Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan...

73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN JUMLAH LEUKOSIT DAN GAMBARAN HISTOLOGIS GINJAL (Ren) MENCIT (Mus musculus L.) JANTAN GALUR SWISS SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK MINYAK IKAN GABUS (Channa striata BLOCH.) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh gelar Sarjana Sains Oleh : Rendra Ganis Saputro NIM. M 0408113 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Transcript of Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan...

Page 1: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENINGKATAN JUMLAH LEUKOSIT DAN GAMBARAN HISTOLOGIS

GINJAL (Ren) MENCIT (Mus musculus L.) JANTAN GALUR SWISS

SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK MINYAK IKAN GABUS

(Channa striata BLOCH.)

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Guna memperoleh gelar Sarjana Sains

Oleh :

Rendra Ganis Saputro

NIM. M 0408113

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil penelitian saya

sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar

kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, serta tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari dapat ditemukan adanya unsur penjiplakan maka

gelar kesarjanaan yang telah diperoleh dapat ditinjau dan / atau dicabut.

Surakarta, Juli 2012

Rendra Ganis Saputro

NIM. M0408113

Page 3: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENINGKATAN JUMLAH LEUKOSIT DAN GAMBARAN HISTOLOGIS

GINJAL (REN) MENCIT (Mus musculus l.) JANTAN GALUR SWISS

SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK MINYAK IKAN GABUS

(Channa striata BLOCH.)

RENDRA GANIS SAPUTRO

Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Sebelas Maret, Surakarta

ABSTRAK

Kemoterapi merupakan salah satu alternatif pengobatan kanker, namun

masih memiliki efek samping toksisitas yang sangat besar. Optimalisasi hasil

terapi sering terkendala akibat munculnya toksisitas hematologi seperti

leukopenia. Leukopenia adalah keadaan di mana jumlah leukosit dalam darah

kurang dari keadaan normal. Peningkatan leukosit dapat dilakukan dengan cara

tradisional yaitu pemberian ekstrak minyak ikan gabus. Penelitian ini dilakukan

untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak minyak ikan gabus (Chana striata)

terhadap jumlah leukosit dan gambaran histologis ren.

Pada penelitian dilakukan pemberian ekstrak minyak ikan gabus pada 24

ekor mencit jantan galur Swiss dengan dosis 0 ml/20gr BB (kontrol), 0,5 ml/20gr

BB, 1 ml/20gr BB dan 1,5 ml/20gr BB. Data dianalisis dengan menggunakan

program uji ANOVA. Apabila hasil berbeda nyata (signifikan), dilanjutkan

dengan Post Hoc.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata jumlah leukosit setelah

pemberian ekstrak minyak ikan gabus dosis 0 ml/10gr BB (kontrol) adalah

sebesar 5691 /mm3 darah, dosis 0,5 ml/10gr BB sebesar 6166/mm

3 darah,

dosis 1,0 ml/10gr BB sebesar 6558/mm3 darah , dan dosis 1,5 ml/10gr BB sebesar

9666/mm3 darah. Dengan demikian jumlah leukosit mencit tertinggi diperoleh

pada pemberian ekstrak minyak ikan gabus dengan dosis 1,5 ml/10gr BB.

Perubahan strukur histologis ginjal menunjukkan tingkat kerusakan tingkat sedang

dengan menunjukkan perubahan berupa degenarasi bengkak keruh, piknosis,

karyoreksis, karyolisis, nekrosis serta terbentuknya protein cast pada lumen

tubulus kontortus proksimal.

Kata kunci : ikan gabus, ekstrak minyak, kuantitas leukosit mencit, Ren.

Page 4: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

INCREASING NUMBER OF LEUKOCYTE AND HISTOLOGICAL

KIDNEY (REN) MICE (Mus musculus L.) MALE SWISS STRAIN AFTER

ADMINISTRATION OF FISH OIL EXTRACTS OF SNAKE HAED FISH

(Channa striata BLOCH.)

RENDRA GANIS SAPUTRO

Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sebelas

Maret University, Surakarta

ABSTRACT

Chemotherapy is a cancer treatment alternative, but still have the side

effects of toxicity are very large. Optimization of therapeutic outcomes often

hampered due to the emergence of hematologic toxicity such as leukopenia.

Leukopenia is a condition in which the number of leukocytes in the blood less

than normal circumstances. The increase of leukocytes can be done in the

traditional way of giving fish oil extracts snake head fish. The study was

conducted to determine the effect of fish oil extract of snake head fish (Chana

striata) against the leukocyte count and kidney histological.

In the study conducted fish oil extract a snake head fish on the tail 24

Swiss strain male mice with doses of 0 ml/20gr BB (control), 0.5 ml/20gr BB, 1

and 1.5 ml/20gr ml/20gr BB BB. Data were analyzed using ANOVA. If the

results significantly different (significant), followed by Post Hoc.

The results showed that the average number of leukocytes after

administration of fish oil extracts dose snake head fish 0 ml/10gr BB (control)

amounted to 5691 / mm3 of blood, a dose of 0.5 ml/10gr BB 6166/mm

3 of blood,

the dose of 1.0 ml/10gr BB 6558/mm3 of blood, and a dose of 1.5 ml/10gr BB

9666/mm3 of blood. Thus obtained the highest number of leukocytes in mice fish

oil extract snake head fish with a dose of 1.5 ml/10gr BB. Changes in histological

structure of the kidneys showed moderate levels of damage by showing changes

in the form of cloudy swelling degenarasi, piknosis, karyoreksis, karyolisis,

necrosis and formation of protein casts in the lumen of the proximal convoluted

tubule.

Keywords: snake head fish, extract oil, the quantity of leukocytes, Kidney.

Page 5: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Skripsi ini

kupersembahkan untuk (almh) ibu Marsih, bapak Sadiman serta adik-adikku danel dan

anggit yang selalu mendukung, mendoakan dan memberi semangat.

Sahabatku Amirul dan jafron.

Teman-teman Biologi 2008.

Terima kasih..

Page 6: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

“....... Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kalian dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat .........”

(Qs. Al-Mujadilah: 11)

“Katakanlah (Muhammad), „Inilah jalanku yang lurus, aku dan orang-orang

yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan ilmu.‟”

(Qs. Yusuf: 108)

Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi. Para nabi tidak mewariskan

dinar dan tidak pula dirham, namun hanya mewariskan ilmu. Sehingga siapa yang

mengambil ilmu tersebut maka telah mengambil bagian sempurna darinya

(dari warisan tersebut). (HR At Tirmidzi )

Syaikh Abdurrahman As Sa’di dalam Bahjatul Qulub Al Abrar, bahwa ilmu yang

bermanfaat adalah ilmu yang membersihkan kalbu dan ruh. Ilmu yang berbuah

kebahagian dunia dan akhirat.

Page 7: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Bismillaah, segala puji syukur ke hadirat Allah azza wajalla atas rahmat

dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

berjudul “Peningkatan Jumlah Leukosit dan Gambaran Histologis Ginjal (Ren)

Mencit (Mus musculus L.) Jantan Galur Swiss Setelah Pemberian Ekstrak Minyak

Ikan Gabus (Channa striata BLOCH.)”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat

untuk memperoleh gelar kesarjanaan strata 1 (S1) di Jurusan Biologi, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam melakukan penelitian maupun penyusunan skripsi ini penulis telah

mendapatkan banyak masukan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang

sangat berguna dan bermanfaat baik secara langsung maupun tidak langsung.Oleh

karena itu pada kesempatan yang baik ini dengan berbesar hati penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya dan sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Ir. Ari Handono Ramelan, M.Sc., Ph.D. selaku Dekan Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNS Surakarta

2. Dr. Agung Budiharjo, M.Si. selaku Ketua Jurusan Biologi Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNS Surakarta

3. Dra. Marti Harini, M.Si. selaku dosen pembimbing I, terima kasih atas arahan,

bimbingan dan waktu diskusi yang telah diberikan mulai dari awal hingga

akhir penulisan skripsi ini.

4. Dra. Noor Soesanti Handajani, M.Si. selaku dosen pembimbing II, terima

kasih atas koreksi dan bimbingan yang telah diberikan mulai dari awal hingga

akhir penulisan skripsi ini.

5. Siti Lusi Arum Sari, M.Biotech selaku dosen penelaah I, terima kasih atas

masukan yang telah diberikan untuk perbaikan.

6. Dr. Agung Budiharjo, M.Si. selaku dosen penelaah II, terima kasih atas

masukan yang telah diberikan untuk perbaikan.

7. Dosen-dosen di Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

UNS Surakarta, atas ilmu, nasihat, dan motivasi yang telah diberikan selama

perkuliahan.

Page 8: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8. Kepala dan staf Laboratorium MIPA Pusat, Labortorium Biologi dan

Laboratorium Histologis Fakultas Kedokteran UNS Surakarta yang telah

mengijinkan dan membantu penulis untuk melakukan penelitian.

9. Keluarga tercinta: ibu marsih, bapak sadiman, dan adikku danel & anggit,

yang selalu memberikan semangat, inspirasi dan doa yang tulus.

10. Saudara-saudariku Biologi 2008, seluruh keluarga besar Biologi, dan semua

yang tidak bisa kusebutkan satu persatu terima kasih atas persahabatan dan

motivasi yang telah diberikan kepadaku.

Dengan kerendahan hati penulis menyadari dalam melakukan penelitian

dan menyusun skirpsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan

saran yang membangun sangatlah diharapkan. Akhir kata, semoga skripsi ini

bermanfaat bagi semua pembaca dan pihak-pihak terkait.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 9: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL....................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN........................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN...................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN......................................................... iv

ABSTRAK...................................................................................... v

ABSTRACT................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN...................................................... vii

HALAMAN MOTTO..................................................................... viii

KATA PENGANTAR.................................................................... ix

DAFTAR ISI................................................................................... xi

DAFTAR TABEL........................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR...................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................. xvi

SINGKATAN................................................................................. xvii

BAB I. PENDAHULUAN.............................................................. 1

A. Latar Belakang.................................................................... 1

B. Perumusan Masalah............................................................ 3

C. Tujuan penelitian................................................................. 3

D. Manfaat Penelitian............................................................... 4

BAB II. LANDASAN TEORI......................................................... 5

A. Tinjauan Pustaka.................................................................. 5

1. Leukosit……………………………………………….. 5

a. Neutrofil.................................................................... 5

b. Eosinofil.................................................................... 6

c. Basofil....................................................................... 6

d. Limfosit..................................................................... 6

e. Monosit .................................................................... 7

2. Profil Darah Mencit........................................................ 8

Page 10: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Fungsi Leukosit………………………………………. 8

4. Leukopenia…………………………………………… 10

5. Protein ........................................................................... 11

a. Definisi protein...................................................... 11

b. Peranan dan Fungsi protein.................................. 12

c. Protein antibody (Imunoglobulin).......................... 13

d. Metabolisme protein.............................................. 14

6. Ikan Gabus (Channa striata)………………………….. 15

a. Klasifikasi ……………………………………….. 15

b. Penyebaran dan Habitat………………………….. 15

c. Morfologi Ikan Gabus…………………………… 15

d. Kandungan Ikan Gabus ......................................... 17

7. Lemak ........................................................................... 18

8. Minyak Ikan………………………………………….. 21

9. Mencit (Mus musculus) Jantan Galur Swiss…………. 23

a. Morfologi………………………………………… 23

10. Ginjal.............……………………………………….. 23

a. Struktur ginjal........................................................ 23

b. Fungsi ginjal.......................................................... 27

c. Fisiologi ginjal...................................................... 28

d. Histopatologis ginjal............................................. 28

B. Kerangka Pemikiran……………………………………… 31

C. Hipotesis………………………………………………….. 32

BAB III. METODE PENELITIAN……………………………… 33

A. Waktu dan Tempat……………………………………….. 33

B. Alat dan Bahan…………………………………………… 33

C. Cara Kerja………………………………………………… 35

D. Rancangan Percobaan……………………………………. 40

E. Analisis Data……………………………………………… 40

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...................................... 42

A. Jumlah Leukosit Total Darah............................................. 42

Page 11: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Berat Badan....................................................................... 46

C. Pengamatan Mikroskop Struktur Mikroanatomi Tubulus

Kontortus Prosimal........................................................... 47

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN..................................... 58

