Resume Teori Pasca Pembangunan.docx

5
TUGAS MATA KULIAH TEORI PEMBANGUNAN “TEORI PASCA-PEMBANGUNAN” Disusun Oleh: Taufik Hidayat 13/356973/PTK/9243 MAGISTER PERENCANAAN KOTA DAN DAERAH JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

description

Teori Pasca Pembangunan

Transcript of Resume Teori Pasca Pembangunan.docx

Page 1: Resume Teori Pasca Pembangunan.docx

TUGASMATA KULIAH TEORI PEMBANGUNAN

“TEORI PASCA-PEMBANGUNAN”

Disusun Oleh:Taufik Hidayat

13/356973/PTK/9243

MAGISTER PERENCANAAN KOTA DAN DAERAHJURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA2013

Mata Kuliah : Teori PembangunanDosen : Prof. Dr. Yeremias T. Keban SU. MURPTopik Bahasan : Teori Pasca-PembangunanMakalah : “Post-development theory and the question of alternatives:

a view from Africa” (Sally Matthews, Third World Quarterly, Vol. 25, No. 2, pp. 373–384, 2004, Carfax Publishing-Taylor & Francis Group).

Page 2: Resume Teori Pasca Pembangunan.docx

Mahasiswa : Taufik HidayatNIM : 13/356973/PTK/9243

Teori pasca-pembangunan (anti-pembangunan) merupakan kritik terhadap konsep dan praktek pembangunan yang selama ini dianggap oleh para ahli hanyalah hegemoni barat-utara terhadap negara-negara di Dunia Ketiga. Pembangunan diartikan sebagai peningkatan taraf‐hidup, perwujudannya adalah peningkatnya pendapatan (pertumbuhan), yangselanjutnya dapat diterjemahkan dalam parameter kesehatan, gizi, pendidikan, dan otonomi individual (atau otonomi pembangunan).

Sebagian ahli teori memilih menggunakan statistik dari bank dunia sebagai parameter/ indikator pembangunan, adapula yang menggunakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dari United Nation Development Program (UNDP). Tetapi pada dasarnya semua setuju jika pembangunan itu perlu dan penting.

Para ahli teori Pasca-Pembangunan menyatakan bahwa pembangunan mulai usang dan menuju kebangkrutan sehingga memerlukan alternatif solusi. Makalah yang disusun oleh Sally Joanne Matthews––seorang dosen pengajar pada jurusan Ilmu Politik Internasional di Universitas Rhodes, Afrika Selatan––mencoba menawarkan diskusi tentang persoalan ‘alternatif untuk pembangunan’ dan membuat beberapa ulasan terhadap teori Pasca-Pembangunan dari perspektif Benua Afrika. Untuk itu, ada 3 pertanyaan mendasar yang diajukan yaitu:

a) Pertama, apa yang dimaksud oleh teori Pasca-Pembangunan tentang ‘alternatif untuk pembangunan’?

b) Kedua, mengapa perlu mempertimbangkan teori Pasca-Pembangunan dari perspektif Benua Afrika?

c) Ketiga, kontribusi apa yang diperoleh dari perbedaan dan keragaman budaya bangsa Afrika dalam perdebatan mengenai ‘alternatif untuk pembangunan’?

Berikut penjelasan mengenai pertanyaan mendasar tersebut:

1) Apa yang dimaksud oleh teori Pasca-Pembangunan tentang ‘alternatif untuk pembangunan’?

Pembangunan seringkali membawa dampak negatif seperti penyeragaman budaya, ketidak-adilan dan kerusakan lingkungan, kenyataan ini dapat dilihat dan ditemukan di beberapa negara-negara Afrika saat ini. Alternatif untuk pembangunan merupakan langkah untuk melakukan perubahan dengan cara yang baru, dalam hal membangun, mengembangkan dan merekonstruksi kehancuran Proyek Pembangunan Pasca-Perang Dunia II untuk memperbaiki situasi saat ini (kemiskinan, penderitaan dan ketidak-adilan) dengan mempertimbangkan nilai-nilai budaya setempat.

Page 3: Resume Teori Pasca Pembangunan.docx

2) Mengapa perlu mempertimbangkan teori Pasca-Pembangunan dari perspektif Benua Afrika?

