Resume Pengantar Manajemen

21
PEMBAHASAN 1.1 Bentuk-bentuk Struktur Organisasi Berdasarkan pola hubungan kerja dan aktivitas, wewenang serta tanggungjawab, maka bentuk-bentuk organisasi dibedakan sebagai berikut: 1. Struktur Organisasi Lini Organisasi bentuk garis di ciptakan oleh Henry Fayol. Pada struktur organisasi ini, wewenang dari atasan disalurkan secara vertikal kepada bawahan. Begitu juga sebaliknya, pertanggungjawaban dari bawahan secara langsung di tujukan kepada ataan yang memberi perintah. Umumnya organisasi yang memakai struktur ini adalah organisasi yang masih kecil, jumlah karyawannya sedikit dan spesialisasi kerjanya masih sederhana Gambar 1.1 Struktur Organisasi Lini Ciri-Ciri: Kesatuan perintah terjamin; Pembagian kerja jelas dan mudah dilaksanakan; Organisasi tergantung pada satu pimpinan 2. Struktur Organisasi Fungsional 1 Kabag Kabag Kabag Kabag Kabag

description

Pengantar Manajemen

Transcript of Resume Pengantar Manajemen

Page 1: Resume Pengantar Manajemen

PEMBAHASAN

1.1 Bentuk-bentuk Struktur Organisasi

Berdasarkan pola hubungan kerja dan aktivitas, wewenang serta tanggungjawab,

maka bentuk-bentuk organisasi dibedakan sebagai berikut:

1. Struktur Organisasi Lini

Organisasi bentuk garis di ciptakan oleh Henry Fayol. Pada struktur

organisasi ini, wewenang dari atasan disalurkan secara vertikal kepada bawahan.

Begitu juga sebaliknya, pertanggungjawaban dari bawahan secara langsung di

tujukan kepada ataan yang memberi perintah. Umumnya organisasi yang

memakai struktur ini adalah organisasi yang masih kecil, jumlah karyawannya

sedikit dan spesialisasi kerjanya masih sederhana

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Lini

Ciri-Ciri:

Kesatuan perintah terjamin;

Pembagian kerja jelas dan mudah dilaksanakan;

Organisasi tergantung pada satu pimpinan

2. Struktur Organisasi Fungsional

Struktur organisasi fungsional diciptakan oleh F.W.Taylor. Struktur

ini berawal dari konsep adanya pimpinan yang tidak mempunyai bawahan

yang jelas dan setiap atasan mempunyai wewenang memberi perintah kepada

setiap bawahan, sepanjang ada hubunganya dengan fungsi atasan tersebut.

Setiap pegawai mempunyai pengawas lebih dari satu orang atasan yang

berberda-beda.

1

Kabag KabagKabag Kabag Kabag

Page 2: Resume Pengantar Manajemen

Gambar 1.2 Struktur Organisasi Fungsional

Ciri-Ciri Struktur organisasi fungsional :

Tidak menjamin adanya kesatuan perintah

Keahlian para pengawas dan pegawai berkembang menuju spesialisasi

Penghematan waktu dapat dilakukan karena mengerjakan pekerjaan yang

sama

3. Departementalisasi

Departementalisasi adalah pengelompokan pekerjaan menjadi departemen

aktivitas pekerjaan yang serupa secara logis berhubungan., oleh karena itu

merupakan hasil keputusan manajer tentantg aktivitas tadi dibagi-bagi

menjadi tugas atau secara jelasnya adalah Proses pengelompokkan dan

penamaan bagian atau kelompok pekerjaan berdasarkan kriteria tertentu.

A. Departementalisasi Berdasarkan Produk

Maksudnya perusahaan akan mengelompokan departemen sesuai dengan

kelompok produk yang dihasilkan misalkannya pembagian departeman

barang untuk mengurusi produksi produk berupa barang dan departemen

jasa untuk menangani produk yang berupa jasa.

Gambar 1.3 Departementalisasi Berdasarkan Produk

2

Page 3: Resume Pengantar Manajemen

B. Departementalisasi Berdasarkan Area

Maksudnya pembagian departeman berdasarkan lokasi penjualan produk

misalnya departemen yang mengawasi di jawa dan Bali, di Kalimantan

maupun di Sumatara.

