Resume Mamalogi Tentang Marsupial
Transcript of Resume Mamalogi Tentang Marsupial
TUGAS RESUME MAMALOGI
MARSUPIAL YANG TERDAPAT DI INDONESIA
Disusun oleh :
Tyas Melani Sari
05.51286.01699.08
PROGRAM STUDI BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MULAWARMA SAMARINDA
2008
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkah rahmat, dan Inayah Nya saya dapat menyelesaikan resume (ringkasan) tugas
mamalogi yang membahas tentang Marsupial yang Terdapat di Indonesia ini,
walaupun saya pikir resume ini jauh dari sempurna.
Saya harap resume ini dapat berguna dalam mengenal beberapa jenis mamalia
khususnya marsupial yang hanya terdapat di Indonesia dan sekaligus dapat
memahami bahwa Indonesia memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi
baik flora dan faunanya dengan begitu dapat mengetahui begitu pentingnya
pelestarian akan keanekaragaman hayati tersebut bahkan turut andil dalam upaya
pelestarian (konservasi). Walaupun resume ini hanya diambil dari beberapa literatur
tapi insya Allah cukup sebagai panduan pengetahuan tentang Marsupial yang terdapat
di Indonesia.
Saya berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan sarannya pada saya
untuk dapat menyempurnakan resume ini.
Samarinda, 12 Mei 2008
Penyusun
DAFTAR ISI
Lembar Cover ................................................................................................................i
Kata Pengantar..............................................................................................................ii.
Daftar Isi ......................................................................................................................iii
A. Mamalia Secara Umum……………………………………………………………1
B. Deskripsi Tentang Marsupial………………………………………………………2
C. Bukti Evolusi Mamalia Ditemukan………………………………………………...7
D. Marsupial Di Indonesia…………………………………………………………….9
E. Keterkaitan Flora dan Fauna Indonesia – Australia………………………………17
Daftar Pustaka
Lampiran (Gambar-Gambar)
MARSUPIAL YANG TERDAPAT DI INDONESIA
A. Mamalia Secara Umum
Binatang menyusui atau mamalia adalah kelas hewan vertebrata yang
terutama dicirikan oleh adanya kelenjar susu (kelenjar mamae), yang pada betina
menghasilkan susu sebagai sumber makanan anaknya; adanya rambut; dan tubuh
yang endoterm atau berdarah panas. Otak mengatur sistem peredaran darah, termasuk
jantung yang beruang empat. Mamalia terdiri lebih dari 5.000 genus, yang tersebar
dalam 425 keluarga dan hingga 46 ordo, meskipun hal ini tergantung klasifikasi
ilmiah yang dipakai. Secara filogenetik, yang disebut Mamalia adalah semua turunan
dari nenek moyang monotremata (seperti echidna) dan mamalia therian (berplasenta
dan berkantung atau marsupial).
Sebagian besar mamalia melahirkan keturunannya, tapi ada beberapa mamalia
yang tergolong ke dalam monotremata yang bertelur. Kelahiran juga terjadi pada
banyak spesies non-mamalia, seperti pada ikan guppy dan hiu martil; karenanya
melahirkan bukan dianggap sebagai ciri khusus mamalia. Demikian juga dengan sifat
endotermik yang juga dimiliki oleh burung. Monotremata tidak memilki puting susu,
namun tetap memiliki kelenjar susu. Artinya, monotremata memenuhi syarat untuk
masuk ke dalam kelas Mamalia. Perlu diketahui bahwa taksonomi yang sering
digunakan belakangan ini sering menekankan pada kesamaan nenek moyang;
diagnosa karakteristik sangat berguna dalam identifikasi asal usul suatu makhluk, tapi
misal ada salah satu anggota Cetacea ternyata tidak memiliki karakteristik mamalia
(misal, berambut) ia akan tetap dianggap sebagai mamalia karena nenek moyangnya
sama dengan mamalia lainnya.
Mamalia memiliki tiga tulang pendengaran dalam setiap telinga dan satu
tulang (dentari) di setiap sisi rahang bawah. Vertebrata lain yang memiliki telinga
hanya memiliki satu tulang pendengaran (yaitu, stapes) dalam setiap telinga dan
paling tidak tiga tulang lain di setiap sisi rahang. Mamalia memliki integumen yang
terdiri dari tiga lapisan: paling luar adalah epidermis, yang tengah adalah dermis, dan
paling dalam adalah hipodermis. Epidermis biasanya terdiri atas tiga puluh lapis sel
yang berfungsi menjadi lapisan tahan air. Sel-sel terluar dari lapisan epidermis ini
sering terkelupas; epidermis bagian paling dalam sering membelah dan sel anakannya
terdorong ke atas (ke arah luar). Bagian tengah, dermis, memiliki ketebalan lima
belas hingga empat puluh kali dibanding epidermis. Dermis terdiri dari berbagai
komponen seperti pembuluh darah dan kelenjar. Hipodermis tersusun atas jaringan
adiposa dan berfungsi untuk menyimpan lemak, penahan benturan, dan insulasi.
Ketebalan lapisan ini bervariasi pada setiap spesies.
B. Deskripsi Tentang Marsupial
Marsupial adalah mamalia dimana mamalia wanita memiliki marsupium
(kantong perut). Mereka berbeda dari mamalia Eutheria pada sifat reproduksi. Wanita
memiliki dua vagina yang keduanya terbuka secara eksternal melalui satu lubang
tetapi membawa ke ruang terpisah pada uterus. Laki-laki biasanya memiliki dua
cabang penis. Penis hanya memberikan semen. Marsupial memiliki kloaka. Beberapa
hewan yang termasuk marsupial adalah kangguru dan koala.
Marsupial adalah julukan untuk semua jenis mamalia (hewan menyusui) yang
membesarkan anaknya secara ekstrem dalam sebuah kantung khusus
(marsupium/pouch). Kantung yang biasanya terdapat dalam indukan betina.
