9 Kamis 34 Heru Saputro

14
Kamis, 3-4 KORUPSI DALAM PRESPEKTIF WAWASAN NUSANTARA Makalah UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Pendidikan Kewarganegaraan Yang di bina oleh Bapak Drs. Gatot Isnani. MSi Oleh: Heru Saputro (9) 085258716770 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTRO 2012

Transcript of 9 Kamis 34 Heru Saputro

Page 1: 9 Kamis 34 Heru Saputro

Kamis, 3-4

KORUPSI DALAM PRESPEKTIF WAWASAN NUSANTARA

Makalah

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

Pendidikan Kewarganegaraan

Yang di bina oleh Bapak Drs. Gatot Isnani. MSi

Oleh:

Heru Saputro (9)

085258716770

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTRO 2012

Page 2: 9 Kamis 34 Heru Saputro

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN…………………………………..……… 1

A. Latar Belakang…………………………………………………...……… 1

B. Rumusan Masalah……………………………………………………..... 3

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………. 4

A. Apa pengertian korupsi? ……………….………………...………………. 4

B. Apa Pengertian Wawasan Nusantara? ….…………………………….….. 5

C. Bagaimana Korupsi dalam persfektif Wawasan Nusantara? ………......... 6

D. Bagaimana Presepsi Korupsi dalam masyarakat? ………...……………… 8

E. Bagaimana Wawasan Nusantara untuk penganggulangan Korupsi

di Indonesia? ……………………………………………………………… 9

BAB III KESIMPULAN………………………………………….……………… 10

DAFTAR RUJUKAN……………………………………………………………. 12

i

Page 3: 9 Kamis 34 Heru Saputro

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan bernegara, tidak lepas dari perihal kekuasaan dan

kesejahteraan sosial. Menciptakan kesejahteraan sosial melalui segenap sumber

daya alam dan manusia dalam suatu Negara merupakan sebuah keharusan. Tak

terkecuali dengan Indonesia, sebuah Negara kepulauan yang “besar”, memiliki

sumber daya alam melimpah yang tersebar di sepanjang Sabang hingga

Merauke. Sumber daya manusia yang banyak, hingga dua ratusan juta jiwa.

Sungguh sangat potensial sekali untuk mewujudkan sebuah tujuan nasioanal

Negara Indonesia tersebut. Akan tetapi, dengan segenap keunikan karakter

manusia, tidak semudah membalikkan telapak tangan dalam mewujudkan tujuan

bernegara itu, terdapat tantangan besar dalam kenyataannya. Salah satunya

adalah Korupsi.

Korupsi secara etimologis berarti menyelewangkan atau penyalahgunaan

atas sesuatu hal. Korupsi dalam kontek kenegaraan erat dikaitkan dengan

aktivitas penyelewengan uang atau aset Negara. Menyalahgunakan

wewenangnya untuk mengalihfungsikan uang atau aset Negara untuk

kepentingan pribadi atau kelompok tertentu yang bukan menjadi haknya.

Dengan kata lain, korupsi dapat diterangkankan sebagai suatu tindakan

mengambil hak milik orang lain.

Sebagai contoh tindak pidana korupsi di Indonesia adalah salah satu

kasus korupsi di indonesia yang belakangan ini terkuak adalah Kasus

Hambalang, yang merupakan kasus dugaan tindak pidana korupsi yang

melibatkan banyak pihak terlibat, diantaranya para elite Partai Demokrat, Anas

Urbaningrum; Istri dari Anas Urbaningrum, komisaris PT Dutasari Citralaras;

Menteri Pemuda dan Olah Raga RI, Andi Malarangeng; Mahfud Suroso,

Direktur PT Dutasari Citralaras; dan lain sebagainya. Kasus Hambalang ini

pertama kali diungkapkan oleh terdakwa suap proyek pembangunan wisma atlet,

M Nazaruddin. Menurut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), negara

dirugikan sebesar Rp 2,5 Triliun sebagaimana dirilis oleh media Kompas.