Gambar 1.4 Departementalisasi Berdasarkan Area

4. Matrix Organization ( Organisasi Matrix )

Organisasi Matrix merupakan peleburan dari kedua tipe organisasi

diatas. Organisasi Matrix mencari keseimbangan antara operasional /

administrasi dan proyek. Contohnya adalah seorang manajer proyek

yang ingin mengerjakan proyek inventory. Tim proyek akan terdiri dari

bagian purchasing dan finance.

Organisasi Matrix mempunyai tiga buah sub Organisasi berdasarkan

kekuatan manajer proyek dan manajer fungsional.

Keuntungan yang diberikan tipe organisasi matrix adalah pemanfaatan

sumber daya manusia yang efisien, anggota tim mempunyai pekerjaan

operasional tetap setelah proyek selesai, sharing pengetahuan antar divisi

yang lebih baik dari pada tipe fungsional, dan adanya keterlibatan stakeholder

yang kuat.

Kekurangan yang dapat muncul adalah dengan adanya dua buah atasan,

karyawan bawah harus melapor pada dua atasan dan hal ini dapat

membingungkan. Atasan-atasan dapat memperebutkan karyawan sehingga

membingungkan mereka dalam membuat prioritas kerja dan memahami

perannya. Prosedur komunikasi dan pemanfaatan sumber daya harus ada dan

jelas untuk menghindari kekacauan ini.

3

Page 4: Resume Pengantar Manajemen

Gambar 1.5 Struktur Organisasi Matriks

5. Struktur Organisasi Konglomerasi

Struktur konglomerasi adalah varian struktur divisional yang diatur menurut

produknya. Biasanya terdiri dari perusahaan (firm) terpisah yang memiliki

produk yang berbeda dalam pasar yang juga berbeda tapi beroperasi bersama-

sama dibawah satu payung perusahaan (korporasi). Divisinya masing-masing

independen tetapi berkontribusi dan tergantung kepada kantor pusat dalam

hal sumber finansial dan perencanaan korporasinya (Grifiifn, 2006).

Gambar 1.6 Struktur Organisasi PT. Astra Honda Motor

Keuntungan Struktur Organisasi Konglomerasi (Robbins.2008), antara lain:

Pembatasan liability,

Adanya otonomi untuk divisi yang beragam

Resiko disebar dibanyak segmen pasar.

Mempunyai perusahaan yang bidang usahanya dari hilir

4

Page 5: Resume Pengantar Manajemen

Kelemahan Struktur Organisasi Konglomerasi (Robbins.2008), antara lain:

Struktur konglomerasi diturunkan dari beratnya bobot legal dan orientasi

finansial.

Untuk menjaga keuntungan dari sisi legal korporasi tidak dapat dengan

mudah membangun divisi untuk membangun operasi atau sinergi pemasaran.

Orientasi invesmen pada level korporasi dapat dengan mudah mencegah

manajemen puncak dari pemahaman/pengetahuan masalah ditingkat divisi

selain dari urusan finansial.

Adanya kemungkinan untuk menjual divisi bermasalah mendorong

berlangsungnya orientasi strategik jangka pendek yang hanya tertarik dengan

siklus finansial tahunan.

Peluang tidak dapat diraih dengan cepat karena harus mendapat persetujuan

dari pimpinan pusat korporasi terlebih dahulu.

6. Struktur Organisasi Hybrid

Dalam organisasi hibrida (hybrid organization), bauran dari bentuk-

bentuk organisasi digunakan pada tingkat puncak dan bisa atau tidak ada

tingkatan yang lebih rendah. Organisasi hibrida itu sendiri adalah struktur

yang diorganisasikan berdasarkan lebih dari satu dimensi pada tingkatan

puncak. Kombinasi semacam itu sering kali merupakan hasil dari perusahaan

yang diorganisasikan secara regional yang telah memproduksi lini produk

baru dan berbeda sehingga manajemen yakin bahwa hal itu paling baik

ditangani oleh devisi produk tingkat dunia.

Gambar 1.7 Struktur Organisasasi Hybrid

2.1 Kepemimpinan

5

Page 6: Resume Pengantar Manajemen

Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh

pemimpin kepadapengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara

alamiah mempelajari kepemimpinan adalah “melakukanya dalam kerja” dengan

praktik seperti pemagangan pada seorang senima ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam

hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan

pengajaran/instruksi.

