REFLEKSI KASUS 2 RSJD
-
Upload
dedi-febriandaru -
Category
Documents
-
view
16 -
download
0
Transcript of REFLEKSI KASUS 2 RSJD
REFLEKSI KASUS
SEORANG LAKI-LAKI 23 TAHUN DENGAN F 07.0 GANGGUAN KEPRIBADIAN DAN PERILAKU AKIBAT PENYAKIT, KERUSAKAN, DAN DISFUNGSI OTAK, DENGAN DIAGNOSIS BANDING:
F 07.2 SINDROM PASCA-KONTUSIOF 06.0 HALUSINOSIS ORGANIK
Disusun oleh :
Pembimbing :
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/ RS JIWA DAERAH SURAKARTA
SURAKARTA2013
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS
Nama : Sdr. DA
Umur : 23 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Wonogiri
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SMP
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
No RM :
Tanggal MRS : 06 November 2013
Tanggal periksa : 12 November 2013
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Riwayat penyakit diperoleh dari autoanamnesa dan alloanamnesa.
Autoanamnesa dilakukan pada tanggal 12 November 2013 jam 11.00-
11.50 di bangsal ayodya
Alloanamnesa dilakukan via telpon pada tanggal 13 November 2013 jam
08.00-08.20 dengan Tn. DB dan Ny. S, kakak tiri dan ibu kandung pasien
yang tinggal satu rumah dan bekerja sebagai buruh dengan pendidikan
terakhir SMA dan ibu kandung pasien adalah ibu rumah tangga dengan
pendidikan terakhir SD
A. KELUHAN UTAMA
Sudah 3 hari pasien marah-marah, berbicara kasar, dan melempari
benda-benda yang ada dirumah.
B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
2
- Alloanamnesis
Pasien dibawa keluarga ke IGD RSJD Surakarta pada hari Rabu,
06 November 2013 karena marah-marah, berbicara kasar, dan
melempar benda-benda yang ada dirumahnya sejak 3 hari sebelum
dibawa ke IGD RSJD Surakarta. Sebelumnya jika diajak berbicara
oleh keluarga pasien cenderung diam dan suka menyendiri di
kamarnya. Beberapa hari sebelum masuk ke RSJD Surakarta, pasien
mengutarakan keinginannya untuk bekerja kembali di pabrik genteng
di dekat rumahnya, namun diurungkan karena pasien merasa lelah.
Menurut kakak tiri, terakhir pasien kambuh pada bulan Juli 2013
namun tidak separah kekambuhan saat ini. Pada saat masuk RSJD
bulan Juli 2013 pasien dirawat selama 15 hari dan kemudian
diperbolehkan pulang. Setelah pulang pasien disarankan kontrol di
RSUD Wonogiri dengan surat pengantar dari RSJD, oleh keluarga
pasien diantar kontrol dan diberikan obat namun tidak diminum secara
rutin karena merasa sudah enakan hingga akhirnya kambuh lagi pada
bulan November 2013. Tn. DB juga mengatakan bahwa pasien
pertama kali kambuh dengan gejala demikian pada 3 tahun yang lalu,
dan sejak saat itu pasien sudah mondok di RSJD sebanyak 3 kali.
Menurut Ny. S yang juga ibu kandung pasien, 3 tahun yang lalu
sebelum ada perubahan sikap, pasien pernah terpeleset saat bermain di
sungai. Pada saat terpeleset kepala bagian belakang pasien membentur
batu namun tidak mengeluarkan darah dan sempat tidak sadarkan diri
selama 3 menit. Setelah sadar, pasien diajak berobat ibunya ke rumah
sakit namun pasien menolaknya. Beberapa bulan setelah kejadian
tersebut pasien berubah sikap menjadi lebih pendiam dan mudah
marah sampai mengamuk, dan akhirnya dibawa keluarga ke RSJD
Surakarta. Setelah dirawat selama kurang lebih 20 hari, pasien
3
diperbolehkan pulang. Dirumah pasien dapat beraktivitas seperti biasa
membantu pekerjaan rumah dan mulai bekerja lagi di tempat kerjanya
dengan hasil pekerjaan yang rapi dan baik. Setelah merasa kondisinya
membaik, pasien meminta ibunya untuk melamar kekasihnya. Namun
karena kondisi pasien yang pernah mengalami gangguan jiwa dan
pernah mondok di RSJ, keluarga kekasihnya menolak lamaran pasien.