Prosesnya juga unik. Ketika masih sangat muda, janin marsupial secara
alamiah akan terlahir dan segera menyusup ke dalam kantung kulit ini. Ia
berkembang dalam kehangatan dan pasokan susu dari puting yang tersembunyi di
dalam kantung. Sekian lama menikmati "kegelapan" yang menenangkan sampai
usianya cukup kuat untuk mandiri.
Karakteristik Khusus
Hewan-hewan marsupial sangat berbeda dengan mamalia lain dalam
membesarkan anaknya. Janin marsupial yang berukuran sangat mini terlahir dari
sebuah saluran lahir yang biasanya terdapat di dekat ekor induknya. Secara naluriah,
ia akan merayap di antara bulu sang ibu menuju kantung yang terletak di bagian
perut. Mencari puting susu untuk menjamin suplai makanannya. Proses ini dilakukan
sendiri oleh sang janin, tanpa bantuan induknya.
Bayi-bayi akan berkembang secara alamiah di dalam kantung kulit yang
hangat dan terlindung dari dunia luar. Ia berkembang di dalam kantung selama
beberapa bulan. Setelah "merasa" cukup umur, biasanya anakan akan mulai
mengintip dunia luar. Jika merasa sudah waktunya, anakan akan keluar dari kantung
dan tetap berada di dekat induknya untuk beberapa lama.
Sementara perilaku khusus berlaku untuk spesies marsupial seperti possum
dan koala. Setelah keluar dari kantung induknya, untuk beberapa lama mereka akan
tetap "menempel" pada induknya sampai ia merasa tak butuh susu lagi. Seperti koala
misalnya, anakan suka menempel di belakang induknya. Menggenggam erat bulu
induk hingga terlihat seperti sedang digendong sang induk.
Aneka Spesies
Jenis marsupial sangat beragam. Menurut hasil penelitian, setidaknya tercatat
270 spesies hewan marsupial. Sebagian besar mendiami wilayah Benua Amerika dan
Australia. Yang paling populer dari kelompok spesies marsupial adalah kanguru,
oposum dan koala.
Kanguru adalah marsupial yang terbesar. Kanguru dari spesies kanguru merah
(Macropus rufus) adalah raksasanya kanguru. Hewan yang dikenal jagoan melompat
ini bisa mencapai ukuran tinggi 1,8 meter (jantan) dengan berat sekitar 70 kg. Ia
hanya bisa ditemukan di daratan Australia. Kanguru atau kangguru adalah hewan
mamalia yang memiliki kantung (marsupialia). Hewan ini termasuk hewan khas
Australia. Kata kanguru diambil dari bahasa Aborigin gangguru. Kanguru
mempunyai dua kaki belakang yang kuat, telapak kakinya yang besar didesain untuk
meloncat. Kanguru biasa melompat dengan kecepatan 20-25 km/jam. Tapi mereka
bisa melompat hingga kecepatannya menjadi 70 km/jam. Harapan hidup kanguru
sekitar 9-18 tahun. Walau terkadang ada kanguru yang bisa bertahan hidup hingga 28
tahun.
Ada tiga spesies kanguru:
Kanguru Merah
Kanguru Merah adalah hewan marsupial terbesar yang masih hidup.
Apabila berdiri tingginya dapat mencapai lebih dari 2 meter dan bobotnya
mencapai 90 kg. Kanguru jenis ini biasanya bergerak dalam kelompok besar.
Mereka tidur di kala siang yang hawanya paling panas. Apabila tidak ada air,
mereka akan mencari kelembaban dari tumbuhan hijau. Mereka juga hanya
akan berkembangbiak apabila ada hujan dan tumbuh tanaman baru.
Kanguru Abu-abu Timur
Kanguru Abu-abu Timur dapat ditemukan di daerah subur Australia
bagian timur.
Kanguru Abu-abu Barat
Kanguru Abu-abu Barat dapat ditemukan di Australia bagian barat,
Australia bagian selatan yang dekat dengan pantai dan basin Sungai Darling.
Kanguru Abu-abu sangat banyak jumlahnya. Mereka hidup di hutan-hutan
eukaliptus yang terbuka dan di daerah berumput. Mereka memakan rumput.
Sebagai tambahan, ada 60 makropod yang lebih kecil yang masih
berhubungan dengan kanguru yaitu:
Kanguru Pohon. Kanguru jenis ini hidupnya di atas pohon.
Pada siang hari mereka tidur di dahan-dahan pohon. Pada malam hari
mereka makan daun dan buah. Kanguru Pohon bisa ditemukan di hutan hujan
tropis yang padat di Australia bagian timur laut dan New Guinea. Beberapa
kanguru Pohon adalah hewan yang dilindungi. Kebanyakan dari mereka
hampir punah disebabkan oleh perusakan lingkungan.
Wallabi
Wallaroo
Quokka
Sementara marsupial termungil adalah spesies ningauis. Marsupial mirip tikus
berkuping dan mata kecil ini, beratnya hanya sekitar 3 gram. Ukuran tubuh yang
mungil membuatnya sulit terdeteksi.
Wombat merupakan hewan marsupial ini seperti koala tetapi hidupnya di
tanah. Makanannya rumput dan mereka makan di malam hari. Sarangnya di dalam
tanah dan mereka berkembang-biak di sana. Jenis yang paling umum dijumpai di
Australia Tenggara. Dua jenis lainnya dijumpai di daerah-daerah yang setengah
gersang.
Ada setidaknya tujuh kelompok besar marsupial berdasarkan teritori atau
wilayah hidupnya. Namun ada juga klasifikasi yang mengacu pada bentuk dan
tipenya.
