Rerangka Konseptual Dipandang Sebagai Teori Akuntansi Yang Terstruktur Fixed

17
Kerangka konseptual dipandang sebagai teori akuntansi yang terstruktur (Belkaouli, 1993). Hal ini disebabkan struktur kerangka konseptual sama dengan struktur teori akuntansi yang di dasarkan pada proses penalaran logis (logical normative). Atas dasar penalaran ini, teori merupakan proses pemikiran menurut kerangka konseptual tertentu untuk menjelaskan apa yang harus di lakukan apabila ada fakta atau fenomena baru. FASB (1978) mendefinisikan kerangka konseptual sebagai suatu format yang saling berkait sebagai berikut : “….suatu format yang koheren tentang tujuan (objectives) dan konsep dasar yang saling berkaitan, yang di harapkan dapat menghasilkan standar-standar yang konsisten dan memberi pedoman tentang jenis, fungsi, serta keterbatasan akuntansi keuangan dan pelaporan keuangan”. Ada beberapa pihak yang memandang kerangka konseptual sebagai “ konsistensi” (Undang-Undang Dasar), yang merupakan landasan dalam proses penentuan standar

Transcript of Rerangka Konseptual Dipandang Sebagai Teori Akuntansi Yang Terstruktur Fixed

Page 1: Rerangka Konseptual Dipandang Sebagai Teori Akuntansi Yang Terstruktur Fixed

Kerangka konseptual dipandang sebagai teori akuntansi yang terstruktur (Belkaouli,

1993). Hal ini disebabkan struktur kerangka konseptual sama dengan struktur teori

akuntansi yang di dasarkan pada proses penalaran logis (logical normative). Atas

dasar penalaran ini, teori merupakan proses pemikiran menurut kerangka konseptual

tertentu untuk menjelaskan apa yang harus di lakukan apabila ada fakta atau

fenomena baru.

FASB (1978) mendefinisikan kerangka konseptual sebagai suatu format yang saling

berkait sebagai berikut : “….suatu format yang koheren tentang tujuan (objectives)

dan konsep dasar yang saling berkaitan, yang di harapkan dapat menghasilkan

standar-standar yang konsisten dan memberi pedoman tentang jenis, fungsi, serta

keterbatasan akuntansi keuangan dan pelaporan keuangan”.

Ada beberapa pihak yang memandang kerangka konseptual sebagai “ konsistensi”

(Undang-Undang Dasar), yang merupakan landasan dalam proses penentuan standar

akuntansi. Tujuannya adalah untuk memberi pedoman bagi badan yang berwenang

dalam memecahkan masalah yang muncul selama proses penentuan standar. Hal ini

di lakukan dengan cara mempersempit permasalahan sehingga dapat di tentukan

apakah standar tertentu sesuai dengan kerangka konseptual.

Sebagai suatu kesatuan konsep-konsep koheren yang menetapkan sifat dan fungsi

pelaporan keuangan, Kam (1990) menguraikan manfaat-manfaat kerangka konseptual

sebagai berikut:

Page 2: Rerangka Konseptual Dipandang Sebagai Teori Akuntansi Yang Terstruktur Fixed

(1) Memberi pengarahan atau pedomen kepada badan yang bertanggungjawab dalam

penyususnan/penetap standar akuntansi.

(2) Menjadi acuan dalam memecahkan masalah-maslah akuntansi yang dijumpai

dalam praktik yang perlakuannya belum diatur dalam standar atau pedoman spesifik.

(3) Menentukan batas-batas pertimbangan (bounds for judgment) dalam penyusunan

statemen keuangan.

(4) Meningkatkan pemahaman pemakai statemen keuangan dan meningkatkan

keyakinan terhadap statemen keuangan.

(5) Meningkatkan keterbandingan statemen keuangan antar perusahaan.

Perkembangan Pembukuan Pencatatan Berpasangan

1.Sekitar abad ke – 16 teradi beberapa perubahan didalam teknik-teknik pembukuan.

Perubahan yang patut dicatat adalah diperkenalkannya jurnal-jurnal khusus untuk

pencatatan berbagai jenis transaksi yang berbeda.

2. Pada abad ke – 16 dan 17 terjadi evolusi pada praktik laporan keuangan periodic

sebagai tambahan lagi diabad ke 17 dan 18 terjadi evolusi pada personifikasi dari

seluruh akun dan transaksi sebagai suatu usaha untuk merasionalisasikan aturan debit

dan kredit yang digunakan pada akun-akun yang tidak pasti hubungannya dan

abstrak.

3. Penerapan dari system pencatatan berpasangan juga diperluas kejenis-jenis

organisasi yang lain.

Page 3: Rerangka Konseptual Dipandang Sebagai Teori Akuntansi Yang Terstruktur Fixed

4. Abad ke -17 mencatat terjadinya penggunaan akun-akun persediaan yang terpisah

untuk jenis barang yang berbeda.

