Review Anatomi Sistem Integumen

7
Review Anatomi Sistem Integumen, Diabetes Mellitus, dan Kebersihan Diri Aslinda Nurul Tamala, FIK UI’10, 1006672182 Tubuh merupakan unit terpenting atau vital yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Demi menjalankan tugasnya dengan baik dan sesuai, tubuh tentu perlu mendapatkan perlakuan yang baik dan sesuai pula dari si pemilik (manusia). Memperhatikan kebersihan diri merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar tubuh dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Kebersihan diri ini dapat dimulai dengan memberikan perhatian bagi kebersihan sistem integumen tubuh yang merupakan lapisan terluar tubuh yang banyak bersentuhan dengan lingkungan luar. Namun kebersihan diri juga tidak hanya harus diperhatikan saat klien sehat, melainkan pada klien yang menderita diabetes mellitus kebersihan diri klien juga mat diperlukan. Lembar tugas mandiri ini akan membahas tentang kebersihan diri secara umum, pentingnya melakukan kebersihan diri, komponen-komponen kebersihan diri, review anatomi sistem integumen, dan diabetes mellitus (penyakit yang membutuhkan perhatian khusus dalam merawat kebersihan diri klien). Kebersihan diri (personal hygiene) secara umum merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan baik secara fisik maupun psikolgis (Alimul Aziz, 2008). Pentingnya melakukan kebersihan diri dikarenakan kebersihan diri merupakan langkah awal mewujudkan kesehatan diri. Dengan tubuh

Transcript of Review Anatomi Sistem Integumen

Page 1: Review Anatomi Sistem Integumen

Review Anatomi Sistem Integumen, Diabetes Mellitus, dan Kebersihan Diri

Aslinda Nurul Tamala, FIK UI’10, 1006672182

Tubuh merupakan unit terpenting atau vital yang sangat

dibutuhkan oleh manusia. Demi menjalankan tugasnya dengan baik

dan sesuai, tubuh tentu perlu mendapatkan perlakuan yang baik dan

sesuai pula dari si pemilik (manusia). Memperhatikan kebersihan

diri merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar tubuh

dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Kebersihan diri ini dapat

dimulai dengan memberikan perhatian bagi kebersihan sistem

integumen tubuh yang merupakan lapisan terluar tubuh yang banyak

bersentuhan dengan lingkungan luar.

Namun kebersihan diri juga tidak hanya harus diperhatikan

saat klien sehat, melainkan pada klien yang menderita diabetes

mellitus kebersihan diri klien juga mat diperlukan. Lembar tugas

mandiri ini akan membahas tentang kebersihan diri secara umum,

pentingnya melakukan kebersihan diri, komponen-komponen

kebersihan diri, review anatomi sistem integumen, dan diabetes

mellitus (penyakit yang membutuhkan perhatian khusus dalam

merawat kebersihan diri klien).

Kebersihan diri (personal hygiene) secara umum merupakan

perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan

kesehatan baik secara fisik maupun psikolgis (Alimul Aziz, 2008).

Pentingnya melakukan kebersihan diri dikarenakan kebersihan diri

merupakan langkah awal mewujudkan kesehatan diri. Dengan tubuh

yang bersih meminimalkan resiko seseorang terhadap kemungkinan

terjangkitnya suatu penyakit, terutama penyakit yang berhubungan

dengan kebersihan diri yang buruk. Dalam melakukan upaya

kebersihan diri, ada komponen-komponen penting yang harus

diperhatikan yaitu kebersihan rambut dan kulit kepala, kebersihan

mata, telinga, dan hidung, kebersihan gigi dan mulut, kebersihan

badan, kebersihan kuku tangan dan kuku kaki, dan kebersihan

pakaian (Ismail Noryati, 2004).

