Rerangka Konseptual Dipandang Sebagai Teori Akuntansi Yang Terstruktur Fixed
-
Upload
bimo-satriyo-nugrohudi -
Category
Documents
-
view
65 -
download
0
Transcript of Rerangka Konseptual Dipandang Sebagai Teori Akuntansi Yang Terstruktur Fixed
Kerangka konseptual dipandang sebagai teori akuntansi yang terstruktur (Belkaouli,
1993). Hal ini disebabkan struktur kerangka konseptual sama dengan struktur teori
akuntansi yang di dasarkan pada proses penalaran logis (logical normative). Atas
dasar penalaran ini, teori merupakan proses pemikiran menurut kerangka konseptual
tertentu untuk menjelaskan apa yang harus di lakukan apabila ada fakta atau
fenomena baru.
FASB (1978) mendefinisikan kerangka konseptual sebagai suatu format yang saling
berkait sebagai berikut : “….suatu format yang koheren tentang tujuan (objectives)
dan konsep dasar yang saling berkaitan, yang di harapkan dapat menghasilkan
standar-standar yang konsisten dan memberi pedoman tentang jenis, fungsi, serta
keterbatasan akuntansi keuangan dan pelaporan keuangan”.
Ada beberapa pihak yang memandang kerangka konseptual sebagai “ konsistensi”
(Undang-Undang Dasar), yang merupakan landasan dalam proses penentuan standar
akuntansi. Tujuannya adalah untuk memberi pedoman bagi badan yang berwenang
dalam memecahkan masalah yang muncul selama proses penentuan standar. Hal ini
di lakukan dengan cara mempersempit permasalahan sehingga dapat di tentukan
apakah standar tertentu sesuai dengan kerangka konseptual.
Sebagai suatu kesatuan konsep-konsep koheren yang menetapkan sifat dan fungsi
pelaporan keuangan, Kam (1990) menguraikan manfaat-manfaat kerangka konseptual
sebagai berikut:
(1) Memberi pengarahan atau pedomen kepada badan yang bertanggungjawab dalam
penyususnan/penetap standar akuntansi.
(2) Menjadi acuan dalam memecahkan masalah-maslah akuntansi yang dijumpai
dalam praktik yang perlakuannya belum diatur dalam standar atau pedoman spesifik.
(3) Menentukan batas-batas pertimbangan (bounds for judgment) dalam penyusunan
statemen keuangan.
(4) Meningkatkan pemahaman pemakai statemen keuangan dan meningkatkan
keyakinan terhadap statemen keuangan.
(5) Meningkatkan keterbandingan statemen keuangan antar perusahaan.
Perkembangan Pembukuan Pencatatan Berpasangan
1.Sekitar abad ke – 16 teradi beberapa perubahan didalam teknik-teknik pembukuan.
Perubahan yang patut dicatat adalah diperkenalkannya jurnal-jurnal khusus untuk
pencatatan berbagai jenis transaksi yang berbeda.
2. Pada abad ke – 16 dan 17 terjadi evolusi pada praktik laporan keuangan periodic
sebagai tambahan lagi diabad ke 17 dan 18 terjadi evolusi pada personifikasi dari
seluruh akun dan transaksi sebagai suatu usaha untuk merasionalisasikan aturan debit
dan kredit yang digunakan pada akun-akun yang tidak pasti hubungannya dan
abstrak.
3. Penerapan dari system pencatatan berpasangan juga diperluas kejenis-jenis
organisasi yang lain.
4. Abad ke -17 mencatat terjadinya penggunaan akun-akun persediaan yang terpisah
untuk jenis barang yang berbeda.
5. Dimulai dengan East India Company diabad ke-17 dan selanjutnya diikuti dengan
perkembangan dari perusaahan seiring dengan revolusi industry,akuntansi
mendapatkan status yang lebih baik,ditunjukkan dengan adanya kebutuhan akan
akuntansi biaya dan kepercayaan yang diberikan kepada konsep-konsep mengenai
kelangsungan,periodisitas dan accrual.
