Anatomi Sistem Integumen

28
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kulit merupakan organ tipis yang luas. Tebal kulit bervariasi antara 0,5-1,5 mm bergantung pada letak, umur, gizi, jenis kelamin, dan suku. Kulit yang tipis terdapat di telapak mata, penis, labium minor, dan bagian dalam lengan atas, sedangkan kulit yang lebih tebal terdapat di telapak tangan, telapak kaki, punggung dan bokong. Kulit telapak tangan dan telapak kaki tidak mengandung kelenjar sebasea dan rambut, Pada orang dewaa, luas permukaan kulit sekitar 1,5-2 m 2 . Sebagai penutup, kulit melindungi tubuh dari trauma mekanis, radiasi, kimiawi, dan dari kuman infeksius. Asam laktat dalam keringat dan asam amino hasil perubahan keratinisasi mempertahankan pH permukaan kulit antara 4-6 yang akan menghambat pertubuhan bakteri. Namun, beberapa jenis streptokokus dan stafilokokus masih dapat hidup komensal dilapisan keratin, muara rambut dan kelenjar sebaseus. Kulit juga berfungsi sebagai pengindera raba karena mengandung ujung saraf sensoris di dermis. Fungsi pengaturan suhu tubuh didapat dari adanya dua lapisan fleksus pembuluh 1

description

anfis

Transcript of Anatomi Sistem Integumen

Page 1: Anatomi Sistem Integumen

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kulit merupakan organ tipis yang luas. Tebal kulit bervariasi antara 0,5-1,5 mm

bergantung pada letak, umur, gizi, jenis kelamin, dan suku. Kulit yang tipis terdapat di

telapak mata, penis, labium minor, dan bagian dalam lengan atas, sedangkan kulit yang

lebih tebal terdapat di telapak tangan, telapak kaki, punggung dan bokong. Kulit telapak

tangan dan telapak kaki tidak mengandung kelenjar sebasea dan rambut, Pada orang

dewaa, luas permukaan kulit sekitar 1,5-2 m2.

Sebagai penutup, kulit melindungi tubuh dari trauma mekanis, radiasi, kimiawi,

dan dari kuman infeksius. Asam laktat dalam keringat dan asam amino hasil perubahan

keratinisasi mempertahankan pH permukaan kulit antara 4-6 yang akan menghambat

pertubuhan bakteri. Namun, beberapa jenis streptokokus dan stafilokokus masih dapat

hidup komensal dilapisan keratin, muara rambut dan kelenjar sebaseus.

Kulit juga berfungsi sebagai pengindera raba karena mengandung ujung saraf

sensoris di dermis. Fungsi pengaturan suhu tubuh didapat dari adanya dua lapisan fleksus

pembuluh darah dermis yang alirannya diatur oleh persarafan otonom. Persarafan otonom

ini juga mengatur fungsi kelenjar keringat. Penguapan keringat akan mendinginkan kulit.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang didapat yaitu:

1. Bagaimana anatomi dari integumen ?

2. Sebutkan bagian-bagian dari integumen !

3. Bagaimana fisiologi dari integumen dalam termoregulasi dan termodinamika serta

metabolisme dalam tubuh ?

1

Page 2: Anatomi Sistem Integumen

C. TUJUAN PENULISAN

Dari rumusan masalah di atas, adapun tujuan yang kami kemukakan dalam

makalah ini antara lain:

1. Tujuan umum

a. Mahasiswa memperoleh gambaran tentang anatomi dan fisiologi dari

integumen.

2. Tujuan khusus

a. Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang anatomi integumen.

b. Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang fisiologi integumen.

D. MANFAAT PENULISAN

Dalam penyusunan makalah ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

semua pihak. Adapun manfaat penyusunan itu diantaranya:

1. Berfungsi sebagai literatur-literatur bagi mahasiswa dan pelajar yang ingin

memperdalam wawasan tentang anatomi integumen.

2. Para pembaca dapat mengetahui lebih dalam tentang fisiologi integumen.

E. METODE PENULISAN

Adapun metode yang kami gunakan dalam penyusunan makalah ini adalah

kepustakaan dan internet. Yaitu dengan mencari data-data yang menunjang materi atau

yang berhubungan dengan anatomi dan fisiologi dari integumen.