2.1.1 Tipe dan Gaya Kepemimpinan

Kartini Kartono menjelaskan bahwa tipe kepemimpinan terbagi atas:

1. Tipe Kharismatik

Tipe ini mempunyai daya tarik dan pembawaan yang luar biasa, sehingga

mereka mempunyai pengikut yang jumlahnya besar. Kesetiaan dan kepatuhan

pengikutnya timbul dari kepercayaan terhadap pemimpin itu. Pemimpin

dianggap mempunyai kemampuan yang diperoleh dari kekuatan Yang Maha

Kuasa.

2. Tipe Paternalistik

Tipe Kepemimpinan dengan sifat-sifat antara lain;

a. Menganggap bawahannya belum dewasa.

b. bersikap terlalu melindungi.

c. Jarang memberi kesempatan bawahan untuk mengambil keputusan.

d. Selalu bersikap maha tahu dan maha benar.

3. Tipe Otoriter

Pemimpin tipe otoriter mempunyai sifat sebagai berikut:

a. Pemimipin organisasi sebagai miliknnya.

b. Pemimpin bertindak sebagai dictator.

c. Cara menggerakkan bawahan dengan paksaan dan ancaman.

4. Tipe Militeristik

Dalam tipe ini pemimpin mempunyai siafat sifat:

a. menuntut kedisiplinan yang keras dan kaku.

b. lebih banyak menggunakan system perintah.

c. menghendaki keputusan mutlak dari bawahan.

d. Formalitas yang berlebih-lebihan.

e. Tidak menerima saran dan kritik dari bawahan.

6

Page 7: Resume Pengantar Manajemen

f. Sifat komunikasi hanya sepihak

5. Tipe Demokrasi

Tipe demokrasi mengutamkan masalah kerja sama sehingga terdapat

koordinasi pekerjaan dari semua bawahan. Kepemimpinan demokrasi

menghadapi potensi sikap individu, mau mendengarkan saran dan kritik yang

sifatnya membangun. Jadi pemimpin menitik beratkan pada aktifitas setiap

anggota kelompok, sehingga semua unsure organisasi dilibatkan dalam

akatifitas, yang dimulai penentuan tujuan,, pembuatan rencana keputusan,

disiplin.

2.1.2 Pemimpin yang ideal menurut Islam

Dalam Islam seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memiliki

sekurang-kurangnya 4 (empat) sifat dalam menjalankan kepemimpinannya,

yakni sebagai berikut:

1. Siddiq (jujur) sehingga ia dapat dipercaya;

2. Tabligh (penyampai) atau kemampuan berkomunikasi dan bernegosiasi;

3. Amanah (bertanggung jawab) dalam menjalankan tugasnya;

4. Fathanah (cerdas) dalam membuat perencanaan, visi, misi, strategi dan

mengimplementasikannya.

Dalam QS An-Nisa: 135, Allah Swt berfirman :

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-

benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu

sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. jika ia Kaya ataupun miskin,

Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti

hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu

memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, Maka

Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa yang kamu

kerjakan. (QS An-Nisa:135).

3.1 Teori Motivasi

Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan

memelihara perilaku manusia., dan merupakan suatu proses untuk mencoba

7

Page 8: Resume Pengantar Manajemen

mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan. Seorang

karyawan mungkin menjalankan pekerjaan yang dibebankan kepadanya dengan baik,

mungkin pula tidak. Maka dari itu hal tersebut merupakan salah satu tugas dari

seorang pimpinan untuk bias memberikan motivasi (dorongan) kepada bawahannya

agar bias bekerja sesuai dengan arahan yang diberikan.

A. Content Theory

Content theory berkaitan dengan beberapa nama seperti Maslow, Mc, Gregor,

Herzberg, Atkinson dan McCelland.

1. Teori Hierarki Kebutuhan

Maslow (1943) mengemukakan teori motivasi yang dinamakan

Maslow's Need Hierarchy Theory/ A Theory of Human Motiation atau Teori

Hierarki Kebutuhan dari Maslow. Hierarki kebutuhan dari Maslow ini

diilhami oleh Human Science Theory dari Elton Mayo.