A. Kesimpulan....................................................................... 58

B. Saran................................................................................. 58

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………. 59

LAMPIRAN................................................................................. 66

RIWAYAT HIDUP PENULIS.................................................... 75

Page 12: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Kandungan nutrisi ikan gabus setiap 100gr berat

basah daging……………………………………….. 17

Tabel 2. Tingkat kerusakan tubulus ginjal............................. 41

Tabel 3. Rerata jumlah leukosit total darah setelah pemberian

ektrak minyak ikan gabus salama 30 hari................ 43

Tabel 4. Rerata berat badan mencit setelah pemberian

ektrak minyak ikan gabus salama 30 hari................ 46

Tabel 5. Tingkat kerusakan tubulus kontortus proksimal

mencit setelah pemberian ekstrak minyak ikan

gabus..................................................................... 54

Tabel 6. Hasil perhitungan jumlah leukosit mencit jantan

Sebelum dan sesudah pemberian ekstrak minyak

Ikan gabus………………………………………… 67

Tabel 7. Data berat badan mencit (gr)……………………… 67

Tabel 8. Tingkat kerusakan tubulus kontortus proksimal….. 72

Tabel 9. Tingkat kerusakan nekrosis tubulus kontortus

Proksimal…………………………………………. 73

Page 13: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Ringkasan metabolisme protein................................ 14

Gambar 2. Morfologi ikan gabus (Chana striata )...................... 16

Gambar 3. Metabolisme lemak................................................... 20

Gambar 4. Morfologi mencit jantan galus swiss......................... 23

Gambar 5. Struktur korpuskulum ginjal & nefron...................... 25

Gambar 6. Kerangka pemikiran.................................................. 32

Gambar 7. Skema alat ekstraksi.................................................. 36

Gambar 8. P.L. korteks ginjal mencit jantan kelompok kontrol.. 48

Gambar 9. P.L. korteks ginjal mencit jantan kelompok

Perlakuan M 1 (dosis 0,5ml/20 gr BB)..................... 51

Gambar 10. P.L. korteks ginjal mencit jantan kelompok

Perlakuan M 2 (dosis 1,0ml/20 gr BB)..................... 52

Gambar 11. P.L. korteks ginjal mencit jantan kelompok

Perlakuan M 3 (dosis 1,5ml/20 gr BB)..................... 53

Gambar 12. Kandang Mencit....................................................... 74

Gambar 13. Perlakuan................................................................. 74

Gambar 14. Leukosit.................................................................... 74

Page 14: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data kuantitatif....................................................... 67

Lampiran 2. Analisis varians jumlah leukosit mencit sebelum

Perlakuan............................................................... 68

Lampiran 3. Analisis varians jumlah leukosit mencit setelah

Perlakuan............................................................... 69

Lampiran 4. Analisis varians berat badan mencit sebelum dan

Sesudah perlakuan.................................................. 71

Lampiran 5. Data kualitatif........................................................ 72

Lampiran 6. Dokumentasi penelitian………………………….. 74

Page 15: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR SINGKATAN

Singkatan Kepanjangan

M. musculus

C. striata

µm

mm3

gr

BB

Kal

mg

SI

cc

ml

cm 0C

No.

HE

Cm3

ANOVA

SPSS

Mus musculus

Channa striata

Mikro meter

Milimeter kubik

gram

berat badan

kalori

miligram

Satuan Internasional

Cubic centimeter

Mililiter

centimeter

derajat celcius

nomor

hematoxylin eosin

centimeter kubik

analysis of variance

Statistical product and service solution

Page 16: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kanker adalah sekelompok penyakit yang terjadi akibat adanya

perubahan sel tubuh menjadi sel abnormal dan membelah di luar kendali. Kanker

merupakan sesuatu yang ditakuti masyarakat karena selalu dikaitkan dengan

kematian. Setiap tahun diperkirakan terdapat 190.000 penderita kanker baru di

seluruh dunia dan seperlimanya akan meninggal akibat penyakit tersebut

(DEPKES RI, 2007). Pengobatan kanker pada umumnya melalui kemoterapi.

Kemoterapi merupakan cara pengobatan kanker dengan jalan

memberikan zat/obat yang mempunyai khasiat membunuh sel kanker dengan

mengganggu pembelahan sel kanker (Sukarja, 2000). Kemoterapi bermanfaat

untuk menurunkan ukuran kanker sebelum operasi, merusak semua sel-sel kanker

yang tertinggal setelah operasi, dan mengobati beberapa macam kanker (Halim,

2001). Kemoterapi memberikan hasil positif, tetapi toksisitas dan efek

sampingnya sangat besar (Syam, 2009). Optimalisasi hasil terapi sering terkendala

akibat munculnya toksisitas terutama toksisitas hematologi sepertileukopenia

(Wijadja, 2004).

Leukopenia adalah keadaan dimana jumlah leukosit dalam darah kurang

dari 5.000 sel/mm3 (Junqueira, 1977). Leukopenia dapat disebabkan oleh infeksi

kuman atau bakteri dan efek pemberian obat-obatan kemoterapi yang

menyebabkan penurunan jumlah sel darah putih. Leukosit mempunyai peranan

Page 17: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap zat-zat asing. Apabila

jumlah leukosit menurun maka kekebalan tubuh juga menurun.

Peningkatan jumlah leukosit dapat dilakukan secara medis

atau tradisional. Cara yang umum dilakukan dalam dunia kedokteran yaitu dengan

injeksi dan transfusi leukosit, namun selama ini pengobatan dengan cara tersebut

di rumah sakit biayanya cukup mahal. Upaya untuk meningkatkan jumlah leukosit

secara tradisional yaitu dengan mengkonsumsi ekstrak ikan gabus (Channa

striata)(Campbell et al, 2004 ).Sejauh ini belum ada kajian ilmiah mengenai

kemampuan ekstrak ikan gabus dalam meningkatkan kuantitas leukosit.

Keunggulan ikan gabus adalah kandungan proteinnya yang cukup tinggi.

Kadar protein per 100 gram ikan gabus setara ikan bandeng, tetapi lebih tinggi

bila dibandingkan dengan ikan lele maupun ikan mas yang sering dikonsumsi.

Keunggulan protein ikan gabus lainnya adalah kaya akan albumin.

Albumin merupakan jenis protein terbanyak (60 persen) yang terkandung di

dalam plasma darah manusia. Peran utama albumin yaitu membantu pembentukan

sel baru. Selain itu ikan gabus dipilih karena relatif mudah didapat dan harganya

murah (Astawan, 2008).

Konsumsi ekstrak minyak ikan gabus yang mengandung banyakomega-3,

protein dapat berpengaruh terhadap organ filtrasi. Senyawa-senyawa tersebut akan

masuk dan ikut beredar dalam darah yang akan difiltrasi oleh ginjal.Ginjal (ren)

merupakan organ filtrasi dan reabsorbsi darah. Pada batas-batas tertentu ginjal

tidak dapat melakukan fungsinya dalam filtrasi dan reabsorbsi zat-zat terlarut

dalam darah, sehingga menyebabkan kerusakan atau kebocoran ginjal ataupun

Page 18: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cedera sel ginjal (Sukandar, 1997). Perubahan struktur yang terjadi akibat

kerusakan tersebut dapat menyebabkan penyakit gagal ginjal (Evan dan

Henderson, 1985).

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui efek pemberian ekstrak minyak ikan gabus terhadap kuantitas leukosit

mencit (Mus musculus) jantan galur swiss. Penelitian ini juga dimaksudkan untuk

mengetahui gambaran histologis ginjal setelah pemberian ekstrak minyak ikan

gabus.

B. PERUMUSAN MASALAH

1. Apakah pemberian ekstrak minyak ikan gabus dapat meningkatkan jumlah

leukosit mencit jantan galur swiss?

2. Bagaimana gambaran struktur histologis ginjal mencit setelah pemberian

ekstrak minyak ikan gabus?

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak minyak ikan gabus terhadap

peningkatan jumlah leukosit mencit jantan galur swiss.

2. Mengetahui perubahan gambaran histologis ginjal setelah pemberian

ekstrak minyak ikan gabus.

Page 19: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Manfaat Penelitian

Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai potensi ekstrak

minyak ikan gabus sebagai alternatif pengobatan leukopenia, serta efek

pemberiannya pada struktur histologis ginjal.

Page 20: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Leukosit

Leukosit atau sel darah putih adalah sel yang merupakankomponen

darah. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara

amoeboid, dan dapat menembus dinding kapiler/diapedesis. Leukosit

melakukan sebagian besar fungsinya di luar sistem peredaran darah, yaitu

memperlihatkan gerakan aktif dan sebagian mempunyai daya fagositosis.

Leukosit terdiri dari 2 kategori yaitu granulosit dan agranulosit.

Granulosit atau disebut juga polimorfonuklear yaitu sel darah putih yang

didalamnya terdapat granula spesifik antara lain : eosinofil, basofil, neutrofil.

Tujuh puluh lima persen (75%) dari komponen leukosit adalah sel granulosit

dan sel ini dibentuk didalam sumsum tulang. Agranulosit : merupakan bagian

dari sel darah putih yang mempunyai 1 lobus inti dan sitoplasmanya tidak

mempunyai granula spesifik antara lain limfosit dan monosit (Movat, 1985)

a. Neutrofil

Neutrofil merupakan leukosit granular yang paling banyak. Dalam

jumlah absolut, terdapat 3000-6000 per mm3 darah, atau 20-30 milyar dalam

peredaran darah setiap saat. Neutrofil tinggal dalam peredaran darah sekitar 8

jam sebelum bermigrasi keluar pembuluh dan masuk jaringan, tempat

neutrofil melakukan misinya atau mati. Diameter neutrofil 7µm dalam darah,

dan 10-12µm dalam sedian apus darah kering (Anderson, 1966 ).

Page 21: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Eosinofil

Eosinofil memasuki darah dari sumsum tulang dan beredar hanya 6-10

jam sebelum bermigrasi ke dalam jaringan ikat, tempat eosinofil

menghabiskan sisa 8-12 hari dari jangka hidupnya. Eosinofil merupakan 1-3%

dari leukosit darah dan diperkirakan bahwa untuk setiap eosinofil dalam darah,

terdapat 300 di dalam jaringan. Eosinofil berdiameter 9 µm dalam larutan, dan

sekitar 12 µm dalam sedian darah (Hudson, 1986 ).

c. Basofil

Basofil merupakan leukosit granular yang paling sedikit jumlahnya,

hanya 0,5% dari hitung jenis leukosit. Basofil sedikit lebih kecil ukurannya

daripada neutrofil, berdiameter 10µm pada apusan darah (Aeckerman, 1963).

d. Limfosit

Limfosit adalah golongan leukosit yang kedua terbanyak jumlahnya

setelah neutrofil, berkisar 20-35% dari sel darah putih yang beredar.

Pada sediaan darah, limfosit berupa sel bulat kecil berdiameter 7-12µm, inti

sel berlekuk, terpulas gelap dan sedikit sitoplasma berwarna biru terang.

Limfosit adalah agen utama bagi respon imun tubuh (Archer, 1965). Limfosit

terdiri atas:

1. Limfosit B (Sel B)

Limfosit B merupakan bagian dari sel darah putih (leukosit). Limfosit

B ini terbentuk dan dimatangkan di sumsum tulang. Dalam sumsum tulang,

limfosit B berdiferensiasi menjadi sel plasma dan sel limfosit B-Memori.

Page 22: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sel plasma bertugas mensekresikan antibodi kedalam cairan tubuh dan

sel limfosit B-memori yang berfungsi menyimpan informasi antigen.

Informasi ini disimpan dalam bentuk DNA yang dapat memproduksi antibodi

yang cocok dengan antigen (Steward, 1983).

2. Limfosit T (Sel T)

Limfosit T dimatangkan di kelenjar timus. Di kelenjar timus, limfosit

T juga berdiferensiasi menjadi sel T sitotoksik (killer), sel T penolong

(helper) dan sel T supressor (penekan). Masing-masing dari ketiga jenis

tersebut mempunyai tugas/ fungsi yang berbeda-beda.

Sel T sitotoksik (killer) berfungsi membunuh sel-sel yang terinfeksi.

Sel ini dapat membunuh berbagai bibit penyakit dan sel kanker. Sel T penekan

mempunyai efek menstabilkan jumlah sel killer agar Sel killer tidak

membunuh sel-sel tubuh yang sehat. Sel T penolong (helper) menaikkan sel B

aktif dan sel B penghasil antibodi. Sel ini mengatur respons, kekebalan tubuh

dengan cara mengenali dan mengaktifkan limfosit yang lain (Steward, 1983).

e. Monosit

Monosit berjumlah 3-8% dari leukosit yang beredar. Selnya bulat

berdiameter 9-12µm dalam larutan, tetapi pada apusan darah kering,

berdiameter sampai 17µm. Monosit dapat disalahkan tafsirkan dengan limfosit

besar, karena lebih besar ukurannya dan lebih banyak sitoplasmanya (Young

et al. 1986).

