REFLEKSI ROTASI

3
REFLEKSI ROTASI PUSKESMAS WIROBRAJAN Dwi Rofiqoh Fauzah Selama menjalani kegiatan kepaniteraan stase Ilmu Kedokteran Keluarga (IKK) di Puskesmas Wirobrajan, saya mengamati bahwa Dokter-dokter di sana sudah menjalankan beberapa karakteristik kedokteran keluarga, antara lain sebagai berikut : 1. Pelayanan kesehatan yang dilakukan secara paripurna (promotif, preventif, kuratif, pencegahan cacat lebih lanjut, dan rehabilitatif). a. Kegiatan promotif yang dilakukan adalah dengan memberikan peningkatan pemahaman kepada pasien mengenai penyakit yang di deritanya, tidak hanya terhadap pasien juga terhadap keluarga pasien yang mengantar dengan harapan pasien lebih mengetahui dan memahami kondisi kesehatannya. Kegiatan promotif tidak hanya dilakukan oleh dokter keluarga tetapi bekerjasama dengan sejawat di bidang lain, misal gizi, psikologi dsb. b. Kegiatan preventif yang dilakukan yaitu dengan upaya pencegahan dan perlindungan khusus, selain pasien yang menjadi fokus perhatian, keluarga pasien yang berisiko pun mendapat perhatian dari dokter untuk segera melakukan skrining kesehatan, agar dapat di beri penatalaksanaan yang cepat dan tepat. c. Kegiatan kuratif yang dilakukan berupa deteksi dini dan tindakan segera. Deteksi dini terhadap komplikasi-

description

refleksi rotasi

Transcript of REFLEKSI ROTASI

REFLEKSI ROTASIPUSKESMAS WIROBRAJANDwi Rofiqoh FauzahSelama menjalani kegiatan kepaniteraan stase Ilmu Kedokteran Keluarga (IKK) di Puskesmas Wirobrajan, saya mengamati bahwa Dokter-dokter di sana sudah menjalankan beberapa karakteristik kedokteran keluarga, antara lain sebagai berikut :1. Pelayanan kesehatan yang dilakukan secara paripurna (promotif, preventif, kuratif, pencegahan cacat lebih lanjut, dan rehabilitatif). a. Kegiatan promotif yang dilakukan adalah dengan memberikan peningkatan pemahaman kepada pasien mengenai penyakit yang di deritanya, tidak hanya terhadap pasien juga terhadap keluarga pasien yang mengantar dengan harapan pasien lebih mengetahui dan memahami kondisi kesehatannya. Kegiatan promotif tidak hanya dilakukan oleh dokter keluarga tetapi bekerjasama dengan sejawat di bidang lain, misal gizi, psikologi dsb.b. Kegiatan preventif yang dilakukan yaitu dengan upaya pencegahan dan perlindungan khusus, selain pasien yang menjadi fokus perhatian, keluarga pasien yang berisiko pun mendapat perhatian dari dokter untuk segera melakukan skrining kesehatan, agar dapat di beri penatalaksanaan yang cepat dan tepat. c. Kegiatan kuratif yang dilakukan berupa deteksi dini dan tindakan segera. Deteksi dini terhadap komplikasi-komplikasi yang akan terjadi pada pasien dengan memanfaatkan sumber daya yang ada berupa laboratorium di sesuaikan dengan menimbang rasionalitas dan manfaatnya bagi pasien yang kemudian akan langsung di berikan penanganan yang tepat sesuai dengan hasil pemeriksaan yang ada berupa pemberian terapi yang terbaru. d. Pencegahan cacat lebih lanjut yaitu dengan memberikan konsultasi yang dibutuhkan pasien dan memberikan rujukan pada pasien yang perlu di rujuk untuk mendapatkan penanganan dari expert sehingga tidak terjadi kecacatan yang tidak diinginkan. e. Rehabilitatif berupa proses pemulihan, pengendalian dan evaluasi. Bila pasien sudah mengalami suatu proses sakit yang cukup berat, maka dokter keluarga akan berusaha untuk mengadakan proses pemulihan kesehatan pasien yang di tunjang dengan kegiatan evaluasi yang terarah sehingga pasien merasa bahwa dirinya sangat di perhatikan dan di rawat oleh dokternya.2. Pelayanan kesehatan yang terpadu (integrated)Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan berupa Dokter pasien + keluarga komunitas. Dokter memandang pasien sebagai bagian dari keluarga, dimana keluarga adalah bagian dari masyarakat, sehingga dokter keluarga akan menyelenggarakan pelayanan kesehatan berdasar kondisi pasien sebagai bagian dari keluarga dan juga bagian dari masyarakat. Keberhasilan dari proses kesembuhan penyakit tidak terlepas dari peran serta keluarga dan masyarakat sekitar yang mendukung pasien dan dokter dalam proses pelayanan kesehatan.3. Menyeluruh (holistic)Dokter keluarga akan melaksanakan pelayanan kesehatan yang meliputi semua aspek kehidupan pasien yaitu bio-psiko-sosio-spiritual. Seorang dokter keluarga diwajibkan untuk memandang pasien sebagai suatu kesatuan yang tidak bisa di pisahkan, memandang pasien sebagai person, sehingga pengobatan yang di berikan tidak hanya pada satu organ atau sistem yang dikeluhkan pasien, tapi memandang bahwa penyakit tersebut muncul karena pengaruh dari bagian yang lainnya. Semenjak menjalani stase IKK, saya semakin melatih diri saya menghargai pasien sebagai person yang sakit, tidak terbatas pada keluhan yang di utarakan pasien.4. Berkesinambungan (sustainable)Pelayanan kesehatan merupakan upaya terus-menerus untuk meningkatkan fungsi keluarga sesuai dengan sumber-sumber yang dimiliki. Dokter keluarga senantiasa melibatkan sumber daya yang ada pada keluarga pasien sebagai bagian dari pendukung keberhasilan pengobatan pasien.