Refreshing Kulit Rina

37
PENYAKIT JARINGAN KONEKTIF Pembimbing: Dr. Heryanto Syamsudin, Sp. KK Oleh: Rina Mardiana Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta

description

KULIT

Transcript of Refreshing Kulit Rina

PENYAKIT JARINGAN KONEKTIF

PENYAKIT JARINGAN KONEKTIFPembimbing:Dr. Heryanto Syamsudin, Sp. KKOleh: Rina MardianaFakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah JakartaSINONIMPENYAKIT KOLAGENPENYAKIT KOLAGENOSISPENYAKIT MESENKIMKLASIFIKASI KLEMPERERLupus EritematosusSkleroderma DermatomiositisAtritis RematikaDemam RematikPoliatritis

Degenerasi fibroit serat-serat kolagen yang luas yang terdapat didalam jaringan MesenkimLUPUS ERITEMATOSUSPenyakit yang menyerang sistem konektif dan vaskular.Etiologi:Penyakit AutoimuneFaktor faktor yang mempengaruhi:Interaksi Faktor Genetik + ImunologikFaktor Infeksi (Virus)Faktor HormonalInduksi Oleh Obat-obatan:Prokainamid, Hidantoin, Griseofulvin, Fenilbutazone, Penisilin, Streptomisin, Tetrasiklin, Sulfonamida biasa disebut Systemic L.E.-like syndrome

LUPUS ERITEMATOSUSLupus Eritematosus Diskoid (LED)KronikTidak BerbahayaGambaran: Bercak dikulit, eritmatosa, atrofi tanpa ulserasi

Lupus Eritematosus Sistemik (LES)Akut Berbahaya FatalSifat: Multi sistemikJaringan konektif dan Vaskular

PATOGENESIS

PERBEDAAN Lupus Eritematosus Diskoid (LED)Dan Lupus Eritematosus Sistemik (LES)Lupus Eritematosus Diskoid (LED)

Lupus Eritematosus Sistemik (LES)Insidensi pada wanita lebih banyak daripada pria, usia biasanya lebih dari 30 tahunWanita jauh lebih banyak daripada pria, umumnya terbanyak sebelum usia 40 tahun (antara 20-30 tahun)Kira-kira 5% berasosiasi dengan atau menjadi LESKira-kira 5% mempunyai lesi-lesi LEDLesi mukosa oral dan lingual jarangLesi mukosa lebih sering, terutama pada L.E.S akutGejala konstitusional jarangGejala Konstitusional seringKelainan laboratorik dan imunologik jarangKelainan laboratorik dan imunologik sering

Lupus Eritematosus Diskoid (L.E.D.)Definisi:Suatu penyakit kulit menahun (Kronik) yang ditandai dengan peradanga dan pembentukan jaringan parut yang terjadi pada wajah, telinga, kulit kepala dan kadang pada bagian tubuh lainnya

GEJALA KLINISRasa gatal dan terasa perih pada lesi yang ada lokasi simetrik di muka Hidung dan Pipi, telinga atau leherBentuk Lesi:Makula merahBatas tegas sumbatan keratin pada folikel rambut (Follicular Plugs)Atas Hidung dan Pipi berkonfluensi Bentuk Kupu-kupu (Butterfly Eritema)Hipertrofik Distorsi Pada Telinga dan Hidung (Paruh Kakaktua)Bagian badan yang tidak tertutup pakaian beresidifMukosa Mukosa Oral , Vulva, Konjungtiva

Varian klinis LEDLupus Eritematosus TumidusBercak-bercak eritematosa coklat yang meninggi terlihat di muka, lutut, dan tumit. Gambaran klinis dapat menyerupai erisipelas atau selulitis.

Lupus Eritematosus ProfundaNodus-nodus terletak dalam, tampak pada dahi, leher, bokong, dan lengan atas. Kulit di atas nodus eritematosa, atrofik atau berulserasi.

Lupus HipotrofikusPenyakit sering terlihat di bibir bawah dari mulut, terdiri atas plak yang berindurasi dengan sentrum yang atrofik.Lupus Pernio s.Chilblain Lupus (Hutchinson)Penyakit terdiri atas bercak-bercak eritematosa yang berinfiltrasi di daerah-daerah yang tidak tertutup pakaian, memburuk pada hawa dingin.

