Renstra Pelayanan Publik 2015-2019.pdf
-
Upload
r-susyanti -
Category
Documents
-
view
30 -
download
1
Transcript of Renstra Pelayanan Publik 2015-2019.pdf
Rencana StrategisDeputi bidang Pelayanan Publik
2015 - 2019
Rencana StrategisDeputi bidang Pelayanan Publik
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
2015 - 2019
iv
v
Pengantar
Atas berkat rahmat Tuhan Y.M.E., Deputi Bidang Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi telah berhasil menyusun dan menyelesaikan Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2015 – 2019, yang mengakomodasi perubahan lingkungan strategis organisasi yang berkembang dewasa ini.
Pada Renstra Deputi Bidang Pelayanan Publik Tahun 2015-2019 ini telah ditetapkan Visi dan Misi Deputi Bidang Pelayanan Publik. Visi Deputi Bidang Pelayanan Publik adalah:
Selanjutnya, dengan mendasarkan pada Visi tersebut, rumusan Misi Deputi Bidang Pelayanan Publik adalah sebagai berikut:
• Meningkatkan pelayanan publik yang berkualitas
• Meningkatkan kapasitas penyelenggara layanan publik
Berdasarkan visi dan misi yang baru tersebut, maka dijabarkan dalam rumusan Tujuan dan Sasaran Strategis sebagai berikut:
1. Mewujudkan peningkatan kualitas Manajemen Pelayanan Publik, melalui sasaran strategis:
1.1. Meningkatnya Instansi Pemerintah yang menerapkan kebijakan bidang Pelayanan Publik;
1.2. Terwujudnya Instansi Pemerintah yang memiliki indeks jenis pelayanan publik tertentu baik.
2. Meningkatkan Kapasitas Penyelenggara Pelayanan Publik, melalui sasaran strategis:
1.1. Meningkatnya IP yang mengikuti kompetisi inovasi;
1.2. Meningkatnya IP yang difasilitasi melakukan replikasi inovasi pelayanan publik.
“Terwujudnya Pelayanan Publik yang Berskala Internasional”
vi
Sedangkan Indikator Kinerja dan uraian selengkapnya sebagaimana tercantum dalam Renstra ini.
Akhirnya, Renstra Deputi Bidang Pelayanan Publik ini diharapkan menjadi acuan bagi para staf Kedeputian Bidang Pelayanan Publik Kementerian PAN dan RB untuk meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang yaitu periode tahun 2015 sampai dengan tahun 2019.
Jakarta, April 2015
Deputi Bidang Pelayanan Publik
Mirawati Sudjono, Ak, M.Sc, C.Fr.A
vii
Daftar isi
• Pengantar iii
• BabIPendahuluan 1
• 1.1 KondisiUmum 1
• 1.2 PeranStrategis 2
• 1.3 PencapaianKinerjaTahun2010-2014 3
• 1.3.1 Peringkat“Ease of Doing Business” 3
• 1.3.2. UnitPelayananPublikyangberkatagoribaik 5
• 1.3.3. PerumusanKebijakanBidangPelayananPublik 6
• 1.3.4. PeringkatSurveiKepuasanMasyarakatRata-RataNasional 8
• 1.3.5. KompetisiInovasiPelayananPublik 9
• 1.4. PotensidanPermasalahan 10
• BabIIVisi,Misi,TujuandanSasaran 12
• 2.1. Visi 12
• 2.2. Misi 13
• 2.3. Tujuan 13
• 2.3.1.MewujudkanpeningkatankualitasManajemenPelayananPublik 13
• 2.3.2.MeningkatkanKapasitasPenyelenggaraPelayananPublik 14
• 2.4. Sasaran 14
• BabIIIArahKebijakandanStrategi 16
• 3.1. StrategidanKebijakanKementerianPANRB 16
• 3.2. ArahKebijakandanStrategiDeputiBidangPelayananPublik 17
• 3.3. KerangkaKelembagaan 20
• 3.4. Tugas,FungsidanStrukturOrganisasi 22
• 3.4.1. Tugas: 22
• 3.4.2. Fungsi: 22
• 2.4.3. Strukturorganisasi: 23
• BabIVTargetKinerjadanKerangkaPadanan 26
• BabVPenutup 29
viii
1
Bab IPendahuluan1.1 Kondisi Umum
Peran Pemerintah pada hakekatnya adalah pelayanan kepada masyarakat, hasil utama
yang diharapkan dalam penyelenggaraan pemerintah adalah pelayanan publik yang baik,
sesuai yang diamanatkan di dalam Undang-undang No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik. Kita sadari bahwa kondisi penyelenggaraan pelayanan publik masih belum sesuai
dengan harapan masyarakat, sehingga pemerintah wajib untuk: (a) mewujudkan sistem
penyelenggaraan pelayanan publik yang layak; (b) menyelenggarakan pelayanan publik
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; (c) Memberikan perlindungan
dan kepastian hukum bagi masyarakat.
Penyelenggara Pelayanan Publik sebagian besar belum dapat memberikan kepuasan
kepada masyarakat dalam memberikan pelayanan, walaupun sudah ada beberapa penyelenggara
pelayanan publik yang berhasil memberikan kepuasan kepada masyarakat. Dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan publik di setiap Penyelenggara, Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dalam hal ini Deputi Bidang Pelayanan Publik, telah
mendorong setiap Penyelenggara untuk meningkatkan kualitas pelayanan publiknya sesuai
peran yang diamanatkan dalam Undang-undang 25 tahun 2009 yaitu dengan (1) merumuskan
kebijakan nasional tentang pelayanan publik (2) melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja
penyelenggara pelayanan publik (3) Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik.
Upaya yang telah dilakukan oleh Deputi Bidang Pelayanan Publik sesuai dengan
perannya yaitu/adalah??? mewujudkan program percepatan reformasi birokrasi dengan
menciptakan birokrasi bersih dan melayani masyarakat dan dunia usaha melalui pelayanan
publik yang baik, sehingga diharapkan dapat menciptakan kemudahan berbisnis (Investasi),
2
Rencana StrategisDeputi bidang Pelayanan Publik
2015 - 2019membuka lapangan kerja, meningkatnya pendapatan perkapita, dan pada akhirnya menciptakan
kesejahteraan masyarakat.
1.2 Peran Strategis
Kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat merupakan cita-cita negara sesuai dan
sejalan dengan NAWACITA Pemerintahan saat ini. Cita-cita tersebut akan tercapai dengan
melaksanakan 9 program percepatan reformasi birokrasi dan mewujudkan pemerintahan yang
baik (good governance). Peran Strategis Deputi Pelayanan publik dalam mewujudkan 9 program
percepatan reformasi birokrasi dengan mendorong Kementerian, Lembaga dan Pemerintah
Daerah untuk menigkatkan kualitas pelayanan publik. Dengan telah digulirkannya kebijakan
bidang pelayanan publik, saat ini terlihat bahwa Kementerian, Lembaga dan Pemerintah
Daerah telah berlomba-lomba untuk memperbaiki pelayanan publik kepada masyarakat. Hal
ini tercermin dengan predikat baik dalam pelayanan publiknya pada beberapa Kementerian,
Lembaga dan Pemerintah Daerah.