Paling tidak ada jenis wombat yang suka hidup di liang-liang tanah dan
tergolong nokturnal (hewan malam). Wombat dari keluarga wombatidae adalah
marsupial penggali tanah yang andal. Ia memiliki kaki-kaki yang kuat berotot dan
cakar yang tajam. Marsupial tak berekor ini suka menyantap rerumputan dan akar
peohonan.
Jenis lain adalah koala. Marsupial keluarga phascolarctidae ini menghabiskan
waktunya sepanjang hari di atas pepohonan eukaliptus. Dikenal sebagai jagoan tidur.
Sekitar 18 jam sehari dipakai untuk tidur. Selebihnya adalah bergerak sedikit di
pepohonan dan menyantap dedaunan eukaliptus. Hanya eukaliptus.
Marsupial lain adalah oposum dari keluarga didelphidae. Mirip dengan tikus.
Dalam dunia hewan ia adalah salah satu "penipu" terkenal. Oposum suka pura-pura
mati jika berhadapan dengan predator atau musuhnya. Jika sang musuh menjauh ia
akan secepat mungkin bangkit dan melarikan diri.
"Setan" Tasmania (Tasmanian Devil) adalah marsupial pemburu di malam
hari. Rahangnya yang keras dan kuat, serta lengkingan menyeramkan membuat ia
menyandang nama "setan". Hewan berbulu hitam dengan pola putih ini menjadi
predator menakutkan bagi reptil dan burung.
Kelompok marsupial lain adalah bandicoot yang bertelinga mirip kelinci,
numbat yang bermoncong dan lidah panjang, serta kanguru dan wallabi. Kanguru ada
yang berukuran besar dan kecil, ada yang hidup di daratan dan ada yang di
pepohonan. Kanguru pohon lumholtz adalah spesies kanguru yang hidup arboreal.
Menghabiskan waktu di pepohonan dan sesekali saja ke darat.
Koala (Phascolarctos cinereus) adalah salah satu binatang berkantung
(marsupial) khas dari Australia dan merupakan wakil satu-satunya dari keluarga
Phascolarctidae. Pada umumnya, banyak dikatakan bahwa kata koala berasal dari
bahasa Australia pribumi yang berarti tidak minum. Koala sebenarnya minum air
tetapi sangat jarang karena makanannya, daun ekaliptus, sudah mengandung cukup
air sehingga koala tidak perlu turun dari pohon untuk minum. Koala dapat ditemukan
di sepanjang pesisir timur Australia mulai dari Adelaide sampai ke Semenanjung
Cape York, dan sampai jauh ke pedalaman karena ada curah hujan yang cukup untuk
mendukung hutan yang cocok bagi koala. Koala mirip dengan wombat (saudara
terdekat mereka), namun memiliki bulu yang lebih tebal dan lembut, telinga yang
lebih besar, dan kaki-tangan yang lebih panjang dilengkapi dengan cakar yang besar
dan panjang untuk membantunya memanjat. Beratnya bervariasi dari 14 kg untuk
jantan selatan yang besar, sampai 5 kg untuk betina utara yang kecil. Mereka
biasanya diam, tetapi koala jantan memiliki teriakan penarik yang kuat yang dapat
didengar hampir satu kilometer pada musim kawin. Koala hidup hanya dari daun
ekaliptus. Daun ekaliptus mengandung protein dalam jumlah rendah, zat tak tercerna
dalam kadar tinggi, dan mengandung senyawa fenol dan terpena yang beracun bagi
spesies lain. Seperti wombat dan kukang, koala memiliki tingkat metabolisme yang
rendah untuk seekor mamalia dan istirahat tanpa bergerak sekitar 20 jam sehari, dari
kebanyakan waktu tersebut digunakan untuk tidur. Mereka makan tidak tergantung
waktu, tetapi biasanya pada malam hari. Koala umumnya memakan 500 gram daun
eucalyptus per hari, mengunyah mereka sampai menjadi pasta yang halus sebelum
menelannya. Hatinya memisahkan bahan beracun dan siap untuk dibuang, dan "hind
gut"nya (terutama caecum lebih besar untuk mengambil jumlah nutrisi maksimum
dari makanan yang berkualitas rendah.
Sebaran
Marsupial yang kini hidup di alam liar tak lagi banyak jumlahnya. Kerusakan
habitat akibat ekspansi manusia dan bertambahnya predator pendatang menjadi
ancaman utamanya. Kini marsupial hanya bisa ditemukan di sebaran terbatas di
wilayah Amerika, sedikit di utara, sedikit di tengah, dan sedikit di selatan. Jenis
marsupial lainnya bisa ditemukan di Australia, New Guinea, Kepulauan Pasifik,
Indonesia dan Pulau Tasmania.
C. Bukti Evolusi Mamalia Ditemukan
Para ilmuwan berhasil menemukan fosil mamalia berukuran sebesar tupai dari
zaman yang sama dengan dinosaurus. Fosil tersebut masih terawetkan dengan baik
ketika ditemukan oleh para ilmuwan. Terutama tulang telinga bagian tengah yang
menjadi kunci untuk mengetahui evolusi mamalia. Hewan dengan panjang 127 mm
dan bobot 30 gram tersebut ditemukan di antara formasi batu yang kaya fosil di
pegunungan Yan, Provinsi Hebei, China. Para peneliti melakukan penelitian terhadap
struktur telinga hewan tersebut yang dianggap memiliki pendengaran sangat sensitif.
Struktur telinga hewan bernama Yanoconodon itu dianggap elemen penting dari
evolusi mamalia.
”Yanoconodon memiliki bentuk tubuh menyerupai salamander, namun hewan
ini berjenis mamalia,” jelas ketua peneliti dari Carnegie Museum of Natural History
Pittsburgh,Pennsylvania, Zhe-Xi Luo.Para peneliti menilai,Yanoconodon merupakan
hewan nokturnal (hidup pada malam hari) dan memangsa serangga. Yanoconodon
hidup pada zaman dinosaurus di wilayah subur, dengan danau air tawar dan berbagai
tanaman bunga di sekitarnya.Hewan mamalia tersebut merupakan santapan ringan
bagi dinosaurus di zaman itu. Luo menilai, Yanoconodon sangat penting karena
menggambarkan tahap pertengahan dari sebuah evolusi struktur telinga mamalia.