5. Dimulai dengan East India Company diabad ke-17 dan selanjutnya diikuti dengan

perkembangan dari perusaahan seiring dengan revolusi industry,akuntansi

mendapatkan status yang lebih baik,ditunjukkan dengan adanya kebutuhan akan

akuntansi biaya dan kepercayaan yang diberikan kepada konsep-konsep mengenai

kelangsungan,periodisitas dan accrual.

6. Pada abad ke-18 metode-metode untuk pencatatn aktiva tetap mengalami evolusi.

7. Abad ke-19 depresiasi untuk aktiva tetap hanya diperhitungkan pada barang

dagangan yang tidak terjual. Pertengahan abad ke-19 Saliero pada tahun1915

menggunakan metode –metode depresiasi berikut ini.Metode garis lurus,metode saldo

menurun,metode dana pelunasan dan anuitas,dan metode unit biaya. Setelah tahun

1930 beban depresiasi menadi lebih umum digunakan.

8. Akuntansi biaya muncul pada abad ke 19 sebagai sebuah hasil dari revolusi

industry.Akuntansi biaya diawali oleh pabrik-pabrik tekstil pada abad ke 15.

9. Pada akhir abad ke 19 terjadi perkembangan pada teknik-tknik akuntansi untuk

embayaran dibayar dimuka dan accrual,sebagai cara untuk memungkinkan

dilakukannya perhitungan dari laba periodic.

10. Akhir abad ke 19 dan ke 20 terjadi perkembangan pada laporan dana.

Page 4: Rerangka Konseptual Dipandang Sebagai Teori Akuntansi Yang Terstruktur Fixed

11.Diabad ke 20 terjadi perkembangan pada metode-metode akuntansi untuk isu-isu

komplek,mulai dari hitungan laba persaham,akuntansi untuk perhitungan

bisnis,akuntansi untuk inflasi,sewa jangka panjang dan pension,sampai kepada

masalah penting dari akuntansi sebagai produk baru dari rekayasa keuangan.

Dalam membahas kerangka konseptual, kita dihadapkan pada masalah berikut: a)

mengapa mempersoalkan perumusan ‘teori’ akuntansi umum melalui pendekatan

kerangka konseptual ? b) Kita belum memiliki standar akuntansi di masa lalu,

mengapa teori tersebut diperlukan pada masa sekarang?

Mungkin benar bahwa profesi akuntan sejauh ini mampu bertahan tanpa teori

akuntansi yang disusun secara formal dan mungkin akan tetap melakukan hal yang

sama di masa sekarang. Meskipun demikian ada argumen yang menyatakan bahwa

munculnya berbagai masalah dalam praktik akuntansi sering disebabkan oleh tidak

adanya teori umum. Sekalipun badan akuntansi di negara maju seperti Amerika dan

Australia telah mengeluarkan berbagai standar dan melakukan pembatasan terhadap

pemilihan metode akuntansi, praktik akuntansi masih dilakukan terlalupermisif. Hal

ini disebabkan adanya kelaonggaran terhadap pemakaian prosedur akuntansi yang

sesuai dengan keinginan penyusun laporan keuangan. Kenyataan ini dapat dilihat dari

laporan khusus yang dibuat oleh salah satu Komite dari New York Stock Exchange

tahun 1934 sebagai berikut (AICPA, 1934):

Page 5: Rerangka Konseptual Dipandang Sebagai Teori Akuntansi Yang Terstruktur Fixed

Semakin banyak alternatif praktik akuntansi, akan menyebabkan perusahaan memiliki

kebebasan untuk memilih metode akuntansi mereka sendiri dalam batas-batas yang

sangat luas sesuai dengan referensi yang dibuat.

Doktrin yang mengijinkan setiap perusahaan untuk memilih metode akuntansi yang

disukai dalam lingkup generally accepted accounting principles (GAAP), tetap

dipandang sebagai doktrin yang dianut banyak pihak terutama perusahaan (Watts dan

Zimmerman, 1986). Meskipun demikian, kebebasan tersebut akirnya mengarah pada

sesuatu yang membingungkan. Atas dasar hal itu, Badan Akuntansi di Amerika telah

berupaya mengatasi hal tersebut dengan mengeluarkan berbagai resolusidan standar

akuntansi yang didasarkan pada praktik berjalan (penyuntingan praktik) dengan

didukung oleh alasan tertentu yang bersifat ad hoc. Namun demikian, badan tersebut

tidak mengeluarkan seperangkat prinsip yang konsisten. Hal ini dapat dilihat dari

kenyataan bahwa masih banyak praktik yang dipengaruhi oleh hukum, peraturan

pemerintah, tekanan dari manajer, dan kepentingan politik tertentu. Accounting

Principles Board (APB), badan yang dibentuk sebelum digantioleh Financial

Accounting Standard Board (FASB), mengakui hal tersebut ketika badan tersebut

mendefinisikan makna GAAP. APB (1970) mengatakan bahwa GAAP merupakan:

konvesi – yaitu, prinsip-prinsip tersebut diterima secara umum berdasarkan

kesepakatan (agreement), bukannya dihasilkan secara formal dari seperangkat

postulat atau konsep dasar. Prinsip-prinsip tersebut berkembang berdasarkan

pengalaman, alasan, kebiasaan, pemakaian dan juga kebutuhan praktik.