Page 23: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Profil Darah Mencit

Pada Mus musculusatau mencit, volume darahnya 75-80 ml/kg BB,

dengan jumlah eritrosit (sel darah merah)7,7-12,5 x 106/mm

3 dan jumlah

leukosit 6,0-12,6 x 103. Sedangkan presentase jenis-jenis leukosit yang dihitung

dari rata-rata tiap 100 sel, leukosit pada preparat apus darah atau disebut hitung

jenis leukosit yang dikutib dari Smith dan Mangkoewidjojo (1988) sebagai

berikut :

Neutrophyl : 12-30%

Lymphocyt : 55-85%

Monocyt : 1-12%

Eosinophyl : 0,2-4,0%

Basophyl : -

Sedangkan menurut Jacoby and James (1984) :

Neutrophyl :6,7-37,2%

Lymphocyt : 63-75%

Monocyt : 0,7-2,6%

Eosinophyl : 0,9-3,8%

Basophyl : 0-1,5%

3. Fungsi Leukosit

Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral

organisme terhadap zat-zat asing. Leukosit dapat melakukan gerakan amuboid

dan melalui proses diapedesis leukosit dapat meninggalkan kapiler dengan

Page 24: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menerobos antarasel-sel endotel dan menembus kedalam jaringan penyambung

(Abbas dan Lichtman, 2005).

Neutrofil merupakan garis pertahanan pertama terhadap serangan

bakteri atau virus. Neutrofil mempunyai granula spesifik yang bersifat

lisosomal, mengandung enzim-enzim hidrolitik yang bergabung dengan

fagosom untuk membentuk lisosom sekunder. Ketika terjadi infeksi akut,

neutrofil dapat mengeluarkan pseudoplatelet atau trombosit semu yang

mengandung mieloperoksidase neutrofil. Setelah aktivitas tersebut, neutrofil

kehilangan semua granula dan akhirnya mati (Leeson dkk., 1985). Sel-sel

neutrofil adalah bagian dari sel darah putih atau leukosit (sekitar 50-70% dari

total sel darah putih) yang berada dalam sirkulasi, dan sel neutrofil berperan

sebagai penangkal infeksi dengan membunuh bakteri yang berada dalam darah.

Eosinofil mempunyai granula yang bersifat lisosomal dan memfagosit

kompleks-antibodi-antigen. Granula tersebut juga dapat mengurangi

peradangan dengan mengaktifkan histamin. Jumlah eosinofil akan meningkat

apabila terjadi alergi tertentu dan infeksi parasit.

Jumlah basofil bertambah secara relatif pada beberapa keadaan

patologis. Ada kemungkinan bahwa basofil, dapat melepaskan granulanya

sebagai respons terhadap antigen tertentu.

Monosit dapat melakukan perpindahan melalui dinding pembuluh dan

aktif melakukan fagositosis. Di dalam jaringan, monosit berinteraksi dengan

limfosit membentuk sistem imun (Leeson dkk., 1985).

Page 25: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Konsentrasi leukosit dalam darah lengkap dijaga relatif konstan,

walaupun setiap hari sejumlah besar leukosit mati. Pembentukan leukosit baru

di sumsum tulang disebut granulopoiesis. Bertambahnya jumlah leukosit

terjadi dengan mitosis, suatu proses pertumbuhan dan pembelahan sel yang

berurutan. Sel-sel calon mampu membelah diri dan berkembang menjadi

leukosit matang dalam suatu sekuen pematangan yang teratur, dan kemudian

dibebaskan dari sumsum tulang ke dalam sirkulasi (Sacher dan McPherson,

2004).

4. Leukopenia

Didalam darah manusia normal didapati jumlah leukosit rata-rata

5000-9000 sel/mm3. Bila jumlahnya lebih dari 12000, keadaan ini disebut

leukositosis. Bila kurang dari 5000 disebut leukopenia.

Penyakit leukopenia terkadang disebut juga dengan istilah

neutropenia. Penyebab utama penyakit leukopenia adalah kelainan pada darah

yang diidentifikasi dengan jumlah sel neutrofil (salah satu tipe sel darah putih)

yang rendah. Penyebab lainnya adalah kemoterapi, terapi radiasi,

myelofibrosis, aplastic anemia, influenza, Hodgkin, beberapa jenis kanker,

malaria, TBC dan demam berdarah. Kadang-kadang, luekopenia juga

disebabkan karena infeksi Rickettsial, pembesaran limpa, kekurangan folat,

psittacosis dan sepsis. Penyebab lainnya adalah kekurangan mineral tertentu,

seperti tembagadan seng (Dharma et al., 2008)

Page 26: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5. Protein.

a. Definisi protein.

Protein merupakan makromolekul yang menyusun lebih dari separuh

bagian dari sel. Protein menentukan ukuran dan struktur sel, komponen utama

dari sistem komunikasi antar sel serta sebagai katalis berbagai reaksi biokimia

di dalam sel. Karena itulah sebagian besar aktivitas penelitian biokimia tertuju

pada protein khususnya hormon, antibodi dan enzim. Semua jenis protein

terdiri dari rangkaian dan kombinasi dari 20 asam amino. Setiap jenis protein

mempunyai jumlah dan urutan asam amino yang khas. Di dalam sel, protein

terdapat baik pada membran plasma maupun membran internal yang menyusun

organel sel seperti mitokondria, retikulum endoplasma, nukleus dan badan

golgi dengan fungsi yang berbeda-beda tergantung pada tempatnya. Protein-

protein yang terlibat dalam reaksi biokimia sebagian besar berupa enzim

banyak terdapat di dalam sitoplasma. Protein merupakan kelompok

biomakromolekul yang sangat heterogen. Ketika berada di luar makhluk hidup

atau sel, protein sangat tidak stabil (Sudarmaji, dkk., 1989).

Keistimewaan lain dari protein ini adalah strukturnya yang

mengandung N (15,30-18%), C (52,40%), H (6,90-7,30%), O (21-23,50%), S

(0,8-2%), disamping C, H, O (seperti juga karbohidrat dan lemak), dan S

kadang-kadang P, Fe dan Cu (sebagai senyawa kompleks dengan protein).

Dengan demikian maka salah satu cara terpenting yang cukup spesifik untuk

menentukan jumlah protein secara kuantitatif adalah dengan penentuan

Page 27: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kandungan N yang ada dalam bahan makanan atau bahan lain (Sudarmaji, dkk.,

1989).

b. Peranan dan Fungsi protein.

Protein memegang peranan penting dalam berbagai proses biologi.

Peran-peran tersebut antara lain:

1. Hampir semua reaksi kimia dalam sistem biologi dikatalisis oleh

enzim dan hampir semua enzim adalah protein.

2. Transportasi dan penyimpanan

Berbagai molekul kecil dan ion-ion ditansport oleh protein

spesifik. Misalnya transportasi oksigen di dalam eritrosit oleh

haemoglobin dan transportasi oksigen di dalam otot oleh

mioglobin.

3. Koordinasi gerak

Kontraksi otot dapat terjadi karena pergeseran dua filamen protein.

Contoh lainnya adalah pergerakan kromosom saat proses mitosis

dan pergerakan spermatozoa oleh flagela.

4. Penunjang mekanis

Ketegangan kulit dan tulang disebabkan oleh kolagen yang

merupakan protein fibrosa.

5. Proteksi imun

Antibodi merupakan protein yang sangat spesifik dan dapat

mengenal serta berkombinasi dengan benda asing seperti virus,

bakteri dan sel dari organisma lain.

Page 28: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6. Membangkitkan dan menghantarkan impuls saraf

Respon sel saraf terhadap rangsang spesifik diperantarai oleh

protein reseptor. Misalnya rodopsin adalah protein yang sensitif

terhadap cahaya ditemukan pada sel batang retina. Contoh lainnya

adalah protein reseptor pada sinapsis.

7. Pengaturan pertumbuhan dan diferensiasi

Pada organisme tingkat tinggi, pertumbuhan dan diferensiasi diatur

oleh protein faktor pertumbuhan. Misalnya faktor pertumbuhan

saraf mengendalikan pertumbuhan jaringan saraf. Selain itu,

banyak hormon merupakan protein (Santoso, 2008)

c. Protein Antibodi (Imunoglobulin)

Imunoglobulin adalah semua golongan protein yang mempunyai

aktivitas sebagai antibodydan dibentuk oleh sel plasma yang berasal dari

proliferasi dan diferensiasi limfosit B sebagai akibat adanya rangsangan

imunogen. Immunoglobulin bersifat spesifik dan mobilitasnya berada di daerah

fraksi globulin gama dan globulin beta (Bellanti, 1995). Imunoglobulin

dibentuk oleh sel plasma yang berasal dari limfosit B.

Limfosit B atau sering disebut sel B adalah limfosit yang memainkan

peran penting pada respon imun humoral yang berbalik pada imunitas selular

yang diperintah oleh sel T. Sel B merupakan sel penghasil antibodi, yaitu

menghasilkan antibodi yang mengenali antigen (molekul yang asing terhadap

sistem imun). Pengenalan antigen merupakan suatu fungsi dari sel B dan T.

Pengenalan sel B dari suatu antigen memicu sel untuk menghasilkan antibodi

Page 29: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

spesifik terhadap antigen tersebut. (Hodd et al., 1984)

d. Metabolisme Protein

Gambar 1. Ringkasan metabolisme protein (Marks et al., 2000).

Protein makanan dicerna menjadi asam amino yang kemudian

diambil dan masuk ke dalam sel. Asam amino digunakan untuk membentuk

protein dan senyawa lain yang mengandung nitrogen. Rangka karbon pada

asam amino juga dioksidasi untuk menghasilkan energi dan nitrogen diubah

menjadi urea dan produk ekskretorik lain yang mengandung nitrogen (Marks et

al., 2000).

Page 30: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6. Ikan Gabus.

a. Klasifikasi

Secara taksonomi dan sistematis Kottelat et al (1993),

mengklasifikasikan ikan gabus sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Class : Pisces

Subkelas : Teleostei

Ordo : Perciformes

Family : Channidae

Genus : Channa

Spesies : Channa striata Bloch.(Kottelat et al., 1993)

b. Penyebaran dan Habitat

Penyebaran ikan ini berada di lingkungan Sunda, Sulawesi,

Maluku, India, Indochina, Srilangka, Philiphina dan China (Kottelat, et

al 1993). Di Kalimantan Selatan terdapat hampir disemua jenis perairan

umum (rawa monoton, rawa pasang surut, sungai kecil dan waduk).

Habitat ikan ini di lahan basah Sungai Negara Kal-Sel dan sungai-sungai

kecil, danau dan rawa (Chairuddin, 1990).

c. Morfologi Ikan Gabus

Kottelat et al(1993) mengemukakan bahwa ikan gabus

mempunyai sirip dipunggungnya 38 – 43 jari-jari lemah, sirip dubur

Page 31: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mempunyai 23 – 27 jari-jari lemah, terdapat 52 – 57 sisik pada gurat sisi;

panjang total maksimum yang pernah diketahui adalah 90 cm. Sisi badan

mempunyai pita warna berbentuk “V”, mengarah kebagian atas,

umumnya tidak jelas pada ikan dewasa; ada 4 – 5 sisik antara gurat sisi

dan pangkal jari-jari sirip punggung bagian depan.

Ikan gabus memiliki bentuk tubuh hampir bulat, panjang dan

makin ke belakang berbentuk pipih (Gambar 2). Bagian punggung

cembung, perut rata dan kepala pipih seperti ular (head snake). Warna

tubuh bagian punggung hijau kehitaman dan bagian perut berwarna krem

atau putih. Sirip ikan gabus tidak memiliki jari-jari yang keras,

mempunyai sirip punggung dan sirip anal yang panjang dan lebar, sirip

ekor berbentuk setengah lingkaran, sirip dada lebar dengan ujung

membulat. Ikan gabus dapat mencapai panjang 90-100 cm (Gunawan,

2009).