Mamalia memiliki pendengaran paling tajam daripada spesies hewan
bertulang belakang (vertebrata) lain. Pendengaran merupakan indera paling penting
bagi hidup hewan mamalia. Di zaman purba hewan mamalia mengadopsi kehidupan
nokturnal (malam hari) untuk menghindari dinosaurus yang ingin memangsa mereka.
Para peneliti telah lama mencari petunjuk mengenai asal mula struktur telinga
mamalia. Mamalia asli pertama muncul sekitar 220 juta tahun silam,tidak lama
setelah dinosaurus pertama menginjakkan kaki di bumi. Namun proses hingga
mamalia memperoleh anatomi lengkap seperti mamalia modern membutuhkan lebih
dari 10 juta tahun.
Washington - Pegunungan Andes di Chili di zaman purba pernah dihuni
mamalia yang memiliki bentuk tubuh mirip sebuah tank mini. Bagian leher hingga
ekornya diselubungi perisai keras, seperti armadillo, namun perisainya menempel di
tubuhnya dan tidak dapat dilepas.
Hewan yang diberi nama Parapropalaehoplophorus septentrionalis ini
merupakan versi primitif Gyptodon, mamalia berperisai dan berekor lancip yang
hidup hingga 10.000 tahun lalu. Jika Gyptodon seukuran VW kodok, berukuran
panjang tiga meter dan berat tiga ton, hewan ini hanya sepanjang 76 centimeter dan
berat 90 kilogram saja.
Kedua makhluk dikelompokkan ke dalam familia yang dinamai glyptodon.
Asal-usulnya dari Amerika Selatan, namun kemudian menyebar hingga Amerika
Utara setelah dua lempeng benua menyatu sekira 3 juta tahun lalu.
Sosok mamalia yang mirip tank ini terkuat dari fosil perisai, rahang, kaki, dan
tulang belakangnya yang ditemukan pada tahun 2004. Lokasi penemuan fosil berada
pada ketinggian 4.200 meter yang mengandung udara tipis, jarang air, dan suhu
dingin. Namun, hewan tersebut tidak hidup pada lingkungan semacam itu.
Para ilmuwan yakin kawasan tersebut mengalami pengangkatan sejak
Parapropalaehoplophorus septentrionalis hidup sekira 18 juta tahun lalu. Saat hewan
tersebut hidup, kawasan tersebut mungkin berupa savana terbuka pada ketinggian 900
meter dari permukaan laut dan berisi rumput-rumputan yang diselingi pohon. Di
dekatnya ditemukan fosil-fosil hewan lainnya, misalnya hewan-hewan berkuku,
hewan pengerat, dan opossum (sejenis tupai). Ttidak ditemukan jejak predator. Para
peneliti memprediksi hewan berkantung yang mirip anjing dan burung raksasa yang
tidak dapat terbang adalah pemangsanya.
D. Marsupial di Indonesia
Indonesia memiliki ratusan jenis mamalia unik dan jumlahnya terbesar di
dunia. Dari 700 jenis mamalia yang tercatat, 200 di antaranya kelompok rodentia
(binatang pengerat) dan 210 jenis kelelawar. Sekitar 70 spesies di antaranya satwa
dilindungi.
Meskipun Indonesia memiliki ratusan jenis mamalia terlengkap, posisi jumlah
populasi mamalia terbesar dunia tetap dipegang Brasil. Berdasarkan hasil penelitian
ahli mamalia di dunia selama 2001-2004, tercatat terdapat 5.743 spesies mamalia.
Data itu terungkap pada workshop tentang distribusi, ekologi, dan status konservasi
mamalia besar dan kelelawar Asia Tenggara di Gedung Konservasi Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia, Bogor. Informasi itu terangkum dalam Red Data Book--berisi
kumpulan data status kelangkaan satwa dunia--yang disusun International Union for
the Conservation of Nature, lembaga The Word Conservation Union.
Sulawesi merupakan pulau yang khas dan terletak di tengah-tengah kawasan
Wallacea. Kawasan ini merupakan wilayah yang terletak di antara dua benua yaitu
Asia dan Australia. Karena posisinya di tengah, maka kawasan ini memiliki tingkat
endemisitas yang tinggi dalam hal flora dan fauna, serta memiliki perbedaan yang
sangat jelas dengan Kalimantan yang hanya dipisahkan oleh Selat Makassar yang
tidak terlalu luas. Maluku juga terletak dalam daerah fauna Wallacea yang sangat
kaya akan mamalia dan avifauna yang merupakan campuran binatang dan burung dari
daratan Asia dan benua Australia.
Fauna Sulawesi merupakan yang paling khas di seluruh Indonesia terutama
diantara hewan-hewan menyusui (mamalia). Sulawesi serta pulau-pulau di sekitarnya
yang terdekat mempunyai 127 jenis mamalia asli terdiri atas 15 famili dan 55 genus.
Selain pulau Sulawesi di Papua juga ditemukan beberapa jenis marsupial yang
endemik dan statusnya juga terancam punah. Adapun dua spesies binatang langka
yang berhasil diungkap oleh para ilmuwan di kawasan Pegunungan Foja Papua dalam
ekspedisi kedua kalinya ini adalah tikus raksasa Mallomy dan seekor possum
Cercartetus kerdil, salah satu hewan berkantung terkecil di dunia. Keduanya
merupakan binatang Mamalia di mana keberadaan kedua spesies langka tersebut
hingga kini masih terus dipelajari karena merupakan spesies baru bagi dunia sains.