Setelah itu, pasien menjadi kambuh dan mengamuk karena merasa
dirinya disakiti.
Menurut ibu dan kakak tiri pasien, sebelum sakit pasien
merupakan seorang anak yang pendiam, dan cenderung berbicara
seperlunya. Dalam pergaulan, pasien dikenal ramah dan memiliki
banyak teman.
- Autoanamnesis
Pasien mengaku bernama DA, usia 23 tahun, berasal dari
Wonogiri. Pasien mengaku dibawa oleh enam orang yaitu kakak tiri,
ibu, paman, adik sepupu, teman, dan sopir ke rumah sakit jiwa karena
mengamuk dan merusak barang-barang yang ada dirumah serta tidak
dapat tidur jika malam hari namun tidak dapat menjelaskan mengapa
pasien mengamuk dan merusak barang. Saat ditanya pekerjaan pasien
menjawab bahwa dirinya bekerja serabutan di pabrik. Pasien mengaku
belum menikah dan mengatakan pernah dikecewakan oleh kekasihnya
karena pada saat akan melamar, ayah kekasihnya menolak
lamarannya. Pasien mengatakan pertama kali mengamuk karena
dirinya kecewa terhadap hasil pemilu 2009 yang menurutnya
menghasilkan orang-orang yang tidak dapat dipercaya. Pasien juga
mengakui pernah jatuh terpeleset di sungai hingga kepalanya
4
membentur batu, namun pasien tidak mengingat lagi apakah pasien
pingsan atau tidak.
Pada saat sekolah pasien mengatakan selalu lulus dalam setiap
ujian, dan menjadi incaran beberapa wanita ketika kelas 3 SMP.
Pasien mengatakan dirinya beberapa kali kerap melihat bayangan
berwarna putih yang bila pasien dekati bayangan tersbut menghilang.
Pasien sampai saat ini mengaku masih merasa sakit hati dengan
kejadian yang pernah menimpanya ketika akan menjalin cinta. Pasien
juga merasa berhutang budi kepada ibunya atas jasa-jasanya
membesarkan pasien, dan hal tersebut diakui pasien menjadi beban
dalam hidupnya.
C. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
1. Riwayat gangguan jiwa sebelumnya : (+), sudah 3 kali
mondok di RSJD Surakarta, terakhir mondok 5 bulan yang lalu dengan
kontrol rutin di RSUD Wonogiri namun tidak rutin minum obat
2. Riwayat gangguan Medis
- Riwayat cedera kepala : (+) 3 tahun yang lalu jatuh disungai
- Riwayat kejang : disangkal
- Riwayat alergi : disangkal
- Riwayat sakit gula : disangkal
- Riwayat sakit jantung : disangkal
3. Riwayat penyalahgunaan obat/zat
- Riwayat merokok : (+) sehari 1-3 batang rokok
- Riwayat alkohol :disangkal
- Riwayat konsumsi zat psikoaktif : disangkal
5
D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Saat hamil ibu pasien tidak mengalami sakit apapun ataupun
mengonsumsi obat tertentu. Pasien lahir normal, cukup bulan, berat
badan lahir cukup ditolong oleh bidan desa setempat.
2. Masa anak awal (0-3 tahun)
Pasien diasuh oleh ayah dan ibu kandung pasien. Diberi ASI eksklusif.
3. Masa anak pertengahan (3-11 tahun)
Pasien bersekolah di Sekolah Dasar dengan nilai yang cukup. Pasien
selalu naik kelas dan lulus SD.