6. Pada abad ke-18 metode-metode untuk pencatatn aktiva tetap mengalami evolusi.
7. Abad ke-19 depresiasi untuk aktiva tetap hanya diperhitungkan pada barang
dagangan yang tidak terjual. Pertengahan abad ke-19 Saliero pada tahun1915
menggunakan metode –metode depresiasi berikut ini.Metode garis lurus,metode saldo
menurun,metode dana pelunasan dan anuitas,dan metode unit biaya. Setelah tahun
1930 beban depresiasi menadi lebih umum digunakan.
8. Akuntansi biaya muncul pada abad ke 19 sebagai sebuah hasil dari revolusi
industry.Akuntansi biaya diawali oleh pabrik-pabrik tekstil pada abad ke 15.
9. Pada akhir abad ke 19 terjadi perkembangan pada teknik-tknik akuntansi untuk
embayaran dibayar dimuka dan accrual,sebagai cara untuk memungkinkan
dilakukannya perhitungan dari laba periodic.
10. Akhir abad ke 19 dan ke 20 terjadi perkembangan pada laporan dana.
11.Diabad ke 20 terjadi perkembangan pada metode-metode akuntansi untuk isu-isu
komplek,mulai dari hitungan laba persaham,akuntansi untuk perhitungan
bisnis,akuntansi untuk inflasi,sewa jangka panjang dan pension,sampai kepada
masalah penting dari akuntansi sebagai produk baru dari rekayasa keuangan.
Dalam membahas kerangka konseptual, kita dihadapkan pada masalah berikut: a)
mengapa mempersoalkan perumusan ‘teori’ akuntansi umum melalui pendekatan
kerangka konseptual ? b) Kita belum memiliki standar akuntansi di masa lalu,
mengapa teori tersebut diperlukan pada masa sekarang?
Mungkin benar bahwa profesi akuntan sejauh ini mampu bertahan tanpa teori
akuntansi yang disusun secara formal dan mungkin akan tetap melakukan hal yang
sama di masa sekarang. Meskipun demikian ada argumen yang menyatakan bahwa
munculnya berbagai masalah dalam praktik akuntansi sering disebabkan oleh tidak
adanya teori umum. Sekalipun badan akuntansi di negara maju seperti Amerika dan
Australia telah mengeluarkan berbagai standar dan melakukan pembatasan terhadap
pemilihan metode akuntansi, praktik akuntansi masih dilakukan terlalupermisif. Hal
ini disebabkan adanya kelaonggaran terhadap pemakaian prosedur akuntansi yang
sesuai dengan keinginan penyusun laporan keuangan. Kenyataan ini dapat dilihat dari
laporan khusus yang dibuat oleh salah satu Komite dari New York Stock Exchange
tahun 1934 sebagai berikut (AICPA, 1934):
Semakin banyak alternatif praktik akuntansi, akan menyebabkan perusahaan memiliki
kebebasan untuk memilih metode akuntansi mereka sendiri dalam batas-batas yang
sangat luas sesuai dengan referensi yang dibuat.
Doktrin yang mengijinkan setiap perusahaan untuk memilih metode akuntansi yang
disukai dalam lingkup generally accepted accounting principles (GAAP), tetap
dipandang sebagai doktrin yang dianut banyak pihak terutama perusahaan (Watts dan
Zimmerman, 1986). Meskipun demikian, kebebasan tersebut akirnya mengarah pada
sesuatu yang membingungkan. Atas dasar hal itu, Badan Akuntansi di Amerika telah
berupaya mengatasi hal tersebut dengan mengeluarkan berbagai resolusidan standar
akuntansi yang didasarkan pada praktik berjalan (penyuntingan praktik) dengan
didukung oleh alasan tertentu yang bersifat ad hoc. Namun demikian, badan tersebut
tidak mengeluarkan seperangkat prinsip yang konsisten. Hal ini dapat dilihat dari
kenyataan bahwa masih banyak praktik yang dipengaruhi oleh hukum, peraturan
pemerintah, tekanan dari manajer, dan kepentingan politik tertentu. Accounting
Principles Board (APB), badan yang dibentuk sebelum digantioleh Financial
Accounting Standard Board (FASB), mengakui hal tersebut ketika badan tersebut
mendefinisikan makna GAAP. APB (1970) mengatakan bahwa GAAP merupakan:
konvesi – yaitu, prinsip-prinsip tersebut diterima secara umum berdasarkan
kesepakatan (agreement), bukannya dihasilkan secara formal dari seperangkat
postulat atau konsep dasar. Prinsip-prinsip tersebut berkembang berdasarkan
pengalaman, alasan, kebiasaan, pemakaian dan juga kebutuhan praktik.