Kuskus
Famili Phalangeridae 2 jenis dari Sulawesi yaitu Ailurops ursinus dan
Stigocuscus celebensis serta satu genus Phalanger; Phalanger pelengensis di pulau
Peleng dan Taliabu.
Warna kuskus yang terdiri dari beberapa genus ini beranekaragam. Ada yang
putih, cokelat kemerahan hingga cokelat dan abu-abu. Beberapa jenis di antaranya
ada yang berwarna tubuh pucat dan berbulu pendek. Walau memiliki banyak genus
tapi jumlah kuskus sangat sedikit. Di seluruh dunia hanya terdapat di Papua saja.
Beberapa tahun lalu masih bisa dijumpai spesiesnya di Australia, tapi belakangan tak
pernah lagi dijumpai.
Kuskus sutra (Phalanger sericeus) yang hidup di pegunungan Papua dan bisa
ditemukan pada ketinggian 3900 meter. Telinganya pendek, berbulu tebal dan
panjang. Mereka biasa berbagi tempat tinggal dengan sesama kuskus genus lain, yaitu
kuskus gunung (Phalanger carmelitae) dan kuskus stein (Phalanger vestitus). Kuskus
stein adalah jenis kuskus paling langka. Mereka hidup di Papua. Tubuhnya termasuk
paling kecil di antara jenis kuskus lain. Panjang tubuhnya antara 325 sampai 600
milimeter. Dengan ekor sepanjang 250 hingga 600 milimeter, seekor kuskus betina
berbobot 1800 gram.
Kuskus tutul (Phalanger muculatus) yang merupakan spesies terbesar.
Kuskus jantan jenis ini bisa mencapai bobot enam kilogram. Mereka menyukai hidup
di dataran rendah, kurang dari 1200 meter di atas permukaan laut di Papua Nugini.
Jenis ini memiliki warna tubuh lebih terang yang dikombinasi dengan tutul hitam.
Pupil matanya menyerupai kucing. Beberapa ahli zoologi mengusulkan agar kuskus
tutul masuk dalam genus Spilocuscus.
Kusu yang terdapat di Maluku Utara dan Maluku Tengah (endemik)
(Flannery,1995)
1. Nama Daerah / Inggris : Guannal cafa (Aru)/ Ground Cuscus
Nama Spesies : Phalanger gyrnnostis
Daerah : Kepulauan Aru (Peters, Dorii 1875) Irian Jaya
2. Nama Daerah /Inggris : Kusu (Ambon) / Southern Common Cuscus
Nama spesies : Phalanger intercastelanus
Daerah : Maluku (Thomas, 1895) Irian Jaya
3. Nama Daerah / Inggris : Kusu (Ambon) / Nothern Common Cuscus
Nama spesies : Phalanger orientalis
Daerah : Maluku (Pallas, 1776) Irian Jaya
4. Nama Daerah / Inggris : Kuso (Ternate, Bacan) / Ornate Cuscus
Nama spesies : Phalanger ornatus
Daerah : Maluku Utara (Gray, 1860)
5. Nama Daerah / Inggris : Kuso (Obi) / Obi Cuscus
Nama spesies : Phalanger rothschildi
Daerah : Pulau Obi (Thomas, 1898)
6. Nama Daerah / Inggris : Kusu (Ambon) / Common Spotted Cuscus
Nama spesies : Spilocuscus maculatus
Daerah : Maluku Tengah (Desmarest, 1818) Irian Jaya
Kusu ini adalah binatang berkantung dan anaknya selalu satu pasang. Daging
kusu sangat digemari oleh penduduk Maluku yang beragama Kristen. Dua
spesies yang endemik di pulau Ambon, Seram dan Buru adalah Phalanger
orientalis dan Spilocuscus maculatus.
Kuskus umumnya menyukai makanan berupa serangga, binatang kecil, hingga
telur burung. Bisa bertahan hidup di daerah hutan hujan tropis. Mereka jenis hewan
yang suka menyendiri pada waktu memburu makanan. Biasanya mencari makan pada
malam hari karena dianggap aman dari incaran musuh. Hidup dari satu dahan pohon
ke pohon yang lain, kuskus juga membangun keluarga seperti manusia. Binatang
mamalia yang geraknya lambat ini dapat melahirkan tiga ekor anak sekali
melahirkan. Kini mereka terdaftar di IUCN dan CITIES sebagai hewan langka dunia
yang dilindungi undang-undang.
1.1 Kuskus Beruang
Kuskus Beruang atau Kuse
(Ailurops ursinus) adalah salah satu
dari dua jenis kuskus endemik di
Sulawesi. Binatang ini termasuk
dalam golongan binatang berkantung
(marsupialia), dimana betinanya
membawa bayi di dalam kantong yang
terdapat di bagian perut. Panjang badan dan kepala kuse adalah 56 cm, panjang
ekornya 54 cm dan beratnya dapat mencapai 8 kg. Kuse memiliki ekor yang
prehensil, yaitu ekor yang dapat memegang dan biasa digunakan untuk membantu
berpegangan pada waktu memanjat pohon yang tinggi.
Kuse mendiami lapisan atas dari hutan. Makanannya terdiri dari daun
dan buah, misalnya daun pohon Kayu kambing (Garuga floribunda), dan Kayu
bugis (Melia azedarach) dan buah pohon Rao (Dracontomelon dao). Kuse
membentuk kelompok kecil yang hanya terdiri dari induk dan bayi. Kecuali pada
musim kawin, kuse jantan dan betina dewasa biasanya hidup sendiri-sendiri.