Disamping itu, untuk mendorong percepatan peningkatan pelayanan publik, Kementerian
PANRB telah menetapkan program “Satu Instansi Satu Inovasi” (One Agency, One Innovation)
dengan melakukan Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik. Hal ini karena Pelayanan publik
yang baik merupakan outcome reformasi birokrasil, sehingga Deputi Bidang Pelayanan Publik
mempunyai peran yang sangat strategis.
Dengan diadakan Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik, terlihat bahwa para penyelenggara
pelayanan publik saat ini dengan antusias yang tinggi berlomba-lomba untuk menggali, mencari
dan menciptakan perubahan-perubahan pola pelayanan sebagai suatu inovasi pelayanan.
Tugas untuk menyiapkan perumusan kebijakan dipandang sangat strategis karena kebijakan
yang telah diterbitkan akan digunakan sebagai pedoman pelaksanaan penyelenggaraan
pelayanan publik bagi Kementerian, Lembaga dan Pemerintah Daerah (Penyelenggara).
Oleh karena itu dalam menyiapkan kebijakan dan instrumen harus dilakukan secara cermat.
3
Kesalahan dalam menyiapkan kebijakan bukan hanya menimbulkan pemborosan dan kehilangan
momentum, tetapi juga akan memiliki dampak yang besar terhadap risiko kegagalan reformasi
birokrasi, juga merupakan kegagalan dalam mewujudkan pelayanan publik yang baik.
1.3 Pencapaian Kinerja Tahun 2010 - 2014
Secara umum capaian kinerja Deputi Bidang Pelayanan Publik menunjukkan adanya
perkembangan meskipun masih terdapat beberapa indikator yang belum mencapai target-
target yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis.
Berikut ini perkembangan capaian kinerja Deputi Bidang Pelayanan Publik selama
tahun 2010-2014:
1.3.1 Peringkat “Ease of Doing Business”
Peringkat kemudahan berusaha di Indonesia tahun ini mengalami lompatan yang
cukupsignifikan,dariperingkat128ditahun2012menjadiperingkat120dari189negara
yang disurvei Bank Dunia di tahun 2013. Namun angka tersebut masih kalah dari Malaysia
(peringkat6),Thailand(peringkat18),BruneiDarussalam(peringkat59),Vietnam(peringkat
99),danFilipina(peringkat108).Tanggal25Oktober2013,PemerintahRImenyampaikan
rangkaian paket kebijakan dalam rangka penyederhanaan kemudahan berusaha (Ease of Doing
Business) di Indonesia yang diharapkan dapat membantu para pelaku usaha khususnya pelaku
Usaha Kecil Menengah (UKM) nasional yang memiliki kemampuan terbatas untuk mendirikan
perusahaan atau usaha, agar mendapatkan pelayanan melakukan usaha dengan lebih cepat,
murah, dan mudah, karena tingkat kemudahan berusaha telah menjadi magnet untuk menarik
investor menanamkan modal ke suatu negara. Dengan masuknya modal dari para investor
maka ekonomi akan bergerak, pengangguran berkurang, dan tingkat kemiskinanpun menurun.
Oleh karena itu, pada tahun 2014 skor kemudahan berusaha ditargetkan bisa naik ke peringkat
100. Ease of Doing Business (EODB) memiliki rencana aksi yang senantiasa dikawal dan
dipantau secara rutin oleh Badan Koordinasi Pasar Modal (BKPM), Kementerian PANRB,
4
Rencana StrategisDeputi bidang Pelayanan Publik
2015 - 2019dan dengan menggunakan sistem monitoring yang telah ditetapkan. Seluruh Kementerian,
Lembaga, BUMN, dan Pemerintahan Daerah terkait monitor perkembangan pelaksanaan
rencana aksinya. Upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan menetapkan Paket
KebijakanKemudahanBerusahayangmeliputi8bidangyangmenjadisasaranperbaikan.
Delapan Paket Kebijakan dengan menerapkan langkah penyederhanaan syarat, prosedur,
waktu dan biaya dalam kemudahan berusaha bagi para pelaku Usaha Kecil Menengah,
ditargetkan dapat diimplementasikan pada bulan Februari 2014.
Perbaikan pelayanan kemudahan berusaha akan fokus dalam penyederhanaan prosedur,
waktu, dan biaya dari setiap proses pelayanan dalam:
a. Memulai Usaha,
b. Penyambungan Tenaga Listrik,
c. Pengurusan Izin Mendirikan Bangunan,
d. Sistem Pelaporan Pajak
e. Prosedur Pembayaran dan Pelaporan program Jaminan Sosial
f. Penyelesaian Perkara Perdata
g. Penyelesaian Perkara Kepailitan
h. Penyelesaian Perkara Sengketa Hubungan Bisnis
Peringkat yang dicapai Indonesia dari tahun 2009-2013 adalah:
No.Indikator 2009 2010 2011 2012 2013Peringkat 129 122 121 129 128
1 Memulai Usaha 171 161 155 155 1662 Penyambungan Tenaga Listrik - - - 161 1473 Pengurusan Izin Mendirikan Bangunan 80 61 60 71 754 Sistem Pelaporan Pajak 116 126 130 131 1315 Prosedur Pembayaran dan Pelaporan Program
Jaminan Sosial157 149 - - -
6 Penyelesaian Perkara Perdata 140 146 154 156 1447 Penyelesaian Perkara Kepailitan 139 142 142 - -8 Penyelesaian Perkara Sengketa Hubungan Bisnis 53 41 44 46 49
5
Untuk akhir tahun 2013, peringkat Indonesia meningkat menjadi 120, sebagai hasil
dariperbaikanyangsudahdilakukansecarasignifikanyaitupada:
a. Penyambungan tenaga listrik dengan penyederhanaan prosedur permohonan secara
online serta penghapusan biaya kabel dan instalasi luar gedung yang ditetapkan oleh PT.
PLN (Persero) bagi sambungan daya listrik 140 KVA;
b. Perolehan Kredit melalui pembentukan Biro Kredit Swasta sesuai Peraturan Bank Indonesia
Nomor 15/I/PBI/2013 tentang Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan;
c. Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Nomor Pokok Pengusaha Kena
Pajak (NPPKP) yang dapat dilayani di satu kantor pelayanan pajak;
d. Penghapusan biaya pengurusan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) sebesar Rp500.000
(lima ratus ribu rupiah).
