Resume Prof Dorodjatun

4
Resume Kuliah Tamu Prof. Dorodjatun Perkiraan Isu- Isu Stategis Pembangunan Indonesia sampai dengan tahun 2045 (100 tahun NKRI) Poin Pembahasan : Tingkat ketergantungan dependency ratio di Indonesia mengalami penurunan sejak tahun 2000 sampai sekarang. Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan dapat dilihat menurut usia yakni Rasio Ketergantungan Muda dan Rasio Ketergantungan Tua. Kedepan Indonesia masih sebagai penyedia tenaga kerja (working age) dimana terdapat pasar yang besar yaitu di Asia bahkan dunia. Diperkirakan pada tahun 2050 60% jumlah penduduk Indonesia berada di kondisi working age. Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang. Dependency ratio merupakan salah satu indikator demografi yang penting. Semakin tingginya persentasedependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Working age ini nantinya akan memiliki dampak pada perekonomian negara kita ke depan karena sejatinya untuk dapat maju maka kita harus dapat meningkatkan pembangunan ekonomi. Prof. Dorodjatun menyatakan bahwa Indonesia sekarang dalam proses menuju tinggal landas dan hal ini dimulai dari pembangunan ekonomi kemudian sektor lainnya. Pertanyaan selanjutnya

description

resume kuliah umum prof doro jatun

Transcript of Resume Prof Dorodjatun

Page 1: Resume Prof Dorodjatun

Resume Kuliah Tamu Prof. DorodjatunPerkiraan Isu- Isu Stategis Pembangunan Indonesia sampai dengan tahun 2045 (100 tahun NKRI)

Poin Pembahasan :

Tingkat ketergantungan dependency ratio di Indonesia mengalami penurunan sejak tahun 2000 sampai sekarang. Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan dapat dilihat menurut usia yakni Rasio Ketergantungan Muda dan Rasio Ketergantungan Tua. Kedepan Indonesia masih sebagai penyedia tenaga kerja (working age) dimana terdapat pasar yang besar yaitu di Asia bahkan dunia. Diperkirakan pada tahun 2050 60% jumlah penduduk Indonesia berada di kondisi working age. Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang. Dependency ratio merupakan salah satu indikator demografi yang penting. Semakin tingginya persentasedependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Working age ini nantinya akan memiliki dampak pada perekonomian negara kita ke depan karena sejatinya untuk dapat maju maka kita harus dapat meningkatkan pembangunan ekonomi. Prof. Dorodjatun menyatakan bahwa Indonesia sekarang dalam proses menuju tinggal landas dan hal ini dimulai dari pembangunan ekonomi kemudian sektor lainnya. Pertanyaan selanjutnya adalah 50 tahun kedepan tepat 100 tahun hari lahir Indonesia apakah tiga presiden(tiga periode selanjutnya) nantinya akan mampu mambawa Indonesia tinggal landas ataukah sebaliknya. Ketika Indonesia tidak mampu mencapai tinggal landas maka selamanya negara kita akan mengalami ketertinggalan dan kemunduran.

Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 berada di peringkat ke 4 dunia dibawah Cina, India, dan Amerika dan pada tahun 2050 diperkirakan Indonesia berada di peringkat ketiga dunia dibawah India dan China. Prof. Dorodjatun menyoroti peran pemerintah terutama pemerintah daerah dalam program kependudukan yaitu program keluarga berencana (KB) dimana pemerintah dianggap telah gagal mengendalikan jumlah penduduk saat ini dan kurangnya keperdulian pelaksanaan program KB secara terencana. Hal ini terkait dengan carrying capacity dalam sebuah negara yang berbeda tergantung kondisi demografis dan geografisnya. Carrying capacity yaitu jumlah maksimum individu yang dapat didukung atau dilayani oleh sumber daya yang ada di dalam suatu ekosistem. Dengan kata lain, carrying capacity dapat disebut juga sebagai kemampuan lingkungan (ekosistem) dalam mendukung kehidupan semua

Page 2: Resume Prof Dorodjatun

makhluk yang ada di dalamnya secara berkelanjutan. Setiap individu di dalam satu area yang sama memiliki carrying capacity yang berbeda dimana hal ini dipengaruhi oleh sumber daya dan jumlah populasi dalam daerah tersebut. Indonesia menuruf Prof. Dorodjatunbisa dinaungi kurang lebih 500 juta jiwa. Melihat kondisi sekarang dan perkiraan 50 tahun ke depan maka akan terjadi peningkatan jumlah penduduk yang signifikan sehingga Pemerintah dituntut agar dapat mengendalikan jumlah penduduk sehingga dimasa mendatang Indonesia tidak mengalami over capacity.