Kuse merupakan binatang yang pendiam. Dia hampir-hampir tidak
bersuara kecuali kalau terganggu. Kuse yang terganggu akan mengeluarkan suara
decak yang disela dengan engahan keras. Kuse yang terdapat di pulau Sangihe
dan Salibabu (Kabupaten Sangihe-Talaud) memiliki ciri yang sedikit berbeda dari
yang terdapat di daratan Sulawesi. Bulunya berwarna abu-abu pucat yang
seragam, ukuran kepalanya berbeda, dan secara keseluruhan ukurannya lebih
kecil. Kuse ini digolongkan sebagai sub-jenis khas Sangihe-Talaud, dan nama
ilmiahnya Ailurops ursinus melanisticus.
1.2 Kuskus berbintik-bintik
Hewan kuskus
berbintik-bintik, atau
Spilocuscus maculatus, lazim
terdapat di daerah dataran
rendah Papua. Warna bulu
kulitnya bervariasi dari putih
bersih hingga coklat muda.
Daging kuskus dihargai tinggi
oleh penduduk Kamoro sedangkan kulitnya dipakai mereka sebagai hiasan kepala
khusus oleh pemimpin-pemimpin penting. Hewan kuskus dapat dijinakkan bila
dipelihara dan dibesarkan di desa.
Spilocuscus maculates merupakan spesies terbesar. Kuskus jantan jenis
ini bisa mencapai bobot enam kilogram. Mereka menyukai hidup di dataran
rendah, kurang dari 1200 meter di atas permukaan laut di Papua Nugini. Jenis ini
memiliki warna tubuh lebih terang yang dikombinasi dengan tutul hitam. Pupil
matanya menyerupai kucing.
1.3 Echympyra
Hewan
berkantong/marsupial hanya
ditemukan di daerah pulau Papua
dan benua Australia,meskipun
sejumlah yang lumayan juga
ditemukan di Amerika Selatan.
Kebanyakan mereka tidak
mempunyai nama-nama yang biasa diberikan orang setempat. Nama dari jenis
marsupial yang terlihat dalam gambar ini adalah Echympyra, yang juga
merupakan nama umum untuk mengenalnya. Dalam keluarga yang sama adalah
Peroryctidae dalam mana tergolong jenis bandicoots yang lebih umum dikenal.
1.4 Kangguru Pohon
Kangguru Pohon Mantel
Emas (Dendrolagus pulcherrimus),
adalah spesies baru Kangguru Pohon
yang ditemukan di Pegunungan Foja,
Mamberamo pada kegiatan RAP
tahun 2005 oleh Conservation
International. Ia adalah salah satu
mamalia yang berstatus hampir punah ini tercatat sebagai pertemuan pertama
(first record) untuk wilayah Indonesia. Keberadaan spesies ini dilaporkan oleh
Dr. Jared Diamond, pada tahun 1981 dan menjadi pembicaraan para ahli
mamalia selama 25 tahun. Para ahli mamalia memperkirakan bahwa kangguru
pohon ini adalah spesies yang berbeda dengan spesies di Pegunungan Torricelli,
Papua New Guinea, mengingat Pegunungan Foja sangat terisolasi dari
Pengunungan Torricelli. Hidupnya di atas pohon. Pada siang hari mereka tidur di
dahan-dahan pohon. Pada malam hari mereka makan daun dan buah.
1.5 Kangguru Pohon Doria (Dendrolagus Dorianus) Doria’s Tee-Kangaroo
Diseluruh dunia ada 10 jenis kangguru pohon (Dendrolagus spp.) yang
ditemukan dihutan pegunungan tinggi tropik di Papua (dulu Irian Jaya), Papua
Nugini dan Queensland, Australia. Kangguru pohon biasanya ditemukan di tajuk
pohon di hutan bagian dalam, tetapi 2 jenis diantaranya sering mencari pakan
dibawah pepohonan, di padang rumput di pegunungan tinggi.
Pada waktu istirahat dan tidur, kanguru berada di atas pohon. Ekornya
yang panjang sangat berguna bagi sebagai penyeimbang sewaktu berjalan diatas
tajuk pohon. Hampir semua jenis kanguru pohon terancam hidupnya terutama
oleh karena perburuan, perusakan habitat, dan mungkin 2 jenis diantaranya
sudah menuju kepunahan. Sebagai mamalia terbesar dihutan hujan tropika
Australia dan sekitarnya, kangguru pohon merupakan contoh unik biota daerah
Pasifik – mereka merupakan aset berharga dan usaha konservasi perlu
digalakkan.
(Nama lokal : “Dipolo”,”D’bol”,”Ugwa”,”Yu”,”Ifola”) Kangguru Pohon
Doria ditemukan di ketinggian sampai 4.000 meter disepanjang rantai
pegunungan dari Papua Nugini sampai Papua (Irian Jaya).
Merupakan Marsupial terbesar di hutan pegunungan Papua. Yang jantan
dapat mencapai berat 18 kg dan cukup kuat untuk membunuh anjing pemburu.
Makanannya berupa dedaunan dan kemungkinan buah-buahan.
1.6 Kangguru Tanah (Thylogale brunii)
Setelah mengalami masa
rehabilitasi sejak bulan Juni 2007 di
Kampung Nayaro 21 ekor Kanguru
Tanah (Thylogale brunii) dengan 3 anak
yang masih di dalam kantong induknya,
diberangkatkan dengan pesawat dan tiba
di Merauke pada Selasa (11/12).
1.7 Sugar Glider (Petaurus Breviceps); sejenis possum yang bergelantungan dari
pohon ke pohon
Badan:12.7cm Ekor: 15cm
Berat: Jantan140g Betina120g
Umur Dewasa: Jantan 2 tahun; Betina 7-15 bulan
Jumlah anak: 1-2
Masa Hamil: 16 hari
Musim kawin: tidak ada musim tertentu
Makanan: Elm Sap, Pollen, Madu, Serangga
Sugar Glider hanya makan buah-buahan, madu, sap, pollen, jadi sangat
berbeda sekali dengan Flying Squirrels. Mereka membutuhkan paling sedikit 15-
25% protein, jadi anda harus memilih pelet hi-protein. Sugar Gliders (Petaurus
breviceps) dapat ditemui di Indonesia, Australia, Papua.
