ARTIKEL Diksi Dan Citraan Dalam Puisi Karya W.S. Rendra ...

25
ARTIKEL Diksi Dan Citraan Dalam Puisi Karya W.S. Rendra Dalam Buku Mari Berkenalan Dengan Puisi Karya Suminto A. Sayuti. OLIMPIA NORVESIA SINA. NIM 2014220341 Diksi Dan Citraan Dalam Puisi Karya W.S. Rendra Dalam Buku Mari Berkenalan Dengan Puisi Karya Suminto A. Sayuti. Skripsi. Ende. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Flores. 2018. Email [email protected]/081363611803. Masalah penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah diksi yang terdapat pada puisi karya W.S. Rendra dalam Buku Mari Berkenalan Dengan Puisi karya Suminto A. Sayuti dan (2) Bagaimanakah citraan yang terdapat pada puisi karya W.S. Rendra dalam Buku Mari Berkenalan Dengan Puisi karya Suminto A. Sayuti. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk menemukan dan mendeskripsikan diksi pada puisi karya W.S. Rendra dalam buku Mari Berkenalan Dengan Puisi karya Suminto A. Sayuti dan (2) Untuk menemukan dan mendeskripsikan citraan pada puisi karya W.S. Rendra dalam buku Mari Berkenalan Dengan Puisi karya Suminto A. Sayuti. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode kepustakaan karena peneliti membaca, mencatat, menggaris bawahi. Data dianalisis dengan menggunakan teori stilistika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada puisi karya W.S. Rendra dalam buku Mari Berkenalan Dengan Puisi karya Suminto A. Sayuti terdapat diksi dan citraan. diksi adalah sebagai berikut: (1) Puisi Khotbah yaitu diksi fantastis, molek dan suci, mata kelinci, serigala, ra-ra-ra,hum-pa-pa,ra-ra-ra, sebagai rumputan, kita harus berkembang biak, dalam persatuan dan cinta, grrr-grrr-hura. Hura, cha-cha-cha. Cha-cha-cha, (2) Puisi Balada Lelaki Yang Luka yaitu diksi lelaki yang luka, menyobek perut sepi, melekat dipunggung kuda, menapak atas dada bunda, (3) Puisi Surat Cinta yaitu diksi peri dunia, mendesah, langit menangis, jenaka, kaki-kaki hujan, gemerlapan, mendesah dalam gerimis, bagai angin laut, menjaringmu, (4) Puisi Burung Hitam yaitu diksi burung hitam, syahdu, bebungaan,(5) Puisi Rakyat Adalah Sumber Ilmu yaitu diksi irama kematian, irama kehidupan, deksura, punjangga adalah roh, ratu adil, syahdan

Transcript of ARTIKEL Diksi Dan Citraan Dalam Puisi Karya W.S. Rendra ...

Page 1: ARTIKEL Diksi Dan Citraan Dalam Puisi Karya W.S. Rendra ...

ARTIKEL

Diksi Dan Citraan Dalam Puisi Karya W.S. Rendra

Dalam Buku Mari Berkenalan Dengan Puisi Karya Suminto

A. Sayuti.

OLIMPIA NORVESIA SINA. NIM 2014220341 Diksi Dan Citraan

Dalam Puisi Karya W.S. Rendra Dalam Buku Mari Berkenalan

Dengan Puisi Karya Suminto A. Sayuti. Skripsi. Ende. Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Flores. 2018. Email

[email protected]/081363611803.

Masalah penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah diksi yang terdapat pada

puisi karya W.S. Rendra dalam Buku Mari Berkenalan Dengan Puisi karya Suminto

A. Sayuti dan (2) Bagaimanakah citraan yang terdapat pada puisi karya W.S. Rendra

dalam Buku Mari Berkenalan Dengan Puisi karya Suminto A. Sayuti. Tujuan

penelitian ini adalah: (1) Untuk menemukan dan mendeskripsikan diksi pada puisi

karya W.S. Rendra dalam buku Mari Berkenalan Dengan Puisi karya Suminto A.

Sayuti dan (2) Untuk menemukan dan mendeskripsikan citraan pada puisi karya W.S.

Rendra dalam buku Mari Berkenalan Dengan Puisi karya Suminto A. Sayuti.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode kepustakaan karena

peneliti membaca, mencatat, menggaris bawahi. Data dianalisis dengan

menggunakan teori stilistika.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada puisi karya W.S. Rendra dalam

buku Mari Berkenalan Dengan Puisi karya Suminto A. Sayuti terdapat diksi dan

citraan. diksi adalah sebagai berikut: (1) Puisi Khotbah yaitu diksi fantastis, molek

dan suci, mata kelinci, serigala, ra-ra-ra,hum-pa-pa,ra-ra-ra, sebagai rumputan, kita

harus berkembang biak, dalam persatuan dan cinta, grrr-grrr-hura. Hura, cha-cha-cha.

Cha-cha-cha, (2) Puisi Balada Lelaki Yang Luka yaitu diksi lelaki yang luka,

menyobek perut sepi, melekat dipunggung kuda, menapak atas dada bunda, (3) Puisi

Surat Cinta yaitu diksi peri dunia, mendesah, langit menangis, jenaka, kaki-kaki

hujan, gemerlapan, mendesah dalam gerimis, bagai angin laut, menjaringmu, (4)

Puisi Burung Hitam yaitu diksi burung hitam, syahdu, bebungaan,(5) Puisi Rakyat

Adalah Sumber Ilmu yaitu diksi irama kematian, irama kehidupan, deksura,

punjangga adalah roh, ratu adil, syahdan

Page 2: ARTIKEL Diksi Dan Citraan Dalam Puisi Karya W.S. Rendra ...