Kebersihan diri dapat dimulai dengan memberikan perhatian

bagi kebersihan sistem integumen tubuh karena sistem integumen

merupakan lapisan terluar tubuh yang banyak bersentuhan dengan

lingkungan luar. Oleh karena itu sistem integumen membutuhkan

perhatian yang lebih khusus guna mewujudkan tubuh yang sehat,

bersih, dan terbebas dari berbagai macam penyakit. Sebelum

Page 2: Review Anatomi Sistem Integumen

melakukan kebersihan tubuh, tentunya perawat dan klien harus

mengetahui terlebih dahulu anatomi sistem integumen tubuh yaitu,

integumen membentuk lapisan terluar tubuh. Sistem integumen

memiliki beberapa komponen yang diantaranya yaitu, kulit, kuku

jari tangan dan kuku jari kaki, rambut, dan kelenjar kulit (Ethel

Sloane, 1994).

Kulit adalah organ terbesar tubuh, beratnya kurang lebih 4,5

kg dan menutupi area seluas 18 kaki persegi (1,67m2) pada laki-laki

dengan berat badan 75 kg (Ethel Sloane, 1994). Kulit memiliki

beberapa lapisan diantaranya epidermis yaitu lapisan teratas atau

terluar yang tersusun dari jaringan epitel sedangkan dermin yaitu

lapisan jaringan ikat bagian bawah dan lapiasan ini mengikat

epidermis dengan struktur yang ada dibawahnya. Komponen sistem

integumen yang lainnya adalah kuku jari tangan dan kuku jari kaki,

yang merupakan lempeng pelindung yang berasal dari perpanjangan

epidermis kedalam dermis.

Rambut merupakan spesialisasi kulit yang menjadi

karakteristik pada mamalia saja. Komponen sistem integumen

lainnya yaitu kelenjar kulit, kelenjar kulit pada manusia meliputi

kelenjar sebasea, kalenjar keringat, dan kelenjar mammae, yang

merupakan bentuk modifikasi dari kelenjar keringat. Selain itu

sistem integumen juga memiliki fungsi diantaranya sebagai

perlindungan maksudnya kulit melindungi tubuh dari

mikroorganisme, penarikan atau kehilangan cairan, selain itu

pigmen melanin yang terdapat pada kulit memberikan perlindungan

selanjutnya pada sinar ultraviolet matahari.

Fungsi sistem integumen yang kedua adalah pembuluh darah

dan kelenjar keringat pada kulit berfungsi untuk mempertahankan

dan mengatur suhu tubuh. Kelenjar-kelenjar pada kulit dapat

mengekskresi zat lemak, air dan ion-ion seperti Na+ yang masuk

kedalam tubuh. Fungsi sistem integumen yang lainnya adalah

dengan bantuan radiasi sina matahari atau sinar ultraviolet, proses

sintesis vitamin D yang penting untuk pertumbuhan tulang, dimulai

dari sebuah molekul prekursor (dehidrokolesterol-7) yang ditemukan

dikulit (Ethel Sloane, 1994).

Diabetes Mellitus (DM) atau penyakit kencing manis berasal

dari bahasa Yunani, διαβαίνειν, diabaínein yang berarti tembus atau

pancuran air dan bahasa Latin mellitus yang berarti rasa manis (Julie

Munden, 2007), merupakan golongan penyakit kronis menahun yang

ditandai dengan kadar glukosa darah yang melibihi nilai normal

yaitu kadar gula darah sewaktu sama atau lebih dari 200mg/dl, dan

kadar gula darah puasa sama dengan atau diatas 126mg/dl

Page 3: Review Anatomi Sistem Integumen

(Misnadiarly, 2006). Sebagai akibat adanya gangguan sistem

metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu

memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh. Insulin

adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang

bertanggung jawab untuk mengontrol jumlah/kadar gula dalam

darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah (memproses)

karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang diperlukan

tubuh manusia yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah

(Julie Munden, 2007).

Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita

DM atau kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan

kadar gula darah, dimana peningkatan kadar gula dalam darah

mencapai nilai 160 - 180 mg/dL dan air seni (urine) penderita

kencing manis yang mengandung glukosa, sehingga urine sering

dilebung atau dikerubuti semut.

Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan

gejala seperti jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak

(Polyuria), sering atau cepat merasa haus (Polydipsia), lapar yang

berlebihan atau makan banyak (Polyphagia), frekuensi urine

meningkat (Glycosuria), kehilangan berat badan yang tidak jelas

sebabnya, kesemutan/mati rasa pada ujung saraf ditelapak tangan

dan kaki, cepat lelah dan lemah setiap waktu, mengalami rabun

penglihatan secara tiba-tiba, apabila luka atau tergores lambat

penyembuhannya, dan mudah terkena infeksi terutama pada kulit

(Misnadiarly, 2006).

Penyakit Diabetes Mellitus dibagi kedalam dua tipe atau

jenis yaitu, Diabetes Mellitus tipe 1 dan Diabetes Mellitus tipe 2.

Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin

dimana tubuh kekurangan hormon insulin, dikenal dengan istilah

Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) (Julie Munden, 2007).

Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-

pulau langerhans pankreas. Diabetes tipe 1 banyak ditemukan pada

balita, anak-anak dan remaja.

Sampai saat ini, Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati

dengan pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus

menerus dan berkesinambungan. Riwayat keluarga, diet dan faktor

lingkungan sangat mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe

1. Pada penderita diebetes tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan

dan memonitor kadar gula darahnya, sebaiknya menggunakan alat

test gula darah. Terutama pada anak-anak atau balita yang mana

sangat mudah mengalami dehidrasi, sering muntah dan mudah

terserang berbagai penyakit.

Page 4: Review Anatomi Sistem Integumen

Selanjutnya adalah Diabetes Mellitus tipe 2, dimana hormon

insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya,

dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus

(NIDDM) (Julie Munden, 2007). Hal ini dikarenakan berbagai

kemungkinan seperti kecacatan dalam produksi insulin, resistensi

terhadap insulin atau berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan

jaringan tubuh terhadap insulin yang ditandai dengan meningkatnya

kadar insulin di dalam darah.

Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya

resisten terhadap insulin, diantaranya faktor kegemukan (obesitas).

Pada penderita Diabetes tipe 2, pengontrolan kadar gula darah dapat

dilakukan dengan beberapa tindakan seperti diet, penurunan berat

badan, dan pemberian tablet diabetik. Apabila dengan pemberian

tablet belum maksimal respon penanganan level gula dalam darah,

maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan.

Kesimpulannya adalah bahwa kebersihan diri (personal

hygiene) merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk

mempertahankan kesehatan baik secara fisik maupun psikolgis.

Melakukan kebersihan diri adalah kebutuhan yang sangat penting

atau urgent dikarenakan kebersihan diri merupakan langkah awal

dalam mewujudkan kesehatan diri. Dengan tubuh yang bersih

meminimalkan resiko seseorang terhadap kemungkinan

terjangkitnya suatu penyakit, terutama penyakit yang berhubungan

dengan kebersihan diri yang buruk. Oleh karena itu sebelum

memberikan perawatan kebersihan diri yang sesuai baik pada klien

yang sehat maupun klien dengan penyakit khusus seperti Diabetes

Mellitus, perawat diharapkan mampu mengetahui dan memahami

sistem integumen yang sangat berkaitan dengan kebersihan tubuh.

Daftar Pustaka :

Aziz, A. Alimul. (2008). Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk

Kebidanan. Ed.2. Jakarta: Salemba Medika

Misnadiarly. (2006). Diabetes Mellitus: Gangren, Ulcer, Infeksi. Mengenal

Gejala, Menanggulangi, dan Mencegah Komplikasi. Jakarta:

Pustaka Populer Obor

Munden, Julie. (2007). Diabetes Mellitus: A Guide To Patient Care.

Philladelphia: Lippincott William & Wilkins

Noryati, Ismail. (2004). Food Poisoning. Selangor: Yeohprinco Sdn. Bhd

Sloane, Ethel. (1994). Anatomy and Physiology: An Easy Learner.

Sudbury: Jones and Bartlett Publisher, Inc