Page 6: Rerangka Konseptual Dipandang Sebagai Teori Akuntansi Yang Terstruktur Fixed

Tujuan untuk Kerangka Kerja Konseptual

IASB dan FASB mempertimbangkan kerangka tujuan utama pelaporan keuangan

adalah untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pengguna. informasi

tersebut akan dipilih salah satu dasar kegunaannya dalam proses pengambilan

keputusan ekonomi.

Tujuan ini terlihat ingin dicapai akan pelaporan yaitu:

1. berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi

2. berguna dalam menilai prospek arus kas

3. tentang sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber daya dan perubahan di

dalamnya.

kerangka IASB dikembangkan mengikuti jejak dari pembuat standar IAS, FASB,

pada periode 1987-2000 FASB menerbitkan laporan konsep tujuh mencakup topik-

topik berikut:

1. Tujuan dari pelaporan keuangan oleh perusahaan bisnis dan organisasi non-profit

2. karakteristik kualitatif informasi akuntansi akuntansi yang berguna

3. unsur-unsur laporan keuangan

4. kriteria untuk pengakuan dan pengukuran unsur-unsur

5. penggunaan arus kas dan menyajikan informasi nilai dalam pengukuran akuntansi.

Page 7: Rerangka Konseptual Dipandang Sebagai Teori Akuntansi Yang Terstruktur Fixed

IASB memiliki konsep laporan hanya satu, kerangka atas penyusunan dan penyajian

laporan keuangan. itu dikeluarkan oleh IASC, organisasi pendahulu ke IASB, pada

tahun 1989 dan kemudian diadopsi oleh IASB pada tahun 2001. kerangka

menggambarkan konsep-konsep dasar dengan yang laporan keuangan disusun. Ini

berfungsi sebagai panduan untuk tidak menyasar langsung dalam IAS atau IFRS atau

interpretasi. IASB menyatakan bahwa kerangka:

- Menentukan tujuan laporan keuangan

- Mengidentifikasi karakteristik kualitatif yang membuat informasi dalam laporan

keuangan berguna

- Mendefinisikan elemen dasar laporan keuangan dan konsep untuk pengakuan dan

pengukuran mereka dalam laporan keuangan.

IAS 1 penyajian laporan keuangan dan 8 IAS kebijakan akuntansi, perubahan

estimasi akuntansi dan menangani kesalahan dengan penyajian laporan keuangan dan

membuat reverance untuk framework. IAS 8 mengatur bahwa dalam ketiadaan

standar IASB atau interpretasi yang secara khusus berlaku untuk transaksi, bahkan

atau kondisi lain, manajemen harus kita pertimbangan dalam mengembangkan sebuah

menerapkan akuntansi yang menghasilkan informasi yang:

- Relevansi dengan keputusan ekonomi membuat kebutuhan pengguna

- Handal, dalam laporan keuangan:

Page 8: Rerangka Konseptual Dipandang Sebagai Teori Akuntansi Yang Terstruktur Fixed

a. setia merupakan posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas

b. mencerminkan substansi ekonomi dari transaksi, acara lainnya dan kondisi, dan

bukan hanya bentuk hukum

c. adalah netral, yaitu. bebas dari bias

d. adalah tepat

e. secara lengkap dalam semua hal yang material

Keuntungan dan Kerugian menggunakan Kerangka Konseptual

Keuntungan dan kerugian dalam menggunakan kerangka konseptual sendiri itu jelas

akan berdampak pada pembuatan laporan keuangan seperti kutipan berikut “…tujuan

dibuatnya kerangka konseptual akan mempengaruhi pada kualitas informasi,

pengukuran dan pengakuan aktiva” Deegan, C. & Unerman, J. (2006). Financial

Accounting Theory.

Dalam hal tersebut sudah dapat dilihat bahwa dalam pembuatan kerangka konseptual

sendiri ada pula keuntungan dan kerugiannya, karena tujuan dalam pembuatan

kerangka konseptual agar pelaporan keuangan emiliki kualitas informasi yang baik,

serta ada standar yang dapat menilai baik dan kurangnya suatu laporan keuangan

tersebut.