2

Page 3: Anatomi Sistem Integumen

BAB II

PEMBAHASAN

A. ANATOMI SISTEM INTEGUMEN

Gambar : anatomi integumen

Kulit adalah lapisan tau jaringan yang menutupi seluruh tubuh dan melindungi

tubuh dari bahaya yang datang dari luar. Kulit merupakan bagian tubuh yang perlu

mendapat perhatian khusus untuk memperindah kecantikan, selain itu dapat membantu

menemukan penyakit yang di derita pasien.

Kulit ( integumen ) mencangkup kulit pembungkus permukaan kulit berikut

turunannya termasuk kuku, rambut dan kelenjar. Kulit adalah lapisan jaringan yang

terdapat pada bagian luar untuk menutupi dan melindungi permukaan tubuh. Kulit

berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga lubang masuk. Pada permukaan

kulit bermuara kelenjar keringat dan kelenjar mukosa.

3

Page 4: Anatomi Sistem Integumen

Kulit disebut juga integumen atau kutis yang tumbuh dari dua macam jaringan

yaitu jaringan epitel yang menumbuhkan lapisan epidermis dan jaringan pengikat atau

penunjang yang menumbuhkan lapisan dermis ( kulit dalam ). Kulit mempunyai susunan

serabut saraf yang teranyam secara halus berguna untuk merasakan sentuhan atau sebagai

alat raba dan merupakan indikator untuk memperoleh kesan umum dengan melihat

perubahan pada kulit.

1. Epidermis

Gambar : epidermis

Lapisan paling luar terdiri atas lapisan epitel gepeng. Unsur utamanya adalah

sel-sel tanduk ( keratinosit ) dan melanosit. Lapisan epidermis tumbuh terus karena

lapisan sel induk yang berada di lapisan bawah bermitosis terus-menerus, sedangkan

lapisan paling luar epidermis akan terkelupas atau gugur. Epidermis dibina oleh sel-sel

epidermis terutama serat-serat kolagen dan sedikit serat elastis.

Kulit ari ( epidermis ) terdiri atas beberapa lapisan sel. Sel-sel ini berbeda

dalam beberapa tingkat pembelahan secara mitosis. Lapisan permukaan dianggap

sebagai akhir keaktifan sel, lapisan tersebut tterdiri atas :

4

Page 5: Anatomi Sistem Integumen

a. Stratum korneum

Lapisan ini terdiri atas banyak lapisan sel tanduk ( keratinasi ), gepeng, kering,

dan tidak berinti. Sitoplasmanya diisi dengan serat keratin, makin keluar letak

sel makin gepeng seperti sisik lalu terkelupas dari tubuh. Sel yang terkelupas

akan digantikan oleh sel yang lain. Zat tanduk merupakan keratin lunak yang

susunan kimianya berada dalam sel keratin keras. Lapisan tanduk hampir tidak

mengandung air karena adanya penguapan air, elastisnya kecil, dan sangat

efektif untuk pencegahan penguapan air dan lapisan yang lebih dalam.

b. Stratum lusidum

Lapisan ini terdiri atas lapisan sel yang sangat gepeng dan bening. Membran

yang membatasi sel-sel tersebut sulit terlihat sehingga lapisannya secara

keseluruhan seperti kesatuan yang bening. Lapisan ini ditemukan pada daerah

tubuh yang berkulit tebal.

c. Stratum glanulosum

Lapisan ini terdiri atas 2-3 lapis sel poligonal yang agak gepeng dengan inti di

tengah sitoplasma berisi butiran ( granula ) keratohialin atau gabungan keratin

dengan hialin. Lapisan ini menghalangi masuknya benda asing, kuman, dan

bahan kimia yang masuk ke dalam tubuh.

d. Stratum spinosum

Lapisan ini terdiri atas banyak lapisan sel berbentuk kubus dan poligonal, inti

terdapat di tengah dan sitoplasmya terdiri berisi berkas-berkas serat yang

terpaut pada desmosom ( jembatan sel ). Seluruh sel terikat rapat lewat serat-

serat tersebut sehingga secara keseluruhan lapisan sel-selnya berduri. Lapisan

ini untuk menahan gesekan dan tekanan dari luar, tebal dan terdapat di daerah

tubuh yang banyak bersentuhan atau menahan beban dan tekanan seperti tumit

dan pangkal telapak kaki.

e. Stratum malpigi

Unsur-unsur lapis taju yang mempunyai susunan kimia yang khas. Inti bagian

basal lapis taju mengandung kolesterol dan asam-asam amino. Stratum malpigi

5

Page 6: Anatomi Sistem Integumen

merupakan lapisan terdalam dari epidermis yang berbatasan dengan dermis di

bawahnya dan terdiri atas selapis sel berbentuk kubus (batang ).

