ya 22 67.6

Tidak 46 32.4Umur berhenti merokok

≤17 2 9.1

18-21 5 22.7

22-30 6 27.3

31-45 7 31.8

>45 2 9.1

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat kelurahan Rejowinangun RW

06 yang mengikuti penelitian dengan mengisi kuisioner yang diikuti oleh 92 orang

didapatkan hasil yaitu masyarakat yang pernah merokok sebanyak 68 orang (73%) dan yang

belum pernah merokok yaitu sebanyak 24 orang (26,1%). Ditilik dari umur merokok pertama

kalinya, sebagian besar responden, 47 orang (63.2%) menjawab kurang dari 17 tahun. Seiring

dengan bertambahnya usia, berkurang pula jumlah orang yang merokok untuk pertama

kalinya.

Dari 68 orang yang pernah merokok, 46 orang (67.6%) masih merokok sampai saat

ini, dan 22 sudah berhenti (32.4%). Jumlah rokok yang dikonsumsi warga kelurahan

Rejowinangun RW 06 bervariasi. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar dari 68 warga

laki- laki di Kelurahan Rejowinangun RW 06 mengonsumsi 5 atau kurang, batang rokok

setiap hari (58.8%) dan hanya seorang yang mengonsumsi lebih dari 15 batang rokok per hari

(1.5%). Data lain menunjukkan sebanyak 9 warga laki- laki mengonsumsi 6 hingga 10 batang

rokok per hari (13.2%) dan 18 warga lagi mengonsumsi 10 hingga 15 batang rokok per hari

(26.5%).

21

Page 27: Revised - Laporan Final Ikm Fii-b 09

Dari 22 orang responden yang sekarang sudah berhenti merokok, 2 orang berada pada

rentang usia 14-17 tahun (9.1%), 5 orang pada rentang usia 18-21 tahun (22.7%). Masyarakat

pada rentang usia 22- 30 tahun yang berhenti merokok sebanyak 6 orang (27.3%), 7 orang

pada rentang usia 31-45 tahun (31.8%), dan hanya 2 orang berada pada rentang usia diatas 45

tahun (9,1%). Dari data diatas usia yang paling banyak berhenti merokok dari masyarakat

Rejowinangun RW 06 yang mengikuti penelitian yaitu masyarakat yang berada pada rentang

usia 31-45 tahun.

IV.1.3. Perilaku merokok, sikap dan persepsi terhadap merokok pada warga RW 06

Tabel 3.2 Distribusi perilaku, sikap, dan persepsi terhadap merokok

Jenis n %Perilaku

Merokok 46 50.0

Tidak Merokok 46 50.0Sikap

Positif/ Anti Rokok 44 47.8

Negatif/ Pro Rokok 48 52.2Persepsi

Positif/ Anti Rokok 57 62.0

Negatif/ Pro Rokok 35 38.0

Dari 92 responden yang ikut dalam penelitian ini, sebanyak 46 orang mengatakan

masih merokok saat ini dan 46 sisanya sudah tidak lagi merokok saat ini. Berdasarkan data

diatas,diketahui 38% daripada semua 92 orang responden di RW 06 mempunyai persepsi

negatif dan 62% lagi mempunyai persepsi positif terhadap tabiat merokok. Sedangkan,

52,2% daripada 92 responden mempunyai sikap negatif merokok, berbanding 47,8% yang

mempunyai sikap positif merokok. Hal ini menunjukkan jumlah warga yang memiliki sikap

pro rokok lebih banyak dan berbanding terbalik dengan persepsi warga yang mayoritas anti

rokok.

IV.1.4 Hubungan Sikap dan Persepsi Terhadap Merokok Dengan Perilaku Merokok

Tabel 3.4. Hubungan sikap dan persepsi masyarakat terhadap merokok dengan perilaku

merokok dikalangan warga RW06.