DIAGNOSISKelainan Laboratorik jarang terjadi:LeukopeniLED Serum Globulin ANA (Antibody Anti Nuclear ) + 1/3 Kasus Pola homogen dan berbintik-bintikDiagnosa BandingDermatitis SeboroikaPsoriasisTinea FasialisLiken Planopilaris dan Tinea Kapitis (lesi di kepala berbentuk alopesia sikatrisia)

TERAPINon Medika Mentosa Hindari Trauma fisik Sinar matahariLingkungan sangat dinginStess emosional

SistemikObat AntimalariaKlorokuinDosis: Inisial 1-2 tab/hari (@100mg) Selama 3-6 mingguDosis terapi: 0.5 1 tab/hari selama 3-6 mingguObat hanya diberikan Maksimal selama 3 bulan dapat menimbulkan kerusakan MataKortikosteroid pada Lesi DiseminataDosis diberikan setiap 2 hari sekali, Prednison 30mg

Lupus Eritematosus Sistemik (L.E.S.)Definisi:Penyakit autoimune yang mengakibatkan kerusakan organ, jaringan, dan sel yang dimediasi karena komplek imun dan autobodi yang berikatan dengan antigen jaringan

KRITERIA DIAGNOSIS ARA (American Rheumatism AssociationRuam pada MukaEritema, rata atau sedikit timbul diatas permukaan, menyerupai bentuk kupu-kupuRuam DiscoidRuam berbentuk benjolan yang timbul diatas permukaan, dengan lapisan keratinFotoasensitivitasRuam kulit sebagai akibat reaksi berlebihan terhadap sinar matahariLuka-luka pada Mulut atau NasofaringBiasanya tidak terasa sakitAthritisMengenai 2 Sendi atau lebih, bengkak dan sakitSerisitisPleuritis atau PerikarditisKelainan GinjalProteinuri > 3+Kelainan NeurologikPsikosis, Kejang-kejangKelainan HematologikAnemia Hemolitik dengan Retikolosis, Leukopeni, Limfopenia, TrombositopeniaKelainan ImunogikSel LE positif, Anti DNA dengan titer tinggi, Anti-SmAntibodi Anti NuklearTiter ANA meningkat(Diagnosis SLE ditegakkan, jika paling sedikit terdapat 4 diantara 11 manifestasi diatas) DOPAMIN RASHKriteriaBatasanRuam DiscoidBercak eritema menonjol dengan gambaran keratotik scaling yang melekat dan sumbatan folikular, parut atrofi dapat ditemukanOral ulcerMeliputi ulkus oral dan nasofaringealPhotosensitivitasPaparan sinar ultraviolet menyebabkan timbulnya ruam kulitArthritisArthritis non erosif pada dua atau lebih persendian perifer dengan rasa nyeri, bengkak, dan efusiMalar RashEritema menetap, datar, atau menonjol pada malar eminence Imunologic testAnti-dsDNA, anti-Sm, dan/atau anti-phospholipidNeurologic DisorderKejang atau psikosis tanpa penyebab yang lainMANIFESTASI KLINIKGejala konstitusional: Lelah, Penurunan BB, Kadang demam tanpa menggigil merupakan gejala yang timbul selama berbulan-bulan sebelum ada gejala lain.

Kelainan di MukosaMukosa, Mulut, Mata, dan Vagina stomatitis, keratokonjungtivitis, dan kolpitis dengan petekie, erosi bahkan ulserasi

KulitLesi seperti kupu-kupu di area malar dan nasal dengan sedikit edema, eritema, sisik, telangiektasis, dan atrofiErupsi makulo-papular, polimorfi, dan eritematosa bulosa di pipiFoto-sensitivitas di daerah yang tidak tertutup pakaianLesi papular dan urtikarial kecoklat-coklatan, kadang-kadang terdapat lesi DLE dan nodus-nodus subkutan yang menetapVaskulitis sangat menonjolAlopesia dan penipisan rambutSikatrisasi dengan atrofi progresif dan hiperpigmentasiUlkus tungkai

Kelainan di alat dalamYang tersering ialah lupus nefritis. Tanpa nefritis atau nefrosis pun seringkali ada proteinuri. Selain itu timbul pleuritis, perikarditis dan terdapat efusi pada peritoneum. Kolitis ulserativa serta hepatospenomegali juga ditemukan

Kelainan di sendi, tulang, otot, kelenjar getah bening dan sistem sarafArtritis, biasanya tanpa deformitas, bersifat episodik dan migratorik, nekrosis kepala femur dan atrofi muskulo-skeletal dengan mialgia