Desmosom merupakan sel induk epidermis yang banyak sekali terdapat pada

membran sel. Sel ini aktif bermitosis sampai orang meninggal. Sebanding dengan

terkelupasnya sel pada stratum korneum, sel induk ini pun menggantinya dengan yang

baru dari bawah. Sejak terbentuk sampai terkelupas umur sel ini adalah 15-30 hari.

Gabungan stratum malpigi dan stratum spinosum disebut stratum germinativum.

Gabungan ini terletak bergelombang karena lapisan dermis di bawahnya membentuk

tonjolan yang disebut papila. Batas stratum germinativum dengan dermis di bawahnya

berupa lapisan tipis jaringan pengikat yang disebut lamina basalis.

Pada stratum malpigi, diantara sel epidermis terdapat melanosit yaitu sel yang

berisi pigmen melanin yang bewarna coklat dan sedikit kuning. Pada orang berkulit

hitam melanosit menerobos sampai ke dermis. Melanosit tersebut mepunyai tonjolan

banyak, panjang, halus dan menyelusup diantara sel-sel epidermis stratum

germinativum. Semua lapisan epidermis menipis dan biasanya stratul lusidum tidak

ada. Stratum basale memiliki kulit yang tebal, lapisan butirannya tampak sebagai satu

atau dua deret sel sepanjang tempat yang biasa ditempatinya.

a. Pigmentasi

Warna kulit ditentukan oleh faktor warna kulitnya sendiri, karena kandungan

karoten ( pigmen ) darah pada pembuluh darah dermis yang memberikan warna

kemerahan dan kandungan pigmen melanin memberikan bayangan coklat.

Melanin terletak di dalam lapisan basal dan bagian bawah lapisan taju dibuat

oleh epidermis khusus yaitu melanosit yang bertebaran diantara keratinosit lapis

basal, lapis taju, dalam folikel rambut dan jaringan ikat dermis.

Perbedaan warna kulit disebabkan oleh perbedaan jumlah dan ukuran

melanosom di dalam keratinosit. Pigmen kulit tergantung beberapa pengaruh

termasuk faktor keturunan, hormon dan lingkungan. Faktor genetik

memperngaruhi satuan melanin epidermis, hormon pemicu melanosit ( Melanosit

stimulating hormon/MSH ) untuk merangsang perpindahan melanosom ke cabang-

6

Page 7: Anatomi Sistem Integumen

cabang sitoplasma melanosit dan keratinosit. Faktor lingkungan seperti ultraviolet

akan meningkatkan kegiatan enzim melanosit serta meningkatkan produksi

melanin dan penimbunannya di dalam keratinosit sehingga kulit menjadi coklat.

b. Sel Langerhans

Sel yang berbentuk batang dengan banyak cabang mirip dendrit, terutama

didapatkan pada lapisan taju epidermis, tampilannya seperti sel bening,

sitoplasmanya mengandung inklisi ( suatu sel yang terpendam dalm sel ) mirip

batang yang disebut granula birbeck. Sel ini juga terdapat dalam epitel mukosa

mulut, esofagus, vagina, di dalam folikel rambut, serbasea, kelenjar timus, dan

limfonodus.

c. Sel Merkel

Sel ini bertebaran di dalm epidermis terdapat di dekat stratum germinativum

yang berhubungan dengan ujung-ujung saraf intra epitel. Bentuk intinya tidak

teratur dan pada sitoplasma terdapat berkas longgar tonofilamen ( filamen halus

pada sel ) yang mengandung granulasi kecil dan padat. Sel merkel terletak pada

keratinosit dimana sekitarnya banyak desmosom, fungsinya sebagai reseptor

mekanisme berdasarkan sifat granulanya.

