Rekayasa Trafik

52
REKAYASA TRAFIK Bab 5. Pengukuran Trafik Dr. Jusak STIKOM Surabaya

description

Rekayasa Trafik. Bab 5. Pengukuran Trafik Dr. Jusak STIKOM Surabaya. Tujuan Pengukuran Trafik. Pengukuran trafik adalah melakukan pengumpulan data atau jejak paket ( packet trace ) yang menunjukkan aktifitas paket dalam jaringan Internet dengan aplikasi yang berbeda-beda. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Rekayasa Trafik

Page 1: Rekayasa Trafik

REKAYASA TRAFIKBab 5. Pengukuran Trafik

Dr. JusakSTIKOM Surabaya

Page 2: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 2

Tujuan Pengukuran TrafikPengukuran trafik adalah melakukan pengumpulan data atau jejak paket (packet trace) yang menunjukkan aktifitas paket dalam jaringan Internet dengan aplikasi yang berbeda-beda.

Tujuan pengukuran trafik:• Memahami karakteristik trafik jaringan saat ini.• Membangun model trafik untuk jaringan yang akan

datang.• Untuk tujuan simulasi dan perencanaan jaringan.

Page 3: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 3

Kegunaan Pengukuran Trafik• Network troubleshooting

Melakukan deteksi terhadap adanya kesalahan di dalam jaringan, misalnya adanya broadcast storm, ukuran paket yang ilegal, pengalamatan yang salah, dan ancaman keamanan sistem.

• Protocol debuggingMenguji dan meningkatkan kinerja protokol dan aplikasi jaringan. Termasuk menguji apakah protokol dan aplikasi jaringan telah berjalan sesuai dengan standar,

Page 4: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 4

Kegunaan Pengukuran Trafik (2)• Workload characterization

Hasil pengukuran trafik dapat digunakan sebagai masukan bagi proses karakterisasi workload. Antara lain melalui analisis data empiris dengan menggunakan metode-metode statistik untuk menggambarkan kondisi protokol dan aplikasi yang berjalan di dalam jaringan. Pemahaman akan karakterisasi workload berguna untuk desain protokol dan aplikasi yang akan datang.

• Performance EvaluationPengukuran trafik dapat digunakan untuk menentukan seberapa baik unjuk kerja dari protokol dan aplikasi jaringan, misalnya identifikasi terhadap delay, bandwidth, packet loss berguna untuk melakukan evaluasi terhadap Quality of Experience daripara pengguna.

Page 5: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 5

Metode Pengukuran TrafikAda banyak metode pengukuran trafik yang telah digunakan di dalam teori dan praktek. Metode-metode tersebut dapat digolongkan sebagai berikut:

• Pengukuran dengan Hardware vs SoftwarePengukuran secara hardware dilakukan dengan menggunakan perangkat tertentu, misalnya network traffic analyzer. Sedangkan pengukuran trafik dengan software berdasarkan modifikasi pada level kernel dari network interface dengan kemampuan menangkap paket data, misalnya tcpdump dan wireshark.

Page 6: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 6

Metode Pengukuran Trafik (2)• Pendekatan pengukuran pasif vs aktif

Pengukuran secara pasif melakukan observasi dan perekaman trafik dari paket data pada jaringan yang sedang beroperasi tanpa melakukan injeksi trafik. Seringkali juga disebut sebagai metode non-intrusive. Sedangkan pada pengukuran aktif alat pengukur melakukan pembangkitan paket sedemikian rupa untuk tujuan mengukur dan memahami karakteristik lalu lintas data. Contoh pengukuran aktif adalah aplikasi ping dan traceroute pada Internet. Pengukuran aktif disebut juga sebagai metode intrusive.

• Analisis trafik online vs offline.Pada analisis trafik online, proses pengumpulan data secara real-time sampai penampilan karakteristik data dilakukan dilakukan secara online. Pada analisis trafik offline, pengumpulan data dilakukan secara real time, kemudian data disimpan, dan dilakukan analisis secara offline.