1

Page 4: 9 Kamis 34 Heru Saputro

Indeks tingkat korupsi di Indonesia dilaporkan naik dari peringkat 100

menjadi 118 pada 2012. Indikasinya, tindak pidana korupsi pun masih kerap

terjadi.Tingkat korupsi tersebut merupakan laporan hasil survei lembaga

Transparency Internasional (TI) yang berkedudukan di Berlin, Jerman. Dari

situs resmi TI, Indonesia dilaporkan mendapat nilai 32 dari 0 yang terkorup dan

100 merupakan negara terbersih. Survei tersebut dilakukan terhadap 176 negara

di seluruh dunia.

Sebagaimana dirilis oleh situs berita online Republika.com, Peringkat

korupsi Indonesia 2012 tersebut lebih buruk dari negara Asia Tenggara lainnya.

Tingkat korupsi Malaysia berada di peringkat 54 dengan nilai 49. Adapun

Thailand dan Filipina menduduki peringkat negara terkorup di posisi masing-

masing 88 dan 105. Singapura menjadi negara Asia dengan tingkat korupsi

paling baik. Tingkat korupsi Singapura berada di posisi 5, mengalahkan negara

Asia Timur seperti Cina dan Jepang yang masing-masing menduduki peringkat

80 dan 17. Lembaga internasional yang mengukur tingkat korupsi tersebut

percaya adanya hubungan yang kuat antara kemiskinan, konflik, dengan tingkat

korupsi.

Tindak pidana korupsi di berbagai lapisan pejabat negara yang

merugikan keuangan negara mempengaruhi pencapaian tujuan negara, yakni

mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal ini sangat

bertentangan dengan nilai-nilai luhur Pancasila yang telah diakui kedaulatan

sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu juga bertolak

belakang dengan wawasan nusantara sebagai landasan visional bangsa

Indonesia. Korupsi memang bukan masalah yang baru, pemikir negara seperti

Cicero beranggapan bahwa korupsi merupakan masalah riskan dalam sistem

tubuh politik yang merupakan kodrat alamiah manusia cenderung berperilaku

meniru tokoh-tokoh yang berwenang. Sehingga, korupsi seolah-olah

‘dibiasakan’ oleh masyarakat, karena kodrat alamiah tersebut yang menjadikan

korupsi sebagai masalah yang susah untuk diberantas.

2

Page 5: 9 Kamis 34 Heru Saputro

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian korupsi?

2. Apa pengertian Wawasan Nusantara?

3. Bagaimana Korupsi di Indonesia dalam persfektif Wawasan Nusantara?

4. Bagaimana Presepsi Korupsi dalam masyarakat?

5. Bagaimana Wawasan Nusantara sebagai penganggulangan Korupsi di

Indonesia?

Teknis penulisan makalah ini berpedoman pada Buku Pedoman Penulisan

Karya Ilmiah Universitas Negeri Malang (UM, 2010)

3

Page 6: 9 Kamis 34 Heru Saputro

BAB II

PEMBAHASAN

A. Apa pengertian korupsi?

“Korupsi berasal dari bahasa latin corruptio atau corruptus. Selanjutnya

disebutkan bahwa coouptio itu berasal pula dari kata asal corrumpere, suatu kata

Latin yang lebih tua. Arti kata itu ialah kebusukan, keburukan, kebejatan,

ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, kata-kata yang menghina dapat

dalam The Lexicon Webster Dictionary.”(Andi, 1984:9)

Korupsi merupakan tindakan yang merugikan negara baik secara

langsung maupun tidak langsung. Bahkan ditinjau dari berbagai aspek normatif,

korupsi merupakan suatu penyimpangan atau pelanggaran. Dimana

norma sosial, norma hukum, norma etika pada umumnya secara tegas

menganggap korupsi sebagai tindakan yang buruk.