4. Masa anak akhir (pubertas sampai remaja)
Pasien memiliki hubungan baik dengan keluarga dan lingkungan
sekitar. serta dapat bersosialisasi meskipun pasien merupakan pribadi
yang pendiam dan tidak banyak berbicara
5. Riwayat masa dewasa
a. Riwayat pekerjaan
Pasien pernah bekerja sebagai buruh serabutan di pabrik genteng
b. Riwayat pekawinan
Pasien belum menikah
c. Riwayat pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah SMP, tidak melanjutkan sekolah
karena pasien ingin bekerja
d. Riwayat agama
Pasien beragama Islam. Pasien rajin mengerjakan sholat lima
waktu dan menghafal surat-surat pendek Al-Qur’an
e. Riwayat keluarga
Pasien merupakan anak pertama dari enam bersaudara.
f. Situasi hidup sekarang
Pasien tinggal di rumah dengan kakak tiri dan ibunya
6
g. Riwayat psikoseksual
Pasien menyukai lawan jenis.
h. Riwayat hukum dan kemiliteran
Pasien tidak pernah berurusan dengan hukum dan kemiliteran.
E. RIWAYAT KELUARGA
1. Riwayat gangguan jiwa dikeluarga: (+), adik kandung ibunya di
pernah di rawat di RSJD Surakarta
2. Pohon keluarga
Keterangan : : Laki-laki
: Perempuan
: Sudah meninggal
: Pasien
` : Menderita gejala serupa dengan pasien
7
III. PEMERIKSAAN STATUS MENTALIS (12 November 2013)
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
Seorang laki-laki usia 23 tahun, berpenampilan seperti umur,
perawatan diri baik, mengenakan seragam RSJD, rambut dipotong
habis, tidak memakai sandal
2. Pembicaraan
Pasien menjawab pertanyaan yang diberikan dengan volume keras,
intonasi dan artikulasi jelas
3. Psikomotor
Pasien tampak normoaktif, tidak ada gerakan berulang pada tangan
maupun kaki
4. Sikap terhadap pemeriksa
Pasien awalnya bersikap kooperatif, mejawab setiap pertanyaan yang
diajukan pemeriksa, kontak mata (+) adekuat
B. KESADARAN
1. Kuantitatif : compos mentis, GCS E4V5M6
2. Kualitatif : berubah
C. ALAM PERASAN
1. Mood : sedih, karena pasien merasa disakiti hatinya
2. Afek : meluas
3. Keserasian : tidak serasi
4. Empati : tidak dapat diraba-rasakan
D. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi : (+) visual melihat bayangan putih berjalan
2. Ilusi : tidak ada
3. Derealisasi : tidak ada
4. Depersonalisasi : tidak ada
8
E. PROSES PIKIR
1. Bentuk : realistik
2. Isi : waham (-), preokupasi (-), fantasi (-)
3. Arus : logorrhea
F. KESADARAN DAN KOGNISI
1. Orientasi
o Orang : baik, pasien mengenali dokter dan perawat
o Tempat : baik, pasien mengetahui sedang berada di rumah sakit
o Waktu : baik, pasien menyebutkan waktu dengan benar (10.30)
o Situasi : baik
2. Daya Ingat
o Jangka segera : baik, pasien mampu menyebutkan kembali
“lampu-kursi-meja” setelah pemeriksa sebutkan kepada pasien
o Jangka pendek : baik, pasien mampu menyebutkan lauk yang
pasien makan pada saat sarapan
o Jangka panjang : baik, pasien mampu menginat kejadian saat
pasien terjatuh di sungai 3 tahun silam
3. Daya Konsentrasi dan Perhatian
Konsentrasi : baik
Perhatian : baik
4. Kemampuan Abstrak
Pasien dapat menyebutkan persamaan dan perbedaan pulpen dengan
spidol
5. Kemampuan menolong diri
Di rumah sakit pasien dapat tidur, makan, minum, dan mandi sendiri
6. Tilikan
Penilaian realita : baik
Tilikan : derajat IV
9
7. Taraf dipercaya
Secara keseluruhan informasi dari pasien dapat dipercaya
IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
A. Status Internus
1. KESAN UMUM : baik, kompos mentis, gizi kesan cukup