Page 7: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 7

Metode Pengukuran Trafik (3)• Pengukuran LAN vs WAN

Pengukuran pada LAN lebih mudah dilakukan dengan beberapa alasan, antara lain: LAN biasanya diadministrasi oleh satu organisasi sehingga keamanan data lebih mudah dikendalikan, LAN memiliki karakteristik melakukan pengiriman data secara broadcast karena itu paket data dapat yang ditransmisikan dapat diukur dari titik manapun di dalam LAN. Ektensi pengukuran trafik pada WAN memiliki kesulitan tersendiri meliputi isu keamanan, proses routing dan kendali terhadap jaringan.

Page 8: Rekayasa Trafik

10 OBSERVASI PENGUKURAN TRAFIKDikemukakan oleh Carey Williamson, University of Calgary, 2001.

Page 9: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 9

Observasi 1Internet traffic continues to change.

• Longitudinal studies have shown that Internet traffic continues to grow, it is not simply one of the traffic volume, but also one of traffic mix, protocols, applications and users.

• The traffic model that you use is extremely important in the performance evaluation of routing, flow control, and congestion control strategies

Page 10: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 10

Observasi 2Characterizing aggregate network traffic is difficult

• Lots of (diverse) applications, heterogenous nature of the Internet, diverse mix of network applications, wide variations inlink speeds and technology, changing in user behaviours.

• Network traffic has long-range dependence (LRD) characteristics, refered to as self-similar, fractal and multifractal behaviour.

Page 11: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 11

Observasi 3Packet arrival process is not Poisson

• Packets travel in trains.• Packets travel in tandems.• Packets get clumped together (ack compression).

• Inter-arrival times are not exponential.• Inter-arrival times are not independent.

Page 12: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 12

Observasi 4Packet traffic is bursty

• Average utilization may be very low.• Peak utilization can be very high.• Depends on what interval you use!!• Traffic may be self-similar: bursts exist across a wide

range of time scales.• Defining burstiness (precisely) is difficult.

Page 13: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 13

Observasi 5Traffic is non-uniformly distributed amongst the hosts on the network

• Example: 10% of the hosts account for 90% of the traffic (or 20-80).

• Why? Clients versus servers, geographic reasons, popular ftp sites, web sites, etc.

Page 14: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 14

Observasi 6Network traffic exhibits ‘‘locality’’ effects

• Pattern is far from random.• Temporal locality.• Spatial locality.• Persistence and concentration.• True at host level, at gateway level, at application level.

Page 15: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 15

Observasi 7Well over 80% of the byte and packet traffic on most networks is TCP/IP

• By far the most prevalent• Often as high as 95-99%• Most studies focus only on TCP/IP for this reason (as they should!)

• Untuk saat ini aplikasi P2P, game online, dan multimedia lebih banyak menggunakan protokol UDP.

Page 16: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 16

Observasi 8Most conversations are short

• Example: 90% of bulk data transfers send less than 10 kilobytes of data.

• Example: 50% of interactive connections last less than 90 seconds.

• Distributions may be ‘‘heavy tailed’’ (i.e., extreme values may skew the mean and/or the distribution).

Page 17: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 17

Observasi 9Traffic is bidirectional

• Data usually flows both ways.• Not JUST acks in the reverse direction.• Usually asymmetric bandwidth though.• Pretty much what you would expect from the TCP/IP traffic for most applications.

Page 18: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 18

Observasi 10Packet size distribution is bimodal

• Lots of small packets for interactive traffic and acknowledgements.

• Lots of large packets for bulk data file transfer type applications.

• Very few in between sizes.

Page 19: Rekayasa Trafik

PENGUKURAN DELAY

Page 20: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 20

Sinkronisasi Waktu• Dalam proses pengukuran parameter jaringan, terutama pengukuran delay,

diperlukan adanya sinkronisasi waktu antara pengirim dan penerima.• Dua cara yang umum digunakan adalah sinkronisasi waktu dengan

menggunakan Global Positioning System (GPS) dan Network Time Protocol (NTP). GPS menghasilkan sinkronisasi waktu lebih akurat, tetapi cukup mahal karena sumber dan tujuan harus dilengkapi dengan perangkat GPS.