Perilaku merokokP value OR 95% CIYa Tidak

22

Page 28: Revised - Laporan Final Ikm Fii-b 09

n (%) n (%)Sikap terhadap merokok

Negatif 34 (70,8) 14 (29,2) 0.000 6,476 2,608 – 16,084Positif 12 (27,3) 32 (72,7)

Persepsi terhadap merokokNegatif 25 (71,4) 10 (28,6) 0.001 4.286 1.726 – 10.643Positif 21 (36,8) 36 (63,2)

Data diolah dengan menggunakan tes Chi-square.

Tabel 3.4 menerangkan hubungan sikap dan persepsi warga tentang merokok secara

terpisah dengan perilaku merokok. Dari tabel tersebut dapat diketahui proporsi warga yang

merokok mempunyai sikap negatif tentang merokok 34 orang (37%) dan sikap positif tentang

merokok 12 orang (13%). Sedangkan didapatkan, proporsi warga yang merokok mempunyai

persepsi negatif tentang merokok 25 orang (27.2%) dan persepsi positif tentang merokok 21

orang (22.8%).

Hasil uji statistik ternyata menunjukkan hubungan signifikan antara sikap maupun

persepsi tentang merokok dengan perilaku merokok. Hal ini berarti menunjukkan bahwa

sikap dan persepsi terhadap rokok merupakan salah satu prediktor warga berperilaku

merokok.

Tabel 3.4 juga menunjukkan hubungan antara sikap remaja tentang merokok dengan

perilaku merokok. Dari tabel tersebut dapat diketahui proporsi warga dengan sikap negative

(persepsi petugas kesehatan) terhadap aktifitas merokok memiliki kecenderungan 6.5 kali

lebih besar untuk merokok dibandingkan warga dengan sikap positif tentang merokok. Selain

itu Tabel 2. juga menunjukkan hubungan persepsi warga tentang merokok dengan perilaku

merokok. Dari tabel tersebut dapat diketahui proporsi warga yang merokok mempunyai

persepsi negative tentang merokok 25 orang (27.2%) dan persepsi positif tentang merokok 21

orang (22.8%).

IV.2. PembahasanMelihat dari sebaran data, mayoritas responden adalah warga dalam golongan

produktif dengan sebagian besar bekerja di bidang pegawai swasta dan wiraswasta. Sebagian

besar tingkat pendidikan terakhir yang ditempuh sampai SMA,sehingga boleh dibilang

tingkat edukasi dari sebagian besar responden adalah kelas menengah.

23

Page 29: Revised - Laporan Final Ikm Fii-b 09

Ditinjau dari pengalaman merokok,didapatkan data bahwa 73.9% responden pernah

merokok, namun dari total responden, hanya 50% saja yang masih merokok hingga saat ini.

23.9% responden yang pernah merokok lainnya mengaku telah berhenti. Hasil ini

menunjukkan bahwa proporsi perokok di Indonesia tidak jauh berbeda dari penelitian

terdahulu yang menunjukkan bahwa proporsi perokok laki-laki di Indonesia mencapai lebih

dari 54.5% (Susenas, 2001).

Data yang menarik ditunjukkan dari usia pertama kali ketika responden mulai

merokok. 63.2% mengaku merokok pertama kali ketika usia ≤17 tahun, apabila ditelusuri

hingga usia ≤21 tahun, maka jumlah responden yang merokok ada 83.8%. Hasil ini lebih

tinggi dibandingkan hasil dari Global Tobacco Youth Survey yang menunjukkan bahwa

58.93% orang mulai merokok ketika berada di kisaran usia 15-19 tahun. Di Indonesia sendiri

rata-rata umur mulai merokok semakin bertambah muda dari tahun ke tahun (Susenas,

2001).Salah satu hal yang mengkhawatirkan adalah adanya responden yang mulai merokok

dari usia 6 tahun. Ketika ditelusuri lebih lanjut, responden terkait tinggal di salah di daerah

tersebut memang merokok ketika usia dini.