Pemerintah selalu melakukan koordinasi dan kerjasama yang baik antara Mahkamah
Agung dan Bank Indonesia, serta Pemerintah Daerah, maupun BUMN, sehingga dapat
memberikan perbaikan pelayanan kemudahan berusaha di Indonesia, yang pada gilirannya
akan memberikan manfaat yang besar bagi para pelaku usaha terutama Usaha Kecil dan
Menengah (UKM) dalam negeri/nasional untuk bisa memanfaatkan peluang-peluang usaha
yang semakin banyak terbuka di seluruh daerah di Indonesia.
1.3.2. Unit Pelayanan Publik yang berkatagori baik
Jumlah instansi pemerintah baik pusat maupun daerah yang melaksanakan pelayanan berstandar sesuai dengan standar pelayanan publik berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009. Pada tahun 2014 telah dilakukan evaluasi terhadap 1.010 unit pelayanan publik tertentu tingkat Layanan Dasar Publik (LDP) yang ada di pemerintahan daerah. Pelaksanaan evaluasi dilakukan pada unit pelayanan Puskesmas, dan sekolah. Evaluasi dilakukan dengan mengisi
6
Rencana StrategisDeputi bidang Pelayanan Publik
2015 - 2019form yang telah disediakan secara online. Evaluasi penyelenggaraan pelayanan publik ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana unit pelayanan publik telah memberikan pelayanan kepada masyarakat. Hasil dari evaluasi tersebut dapat digunakan sebagai masukan untuk perbaikan pelayanan publik bidang pendidikan dan bidang kesehatan.
Berdasarkan hasil evaluasi, menunjukan hasil bahwa sebagian besar penyelenggara pelayanan publik telah menerapkan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik, hal ini dapat dilihat dari indikator evaluasi yang dievaluasi disebanyak 127 unit pelayanan publik telah menerapkan komponen indikator evaluasi pelayanan publik.
Pada tingkat provinsi terdapat xxxxxxx instansi pemerintah yang berkategori baik, dan pada tingkat kabupaten/kota 61 instansi pemerintah dan 379 unit pelayanan yangdikategorikanbaik.Halinitentunyamerupakankenaikanyangcukupsignifikanjika dibandingkan capaian di tahun 2013 yang hanya sebanyak 39 unit kerja yang mendapatkan penilaian Baik (B).
1.3.3. Perumusan Kebijakan Bidang Pelayanan Publik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 31 Tahun 2013, Tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
PANRB, Deputi Bidang Pelayanan Publik mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan
dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang pelayanan publik. Dalam menjalankan tugas
tersebut kurun waktu tahun 2014, Deputi Bidang Pelayanan Publik telah menyusun kebijakan
bidang pelayanan publik sebanyak 5 kebijakan. Tujuan utama penyusunan kebijakan adalah
untuk mendorong perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan publik di Kementerian,
Lembaga dan Pemerintah Daerah.
Kebijakan bidang pelayanan publik yang telah berhasil disusun dalam tahun 2014 adalah
sebagai berikut :
7
a. Peraturan Menteri PANRB Nomor 15 tahun 2014, tentang Pedoman Standar Pelayanan
Setiap penyelenggara pelayanan publik baik yang memberikan pelayanan kepada
masyarakat secara langsung maupun tidak langsung wajib menyusun, menetapkan dan
menerapkan standar pelayanan untuk setiap jenis pelayanan. Tujuan disusunnya standar
pelayanan adalah sebagai tolok ukur dalam penyelenggaraan pelayanan di lingkungan
masing-masing.
b. Peraturan Menteri PANRB Nomor 16 tahun 2014, tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat Terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh aparatur pemerintah perlu
mendapatkan feed back dari penerima layanan. Apakah pelayanan publik yang diberikan
sudah sesuai harapan masyarakat. oleh karena itu perlu dilakukan survei kepada pengguna
layanan.Tujuan ditetapkan kebijakan ini adalah untuk mengukur kepuasan masyarakat
sebagai pengguna layanan dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelayanan publik.
c. Peraturan Menteri PANRB Nomor 24 tahun 2014, tentang Pedoman Penyelenggaraan Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Secara Nasional
Sebagai tindak lanjut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik dan dalam rangka upaya peningkatan kualitas pelayanan publik melalui pengelolaan
pengaduan masyarakat, Pemerintah telah menerbitkan Pearturan Presiden Nomor 76 Tahun
2013 tentang Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik, yang selanjutnya ditindaklanjuti
dengan Peraturan Menteri PANRB Nomor 24 tahun 2014. Tujuan ditetapkan Peraturan
Menteri PANRB ini adalah untuk menjamin peningkatan kualitas pelayanan publik yang
terus menerus dan berkelanjutan dari aspek kepentingan penyelenggara dan aspek
kepentingan penerima layanan.
d. Peraturan Menteri PANRB Nomor 30 tahun 2014, tentang Pedoman Inovasi Pelayanan
Publik
Tujuan pedoman ini adalah untuk mendorong pembangunan inovasi pelayanan
publik, mendorong pengembangan dan transfer inovasi pelayanan publik, mempercepat
8
Rencana StrategisDeputi bidang Pelayanan Publik
2015 - 2019penigkatan kualitas pelayanan publik dan meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap
pelayanan publik.
e. Peraturan Menteri PANRB Nomor 31 tahun 2014, tentang Pedoman Mystery Shopping Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik secara berkelanjutan,
dibutuhkan adanya salah satu teknik survei, yaitu Mystery Shopping, yang dapat dipergunakan
untuk menilai kinerja penyelenggara pelayanan publik. Mystery Shopping hanya dapat
dilakukan terhadap penyelenggaraan pelayana publik yang bersifat langsung maupun
tidak langsung, namun bukan layanan publik yang bersifat on the line service atau layanan
berbasis web sites.
1.3.4. Peringkat Survei Kepuasan Masyarakat Rata-Rata Nasional
Survei Kepuasan Masyarakat dilakukan oleh unit pelayanan baik secara mandiri maupun
oleh pihak ketiga. Berdasarkan laporan hasil survei yang dilakukan pada 119 unit pelayanan
diperoleh skor IKM rata-rata nasional sebesar 77,69. Capaian tersebut telah melampui target
yang telah ditetapkan sebesar 75. Capaian kinerja tersebut lebih tinggi dari tahun 2012 pada
angka sebesar 76,5.
Hasil survei diperoleh melalui pilihan pendapat publik atas 14 unsur pertanyaan menyangkut
pelayanan, kemudian menghasilkan 4 tingkat kinerja unit pelayanan yaitu, berkinerja sangat
baik(skor81,26–100),Berkinerjabaik(skor62,51–81,25),Kurangbaik(skor43,76–62,50),
Tidak baik (skor 25 – 43,75). Skor ini mengacu pada Keputusan Menteri PANRB Nomor 25
Tahun 2004 tentang Pedoman Indeks Kepuasan Masyarakat yang telah diperbaruhi dengan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 tahun
2014 tentang Survei Kepuasan Masyarakat.