Keuntungan

Page 9: Rerangka Konseptual Dipandang Sebagai Teori Akuntansi Yang Terstruktur Fixed

(A) adanya kerangka konseptual harus menghasilkan standar yang lebih logis dan

yang konsisten satu sama lain.

(B) Situasi juga dihindari di mana ada 'celah' signifikan dan topik-topik tertentu yang

pernah ditangani. Misalnya, sebelum perkembangan IASB dan kerangka FASB AS

konseptual tidak ada definisi formal istilah-istilah seperti 'aset', 'kewajiban' atau

'keadilan'.

(C) Di mana ada konflik kepentingan antara kelompok pengguna yang kebijakan

untuk memilih, kebijakan yang berasal dari kerangka konseptual akan kurang terbuka

terhadap kritik bahwa standar-setter mengaksesi tekanan eksternal.

(D) Adanya kerangka prinsip berarti bahwa itu adalah jauh lebih sulit bagi penyusun

untuk menghindari sesuai dengan persyaratan pelaporan.

(E) setter Standar dapat menjadi lebih bertanggung jawab kepada pengguna laporan

keuangan, karena alasan di balik standar tertentu harus jelas. Hal ini juga harus jelas

bagi pengguna ketika pembuat standar telah berangkat dari prinsip yang ditetapkan

dalam kerangka.

(F) Proses standar berkembang harus lebih mudah dan lebih murah karena prinsip-

prinsip dasar yang mendukung mereka telah diperdebatkan dan ditetapkan.

(G) Sebuah kerangka konseptual memberikan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan

di mana tidak ada akuntansi standar atau panduan yang relevan lainnya.

Page 10: Rerangka Konseptual Dipandang Sebagai Teori Akuntansi Yang Terstruktur Fixed

(H) Adanya kerangka konseptual berkontribusi terhadap kredibilitas umum pelaporan

keuangan dan meningkatkan kepercayaan publik dalam laporan keuangan.

Kekurangan

Kekurangan dalam kerangka konseptual ini dikemukakan oleh SATTA (Statement on

Accounting Theory and Theory Acceptance) “…melakukan review terhadap teori

akuntansi dan menemukan bahwa sejumlah teori menjelaskan akuntansi dalam

lingkup yang sempit” SATTA 1973,

SATTA mengungkapkan bahwa kerangka konseptual masih kurang dalam

penggunannya, kemudian kurangnya standar yang digunakan untuk mengawal

kerangka konseptual sendiri mungkin itulah sedikit kekurangannya, dan dijelaskan

lebih pada :

(A) Laporan keuangan dimaksudkan untuk berbagai pengguna, dan tidak yakin

bahwa kerangka konseptual tunggal dapat dirancang yang akan sesuai dengan semua

pengguna.

(B) Mengingat keragaman kebutuhan pengguna, mungkin ada kebutuhan untuk

berbagai standar akuntansi, masing-masing diproduksi untuk tujuan yang berbeda

(dan dengan konsep yang berbeda sebagai dasar).

(C) Tidak jelas bahwa kerangka konseptual membuat tugas mempersiapkan dan

kemudian menerapkan standar lebih mudah daripada tanpa kerangka.

Page 11: Rerangka Konseptual Dipandang Sebagai Teori Akuntansi Yang Terstruktur Fixed

(D) Dalam prakteknya, kerangka kerja konseptual dapat menyebabkan standar

akuntansi yang sangat teoritis dan akademis. Mereka mungkin meningkatkan

kompleksitas informasi keuangan dan mengarah pada solusi yang secara konseptual

murni tetapi sulit untuk memahami dan menerapkan bagi banyak penyusun dan

pengguna.

(E) kerangka kerja konseptual cenderung berfokus pada kegunaan informasi

keuangan dalam membuat 'menahan atau menjual' keputusan tentang investasi.

Namun, banyak pengguna laporan keuangan juga tertarik pada informasi yang akan

membantu mereka menilai kepengurusan manajemen.

(F) Selain itu, prinsip akuntansi yang fokus hanya pada fenomena ekonomi: transaksi

yang dapat dinyatakan dalam bentuk uang. Banyak yang percaya bahwa aspek-aspek

lain dari operasi entitas, seperti efeknya pada lingkungan alam atau di masyarakat

luas, harus setidaknya sama pentingnya dalam menilai kinerja dan membuat

keputusan investasi.

Sumber: Australian Financial Review, 10 September 1999.

Yadiati,Winwin.2007.Teori Akuntansi Suatu Pengantar.Jakarta:Kencana

Riahi,Ahmed.2006.Accounting Theory.Jakarta:Salemba Empat

Niswonger,Warren,Dkk.1999.Prinsip-Prinsip Akuntansi.Jakarta:Erlangga

Deegan, Craig Michael, 1960-, financial accounting theory