Hierarki kebutuhan mengikuti teori jamak yakni seseorang

berperilaku/bekerja, karena adanya dorongan untuk memenuhi bermacam-

macam kebutuhan. Maslow berpendapat, kebutuhan yang diinginkan

seseorang itu berjenjang. Artinya, jika kebutuhan yang pertama telah

terpenuhi, kebutuhan tingkat kedua aakan muncul menjadi yang utama.

Selanjutnya jika kebutuhan tingakt kedua telah terpenuhi, muncul kebutuhan

tingkat ketiga dan seterusnya sampai tingakt kebutuhan kelima.

Dasar Teori Hierarki Kebutuhan:

a. Manusia adalah makhluk sosial yang berkeinginan. Ia selalu

menginginkan lebih banyak. Keinginan ini terus menerus dan hanya akan

berhenti bila akhir hayatnya tiba.

b. Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivator bagi

pelakunya, hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang akan menjadi

motivator.

c. Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu jenjang/ hierarki,yakni:

1. Physiological Needs (kebutuhan fisik dan biologis).

2. Safety and Security Needs (kebutuhan keselamatan dan keamanan).

3. Affiliation or Acceptance Needs or Belongingness (kebutuhan

sosial).

8

Page 9: Resume Pengantar Manajemen

4. Esteem or Status Needs (kebutuhan akan penghargaan atau prestise).

5. Self Actualization (aktualisasi diri).

2. Teori X dan Teori Y.

Menurut Douglas Mc.Gregor yang seorang psikolog sosial Amerika

yang memimpin suatu varietas proyek riset dalam hal motivasi dan tingkah

laku umum dari anggota organisasi mengemukakan bahwa manusia secara

jelas dan tegas dapat dibedakan atas manusia penganut teori X (teori

tradisional) dan manusia penganut teori Y (teori demokratik).

Menurut teori X ini untuk memotivasi karyawan harus dilakukan

dengan cara pengawasan dengan ketat, dipaksa, dan diarahkan supaya mereka

mau bekerja sungguh-sungguh. Jenis motivasi yang diterapkan adalah

cenderung kepada motivasi negative yakni dengan menerapkan hukuman

yang tegas. Tipe kepemimpinan teori X adalah otoriter sedangkan gaya

kepemimpinan berorientasi pada prestasi.

Menurut teori Y ini untuk memotivasi karyawan hendaknya dilakukan

dengan cara peningkatan partisipasi karyawan, kerja sama, dan keterikatan

pada keputusan. Mc.Gregor memandang suatu organisasi efektif sebagai

organisasi apabila menggantikan pengawasan dan pengarahan dengan

integrasi dan kerja sama serta karyawan ikut berpartisipasi dalam

pengambilan keputusan.

B. Teori Proses (Process Theory)

Teori ini berusaha menjawab pertanyaan bagaimana menguatkan,

mengarahkan, memelihara, dan menghentikan perilaku individu, agar setiap

individu bekerja giat sesuai dengan keinginan manajer.

Teori proses yakni :

1. Teori Harapan – Victor Vroom

Teori ini beragumen bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk

bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu

pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran tertentu dan

pada daya tarik dari keluaran tersebut bagi individu tersebut. Teori

pengharapan mengatakan seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan

tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya akan menghantar kesuatu

9

Page 10: Resume Pengantar Manajemen

penilaian kinerja yang baik, suatu penilaian yang baik akan mendorong

ganjaran-ganjaran organisasional, seperti bonus, kenaikan gaji, atau promosi

dan ganjaran itu akan memuaskan tujuan pribadi karyawan tersebut.

2. Teori Keadilan

Teori motivasi ini didasarkan pada asumsi bahwa orang-orang dimotivasi

oleh keinginan untuk diperlakukan secara adil dalam pekerjaan, individu

bekerja untuk mendapat tukaran imbalan dari organisasi.

C. Reinforcement theory

Teori ini tidak menggunakan konsep suatu motive atau proses motivasi.

Sebaliknya teori ini menjelaskan bagaimana konsekuensi perilaku dimasa

yang lalu mempengaruhi tindakan dimasa yang akan dating dalam proses

pembelajaran.