Isu global warming juga mendapat perhatian yang serius dimana menurut Prof. Dorodjatun akan terjadi pertemuan dari berbagai negara di Paris beberapa hari lagi untuk membahas perkembangan global warming. Pertemuan ini nantinya diharapkan akan membahas upaya-upaya pencegahan pemanasan global seluruh negara di dunia. Menurut berbagai penelitian, pada saat ini suhu di permukaan bumi sudah menunjukkan peningkatan yang sangat drastis yaitu sekitar 0,6°C yang terjadi dalam satu abad terakhir. Peningkatan yang terbilang dan terlihat kecil, namun dampak pemanasan global sangat besar bagi Bumi dan kehidupan di Bumi. Dalam gejala-gejala atau tanda-tanda terjadinya pemanasan global dapat kita amati dan rasakan. Gejala-gejala pemanasan global adalah  pergantian musim yang sulit kita prediksi, sering terjadinya angin puting beliung, terumbu karang yang memutih, dan banjir dan kekeringan di wilayah yang tidak biasa mengalaminya. Menurut perkiraan para ahli dalam 50 tahun kedepan jumlah volume air laut akan meningkat sebesar 1 meter karena akibat pemanasan global. Menurut Prof. Dorodjatun, Indonesia adalah negara tropis kepulauan terbesar di dunia yang akan merasakan dampaknya. Karena banyaknya kota besar di pesisir maka diperkirakan kota-kota ini akan terkena imbasnya seperti Cirebon, Semarang dan Surabaya serta kota lainnya yang akan tergenang dengan kenaikan air laut ini.

Dari sisi geografis Prof. Dorodjatun berpendapat bahwa Indonesia memiliki posisi strategis dalam percaturan di Dunia karena setiap kapal baik armada perang maupun pelayaran pasti akan melewati Indonesia, Indonesia menjadi tempat persandaran bagi banyak pelayaran dan hal ini memberi keuntungan tersendiri. Indonesia perlu diperhatikan oleh dunia karena selain potensi jumlah penduduk dan demografi juga posisi angkatan bersenjata kita yang termasuk terbesar di dunia dan juga sumber daya alam yang melimpah dari sabang sampai merauke membuat Indonesia menjadi negara yang berpotensi. Lebih lanjut Prof Dorodjatun menekankan bahwa dengan potensi seperti ini kita seharusnya bisa untuk lebih maju dan membawa berkah ini untuk mencapai masyarakat yang adil, berdaulat dan maju.

Dari segi sejarah Indonesia memiliki sejarah yang hebat yang tertuang di UUD 1945 dan pancasila. Politik luar negeri Indonesia adalah bebas dan aktif, Indonesia tidak ikut pakta militer yang ada dan Indonesia tidak berpihak pada siapapun karena nantinya akan berpotensi menjadi target. Politik bebas aktif yang ada dalam konstitusi kita

Page 3: Resume Prof Dorodjatun

menuntuk ketidak berpihakan dan juga kita harus dapat menjada perdamaian dunia. Prof Dorodjatun berpendapat bahwa rancangan dasar negara kita sangat hebat dimana hal ini tertuang dalam preambule UUD 1945 dan juga dasar negara yaitu pancasila. Pasal-pasal dalam UUD bisa saja diamandemen tetapi secara fundamental dalam preambule atau pembukaan dijelaskan tentang dasar negara kita dimana salah satunya politik bebas aktif dan mendukung perdamaian dunia. Ini adalah modal besar yang dimiliki oleh bangsa ini.