9
1.3.5. Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik
Selain itu, untuk meningkatan kualitas pelayanan publik, Kementerian PANRB menegaskan
bahwa tahun 2014 sebagai tahun inovasi pelayanan publik. Dengan diluncurkannya program
satu instansi satu inovasi (One Agency-One Innovation) diharapkan menimbulkan dampak
luas bagi percepatan reformasi birokrasi. Program satu instansi satu inovasi dilaksanakan
melalui kerjasama jaringan kerja pengembangan inovasi pelayanan publik, diantaranya
dengan melakukan kompetisi inovasi pelayanan publik dan pemberian penghargaan inovasi
pelayanan publik. Sejak diselenggarakan kompetisi inovasi pelayanan publik dari tahun 2014
ada kenaikan jumlah inovator yang mengikuti kompetisi. Hal ini mengisyaratkan bahwa minat
dan upaya untuk melakukan perbaikan pelayanan publik melalui inovasi pelayanan publik
pada tiap penyelenggara cukup besar.
Berikut Tabel Daftar Peserta Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik dari tahun 2014 sampai
dengan tahun 2015.
Daftar Peserta Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik
Keterangan 2014 20151. Terdaftar dari K/L dan Pemda 515 Inovator 1.189Inovator2. Desk Evaluation oleh Tim Evaluator
(Akademisi)99 Inovator 99 Inovator
3. Presentasi dan wawancara di hadapan Tim Panel Independen
33 Inovator 50 Inovator
4. Mistery Shopping 9 Inovator 25 Inovator
Peserta kompetisi inovasi pelayanan publik tahun 2014 sebesar 515 inovasi dan
setelah dilakukan seleksi melalui desk evaluation menghasilkan Top 99, dilanjutkan dengan
presentasi dan wawancara menghasilkan Top 33 dan setelah dilakukan Mistery Shopping
terpilih pemenang sebagai Top 9 inovasi.
Sedangkan peserta kompetisi inovasi pelayanan publik tahun 2015 sebesar 1.189
inovasi, dilakukan seleksi melalui desk evaluation menghasilkan Top 99, dilanjutkan dengan
10
Rencana StrategisDeputi bidang Pelayanan Publik
2015 - 2019presentasi dan wawancara menghasilkan Top 50. Setelah dilakukan evaluasi melalui Mistery
Shopping, terpilih pemenang sebagai Top 25 inovasi sebagai pemenang.
Penghargaan pelayanan publik bukan hanya diberikan di dalam negeri saja tetapi
penghargaan juga diberikan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) melalui kompetisi tingkat
Dunia (United Nation Public Service Award). Pada tahun 2014 Indonesia mengirim 19 Inovasi
dan5inovasiberhasilterpilihmenjadifinalis.Padatahun2015Indonesiamengusulkan33
inovasi dengan hasil 2 inovasi terpilih sebagai juara, dan 3 inovasi terpilih menjadi finalis.
Berikut daftar peserta kompetisi Inovasi tingkat Dunia tahun 2014 dan tahun 2015.
Daftar Usulan Peserta Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik tingkat Dunia melalui UNPSA
No. Proses 2014 20151. Peserta 19 inovasi 37 inovasi2. Tahap Ronde ke 2 9 inovasi 14 inovasi3. Tahap Ronde ke 3 5 inovasi 5 inovasi4. Hasil Akhir 5 Finalis 2 Juara II
3 Finalis
1.4. Potensi dan Permasalahan
Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam mendorong Kementerian, Lembaga dan
Pemerintah Daerah dalam mewujudkan pelayanan publik yang baik antara lain:
a. Dukungan yang belum sepenuhnya dari para pimpinan instansi pemerintah.
Upaya peningkatan kualitas pelayanan publik memerlukan adanya komitmen
pimpinan dan dukungan dari seluruh pegawai. Tanpa komitmen pimpinan, penyelenggaraan
pelayanan publik yang baik akan sulit untuk diwujudkan. Budaya memberikan pelayanan
publik yang baik perlu diinternalisasikan kepada seluruh pelaksana pelayanan publik.
Pimpinan harus dapat mengarahkan, menunjukkan komitmen dan memberi contoh. Saat
ini mindset Pimpinan pada penyelenggara pelayanan publik masih menempatkan dirinya
11
bukan sebagai pelayan masyarakat, sehingga kondisi pelayan publik yang ada belum
sepenuhnya memberi kepuasan masyarakat.
b. Kendala peraturan perundang-undangan yang belum sepenuhnya mendukung.
Pada Tahun 2009 telah terbit Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik yang memang undang-undang ini menjadi acuan dalam penyelenggaraan
pelayanan publik. Terlambatnya Implementasi Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang pelayanan Publik. Telah lima tahun Kebijakan pelayanan publik diterbitkan,
namun implementasi kebijakan tersebut pada Kementerian, Lembaga dan Pememerintah
Daerah belum optimal, cenderung lamban.
c. Kualitas SDM penyelenggara dan pelaksana pelayanan publik .
Beberapa permasalahan SDM pelayanan publik yang dapat menjadi penghambat
keberhasilan pelayanan publik yang baik adalah terkait dengan kompetensi di bidang
pelayanan publik yang antara lain mencakup: (a) komitmen; (b) integritas; (c) tanggung jawab;
(d) kecakapan dan keramahan; (e) mengerti kebutuhan pelanggan; (f) daya tanggap dan
empati; (g) serta mempunyai etika dan moralitas yang tinggi.
Sumber Daya Manusia pelayanan publik sebagai kunci keberhasilan kinerja organisasi
pelayanan publik harus mempunyai kompetensi pelayanan yang handal. SDM yang
bekerja di unit pelayanan publik tidak hanya dituntut keahlian dan ketrampilan secara
teknis dan penguasaan terhadap peraturan perundangan yang mendasarinya, akan tetapi
yang lebih penting lagi diperlukan sikap mental dan perilaku yang baik, ramah dalam
melayani, jujur, cekatan dan bertanggung jawab. Mengingat masyarakat yang dilayani
tidak akan peduli terhadap apa yang menjadi kendala dan hambatan dalam bekerja,
tidak akan peduli terhadap permasalahan-permasalahan pribadi pegawai, akan tetapi
mereka hanya peduli terhadap apa yang mereka butuhkan untuk dapat dilayani secara
baik, mudah, cepat, murah.
12
Rencana StrategisDeputi bidang Pelayanan Publik
2015 - 2019
2.1. Visi
Dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan strategis, harapan dan tuntutan organisasi
dan para pemangku kepentingan, maka visi Deputi Bidang Pelayanan Publik, Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ditetapkan sebagai berikut:
Penetapan visi tersebut telah mengacu dan sejalan dengan visi Kementerian PAN dan
RB yang telah disempurnakan, yaitu “Mewujudkan Aparatur Negara yang Berkepribadian,
Bersih dan Kompeten untuk mencapai Kualitas Pelayanan Publik yang Berkinerja Tinggi”.
