Review Jurnal Margareth Dan Ira PBB 2012

7
PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MELATIH BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MATA PELAJARAN BIOLOGI Margareth C. Alodia, Ira Ari Nuraini Email: [email protected] ABSTRAK Kata kunci: PENDAHULUAN A. Pembelajaran Kontekstual I. Definisi Pembelajaran Kontekstual (CTL) Pembelajaran Kontekstual merupakan pembelajaran yang mengkaitkan materi pelajaran dengan konteks dunia nyata yang dihadapi siswa sehari-hari serta pembelajaran ini mampu memotivasi siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari- hari baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, dan dunia kerja. Huston (2011) mengatakan bahwa CTL didefinisikan sebagai cara untuk memperkenalkan konsep mengunakan berbagai teknik pembelajaran aktif, yang dirancang untuk membantu siswa melakukan apa yang mereka sudah tahu, apa yang mereka harapkan untuk belajar dan membangun pengetahuan baru dari analisis dan sintesis proses belajar ini. Proses pembelajaran yang berlangsung yakni secara alamiah. Bentuk kegiatan siswa yakni belajar dan mengalami, dalam proses pembelajarannya biasa disebut dengan learning by doing bukan mentransfer

description

revie jurnal kapita selekta

Transcript of Review Jurnal Margareth Dan Ira PBB 2012

Page 1: Review Jurnal Margareth Dan Ira PBB 2012

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MELATIH BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MATA PELAJARAN BIOLOGI

Margareth C. Alodia, Ira Ari Nuraini Email: [email protected]

ABSTRAK

Kata kunci:

PENDAHULUAN

A. Pembelajaran Kontekstual

I. Definisi Pembelajaran Kontekstual (CTL)

Pembelajaran Kontekstual merupakan pembelajaran yang mengkaitkan materi

pelajaran dengan konteks dunia nyata yang dihadapi siswa sehari-hari serta pembelajaran

ini mampu memotivasi siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari baik dalam lingkungan

keluarga, masyarakat, dan dunia kerja. Huston (2011) mengatakan bahwa CTL

didefinisikan sebagai cara untuk memperkenalkan konsep mengunakan berbagai teknik

pembelajaran aktif, yang dirancang untuk membantu siswa melakukan apa yang mereka

sudah tahu, apa yang mereka harapkan untuk belajar dan membangun pengetahuan baru

dari analisis dan sintesis proses belajar ini. Proses pembelajaran yang berlangsung yakni

secara alamiah. Bentuk kegiatan siswa yakni belajar dan mengalami, dalam proses

pembelajarannya biasa disebut dengan learning by doing bukan mentransfer pengetahuan

dari guru ke siswa lagi melainkan siswa mampu menguasai materi pelajaran dengan baik

dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Strategi pembelajaran lebih

dipentingkan daripada hasil belajar. Dalam pembelajaran kontekstual ini siswa berusaha

untuk memanfaatkan pengalaman mereka sebelumnya serta membangun pengetahuan yang

ada. Hasil pembelajaran ini diharapkan agar siswa mampu memecahkan persoalan

kehidupan nyata, mampu berpikir kritis, mampu bekerja sama dan berkomunikasi untuk

menjadi pembelajar yang aktif dan melaksanakan observasi serta menarik kesimpulan

dalam kehidupan jangka panjangnya.

Page 2: Review Jurnal Margareth Dan Ira PBB 2012

II. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran CTL dapat lebih mudah dijelaskan dengan mengidentifikasi

karakteristiknya. Menurut Johnson (2002), terdapat delapan komponen utama dalam sistem

pembelajaran kontekstual, diantaranya:

1. Melakukan hubungan yang bermakna. Siswa dapat mengatur diri sendiri sebagai

orang yang belajar secara aktif dalam mengembangkan minatnya secara individual,

orang yang dapat bekerja sendiri atau bekerja dalam kelompok serta orang yang

dapat belajar sambil berbuat (learning by doing).

2. Melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan (doing significant work). Siswa

membuat hubungan-hubungan antara materi pembelajaran berdasarkan konteks

yang ada dalam kehidupan nyata.

3. Belajar yang diatur sendiri (self - regulated learning). Siswa melakukan pekerjaan

yang signifikan. Ada tujuannya, ada urusannya dengan orang lain, ada

hubungannya dengan penentuan pilihan, dan ada produknya/hasilnya yang sifatnya

nyata.

4. Bekerja sama (collaborating). Guru membantu siswa bekerja secara efektif dalam

kelompok, membantu mereka memahami bagaimana mereka saling mempengaruhi

dan saling berkomunikasi.

5. Berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking). Siswa dapat

menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi secara kritis dan kreatif. Dapat

menganalisis, membuat sintesis, memecahkan masalah, membuat keputusan, dan

menggunakan logika dan bukti-bukti.

6. Mengasuh atau mengetahui pribadi siswa (nurturing the individual). Siswa

memelihara pribadinya. Mengetahui, memberi perhatian, memiliki harapan-harapan

yang tinggi, memotivasi dan memperkuat diri sendiri. Siswa tidak dapat berhasil

tanpa dukungan orang dewasa. Siswa menghormati temannya dan juga orang

dewasa.