Unsur citraan adalah sebagai berikut: (A) Citraan pada puisi Khotbah (1)

Citraan perasa , (2) Citraan pengelihatan, (3) Citraan penciuman, (4) Citraan perasa,

(5) Citraan penciuman ,(6) Citraan pendengaran, (7) Citraan pendengaran (B) Citraan

pada puisi Burung Hitam (1) Citraan pengelihatan, (C) Citraan pada puisi Balada

Lelaki Yang Luka (1) Citraan pengelihatan, (3) Citraan perasa , (4) Citraan

pengelihatan, (C) Citraan pada puisi Surat Cinta (1) Citraan pendengaran, (2) Citraan

perasa, (3) Citraan pendengaran, (E) Citraan pada puisi Rakyat Adalah Sumber Ilmu

(1) Citraan pendengaran.

Kata kunci: diksi dan citraan, puisi

PENDAHULUAN

Puisi merupakan salah satu genre sastra yang ditandai oleh penggunaan

bahasa yang padat, puisi mampu menciptakan dunia baru bagi penyair dan

pembaca atau penikmat puisi. Penyair menggunakan bahasa sebagai media

untuk menyampaikan maksudnya.

Karya sastra puisi adalah karya sastra yang terikat oleh bunyi bahasa

(rima, irama, intonasi), bentuk baris (larik) dan bait serta ditandai oleh

penggunaan bahasa yang padat. (Suharianto dalam Sehandi, 1982: 46)

menyatakan bahwa ciri utama karya sastra puisi bersifat konsentrif

(konsentrasi, pemusatan) dan (intensif intensifikasi, pemadatan). Mengenai

ciri ini, Suharianto mengungkapkan bahwa penyair hanya mengutarakan

secara detail apa yang disampaikannya, melainkan sebaliknya. Penyair hanya

mengungkapkan apa yang menjadi dasar saja menurut pikiran dan

perasaannya.

selain itu karya sastra mempunyai unsur pembentuk yaitu intrinsic dan

ekstrinsik (dari luar dan dari dalam yang membentuk karya sastra itu sendiri).

(Suharianto Sehandi, 2014: 49-55). Dalam puisi juga terdapat pembagian

jenisnya yaitu puisi lama dan puisi baru. Pembuatan karya sastra khususnya

karya sastra puisi harus betul- betul memperhatikan hal-hal seperti pemilihan

kata, frase, dan kalimat, karena disini penyair tidak hanya mendasari pada

makna, tetapi juga pada pembentukan bahasa. Kata, kalimat dan frasa

mempunyai perbedaan yaitu kata merupakan unsur bahasa yang diucapkan

atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran

yang dapat digunakan dalam bahasa, dan frasa merupakan gabungan dua kata

atau lebih yang bersifat non predikat sedangkan kalimat adalah kesatuan ujar

yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan.

Page 3: ARTIKEL Diksi Dan Citraan Dalam Puisi Karya W.S. Rendra ...

Karya sastra puisi juga mempunyai unsur pembangunnya yaitu unsur

intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik meliputi struktur fisik dan batin.

(Aminuddin dalam Wisang, 2014:149) menyebutkan unsur yang membangun

karya sastra dari dalam seperti tema, alur, latar, sudut pandang dan amanat atau

pesan moral sedangkan unsur yang membangun karya sastra dari luar misalnya

kehidupan sosial pengarang dan agama. Unsur lahir ini menjadi petunjuk dan

tampak visual seperti diksi dan citraan.

Diksi adalah kata yang merupakan pergumulan penyair antara

kecakapan, kecermatan, ciri khas yang dapat dilihat pada puisi yang diciptakan

dan citraan atau pengimajian atau daya bayang merupakan pancingan yang

diberikan penyair lewat kata-kata yang ada dalam puisi sehingga pembaca atau

pendengar yang menikmati puisi dapat membayangkan sesuatu seolah-olah

dapat dilihat, dirasakan, didengar, dirasa, dicium, diraba.

Diksi dan citraan adalah suatu unsur yang sangat membangun dalam

proses pembuatan puisi karena diksi di sini mempunyai peranan penting

karena kata- kata adalah segala- galanya dalam puisi begitu pula dengan

citraan yang juga merupakan pengelaman indera yang terbentuk dalam rongga

imajinasi pembaca, yang timbulkan oleh sebuah kata atau oleh rangkaian

kata.dipahami secara ekspresif, dari sisi penyair, yakni ketika citraan

merupakan bentuk bahasa (kata atau rangkaian kata) yang dipergunakan oleh

penyair untuk membangun komunikasi estetik atau untuk menyampaikan

pengelaman inderanya.

Berbicara mengenai diksi dan citraan dalam puisi masing-masing

penyair menggunakan sumber yang berbeda-beda sejalan dengan gagasan yang

hendak dikomunikasikan jika dicermati, masing-masing penyair mempunyai

caranya sendiri dalam membangun diksi dan citraan, baik dalam hal jenis,

maupun sumber diksi dan citraan itu dalam karyanya. Ada yang bersumber dari

bidang keagamaan, filsafat, alam, kehidupan sehari- hari, mitos, maupun

legenda.

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif, dimana data yang di peroleh di uji kemampuannya dengan

kebenarannya tanpa menggunakan hipotesis variabel atau tanpa menggunakan

data statistik. Pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang

Page 4: ARTIKEL Diksi Dan Citraan Dalam Puisi Karya W.S. Rendra ...

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis yang di arahkan pada

latar dan individu secara holistik (Gunawan, 2013:82).

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan temuan dan pembahasan tentang diksi dan

citraan yang terdapat pada puisi karya W.S. Rendra dalam buku Mari Berkenalan

Dengan Puisi karya Suminto A. Sayuti. Buku Mari Berkenalan Dengan Puisi

merupakan buku kumpulan puisi yang di dalamnya terdapat banyak puisi dari

beberapa penyair atau pengarang. Penulis memilih sebagian dari puisi tersebut yaitu

lima puisi karya W.S. Rendra.