1.8 Oposum kerdil (Spesies baru yang ditemukan di papua)
Oposum sudah berkeliaran di muka bumi sejak 70 - 80 juta tahun lalu,
ketika dunia dikuasai para dinosaurus. Pada zaman kapur itu, daratan Amerika
masih menggumpal menjadi satu dengan super benua Gondwana. Sesudah
Marsupialia tua agak berkembang, Gondwana terpisah dari Amerika, dan terpecah
belah menjadi 3 pecahan. Salah satunya yang terkenal sebagai Australia
mengapung bersama penduduk Marsupialia tua ke arah timur.
Oposum kalau terdesak tiba-tiba, memang mahir pura-pura mati, setelah
sebelumnya mencoba menggertak musuh dengan desisan percuma yang
menggelikan. Tidak berhasil menggertak musuh, tubuhnya akan menggelimpang
(padahal belum diapa-apakan). Tak peduli menggelikan atau tidak, pokoknya ia
diam sediam-diamnya selama beberapa jam. Matanya terbuka tapi tidak berkedip
seperti binatang mati beneran. Mulutnya juga agak terbuka, dan mengeluarkan
bau busuk. Kalau perlu malah buang air besar busuk yang memperkuat bau
busuknya. Pemangsa yang merasa jijik mencium bau bangkai busuk biasanya
meninggalkannya, tak berselera lagi untuk mengganyangnya. Ha! Saat itulah
oposum bangkit, dan cepat-cepat cabut menyelamatkan diri.
E. Keterkaitan Flora dan Fauna Indonesia – Australia
Indonesia luar biasa kaya akan flora dan fauna. Hal ini sebagian
disebabkan oleh kenyataan bahwa negeri tersebut terbentang melingkupi tidak
hanya satu melainkan dua kawasan geografi kehewanan (zoogeography) yang
besar di dunia. Menurut istilah geologi, Indonesia bagian barat, dengan harimau,
badak, dan gajahnya, sangat berkaitan dengan bagian-bagian Asia lain, sedangkan
Indonesia bagian timur berkaitan dengan Australia.
Pulau Irian (yang mencakup Propinsi Irian Jaya) asalnya adalah
semenanjung Australia bagian utara. Bagian tersebut naik ke atas permukaan laut
ketika Australia bergeser ke utara ke arah Asia, yang dimulai kira-kira 45 juta
tahun yang lalu. Kira-kira 25 juta tahun yang lalu, gerakan besar dalam kerak
bumi memungkinkan membanjirnya lautan ke daratan, sehingga memisahkan
Australia dari Irian. Sejak itu, hubungan daratan dengan Australia menjadi
berantara (kadang ada kadang tidak).
Di sebelah barat Irian Jaya, lautnya selalu terlalu dalam untuk
memungkinkan adanya kontak daratan yang terus menerus antara Irian dengan
bagian lain di Indonesia. Hal ini berarti bahwa Irian pada dasarnya mempunyai
fauna dan flora Australia. Di sini tidak ada harimau, badak, gajah dan fauna Asia
lainnya meskipun beberapa jenis fauna Asia yang kecil, seperti tikus telah dapat
menyeberang, mungkin dengan menumpang pada tumbuh-tumbuhan yang
mengapung di laut. Irian Jaya merupakan tempat bagi beberapa jenis hewan yang
asalnya dari Australia. Jenis ini mencakup hewan monotrem seperti echidna
(landak), hewan berkantung seperti kanguru dan kuskus, burung seperti kakatua
dan burung paradiso, serta hewan melata seperti skink (sejenis kadal) dan penyu
berleher di pinggir. Tumbuhan seperti lillipili, pohon eukaliptus dan banyak jenis
lainnya, juga merupakan bukti adanya hubungan pada zaman dulu antara
Australia dan Irian. Selain itu, ada lagi hubungan yang lebih mencolok. Nun di
ketinggian pegunungan Irian Jaya tumbuhlah pohon-pohon yang sangat dekat
kaitannya dengan pohon pinus jenis celery-top dan pinus jenis Huon di Tasmania.
Pohon-pohon ini hanya hidup di tempat yang paling dingin dan basah. Pada
waktu Australia mengering selama 15 juta tahun terakhir, jenis-jenis pohon ini
menjadi punah dari daratan Australia, dan sekarang hanya hidup di pulau-pulau
sebelah utaranya (Irian) dan sebelah selatannya (Tasmania).
Jenis-jenis fauna dan flora yang sama dengan Australia tidak hanya
terbatas di Irian Jaya saja karena di seluruh Kepulauan Maluku, bahkan sampai ke
Sulawesi, dijumpai juga jenis-jenis tersebut. Hal ini dulu disebabkan adanya suatu
fenomena geologi yang disebut Sesar Sorong.
Sesar Sorong merupakan retakan besar dalam kerak bumi yang diberi
nama sesuai dengan nama kota Sorong di Irian Jaya sebelah timur laut. Retakan
ini terjadi dari timur ke barat di sepanjang Irian sebelah utara sejauh ratusan
kilometer. Selama 40 juta tahun, retakan tersebut telah melepaskan potongan
daratan yang luas dari New Guinea sebelah utara. Pulau-pulau yang tercipta
melalui kejadian ini bergeser ke arah barat melintasi lautan ke arah Sulawesi.