2. Kulit Janggat ( Dermis )

Gambar : layer integumen

7

Page 8: Anatomi Sistem Integumen

Batas dermis yang sukar ditentukan karena menyatu dengan lapisan subkutis

( hipodermis ), ketebalannya antara 0,5-3 mm, beberapa kali lebih tebal dari

epidermis, dan dibentuk dari komponen jaringan pengikat. Derivat dermis terdiri atas

bulu, kelenjar minyak, kelenjar lendir, dan kelenjar keringat yang membenan jauh ke

dalam dermis. Dermis bersifat ulet dan elastis yang berguna untuk melindungi bagian

yang lebih dalam. Pada perbatasan antara epidermis dan dermis terdapat tonjolan-

tonjolan ke dalam epidermis yang disebut papil kulit jangat. Dermis tersiri atas serat-

serat kolagen, serabut-serabut elastis, dan serabut-serabut retikulin. Serat ini bersama

pembuluh darah dan pembuluh getang bening membentuk anyaman-anyaman yang

memberikan perdarahan untuk kulit.

Lapisan dermis terdiri atas bagian-bagian baerikut :

a. Lapisan papila

Lapisan papila mengandung lekuk-lekuk papila sehingga stratum malpigi juga

ikut berlekuk. Lapisan ini mengandung lapisan pengikat yang membentuk lapisan

bungan karang disebut lapisan stratum spongeosum.

Lapisan papila terdiri atas serat kolagen halus, elastis dan retikulin yang

tersusun membentuk jaringan halus yang terdapat di bawah epidermis. Lapisan ini

memegang peranan penting dalam peremajaan dan panggandaan unsur-unsur kulit.

Serat retikulin dermis membentuk alas dari serabut yang menyisip ke dalam

membran basal di bawah epidermis.

Pada umumnya, papil-papil dermis rendah, tetapi pada telapak kaki dan telapak

tangan papil tinggi, tebal dan banyak sehingga berhimpitan membentuk rigi-rigi

yang menonjol di permukaan kulit ari, dan membentuk pola sidik jari tangan dan

jari kaki. Setiap papil dibentuk oleh anyaman serabut halus yang mengandung

serabut elastin. Pada bagian ini terlihat lengkung-lengkung kapiler dan ujung-

ujung saraf perasa.

b. Lapisan retikulosa

Lapisan retikulosa mengandung jaringan pengikat rapat dan serat kolagen.

Sebagian besar lapisan ini tersusun bergelombang, mengandung sedikit serat,

8

Page 9: Anatomi Sistem Integumen

retikuliin, dan banyak serat elastin. Sesuai dengan arah jalan serat-serat tersebut

terbentuklah garis ketegangan kulit.

Bahan dasar dermis merupakan bahan matrik amorf yang membenam pada

serat kolagen dan elastin. Turunan kulit glikosaminoglikans utama kulit adalah

asam hialuronat dan dermatan sulfat dengan perbandingan yang beragam di

berbagai tempat, bahan dasar ini bersifat sangat hidrofilik. Lapisan ini terdiri atas

anyaman jaringan ikat yang lebih tebal dan dalamnya ditemukan sel-sel fibrosa, sel

histiosit, pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf, kandung rambut, kelnjar

sebasea, kelenjar keringat, sel lemak, dan otot penegak rambut.

Unsur utama sel dermis adalah fibroblast dan makrofag, juga terdapat sel

lemak yang berkelompok. Selain juga sel jaringan ikat bercabang dan berpigmen pada

lingkungan epidermis yang banyak mengandung pigmen misalnya areola mamae dan

sekitar anus.

Serat otot polos dijumpai di dalam dermis tersusun membentuk berkas di

hubungkan dengan folikel rambut ( m. erektor fili ) bertebaran diseluruh dermis dalam

jumlah yang cukup banyak pada kulit, puting susu, penis, skrotum, dan sebagin

perineum. Kontraksinya menyebabkan kulit daerah yang bersangkutan mengerut, di

dalam kulit muka dan leher sejumlah serat otot rangka berakhir pada jalinan serat

elastin halus dan dermis.