Temuan Penelitian

1. Diksi pada puisi W.S. Rendra dalam buku Mari Berkenalan Dengan Puisi

karya Suminto A. Sayuti adalah sebagai berikut: (1) Puisi Khotbah yaitu diksi

fantastis, molek dan suci, mata kelinci, serigala, ra-ra-ra, hum-pa-pa, ra-ra-ra,

sebagai rumputan, kita harus berkembang biak, dalam persatuan dan cinta, grrr-

grrr-hura. Hura, cha-cha-cha. Cha-cha-cha, (2) Puisi Balada Lelaki Yang Luka

yaitu diksi lelaki yang luka, menyobek perut sepi, melekat di punggung kuda,

menapak atas dada bunda, (3) Puisi Surat Cinta yaitu diksi peri dunia, mendesah,

langit menangis, jenaka, kaki-kaki hujan, gemerlapan, mendesah dalam gerimis,

bagai angin laut, menjaringmu, (4) Puisi Burung Hitam Yaitu diksi burung hitam,

syahdu, bebungaan,(5) Puisi Rakyat Adalah Sumber Ilmu yaitu diksi irama

kematian, irama kehidupan, deksura, punjangga adalah roh, ratu adil, syahdan.

2.Citraan sebagai berikut: (A) Citraan pada puisi Khotbah (1) Citraan

perasa, “disatu minggu siang panas,” (2) Citraan pengelihatan, wajahnya molek,

(3) Citraan penciuman “ tersebarlah bau keras,”(4) Citraan perasa, udara panas,

(5) Citraan penciuman “baunya busuk,” (6) Citraan pendengaran,” suara mereka

bersatu,” (7) Citraan pendengaran lalu tiba-tiba terdengar lengking jerit

perempuan tua, (B) Citraan pada puisi Burung Hitam (1) Citraan perasa,” burung

hitam adalah buah pohonan,” (C) Citraan pada puisi Balada Lelaki Yang Luka

(1) Citraan pengelihatan,” wajah para bunda, “(3) Citraan pengelihatan,” bagai

bulan redup putih,” (4) Citraan perasa, “di relung pengap dalam,” (C) Citraan

pada puisi Surat Cinta (1) Citraan pendengaran, “bagai bunyi tambur mainan,”(2)

Citraan perasa,” dan angin mendesah,” (3) Citraan pendengaran,” suara merdu

lembut,” (E) Citraan pada puisi Rakyat Adalah Sumber Ilmu (1) Citraan

pendengaran,” irama.”

Page 5: ARTIKEL Diksi Dan Citraan Dalam Puisi Karya W.S. Rendra ...

Pembahasan terhadap penggunaan diksi dan citraan yang terdapat pada puisi

karya W.S. Rendra dalam buku Mari berkenalan Dengan Puisi karya Suminto A.

Sayuti dapat amati dalam uraian berikut ini.

Pembahasan

Diksi pada puisi karya W.S. Rendra dalam buku Mari Berkenalan Dengan

Puisi karya Suminto A. Sayuti.

1. Diksi“Fantastis”

Data 1

Fantastis.

Disatu minggu siang yang panas

di gereja yang penuh orangnya

seorang padri muda berdiri di mimbar. (Puisi Khotbah bait 1 baris 1)

Diksi pada larik puisi tersebut terdapat pada kata Fantastis yang menggambarkan

tentang pengalaman tragis seorang padri muda pada saat menyampaikan khotbah

yang pertama dan terakhir kalinya. Peristiwa tersebut terjadi pada hari minggu siang

yang panas dalam sebuah gereja yang penuh sesak dengan jemaah.

2. Diksi “Molek”

Data 2

Fantastis.

Di satu minggu siang yang panas

Di gereja yang penuh orangnya

Seorang padre muda berdiri di mimbar

Wajahnya molek dan suci (Puisi Khotbah bait 1 larik 5)

Page 6: ARTIKEL Diksi Dan Citraan Dalam Puisi Karya W.S. Rendra ...

Diksi pada penggalan puisi tersebut terdapat pada kata molek. Kata molek berarti

cantik atau elok, biasanya dihubungkan dengan wajah seorang gadis. Dalam jiwa

seorang gadis terkandung rujukan makna kesucian, belum ternoda.

3. Diksi“mata kelinci”

Data 3

Fantastis.

Di satu minggu siang yang panas

Di gereja yang penuh orangnya

Seorang padre muda berdiri di mimbar

Wajahnya molek dan suci

Matanya manis seperti mata kelinci

Dania mengangkat kedua tangannya (Puisi Khotbah bait 1 baris 6)

Diksi pada data tiga puisi tersebut terdapat pada kata mata kelinci. Kata kelinci

menimbulkan kesan baik, tetapi lemah, tidak mempunyai hasrat jahat kepada orang

lain. Namun kelinci sering dijadikan percobaan. Mata kelinci pada dasarnya tidaklah

lebih indah daripada mata hewan yang lain. Kemanisan matanya disebabkan

kepribadiannya yang lemah lembut. Demikian pula Padri muda itu cahaya matanya

mencerminkan jiwanya yang suci bersih.

4. Diksi“serigala”

Data 4

Orang-orang ini minta pedoman. Astaga .

Tuhanku, kenapa disaat ini kau tinggalkan daku.

Sebagai sekelompok serigala yang malas dan lapar (Puisi Khotbah bait 5 baris 3)

Page 7: ARTIKEL Diksi Dan Citraan Dalam Puisi Karya W.S. Rendra ...