Gambar 2. Morfologi Ikan Gabus (Channa striata) (Kottelat et al., 1993)

Page 32: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Kandungan Ikan Gabus

Ikan gabus diketahui mengandung senyawa-senyawa penting yang

berguna bagi tubuh, diantaranya protein, dan beberapa mineral (Tabel

1)(Sediaoetama, 1985). Kadar protein ikan gabus bisa mencapai 25,2%, yang

lebih tinggi dibanding protein ikan bandeng (20,0%), ikan mas (16,0%), ikan

kakap (20,0%) maupun ikan sarden (21,1%). Kadar albumin ikan gabus bisa

mencapai 6,22% (Asfar M. 2007). Selain mengandung protein, ikan gabus

mengandung Zat besi, Kalium, Fosfor, Vit A dan Vit B1.

Tabel 1. Kandungan nutrisi ikan gabus setiap 100 gr berat basah daging.

Komponen Kimia Jumlah

Kalori (kal) 69

Protein (gr) 25,2

Lemak (gr) 1,7

Besi (mg) 0,9

Kalsium (mg) 62

Fosfor (mg) 176

Vitamin A (SI) 150

Vitamin B1 (mg) 0,04

Air (g) 69

Sumber : Direktorat Pemasaran Dalam Negeri, Ditjen Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan

Berdasarkan hasil penelitian Kaban dan Daniel (2005) ikan gabus

memiliki kadar kandungan asam lemak omega-3 yaitu asam lenoleat sebesar

12,14%. Asam linoleat merupakan asam lemak esensial pembentuk asam

Page 33: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lemak tidak jenuh lainnya seperti asam linolenat (C 18 :3 n-6) dan asam

arakhidonat (C20 :4 n-6) melalui sistem desaturasi (pembentukan ikatan

rangkap) dan pemanjangan rantai (Brahmana dkk., 1996).

7. Lemak

Lemak adalah suatu ester antara asam lemak dan gliserol yang ketiga

radikal hidroksilnya diesterkan. Lemak disusun oleh gliserol dan asam-asam

lemak. Gliserol atau gliserin (1,2,3-propanatriol) adalah alkohol jenuh

bervalensi tiga, alkohol primer atau alkohol sekunder. Pada suhu kamar,

berupa zat cair tidak berwarna, kental, netral terhadap lakmus dan rasanya

manis. Asam lemak atau asam monokarboksilat, memiliki rantai karbon yang

tidak bercabang dan radikal karboksilnya berada di ujung rantai karbon

tersebut. Asam lemak dapat berupa asam lemak jenuh dan asam lemak tak

jenuh (Sumardjo, 2009).

Asam lemak jenuh tidak mempunyai ikatan rangkap dalam struktur

kimiannya. Ada beberapa asam lemak jenuh, baik yang terdapat pada

tumbuhan, hewan maupun manusia. Pada umumnya asam lemak jenuh

merupakan unit penyusun lemak hewan atau manusia. Contoh asam lemak

jenuh seperti: asam butirat, asam kaprat, asam palmitat dll. (Sumardjo, 2009).

Asam lemak tak jenuh mempunyai dua atau lebih ikatan rangkap,

ikatan tersebut bersifat nonkonjugasi. Oleh karena itu, ikatan rangkap

tersebut tidak terletak berdampingan, tetapi dipisahkan oleh gugus metilen

(-CH2-). Dibandingkan dengan asam-asam lemak jenuh, asam lemak tak

jenuh ternyata mempunyai titik lebur lebih rendah. Contoh asam lemak tak

Page 34: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

jenuh seperti: asam oleat, asam linoleat, asam linolenat dan asam arakidonat

(Sumardjo, 2009).

Asam lemak dibedakan menurut jumlah karbon yang dikandungnya,

yaitu asam lemak rantai pendek (6 atom karbon atau kurang), rantai sedang (8

hingga 12 karbon), rantai panjang (14-18 karbon), dan rantai sangat panjang

(20 atom karbon atau lebih). Semua lemak bahan makanan hewani dan

sebagian besar minyak nabati mengandung asam lemak rantai panjang, asam

lemak rantai sangat panjang terdapat dalam minyak ikan. Titik cair asam

lemak meningkat dengan bertambah panjangnya rantai karbon (Almatsier,

2004).

Lemak yang terdapat dalam makanan disimpan dalam bentuk

triasilgliserol. Triasilgliserol atau trigliserida adalah senyawa lipid utama

sebagai sumber energi yang penting, khususnya bagi hewan. Sebagian besar

triasilgliserol disimpan dalam sel-sel jaringan adiposa. Triasilgliserol secara

konstan didegradasi dan diresintesis. Pemrosesan dan distribusi lipid terjadi

dalam 8 tahap (Gambar 3).

1. Triasilgliserol yang berasal dari diet makanan tidak larut dalam air. Untuk

mengangkutnya menuju usus halus dan agar dapat diakses oleh enzim

yang dapat larut di air seperti lipase, triasilgliserol tersebut disolvasi oleh

garam empedu seperti kolat dan glikolat membentuk misel.

2. Di usus halus enzim pankreas lipase mendegradasi triasilgliserol menjadi

asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol diabsorbsi ke dalam

mukosa usus.

Page 35: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Di dalam mukosa usus asam lemak dan gliserol disintesis kembali menjadi

triasilgliserol

4. Triasilgliserol tersebut kemudian digabungkan dengan kolesterol dari diet

makanan dan protein khusus membentuk agregat yang disebut cilomikron.

5. Cilomikron bergerak melalui sistem limfa dan aliran darah ke jaringan-

jaringan.

6. Triasilgliserol diputus pada dinding pembuluh darah oleh lipoprotein lipase

menjadi asamlemak dan gliserol.

7. Komponen ini kemudian diangkut menuju sel-sel target.

8. Di dalam sel otot (myocyte) asam lemak dioksidasi untuk energi dan di

dalam sel adipose (adipocyte) asam lemak diesterifikasi untuk disimpan

sebagai triasilgliserol (Wirahadikusumah, 1985).

Gambar 3. Metabolisme lemak (Marks et al., 2000).

Page 36: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8. Minyak Ikan

Minyak ikan termasuk senyawa lipida yang bersifat tidak larut dalam

air (Winarno, 1995 dalam Purbosari, 1999). Minyak ikan ini dibagi dalam

dua golongan, yaitu minyak hati ikan (fish liver oil) yang terutama

dimanfaatkan sebagai sumber vitamin A dan D, dan minyak tubuh ikan

(body oil) seperti halnya minyak ikan lemuru (Moeljanto, 1982 dalam

Purbosari, 1999). Minyak ikan sampai saat ini masih merupakan sumber

utama asam lemak omega-3 terutama EPA (eicosapentaenoic acid) dan DHA

(dokosahexaenoic acid) yang penting bagi kesehatan.

Pengaruh positif asam lemak omega-3 terhadap kesehatan melalui

modulasi fungsi platelet dan menurunkan tekanan darah sehingga dapat

digunakan untuk terapi penyakit jantung koroner (Basu et al. 2006). Asam

lemak omega-3 dilaporkan dapat memperbaiki massa tulang pada kadar

asupan DHA rendah (Mollard et al. 2005). Pada penderita diabetes, asam

lemak omega-3 dapat memperbaiki teloransi terhadap kelebihan kadar

glukosa dalam darah (Mori et al. 1999) serta mencegah dan memperbaiki

syndroma resistensi insulin (Ghafoorunnisa et al. 2005). Konsumsi asam

lemak omega-3 dapat memperlambat pertumbuhan kanker, meningkatkan

keberhasilan kemoterapi, dan menurunkan efek samping kemoterapi

(Hardman et al.2002; Hardman et al.2004).

Minyak ikan diperoleh dengan cara ekstrasi. Ekstraksi minyak adalah

suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan. Cara ekstraksi

Page 37: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang biasa dilakukan, yaitu metode ekstraksi dengan aseton, hidrolisa, Dry

Rendering, Wet Rendering, ekstraksi dengan silase dan ektraksi metode

tim.

Tahapan-tahapan pemurnian minyak ikan, yaitu penyaringan,

degumming, netralisasi, pemisahan sabun, pemucatan dan deodorisasi

(Irianto, 2002). Tujuan dari pemurnian minyak ikan adalah untuk

menghilangkan rasa dan bau yang tidak enak, warna yang tidak menarik, dan

memperpanjang masa simpan minyak sebelum dikonsumsi dan digunakan

sebagai bahan mentah dalam industri (Ketaren, 1986 dalam Purbosari, 1999).

Kualitas minyak ikan yang dihasilkan pada proses pemurnian tergantung

pada cara penyimpanan dan penanganan ikan sebelum dimurnikan (yaung,

1982 dalam Purbosari, 1999).

Pada tahap penyaringan, minyak ikan yang diperoleh sebagai hasil

samping pengolahan tepung ikan atau ikan kaleng disaring terlebih dahulu

dengan penyaring kawat untuk memisahkan kotoran-kotoran yang nampak

seperti sisa daging dan gumpalan protein. Minyak yang telah bebas dari

kotoran visual ditentukan kandungan asam lemak bebasnya (free fatty

acid/FFA) (Fathir, 2009).

Page 38: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9. Mencit Jantan Galur Swiss

a. Morfologi Mencit

Mencit (M. musculus) adalah anggota Muridae (tikus-tikusan) yang

berukuran kecil (Gambar 4). Hewan ini diduga sebagai mamalia terbanyak

kedua di dunia, setelah manusia. Mencit sangat mudah menyesuaikan diri

dengan perubahan yang dibuat manusia, bahkan jumlahnya yang hidup liar di

hutan barangkali lebih sedikit daripada yang tinggal di perkotaan. Sekarang

mencit juga dikembangkan sebagai hewan peliharaan.

Gambar 4. Morfologi Mencit jantan galur swiss(M. musculus)(Mayasari, L.2008)

10. Ginjal

a. Struktur ginjal

Ginjal adalah suatu organ yang secara struktural komplek dan

telah berkembang untuk melaksanakan sejumlah fungsi penting. Fungsi

ginjal antara lain : ekskresi produk sisa metabolisme, pengendalian air dan

garam, pemeliharaan keseimbangan asam yang sesuai, dan sekresi berbagai

hormon (Gruden et al., 2005).

Page 39: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang perut atau

abdomen. Ginjal ini terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati

dan limpa. Di bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga

disebut kelenjar suprarenal). Ginjal bersifat retroperitoneal, yang berarti

terletak di belakang peritoneum yang melapisi rongga abdomen. Kedua ginjal

terletak di sekitar vertebra truncus ke 12 (T12) hingga vertebra lumbalis (L3).

Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk memberi

tempat untuk hati. Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke

sebelas dan duabelas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak

perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam goncangan

(Woolf, 2004).

Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat berjumlah

lebih dari satu juta buah dalam satu ginjal normal manusia dewasa.

Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit)

dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan

dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Sebuah nefron terdiri dari sebuah

komponen penyaring yang disebut korpuskula (badan) Malphigi yang

dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus) (Woolf, 2004).

Korpuskulus ginjal berdiameter sekitar 200-250 µm dan terdiri atas

seberkas kapiler, yaitu glomerulus, dikelilingi oleh kapsula epitel berdinding

ganda yang disebut kapsula Bowman (Gambar 5). Ruangan dalam kapsula

Bowman disebut ruang Bowman (ruang urinarius) yang menampung cairan

yang disaring melalui dinding kapiler dan lapisan viseral. Glomerulus

Page 40: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berhubungan dengan kapsula Bowman di bagian dalam melalui lapisan

viseral yang tersusun oleh modifikasi sel-sel epitel yang disebut podosit.

Dinding luar yang mengelilingi ruang Bowman tersusun oleh sel-sel epitel

skuamous simpleks yang membentuk lapisan parietal (Gartner dan Hiatt,

2007). Masing-masing korpuskulus renal juga memiliki kutub vaskuler dan

kutub urinarius. Kutub vaskuler merupakan tempat arteriol aferen masuk dan

arteriol eferen keluar, sedangkan kutub urinarius merupakan tempat

dimulainya tubulus kontortus proksimal (Junqueira et al., 2005;

Paulsen, 2000). Barier antara sirkulasi darah di kutub vaskuler dan ruang

urinarius disebut barier filtrasi glomerulus. Struktur ini terdiri atas lapisan

dalam kapiler endotel, membran basalis kapiler glomerulus tebal yang khas,

dan lapisan podosit (Stevens et al., 2005).

Gambar 5. Struktur Korpuskulum Ginjal & Nefron (Focosi, 2009).

Page 41: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Glomerulus merupakan struktur yang dibentuk oleh beberapa berkas

anastomosis kapiler yang berasal dari cabang-cabang arteriol aferen.