3. Hipodermis

Hipodermis adalah lapisan bawah kulit ( fasia superfisialis ) yang terdiri atas

jaringan pengikat longgar, komponennya serat longgar, elastis, dan sel lemak. Sel-sel

lemak membentuk jaringan lemak pada lapisan adiposa yang terdapat susunan lapisan

subkutan untuk menentukan mobilitas kulit diatasnya. Bila terdapat lobulus lemak

yang merata, hipodermis membentuk bantak lemak disebut pannikulus adiposus. Pada

daerah perut, lapisan ini dapat mencapai ketebalan 3 cm, sedangkan pada kelopak

mata, penis dan skrotum, lapisan sukutan tidak mengandung lemak. Bagian superfisial

hipodermis mengandung kelenjar keringatt dan folikel rambut. Dalam lapisan

hipodermis terdapat anyaman pembuluh arteri, pembuluh vena, dan anyaman saraf

yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit di bawah dermis. Lapisan ini

9

Page 10: Anatomi Sistem Integumen

mempunyai ketebalan bervariasi dan mengikat kulit secara longgar terhadap jaringan

di bawahnya.

4. Kelenjar-Kelenjar Kulit

Kelenjar kulit meliputi kelenjar serbasea, kelnjar keringat, dan kelenjar

mamae.

a. Kelenjar serbasea

Berhubungan dengan folikel rambut yang bermuara dalam sebuah folikel

rambut, tidak berhubungan dengan folikel rambut saluran bermuara langsung

ke permukaan kulit seperti yang terdapat pada glans penis, labium minus, dan

kelenjar tarsalia pada kelopak mata. Kelenjar ini tidak terdapat pada kulit

telapak kaki dan tangan, tetapi terletak di dalam dermis. Setiap kelenjar

berkapsul, jaringan ikat tipis berupa kelenjar alveolar yang membuat lipid.

Kebanyakan kelenjar alveolus bermuara ke dalam sebuah saluran keluar yang

pendek dan lebar, tercurah ke dalam folikel rambut.

Setiap alveolus terisi penuh dengan epitel berlapis, terletak di atas memran

basal tipis yang permukaan dalamnya ditempati oleh sederetan sel kubis kecil

yang berhubungan dengan sel-sel basal epidermis pada leher folikel rambut.

Sel-sel ini meningkatkan jumlah retikulum endoplasma dan sitoplasmanya

dipenuhi bintik-bintik lemak yang mengandung kolesterol, fosfolipid dan

trigliseridda. Intinya perlahan mengkerut dan hilang. Selnya pecah menjadi

massa berlemak dan serpihannya menjadi getah berminyak ( Sebum ).

Pengeluaran getahnya dibantu oleh kontraksi otot penegak rambut dan

tekanan menyeluruh akibat pembesaran sel-sel di tengah alveolus.

Perkembangan dan pertumbuhan kelenjar serbasea terutama selama pubertas

berada di bawahkontrol hormon. Sekresi sebelum terjadi terus-menerus dan

bermanfaat untuk pemeliharaan kesehatan kulit.

10

Page 11: Anatomi Sistem Integumen

b. Kelenjar keringat

Kelenjar tubular bergelung tidak bercabang terdapat pada seluruh kulit

kecuali pada dasar kuku, batas bibir, glans penis, dan gendang telingga.

Kelenjar ini paling banyak terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki.

Bagian sekretoris terletak di dalam dermis atau hipodermis dan bergabung

membentuk massa tersendiri, duktusnya keluar menuju epidermis dan berjalan

berkelok-kelok menyatu dengan epidermis, lalu berjalan spiral untuk mencapai

permukaan kulit, tempat bermuaranya disebut pori keringat. Terdapat dua

macam kelnjar keringat yaitu kelenjar keringat ekrin dan kelenjar keringat

apokrin.

1) Kelenjar keringan ekrin : tersebar diseluruh kulit tubuh kecuali kulit

pembungkus penis, bagian dalam telingga, telapak tangan, telapak kaki

dan dahi. Badan kelenjar terdapat antara perbatasan epidermisa dan

dermis, salurannya berkelok-kelok keluar dan berada pada lapisan

dermis, lau berjalan lurus ke lapisan dermis dan bermuara pada

permukaan kulit pada pori-pori keringat.