Birokrasi yang melayani masyarakat, baik masyarakat umum maupun masyarakat dunia
usaha sesuai Undang Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
Penjelasan atas visi Deputi Bidang Pelayanan Publik dapat diuraikan sebagai berikut:
Bahwa kewajiban negara untuk melayani setiap warga negara dan penduduk untuk
memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka pelayanan publik yang merupakan
amanat Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pelayanan publik
yang baik yang juga lazim disebut sebagai “Pelayanan Prima” menjadi ukuran terpenuhinya
amanat Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pelayanan Prima adalah pelayanan publik yang dilakukan oleh Penyelenggara Pelayanan,
terutama oleh penyelenggara pemerintahan terhadap masyarakat sesuai kebutuhan, harapan,
“Terwujudnya Pelayanan Publik yang Berskala
Internasional”
Bab IIVisi, Misi, Tujuan dan Sasaran
13
dan tuntutan seluruh warga negara dan penduduk sebagai pengguna pelayanan publik.
Penyelenggaraan pelayanan prima akan menghasilkan kepuasan dan membangun kepercayaan
masyarakat terhadap negara atas pelayanan publik yang dilakukan oleh para Penyelenggara,
mengingat pelayanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat.
Pelayanan Prima tersebut telah diatur dan dipersyaratkan dalam Undang Undang Nomor 25
Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik akan terus berinovasi sehingga dapat disejajarkan
pada di dunia internasional.
2.2. MisiDalam rangka mencapai visi sebagaimana diuraikan tersebut diatas, maka Deputi Bidang Pelayanan Publik telah menetapkan Misi:
2.3. Tujuan
Berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan, Deputi Bidang Pelayanan Publik
menetapkan 2 (dua) tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dalam jangka waktu sampai
tahun 2019, yaitu:
2.3.1. Mewujudkan peningkatan kualitas Manajemen Pelayanan Publik
Untuk mewujudkan tujuan ini upaya yang dilakukan mendorong implementasi
Kebijakan Bidang Pelayanan Publik dengan penerapan Standar Pelayanan Publik,
melakukan Survei Kepuasan Masyarakat dan meningkatkan peran masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik melalui Pengelolaan Pengaduan Masyarakat.
“ Mendorong terwujudnya Pelayanan Publik yang
Prima dan Berkualitas serta Meningkatkan Kapasitas
Penyelenggara Pelayanan Publik”
14
Rencana StrategisDeputi bidang Pelayanan Publik
2015 - 20192.3.2. Meningkatkan Kapasitas Penyelenggara Pelayanan Publik
Untuk mewujudkan tujuan ini KementerianPANRB telah meluncurkan program
gerakan “One Agency, One Innovation” yang berarti setiap Kementerian, Lembaga
dan Pemerintah Daerah diwajibkan untuk menciptakan minimal satu inovasi pelayanan
publik. Peningkatan inovasi pelayanan publik dapat juga dilakukan melalui replikasi
inovasi pelayanan publik.
Berikut Tabel Tujuan, Indikator dan Kinerja Sasaran:
Tabel II.1.
TUJUAN, INDIKATOR DAN KINERJA SASARAN
No. TUJUAN INDIKATOR KINERJA SASARAN1. Meningkatnya kualitas
manajemen pelayanan publik.Jumlah instansi pemerintah yang telah menerapkan kebijakan pelayanan publik.Jumlah instansi pemerintah yang memiliki indeks pelayanan publik tertentu baik.
2. Meningkatkan Kapasitas Penyelenggara Pelayanan Publik.
Jumlah IP yang inovasinya mendapatkan pengakuan internasional.Jumlah inovasi yang dapat direplikasi.
2.4. Sasaran
Berdasarkan atas tujuan, selanjutnya Deputi Bidang Pelayanan Publik menjabarkan
dalam sasaran-sasaran strategis yang akan dicapai secara tahunan selama periode Renstra.
Sasaran strategis dan indikator kinerja sebagai alat ukur keberhasilan sasaran strategis selama
tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut :
15
Tabel II.2.
TUJUAN, SASARAN, INDIKATOR KERJA SASARAN DAN TARGET
No. TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN
TARGET 2019
1. Mewujudkan peningkatan kualitas Manajemen Pelayanan Publik
Meningkatnya Instansi Pemerintah yang menerapkan kebijakan bidang Pelayanan Publik.
Jumlah instansi pemerintah yang telah menerapkan kebijakan pelayanan publik.
500 IP
Terwujudnya Instansi Pemerintah yang memiliki indeks jenis pelayanan publik tertentu baik.
Jumlah instansi pemerintah yang memiliki indeks pelayanan publik tertentu baik.
375 IP
2. Meningkatkan Kapasitas Penyelenggara Pelayanan Publik
Meningkatnya IP yang mengikuti kompetisi inovasi.
Jumlah IP yang inovasinya mendapatkan pengakuan internasional.
50 IP
Meningkatnya IP yang difasilitasi melakukan replikasi inovasi pelayanan publik.
Jumlah inovasi yang dapat direplikasi.
100 IP
16
Rencana StrategisDeputi bidang Pelayanan Publik
2015 - 2019
3.1. Strategi dan Kebijakan Kementerian PANRB
Strategi dan kebijakan Kementerian PAN dan RB pada hakekatnya merupakan cara
untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi serta merupakan penjabaran dari tugas pokok
serta fungsi yang diamanatkan kepada Kementerian PAN dan RB.
Prioritas strategi dan kebijakan Kementerian PANRB sesuai Rencana Strategis
Kementerian PANRB difokuskan pada upaya-upaya:
a. Penyelesaian peraturan perundang-undangan/kebijakan sebagai landasan hukum yang
memperkuat arah reformasi birokrasi;
b. Peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat sehingga secara maksimal
memenuhi asas-asas pelayanan prima yaitu cepat, tepat, murah, transparan, akuntabel
dan tidak diskriminatif. Hal ini dilakukan dalam rangka menumbuhkan kepercayaan
masyarakat dan memperbaiki iklim investasi sehingga multiplier efeknya terjadi
pengurangan pengangguran, peningkatan pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat; dan
c. Pemantapan pelaksanaan reformasi birokrasi yang menyeluruh mencakup:
1) penyusunan dan penyempurnaan berbagai peraturan perundang-undangan dan
petunjuk implementasi pelaksanaan reformasi birokrasi guna memberikan landasan
dan arah pelaksaan yang sistemik, komprehensif, lintas sektoral, berkelanjutan pada
konteks good governance;
Bab IIIArah Kebijakan dan Strategi
17
2) pembenahan sistem kelembagaan, ketatalaksanaan dan manajemen pemerintah
dipusatdandaerahagarsemakinefektif,efisiendanresponsifsertaberorientasi
pada peningkatan kinerja SDM aparatur dan instansi;
3) peningkatan profesionalisme SDM aparatur melalui pembenahan manajemen
kepegawaian yang mencakup seluruh aspek pembinaan mulai dari penetapan
formasi, rekruitmen/seleksi, diklat, promosi, remunerasi, penegakan disiplin serta
peraturan termasuk peningkatan tertib administrasi kepegawaian;
4) perbaikan pelaksanaan pengawasan dan akuntabilitas aparatur melalui peningkatan
efektivitas,efisiensidankapasitaspengawasanaparaturpemerintahterhadapseluruh
aspek manajemen pemerintahan dan kenegaraan.