Diksi pada baris puisi tersebut terdapat pada kata serigala. Kata serigala

menggambarkan kekuasaan dan kegalakan karena menjadikan hewan lain sebagai

mangsanya. Terutama sekali hewan yang lemah. Rahang serigala yang menganga

tidak lain dari keadaan buruk yang sedang menyekap kehidupan indera pada manusia,

mulut yang menganga telah membanyangkan apa yang akan terjadi dengan kelinci

itu, yakni sang padri muda itu.

5. Diksi“Ra-ra-ra, hum-pa-pa, ra-ra-ra

Data 5

“Saudara-saudaraku, para anak Bapak di Surga.

Inilah khotbahku yang pertama.

Hidup memang berat.

Gelap dan berat.

Kesengsaraan banyak jumlahnya.

Maka dalam hal ini

Kebijaksanaan hidup adalah ra-ra-ra.

Ra-ra-ra, hum-pa-pa, ra-ra-ra (Puisi Khotbah bait 8 baris 8)

Diksi pada larik puisi tersebut terdapat pada kata Ra-ra-ra, hum-pa-pa. Kata Ra-

ra-ra, hum-pa-pa. Menyatakan seluruh jemaah karena mereka kehilangan

kepribadian masing-masing dan menjadi sekelompok hewan yang siap untuk

bertindak mengikuti naluri kebinatangannya.

6. Diksi“Sebagai rumputan Kita harus berkembang biak

Dalam persatuan dan cinta”

Data 6

Cinta harus kita muliakan.

Cinta di belukar.

Page 8: ARTIKEL Diksi Dan Citraan Dalam Puisi Karya W.S. Rendra ...

Cinta di took Arab.

Cinta dibelakang halaman gereja.

Cinta itu persatuan dan tra-la-la.

Tra-la-la. La-la-la. Tra-la-la

Sebagai rumputan

Kita harus berkembang biak

Dalam persatuan dan cinta (Puisi Khotbah bait 16 larik 9

Diksi pada larik tersebut terdapat pada kata Sebagai rumputan, Kita harus

berkembang biak, dalam persatuan dan cinta merupakan pernyataan yang

diungkapkan dari sang padri yang merupakan kebijaksanaan cinta untuk berkembang

biak itu dibandingkan dengan rumput yang selalu bersatu dalam cinta.

7. Diksi “Grrr-grrr-hura. Hura. Cha-cha-cha. Cha-cha-cha”

Data 7

Sebagai binatang orang-orang bersorak:

Grrr-grrr-hura. Hura.

Cha-cha-cha. Cha-cha-cha. (Puisi Khotbah bait 19 larik 2 dan 3)

Diksi pada baris puisi tersebut terdapat pada kata Grrr-grrr-hura. Hura. Cha-

cha-cha. Cha-cha-cha. Menggambarkan sebagai binatang mereka bersorak. Dalam

sorakan grrr hura cha-cha-cha masih dapat dibayangkan bahwa mereka adalah

manusia tetapi telah menjadi hewan. Grrrr adalah suara hewan dan hura adalah pekik

atau suara manusia.

8. Diksi“Lelaki yang luka”

Data 8

Lelaki yang luka

Biarkan ia pergi, mama (Puisi Balada Lelaki Yang Luka bait 1 larik 1)

Page 9: ARTIKEL Diksi Dan Citraan Dalam Puisi Karya W.S. Rendra ...

Diksi data delapan puisi tersebut terdapat pada kata Lelaki yang luka itu

menggambarkan seorang lelaki yang malang yang tidak tahu arah yang hidupnya

penuh dengan penderitaan dan suka menyendiri atau mengembara ke tempat yang

sepi.

9. Diksi“Menyobek perut sepi”

Data 9

Sempoyongan tubuh kerbau

Menyobek perut sepi (Puisi Balada Lelaki Yang Luka bait 2 larik 2)

Diksi pada larik puisi tersebut terdapat pada kata Menyobek perut sepi yang

menggambarkan suatu keadaan yang sangat menderita dan luka yang sangat

menyakitkan.

10. Diksi“Melekat dipunggung kuda”

Data 10

Ajal! Ajal!

Betapa pulas tidurnya

Di relung pengap dalam

Siapa akan diserunya?

Siapa leluhurnya?

Lelaki yang luka

Melekat dipunggung kuda (Puisi Balada Lelaki Yang Luka bait 3 larik 7)

Diksi pada baris puisi tersebut terdapat pada kalimat melekat dipunggung kuda

yang menggambarkan betapa parahnya atau betapa susahnya merasakan lukanya itu

di dada. Ibaratnya orang yang menunggang kuda tanpa menggunakan pelana pasti

terasa sakit.

11. Diksi“Menapak atas dada bunda”

Data 11

Page 10: ARTIKEL Diksi Dan Citraan Dalam Puisi Karya W.S. Rendra ...

Tiada sumur bagai lukanya

Tiada dalam bagai pedihnya.

Dan asap belerang

Menyapu kedua mata.

Betapa kan dikenalnya bulan?

Betapa kan bisa menyusu dari awan?

Lelaki yang luka

Tiada tahu kata dan bunga.

Pergilah lelaki yang luka

Tiada berarah, anak dari angin.

Tiada tahu siapa dirinya

Didaki segala gunung tua.

Siapakan beri akhir padanya?

Menapak kaki kuda

Menapak atas dada-dada bunda (Puisi Balada Lelaki Yang Luka bait 4 baris 15)

Diksi pada penggalan puisi tersebut terdapat pada kalimat menapak atas dada

bunda. Menggambarkan penderitaan seorang bunda yang kehilangan anak yang

sangat dicintainya karena kehidupannya yang terombang-ambing.

12. Diksi“Peri dunia dan Mendesah”

Data 12

Kutulis surat ini

Kala hujan gerimis

Bagai bunyi tambur mainan

Anak-anak peri dunia yang gaib

Page 11: ARTIKEL Diksi Dan Citraan Dalam Puisi Karya W.S. Rendra ...