2) Kelenjar keringat apokrin : kelenjar keringat yang besar hanya dapat

ditemukan pada ketiak, kulit puting susu, kulit sekitar alat kelamin, dan

dubur. Kelenjar ini terletak lebih dalam dan saluran keluarnya

berkelok-kelok kemudian lurus menunju epidermis dan bermuara pada

foliikel rambut. Bersama keringat keluar bagian-bagian sel kelenjar

yang sudah rusak dan berbau khas.

c. Kelenjar payudara ( glanula mamae )

Glanula mamae disebut sebagai kelenjar kulit karena berasal dari lapisan

ektodermal. Secara fungsional termasuk sistem reproduksi, teretak di atas fasia

pektoralis superfisialis dihubungkan dengan perantaraan jaringan ikat longgar

dan jaringan lemak, serta melekat erat dengan kulit di atasnya. Disekitar puting

susu ( papila mamae ) terdapat retikulum kutis yang tumbuh dengan baik

dinamakan ligamentum suspensorium, ke dalam puting susu bermuara 15-20

duktus laktiferus, di sekitar papiilla mamae terdapat areola mamae yang

11

Page 12: Anatomi Sistem Integumen

mengandung kelenjar serbasea montgomeri ( glandula areola mamae ) untuk

melindungi dan melicinkan puting susu pada waktu bayi mengisap. Pada

daerah subkutan terdapat lobus-lobus yang berhubungan satu sama lain oleh

jaringan areolar, pembuluh darah, dan duktus laktiferus.

Pada wanita yang tidak hamil dan tidak menyusui alvioli tampak kecil dan

padat berisi sel-sel granular. Pada waktu hamil, alveoli akan membesar dan sel-

sel membesar pada permulaan laktasi. Sel-sel pad pusat alveoli mengalami

degenerasi lemak dan menghasilkan kolostrum. Hormon esterogen

memperbanyak alvioli, sedangkan hormon prolaktin yang dihasilkan kelenjar

hipifisis akan merangsang pengeluaran kolostrum. Dua sel yang ditemukan

dalam epitel kulit adalah sebagai berikut :

1) Sel utama ( terang ) : merupakan sel serosa yang menepati bagian

tengah sel, sitoplasmanya mengandung bintik lemak dan granula

pigmen. Sel ini mengeluarkan getah encer yang mengandung bahan

pelarut.

2) Sel-sel musigen ( gelap ): bertebaran di antara sel-sel serosa yang

mempunyai retikulum endoplasma granular dan granula sekretori

basofil, menghasilakan glikoprotein mukoid. Kontraksi sel ini

membantu pengosongan getah kelenjar dan berfungsi sebagai bangun

penyangga menahan perubahan perubahan tekanan osmotik yang

memungkinkan membahayakan keutuhan susunan kenalikuli intersel.

Tubulus sekretori makin menyempit menjadi duktus ekskretorius yang

dibatasi oleh dua lapis sel kubis yang terpulas gelap. Sel-sel membentuk

lapisan dalam dinding dan mempunyai batas khusus yang tampak kasar di

sepanjang permukannya, di tempat saluran keluar dengan epidermis saluran

kehilangan dinding menjadi saluran khusus melewati epitel.

Secara fungsional kelenjar ini berperan dalam pengaturan suhu tubuh

dengan membuat lapisan lembab di permukaan untuk pendinginan dengan

penguapan. Kelenjar ini juga peka terhadap stres kejiwaan terutama kelenjar

yang terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki. Kelenjar keringat besar

12

Page 13: Anatomi Sistem Integumen

yang terdapat pada ketiak, areola mamae, labium mayus, dan sekitar anus

menghasilakan sekret lebih kental daripada kelenjar keringat kecil.

Saluran keluar dari kelenjar ini bermuara dalam folikel rambut. Kelenjar

keringat besar ini kurang bergelung, lumen sekresinya lebih besar, dan

membentuk lapisan yang lebih sempurna di antara membran sel dan sel epitel

yang berfungsi hanya setelah pubertas. Kelenjar penggetah lilin yaitu kelenjar

serumen yang terdapat pada liang telingga luar dan kelenjar pada tepi kelopak

mata termasuk dalam golongan kelenjar keringat besar.

d. Pembuluh darah

Suplai darah untuk kulit berasal dari pembuluh darah besar di dalam

lapisan bawah kulit yang bercabang ke arah permukaan kulit. Sejumlah

pembuluh membentuk jala pada tempat pertemuan antara dermis dan

hipodermis, dan jala-jala ini cabang-cabangnya akan memperdarahi jaringan

subkutis termasuk kelenjar keringat dan folikel rambut.