Dari jumlah rokok yang dikonsumsi sendiri sebagian besar menghabiskan 5 atau satu

daerah di Pulau Jawa yang komoditas utamanya adalah rokok. Mayoritas penduduk kurang

batang rokok setiap harinya. Berdasarkan penelitian serupa terdahulu, Susenas menyebutkan

bahwa bagi perokok pria berusia 10 tahun ke atas, rata-rata mengonsumsi rokok 11 batang

per hari. Dari sini kita bias lihat bahwa sekalipun jumlah perokok yang hampir sama dengan

penelitian terdahulu, namun jumlah rokok yang dikonsumsi harian jauh berbeda. Apabila

secara nasional prevalensi perokok diklasifikasikan sebagai perokok sedang (11-21 batang

per hari), maka warga responden dalam penelitian ini termasuk dalam perokok ringan (≤10

batang per hari).

Dari data penelitian ini, 22 orang (23%) telah berhenti merokok. Dari jumlah ini,

sebagian besar berhenti merokok di usia 31-45 tahun (31.8%) dan paling sedikit di kelompok

umur ≤17 tahun atau <45 tahun (9.1%). Dikatakan dalam suatu penelitian bahwa semakin

muda usia seseorang ketika mulai merokok pertama kali, maka semakin sulit bagi orang itu

untuk berhenti merokok. Begitu juga dengan semakin rendah tingkat pendidikannya, maka

akan semakin sulit bagi seorang perokok untuk dimotivasi berhenti merokok (Breslau dan

Peterson, 1996).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap tentang

merokok dan persepsi tentang merokok dengan perilaku merokok warga Kelurahan

Rejowinangun RW 06. Hal ini berarti hipotesis yang ditentukan ditolak. Hal ini membuktikan

24

Page 30: Revised - Laporan Final Ikm Fii-b 09

bahwa sikap dan persepsi masyarakat tentang merokok menjadi prediktor yang cukup baik

terhadap perilaku merokok di masyarakat.

Beberapa ahli mengatakan bahwa persepsi memiliki arti penting dalam pembentukan

sikap dan perilaku seseorang (Hershey dan Taylor, 1995). Seseorang akan kesulitan

mengubah respon terhadap suatu obyek apabila tidak memiliki sedikitpun gambaran terhadap

obyek yang dihadapinya. Demikian pula warga setempat tidak akan mempedulikan masalah

merokok apabila warga tidak mengetahui sama sekali tentang masalah merokok.

Berdasarkan hasil analisis yang didapat, terdapat adanya hubungan antara sikap

terhadap merokok dengan perilaku merokok warga Kelurahan Rejowinangun RW 06. Hal ini

berarti bahwa semakin tinggi sikap negatif tentang merokok akan mendorong warga setempat

untuk merokok. Demikian pula jika semakin tinggi sikap positif warga tentang merokok akan

mendorong mereka untuk menghindari rokok.

Sikap merokok menunjukkan bagaimana pandangan individu tersebut terhadap

merokok dan bagaimana kecenderungan individu memberikan respon yang berhubungan

dengan aktifitas merokok. Dengan demikian bila warga setempat mempunyai sikap terhadap

merokok itu baik atau buruk, suka atau tidak suka, dapat mencerminkan keinginan terhadap

merokok itu.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan

25

Page 31: Revised - Laporan Final Ikm Fii-b 09

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan oleh peneliti, dapat

diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan signifikan antara sikap maupun

persepsi terhadap merokok dengan perilaku merokok warga Kelurahan Rejowinangun

RW 06.