7. Mencapai standar yang tinggi. Siswa mengenal dan mencapai standar yang tinggi.

Mengidentifikasi tujuan dan memotivasi siswa untuk mencapainya. Guru

memperlihatkan kepada siswa cara mencapai apa yang disebut “excellence”.

Page 3: Review Jurnal Margareth Dan Ira PBB 2012

8. Menggunakan penilaian autentik (using authentic assessment). Siswa menggunakan

pengetahuan akademis dalam konteks dunia nyata untuk suatu tujuan yang

bermakna.

III. Teori yang Mendukung Pembelajaran Kontekstual

Pendekatan kontekstual pada dasarnya dilakukan untuk meningkatkan minat belajar

siswa. Dalam hal ini, siswa akan menjadi aktif melalui proses pembelajaran. Guru

bertindak sebagai fasilitator yang memungkinkan siswa untuk mengoptimalkan

kemampuan belajar mereka. Dalam pembelajaran kontekstual ini siswa tidak cukup

hanya menghafal materi melainkan siswa diajak untuk berlatih learning by doing.

Terdapat beberapa teori yang mendukung pembelajaran kontekstual diantaranya ialah

sebagai berikut :

a. Konstruktivisme

Berbasis Pengetahuan (Knowledge-Based Constructivism). Teori yang

menekankan pada pentingnya mengembangkan kemampuan siswa membangun

sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar

mengajar.

b. Pembelajaran Berbasis Usaha / Teori Pertumbuhan Kecerdasan (Effort - Based

Learning / Incremental Theory of Intellegence). Teori yang menekankan pada

upaya keras untuk mencapai tujuan belajar, hal ini akan memotivasi seseorang

untuk terlibat dalam kegiatan yang berkaitan dengan komitmen untuk belajar.

c. Sosialisasi (Socialization)

Teori yang menekankan bahwa belajar merupakan proses sosial yang

menentukan tujuan belajar, oleh karenanya faktor sosial dan budaya perlu

diperhatikan selama perencanaan pengajaran.

d. Pembelajaran Situasi (Situated Learning)

Teori yang menekankan bahwa pengetahuan dan pembelajaran harus

dikondisikan dalam fisik tertentu dan dalam konteks sosial (masyarakat, rumah,

dsb) dalam mencapai tujuan belajar

e. Pembelajaran Distribusi (Distributed Learning)

Page 4: Review Jurnal Margareth Dan Ira PBB 2012

Teori yang menekankan bahwa manusia merupakan bagian terintegrasi dari

proses pembelajaran oleh karenanya harus berbagi pengetahuan dan tugas-tugas

pada individu lain serta lingkungan sekitar

IV. Pendekatan Pembelajaran untuk Menerapkan CTL

Dalam menerapkan pembelajaran kontekstual (CTL) berbagai pendekatan pengajaran

dapat dilakukan. Mereka melibatkan para siswa dalam proses belajar aktif. Pendekatan

pembelajaran dalam CTL, diantaranya:

1. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)

Pendekatan pembelajaran berbasis masalah melibatkan peserta didik dalam

penyelidikan pemecahan masalah serta mengintegrasikan keterampilan dan konsep

dari berbagai bidang isi. Pendekatan ini mencakup pengumpulan informasi sekitar

pertanyaan, mensintesis, dan temuan senting pra kepada orang lain (Moffitt, 2001).

2. Pembelajaran Kooperatif

Pendekatan pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang

mengaturinstruksi menggunakan kelompok belajar kecil dimana siswa bekerja sama

untuk mencapai tujuan pembelajaran (Holubec, 2001).

3. Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran berbasis proyek pada konsep dan prinsip-prinsip disiplin ilmu,

melibatkan siswa dalam penyelidikan pemecahan masalah dan tugas-tugas bermakna

lainnya sehingga memungkinkan siswa untuk bekerja secara mandiri untuk

membangun pembelajaran mereka sendiri dan berpuncak pada produk yang realistis

(Buck Institute for Education, 2001)

B. Keterampilan Berpikir Kritis

I. Definisi Berpikir Kritis

II. Cara Melatihkan Berpikir Kritis

III. Berpikir Kritis dalam Biologi

IV. Penerapan Pembelajaran Kontekstual untuk Melatihkan Berpikir Kritis dalam

Biologi

Page 5: Review Jurnal Margareth Dan Ira PBB 2012

PEMBAHASAN

SIMPULAN

REFERENSI

Hasruddin., Nasution M., Rezeqi, Salwa. 2015. “Application of Contextual Learning to Improve Critical Thinking Ability of Students in Biology Teaching and Learning Strategies Class.” International Journal of Learning, Teaching and Educational Research. Vol. 11, No. 3, pp. 109-116. Mei 2015 melalui http://www.ijlter.org/index.php/ijlter/article/view/317 diakses pada tanggal 20 Oktober 2015.

Lunenburg, Fred. 2011. “Critical Thinking and Constructivism Techniques for Improving Student Achievement.” National Forum of Teacher Education Journal. Vol. 21, No. 3.

Berns, Roberts., Erickson, Patricks. 2001. “Contextual Teaching and Learning: Preparing Students for the New Economy”. The Highlight Zone Research. No. 5