Dari segi hukum korupsi mempunyai arti

- melawan hukum

- menyalahgunakan kekuasaan

- memperkaya diri

- merugikan keuangan Negara

Tindak pidana Korupsi sesuai dengan Undang-Undang No. 31 Tahun

1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi pasal 2 dan 3 adalah

sebagai berikut :

Pasal 2 Ayat 1

“Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan

memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat

merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana penjara

seumur hidup atau penjara paling singkat empat tahun dan paling lama

duapuluh tahun dan denda paling sedikit duaratus juta rupiah dan paling

banyak satu milyar rupiah.

4

Page 7: 9 Kamis 34 Heru Saputro

Pasal 3

“Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau

orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan

atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat

merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan

pidana seumur hidup atau pidana penjara paling singkat satu tahun dan

paling lama duapuluh tahun dan atau denda paling sedikit limapuluh juta

rupiah dan paling banyak satu milyar rupiah.”

B. Apa pengertian Wawasan Nusantara?

“Bangsa Indonesia telah memiliki wawasan nasional, yaitu ‘wawasan

nusantara’. Wawasan itu, tidak saja berlatar filosofis dan normative, akan tetapi

juga sekaligus sebagai analisis kajian empiric terhadap segala sesuatu yang

menjadi realitas bangsa Indonesia.” (Al Hakim, 2002:58)

H Kaelan (2002:125) menyatakan:

Istilah wawasan berasal dari kata ‘wawas’ yang berarti pandangan, tinjauan,

atau penglihatan inderawi. Akar kata ini membentuk kata ‘mawas’ yang

berarti memandang, meninjau, atau melihat. Sedangkan istilah Nusantara

berasal dari kata ‘nusa’ yang berarti pulau-pulau, dan ‘antara’ yang berarti

diapit di antara dua hal. Istilah Nusantara dipakai untuk menggambarkan

kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak

di antara Samudra Pasifik dan Samudra Indonesia serta diantara benua Asia

dan benua Australia

Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri

dan lingkungannya berdasarkan ide nasional Pancasila yang merupakan aspirasi

bangsa Indonesia, serta menjiwai tata-hidup dan tindakan kebijakannya dalam

mencapai tujuan nasional. Terdapat tiga kesadaran dalam wawasan nusantara

(wanus) yaitu

(1) ruang hidup dan waktu,

(2) milik,

(3) kawan dan lawan.

5

Page 8: 9 Kamis 34 Heru Saputro

Hakikat wawasan nusantara adalah Persatuan-Kesatuan atau keutuhan

bangsa. Kedudukan wanus sebagai landasan visional bangsa. Hal ini tampak

pada struktur pemikiran bangsa Indonesia, yakni selain dari landasan ideal

(Pancasila), landasan konsitusional (UUD), landasan konseptual (Tanas), dan

landasan operasional (GBHN) sehingga penting untuk diketahui oleh seluruh

bangsa Indonesia.

Fungsi Wanus adalah sebagai pedoman dan rambu-rambu dalam

perbuatan kebijakan dari tingkat atas sampai bawah dalam hidup bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara. Sementara itu, tujuan Wanus adalah mewujudkan

nasionalisme yang tinggi di semua aspek kehidupan untuk mencapai tujuan

nasional sebagaimana tertuang dalam sila ke-lima, takni mewujudkan

kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Asas Wanus merupakan hal yang melandasi wawasan nusantara.

Terdapat enam asas yang harus dijaga keberadaannya dalam wanus yaitu: asas

kepentingan yang sama, keadilan, kejujuran, solidaritas, kerjasama, dan

kesetiaan terhadap kesepakatan bersama. Kemudian terdapat pula arah pandang

wanus,terdapat dua arah yaitu ke dalam dan ke luar. Arah pandang ke dalam

yakni persatuan dan kesatuan atau keutuhan bangsa. Arah ke luar adalah

terjaminnya kepentingan nasional dalam hubungannya antar bangsa-bangsa.