V.1. Saran

Berdasarkan hasil penelitian bahwa sikap maupun persepsi yang positif terhadap

perilaku merokok akan berpengaruh pada perilaku merokok, maka diperlukan suatu

tindakan preventif dan kuratif tentang bahaya atau dampak negative merokok. Saran-

saran dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi Kelurahan setempat, diperlukan adanya suatu promosi kesehatan dan diskusi

grup terfokus serta menggalakkan program berhenti merokok, dalam hal ini pent-

ingnya sosialisasi tentang klinik berhenti merokok serta dorongan untuk ikut

berpartisipasi di dalamnya. Selain itu Kelurahan setempat dapat menerapkan be-

berapa macam peraturan yang membatasi aktivitas merokok, di antaranya misal-

nya melarang warga untuk merokok di saat acara suatu perkumpulan, khususnya

pertemuan desa/ kampung. Lainnya mungkin seperti larangan merokok saat

kegiatan di kampung, misalnya ronda malam. Serta mungkin juga menyediakan

tempat khusus bagi mereka yang hendak merokok.

2. Bagi Keluarga, sangat dibutuhkan peranan anggota keluarga lainnya dalam men-

dukung dan mendorong anggota keluarga mereka yang merokok untuk berhenti

merokok maupun terus mengingatkan konsekuensi-konsekuensi yang akan di-

hadapi bila terus merokok (dampak negative merokok).

3. Bagi warga yang merokok dapat lebih terbuka untuk menerima dan mengikuti

promosi kesehatan tentang merokok serta menyikapi lebih objektif tentang peri-

laku merokok dalam kaitannya dengan melakukan suatu tindakan nyata dalam us-

aha untuk berhenti merokok

DAFTAR PUSTAKA

26

Page 32: Revised - Laporan Final Ikm Fii-b 09

Aditama, T.Y., 2000. Pengetahuan Sikap dan Perilaku Mahasiswa Akademi Perawat dan Perawat Serta Mahasiswa Fakultas Kedokteran dalam masalah Rokok. Journal Respirologi Indonesia. 20: 60-63.

Aditama T. Y., 2000. Rokok dan Kesehatan. Universitas Indonesia, Jakarta

Ajzen I, 1988, Altitude Personality and Behaviour. Open Universitas Press Bristol.

Anonim, 2002. Survei Terpadu MEndukung Indonesia Sehat 2010. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Aswar S, 1997. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelopor Yoyakarta.

Atkinson, R.L., Atkinson, R.C., Hilgard, E.R., 1993. Pengantar Psikologi, Erlangga Surabaya.

Breslau, N. dan Peterson, E.L., 1996. Smoking cessation in young adults: age at initiation of cigarette smoking and other suspected influences. Am J Public Health, Feb;86(2):214-20.

Bimo Walgito, 1978. Psikologi Sosial Andi Offset. Yogyakarta.

Gathel, R.J., Baum, A. Krants, D.S. 1989. Introduction to health Psychology. New York: Mc Graw Hill Book Company.

Mar’at, 1991. Sikap manusia, perubahan serta pengukurannya. Chalia. Indonesia Bandung.

Notoatmojo, S., 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta Jakarta.

Panayotis M., Zavos and Zarmakpofisz, P. N., 1998. Impact of Cigarette Smoking Human Reproduction. University of Kentucky, Lexigton, Ky.

Pitsavos C, Panagiotakos DB., Chrysohou C, Skoumas J., Stefanadis C, (2002). Assocation between exposure to environmental tobacco smoke and development of acute coronary syndrome. Tob Control ; (11) 220-225.

Publikasi Bank Dunia, 2000. Meredam Wabah, Pemerintah dan Aspek ekonomi Pengawasan Terhadap Tembakau. Bank Dunia, Jakarta.

Rakhmat, J 2002, Psikologi Komunikasi Rosdakaya, Bandung

Report on the Results of the Global Youth Tobacco Survey in Indonesia-Jakarta. Available: http://www.cdc.gov/tobacco/gyts/factsheets/indonesia-jakarta.htm

Salafudin,A., 1992. Intensitas Merokok dan Kecenderungan Memilih Stategi Menghadapi Masalah pada Siswa SMTA di Yogyakarta. Tesis Fakultas Psikologi, UGM Yogyakarta.

27