GPS signal NTP server

Source synchronized

Destination synchronized

PATHOne-way delay

Page 21: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 21

Perangkat Pengukur Delay• Delay atau latency adalah waktu tunda transmisi data

yang terjadi akibat adanya antara lain: waktu transmisi, waktu proses oleh masing-masing switch/router di antara sumber dan penerima.

• Pengukuran delay dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa tool, antara lain: PING, Traceroute dan Patchar.

• Untuk dapat berjalan PING dan Traceroute membutuhkan protokol Internet Control Message Protocol (ICMP), yaitu sebuah protokol pada layer network.

Page 22: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 22

ICMP Protocol• ICMP Internet Control Message Protocol (RFC 792).• ICMP digunakan oleh host, router, gateway untuk

mengirimkan pesan-pesan kesalahan.• Tugas ICMP adalah mendukung sepenuhnya tugas-tugas

protokol IP.• ICMP tidak menggunakan nomor port seperti pada TCP

dan UDP.• ICMP dapat digolongkan dalam 2 kelas:

• Pesan kesalahan: digunakan sebagai umpan balik kepada divais pengirim apabila terjadi kesalahan (error).

• Pesan informasi: digunakan oleh divais-divais untuk bertukar informasi, melakukan pengujian.

Page 23: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 23

Ilustrasi ICMP Protocol• ICMP dapat melintasi internetwork.• Misalkan host A akan mengirim pesan ke host B melalui

protokol IP, tetapi masalah terdeteksi pada Router 3. Selanjutnya Router 3 akan mengirim pesan ICMP balik ke host A sebagai informasi kesalahan (bukan ke Router 2 atau Router 1).

Page 24: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 24

ICMP Error MessagesMessage

ClassType Value

Message Name

Summary Description of Message Type

Defining RFC

Number

ICMPv4 Error

Messages

3 Destination Unreachable

Indicates that a datagram could not be delivered to its destination. The Code value provides more information on the nature of the error.

792

4 Source Quench

Lets a congested IP device tell a device that is sending it datagrams to slow down the rate at which it is sending them.

792

5 RedirectAllows a router to inform a host of a better route to use for sending datagrams.

792

Page 25: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 25

ICMP Error Messages (2)

Message Class

Type Value

Message Name

Summary Description of Message Type

Defining RFC

Number

11 Time Exceeded

Sent when a datagram has been discarded prior to delivery due to expiration of its Time To Live field.

792

12 Parameter Problem

Indicates a miscellaneous problem (specified by the Code value) in delivering a datagram.

792

Page 26: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 26

ICMP Informational MessagesMessage

ClassType Value

Message Name

Summary Description of Message Type

Defining RFC

Number

ICMPv4 Informational

Messages

0 Echo ReplySent in reply to an Echo (Request) message; used for testing connectivity.

792

8 Echo (Request)

Sent by a device to test connectivity to another device on the internetwork. The word “Request” sometimes appears in the message name.

792

9Router

Advertisement

Used by routers to tell hosts of their existence and capabilities. 1256

10 Router Solicitation

Used by hosts to prompt any listening routers to send a Router Advertisement.

1256

Page 27: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 27

ICMP Informational Messages (2)Message

Class Type Value Message Name

Summary Description of Message Type

Defining RFC

Number

13 Timestamp (Request)

Sent by a device to request that another send it a timestamp value for propagation time calculation and clock synchronization. The word “Request” sometimes appear in the message name.

792

14 Timestamp Reply

Sent in response to a Timestamp (Request) to provide time calculation and clock synchronization information.

792

15 Information Request

Originally used to request configuration information from another device. Now obsolete.

792

Page 28: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 28

PING• PING adalah singkatan dari Packet Internet Groper.• PING biasanya digunakan oleh administrator jaringan untuk

mengetahui apakah sebuah terminal komputer sedang beroperasi dan terdapat koneksi aktif jaringan yang terhubung ke terminal tersebut.