DIAGNOSISPemeriksaan laboratoriumFenomena sel S.E. dan tes sel L.E.Antibodi antinuklear (ANA) 90% kasus. Spesifik LES : pola membranosa dan pola berbintik, terutama jika titer tinggi. Lupus Band Test positif pada 90-100% kasus LES & 90-95% kasus LED Anti-ds-RNA pada 40-50% kasusAnti-Sm positif pada 20-30% kasus

DIAGNOSA BANDINGArtritis reumatikaSklerosis Sistemik Dermatomiositis Purpura Trombositopenik

TERAPIKortikosteroid sistemik merupakan indikasi, bila penderita sakit kritis, misalnya terdapat krisis lupus nefritis, pleuritis, perikarditis atau mengalami banyak hemoragi. Prednison 1 mg/kg BB atau 60-80 mg sehari. Kemudian diturunkan 5 mg/minggu dan dicari dosis pemeliharaan yang diberikan selang sehari.Obat-obat antibiotik, antiviral dan antifungal harus diberikan, bila terdapat komplikasi, misalnya infeksi sekunder, pneumonia bakterial atau infeksi virus, dan mikosis sistemik

Pengobatan LES RinganEdukasiObat-obatanAnti analgetikAnti inflamasi non steroidal (OAINS)Glukokortikoid topikal potensi ringan (untuk mengatasi ruam)Klorokuin basa 4mg/kg BB/hari Kortikosteroid dosis rendah < 10 mg/hari prednisone Tabir surya : topikal minimum sun protection factor 15 (SPF 15)Istirahat

Pengobatan LES Berat atau mengancam JiwaGlukokortikoid dosis tinggi Lupus Nefritis, Serebritis atau Trombositopenia : 40-60 mg/hari (1mg/kg BB) Prednisone atau metilprednisolon intravena sampai 1 g/hari selama 3 hari berturut-turut. Selanjutnya diberikan oral.Obat Imunosupresan atau SitotoksikAzatioprin, Siklofosfamid, Metotreksat, Klorambusil, Siklosporin Nitrogen mustard.

DERMATOMIOSITISDefinisiMerupakan penyakit inflamatorik dan degeneratif dengan angiopatia di kulit, subkutis dan otot. Kelainan tersebut mengakibatkan perasaan lemah dan atrofi pada otot, terutama di sekitar pinggul. Beberapa tanda klinis sama dengan gejala pada Progressive Systemic Sclerosis, SLE atau vaskulitisEtiologiBelum diketahui. Diduga merupakan penyakit autoimunInsidensi Rasio pria dan wanita ialah 1 : 2. Penyakit terdapat pada semua usia, tetapi usia paling sering ialah anak antara 5-15 tahun dan dewasa antara 40-60 tahun.

GEJALA KLINISAwal: Predileksi: muka (terutama palpebra)Efloresensi: eritem dan edema, berwarna merah ungu (lila disease) kadang-kadang juga livid. Pada palpebra terdapat telengektasia, disertai paralisis otot-otot ekstra-okular. Fase ini berlangsung beberapa bulanTimbul perubahan-perubahan kutan yang menetap dan menyerupai lupus eritematosus. Kelainan di muka menjalar ke leher, toraks, lengan bawah, dan lutut. Papul-papul datar di atas sendi-sendi tangan (tanda Gotron) petognomonik pd dermatomiositis. Fase ini disertai demam intermiten, takikardi, hiperhidrosis, dan penurunan berat badan.

Kelainan di luar kulitOtot: kelemahan otot yang ekstensif disertai pembengkakan akut dan nyeri, simetris lokalisasi di pinggang, juga di bahu dan tangan. Mata: terutama retina, berupa perdarahan dan bercak-bercak seperti serat wol atau katun.Penyakit asosiasi: Scleroderma lokalisata dapat timbul bersama-sama dermatomiositis sklerodermatosis

Px penunjangUrin: Albuminuria dan hematuria Darah: anemia hipokromik, limfopenia, dan kenaikkan kreatin-fosfokinaseTerapiIstirahat totalKortikosteroid sistemik: prednison 60 mg sehari dan kemudian diturunkan sampai pada dosis pemeliharaan. Obat imunostatik: metotreksat atau azatioprin. Adjuvan: vit E dan asam para-aminobenzoat.

SKLERODERMADefinisi:Kolagenosis kronis dengan gejala khas bercak-bercak putih kekuning-kuningan dan keras, yang seringkali mempunyai halo ungu di sekitarnya. Penyakit mulai dengan stadium inisial yang inflamatorik, yang kemudian memasuki fase sklerodermatik.