Bagian-bagian timur Sulawesi (yakni kedua bentuk lengan bagian tengah
pulau itu) berasal dari bagian-bagian Irian yang retak dan tergeser oleh Sesar
Sorong tersebut. Bahkan hingga sekarang danau-danau di kawasan ini berisi ikan
air tawar yang jenisnya sangat dekat dengan jenis di Australia, sedangkan ikan di
danau-danau lain di Sulawesi asalnya dari Asia. Ada dua jenis kuskus di
Sulawesi, dan burung maleo yang berbusut aneh, serta beberapa jenis hewan dan
tumbuhan juga berasal-usul seperti ini. Semua jenis ini asalnya dari Australia-
Irian, bertahan hidup jutaan tahun terpisah ketika tempat asalnya menjadi pulau-
pulau yang secara perlahan-lahan bergeser ke arah barat menyeberangi Laut
Maluku, dan akhirnya bertahan hidup melalui persaingan dengan fauna Asia di
tempat lain di Sulawesi ketika pulaunya bertabrakan dengan bagian Sulawesi
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2001. Kuskus, Si Lucu Dari Papua. http://www.google.co.id. [Diakses
pada tanggal : 11 Mei 2008].
Anonymous. 2005. Spesies : Kangguru Pohon Doria (Dendrolagus dorianus). Info
Konservasi Papua. http://www.google.co.id. [Diakses pada tanggal : 10 Mei
2008].
Anonymous. 2006. Mamalia Indonesia Terbesar di Dunia. Jaringan Pendidikan
Salatiga. http://www.google.co.id. [Diakses pada tanggal : 10 Mei 2008].
Anonymous. 2006. Sulawesi Suatu Anugerah di Kawasan Wallacea. Sulawesi
Biodiversity. http://www.google.co.id. [Diakses pada tanggal : 10 Mei 2008].
Anonymous. 2007. Spesies : Kangguru Pohon Jenis Baru di Papua. Info Konservasi
Papua. http://www.google.co.id. [Diakses pada tanggal : 10 Mei 2008].
Anonymous. 2007. Mamalia Purba di Andes Mirip Tank. Tribun kaltim online.
http://www.google.co.id. [Diakses pada tanggal : 10 Mei 2008].
Anonymous. 2007. Mengintip Kehidupan Marsupial. PT Paradigma Baru Globalindo.
http://www.google.co.id. [Diakses pada tanggal : 10 Mei 2008].
Anonymous. 2008. Marsupial. http://id.wikipedia.org/wiki/Marsupial. [Diakses pada
tanggal : 10 Mei 2008].
Anonymous. 2008. Binatang Menyusui. http://id.wikipedia.org/wiki/Binatang
menyusui. [Diakses pada tanggal : 10 Mei 2008].
Anonymous. 2008. Koala. http://id.wikipedia.org/wiki/Koala. [Diakses pada tanggal :
10 Mei 2008].
Arifin, dkk. 2003. Bahan Latihan Pengantar Agroforestri. World Agroforestry Centre
(ICRAF) Southeast Asia Regional Office.
http://www.worldagroforestrycentre.org/sea. [Diakses pada tanggal : 10 Mei
2008].
Jo, M. 2007. Pedalaman Hutan Papua Yang Kaya Dengan Spesies Langka.
http://www.wikimu.com. [Diakses pada tanggal : 11 Mei 2008].
Setyawan, K. 2007. Pura-Pura Mati Ala Oposum. Intisari On The Net.
http://www.google.com. [Diakses pada tanggal : 10 Mei 2008].
Teguh, H., Manoppo, R., Siwu S. 2001. Mengenal Beberapa Satwa Sulawesi Utara
dan Gorontalo. WCS-IP Sulawesi : Manado.
DAFTAR GAMBAR-GAMBAR MARSUPIAL
Koala salah satu contoh dari kelompok marsupial. Banyak terdapat di Australia.
Tasmania devil merupakan marsupial pemburu di malam hari
Kangguru dan anaknya
Koala climbing tree
Koala di Hutan Manna Gum, sebelah selatan Victoria
Tampak seekor koala sedang memakan daun ekaliptus.
Komposisi Jenis Mamalia pada Areal HPH PT ARFAK INDRA, Fak-fak
No.
Ordo familia Nama Daerah Nama Ilmiah
1. Monotremata Tachyglossidae Babi duri moncong pendek Tachyglossus aculeatus
2. Babi duri moncong panjang Zaglossus bruijni3. Marsupialia Dasyuridae Tikus berkantung Anthecinus sp4. Kucing berkantung Daryurus sp5. Tikus berkantung ekor panjang Murexia sp6. Peramelidae Kalubu Echymipera kalubu7. Kalubu Echymiperarufesens8. Bendekut Peroryctes sp9. Phalangeridae Kus-kus abu-abu Phalanger gymnotes10. Kus-kus bertotol Phalanger maculatus11. Kus-kus timor Phalanger orientalis12. Burramydae Kus-kus terbang Acrobates sp13. Oposium Distoechurus sp14. Petauridae oposum bergaris Dactylosila trivirgata15. Oposum layang Pectaurus breviceps16. Kus-kus ekor liat Pseudocheirus sp17. Chiroptera Pteropodidae Kalong buah Aproteles sp18. Kalong besar Pteropus macrotis19. Kalong kecil Pteropus sp20. Codot Tabung Nyctimene sp21. Codot Paranictimene sp22. Emmbalonuridae Kelelawar Emballonura sp23. rhinolophidae Kelelawar barong Hipposiseros sp24. Kelelawar barong Papua Hipposiseros papua25. Vespertilionidae Kelelawar mini Miniopterus sp26. Molosidae Kelelawar Anjing Tedarida sp27. Carnivora Canidae Anjing hutan Canis familiaris28. Artiodactyla Suidae Babi hutan Sus scrofa29. Cervidae Rusa Cervus timorensis30. Rodentia Muridae Tikus Air Hydromis sp31. Tikus Kanguru Lorentzimys sp32. Melomis Melomys sp33. Tikus Piti Mus musulus34. Tikus Hutan Pogonomelomys sp35. Tikus Mondok Rattus norvegicus36. Tikus Rumah Rattas rattus37. Tikus Lapangan Rattus sordius38. Tikus pohon Xenorumys barbatus39. Tokus Ekor Hitam Uromys anak