• PING beroperasi dengan menggunakan protokol ICMP, dengan cara: • Sumber mengirimkan paket ICMP type 8, yaitu Echo Request,• Tujuan menerima paket Echo Request, dan membalas dengan Echo

Reply (ICMP type 0) sambil mengirimkan kembali paket Echo Request dengan cara memuatnya sebagai data bagi paket Echo Reply.

• Apabila terdapat koneksi dan terminal target sedang aktif, maka paket akan dapat dikirimkan kembali dengan baik.

Page 29: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 29

PING (2)• Pada saat terminal sumber menerima Echo Reply, maka

program PING akan mencetak respon dengan beberapa informasi sebagai berikut:• Pertama. IP address asal darimana paket Echo Reply berasal.• Kedua. Nomor urut dari paket Echo Request (tidak ditampilkan

pada aplikasi PING pada Windows).• Ketiga. Time To Live (TTL).• Keempat. Round Trip Time (RTT) yang ditulis dalam satuan

millisecond.

Page 30: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 30

Contoh PING (Windows)C:\Users>ping www.telkom.co.id

Pinging cc00069.ccgslb.com [180.240.133.11] with 32 bytes of data:Reply from 180.240.133.11: bytes=32 time=31ms TTL=58Reply from 180.240.133.11: bytes=32 time=30ms TTL=58Reply from 180.240.133.11: bytes=32 time=30ms TTL=58Reply from 180.240.133.11: bytes=32 time=31ms TTL=58

Ping statistics for 180.240.133.11: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 30ms, Maximum = 31ms, Average = 30ms

Page 31: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 31

PING (3)• Nomor urut dari paket Echo Request dimulai dari angka 0.

PING akan meletakkan nomor urut unik pada setiap paket yang ditransmisikan, dan melaporkan paket dengan nomor urut mana yang kembali.

• Apabila nomor urut diterima dengan tidak berurutan, berarti telah terjadi kehilangan paket di tengah jalan. Kehilangan dapat terjadi pada paket Echo Request atau paket Echo Reply.

• Setiap kali paket IP dikirimkan, TTL akan diset secara acak, setiap kali paket mengunjungi sebuah router maka TTL akan berkurang satu. Karena itu apabila TTL bernilai 0, maka paket IP akan dibuang oleh Router. TTL berfungsi untuk mencegah banyak paket IP yang tidak berguna berkeliaran di dalam jaringan Internet.

Page 32: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 32

PING (4)

Host destination receives the Echo

Request

Host destination sends the Echo

Reply

Intermediate system (router)

Host copies payload data and returns a reply with the

source and destination IP

addresses returned

Source

RTT

Destination specified in IP protocol destination

Host destination receives the Echo

Request

Host destination sends the Echo

Reply

Intermediate system (router)

Host copies payload data and returns a reply with the

source and destination IP

addresses returned

Source

RTT

Destination specified in IP protocol destination

Page 33: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 33

PING (5)• PING juga meletakkan penanda waktu (timestamp) pada setiap

paket. Penanda waktu ini akan dikirimkan kembali oleh paket Echo Reply sehingga berguna untuk menghitung nilai RTT antara sumber dan tujuan.

• Waktu yang dibutuhkan oleh paket untuk mencapai tujuan disebut dengan delay atau latency. Sedangkan nilai varian dari delay ini disebut dengan jitter.

• Nilai jitter tinggi berarti bahwa proses pengukuran tidak dapat diandalkan. Nilai jitter dipengaruhi oleh variasi delay pada proses antrian dalam router.

• Pada saat PING selesai, program PING akan mencetak statistik nilai minimum, rata-rata dan nilai maksimum dari RTT. Demikian pulan jumlah paket yang hilang. Nilai jitter pada umumnya adalah 10% dari nilai rata-rata RTT.

Page 34: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 34

Traceroute• Traceroute adalah program aplikasi untuk melakukan

penjajakan terhadap jalur yang dilalui oleh paket selama melintasi jaringan Internet.

• Traceroute memberi informasi tentang jumlah hop atau jumlah router yang dilewati oleh paket dan waktu yang dibutuhkan untuk melintasi router satu ke router yang lain.