3.2. Arah Kebijakan dan Strategi Deputi Bidang Pelayanan Publik
Strategi dan Kebijakan Kementerian PAN dan RB pada hakekatnya merupakan cara
untuk mencapai Tujuan dan Sasaran Organisasi serta merupakan penjabaran dari tugas
pokok serta fungsi yang diamanatkan kepada Kementerian PAN dan RB.
Strategi Deputi IV periode 2015- 2019 sejalan dengan tujuan dan sasaran strategis
diprioritaskan pada Peningkatan Kualitas Pelayanan publik dan Pengembangan Inovasi
Pelayanan Publik.
Peningkatan kualitas pelayanan publik dilaksanakan dilakukan dalam langka-langkah
sebagai berikut :
a. Mendorong dan menata kembali dan menyempurnakan kebijakan, sistem dan evaluasi
pelayanan publik.
b. Melakukan perumusan kebijakan bidang pelayanan publik .
18
Rencana StrategisDeputi bidang Pelayanan Publik
2015 - 2019c. Melakukan koordinasi kebijakan, pemantauan dan evaluasi program reformasi birokrasi.
d. Melakukan pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan tentang masalah atau di bidang
pelayanan publik
e. Melakukan pengembangan inovasi pelayanan pelayanan publik
Strategi peningkatan kualitas pelayanan publik dilakukan untuk mendorong penyelenggara
dapat mewujudkan pelayanan publik yang baik, yaitu mampu memberikan pelayanan yang
baik kepada masyarakat dan memberikan kepuasan masyarakat sesuai perannya.
Untuk mewujudkan pelayanan publik yang baik sesuai harapan masyarakat maka perlu
ada langkah-langkah yang akan dilakukan adalah :
a. Mendorong penyusunan peraturan perundangan-undangan yang diperlukan dalam rangka
untuk peningkatan kualitas pelayanan publik.
b. Menyusun modul-modul dan pedoman teknis kebijakan bidang pelayanan publik.
c. Sosialisasi sekaligus bimbingan teknis terhadap penerapan kebijakan pelayanan publik
di setiap penyelenggara pelayanan publik secara terus menerus dan berkelanjutan.
d. Melaksanakan evaluasi pelayanan publik dengan tujuan mengetahui kualitas implementasi
kebijakan pelayan publik.
Deputi Bidang Pelayanan Publik sesuai dengan tugas dan fungsinya yaitu merumuskan
kebijakan sebagai strategi pencapaian yang harus dilaksanakan dalam kurun waktu lima tahun
kedepan. Tabel berikut merupakan tujuan, arah dan strategi.
19
Tabel III.1.
TUJUAN, ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
TUJUAN DAN SASARAN
ARAH KEBIJAKAN STRATEGI
Terwujudnya pelayanan publik yang baik dan berkualitas
Meningkatnya kapasitas penyelanggaraan pelayanan publik
Peningkatan kapasitas penyelenggaraan pelayanan publik
a. Penguatan integrasi berbagai jenis pelayanan publik (pelayanan satu atap di pusat dan di daerah)
b. Memastikan kepatuhan terhadap UU Pelayanan Publik
c. Pengembangan Sistem Informasi Pelayanan Publik dan Penanganan Pengaduan Masyarakat
d. Penyederhanaan prosedur pelayanan dan percepatan penerapan ICT (e-gov) dalam penyelenggaraan pelayanan publik
e. Peningkatan kualitas SDM pelayanan: kompetensi dan perubahan mentalitas/budaya melayani
f. Percepatan penerapa standar pelayanan
g. Akselerasi peningkatan kualitas pelayanan publik, melalui penetapan quick wins nasional pelayanan publik
h. Penguatan inovasi pelayanan publik
i. Perluasan replikasi pelayanan publik terbaik (best practices)
j. Peningkatan peran serta masyrakat dalam pelayanan publik dengan pelibatan masyarakat dalam pelayan publik melalui penyusunan standar pelayanan dan survei kepuasan masyarakat, pengawasan masyarakat dalam penyusunan standar pelayanan
20
Rencana StrategisDeputi bidang Pelayanan Publik
2015 - 2019
TUJUAN DAN SASARAN
ARAH KEBIJAKAN STRATEGI
Meningkatnya kualitas manajemen pelayanan publik
Peningkatan kapasitas pengendalian pelayanan publik
a. Penguatan evalusi kinerja pelayanan publik oleh Kementerian PAN dan RB
b. Penguatan fungsi inspektorat dalam monev kinerja pelayanan publik di K/L/Pemda, antara lain melalui sistem mystery shoppers (pengawasan dengan menyamar sebagai pelanggan)
c. Penguatan sistem pengaduan masyarakat yang efektif dan terintegrasi secara nasional
d. Peningkatan transparansi dan tindaklanjut permasalahan pelayanan publik
3.3. Kerangka Kelembagaan
Organisasi Kementerian PANRB di era Kabinet Kerja Tahun 2015-2019 diatur dalam
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian
Negara. Dalam Perpres tersebut disebutkan bahwa Kementerian PANRB menangani urusan
pemerintahan dalam rangka penajaman, koordinasi dan sinkronisasi program pemerintah,
yang dalam Perpres tersebut dikelompokan dalam Kementerian Kelompok III.
Tugas dan Fungsi Kementerian PANRB sangat kritikal dalam pengelolaan aparatur
negara melalui kebijakan yang dikeluarkan dan khususnya dalam melakukan reformasi birokrasi
Kementerian PANRB menjadi tulang punggung reformasi birokrasi nasional sekaligus sebagai
pelaku reformasi birokrasi pada organisasinya sendiri. Ketiga hal ini menuntut kelembagaan
yang kuat dan pelaksanaan fungsi secara tepat.
Upaya untuk memiliki struktur organisasi yang kuat dan tepat fungsi sudah dilakukan
melalui pengurangan eselon I yang ditetapkan dengan Perpres Nomor 56 Tahun 2013 yang
merupakan perubahan perubahan ke-empat terhadap Perpres nomor 24 tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan
Fungsi Eselon I Kementerian Negara. Selanjutnya perubahan struktur organisasi Kementerian
PANRB ditetapkan dalam Peraturan Menteri PANRB No. 31 Tahun 2013. Pengurangan 6
21
(enam) deputi menjadi 4 (empat) deputi dan jabatan eselon II dari 34 menjadi 27 jabatan
mengawali langkah Kementerian untuk menjadi organisasi yang ramping, memiliki tugas dan
fungsi yang lebih fokus dan terkoordinasi secara lebih baik. Selain perampingan struktur
organisasi, beberapa fungsi juga semakin diperkuat seperti fungsi pembinaan manajemen
kinerja, komunikasi publik dan pengaduan masyarakat.