2. TANDA VITAL : TD 120/80 mmHg, HR: 87 kali/menit, RR: 20
: kali/menit, T: 36,4
3. KEPALA, LEHER,THORAX, ABDOMEN, EKSTREMITAS dalam
batas normal (dbn)
B. Status Neurologis
1. FUNGSI KESADARAN : composmentis, GCS E4V5M6
2. FUNGSI LUHUR : baik
3. FUNGSI KOGNITIF : dalam batas normal
4. FUNGSI SENSORIS : dalam batas normal
5. FUNGSI MOTORIS : motorik tonus otot
+5 +5 N N
+5 +5 N N
r.fisiologis r.patologis
+2 +2 - -
+2 +2 - -
C. Pemeriksaan Laboratorium Penunjang
Dilakukan pada tanggal 09 November 2013, dengan hasil:
- Gula darah sewaktu : 92 mg/dl
- Cholesterol total : 110 mg/dl
- Trigliserida : 80 mg/dl
10
- Ureum : 14 mg/dl
- Creatinin : 0,7 mg/dl
- SGOT : 20 U/L
- SGPT : 19 U/L
V. IKTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Dari riwayat penyakit sekarang didapatkan seorang pasien laki-laki
usia 23 tahun dikeluhkan keluarganya karena mengamuk, marah-marah,
berbicara kasar dan melempar barang-barang dirumah. Menurut keluarga,
pasien sudah sejak 3 tahun mengalami gangguan jiwa seperti ini. Kejadian
berawal ketika pasien terpeleset jatuh di sungai dan kepalanya terbentur batu
kemudian sempat tidak sadarkan diri sejenak. Setelah sadar pasien menolak
dibawa berobat, dan selang satu bulan setelah itu pasien menjadi berubah
menjadi lebih pendiam dan mudah marah sampai mengamuk. Sejak saat itu
pasien dibawa ke RSJD dan mondok. Kondisi pasien semakin parah dan
mudah kumat sejak pasien melamar kekasihnya namun ditolak oleh keluarga
kekasihnya karena pasien pernah mengalami gangguan jiwa. Sejak saat itu
pasien mengamuk lagi dan dibawa ke RSJ. Pasien setelah pulang dari RSJ
kontrol rutin di RSUD Wonogiri namun tidak rutin minum obat. Pasien tidak
mau melanjutkan minum obat karena merasa dirinya sudah merasa enak.
Dari keterangan pasien, didapat bahwa pasien sering melihat bayangan
putih yang ketika pasien kejar bayangan tersebut menghilang. Pasien juga
menyadari bahwa dirinya mengamuk dan di bawa ke RSJ. Pasien juga
mengakui bahwa cintanya pernah hancur karena saat melamar ditolak
keluarga kekasihnya, karena itu pasien merasa disakiti sampai saat ini
sehingga merasa sedih. Menurut pasien dirinya menjadi seperti saat ini karena
kecewa pada hasil pemilu 2009 yang menghasilkan orang-orang yang tidak
dapat dipercaya.
11
Berdasarkan pemeriksaan status mentalis didapatkan pasien
psikomotor normoaktif, dengan pembicaraan yang jelas artikulasi dan
intonasi, volume keras, serta bersikap kooperatif terhadap pemeriksa. Mood
pasien pada saat diperksa adalah sedih karena merasa sakit hati, afek pasien
saat diperksa tampak meluas, sehingga tidak ada keserasian antara mood dan
afek. Pasien mengalami gangguan persepsi berupa halusinasi visual. Untuk
proses pikir pasien realistik, arus pikir pasien adalah logorrhea, pasien banyak
bercerita tentang kisahnya tanpa dapat disela. Untuk penilaian realita pasien
baik dengan tilikan derajat IV. Untuk status interna dan neurologis serta
pemeriksaan penunjang tidak didapatkan kelainan.
VI. FORMULASI DIAGNOSIS
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan pola perilaku dan
psikologis secara klinis bermakna dan menimbulkan suatu disabilitas dalam
melakukan aktivitas sehari-hari dan fungsi pekerjaan. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa pasien menderita gangguan jiwa.
Diagnosis Axis I
Pada pemeriksaan internus dan neurologis tidak ditemukan kelainan.