Sally Matthews menyatakan dengan lebih sederhana bahwa teori Pasca-Pembangunan relevan dengan Afrika, karena kegagalan Proyek Pembangunan Pasca-Perang Dunia II dapat ditemukan dan dikenali dari pengalaman bangsa Afrika. Disamping kegagalannya, Proyek Pembangunan Pasca-Perang Dunia II masih berkembang di Afrika, dengan proyek pembangunan benua terbarunya, NEPAD mendapat banyak perhatian dari dunia. NEPAD merupakan proyek yang berakar dari pemikiran pembangunan yang dibenci oleh para ahli teori Pasca-Pembangunan dan banyak kritik brillian yang ditujukan kepada NEPAD, para pengkritik NEPAD dapat memperkaya kritikan mereka jika mempertimbangkan gagasan yang ditawarkan oleh teori Pasca-Pembangunan sebagai berikut: Proyek Pembangunan Pasca-Perang Dunia II telah gagal, bukan hanya

karena pemerintah, lembaga dan implementasinya yang buruk, melainkan lebih karena adanya ‘kesalahan target dan tujuan dari pembangunan tersebut’ (Rahnema, 1997: 397). Jadi permasalahannya, menurut para ahli teori Pasca-Pembangunan, bukanlah pada implementasi proyek pembangunan yang buruk dan perlunya menemukan cara yang lebih baik, tetapi asumsi dan ide-ide yang menjadi inti pembangunan yang bermasalah.

Salah satu alasan mengapa Proyek Pembangunan Pasca-Perang Dunia II dianggap salah dalam memahami pembangunan karena didasarkan atas universalitas nilai dari negara barat dan tidak memperhitungkan keragaman budaya, kebutuhan dan aspirasi masyarakat lokal yang seharusnya dapat mendukung tercapainya tujuan pembangunan.

Penolakan terhadap Proyek Pembangunan Pasca-Perang Dunia II bukan berarti harus mengakhiri upaya untuk memecahkan masalah yang seharusnya dapat diatasi (seperti kemiskinan, ketidakadilan dan ketidaksetaraan hak), tetapi lebih kepada menemukan cara alternatif untuk menyelesaikan permasalahan ini.

3) Kontribusi apa yang diperoleh dari perbedaan dan keragaman budaya bangsa Afrika dalam perdebatan mengenai ‘alternatif untuk pembangunan’?

Afrika tetap sangat berbeda dari Barat. Sementara pengaruh Barat secara nyata dapat ditemukan di Afrika, namun ada banyak aspek kehidupan di Afrika yang relatif tak tersentuh oleh pengaruh tersebut. Sebagian besar bangsa Afrika, masih berkomunikasi dalam bahasa pribumi (walaupun bahasa-bahasa Barat masih sering digunakan dalam bisnis dan pemerintah).

Secara budaya, gaya hidup bangsa Afrika sangat berbeda dengan gaya hidup negara-negara barat. Perbedaan budaya ini menjadi pertimbangan yang sangat relevan terhadap berhasil tidaknya Proyek Pembangunan Pasca-Perang Dunia II. Menurut Etounga-Manguelle, ada beberapa nilai-nilai tertentu dari bangsa Afrika yang sesuai dengan Proyek Pembangunan Pasca-Perang Dunia II sehingga pembangunan bisa dilaksanakan, tetapi tidak dapat dipungkiri juga bahwa banyak nilai-nilai yang tidak sesuai

Page 4: Resume Teori Pasca Pembangunan.docx

(meskipun ini hanya salah satu dari banyak faktor yang bisa dikatakan telah memberi kontribusi pada kegagalan proyek ini di Afrika).

Selain budaya yang berbeda dari negara-negara barat, ternyata di Afrika sendiri terdapat banyak sekali perbedaan dan keragaman budaya antara satu komunitas dengan yang lainnya. Kenyataan ini harus dianggap sebagai sumber gagasan yang sangat berharga bagi mereka yang berkomitmen untuk menemukan alternatif pembangunan. Ada kemungkinan bahwa beberapa suku di Afrika menolak jenis pembangunan yang diusulkan oleh Proyek Pembangunan Pasca-Perang Dunia II dan mungkin bangsa Afrika secara aktif berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi mereka dengan cara yang berbeda. Beberapa suku di Afrika menggunakan cara yang berbeda untuk mengatasi masalah kemiskinan dan ketidak-adilan dengan bersandar pada nilai-nilai budaya dan perspektif bangsa Afrika sendiri.

Jadi, keberhasilan program pembangunan yang dilaksanakan akan sangat ditentukan oleh salah satunya adalah kesamaan nilai dan tujuan antara yang membangun dengan yang dibangun. Kita dapat belajar dari beberapa kasus kegagalan pembangunan di negara-negara Afrika yang memiliki perbedaan nilai dan keragaman budaya sehingga proyek pembangunan seharusnya lebih memperhatikan dan mempertimbangkan budaya lokal, tidak hanya mengejar angka pertumbuhan semata.