SKLERODERMA SIRKUMSKRIPTASinonim: skleroderma lokalisata atau morfea.Etiologi: Belum diketahui, tetapi terdapat beberapa faktor familial. Kehamilan dapat menyebabkan presipitasi atau agravasi pada morfea.Insidensi:Wanita :pria = 3:1 Usia :antara 20-40 tahun.

GAMBARAN KLINISMorfea Soliter (Morfea en Plaque)Lesi terdiri ataS sebuah bercak sklerotik yang numuler atau sebesar telapak tangan. Bercak biasanya berbentuk bulat, berbatas jelas, dan berkilat seperti lilin. Warna bercak merah kebiru-biruan, kadang-kadang seperti gading dengan halo ungu (violaceus lila ring). Hal tersebut berarti lesi masih inflamatorik (aktif). Bagian tengah bercak berwarna putih kuning seperti gading.Di dalam lesi rambut berkurang, begitu juga respons keringat menurun. Bercak atau plak tersebut keras dan berindurasi, tetapi tidak melekat erat pada jaringan di bawahnya.

Morfea GutataBentuk ini sangat jarang. Lesi terdiri atas bercak kecil dan bulat yang atrofik. Di sekitarnya terdapat halo ungu kebiru-biruan. Beberapa lesi berkelompok, lokalisasi biasanya di dada atau leher.Skleroderma linear (skleroderma en coup de sabre)Lesi solitar dan unilateral. Biasanya lesi di kepala, dahi atau ekstremitas. Pada lesi terdapat atrofi dan depresi. Berbeda dengan morfea biasa, yang terletak superfisial, maka skleroderma linear menyerang lapisan-lapisan kulit dalam. Morfea segmentalBentuk ini dapat berlokalisasi di muka dan menyebabkan hemi-atrofi. Bila berada di sebuah atau lebih dari sebuah ekstremitas, di samping ada indurasi ada pula atrofi pada lemak subkutis dan otot. Akibatnya ialah kontraktur otot dan tendon, serta ankilosis pada sendi tangan dan kaki.Morfea generalisata Bentuk tersebut merupakan kombinasi empat bentuk di atas. Morfea tersebar luas dan disertai atrofi otot-otot, sehingga timbul disabilitas. Lokalisasi terutama di badan bagian atas, abdomen, bokong, dan tungkai.

SKLERODERMA DIFUSA PROGRESIVAPenyakit ini seperti skleroderma sirkumskripta, tetapi secara berturut-turut alat-alat viseral juga dikenai.Sinonim: skleroderma sistemikEtiologi: seperti pada skleroderma sirkumskripta.Gejala klinis :Penyakit ini melalui tiga stadium, yaitu Menyerupai morbus Raynaud, Mukosa terserang, Alat-alat dalam terkena pula.

STADIUM IKelainan vasomotorik sebagai akrosianosis dan akroasfiksi, terutama pada jari tangan. Di muka terdapat teleangiektasi. Kemudian tampak bercak-bercak yang indurasi yang berwarna agak kekuning-kuningan.Pengerasan kulit dan keterbatasan pergerakan berakibat timbul muka topeng, mikrostomia, sklerodaktil pada jari tangan dengan ulserasi pada ujung, akrosklerosis dengan hiperpigmentasi dan depigmentasi serta atrofi

Stadium IIMukosa oral terkena : terdapat indurasi di lidah dan gigi, serta terdapat paroksisma vasomotor dan kelainan sensibilitasStadium IIIAlat-alat visera terserang. Disfungsi dan penurunan motilitas esofagusLambung dan usus mengalami kelainan yang samaFibrosis paruPerikarditis dan efusi perikardiumPenurunan fungsi ginjal

Sindrom C.R.E.S.T. (Calcinosis cutis, Raynaud phenomenon, sclerodactily and telangiectasis syndrome) merupakan bentuk ringan skleroderma sistemik. Hanya esofagus terkena, alat-alat dalam lain tidak. Pada bentuk ini survival rate dalam 10 tahun adalah 93%.

Diagnosis Banding :mula-mula menyerupai mikosis atau lupus eritematosus diskoid. Sklerodaktili lepraPenatalaksanaan :Belum ada obat spesifik untuk skleroderma. Kortikosteroid (triamsinolon asetonid) dapat dipakai sebagai pengobatan, disuntikkan intralesi seminggu sekali.