Dari jala-jala terkecil menuju papilla tempat mempercabangkan kapiler

untuk memperdahi papilla, kelenjar serbasea, dan bagian tengah folikel

rambut. Vena-vena penghimpun darah dari daerah subpapillar membentuk jala-

jala tepat dibawah kulit. Jala-jala ini berhubungan dengan jala-jala kedua yang

sedikit lebih dalam, lewat jala kedua yang lebih dalam, lewat jala kedua darah

mengalir ke dalam jala ketiga pada tepat pertemuan dermis dan hipodermis, ke

dalam jala ketiga bermuara hampir seluruh vena dari lobulus lemak dan

kelenjar keringat. Dari jala-jala ketiga, vena berjalan ke jala-jala yang lebih

dalam yang terdiri atas vena besar dalam jaringan subkutis dan bermuara ke

dalam vena besar bernama arteri pada dermis yang paling dalam.

e. Aliran limfe

Pembuhuh limfe mulai di papila sebagai celah yang dibatasi endotel

dengan jala-jala kapiler limfe di dalam lapisan papilar. Jala-jala ini bergabung

dengan jala-jala kapiler limfe yang lebih besar di dalam jaringan subkutis,

13

Page 14: Anatomi Sistem Integumen

yang juga merupakan tempat muara cairan limfe dari jala-jala yang halus di

sekitar kelenjar serbasea, kelenjar keringat, dan folikel rambut.

f. Saraf kulit

Kulit dan kelengkapannya menerima rangsangna dari lingkungannya karena

dilengkapi banyak saraf sensorik. Di dalam jaringan subkutis terdapat berkas

besar saraf yang cabang-cabangnya menuju beberapa pleksus di dalam daerah

retikular papiler dan subepitel. Di dalam semua lapisan kulit dan hipodermis

terdapat banyak badan akhir saraf. Folikel rambut yang disarafi secara terpisah

dari ujung-ujung bebas saraf sensoris tidak bermiielin yang terdapat di

dalam/dekat epidermis, selain saraf sensorik terdapat saraf eferen simpatis

yang mempersarafi pembuluh darah, otot penegak rambut, dan sel sekretorik

kelenjar keringat.

B. FISIOLOGI INTEGUMEN

Fungsi Kulit :

1. Mengatur suhu tubuh

2. Menyekresi produksi sampah

3. Merupakan organ raba dan sensasi lain yang membuat kita peka terhadap

lingkungan

4. Mencegah masuknya bakteri dengan permukaannya yang bersisik dan kering

5. Menyekresi sebum (minyak)

6. Melindungi tubuh melalui pigmennya dari efek sinar matahari yang berbahaya

7. Memproduksi vitamin D melalui kerja sinar ultraviolet

1. Termoregulasi

Suhu tubuh adalah keseimbangan dapat antarara panas yang didapat dengan

panas yang hilang. Manusia adalah hewan berdarah panas dan suhunya dipertahankan

pada 37oC. Peningkatan atau penurunan suhu satu derajat atau lebih mempengaruhi

fungsi normal system saraf dan enzim.

14

Page 15: Anatomi Sistem Integumen

Mekanisme pengaturan suhu utama adalah hipotalamus. Hipotalamus bekerja

pada “system umpan balik negatif”. Apabila suhu tubuh turun, panas disimpan sampai

suhu mendekati normal.

Produksi panas terutama berlangsung akibat aktivitas metabolisme. Panas

tambahan dihasilkan oleh latihan, aktivitas, peningkatan tekanan otot, menggigil, dan

juga gangguan endokrin, infeksi, trauma, dan oleh emosi. Produksi panas terendah

dicapai selama tidur dan tertinggi, selama aktivitas otot. Kehilangan panas juga terjadi

melalui mekanisme pada radiasi, konduksi, konveksi panas pada kulit, evaporasi

keringat, respirasi, dan ekskresi urine dan feses.

a. Radiasi

Radiasi adalah perpindahan panas dari satu objek ke objek lain tanpa

kontak fisik antara keduanya. Tubuh meradiasi panas ke setiap objek di

dekatnya dan panas yang hilang sesuai dengan area permukaan. Area yang luas

menghilangkan lebih banyak panas tetapi kehilangan panas dapat dihilangkan

dengan mengurangi area permukaan. Misalnya lebih sedikit panas yang hilang

pada posisi tubuh menekuk daripada posisi meregang.

b. Konduksi

Konduksi adalah perpindahan panas dari suatu molekul ke molekul lain.