Berikut skema organisasi Kementerian PANRB setelah penetapan Perpres Nomor 56
Tahun 2013.
Gambar III.1.
SKEMA ORGANISASI KEMENTERIAN PANRB
Sesuai PermenpanRB No. 31/2013
22
Rencana StrategisDeputi bidang Pelayanan Publik
2015 - 2019Dalam perkembangannya, khususnya untuk menghadapi perubahan arah kebijakan
pemerintahan yang baru maka dipandang perlu untuk melakukan penyempurnaan terhadap
struktur organisasi Kementerian PANRB. Penyempurnaan tersebut diharapkan memperkuat
fungsi, tugas dan peran Kementerian PANRB dalam melaksanakan tugas dan tantangan
lingkungan yang semakin berkembang. Kajian penyempurnaan struktur organisasi akan
dilakukan secara komprehensif dan diharapkan dapat selesai dalam tahun 2015.
3.4. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi
Sesuai dengan Peraturan Presiden Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2015 tentang
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan Peraturan Menteri
Negara PAN dan RB Nomor 31 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
PANRB, maka tugas, fungsi dan struktur organisasi Deputi Pelayanan Publik adalah:
3.4.1. Tugas :
Menyiapkan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang
pelayanan publik.
3.4.2. Fungsi :
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pelayanan publik;
b. Koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang pelayanan publik;
c. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang akuntabilitas aparatur;
d. Pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan di bidang pelayanan publik;
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi.
23
2.4.3. Struktur organisasi :
Deputi Bidang pelayanan publik dibantu oleh :
a. Asisten Deputi Koordinasi Kebijakan, Penyusunan dan Evaluasi Program Pelayanan publik;
b. Asisten Deputi Perumusan Kebijakan Inovasi dan Sistem Informasi Pelayanan Publik;
c. Asisten Deputi Koordinasi Pelaksanaan, Pemantauan dan Evaluasi Pelayanan Publik I;
d. Asisten Deputi Koordinasi Pelaksanaan, Pemantauan dan Evaluasi Pelayanan Publik II;
e. Asisten Deputi Koordinasi Pelaksanaan, Pemantauan dan Evaluasi Pelayanan Publik III;
24
Rencana StrategisDeputi bidang Pelayanan Publik
2015 - 2019Bagan Organisasi Deputi Pelayanan Publik dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar III.2.STRUKTUR ORGANISASI
DEPUTI BIDANG PELAYANAN PUBLIK
Rencana Strategis 2015 – 2019 Deputi Bidang Pelayanan Publik
21
Bagan Organisasi Deputi Pelayanan Publik dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar III.2. STRUKTUR ORGANISASI
DEPUTI BIDANG PELAYANAN PUBLIK
Kepala Bidang Pelaksanaan,
Pemantauan dan Evaluasi Pelayanan
Publik Perekonomian
Kepala Bidang Pelaksanaan,
Pemantauan Dan Evaluasi Pelayanan Publik Pemerintah
Daerah II
Asisten Deputi Koordinasi
Pelaksanaan, Pemantauan dan
Evaluasi Pelayanan Publik II
Kepala Bidang Pelaksanaan,
Pemantauan Dan Evaluasi Pelayanan
Publik Politik, Hukum Dan Keamanan
Kepala Bidang Pelaksanaan,
Pemantauan, Dan Evaluasi Pelayanan Publik Pemerintah
Daerah I
Asisten Deputi Koordinasi
Pelaksanaan, Pemantauan Dan
Evaluasi Pelayanan Publik I
Deputi
Bidang Pelayanan Publik
Kasubbidang Penyiapan
Evaluasi Dan Pelaporan Program
Pelayanan Publik
KaSubbidang Pemantauan
Program Pelayanan Publik
Kepala Bidang Penyiapan Koordinasi Kebijakan
Pelayanan Publik
Kepala Bidang Penyusunan
Program Pelayanan Publik
Kepala Bidang Pemantauan, Evaluasi, Dan
Pelaporan Pelayanan Publik
Asisten Deputi Koordinasi Kebijakan,
Penyusunan Dan Evaluasi Program Pelayanan Publik
Kepala Bidang Sistem Informasi Pelayanan Publik
Kepala Bidang Penyiapan Perumusan
Kebijakan Inovasi Pelayanan Publik
Asisten Deputi Perumusan
Kebijkan Inovasi Dan Sistem Informasi Pelayanan
Publik
Kepala Bidang Pelaksanaan,
Pemantauan Dan Evaluasi Pelayanan
Kesejahteraan Rakyat
Kepala Bidang Pelaksanaan,
Pemantauan Dan Evaluasi Pelayanan Publik Pemerintah
Daerah III
Asisten Deputi Koordinasi
Pelaksanaan, Pemantauan dan
Evaluasi Pelayanan Publik
III
25
Dalam perkembangannya, khususnya untuk menghadapi perubahan arah kebijakan
pemerintahan yang baru maka dipandang perlu untuk melakukan penyempurnaan terhadap
struktur organisasi Kementerian PANRB. Penyempurnaan tersebut diharapkan memperkuat
fungsi, tugas dan peran Kementerian PANRB dalam melaksanakan tugas dan tantangan
lingkungan yang semakin berkembang. Kajian penyempurnaan struktur organisasi akan
dilakukan secara komprehensif dan diharapkan dapat selesai dalam tahun 2015.
26
Rencana StrategisDeputi bidang Pelayanan Publik
2015 - 2019
4.1. Target Kinerja
Deputi Bidang Pelayanan Publik mempunyai peran penting untuk mendorong percepatan
reformasi birokrasi melalui program peningkatan kualitas pelayanan publik. Kualitas pelayanan
publik yang baik dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan demikian program
ini sejalan dengan program Nawa Cita Presiden Jokowi yang menjadi agenda prioritas
pembangunan indonesia yang berdaulat, berdikari dan berkepribadian untuk memperbaiki
kualitas pelayanan publik. Dalam hal ini Deputi Bidang Pelayanan Publik mempunyai peran
penting melakukan pembenahan berbagai pelayanan publik agar dapat meningkatkan kualitas
pelayanan publik di seluruh Kementerian, Lembaga dan Pemerintah Daerah. Deputi Bidang
Pelayanan Publik mempunyai peran penting dalam mewujudkan keberhasilan Reformasi
Birokrasi yaitu Pelayanan Publik yang baik.
Target kinerja Deputi Bidang Pelayanan Publik yang telah ditetapkan dapat teralisasi
sesuai dengan rencana, sehingga dapat menopang capaian target kinerja Kementerian
PANRB, yang pada gilirannya dapat menopang kesuksesan Indonesia dalam memenuhi
target rencana jangka panjang nasonal, termasuk didalamnya target Grand Design Reformasi
Birokrasi Nasional.