Dan angin mendesah ( Puisi Surat cinta bait 1 baris 4 dan 5)

Diksi data duabelas puisi tersebut terdapat pada kata peri dunia dan mendesah.

Menggambarkan seorang gadis cantik yang dicintai oleh seseorang yang diibaratkan

seperti seorang peri yang cantik. Mendesah menggambarkan perasaan cinta yang

kuat penyair kepada dik Narti.

13. Diksi“langit menangis dan jenaka”

Data 13

Kutulis surat ini

kala langit menangis

dan dua ekor belibis

bercintaan dalam kolam

bagai dua anak nakal

jenaka dan manis (puisi Surat Cinta bait 2 larik 2 dan 6)

Diksi pada larik puisi tersebut terdapat pada kata langit menangis dan jenaka.

Langit menangis menggambarkan perasaan cinta yang kuat antara penyair dan dik

Narti seolah-olah tergambar rasa kecemburuan seseorang yang melihat atau

menyaksikan kisah penyiksaan antara penyair dan dik Narti. Jenaka menggambarkan

dalam kehidupan cinta sering kali menjadi pemicu tragedi sosial, maka dari itu

seperti anak-anak yang bermain dalam kolam kemudian terjadi pertengkaran.

14. Diksi“kaki hujan dan gemerlapan”

Data 14

kaki-kaki hujan yang runcing

menyentuhkan ujungnya dibumi.

Kaki-kaki cinta yang tegas

Bagai logam berat gemerlapan ( puisi Surat Cinta bait 3 larik 1 dan 4)

Page 12: ARTIKEL Diksi Dan Citraan Dalam Puisi Karya W.S. Rendra ...

Diksi pada penggalan puisi tersebut terdapat pada kata kaki-kaki hujan dan

gemerlapan. Kaki-kaki hujan menggambarkan kekuatan rasa cinta yang mendalam

antara penyair dan dik Narti. Gemerlapan menggambarkan keingginan penyair pada

kecantikan dan keindahan dik Narti.

15. Diksi“mendesah dalam gerimis dan tangan gaib”

Data 15

Semangat kehidupan yang kuat

Bagai berjuta-juta jarum alit

Menusuki kulit langit:

Kantong rejeki dan restu wingit.

Lalu tumpahlah gerimis

Angin dan cinta

Mendesah dalam gerimis

Semangat cintaku yang kuat

Bagai seribu tangan gaib (Puisi Surat Cinta bait 6 larik 7 dan 9)

Diksi data limabelas puisi tersebut terdapat pada kata mendesah dalam gerimis dan

tangan gaib. Mendesah dalam gerimis menggambarkan perjalanan kisah cinta sang

penyair dengan wanita pujaannya. Tangan gaib menggambarkan terjadinya mukjizat

antara kisah percintaan penyair dan dik Narti yang mengharapkan direstui oleh orang

tua.

16. Diksi“bagai angin laut”

Data 16

Engkau adalah putri duyung

Tawananku

Putri duyung dengan

Page 13: ARTIKEL Diksi Dan Citraan Dalam Puisi Karya W.S. Rendra ...

suara merdu lembut

Bagai angin laut,

mendesahlah bagiku! .(Puisi Surat Cinta bait 7 baris 5)

Diksi pada baris puisi tersebut terdapat pada kata bagai angin laut. Bagai angin

laut menggambarkan kemerduan suara, kelemah-lembutan tutur kata dari dik Narti.

17. Diksi“menjaringmu”

Data 17

Engkau adalah putri duyung

Tergolek lemas

Mengejap-kejapkan matanya yang indah

Dalam jaringku.

Wahai, putrid duyung,

Aku menjaringmu (Puisi Surat Cinta bait 8 baris 6)

Diksi pada larik puisi tersebut terdapat pada kata menjaringmu. Menjaringmu

menggambarkan keseriusan dari penyair yang ingin melamar dik Narti untuk menjadi

istri, dan memberikan keturunan.

18. Diksi“Burung hitam, Syahdu, Bebungaan”

Data 18

Burung hitam manis dari hatiku

Betapa cekatan dan rindu sebagai syahdu

Burung hitam adalah buah pohonnan

Burung hitam didada adalah bebungaan (Puisi Burung Hitam bait 1 larik 1, 2,

dan 4)

Page 14: ARTIKEL Diksi Dan Citraan Dalam Puisi Karya W.S. Rendra ...

Diksi data delapanbelas puisi tersebut terdapat pada kata burung hitam, syahdu,

dan bebungaan. Burung hitam menggambarkan ungkapan cinta sang penyair yang

mempunyai perasaan kepada sang pujaan hati di dalam hatinya dia memiliki

keberanian yang kuat dan dengan kesetiaan mau mengungkapkan perasaannya itu.

Syahdu menggambarkan suasana merindu kepada pujaan hati saat kesepian

melanda sang penyair. Bebungaan menggambarkan satu hal yang membuat hati

berdebar-debar dan sangat menyenangkan.

19. Diksi“Irama kematian dan Irama kehidupan”

Data 19

di dalam masyarakat:

pujangga adalah roh

pemerintah adalah badan

tanpa roh

negara adalah robot

tanpa badan

negara adalah hantu

roh dan badan

tak bisa dipisahkan

keduanya harus saling berimbangan

Kalah atau menang

Itulah irama kematian

Imbang berimbang

Itulah irama kehidupan. (Puisi Rakyat adalah Sumber Ilmu bait 1 larik 13 dan

14)

Page 15: ARTIKEL Diksi Dan Citraan Dalam Puisi Karya W.S. Rendra ...