Komponen jaringan ikat pada arteriol aferen tidak masuk ke dalam kapsula

Bowman, dan secara normal sel-sel jaringan ikat digantikan oleh tipe sel

khusus, yaitu sel-sel mesangial. Ada dua kelompok sel-sel mesangial, yaitu

sel-sel mesangial ekstraglomerular yang terletak pada kutub vaskuler dan sel-

sel mesangial intraglomerular mirip perisit yang terletak di dalam

korpuskulus ginjal (Gartner dan Hiatt, 2007). Sekelompok sel khusus, yaitu

aparatus juksta glomerulus, terletak dekat dengan kutub vaskuler masing-

masing glomerulus yang berperan penting dalam mengontrol volume cairan

ekstraseluler dan tekanan darah, serta mengatur pelepasan renin

(Wilson, 2005).

Pada kutub urinarius dari korpuskulus ginjal, epitel skuamous dari

lapisan parietal kapsula Bowman berhubungan langsung dengan epitel

silindris dari tubulus kontortus proksimal (Junqueira et al., 2005).

Tubulus kontortus proksimal terdapat banyak pada korteks ginjal dengan

diameter sekitar 60 µm dan panjang sekitar 14 mm. Tubulus kontortus

proksimal terdiri dari pars konvulata yang berada di dekat korpuskulus ginjal

dan pars rekta yang berjalan turun di medula dan korteks, kemudian berlanjut

menjadi lengkung Henle di medula (Gartner dan Hiatt, 2007). Epitel yang

melapisi tubulus ini adalah selapis kuboid atau silindris yang menunjang

dalam mekanisme absorbsi dan ekskresi. Sel-sel epitel ini memiliki

sitoplasma asidofilik yang disebabkan oleh adanya mitokondria panjang

Page 42: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam jumlah besar. Apeks sel memiliki banyak mikrovili dengan panjang

sekitar 1 µm, yang membentuk suatu brush border (Guyton dan Hall, 2007;

Junqueira et al., 2005).

Ansa Henle adalah struktur berbentuk U terdiri atas ruas tebal

desenden, dengan struktur yang sangat mirip tubulus kontortus proksimal,

sedangkan ruas tipis desenden, ruas tipis asenden, dan ruas tebal asenden,

dengan struktur yang sangat mirip tubulus kontortus distal. Pada medula

bagian luar, ruas tebal desenden, dengan garis tengah luar sekitar 60 µm,

secara mendadak menipis sampai sekitar 12 µm dan berlanjut sebagai ruas

tipis desenden. Lumen ruas nefron ini lebar karena dindingnya terdiri atas sel

epitel gepeng yang intinya hanya sedikit menonjol ke dalam lumen. Bila ruas

tebal asenden lengkung Henle menerobos korteks, struktur histologisnya tetap

terpelihara tetapi menjadi berkelok-kelok disebut tubulus kontortus distal,

yaitu bagian terakhir nefron. Tubulus ini dilapisi oleh sel-sel epitel selapis

kuboid (Junqueira et al., 2005). Duktus koligentus merupakan saluran

pengumpul yang akan menerima cairan dan zat terlarut dari tubulus distal.

Duktus koligentus berjalan dari dalam berkas medulla menuju ke medulla.

Setiap duktus pengumpul yang berjalan ke arah medulla akan mengosongkan

urin yang telah terbentuk ke dalam pelvis ginjal (Sherwood, 2006).

b. Fungsi Ginjal

Ginjal adalah organ yang penting dalam mempertahankan kestabilan

lingkungan tubuh (Price dan Wilson, 1995). Fungsi ginjal adalah membuang

bahan sisa (terutama senyawa nitrogen seperti urea dan kreatinin, yang

Page 43: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dihasilkan dari metabolisme makanan oleh tubuh), bahan asing

dan produksinya. Ginjal juga mengatur keseimbangan air dan elektrolit dan

juga mempertahankan keseimbangan asam-basa, suatu proses osmoregulasi.

Ginjal juga mensekresi rennin yang berfungsi sebagai pengatur tekanan darah

dalam kadar ion natrium (Burkitt, 1995).

c. Fisiologi Ginjal

Ginjal mengatur komposisi kimia dari lingkungan melalui proses

majemuk yang melibatkan filtrasi, absorbsi aktif dan pasif serta sekresi

(Junqueira et al., 1997).

a) Filtrasi plasma terjadi dalam glomerulus, tempat ultra filtrat dan

plasma darah terbentuk (Junqueira et al., 1997).

b) Reabsorbsi selektif zat-zat seperti air, garam, gula sederhana dan

asam amino oleh tubulus nefron, terutama tubulus

kontortus proksimal. Dalam keadaan tertentu, dinding duktus

koligentus dapat ditembus air, sehingga membantu memekatkan

urin yang umumnya hipertonik terhadap plasma. Dengan cara ini,

organisme mengatur air, cairan interseluler dan keseimbangan

osmotiknya (Klassen, 1995).

c) Sekresi zat-zat oleh tubulus dari darah ke dalam lumen tubulus

untuk diekresikan ke dalam urin (Klassen, 1995).

d. Histopatologi Ginjal

Ginjal rentan terhadap efek toksik obat-obatan dan bahan kimia

karena ginjal menerima aliran darah sekitar 25% dari volume darah yang

Page 44: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengalir ke jantung, sehingga sering dan mudah kontak dengan zat kimia

dalam jumlah besar (Price dan Wilson, 1995).

Besarnya aliran darah menuju ginjal menyebabkan keterpaparan

ginjal terhadap bahan yang beredar dalam system sirkulasi cukup tinggi.

Akibatnya bahan-bahan yang bersifat toksik akan mudah menyebabkan

kerusakan jaringan ginjal dalam bentuk perubahan struktur dan fungsi ginjal

(Husein dan Trihono, 1996).

Toksikan yang masuk dalam ginjal dapat menyebabkan berbagai

macam kelainan pada struktur maupun fungsi nefron. Kerusakan nefron dapat

terjadi pada tubulus, korpuskulus renalis, maupun kapiler-kapiler darah

dalam ginjal. Gangguan pada korpuskulus dapat merusak glomerulus dan

kapsula bowman sehingga mengganggu kelancaran aliran darah dalam

kapiler-kapiler glomerulus. Kerusakan tubulus dapat terjadi pada sel-sel

epitel, antara lain mengalami degenerasi dan atropi sehingga lumen melebar.

Kerusakan lebih lanjut dapat mengakibatkan kamatian nefron (Ressang,

1984; Flore, 1992).

Kerusakan nefron terjadi akibat degenerasi sel. Degenerasi sel adalah

kemunduran sel yang menyebabkan perubahan bentuk dan fungsi. Fase-fase

degenerasi sel antara lain:

a. Degenerasi vakuolar (Degenerasi Hidrofik)

Secara mikroskopis tampak vakuola yang jernih tersebar

dalam sitoplasma. Terkadang tampak vakuola kecil bersatu

Page 45: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

membentuk vakuola besar sehingga inti terdesak ke tepi

kemunduran ini sering terjadi di tubulus renalis.

b. Degenerasi Bengkak Keruh

Biasanya terjadi pada sel tubulus ginjal. Alat tubuh yang

terkena degenerasi bengkak keruh menjadi besar, pucat padat

karena bertambahnya massa air dalam sel. Perubahan ini bersifat

reversibel yang disebabkan oleh infeksi dan keracunan.

c. Degenerasi Lemak

Di dalam sel terdapat pengumpulan lemak secara abnormal

akibat gangguan metabolisme. Dengan pewarnaan HE akan ampak

vakuola kecil tersebar di dalam sitoplasma.

d. Nekrosis

Perubahan bentuk terutama tampak terjadi pada inti, antara

lain hilangnya gambaran kromatin, inti tampak lebih padat

berwarna gelap (piknosis), inti terbagi atas fragmen-fragmen

(karyoreksis) dan inti terlihat pucat (karyolisis) (Himawan, 1987;

Flore, 1992).

e. Protein cast

Protein cast adalah gumpalan silinder yang berasal dari

protein dan terdapat pada lumen tubulus. Protein cast disebut juga

renal cast, tube cast, dan urinary cylinder (Dorland, 1996)

Page 46: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kerusakan ginjal pada tubulus renalis akibat zat toksik terjadi karena

adanya air dan elektrolit yang direabsorbsi dari filter glomelurus. Hal ini

menyebabkan senyawa kimia (zat toksik) dalam cairan lumen tubulus

terkonsentrasi dan akibatnya dapat terjadi difusi pasif zat toksik ke sel

tubulus (Klassen, 1995).

B. Kerangka Pemikiran

Kanker merupakan satu masalah dunia pada dekade terakhir. Kanker adalah

sel yang abnormal dan membelah diri di luar kendali. Pengobatan kanker

umumnya dengan melalui kemoterapi. Kemoterapi merupakan cara pengobatan

kanker dengan jalan memberikan zat/obat yang mempunyai khasiat membunuh sel

kanker dengan mengganggu fungsi reproduksi sel tersebut. Optimalisasi hasil

kemoterapi sering terkendala akibat munculnya toksisitas terutama toksisitas

hematologi sepertileukopenia. Pada masyarakat umum penyembuhan leukopenia

dengan mengkomsumsi ekstrak minyak ikan gabus (C. striata). Berdasarkan hal

tersebut diduga minyak ikan gabus dapat meningkatkan jumlah sel darah putih.

Pemberian ekstrak minyak ikan gabus akan memungkinkan terjadinya perubahan

struktur histopatologis ginjal mencit.

Page 47: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 6. Kerangka pemikiran

C. Hipotesis

1. Pemberian ekstrak minyak ikan gabus (Channa striata) dapat

menaikkan leukosit M. musculus.

2. Pemberian ekstrak minyak ikan gabus dapat menyebabkan perubahan

struktur histologis ginjal.

Kemoterapi, Gangguan Sumsum Tulang, Infeksi dan Kanker Darah

Leukopenia

Secara empiris masyarakat menggunakan

ekstrak minyak ikan gabus untuk

meningkatkan jumlah leukosit

Ikan gabus

mengandung albumin

tinggi ( Astawan, 2008)

Efek terhadap ginjal Mencit jantan galur swiss diberi minyak ikan

gabus secara intragastrik selama 30 hari

Histopatologis

Peningkatan jumlah leukosit

Diperiksa secara

deskriptif

Page 48: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2011-Februari 2012.

2. Tempat Penelitian

a. Pemeliharaan dan perlakuan hewan percobaan dilakukan di

laboratorium Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam (MIPA) Pusat

UNS (Universitas Sebelas Maret) Surakarta.

b. Analisis leukosit dilakukan di Laboratorium Biologi Fakultas MIPA

UNS.

c. Pembuatan preparat irisan ginjal dilakukan di Laboratorium Histologi

Fakultas Kedokteran UNS.

B. Alat dan Bahan

1. Alat.

Alat yang digunakan untuk:

a. Pembuatan ekstrak minyak ikan gabus

Timbangan analitik, pisau, seperangkat alat ekstrak, saringan, gelas

ukur, rotary evaporator.

Page 49: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Pemeliharaan hewan percobaan

Kandang pemeliharaan, botol minum, tempat makan dan serbuk

gergaji.

e. Perlakuan hewan uji

Syringe, ukuran 1 cc & 5 cc, kanul dan timbangan.

f. Pengambilan sampel darah

Tabung eppendorf, lemari es dan mikrohematokrit.

g. Pengukuran leukosit total.

Mikroskop digital, heamasitometer type double improve bauer, kaca

penutup, mikropipet.

h. Pembuatan preparat mikroskopis

Dissecting kit, kotak paraffin, botol flakon, gelas beker, kertas label,

staining jar, gelas benda dan penutup, oven, mikrotom, hot plate,

selang kecil.

i. Pengamatan ginjal

Mikroskop digital.

2. Bahan

a. Hewan uji

Pada penelitian ini hewan uji yang digunakan adalah 24 M. musculus

jantangalur swis berat badan antara 20-35 gram dan umur 3-4 bulan,

di peroleh dari Laboratorium Histologi Universitas Setia Budi

Surakarta.

Page 50: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Ikan Gabus

Ikan gabus diperoleh di Pasar Gede, Surakarta.

c. Pakan Hewan Uji

Menggunakan pakan buatan pabrik dengan merk BR-I I S -2.

d. Perhitungan jumlah leukosit.