• Apabila router memiliki kemampuan resolve DNS, maka router akan memberikan nama organisasi pengelola router dan juga lokasi geografis dari router.

Page 35: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 35

Traceroute (2)• Aplikasi traceroute menggunakan salah fitur Internet

Protocol yaitu Time To Live (TTL).• Di dalam traceroute TTL digunakan untuk

mengindikasikan jumlah router maksimum yang mana paket dapat melakukan transit.

• Traceroute bekerja dengan cara memaksa masing-masing router untuk mengirimkan ICMP Time Exceed Message (TEM) kepada sumber. Dengan cara demikian rute dan waktu paket melintasi router dapat ditampilkan.

• Traceroute mengirimkan paket data melalui protokol UDP.

Page 36: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 36

Traceroute (3)Cara kerja Traceroute:• Sumber melakukan setting TTL=1 pada paket UDP pertama.• Router pertama yang menerima paket tersebut mengurangi nilai

TTL sebanyak 1 menjadi TTL=0. Karena nilai TTL=0, maka router memberikan respon TEM melalui protokol ICMP mengindikasikan bahwa paket telah expire.

• Traceroute menyimpan alamat IP dan nama DNS dari router, selanjutnya traceroute mengirimkan paket berikutnya dengan nilai TTL=2.

• Paket ini melewati router pertama (mengurangi nilai TTL menjadi TTL=1) menuju ke router kedua. Di router kedua TTL dikurangi lagi menjadi TTL=0, dan router mengirimkan TEM kapada sumber.

• Demikian seterusnya sampai nomor IP tujuan dicapai.

Page 37: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 37

Traceroute (4)

Source

Receiver

TEM

UDP TTL=1

UDP TTL=2

TEM

Source

Receiver

Router Router

a) b)

Source

Receiver

TEM

UDP TTL=1

UDP TTL=2

TEM

Source

Receiver

TEM

UDP TTL=1

UDP TTL=2

TEM

Source

Receiver

Router Router

a) b)

Page 38: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 38

Contoh TracerouteC:\Users>tracert www.telkom.co.id

Tracing route to cc00069.ccgslb.com [180.240.133.3]over a maximum of 30 hops:

1 1 ms 1 ms 1 ms 172.25.82.254 2 1 ms 1 ms <1 ms 172.25.80.1 3 8 ms 2 ms 1 ms 222.124.29.225 4 * 31 ms 30 ms telin.iix.net.id [103.28.74.243] 5 31 ms 30 ms 30 ms 117.168.22.103.telin.sg [103.22.168.117] 6 31 ms 31 ms 32 ms 6.132.240.180.telin.sg [180.240.132.6] 7 31 ms 30 ms * 3.133.240.180.static.telin.sg [180.240.133.3] 8 31 ms 30 ms 30 ms 3.133.240.180.static.telin.sg [180.240.133.3]

Trace complete.

Page 39: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 39

Estimasi One-Way Delay• Disarikan dari:Choi, J.H. And Yoo, C., “One-way delay estimation and its application”, Computer Communications 28 (2005), pp. 819-828.• Pengukuran delay biasanya dilakukan melalui

pengukuran RTT, yaitu dengan mengambil nilai RTT/2 dengan asumsi bahwa jaringan Internet bersifat simetri antara forward delay (pengirim-penerima) dan reverse delay (penerima-pengirim).

• Pada kenyataan saat ini jaringan lebih banyak merupakan jaringan asimetri, misalnya ADSL, satellite broadcast, 3G wireless, etc.

Page 40: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 40

Estimasi One-Way Delay (2)• Perhitungan delay dengan menggunakan rumusan RTT/2

seringkali memberikan nilai berbeda dengan pengukuran one-way delay, seperti dalam gambar di bawah ini:

Page 41: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 41

Estimasi One-Way Delay (3)• One-way delay adalah pengukuran delay, utamanya

forward delay, untuk mengetahui waktu transmisi data yang dibutuhkan dari pengirim menuju ke penerima.

• Dalam pengukuran dengan menggunakan one-way delay diasumsikan tidak ada sinkronisasi waktu antara pengirim dan penerima.