Diksi pada larik puisi tersebut terdapat pada kata irama kematian dan irama

kehidupan. Irama kematian menggambarkan kehidupan manusia di muka bumi

ini tidak ada yang kekal, semuanya akan mati tanpa terkecuali. Irama kehidupan

menggambarkan kehidupan yang adil dan merata antara pemerintah dan rakyat,

tidak pandang bulu, dan memandang bahwa semuanya sama di mata hukum.

20. Diksi“Pujangga adalah roh”

Data 20

Pendeta raja itu tidak ada

Pendeta raja itu palsu

Pendeta raja itu penindas dan penjajah

Pendeta itu raja deksura

Pendeta raja itu

Merusak keseimbangan

Merusak hubungan antara manusia

Maka didalam masyarakat

Pujangga adalah roh

Pemerintah adalah badan (Puisi Rakyat adalah Sumber Ilmu bait 2 larik 9 )

Diksi pada larik puisi tersebut terdapat pada kata deksura dan pujangga adalah roh

mangartikan sebagai seorang raja atau petinggi yang berhati dan berpikiran namun

tidak memiliki semangat hidup sebagai seorang manusia.

21. Diksi“ratu adil”

Data 21

Janganlah kita menunggu ratu adil

Ratuadil bukanlah orang (Puisi Rakyat adalah Sumber Ilmu bait 4 larik 1)

Page 16: ARTIKEL Diksi Dan Citraan Dalam Puisi Karya W.S. Rendra ...

Diksi pada larik puisi tersebut terdapat pada kata ratu adil yang artinya sebagai

manusia yang hidup saling merusak hubungan manusia dan menginginkan seorang

yang dapat membawa kebijaksanaan, kebenaran, dan keadilan.

22. Diksi“Syahdan”

Data 22

Syahdan

Didalam alam hanyalah ada

Satu wahyu (Puisi Rakyat adalah Sumber Ilmu bait 5 larik 1)

Diksi pada baris puisi tersebut terdapat pada kata Syahdan mengartikan bahwa

manusia membutuhkan yang namanya kehidupan selanjutnya dengan pemimpin yang

lebih bijaksana, adil dan memiliki kebenaran.

Citraan pada puisi karya W.S. Rendra dalam buku Mari Berkenalan Dengan

puisi karya Suminto A. Sayuti.

22. Citraan“perasa”

Data 23

Fantastis

Disatu minggu siang yang panas (Puisi Khotbah bait 1 larik 2)

Citraan yang terdapat pada penggalan puisi tersebut terdapat pada kalimat disatu

minggu siang yang panas yaitu citraan perasa. Di satu minggu siang yang panas di

sini menggambarkan suatu hari yang sangat panas dan hari yang panas dapat

dirasakan oleh semua orang. Seperti juga dengan umat yang meskipun cuacanya

panas pada saat hari minggu itu tapi mereka tetap mau mendengar khotbah seorang

Padri muda.

23. Citraan“pengelihatan”

Page 17: ARTIKEL Diksi Dan Citraan Dalam Puisi Karya W.S. Rendra ...

Data 24

Fantastis.

Di satu minggu siang yang panas

Di gereja yang penuh orangnya

Seorang padri muda berdiri di mimbar

Wajahnya molek dan suci

Matanya mani sseperti mata kelinci (Puisi Khotbah bait 1 larik 5)

Citraan yang terdapat pada baris puisi tersebut terdapat pada kalimat wajahnya

molek dan suci yaitu citraan penglihatan. Wajah itu dapat dilihat dengan mata bukan

dengan indera lain seperti pada larik puisi di atas para jemaah melihat wajah seorang

padri mudah itu molek dan suci.

24. Citraan“penciuman”

Data 25

Orang-orang tidak beranjak

Mereka tetap duduk rapat berdesak.

Ada juga banyak yang berdiri.

Mereka kaku. Tak mau bergerak.

Mata mereka menatap bertanya-tanya.

Mulut mereka menganga

Berhenti berdoa

Tapi ingin benar-benar mendengar.

Kemudian dengan serentak mereka mengesah

Dan berbareng dengan suara aneh dari mulut mereka

Page 18: ARTIKEL Diksi Dan Citraan Dalam Puisi Karya W.S. Rendra ...

Tersebarlah bau keras

Yang perlu dicegah dengan segera (Puisi Khotbah bait 2 larik 11)

Citraan pada larik puisi tersebut terdapat pada kalimat tersebarlah bau keras.

Tersebarlah bau keras merupakan citraan penciuman . Bau biasanya dirasakan oleh

indera penciuman yaitu hidung. Di mana pada bait kedua tersebarlah bau keras bau

yang dihasilkan oleh mulut mereka yang menganga, serta keringat para jemaat.

25. Citraan“perasa”

Data 26

Keringat bercucuran di lantai

Kerna udara yang panas (Puisi Khotbah bait 7 larik 2)

Citraan data duapuluh lima puisi tersebut terdapat pada kalimat udara yang panas.

Udara yang panas merupakan citraan perasa dimana panas itu pasti dirasakan oleh

semua orang. Udara panas di sini menggambarkan sebagai suasana yang mencekam

yang menantikan khotbah dari seorang Padri.

26. Citraan“penciuman”

Data 27

Keringat bercucuran di lantai

Kerna udara yang panas

Baunya busuk luar biasa

Dan pertanyaan-pertanyaan mereka pun berbau busuk juga. (Puisi Khotbah bait 7

larik 4)

Citraan pada baris puisi tersebut terdapat pada kalimat baunya busuk luar biasa.

Baunya busuk merupakan citraan penciuman. Di mana digambarkan sebagai bau

yang dihasilkan dari para jemaah dari keringat, dan bau mulut dari pertanyaan mereka

yang haus akan amanat yang berlebih-lebihan.