C. Bagaimana Korupsi dalam persfektif Wawasan Nusantara?

Korupsi dilihat dari perspektif wawasan nusantara atau landasan visional

bangsa Indonesia menunjukkan ketidaksesuaian antara fakta dan nilai. Apa yang

seharusnya berbeda dengan apa yang senyatanya terjadi. Faktanya korupsi

marak terjadi di berbagai elemen pemerintahan, personal maupun golongan. Hal

ini begitu mengancam keberlangsungan tata kehidupan bangsa Indonesia.

Dalam kacamata wanus, terdapat tiga kesadaran yakni kesadaran ruang hidup

dan waktu, milik, serta kawan dan lawan.

Kesadaran akan ruang hidup dan waktu, apabila para pelaku koruptor

melakukan tindakan tersebut atas pilihan sadarnya, maka dimungkinkan

koruptor tersebut tidaklah mengimplementasikan nilai wanus di dalam

kehidupannya, jika ditinjau dari sudut pandang wanus. Kita hidup di ruang

6

Page 9: 9 Kamis 34 Heru Saputro

sosial yang saling mempengaruhi, apabila kita berlaku salah, diri sendiri atau

pun orang lain dapat saja terkena dampaknya. Dengan korupsi sebagaimana

telah dijelaskan pengertian atau ruang lingkupnya, orang telah menghianati asas

yang telah disepakati bersama dalam wawasan nusantara. Enam asas yang telah

dilanggar, seperti asas kepentingan yang sama. Korupsi dengan tujuan

memperkaya diri sendiri mau pun kepentingan orang lain atau kelompoknya

telah menciderai asas tersebut. Asas kepentingan yang sama merupakan asas

yang fundamental dalam membangun tujuan nasional. Kepentingan nasional

yang sama menjadikan warga Indonesia bersatu membangun bangsa. Akan

tetapi, dengan membelotnya para pejabat korup telah menghambat tercapainya

tujuan nasional.

Asas keadilan dalam wawasan nusantara apabila untuk melihat

fenomena korupsi di Indonesia maka telah telah terjadi ketidakadilan, karena

dalam praktek korupsi telah terjadi penyelewengan atau penyalahgunaan alokasi

dana atau pun aset negara demi keuntungan pribadi atau orang lain, bukan untuk

tujuan yang seharusnya. Korupsi juga telah melanggar asas kejujuran, kejujuran

individu dalam melaksanakan tanggungjawab pekerjaannya. Koruptor telah

tidak jujur kepada bangsa Indonesia karena telah menghianati amanah untuk

menjadi wakil rakyat. Asas solidaritas dalam wawasan nusantara adalah

solidaritas sebuah bangsa dalam rangka bekerjasama mencapai tujuan nasional,

seperti mendukung kebijakan pemerintah dalam pembangunan nasional. Oleh

karena itu, pembangunan nasional harus diupayakan bersama dengan solidaritas

bangsa Indonesia untuk mencegah tindakan korupsi di setiap lapisan

masyarakat.

Ketika konsep dirancang dari para pemikir bangsa untuk menyusun

landasan ideal, landasan konstitusional, landasan visional sesungguhnya

merupakan harapan bersama rakyat Indonesia untuk mewujudkan tujuan

nasional (tunas). Dalam kenyataannya bahwa Indonesia masih belum bersih dari

korupsi memang menjadi berita yang memprihatikan untuk bangsa kita. Hal ini

menjadi tantangan besar bangsa Indonesia, karena maraknya korupsi

menghambat tercapainya tujuan nasional.