Jika ujung batang besi ditempatkan pada api, panas akan berkonduksi sampai

seluruh batang besi menjadi panas. Kontak langsung akan menyebabkan tubuh

kehilangan panas pada objek yang lebih dingin dari tubuh.

c. Konveksi

Konveksi adalah perpindahan panas dari tubuh ke udara, yang kemudian

meningkat dan diganti oleh udara yang lebih dingin, yang kemudian

dipanaskan. Kehilangan panas melalui konveksi dikurangi dengan

menggunakan pakaian yang nyaman.

15

Page 16: Anatomi Sistem Integumen

Evaporasi keringat dari permukaan kulit berlangsung terus-menerus dan

memberi efek dingin pada kulit. Evaporasi lebih efektif pada iklim kering karena

ketika udara dilembabkan dan dijenuhkan dengan uap air, evaporasi tidak terjadi. Pada

cuaca panas :

a. Produksi panas dikurangi, kalenjar tiroid dan adrenal tidak menstimulasi

aktivitas jaringan yang berlebihan

b. Kehilangan panas ditingkatkan dengan mendilatasi pembuluh darah kulit,

sehingga radiasi, konduksi, dan konveksi ditingkatkan. Hal ini

meningkatkan produksi keringat sehingga panas lebih banyak hilang

melalui evaporasi.

2. Termodinamika dan Metabolisme

Kulit merupakan bagian penting dalam pengaturan cairan yang terkait dengan

proses pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur panas yang disarafi oleh

vasomotorik dengan kemampuan mengendalikan arteriol kutan dengan cara

vasodilatasi dan vasokontriksi. Proses pelepasan panas dapat dilakukan dengan cara

penguapan. Jumlah keringat yang dikeluarkan tergantung pada banyaknya darah yang

mengalir melalui pembulih darah dalam kulit.

Kalenjar keringat adalah kalenjar tubular yang berada pada bagian dalam kulit.

Kalenjar keringat menyekresi keringat yang mengandunga air, garam, dan produk

sampah sampah lain. Banyak keringat yang menguap dari permukaan kulit yang

disebut keringat yang tidak disadari (insensible sweat). Ketika jumlahnya sangat

banyak, keringat keluar melalui kulit. Hal ini menyebabkan kulit lembab dengan

keringat, keringat ini disebut keringat yang disadari (sensible sweat).

Sratum korneum dapat menyerap air sehingga mencegah kehilangan air serta

elektrolit yang berlebihan dari bagian internal tubuh dan mempertahankan kelembaban

dalam jaringan subcutan. Air mengalami evaporasi (respirasi tidak kasat mata)+ 600

ml / hari untuk dewasa.

16

Page 17: Anatomi Sistem Integumen

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kulit merupakan organ tipis yang luas. Kulit yang tipis terdapat di telapak mata,

penis, labium minor, dan bagian dalam lengan atas, sedangkan kulit yang lebih tebal

terdapat di telapak tangan, telapak kaki, punggung dan bokong. Kulit merupakan organ

tipis yang luas. Kulit yang tipis terdapat di telapak mata, penis, labium minor, dan bagian

dalam lengan atas, sedangkan kulit yang lebih tebal terdapat di telapak tangan, telapak

kaki, punggung dan bokong. Kulit dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

1. Kulit Ari (epidermis)

2. Kulit Jangat (dermis)

3. Hypodermis

Fungsi dari kulit secara umum yaitu sebagai termoregulasi (pengatur suhu tubuh)

dan termodinamika dan metabolisme.

B. SARAN

Pada makalah tentang Sistem Integumen ini kami berharap agar para pembaca

dapat memahami bagian dari system integument secara mendalam sehingga pembaca

dapat mengetahui bagaimana anatomi dan fisiologi serta fungsi dari integumen. Makalah

ini juga dapat dipadukan dengan literatur-literatur yang ada. Semoga makalah ini

bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi mahasiswa keperawatan.

17

Page 18: Anatomi Sistem Integumen

DAFTAR PUSTAKA

Syaifuddin H. 2009. Anatomi tubuh manusia, Jakarta : Salemba Medika

Brunner and Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Edisi 8. Volume 2.

Jakarta : EGC

Guyton and Hall.1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta : EGC