4.1 Komunikasi

Komunikasi diartikan sebagai proses pemindahan dalam gagasan atau

infonnasi seseorang ke orang lain. Komunikasi mempunyai pengertian tidak hanya

berupa kata-kata yang disampaikan seseorang tapi mempunyai

pengertian yang lebih luas seperti ekpresi wajah, intonasi dan sebagainya.

Komunikasi dapat menghubungkan antara bagian yang berbeda atau disebut

rantai pertukaran imformasi. Hal ini mengandung unsur-unsur:

1. sebagai kegiatan untuk seseorang mengerti,

2. sebagai sarana pengendalian imformasi, dan

3. sebagai sistem bagi terjalinnya komunikasi diantara individu-individu.

4.1.1 Proses Komunikasi

Cangara mengungkapkan unsur-unsur komunikasi sebagai berikut:

1. Sumber

Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau

pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia sumber bisa terdiri atas

satu orang tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok, misalnya partai,

organisasi atau lembaga. Sumber sering juga disebut pengirim, komunikator

atau dalam bahasa inggris disebut Source, Sender.

2. Pesan

10

Page 11: Resume Pengantar Manajemen

Pesan dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim

kepada penerima, dalam bahasa inggris pesan biasanya disebut message,

content atau information.

3. Media

Media yang dimaksud adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan

dari satu sumber kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai

saluran atau media. Ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam

bentuknya, misalnya dalam komunikasi antar pribadi panca indera adalah

alat atau media komunikasinya. Sedangkan dalam komunikasi massa media

massa adalah media komunikasinya.

4. Penerima

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh

sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih. Penerima biasanya

disebut khalayak, sasaran, komunikate, audience atau receiver.

5. Efek

Efek atau pengaruh adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan,

dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.

6. Umpan Balik

Ada yang beranggapan bahwa umpan balik adalah salah satu bentuk dari

pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik

bisa berasal dari unsur lain seperti pesan, dan media meski pesan belum

sampai pada penerima.

Dari pendapat Cangara di atas dapat dipahami bahwa unsur-unsur komunikasi

terdiri dari enam faktor diantaranya : sumber, pesan, media, penerima, efek, dan

umpan balik yang saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan.

Pendapat Cangara di atas jika digambarkan seperti bagan di bawah ini :

Gambar 1.7 Unsur-unsur Komunikasi

4.1.2 Hambatan dalam Komunikasi

11

Page 12: Resume Pengantar Manajemen

Dalam proses organisasi tidaklah selalu mulus, tentunya akan banyak terjadi

hambatan-hambatan pada perjalanananya. Hambatan yang sering muncul adalah

hambatan komunikasi, karena komunikasi adalah kunci utama dalam kesuksesan

organisasi mengingat banyaknya orang yang terlibat didalammnya. Hambatan

tersebut tentunya bukan menjadi suatu pengganjal dalam organisasi karena semua

hambatan pastinya dapat diselesaikan dengan baik dan tepat. Berikut ini adalah

macam-macam hambatan dalam organisasi yaitu :

1. Hambatan dari Proses Komunikasi yaitu hambatan yang timbul dari

ketidak jelasan informasi yang akan disampaikan.

2. Hambatan Fisik yaitu hambatan yang terjadi akibat ada gangguan cuaca,

gangguan sinyal, dsb.

3. Hambatan Semantik yaitu hambatan yang terjadi akibat pemahaman yang

sedikit mengenai bahasa dan istilah-istilah asing yang digunakan dalam

informasi atau pesan

4. Hambatan Psikologis yaitu hambatan yang berasal dari gangguan kondisi

kejiwaaan dari si pengirim pesan atau penerima pesan sengingga

mengakibatkan informasi tersebut mengalami perubahan

5. Hambatan Manusiawi yaitu hambatan yang terjadi akibat tingkat emosi

manusia yang tidak menentu dalam menyikapi informasi atau pesan

6. Hambatan Organisasional yaitu tingkat hirarkhi, wewenang manajerial

dan spesialisasi yaitu hambatan yang timbul akibat komunikasi dengan

atasan atau bawahan mengalami kendala seperti tingkat pemahaman

terhadap suatu informasi yang berbeda yang mengakibatkan sebuah

hambatan.