27. Citraan“pendengaran”

Page 19: ARTIKEL Diksi Dan Citraan Dalam Puisi Karya W.S. Rendra ...

Data 28

Dengan gembira orang-orang menyambut bersama.

La-la-la, li-li-li, la-li-lo-lu.

Mereka berdiri. Menghentakkan kaki ke lantai.

Berderap serentak dan seirama.

Suara mereka bersatu. (Puisi Khotbah bait 12 larik 5)

Citraan pada larik puisi tersebut terdapat pada kalimat suara mereka bersatu. Suara

mereka bersatu merupakan citraan pendengaran karena suara biasanya bisa didengar

oleh indera pendengaran yaitu telinga. Yang menggambarkan kekompakan para

jemaat dalam suara persatuan yang kuat.

28. Citraan“pendengaran”

Data 29

Seluruh gereja rontok

Cha-cha-cha

Binatang-binatang yang basah berkeringat dan deras

Napasnya berlarian kian kemari.

Cha-cha-cha. Cha-cha-cha.

Lalu tiba-tiba terdengar lengking jerit perempuan tua:

“Aku lapar. Lapaar. Lapaaaar.” ( Puisi Khotbah bait 20 larik 6)

Citraan pada penggalan puisi tersebut terdapat pada kalimat lalu tiba-tiba terdengar

lengking jerit perempuan tua. Yang merupakan citraan pendengaran karena suara

lengking jerit tersebut dapat didengar oleh indera pendengaran yaitu telinga. Larik

tersebut menggambarkan sosok perempuan tua yang menjerit kelaparan karena

perutnya belum terisi dengan makanan apapun.

Page 20: ARTIKEL Diksi Dan Citraan Dalam Puisi Karya W.S. Rendra ...

29. Citraan“perasa”

Data 30

Burung hitam manis dari hatiku

Betapa cekatan dan rindu sebagai syahdu

Burung hitam adalah buah pohonan ( Puisi Burung hitam bait 1 larik 3)

Citraan pada baris puisi tersebut terdapat pada kalimat Burung hitam adalah buah

pohonan adalah citraan perasa. Dimana burung hitam itu dilamabangkan sebagai

cintaku padamu dan buah pohonan melambangkan sosok seorang wanita.

30. Citraan“pengelihatan”

Data 31

Sempoyongan tubuh kerbau

Menyobek perut sepi.

Dan wajah para bunda

Bagai bulan redup putih (Puisi Balada Lelaki yang Luka bait bait 2 larik 3)

Citraan pada penggalan puisi tersebut terdapat pada kalimat wajah para bunda.

Wajah itu dapat dilihat oleh indera pengelihatan bukan dengan indera lainnya maka

wajah para bunda merupakan citraan pengelihatan dimana menggambarkan sosok

para bunda yang kelihatan bagai bulan redup putih.

31.Citraan“pengelihatan”

Data 32

Sempoyongan tubuh kerbau

Menyobek perut sepi.

Danwajah para bunda

Page 21: ARTIKEL Diksi Dan Citraan Dalam Puisi Karya W.S. Rendra ...

Bagai bulan redup putih ( Puisi Balada Lelaki yang Luka bait 2 larik

Citraan pada baris puisi tersebut terdapat pada kalimat Bagai bulan redup putih

yang merupakan citraan pengelihatan yang menggambarkan bulan putih sebagai

wajah yang pucat pasi akibat dirundung kemalangan.

32. Citraan“perasa”

Data 33

Ajal! Ajal!

Betapa pulas tidurnya

Di relung pengap dalam!

Siapa akan diserunya? (Puisi Balada Lelaki yang Luka bait 3 baris 3)

Citraan data tiga puluh dua pada puisi tersebut terdapat pada kalimat Di relung

pengap dalam! Yang merupakan citraan perasa menggambarkan suasana hati yang

sedang dirundung duka.

33. Citraan“pendengaran”

Data 34

Kutulis surat ini

Kala hujan gerimis

Bagai bunyi tambur mainan

Anak-anak peri dunia yang gaib (Puisi Surat cinta bait 1 larik 3)

Citraan pada larik puisi tersebut terdapat pada kalimat Bagai bunyi tambur mainan

yang merupakan citraan pendengaran. Orang memainkan sebuah alat musik pasti

didengarnya oleh indera pendengaran seperti pada larik puisi tersebut

Page 22: ARTIKEL Diksi Dan Citraan Dalam Puisi Karya W.S. Rendra ...

menggambarkan cinta seorang penyair kepada dik narti seperti bunyi tambur yang

dimainkan anak-anak.

34. Citraan“perasa”

Data 35

Kutulis surat ini

Kala hujan gerimis

Bagai bunyi tambur mainan

Anak-anak peri dunia yang gaib.

Dan angin mendesah

Mengeluh dan mendesah. (Puisi Surat cinta bait 1 larik 5)

Citraan pada larik puisi tersebut terdapat pada kalimat Dan angin mendesah yang

merupakan citraan perasa dimana penyair merasakan angin yang mendesah ketika

menulis surat cintanya.

35. Citraan“pendengaran”

Data 36

Engkau adalah putri duyung

tawananku.

Putri duyung dengan

Suara merdu lembut

Bagai angin laut (Puisi Surat cinta bait 7 larik 4)

Citraan pada baris puisi tersebut terdapat pada kalimat Suara merdu lembut yang

merupakan citraan pendengaran. Pada larik puisi tersebut si penyair menggambarkan

Page 23: ARTIKEL Diksi Dan Citraan Dalam Puisi Karya W.S. Rendra ...

kekasihnya itu seperti putri duyung yang mempunyai suara merdu dan lembut bila

didengar olehnya.