Tidak kecurigaan penyalahgunaan obat/zat. Namun berdasarkan
autoanamnesis dan alloanamnesis didapatkan adanya riwayat trauma pada
kepala pasien 3 tahun silam. Sehingga diagnosis gangguan mental organik (F
00-09) belum dapat disingkirkan dan gangguan perilaku akibat psikoaktif (F
10-19) dapat disingkirkan.
Pada pemeriksaan status mental pasien ditemukan suatu gejala yang
jelas dan bermakna yaitu kesadaran kualitatif berubah. Mood pasien sedih,
dengan afek meluas sehingga tidak didapatkan keserasian antara mood dan
afek (inappropriate), empati tidak dapat dirabarasakan. Gangguan persepsi
didapatkan adanya halusinasi visual. Adanya halusinasi visual menguatkan
diagnosis Axis I ke arah gangguan organik yang didukung adanya riwayat
12
trauma kepala pada pasien. Bentuk pikir realistik, arus pikir logorrhea, isi
pikir waham, preokupasi, dan fantasi tidak didapatkan.
Diagnosis Axis II
Ciri kepribadian skizoid, didapat dari alloanamnesis berupa
kepribadian pasien sebelum sakit yang cenderung pendiam dan berbicara bila
perlu saja
Diagnosis Axis III
Berdasarkan pemeriksaan status interna, neurologis, dan pemeriksaan
laboratorium tidak didapatkan kelainan
Diagnosis Axis IV
Berdasarkan alloanamnesis pasien mempunyai masalah keluarga yaitu
pasien gagal menikahi kekasihnya karena keluarga kekasihnya menolak
lamarannya
Diagnosis Axis V
Skala GAF saat ini : 60 - 51 (beberapa gejala sedang dan disabilitas
sedang)
VII. DIAGNOSIS MULTIAXIAL
Axis I : F.07.0 Gangguan Kepribadian dan Perilaku akibat Penyakit,
: Kerusakan dan Disfungsi Otak
Axis II : Ciri Kepribadian Skizoid
Axis III : Tidak ada diagnosis
Axis IV : Masalah Keluarga
Axis V : GAF 60-51
VIII. DIAGNOSIS BANDING
1. F 07.2 Sindrom Pasca-kontusio2. F 06.0 Halusinosis Organik
13
IX. RENCANA PENGOBATAN LENGKAP
A. NONFARMOKOLOGIS
- Melakukan pemeriksaan penunjang berupa CT-Scan untuk melihat
adanya kelainan pada bagian kepala yang terkena trauma sebelumnya,
dan memberikan penatalaksanaan jika ditemukan adanya kelainan.
- Edukasi keluarga mengenai penyakit, terapi, efek samping
pengobatan, pentingnya control dan minum obat teratur agar
mengetahui kondisi pasien serta pentingnya dukungan anggota
keluarga menghadapi masalah pasien.
- Edukasi kepada pasien jika sudah membaik mengenai penyakitnya,
terapi dan kepatuhan terapi (minum obat) serta kembali ke fungsi
peran di masyarakat.
B. FARMAKOLOGIS
- Chlorpromazin 2 x 100 mg
- Risperidone 2 x 2 mg
- Trihexyphenidyl 3 x 2 mg
VIII. PROGNOSIS
Good prognosis
No
.
Keterangan Check List
1 Onset lambat X
2 Faktor pencetus jelas V
3 Onset akut X
4 Riwayat sosial, seksual dan pekerjaan yang baik X
5 Premorbid yang baik V
6 Gangguan mood V
7 Mempunyai pasangan X
14
8 Sistem pendukung yang baik V
9 Gejala positif X
Poor prognosis
No
.
Keterangan Check List
1 Onset muda V
2 Faktor pencetus tidak jelas X
3 Onset tidak jelas V
4 Riwayat sosial, seksual, pekerjaan premorbid jelek V
5 Perilaku menarik diri, autistic V
6 Tidak menikah, cerai/janda/duda V
7 Riwayat keluarga skizofrenia V
8 Sistem pendukung yang buruk X
9 Gejala negative V
10 Tanda dan gejala neurologis V
11 Tidak ada remisi dalam 3 tahun X
12 Banyak relaps V
13 Riwayat trauma perinatal X
14 Riwayat penyerangan X
Kesimpulan Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanam : dubia ad malam
15