Tujuan untuk Kerangka Kerja Konseptual
IASB dan FASB mempertimbangkan kerangka tujuan utama pelaporan keuangan
adalah untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pengguna. informasi
tersebut akan dipilih salah satu dasar kegunaannya dalam proses pengambilan
keputusan ekonomi.
Tujuan ini terlihat ingin dicapai akan pelaporan yaitu:
1. berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi
2. berguna dalam menilai prospek arus kas
3. tentang sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber daya dan perubahan di
dalamnya.
kerangka IASB dikembangkan mengikuti jejak dari pembuat standar IAS, FASB,
pada periode 1987-2000 FASB menerbitkan laporan konsep tujuh mencakup topik-
topik berikut:
1. Tujuan dari pelaporan keuangan oleh perusahaan bisnis dan organisasi non-profit
2. karakteristik kualitatif informasi akuntansi akuntansi yang berguna
3. unsur-unsur laporan keuangan
4. kriteria untuk pengakuan dan pengukuran unsur-unsur
5. penggunaan arus kas dan menyajikan informasi nilai dalam pengukuran akuntansi.
IASB memiliki konsep laporan hanya satu, kerangka atas penyusunan dan penyajian
laporan keuangan. itu dikeluarkan oleh IASC, organisasi pendahulu ke IASB, pada
tahun 1989 dan kemudian diadopsi oleh IASB pada tahun 2001. kerangka
menggambarkan konsep-konsep dasar dengan yang laporan keuangan disusun. Ini
berfungsi sebagai panduan untuk tidak menyasar langsung dalam IAS atau IFRS atau
interpretasi. IASB menyatakan bahwa kerangka:
- Menentukan tujuan laporan keuangan
- Mengidentifikasi karakteristik kualitatif yang membuat informasi dalam laporan
keuangan berguna
- Mendefinisikan elemen dasar laporan keuangan dan konsep untuk pengakuan dan
pengukuran mereka dalam laporan keuangan.
IAS 1 penyajian laporan keuangan dan 8 IAS kebijakan akuntansi, perubahan
estimasi akuntansi dan menangani kesalahan dengan penyajian laporan keuangan dan
membuat reverance untuk framework. IAS 8 mengatur bahwa dalam ketiadaan
standar IASB atau interpretasi yang secara khusus berlaku untuk transaksi, bahkan
atau kondisi lain, manajemen harus kita pertimbangan dalam mengembangkan sebuah
menerapkan akuntansi yang menghasilkan informasi yang:
- Relevansi dengan keputusan ekonomi membuat kebutuhan pengguna
- Handal, dalam laporan keuangan:
a. setia merupakan posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas
b. mencerminkan substansi ekonomi dari transaksi, acara lainnya dan kondisi, dan
bukan hanya bentuk hukum
c. adalah netral, yaitu. bebas dari bias
d. adalah tepat
e. secara lengkap dalam semua hal yang material
Keuntungan dan Kerugian menggunakan Kerangka Konseptual
Keuntungan dan kerugian dalam menggunakan kerangka konseptual sendiri itu jelas
akan berdampak pada pembuatan laporan keuangan seperti kutipan berikut “…tujuan
dibuatnya kerangka konseptual akan mempengaruhi pada kualitas informasi,
pengukuran dan pengakuan aktiva” Deegan, C. & Unerman, J. (2006). Financial
Accounting Theory.
Dalam hal tersebut sudah dapat dilihat bahwa dalam pembuatan kerangka konseptual
sendiri ada pula keuntungan dan kerugiannya, karena tujuan dalam pembuatan
kerangka konseptual agar pelaporan keuangan emiliki kualitas informasi yang baik,
serta ada standar yang dapat menilai baik dan kurangnya suatu laporan keuangan
tersebut.
Keuntungan
(A) adanya kerangka konseptual harus menghasilkan standar yang lebih logis dan
yang konsisten satu sama lain.