36. Citraan“pendengaran”

Data 37

di dalam masyarakat:

pujangga adalah roh

pemerintah adalah badan

tanpa roh

negara adalah robot

tanpa badan

negara adalah hantu

roh dan badan

tak bisa dipisahkan

keduanya harus saling berimbangan

Kalah atau menang

Itulah irama kematian (Puisi Rakyat adalah Sumber Ilmu bait 1 larik 12)

Citraan pada penggalan puisi tersebut terdapat pada kata irama yang merupakan

citraan pendengaran. Irama dalam sebuah musik yang dimainkan didengar oleh

semua orang yang mendengar. Begitu pun pada larik puisi tersebut menggambarkan

kehidupan manusia yang penuh dengan keaneka ragaman kehidupan.

Simpulan

Unsur diksi dan citraan pada puisi karya W.S. Rendra dalam buku Mari

Berkenalan Dengan Puisi karya Suminto A. Sayuti yang diteliti penulis meliputi

penggunaan bahasa dan pemilihan kata dalam puisi-puisi tersebut.

Page 24: ARTIKEL Diksi Dan Citraan Dalam Puisi Karya W.S. Rendra ...

Unsur diksi adalah sebagai berikut: (1) Puisi Khotbah yaitu diksi fantastis, molek dan

suci, mata kelinci, serigala, ra-ra-ra,hum-pa-pa,ra-ra-ra, sebagai rumputan, kita harus

berkembang biak, dalam persatuan dan cinta, grrr-grrr-hura. Hura, cha-cha-cha. Cha-

cha-cha, (2) Puisi Balada Lelaki Yang Luka yaitu diksi lelaki yang luka, menyobek

perut sepi, melekat dipunggung kuda, menapak atas dada bunda, (3) Puisi Surat Cinta

yaitu diksi peri dunia, mendesah, langit menangis, jenaka, kaki-kaki hujan,

gemerlapan, mendesah dalam gerimis, bagai angin laut, menjaringmu, (4) Puisi

Burung Hitam Yaitu diksi burung hitam, syahdu, bebungaan,(5) Puisi Rakyat Adalah

Sumber Ilmu yaitu diksi irama kematian, irama kehidupan, deksura, punjangga adalah

roh, ratu adil, syahdan

Unsur citraan adalah sebagai berikut: (A) Citraan pada puisi Khotbah (1)

Citraan perasa , disatu minggu siang panas,(2) Citraan pengelihatan, wajahnya

molek,(3) Citraan penciuman tersebarlah bau keras,(4) Citraan perasa, udara panas,

(5) Citraan penciuman baunya busuk,(6) Citraan pendengaran, suara mereka

bersatu,(7) Citraan pendengaran lalu tiba-tiba terdengar lengking jerit perempuan

tua, (B) Citraan pada puisi Burung Hitam (1) Citraan pengelihatan, burung hitam, (C)

Citraan pada puisi Balada Lelaki Yang Luka (1) Citraan pengelihatan, wajah bunda,

(3) Citraan perasa direlung pengap dalam, (4) Citraan pengelihatan, bagai bulan

redup putih, (C) Citraan pada puisi Surat Cinta (1) Citraan pendengaran, bagai bunyi

tambur mainan,(2) Citraan perasa, dan angin mendesah, (3) Citraan pendengaran,

suara merdu lembut, (E) Citraan pada puisi Rakyat Adalah Sumber Ilmu (1) Citraan

pendengaran, irama.

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 1991. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru.

Deo, Susana. 2012. ”Analisis Gaya Bahasa Perbandingan dalam Kumpulan Puisi

Jelata Karya Jhon Dami Mukese (Skripsi)”. Ende : Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia. FKIP. Universitas Flores.

Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta:

BumiAksara

Keraf, Gorys. 1991. Diksi dan Gaya Bahasa. Ende: Nusa Indah.

Moeleong, Lexi. 2011. Metodologi Kualitatif. Bandung: PT Remaja.

Page 25: ARTIKEL Diksi Dan Citraan Dalam Puisi Karya W.S. Rendra ...

Munir, Saiful dkk.2013. Jurnal Sastra Indonesia. Diksi Dan Majas Dalam Kumpulan

Puisi Nyanyian Dalam Kelam Karya Sutikno W.S. Volume 2. No 1.

Novita, Elisabeth. 2014. “Diksi dan Gaya Bahasa dalam Buku Seperti Sungai

Mengalir Kumpulan Renungan dan Cerita Pendek Karya Paulo Coelho

(Skripsi)”. Ende: PBSI, FKIP Universitas Flores.

Pradopo. Djoko. R. 2002. Kritik Sastra Modern. Yogyakarta: Gama Media.

Ratnasari, Sri Dewi dkk. 2015. Artikel Majas dan Citraan dalam Kumpulan Puisi

Blues Untuk Bonnie Karya W.S. Rendra dan Pemakaiannya. Culture. Volume 2.

No 1.

Ratna, Nyoman Kutha. 2013.Glosarium:1.250 Entri Kajian Sastra, Seni, dan Sosial

Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ratna, Nyoman Kutha. 2009. Cetakan ke-2. Paradigma Sosiologi Sastra. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka

Jaya

Sehandi ,Yohanes. 2014.Mengenal 25 Teori Sastra.Yogyakarta: PT Ombak.

Sudaryanto, 1993. Metode dan Aneka Teknik Penelitian Data. Yogyakarta: Duta

Wacana University Press.

Suharianto, S. 1982. Dasar-Dasar Teori Sastra. Surakarta: Widya Duta.

Suyanto, Bagong Sutinah. 2005. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: PT Kencana.

Waluyo. Herman. J. 2002. Apresiasi Puisi Panduan untuk Pelajar dan Mahasiswa.

Jakarta: PT Gramedia.

Wissang, Oliva Imelda. 2014. Memahami Puisi. Yogyakarta:PT Ombak.