Larutan EDTA, alkohol, larutan turk, aquades.

e. Pembuatan preparat mikroskopis

Formalin 10%, NaCl fisiologis, alkohol bertingkat (30, 40, 50, 60, 70,

80, 90 dan 96%), toluol, xylol, paraffin, albumin meyer, aquades, air

ledeng, hematoxylin eosin, enthelan.

C. Cara Kerja

1. Penentuan Dosis

Dosis ditentukan berdasarkan hasil penelitian Saputro dkk. (2010)

yaitu sebagai berikut:

Kontrol : tidak diberi minyak ikan gabus

M1 : diberi minyak ikan gabus sebanyak 0,5 ml/20gr BB

M2 : diberi minyak ikan gabus sebanyak 1,0 ml/20gr BB

M3 : diberi minyak ikan gabus sebanyak 1,5 ml/20gr BB

2. Persiapan Hewan Uji

Hewan uji yang digunakan adalah mencit jantan (M. musculus) umur ±3

bulan, sehat dan aktivitas normal dengan berat badan antara 25–30 gram.

Hewan-hewan tersebut diadaptasikan dengan lingkungan

Page 51: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hot Plate

Minyak Ikan Gabus

Panci Besar terbuka

Ikan Gabus

Alat

Saring

Air

laboratorium(aklimasi) selama 1 minggu dan diberi pakan BR- II S -2 dan

minum air ledenget libitum.

3. Persiapan Ikan Gabus

Ikan gabus dipotong-potong menjadi 3 bagian, yaitu kepala, badan dan

ekor. Setelah bagian kepala dan ekor dipisahkan, bagian badan dipotong-

potong menjadi (1x1x1) cm untuk diekstraksi.

4. Ekstraksi Ikan Gabus

Potongan badan ikan dimasukkan ke dalam panci kecil diatas alat saring,

kemudian panci besar ditambah akuades secukupnya, dan direbus kurang

lebih 2 jam sampai minyak ikan keluar maksimal (Gambar 7). Minyak yang

diperoleh dalam keadaan dingin disimpan dalam wadah yang kedap udara,

terlindung dari cahaya matahari dan disimpan pada suhu 40C.

Gambar 7. Skema Alat Ekstraksi

Panci Kecil Tertutup

Page 52: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5. Perlakuan Hewan Percobaan

Hewan uji yang telah diukur kadar leukosit awal diberi minyak ikan

sesuai dosis yang ditetapkan secara intragastrik. Pemberian ekstrak minyak

ikan gabus selama 30 hari menggunakan alat suntik (syringe) yang ujung

jarumnya telah dimodifikasi menjadi jarum kanul sehari 1 kali. Setelah 30 hari,

darah mencit diambil dari sinus orbitaliskemudian dihitung jumlah leukosit.

6. Pengambilan Sampel Darah

M. musculus uji dipuasakan dulu selama 8 jam sebelum pengambilan

sampel darah. Darah diambil melalui mata (sinus orbitalis) dengan

menggunakan mikrohematokrit tubes catalog No. 7493016. Pengambilan

dilakukan setelah aklimasi dan akhir perlakuan masing-masing sebanyak 2-3

ml. Darah yang telah diambil dimasukkan kedalam tabung eppendorf yang

sudah diberi larutan EDTA 1ml.

7. Pengukuran Kuantitas Leukosit Total.

Darah dihisap sampai angka 1,0 pada mikro pipet, kemudian ujungnya

dibersihkan dengan kertas tisu. Larutan Turk dihisap dengan cepat dan hati-hati

sampai tanda 11 yang tertera pada alat hisap haemasitometer, dijaga agar tidak

ada gelembung udara dan bekuan darah. Isi pipet dicampur hingga homogen.

Setelah homogen dimasukan ke dalam kamar hitung, dibiarkan selama 2–3

menit dan dihitung dibawah mikroskop. Penghitungan dilakukan sebanyak

3 kali ulangan.

Page 53: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Jumlah leukosit dihitung berdasrkan rumus:

Jumlah leukosit/mm3 = (L/64) x 160 x 10 = 25 L

Keterangan : L = Jumlah leukosit terhitung

1/160mm3 = volume masing-masing kotak

10 = volume pengenceran

64 = jumlah bujur sangkar yang dihitung

8. Pembuatan Preparat Mikroskopis Ginjal

Pada akhir perlakuan, M. musculus dari 4 perlakuan diterminasi untuk

dibuat perparat mikroskopis dengan metode parafin pewarnaan hematoxylin-

eosin, adapun tahap-tahapnya sebagai berikut:

Tahap pertama yaitu narkose melalui bagian nares anteriores dari M.

musculus dibius dengan kapas yang diberi kloroform.Selanjutnya tahapsectio

dengan dilakukan pemotongan pada organ ginjal, lalu ginjal tersebut

dibersihkan dengan garam fisiologis.Lalu tahap labelling, botol flakon yang

diberi larutan formalin 10%, lalu diberi label sesuai dengan jaringan yang

akan ditempatkan di dalamnya.Lalu fiksasi, botol flakon diberi larutan

formalin 10%, lalu jaringan dimasukkan kedalamnya.Selanjutnya Washing,

Organ dicuci dengan alkohol 70% selama satu malam di dalam botol

flakon.Selanjutnya dehidrasi, organ dipindahkan dalam alkohol bertingkat

mulai dari alkohol 70% sampai 96%, masing-masing selama 30

menit.Selanjutnya clearing, potongan organ dipindahkan dalam botol flakon

berisi toluol, didiamkan satu malam hingga transparan. Selanjutnya infiltrasi,

digunakan oven pada suhu 56-600C. Dipindahkan ke dalam wadah berisi

Page 54: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

campuran xylol : parafin (1 : 1), deretan paraffin murni I, II, III. Potongan

organ dipindahkan dalam wadah tersebut masing-masing tahap10 menit.

Selanjutnya embedding, parafin cair dituangkan dalam kotak kertas karton

(2x2x2 cm3) yang telah diolesi gliserin lalu potongan organ ditanamkan dalam

parafin tersebut. Selanjutnya sectioning,blok parafin dikeluarkan dari kotak

kertas karton, dipotong dibentuk pyramid lalu dilekatkan pada holder dengan

parafin cair. Holder dan blok parafin dipasang pada mikrotom kemudian

dilakukan pemotongan blok parafin setebal 6 mikron. Selanjutnya

affixing,albumin meyer dioleskan pada gelas benda, lalu ditetesi akuades,

coupes yang sudah dipilih diletakkan diatasnya. Selanjutnya gelas benda

diletakkan diatas termostat. Selanjutnya staining, setelah kering, gelas benda

direndam dalam xylol 15 menit, kemudian dicelupkan dalam alkohol 96, 90,

80, 60, 50, 40, dan 30%, selanjutnya dicelupkan ke dalam aquades. Dari

aquades lalu dicelupkan ke dalam pewarna hematoxylin selama 7 detik, dicuci

dengan air mengalir selama 10 menit, alkohol 30, 40, 50, 60, 70%, lalu ke

dalam larutan eosin selama 3 menit. Kemudian dicelupkan ke alkohol

bertingkat mulai dari 70 sampai 96% sebentar saja dan selanjutnya ke dalam

xylol selama 15menit.Selanjutnya mounting, coupes ditetesi dengan enthelan,

ditutup dengan gelas penutup lalu dikeringkan diatas termostat. Labelling,

preparat irisan ginjal yang sudah kering diberi label, diamati di bawah

mikroskop dan hasinya difoto.Tahap terakhir pengamatan sel tubulus

proksimal ginjal secara deskriptif.Hasil pengamatan mikroskopis yang

mewakili masing-masing kelompok dilihat dan didokumentasikan untuk

Page 55: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

selanjutnya dinilai kualitasnya dengan metode skoring Manja Roenigk

(Amalina, 2009; Bonauli, 2010).

D. Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap

(RAL) dengan 3 perlakuan dan 1 kontrol masing-masing 6 ulangan. Parameter

yang akan diamati berupa jumlah total leukosit dan gambaran histologis ginjal M.

musculus sebelum dan sesudah perlakuan, sedangkan histologis ginjal dianalisis

secara deskriptif kualitatif (Mayasari, 2008).

E. Analisa Data

Data leukosit dianalisis dengan One-way ANOVA. Apabila hasil

berbeda nyata (signifikan), dilanjutkan dengan Post Hoc Test. Besarnya alfa

ditentukan 0,05 (α = 5%)(Mayasari, 2008). Gambaran histologis ginjal akan

dianalisis secara deskriptif kualitatif. Perubahan struktur mikroanatomi ginjal

yang diamati adalah pada tubulus kontortus proksimal. Data tersebut

diklasifikasikan menurut tingkat kerusakan sel tiap-tiap ulangan perlakuan.

Pengklasifikasian dilakukan menurut Thomas dan Richter (1984) serta Gufron

(2001).

Page 56: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 2. Tingkat Kerusakan Tubulus ginjal.

Tingkat

Kerusakan

Kenampakan Sel Tubulus kontortus proksimal

Normal Sel tidak bengkak, inti sel bulat, lumen jelas

Ringan Degenerasi bengkak keruh +, degenerasi hidrofik +, lumen sel tidak

jelas

Sedang Degenerasi bengkak keruh ++, degenerasi hidrofik ++, perlemakan

++, lumen sel tidak jelas

Berat Degenerasi bengkak keruh +++, degenerasi hidrofik +++,

perlemakan ++, lumen sel jelas dengan adanya protein cast.

Ket : + : kerusakan sel mencapai 25% dalam satu bidang pandang

++ : kerusakan sel mencapai 50% dalam satu bidang pandang

+++ :kerusakan sel mencapai 75% dalam satu bidang pandang(Gufron,

2001)

Sel ginjal yang secara terus menerus terpapar zat toksik akan

mengalami degenerasi seperti pada Tabel 2, yang lama kelamaan akan

mengalami kematian sel yang disebut nekrosis. Berikut penilaian sel nekrosis

yang diklasifikasikan menjadi empat kategori, yaitu:

Tingkat 1, untuk kerusakan nekrosis 0-5%,

Tingkat 2, untuk kerusakan nekrosis 6-25%,

Tingkat 3, untuk kerusakan nekrosis 26-50%,

Tingkat 4, untuk kerusakan nekrosis > 50% (Gaspersz, 1991)

Page 57: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan hewan uji mencit (Mus musculus L.) jantan

galur Swiss. Penelitian dimulai dengan proses aklimasi hewan uji yaitu mencit

dengan diberi pakan BR-IIdan air minum secara et libitumselama 7 hari.Berat

mencit yang digunakan dalam kisaran 25-35gr. Perlakuan yang diberikan berupa

ekstrak minyak ikan gabus (Channa striata) dengan berbagai dosis (0,5; 1,0 dan

1,5 ml/ 20gr BB) diberikan selama 30 hari secara intragastrik 1 kali sehari.

Sebagai kontrol hewan uji tanpa diberi ekstrak minyak ikan gabus. Parameter

yang diamati dalam penelitian ini adalah jumlah leukosit total, berat badan dan

skoring pembacaan degenerasi preparat histologi ginjal.

A. Jumlah Leukosit Total Darah.

Pengambilan sampel darah pra-perlakuan setelah aklimasi diambil

melaluivena orbitalis denganmikrohematokrit,lalu dilakukan penghitungan jumlah

leukosit. Mencit diberi perlakuan berupa ekstrak minyak ikan gabus dengan

variasi dosis selama 30 hari perlakuan. Pemberian perlakuan dilakukan sebanyak

1 kali sehari tiap sore hari secara oral dengan memakai kanul/sonde lambung.

Setelah 30 hari perlakuan dilakukan pengambilan sampel darah mencit melalui

vena orbitalis,lalu mencit dikorbankan dengan dislokasi servikalis untuk diambil

organ ginjalnya, selanjutnya sampel darah yang didapatkan dilakukan perhitungan

jumlah leukosit.Perhitungan kuantitas leukosit total menggunakan alat

Page 58: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

haemasitometer type double improve bauer pada mikroskop digital. Untuk

mencegah koagulasidarah, digunakan larutan EDTA dengan perbandingan 2 ml

darah : 1 tetes EDTA. Untuk metode pewarnaan leukosit digunakan larutan Turk.

Data tentang peningkatan jumlah leukosit disajikan dalam Tabel 3.

