Resume Kasus II

download Resume Kasus II

of 8

Transcript of Resume Kasus II

RESUME KASUS II RENI JULIANITA 220110090029 TUTOR 8

THALASEMIAKONSEP HEMATOLOGI Struktur dan Sistem Hematologi A. Struktur Darah mengandung plasma cair dan elemen-elemen sel yang dibentuk di dalam sumsum tulang. - Plasma terdiri atas 90% air dan 10% larutan yang didominasi oleh albumin, elektrolit, dan protein. - Elemen selular mencakup sel darah putih (leukosit), sel darah merah (eritrosit), dan keping darah (trombosit). B. Fungsi 1. Plasma darah berfungsi untuk mentransportasikan elemen-elemen yang dibentuk dan membantu mempertahankan homeostatis. 2. Fungsi elemen-elemen berbentuk selular antara lain: a. Eritrosit, mentransportasikan O ke dan CO dari jaringan tubuh. Aktivitas ini bergantung pada hemoglobin yang merupakan suatu komponen eritrosit. Eritrosit memberikan warna merah pada darah. Masa hidup eritrosit biasanya berkisar 120 hari. b. Leukosit, fungsi utamanya untuk melindungi tubuh terhadap infeksi. Terdapat due tipe leukosit, yaitu: Granulosit, terdiri atas neutrofil yang melawan bakteri; basofil yang mensekresikan heparin dan mempercepat penyingkiran lemak; dan eusinofil yang melawan parasit dan berespon terhadap allergen. Agranulosit, terdiri atas monosit yang memfagositosis sel-sel besar dan berperan penting dalaminfeksi kronis; dan limfosit yang bertanggung jawab terhadap imunitas sel mediasi (limfosit T) dan kekebalan humoral (limfosit B). c. Trombosit, sel darah yang paling kecil, mengandung faktor koagulasi dan membantu mengatur homeostatis melalui rangkaian proses yang dikenal sebagai proses koagulasi. d. Berbagai faktor pembekuan yang terpisah ditemukan dalam plasma. Setelah terjadi cedera, kaskade pembekuan diaktifkan. Kaskade ini terdiri dari jalur intrinsik dan jalur ekstrinsik, dan keduanya menyebabkan jalur yang umumnya menghasilkan bekuan pada sisi cedera. Jalur intrinsik diaktifkan oleh trauma sel darah dan panjangan darah ke dinding vaskuler yang mengalami trauma: factor XII factor XIIa (kininogen berat molecular tinggi, prekalikrein) factor XI factor Xia (kalsium [factor IV])

factor IX factor IXa (factor VIII, kalsium [factor IV], fosfolipid platelet) jalur umum. Jalur ekstrinsik diaktifkan oleh trauma pada jaringan ekstravaskuler dan trauma pada dinding vaskuler: pelepasan trombosit ke jaringan (factor III) factor VII factor VIIa (kalsium [factor IV]) jalur umum. Jalur umum, merupakan lanjutan dari kombinasi jalur intrinsik dan ekstrinsik yang menghasilkan: factor X ~ factor Xa (factor V, kalsium [factor IV], fosfolipid) factor II (protrombin) thrombin factor I (fibrinogen) fibrin monomer fibrin polimer (factor XIII, kalsium [factor IV]) bekuan yang stabil.

KONSEP THALASEMIA 1. Definisi Thalasemia adalah sekelompok penyakit atau keadaan herediter dimana produksi satu atau lebih dari satu jenis rantai polipeptida terganggu (Tjokronegoro, A. 2001). Thalasemia adalah ketidakadaan atau kekurangan satu atau lebih rantai globin dari hemoglobin (George, E. 1994). Thalasemia adalah sekelompok heterogen anemia hipokomik herediter dengan berbagai derajat keparahan (Nelson, 1996). Thalasemia merupakan anemia hemolitik herediter yang diturunkan dari kedua orangtua kepada anak-anaknya secara resesif (Rusepno, 1985). 2. Etiologi Thalasemia merupakan penyakit yang diakibatkan adanya variasi atau hilangnya gen dalam tubuh yang membuat hemoglobin, atau akibat ketidakseimbangan pembuatan rantai asam amino yang membentuk hemoglobin. Hemoglobin terbuat dari dua macam protein, yaitu globin- dan globin-. Apabila satu atu lebih gen yang memproduksi globin tidak normal atau hilang maka akan trjadi penurunan produksi protein globin. Kelainan thalasemia- disebabkan oleh delesi gen atau terhapusnya gen yang mengatur produksi tetramer globin karena kecelakaan genetik, karena pada thalasemia- karena adanya mutasi gen tersebut. 3. Klasifikasi Secara molekular, thalasemia dibedakan atas: Thalasemia- Hemoglobin-1 (HbA1) adalah gen yang memberikan instruksi untuk membuat protein globin-, di produksi dadri gen yang hampir identik yang disebut HbA2. Kedua gen globin- terletak dekat bersama-sama dalam sebuah wilayah kromosom16 (lokus globin-).

Pada manusia normal, terdapat 4 kopi gen globin- yang terdapat masing-masing 2 pada kromosom 16. Mutasi yang terjadi pada gen globin- (delesi) menyebabkan gangguan pembentukan rantai- (sindrom thalasemia-). Factor delesi terhadap 4 gen globin- dibagi menjadi empat, yaitu: 1) Delesi 1 gen tidak ada dampak pada kesehatan, tetapi mewarisi gen thalasemia (carrier). 2) Delesi 2 gen hanya berpengaruh sedikit pada kelainan fungsi darah. 3) Delesi 3 gen memberikan anemia moderat dan gambaran klinis anemia intermedia (penyakit Hb H). 4) Delesi 4 gen tidak kompatibel dengan kehidupan akhir intra uterin atau neo natal tanpa transfuse darah, globin- tidak dihasilkan sama sekali (Hb Barts Hydrops fetalis, homozigot alfa-thalasemia). Thalasemia- juga disebabkan oleh non-delesi seperti gangguan mRNA pada penyambungan gen yang menyebabkan rantai menjadi lebih panjang dari kondisi normal. Jika kedua orang tua yang pada gennya terdapat masingmasing dua gen yang sudah termutasi, maka keturunannya 25% normal, 25% carrier, 25% dua gen delesi, dan 25% menderita penyakit Hb H. Thalasemia- Hemoglobin- (HbB) adalah gen yang memberikan instruksiuntuk membuat protein globin-. Tanpa gllobin-, hemoglobin tidak dapat terbentuk dan dapat mengganggu perkembangan normal eritrosit. Pada manusia normal, terdapat 2 kopi gen globin-yanng terdapat pada kromosom 11. Lebih dari seratus jenis mutasi yang dapat menyebabkan thalasemia-, misalnya: mutasi -0 yang berakibat tidak adanya globin- yang diproduksi, mutasi + dimana hanya sedikit dari globin- yang diproduksi. Jika kedua orang tua memiliki satu gen globin- normal dan satu gen yang termutasi (carrier/trait), maka keturunannya 25% normal, 50% carrier, dan 25% mewarisi 2 gen yang termutasi (thalasemia mayor). Secara klinis, thalasemia dibedakan atas: Thalasemia mayor memberikan gejala klinis yang jelas ditandai lemah, pucat, perkembangan fisik tidak sesuai umur, BB