7. Hambatan-hambatan Antar Pribadi yaitu hambatan yang timbul antar

pribadi didalam sebuah organisasi, biasanya hambatan ini muncul karena

adanya salah paham antar pribadi yang menyangkut masalah tugas dan

wewenang dari orang yang ada dalam organisasi

Dari berbagai hambatan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa proses

komunikasi itu tidak mudah dan memerlukan jalan yang sangat panjang untuk

mencapai suatu tujuan tertentu dalam organisasi dan dalam aktivitas lainnya.Tetapi

12

Page 13: Resume Pengantar Manajemen

hambatan tersebut bukanlah menjadi satu-satunya penghambat dalam organisasi.

4.1.3 Upaya Mengatasi Hambatan Komunikasi

Untuk memecahkan masalah hambatan tersebut diatas berikut ini diurakian

cara mengatasi hambatan komunikasi:

1. Memerikan umpan balik atau Feed Back yaitu memberikan kesempatan

pada seseorang untuk menyampaikan informasi dan gagasannya sehingga

tercipta komunikasi 2 (dua) arah.

2. Mengenai si penerima berita yaitu mengenali latar belakang , pendidikan

serta kondisi penerima pesan agar pesan yang disampaikan dapat diterima

dengan baik dan mudah dimengerti oleh si penerima pesan.

3. Susunlah secara terperinci apa, dan kapan informasi tersebut harus

disampaikan dan kepada siapa informasi tersebut akan disampaikan.

5.1 Pengawasan

Pengawasan meupakan suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar

pelaksanaan tujuan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang system informasi

umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan

sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta

mengambil tindakan koreksi yang diperlukan.

5.1.2 Proses Pengawasan

Menurut Handoko (1998), proses pengawasan biasanya terdiri dari paling

sedikit lima tahap (langkah). Tahap-tahapnya adalah sebagai berikut:

1. Penetapan standar pelaksanaan

Standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukuran yang dapat

digunakan sebagai patokan untuk penilaian hasil-hasil. Tujuan, sasaran,

kuota, dan target pelaksanaan dapat digunakan sebagai standar. Adapun

bentuk standar yang lebih khusus antara lain target penjualan, anggaran,

bagian pasar, marjin keuntungan, keselamatan kerja dan sasaran produksi.

Ada tiga bentuk standar yang umum:

Standar-standar phisik; meliputi kuantitas barang atau jasa, jumlah

langganan, atau kualitas produk.

13

Page 14: Resume Pengantar Manajemen

Standar-standar moneter; yang ditunjukkan dalam rupiah dan mencakup

biaya tenaga kerja, biaya penjualan, laba kotor, pendapatan penjualan, dan

sejenisnya.

Standar-standar waktu; meliputi kecepatan produksi atau batas waktu suatu

pekerjaan harus diselesaikan.

2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan

Penetapan standar adalah sia-sia bila tidak disertai berbagai cara untuk

mengukur pelaksanaan kegiatan nyata. Oleh sebab itu, langkah kedua dalam

proses pengawasan adalah menentukan pengukuran pelaksanaan kegiatan

secara tepat.

3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan

Ada berbagai cara untuk melakukan pengukuran pelaksanaan, yaitu 1)

pengamatan (observasi), 2) laporan-laporan, baik lisan dan tertulis, 3)

metode-metode otomatis dan 4) inspeksi, pengujian (test), atau dengan

pengambilan sampel.

4. Pembandingan pelaksanaan dengan standar dan analisa penyimpangan

Tahap kritis dari proses pengawasan adalah pembandingan pelaksanaan nyata

dengan pelaksanaan yang direncanakan atau standar yang telah ditetapkan.

Penyimpangan-penyimpangan harus dianalisa untuk menentukan mengapa

standar tidak dapat dicapai.

5. Pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan

Bila hasil analisa menunjukkan perlunya tindakan koreksi, tindakan ini harus

diambil. Tindakan koreksi dapat diambil dalam berbagai bentuk, seperti:

Mengubah standar mula-mula (barangkali terlalu tinggi atau terlalu

rendah).

Mengubah pengukuran pelaksanaan (inspeksi terlalu sering frekwensinya,

atau kurang, atau bahkan mengganti sistem pengukuran itu sendiri).

Mengubah cara dalam menganalisa dan menginterpretasikan

penyimpangan-penyimpangan.

14