Berdasarkan Tabel 3. diketahui pemberian ekstrak minyak C. striata dengan

dosis 1,5 ml/20gr BB per hari (M3) menghasilkan peningkatan jumlah leukosit

paling besar (61,97%). Pada perlakuan M1 terjadi peningkatan jumlah leukosit

sebesar 6,86%. Pada perlakuan M2 terjadi peningkatan jumlah leukosit sebesar

9%, sedangkan pada kontrol terjadi peningkatan paling kecil (1,6%). Maka dapat

diketahui bahwa perlakuan M3 dengan pemberian dosis 1,5 ml/20gr BB perhari

dapat meningkatkan jumlah leukosit mencit secara signifikan (p<0,05) yaitu

sebesar 0,000 (Lampiran 3) terhadap kelompok perlakuan kontrol, kelompok M1

dan kelompok M3.

Tabel 3. Rerata jumlah leukosit total darah setelah pemberian ekstrak

minyak ikan gabus C. striata L. Selama 30 hari.

Perlakuan Kenaikan

(%)

A. Kontrol (kelompok tanpa perlakuan) +1,6a

B. M1 (diberi minyak ikan gabus sebanyak

0,5ml/20gr BB/hari) +6,86

a

C. M2 (diberi minyak ikan gabus sebanyak

1,0ml/20gr BB/hari) +9

a

D. M3 (diberi minyak ikan gabus sebanyak

1,5ml/20gr BB/hari) +61,97

b

Keterangan: Huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan

nyata (p≤0,05). Tanda (+) menunjukkan adanya peningkatan jumlah

leukosit total.

Page 59: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Perlakuan M3 berada pada subset yang berbeda dengan perlakuan kontrol,

M1 dan M2 sehingga hasilnya berbeda nyata (Lampiran 3). Hal tersebut

mengindikasikan bahwa perlakuan M3 berdampak signifikan terhadap

peningkatan jumlah leukosit. Dengan demikian dapat diketahui bahwa pemberian

minyak ikan gabus dengan dosis 1,5ml/20gr BB merupakan perlakuan yang

paling optimal dalam meningkatkan jumlah leukosit mencit.

Pemberian ekstrak minyak ikan gabus yang banyak mengandung protein

(25,2 g/100 gr) pada mencit dapat membantu proses perbaikan sel-sel yang rusak

dan mempercepat proses penyembuhan. Proses pembentukan sel darah

membutuhkan bahan dasar protein (Praseno, 2005). Jenis protein albumin, sitokin

dan globulin yang banyak terkandung dalam ekstrak minyak ikan gabus mampu

meningkatkan antibodi tubuh. Antibodi dibentuk oleh sel plasma yang berasal dari

diferensiasi limfosit B sebagai akibat adanya rangsangan imunogen. Antibodi

dapat membantu menghancurkan dan melumpuhkan patogen dengan jalan

mengikat patogen tersebut dengan protein yang bersifat antigenik (Santoso, 1997).

Menurut Kitts (1999) turunan peptida dari protein kasein yaitu S2-, β- dan K-

casein diketahui memiliki aktivitas imonomodulator, diantaranya dapat

menstimulasi dan meningkatkan respon imun, melindungi sel-sel tubuh dari

infeksi virus, menormalkan kadar kolesterol dan menstimulasi hematopoiesis.

Globulin atau sering disebut immunoglobulin dibentuk oleh sel plasma

yang berasal dari limfosit. Limfosit terdiri dari limfosit B (sel B) dan limfosit T

(sel T). Sel B dibentuk dan dimatangkan di sumsum tulang dan sel T dimatangkan

di kelenjar thymus (Steward, 1983). Kedua sel ini berfungsi sebagai imunitas

Page 60: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tubuh. Apabila protein (antigen) masuk ke dalam tubuh, maka akan merangsang

antibodi (sel B) yang merupakan diferensiasi limfosit dihasilkan oleh sumsum

tulang, berinteraksi akan melibatkan protein jenis sitokin dalam pengenalan

antigen. Protein sikotin yaitu GM-CSF (Granulocyte Macrophage-colony

stimulating factor) yang berperan sebagai stimulan bagi sel progenitor agar

terdiferensiasi menjadi granulosit. Menurut Asfar (2007) GM-CSF yang

terkandung dalam ekstrak minyak ikan gabus ini akan menuju ke dalam sumsum

tulang dan akan mengubah sel myeloblast menjadi sel leukosit. Sehingga produksi

sel leukosit akan meningkat, untuk meningkatkan daya imunitas tubuh.

Minyak ikan gabus banyak mengandung albumin (Astawan, 2008).

Menurut Hasan dan Indra (2008) albumin merupakan protein plasma yang

memiliki fungsi sebagai antioksidan dengan cara menghambat produksi radikal

bebas eksogen dengan cara memfagosit (menelan) radikal bebas eksogen tersebut

yang diperankan oleh leukosit polimorfonuklear.Antioksidan adalah senyawa

kimia yang dapat menyumbangkan satu atau lebih elektron kepada radikal bebas,

sehingga radikal bebas tersebut dapat diredam (Suhartono, 2002). Antioksidan

akan melindungi membran sel limfosit, yang sebagian besar tersusun atas lemak

tak jenuh, dari reaksi oksidasi oleh senyawa radikal bebas, sehongga kerusakan

dapat dihindari. Pemberian ekstrak minyak ikan gabus dengan dosis yang tepat

dapat meningkatkan asupan albumin pada mencit sehingga mampu meningkatkan

produksi leukosit dalam darah mencit tersebut.

Ekstrak minyak ikan gabus selain banyak mengandung protein, juga

mengandung banyak asam lemak ὠ-3 yang dapat memperlambat pertumbuhan

Page 61: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kanker, meningkatkan keberhasilan kemoterapi, dan menurunkan efek samping

kemoterapi (Hardman et al. 2002; Hardman et al. 2004).

B. Berat Badan.

Hasil analisis berat badan setelah perlakuan disajikan pada Tabel 5.

Parameter berat badan diujikan sebagai data pelengkap untuk mengetahui ada-

tidaknya kaitan antara peningkatan jumlah leukosit dengan berat badan

M. musculus L. jantan galur Swiss setelah pemberian ekstrak minyak ikan gabus

(C. striata Bloch). Berat badan dalam penelitian ini dikaitkan dengan penimbunan

lemak.

Dari Tabel 4. diketahui bahwa rata-rata berat badan M. musculus pada

semua kelompok menunjukkan peningkatan, yaitu kontrol sebesar 2,83gr,

perlakuan M1 sebesar 3,5gr, perlakuan M2 sebesar 4,5gr dan perlakuan M3

sebesar 6,3gr. Semakin besar dosis ekstrak minyak ikan gabus yang diberikan

semakin besar peningkatan berat badan mencit.

Tabel 4. Rerata berat M. musculus setelah pemberian minyak ikan gabus

selama 30 hari.

Perlakuan Penambahan Berat Badan

(gr)

A. Kontrol 2,83a

B. M1 (diberi minyak ikan gabus sebanyak

0,5ml/20gr BB/hari) 3,5

a

C. M2 (diberi minyak ikan gabus sebanyak

1,0ml/20gr BB/hari) 4,5

a

D. M3 (diberi minyak ikan gabus sebanyak

1,5ml/20gr BB/hari) 6,3

a

Keterangan: Huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan

nyata (p≤0,05).

Berdasarkan uji anova diperoleh nilai p>0,05 (0,283) (Tabel 4), sehingga

dapat disimpulkan bahwa pada semua perlakuan dengan berbagai tingkatan dosis

Page 62: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan berat badanM. musculus L.

Jantan galur swiss. Ditemukannya kaitan antara perlakuan dengan peningkatan

berat badan ini karena ekstrak minyak ikan gabus secara langsung membentuk

lemak dalam bentuk jaringan adiposa yang cenderung menimbun massa, namun

peningkatan berat badan tidak signifikan pada semua kelompok perlakuan.

C. Pengamatan Mikroskop Struktur Mikroanatomi Tubulus Kontortus

Proksimal Ginjal Mencit.

Ginjal merupakan organ sasaran dari efek toksik maupun zat-zat lain

yang masuk ke dalam tubuh. Berkaitan dengan fungsinya sebagai alat pembersih

darah, maka ginjal mengalirkan darah untuk mengkonsentrasikan toksikan pada

filtrat kemudian membawa toksikan ke tubulus dan mengaktifkan toksikan

tertentu. Sesudah difiltrasi, sebagian besar filtrat akan diabsorbsi kembali

sehingga toksikan yang akan terkonsentrasi pada tubulus renalis akan semakin

besar dan dapat mengakibatkan kerusakan terutama pada tubulus kontortus

proksimalis.

Tubulus kontortus proksimal ginjal aktif untuk absorbsi dan sekresi

sehingga kadar toksikan pada bagian ini sering lebih tinggi dan merupakan organ

sasaran efek toksik. Sel-sel pada tubulus ini memiliki suatu sisi tubuler/luminal

yang menghadap ke arah lumen (pada permukaan sel terdapat Brush Border) dan

sisi peritubuler yang menghadap kapiler efferen. Sel-sel yang mempunyai fungsi

penting itu mereabsorbsi 60-80% konstituen filtrat. Pada tubulus proksimal juga

Page 63: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terjadi proses sekresi, senyawa yang disekresi adalah senyawa di dalam darah

yang terfiltrasi dan akan dipompakan ke dalam lumen tubulus oleh sel-sel epitel

tubulus proksimal. Kerusakan pada tubulus renalis dapat terjadi pada bagian sel

epitellium berupa degenerasi, pelebaran lumen atau kematian sel (Ressang, 1984).

1. Kelompok Kontrol (Dosis 0 ml/20 gr BB).

Pada kondisi normal, dengan pengecatan Hematoxylin Eosin, sitoplasma

sel tubulus proksimal berwarna merah jambu agak basofilik (Gambar 8). Warna

basofilik berasal dari ribosomal RNA (rRNA) yang menunjukkan kenampakan sel

tubulus proksimal normal.

Gambar 8. Penampang melintang korteks ginjal mencit jantan kelompok kontrol

Keterangan : 1. Kapsula Bowman, 2. Glomerulus, 3. Ruang Bowman,

4. Tubulus Kontortus Distal, 5. Tubulus Kontortus Proksimal,

6. Lumen, 7. Brush Border, 8. Nekrosis.

Perbesaran : 400X. Pewarna : Hematoxylin Eosin.

Page 64: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Indikasi kerusakan korpuskulum renalis dan tubulus-tubulus renalis dapat

dilihat dengan adanya degenerasi sel pada jaringan penyusunnya.

Degenerasi adalah kehilangan struktur normal sel akibat pengaruh dari dalam

ataupun dari luar. Degenerasi sel dipicu oleh adanya gangguan metabolik berupa

peningkatan katabolisme, berkurangnya anabolisme. Hal ini menimbulkan

terjadinya penimbunan bahan-bahan secara intraseluler atau ekstraseluler.

Dengan adanya timbunan suatu senyawa ekstrak ikan gabus yang

berlebihan pada ginjal menyebabkan perubahan pada sel tubuli ginjal. Mekanisme

terjadinya perubahan sel adalah sebagai berikut: dalam cairan tubuh terdapat

berbagai macam elektrolit, baik yang berada di dalam sel (intraseluler) maupun

yang berada di luar sel (ekstraseluler). Elektrolit tersebut antara lain adalah

Na+dan Cl

- yang berada di luar sel, serta K

+ yang berada di dalam sel. Pada

jaringan yang normal, muatan elektrolit di luar sel dan di dalam sel berada dalam

keadaan setimbang. Untuk mencapai keadaan setimbang tersebut sel melakukan

aktif Na+ dan K

+ dengan menggunakan energi yang berasal dari metabolisme

basal. Apabila proses transport aktif ini dihambat oleh suatu zat yang menghambat

metabolisme, maka Na+ akan memasuki sel dan K

+ keluar dari sel. Untuk menjaga

kestabilan lingkungan internal, sel harus mengeluarkan energi metabolisme untuk

memompa ion Na+ keluar dari sel, jika terjadi perubahan fisiologis, maka sel tidak

mampu memompa ion Na+ keluar dari sel. Adanya ion Na

+ yang berlebihan dalam

sel akan menyebabkan terjadinya perubahan morfologi sel yang disebut

pembengkakan (Price dan Wilson, 1984; Dewi dan Rini, 2009). Gangguan

hemodinamik ini mendukung adanya hiperfiltrasi. Hiperfiltrasi akan

Page 65: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menyebabkan terjadinya filtrasi protein, dimana pada keadaan normal tidak

terjadi. Bila terjadi reabsorbsi tubulus terhadap protein meningkat, maka akan

terjadi akumulasi protein dalam sel epitel tubulus (Khanam dan Dewan, 2008).