Page 42: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 42

Estimasi One-Way Delay (4)Perhatikan beberapa notasi berikut beserta gambar pertukaran paket pada TCP.: sender clock: receiver clock: waktu transmisi paket ke- menurut . : waktu kedatangan paket ke- menurut .: waktu kedatangan paket ke- menurut .

Page 43: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 43

Estimasi One-Way Delay (5): forward delay paket ke- menurut , .: reverse delay paket ke- menurut , .: round trip time paket ke- menurut .: round trip time ACK untuk paket ke- menurut .: offset (selisih relatif) clock dari pada sisi pengirim terhadap clock dari pada sisi penerima.

Page 44: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 44

Rumusan Estimasi One-Way Delay• Forward delay:

• Reverse delay:

Page 45: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 45

Rumusan Estimasi One-Way Delay (2)• Terlihat bahwa akurasi dari estimasi one-delay ini sangat

ditentukan oleh nilai dari . Batas atas dari ditentukan dengan persamaan berikut: Misalkan ,

Case 1: ,

Case 2:

Case 3:

Page 46: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 46

Estimasi Bandwidth dengan TOPP• Ada berbagai banyak cara melakukan estimasi bandwidth

jalringan Internet. Salah satu model estimasi yang cukup mudah adalah dengan menggunakan metode Trains of Packet Pairs (TOPP).

• TOPP mengirimkan beberapa pasangan paket secara berurutan dengan laju yang semakin lama semakin naik dari sumber ke tujuan.

Page 47: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 47

Estimasi Bandwidth dengan TOPP (2)• Misalkan pasangan paket dikirimkan dengan dispersi

(selisih waktu) sebesar .• Paket yang pertama memiliki panjang byte, maka offered

rate dari paket tersebut adalah:

• Jika lebih besar daripada lebar bandwidth () end-to-end, maka paket kedua akan mengalami queue di belakang paket pertama, dan pada sisi penerima terukur laju paket tersebut (measured rate, ) adalah: .

• Sebaliknya apabila , TOPP mengasumsikan bahwa pasangan paket akan tiba di sisi penerima dengan laju yang sama, yaitu: .

Page 48: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 48

Estimasi Bandwidth dengan TOPP (3)Ilustrasi TOPP:• Misalkan sebuah single-link memiliki kapasitas sebesar ,

dengan bandwidth tersedia sebesar , maka rata-rata laju silang adalah .

• TOPP mengirimkan pasangan paket dengan offered rate, , yang meningkat terus menerus.

• Pada saat lebih besar dari , laju terukur (measured rate) pada sisi penerima adalah:

atau

Page 49: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 49

Estimasi Bandwidth dengan TOPP (4)• Persamaan terakhir merupakan

persamaan garis dengan slope/gradien sebesar .

• Lihat gambar disamping. Apabila persamaan garis dapat diestimasi, maka demikin pula dapat diestimasi.

• Estimasi juga dilakukan terhadap dan .

• TOPP mengasumsikan bahwa bandwidth tersedia, , sebagai offered rate maksimum sedemikian sehingga .

Page 50: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 50

Penentuan Persamaan Garis• Persamaan garis ditentukan dengan metode regresi linier.• Misalkan sebuah persamaan garis didefinisikan dengan

rumusan:

Yang mana: adalah prediksi dari pada observasi ke-. adalah nilai pada observasi ke-.

Page 51: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 51

Penentuan Persamaan Garis (2)Dalam rumus regresi linier di atas, metode rata-rata kuadrat terkecil digunakan untuk mencari nilai , yaitu intersep, dan mencari nilai , yaitu slope/kemiringan garis.

Page 52: Rekayasa Trafik

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 52

Contoh• Berdasarkan hasil

pengukuran laju paket data di dalam sebuah link, didapatkan data sebagai berikut. Tentukan estimasi terhadap bandwidth (A) yang tersedia pada link tersebut!

(kbps) (kbps)

1 0,92 9 1,45

2 0,98 10 1,40

3 0,94 11 1,48

4 1,1 12 1,50

5 1,25

6 1,12

7 1,20

8 1,34