(B) Situasi juga dihindari di mana ada 'celah' signifikan dan topik-topik tertentu yang
pernah ditangani. Misalnya, sebelum perkembangan IASB dan kerangka FASB AS
konseptual tidak ada definisi formal istilah-istilah seperti 'aset', 'kewajiban' atau
'keadilan'.
(C) Di mana ada konflik kepentingan antara kelompok pengguna yang kebijakan
untuk memilih, kebijakan yang berasal dari kerangka konseptual akan kurang terbuka
terhadap kritik bahwa standar-setter mengaksesi tekanan eksternal.
(D) Adanya kerangka prinsip berarti bahwa itu adalah jauh lebih sulit bagi penyusun
untuk menghindari sesuai dengan persyaratan pelaporan.
(E) setter Standar dapat menjadi lebih bertanggung jawab kepada pengguna laporan
keuangan, karena alasan di balik standar tertentu harus jelas. Hal ini juga harus jelas
bagi pengguna ketika pembuat standar telah berangkat dari prinsip yang ditetapkan
dalam kerangka.
(F) Proses standar berkembang harus lebih mudah dan lebih murah karena prinsip-
prinsip dasar yang mendukung mereka telah diperdebatkan dan ditetapkan.
(G) Sebuah kerangka konseptual memberikan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan
di mana tidak ada akuntansi standar atau panduan yang relevan lainnya.
(H) Adanya kerangka konseptual berkontribusi terhadap kredibilitas umum pelaporan
keuangan dan meningkatkan kepercayaan publik dalam laporan keuangan.
Kekurangan
Kekurangan dalam kerangka konseptual ini dikemukakan oleh SATTA (Statement on
Accounting Theory and Theory Acceptance) “…melakukan review terhadap teori
akuntansi dan menemukan bahwa sejumlah teori menjelaskan akuntansi dalam
lingkup yang sempit” SATTA 1973,
SATTA mengungkapkan bahwa kerangka konseptual masih kurang dalam
penggunannya, kemudian kurangnya standar yang digunakan untuk mengawal
kerangka konseptual sendiri mungkin itulah sedikit kekurangannya, dan dijelaskan
lebih pada :
(A) Laporan keuangan dimaksudkan untuk berbagai pengguna, dan tidak yakin
bahwa kerangka konseptual tunggal dapat dirancang yang akan sesuai dengan semua
pengguna.
(B) Mengingat keragaman kebutuhan pengguna, mungkin ada kebutuhan untuk
berbagai standar akuntansi, masing-masing diproduksi untuk tujuan yang berbeda
(dan dengan konsep yang berbeda sebagai dasar).
(C) Tidak jelas bahwa kerangka konseptual membuat tugas mempersiapkan dan
kemudian menerapkan standar lebih mudah daripada tanpa kerangka.
(D) Dalam prakteknya, kerangka kerja konseptual dapat menyebabkan standar
akuntansi yang sangat teoritis dan akademis. Mereka mungkin meningkatkan
kompleksitas informasi keuangan dan mengarah pada solusi yang secara konseptual
murni tetapi sulit untuk memahami dan menerapkan bagi banyak penyusun dan
pengguna.
(E) kerangka kerja konseptual cenderung berfokus pada kegunaan informasi
keuangan dalam membuat 'menahan atau menjual' keputusan tentang investasi.
Namun, banyak pengguna laporan keuangan juga tertarik pada informasi yang akan
membantu mereka menilai kepengurusan manajemen.
(F) Selain itu, prinsip akuntansi yang fokus hanya pada fenomena ekonomi: transaksi
yang dapat dinyatakan dalam bentuk uang. Banyak yang percaya bahwa aspek-aspek
lain dari operasi entitas, seperti efeknya pada lingkungan alam atau di masyarakat
luas, harus setidaknya sama pentingnya dalam menilai kinerja dan membuat
keputusan investasi.
Sumber: Australian Financial Review, 10 September 1999.
Yadiati,Winwin.2007.Teori Akuntansi Suatu Pengantar.Jakarta:Kencana
Riahi,Ahmed.2006.Accounting Theory.Jakarta:Salemba Empat
Niswonger,Warren,Dkk.1999.Prinsip-Prinsip Akuntansi.Jakarta:Erlangga
Deegan, Craig Michael, 1960-, financial accounting theory