Kerusakan sel tubulus kontortus proksimal ditandai dengan adanya sel yang

mengalami pembengkakan dengan sitoplasma yang nampak keruh (degenerasi

bengkak keruh), terbentuknya vakuola-vakuola kecil sampai besar (degenerasi

hidrofik), terjadinya nekrosis (kematian sel). Nekrosis (kematian sel) dapat dilihat

jelas ditandai dengan inti sel memadat sehingga tampak terwarnai lebih gelap

(piknosis), pecahnya inti sel menjadi fragmen-fragmen (karyoreksis), dan inti

kehilangan kemampuan untuk terwarnai.

Hasil penelitian dan pengamatan terhadap struktur histologis ginjal (ren)

hewan uji setelah pemberian ekstrak minyak ikan gabus secara intragastrik selama

30 hari, pada sajian histologis tampak sel tubulus kontortus distal tanpa brush

border sedangkan tubulus kontortus proksimal, sel-selnya memiliki brush border.

Pada tubuli ini nampak adanya sel yang mengalami kematian (nekrosis) pada

tingkat 1/ ringan (Lampiran 6). Corpusculum malphigi renalis yang tersusun oleh

Capsula Bowman dan Glomerulus nampak diantara tubulus.

2. Kelompok Perlakuan M 1 (Dosis 0,5 ml/20 gr BB)

Hasil pengamatan mikroskopis tubulus kontortus proksimal pada

perlakuan M 1 tidak berbeda dengan kontrol yang menunjukkan tingkat kerusakan

struktur ringan (Gambar 9). Dengan adanya kematian sel (nekrosis). Hal ini

dikarenakan pemberian dosis masih dalam kadar rendah.

Page 66: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 9. Penampang melintang korteks ginjal mencit jantan kelompok M 1

Dosis 0,5 ml/20gr BB. Keterangan : 1. Tubulus Kontortus Distal,

2. Tubulus Kontortus Proksimal, 3. Lumen, 4. Brush Border,

5. Nekrosis.

Perbesaran : 400X. Pewarna : Hematoxylin Eosin

3. Kelompok Perlakuan M 2 (Dosis 1,0 ml/20 gr BB)

Pada pengamatan mikroskopis tubulus kontortus proksimal pada

perlakuan M 2 terlihat beberapa selnya mengalami nekrosis (Gambar 10).

Sebagian sel mengalami pembengkakan karena adanya resistensi air dan ion

natrium, pembengkakan terutama terjadi pada mitokondria. Beberapa sel juga

tampak mengalami degenerasi hidrofik yang ditandai dengan adanya sel yang

nampak membesar dengan vacuole berisi air dalam sitoplasma yang tidak

mengandung lemak atau glikogen, sitoplasmanya menjadi pucat dan membengkak

karena timbunan cairan. Perubahan ini umumnya merupakan akibat adanya

Page 67: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

gangguan metabolisme seperti hipoksia. Kondisi hipoksia akan menurunkan

kemampuan sel untuk sintesis protein karena proses ini membutuhkan ATP

sebagai sumber energi (Taylor and Pouyssegur, 2007). Storey & Storey (2004)

menyatakan bahwa proses katabolisme protein ditekan selama kondisi hipoksia

sehingga tidak terjadi pengurangan konsentrasi protein dalam sel. Pada lumen

tidak dijumpai adanya protein cast.

Gambar 10. Penampang melintang korteks ginjal mencit jantan kelompok M 2

Dosis 1,0 ml/20gr BB.

Keterangan : 1. Kapsula Bowman, 2. Glomerulus, 3. Ruang Bowman,

4. Tubulus Kontortus Distal, 5. Tubulus Kontortus Proksimal,

6. Lumen, 7. Brush Border, 8. Nekrosis, 9. Degenerasi bengkak keruh

sel tubuli, 10. Degenerasi hidrofik.

Perbesaran : 400X. Pewarna : Hematoxylin Eosin.

Page 68: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Kelompok Perlakuan M 3 (Dosis 1,5 ml/20 gr BB)

Pada pengamatan mikroskopis tubulus kontortus proksimal pada

perlakuan M 3 nampak sel-sel membengkak (bengkak keruh dan bengkak

hidrofik) mencapai 50% dalam 1 bidang pandang (Gambar 11).Beberapa sel

mengalami kematian sel (karyolisis dan karyoreksis). Pada lumen nampak adanya

protein cast.

Gambar 11. Penampang melintang korteks ginjal mencit jantan kelompok M 3

Dosis 1,5 ml/20gr BB.

Keterangan : 1. Kapsula Bowman, 2. Glomerulus, 3. Ruang Bowman,

4. Tubulus Kontortus Distal, 5. Tubulus Kontortus Proksimal,

6. Lumen, 7. Brush Border, 8. Degenerasi bengkak keruh sel tubuli,

9. Bengkak hidrofik, 10. Karyolisis, 11. Karyoreksis, 12. Protein Cash.

Perbesaran : 400X. Pewarna : Hematoxylin Eosin

Page 69: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan hasil pengamatan irisan penampang melintang terhadap

struktur mikroanatomi ginjal mencit, diperoleh data kerusakan pada tubulus

kontortus proksimal yang di klasifikasikan menurut Gufron (2001) pada Tabel

sebagai berikut:

Tabel 5. Tingkat kerusakan tubulus kontortus proksimal mencit setelah pemberian

ekstrak minyak ikan gabus.

Kel.

Perlakuan

Tingkat

kerusakan

Keterangan

Kontrol Ringan Sel tidak bengkak, inti sel bulat, sel mengalami nekrosis

tingkat 1, tidak ada perlemakan.

M 1 Ringan Sel tidak bengkak, inti sel bulat, sel mengalami nekrosis

tingkat 1, tidak ada perlemakan.

M 2 Ringan Degenerasi bengkak keruh +, Degenerasi hidrofik +, sel

mengalami nekrosis tingkat 1, tidak ada perlemakan.

M 3 Sedang Degenerasi bengkak keruh ++, Degenerasi hidrofik ++,

sel mengalami nekrosis tingkat2, tidak ada perlemakan,

terdapat protein cast pada lumen.

Keterangan:

Tingkat 1 : nekrosis 0-5%; Tingkat2 : nekrosis 6-25%;

Tingkat 3 : nekrosis 26-50%; Tingkat 4 : nekrosis >50% (Garpersz, 1991).

- : normal

+ : Kerusakan sel mencapai 25% dalam 1 bidang pandang.

++ : Kerusakan sel mencapai 50% dalam 1 bidang pandang.

+++ : Kerusakan sel mencapai 75% dalam 1 bidang pandang (Gufron, 2001).

Kelompok kontrol dan kelompok M 1 menunjukkan tingkat

kerusakan ringan. Pengamatan secara mikroskopis menunjukkan struktur tubulus

normal dan terdapat sel yang mengalami nekrosis 2,25% (Lampiran 6).

Kelompok M 2 juga menunjukkan tingkat kerusakan struktur ringan dengan

terdapat pembengkakan sel mencapai 25% dalam satu lapang pandang dan sel

Page 70: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang mengalami nekrosis 3,7% (Lampiran 6). Tingkat kerusakan struktur sedang

ditunjukkan pada kelompok M 3 yang menunjukkan kerusakan sel tubulus berupa

pembengkakan sel mencapai 50% dalam satu lapang pandang dan sel mengalami

nekrosis mencapai 7,6% (Lampiran 6). Hal ini menunjukkan bahwa jika ekstrak

minyak ikan gabus digunakan dengan dosis 1,5 ml/20gr BB (M3) maka gambaran

struktur histologis ginjal menunjukkan tingkat kerusakan sedang disertai

peningkatan leukosit yang nyata.

Degenerasi pada sel tubuli disebabkan oleh sel epithelium permukaan

tubuli yang langsung bersentuhan dengan senyawa substansi yang tereabsorbsi.

Degenerasi paling banyak dijumpai adalah bengkak keruh, degenerasi ini

merupakan degenerasi paling ringan pada suatu sel. Secara mikroskopis

sitoplasma sel tampak menjadi keruh akibat endapan protein dan adanya granula-

granula kasar, dimana degenerasi hanya terjadi pada mitokondria dan retikulum

endoplasma akibat rangsangan yang mengakibatkan gangguan oksidasi. Sel yang

sakit tidak dapat mengeliminasi air sehingga tertimbun di dalam sel, sehingga sel

mengalami pembengkakan. Granula-granula tersebut timbul akibat gangguan

penyedian ATP, seperti pada degenerasi hidrofik namun lebih ringan (Finco et al,

1998).

Pada preparat ginjal yang diamati, degenerasi sel berupa bengkak keruh

dan hidrofik yang terjadi karena pemberian ekstrak minyak ikan gabus secara

rutin selama 30 hari berturut-turut. Ekstrak minyak ikan gabus mengandung

protein (25,2 g/100 gr). Asam amino yang berasal dari protein dalam makanan

diabsorpssi dari usus melalui transport aktif dan dibawa ke hati. Di hati, asam

Page 71: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

amino disintesis menjadi molekul protein atau dilepas ke dalam sirkulasi untuk

ditransport menuju sel lain. Protein yang terlalu banyak beredar dalam darah dapat

meningkatkan beban kerja ginjal. Pengamatan awal yang dilakukan Newburgh

dan Curtis (1928) mengidentifikasi efek berbahaya dari konsumsi protein pada

ginjal tikus jantan berupakecenderungan akan terjadi gagal ginjal secara alami.

Hal ini didukung oleh penelitian Soeksmanto (2006) yang menyatakan

bahwa meskipun berat ginjal hanya 1% dari berat badan, tetapi ginjal secara terus-

menerus menerima sekitar 20% darah dari curah jantung. Bahkan apabila tubulus

kontortus proksimal sudah mengalami kerusakan maka protein akan lolos atau

tidak tereabsorbsi oleh tubulus proksimal bersama senyawa lain yang masih

diperlukan oleh tubuh, akhirnya akan keluar dari tubuh bersama urine (Finco et al,

1998). Menurut Cotran (1990), hal ini terjadi karena nekrosis tubulus kontortus

proksimal yang disebabkan oleh degenerasi inti sel. Menurut Price dan Wilson

(1995), kematian sel yang disebabkan oleh nekrosis tubulus dapat ditandai dengan

menyusutnya inti sel atau ketidak-aktifan inti sel tubulus. Inti sel tubulus yang

tidak aktif dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin akan terlihat lebih padat dan

gelap (piknosis) bila dibandingkan dengan inti sel tubulus normal.Apabila

piknosis berlanjut maka dapat menyebabkan karyoreksis (selaput inti pecah

dengan fragmentasi isinya), pada kerusakan protein penyusun inti akan keluar dari

inti dan akan membentuk gumpalan silinder, disebut dengan protein cast.

Berdasarkan hasil pengamatan secara mikroanatomi sel-sel epitel pada

tubulus kontortus proksimal pada perlakuan dosis 1,5 ml/ 20 gr BB sel-selnya

banyak mengalami pembengkakan dan nekrosis sel, hal ini ditandai dengan

Page 72: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ukuran sel yang lebih besar dari keadaan normal (Gambar 14). Semakin besar

tingkat kematian sel maka semakin banyak pula massa protein yang mengumpul

pada lumen.

Page 73: Rendra Ganis Saputro - Digital Library UNS... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang Mencit (bimbingan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Pemberian ekstrak minyak ikan gabus secara intragastrik selama 30 hari

dapat meningkatkan jumlah leukosit mencit (Mus musculus L.) jantan galur

swiss dengan dosis paling efektif sebesar 1,5 ml/ 20 gr BB sebesar 61,97%.

2. Pemberian ekstrak minyak ikan gabus sebesar 1,5 ml/ 20 gr BB

menyebabkan perubahan struktur histologis ren mencit berupa degenarasi

bengkak keruh, nekrosis serta terbentuknya protein cast pada lumen tubulus

kontortus proksimal dalam tingkat sedang.

B. Saran

1. Penelitian ini masih dapat dilanjutkan untuk mencari dosis aman konsumsi

untuk manusia, sehingga masyarakat dapat mengaplikasikan hasil penelitian

ini.

2. Masih perlu diadakan penelitian dengan organ target yang lain, misalnya

hepar.

3. Masih perlu penelitian lebih lanjut mengenai kenaikan leukosit pada setiap

pekan pemberian ekstrak minyak ikan gabus.

4. Masih perlu penelitian lebih lanjut dengan menurunkan keadaan jumlah

leukosit sebelum perlakuan.