7

Page 10: 9 Kamis 34 Heru Saputro

D. Bagaimana Presepsi Korupsi dalam masyarakat?

Masyarakat tidak memahami konteks korupsi secara utuh seperti dalam

undang-undang. Makna korupsi di masyarakat tidak sekadar penyalahgunaan

keuangan negara sehingga negara mengalami kerugian, namun menurut

masyarakat korupsi adalah penyalahgunakan kekuasaan dan kepercayaan untuk

kepentingan pribadi. Pungutan dalam bentuk denda razia kendaraan kendaraan

bermotor misalnya, karena tidak jelas apakah masuk kas negara atau ke kocek

oknum polisinya maka masyarakat akan menganggap itu sebagai bentuk

penyelewengan kekuasaan. Dan itu dipersepsikan sebagai korupsi. Walaupun

dengan jumlah uang yang kecil, namun bila itu terjadi terus menerus, persepsi

akan makin tebal saja persepsi bahwa polisi itu korupsi.

Rakyat kecil yang tidak memiliki alat pemukul guna melakukan koreksi

dan memberikan sanksi pada umumnya bersikap acuh tak acuh. Namun yang

paling menyedihkan adalah sikap rakyat menjadi apatis dengan semakin

meluasnya praktik-praktik korupsi oleh be-berapa oknum pejabat lokal, maupun

nasional. Kelompok mahasiswa sering menanggapi permasalahan korupsi

dengan emosi dan de-monstrasi. Tema yang sering diangkat adalah “penguasa

yang korup” dan “derita rakyat”.

Mereka memberikan saran kepada pemerintah untuk bertindak tegas

kepada para koruptor. Hal ini cukup berhasil terutama saat gerakan reformasi

tahun 1998. Mereka tidak puas terhadap perbuatan manipulatif dan koruptif para

pejabat. Oleh karena itu, mereka ingin berpartisipasi dalam usaha rekonstruksi

terhadap masyarakat dan sistem pemerin-tahan secara menyeluruh, mencita-

citakan keadilan, persamaan dan kesejahteraan yang merata.

Realitas dalam tataran kehidupan sehari-hari, korupsi kecil-kecilan kerap

terjadi dan berjalan karena bisa “mempermudah” urusan yang sulit secara

prosedural. Penyebab suburnya korupsi di berbagai lapisan masyarakat

kerapkali ditudingkan kepada lemahnya penyelenggara negara, baik birokrasi

maupun penegak hukum, untuk bersikap tegas menindak para pelaku korupsi.

(online, http://www.koran-sindo.com)

8

Page 11: 9 Kamis 34 Heru Saputro

E. Bagaimana Wawasan Nusantara untuk penganggulangan Korupsi di Indonesia?

Untuk menanamkan kesadaran wawasan nusantara kepada warga negara

Indonesia secara komprehensif diperlukan upaya yang mendalam dan serius

dalam membangun generasi muda penerus bangsa. Salah satunya melalui

pendidikan, pendidikan formal di lembaga pendidikan ataupun pendidikan

informal di lingkungan tempat tinggal. Pendidikan Agama memberikan

kontribusi paling besar dalam membangun karakter seseorang, demikian juga

wawasan nasional pun dapat disampaikan beriringan dengan pendidikan agama

kepada seseorang sejak dini. Selain pendidikan agama, pendidikan moral

Pancasila juga senantiasa diberikan kepada calon generasi penerus untuk

memupuk semangat nasionalisme, membangun kehidupan berbangsa dengan

semangat optimisme perlu juga ditekankan dalam rangka solidaritas untuk

bangsa. sehingga langkah untuk mencapai tujuan nasional setidaknya diberi

akses yang mudah adanya sebuah keharmonisan dalam kehidupan sosial bangsa

Indonesia.

Dengan adanya penanaman wawasan nusantara, yang diharapkan adalah

kesadaran setiap individu menjadi bagian dari sebuah kesatuan bangsa.

Kesadaran individu yang senantiasa mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila

dalam kehidupan guna menghindari sejauh mungkin praktek korupsi dan

sejenisnya untuk mencapai tujuan nasional.