Mengacu pada visi, misi, tujuan, sasaran, arah kebijakan dan strategi yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya maka Deputi Bidang Pelayanan Publik telah menetapkan 2
(dua) tujuan yaitu:
1. Meningkatnya kualitas manajemen pelayanan publik
2. Meningkatkan Kapasitas Penyelenggara Pelayanan Publik
Bab IVTarget Kinerja dan Kerangka Padanan
27
Kedua tujuan tersebut terbagi menjadi beberapa sasaran, indikator dan target kinerja
sebagai berikut :
TABEL IV.1.TUJUAN, INDIKATOR KINERJA TUJUAN,
SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA SASARAN TAHUN 2015 - 2019
NO. TUJUANINDIKATOR KINERJA TUJUAN
SASARANINDIKATOR KINERJA
SASARAN
TARGET KINERJA
2015 2016 2017 2018 20191 Meningkatnya
kualitas manajemen pelayanan publik
Jumlah IP yang hasil evaluasi pelayanan publiknya baik
Meningkatnya IP yang menerapkan kebijakan bidang Pelayanan Publik
Jumlah IP yang telah menerapkan kebijakan pelayanan publik
100 IP 100 IP 100 IP 100 IP 100 IP
Jumlah IP yang memiliki indeks jenis pelayanan publik tertentu baik
Terwujudnya IP yang memiliki indeks jenis pelayanan publik tertentu baik
Jumlah IP yang memiliki indeks pelayanan publik tertentu baik
25 IP 50 IP 75 IP 100 IP 125 IP
2 Meningkatkan Kapasitas Penyelenggara Pelayanan Publik
Jumlah IP yang melakukan inovasi pelayanan publik
Meningkatnya IP yang mengikuti kompetisi inovasi
Jumlah IP yang inovasinya mendapatkan pengakuan internasional
10 IP 10 IP 10 IP 10 IP 10 IP
Jumlah IP yang difasilitasi melakukan replikasi inovasi pelayanan publik
Jumlah inovasi yang direplikasi
Jumlah IP yang melakukan replikasi inovasi
30 IP 30 IP 30 IP 30 IP 30 IP
28
Rencana StrategisDeputi bidang Pelayanan Publik
2015 - 20194.2. Kerangka Pendanaan
Dalam bagian sebelumnya, telah diuraikan mengenai tujuan dan sasaran yang ingin
dicapai oleh Deputi Bidang Pelayanan Publik. Adapun keberhasilan pencapaian target-
target yang ditetapkan telah dilengkapi dengan ukuran-ukuran yang akan digunakan, yaitu
menggunakan indikator kinerja. Namun, tentu saja untuk mencapai target-target tersebut
diperlukan biaya (anggaran/dana) untuk merealisasikannya. Terkait dengan target-target yang
telah ditetapkan, maka sumber dana yang diperlukan untuk merealisasikannya sepenuhnya
berasal dari APBN.
Pendanaan yang disediakan Deputi Bidang Pelayanan Publik, untuk periode Renstra
Tahun 2015-2019 adalah/yaitu sebesar Rp 59,941 milyar, namun sesuai perkembangan
kebutuhan maka anggaran pada tahun 2015 mengalami pemotongan dalam APBN-P 2015
sehingga rincian anggaran tahun 2015 per kegiatan menjadi sebagai berikut, sedangkan pada
tahun 2016-2017 masih sesuai alokasi awal yaitu:
Tabel IV.2ALOKASI ANGGARAN
TAHUN 2015-2019
No. KEGIATANALOKASI (Rp ribuan)
TOTAL ALOKASI 2015-2019
2015 2016 2017 2018 2019 (Rp ribuan)
1 Koordinasi Kebijakan, Penyusunan dan Evaluasi Program Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur, dan Pengawasan
1.926.369 1.804.200 1.984.620 2.183.082 2.401.390 10.299.661
2 Perumusan Kebijakan inovasi dan Sistem Informasi Pelayanan Publik
5.725.496 5.700.000 6.270.000 6.897.000 7.586.700 32.179.196
3 Koordinasi Pelakanaan, Pemantauan dan Evaluasi Pelayanan Publik I
1.311.042 1.004.200 1.104.620 1.215.082 1.336.590 5.971.534
4 Koordinasi Pelakanaan, Pemantauan dan Evaluasi Pelayanan Publik II
1.158.520 1.104.000 1.214.400 1.335.840 1.469.424 6.282.184
5 Koordinasi Pelakanaan, Pemantauan dan Evaluasi Pelayanan Publik III
1.194.056 865.000 951.500 1.046.650 1.151.315 5.208.521
TOTAL ALOKASI 2015-2019 11.315.483 10.477.400 11.525.140 12.677.654 13.945.419 59.941.096
29
Rencana Strategis Deputi Bidang Pelayanan Publik Tahun 2015 – 2019 pada hakekatnya
merupakan dokumen resmi yang berisi “janji” dari seluruh staf di lingkungan Deputi Bidang
Pelayanan Publik dalam mencapai tujuan dan sasaran lima tahunan (2015 – 2019) dalam
rangka mewujudkan pelayanan publik prima dan penyelenggaraan tata kelola pemerintahan
yang baik. Selain itu, dokumen ini merupakan sarana komunikasi antar unit kerja di lingkungan
internal Kementerian PAN dan RB, maupun instansi terkait di lingkungan eksternal Kementerian
PAN dan RB dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang
pelayanan publik.
Sebagai unit kerja yang mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan koordinasi
kebijakan bidang pelayanan publik, Deputi Bidang Pelayanan Publik mempunyai peranan
besar dalam mendorong setiap penyelenggara pelayanan publik untuk mengimplementasikan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik demi terwujudnya pelayanan
prima. Rencana Strategis Deputi Bidang Pelayanan Publik merupakan landasan dalam
melaksanakan tugas dan fungsi, serta perumusan kebijakan dan program yang berorientasi
hasil dengan mempertimbangkan kapabilitas sumber daya yang dimiliki.
Hambatan dalam pencapaian tujuan strategis perlu dirumuskan solusinya oleh berbagai
pihak terkait secara sinergi meliputi koordinasi antar lembaga, sinkronisasi kebijakan, peraturan
perundangan sektor, dan program Pelayanan Publik, pemberdayaan masyarakat dalam
rangka menumbuhkan partisipasinya dalam penyelenggaraan pelayanan publik, serta indikator
keberhasilan kebijakan dan program pelayanan publik.
Bab VPenutup
30
Rencana StrategisDeputi bidang Pelayanan Publik
2015 - 2019Koordinasi antar lembaga merupakan masalah penting yang perlu mendapatkan perhatian
khusus. Efektivitas pelaksanaan kebijakan dan program Pelayanan Publik banyak dipengaruhi
oleh kelancaran koordinasi antar unit di lingkungan Kementerian PAN dan RB, khususnya
dalam program Reformasi Birokrasi yang merupakan program prioritas utama pemerintahan
saat ini.