9

Page 12: 9 Kamis 34 Heru Saputro

BAB III

KESIMPULAN

A. Korupsi adalah perbuatan yang merugikan, tidak hanya merugikan diri sendiri

bahkan merugikan orang lain dan juga negara baik secara langsung maupun

tidak langsung. Bahkan ditinjau dari berbagai aspek normatif, korupsi

merupakan suatu penyimpangan atau pelanggaran. Dimana norma sosial, norma

hukum, norma etika pada umumnya secara tegas menganggap korupsi sebagai

tindakan yang buruk. Tindak pidana Korupsi sesuai dengan Undang-Undang

No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi pasal 2 dan 3

B. Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan

lingkungannya berdasarkan ide nasional Pancasila yang merupakan aspirasi

bangsa Indonesia, serta menjiwai tata-hidup dan tindakan kebijakannya dalam

mencapai tujuan nasional. Kedudukan wanus sebagai landasan visional bangsa.

Hal ini tampak pada struktur pemikiran bangsa Indonesia, yakni selain dari

landasan ideal (Pancasila), landasan konsitusional (UUD), landasan konseptual

(Tanas), dan landasan operasional (GBHN) sehingga penting untuk diketahui

oleh seluruh bangsa Indonesia.

C. Korupsi dilihat dari perspektif wawasan nusantara atau landasan visional bangsa

Indonesia menunjukkan ketidaksesuaian antara fakta dan nilai. Faktanya korupsi

marak terjadi di berbagai elemen pemerintahan, personal maupun golongan. Hal

ini begitu mengancam keberlangsungan tata kehidupan bangsa Indonesia.

Dalam kacamata wanus, terdapat tiga kesadaran yakni kesadaran ruang hidup

dan waktu, milik, serta kawan dan lawan. Indonesia masih belum bersih dari

korupsi memang menjadi berita yang memprihatikan untuk bangsa kita.

D. Masyarakat tidak memahami konteks korupsi secara utuh seperti dalam undang-

undang. Makna korupsi di masyarakat tidak sekadar penyalahgunaan keuangan

negara sehingganegara mengalami kerugian. Rakyat kecil yang tidak memiliki

alat pemukul guna melakukan koreksi dan memberikan sanksi pada umumnya

bersikap acuh tak acuh. Mereka hanya bisa memberikan saran kepada

pemerintah untuk bertindak tegas kepada para koruptor.

10

Page 13: 9 Kamis 34 Heru Saputro

E. Salah satu upaya untuk penanggulangan korupsi melalui pendidikan formal di

lembaga pendidikan ataupun pendidikan informal di lingkungan tempat tinggal.

Pendidikan Agama memberikan kontribusi paling besar dalam membangun

karakter seseorang, demikian juga wawasan nasional pun dapat disampaikan

beriringan dengan pendidikan agama kepada seseorang sejak dini. Selain

pendidikan agama, pendidikan moral Pancasila juga senantiasa diberikan kepada

calon generasi penerus untuk memupuk semangat nasionalisme, membangun

kehidupan berbangsa dengan semangat optimisme perlu juga ditekankan dalam

rangka solidaritas untuk bangsa. sehingga langkah untuk mencapai tujuan

nasional setidaknya diberi akses yang mudah adanya sebuah keharmonisan

dalam kehidupan sosial bangsa Indonesia.

11

Page 14: 9 Kamis 34 Heru Saputro

DAFTAR RUJUKAN

Al Hakim, S. dkk. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Pergturuan Negeri:Dalam Konteks Indonesia. Malang: Universitas Negeri Malang

Andi, H 1984. Korupsi di Indonesia. Jakarta: PT Gramedia, Anggota IKAPI

Kaelan, (Ed). 2002. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi.Yogyakarta: Paradigma

Pandangan Masyarakat, (online), (http://www.koran-sindo.com/node/336195),diakses pada 02 April 2014

Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis,Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir, Laporan Penelitian. Edisi Kelima.Malang: Universitas Negeri Malang

UU RI No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Pasal

24 April 2014

12