Refleksi Diri

3
Refleksi Diri Oleh Thatiana Dwi Arifah, 1206244346 Saat saya mulai belajar di jurusan Ilmu Keperawatan, begitu banyak pelajaran baru yang saya dapatkan, khususnya dalam mata kuliah keperawatan itu sendiri. Meskipun baru mempelajari dasar-dasar ilmu tersebut, namun telah mengubah pandangan saya tentang perawat. Sebelumnya saya mempunyai persepsi yang kurang baik terhadap perawat, karena banyak tontonan yang memperlihatkan perawat pada sisi negatif saja, seperti pakaian yang digunakan perawat kurang sopan dan pekerjaannya yang hanya bisa bergantung pada dokter. Namun hal itu tidaklah benar, karena saat saya belajar di Fakultas Ilmu Keperawatan, semua mahasiswa disarankan untuk memakai pakaian yang sopan dan bahkan tidak boleh menggunakan bahan jeans saat perkuliahan. Kemudian perawat juga lah yang melakukan kontak langsung dengan klien secara personal sehingga perawat dapat membuat intervensi keperawatan sendiri. Namun semua tidaklah lepas dari peran rekan medis yang lain. Karena perawat juga memiliki batasan-batasan dalam bertindak. Saat saya berumur 12 tahun, saya pernah terserang penyakit demam berdarah. Saat gejala awal muncul, kondisi tubuh saya lemas dan suhu badan saya juga tinggi. Sebelum akhirnya dilarikan ke rumah sakit, saya menjalani perawatan dirumah selama beberapa hari. Namun suhu tubuh saya tak kunjung turun, sehingga saya mendapat rujukan dari klinik

description

Tugas Kolaborasi

Transcript of Refleksi Diri

Page 1: Refleksi Diri

Refleksi Diri

Oleh Thatiana Dwi Arifah, 1206244346

Saat saya mulai belajar di jurusan Ilmu Keperawatan, begitu banyak pelajaran baru

yang saya dapatkan, khususnya dalam mata kuliah keperawatan itu sendiri. Meskipun baru

mempelajari dasar-dasar ilmu tersebut, namun telah mengubah pandangan saya tentang

perawat. Sebelumnya saya mempunyai persepsi yang kurang baik terhadap perawat, karena

banyak tontonan yang memperlihatkan perawat pada sisi negatif saja, seperti pakaian yang

digunakan perawat kurang sopan dan pekerjaannya yang hanya bisa bergantung pada dokter.

Namun hal itu tidaklah benar, karena saat saya belajar di Fakultas Ilmu Keperawatan, semua

mahasiswa disarankan untuk memakai pakaian yang sopan dan bahkan tidak boleh

menggunakan bahan jeans saat perkuliahan. Kemudian perawat juga lah yang melakukan

kontak langsung dengan klien secara personal sehingga perawat dapat membuat intervensi

keperawatan sendiri. Namun semua tidaklah lepas dari peran rekan medis yang lain. Karena

perawat juga memiliki batasan-batasan dalam bertindak.

Saat saya berumur 12 tahun, saya pernah terserang penyakit demam berdarah. Saat

gejala awal muncul, kondisi tubuh saya lemas dan suhu badan saya juga tinggi. Sebelum

akhirnya dilarikan ke rumah sakit, saya menjalani perawatan dirumah selama beberapa hari.

Namun suhu tubuh saya tak kunjung turun, sehingga saya mendapat rujukan dari klinik

kesehatan tempat awal saya berobat untuk di rawat inap di rumah sakit. Saya dibawa ke ruang

UGD dan diinfus oleh seorang perawat. Setiap paginya perawat datang kepada saya untuk

mengambil sampel darah agar dapat diketahui perkembangannya melalui sampel tersebut.

Saya sangat takut saat perawat mengambil darah di tangan saya dengan jarum suntiknya

karena rasanya sangat sakit. Tak lupa juga perawat tersebut menensi dan mengukur suhu

tubuh saya dengan termometer. Karena pada waktu saya terkena penyakit demam berdarah,

jumlah trombosit, tekanan darah, dan suhu tubuh saya tidak normal seperti halnya orang

sehat. Pada waktu itu juga saya mengalami sembelit, kemudian perawat memberi tahu saya

bahwa pada makanan saya akan diberikan lebih banyak sayur dan juga buah pepaya. Setelah

seminggu dirawat inap, akhirnya kondisi kesehatan saya mulai meningkat dengan ditandainya

jumlah trombosit yang terus meningkat, suhu tubuh menurun, tekanan darah sudah normal

Page 2: Refleksi Diri

kembali, dan juga saya sudah tidak sembelit lagi. Hal inilah yang membuat saya tertarik

dengan para perawat. Karena atas jasa merekalah saya dapat sembuh.

Selain itu, peran dokter yang hanya bertatap muka sekali dalam sehari membuat saya

kurang mendapatkan kesan terhadap dokter dibandingkan dengan perawat yang sangat sering

memantau saya. Begitu juga dengan tim medis lainnya yang mungkin hanya menguji sampel

darah saya di laboratorium. Namun memang waktu itu, perawat-perawat yang merawat saya

kurang begitu ramah, sehingga saya segan untuk bertanya kepadanya. Oleh karena itu, setelah

nanti saya menjadi perawat, saya ingin mengubah pandangan masyarakat bahwa perawat itu

tidak ramah. Dengan menjaga perilaku dan mimik wajah saya saat bertemu dengan pasien.

Merawat dengan sepenuh hati dengan memberikan layanan-layanan kesehatan yang terbaik.

Selain itu juga saya ingin lebih peka terhadap perasaan-perasaan pasien. Oleh karena itu, dari

sekarang saya ingin memperbanyak relasi dengan teman-teman sejawat maupun dari kakak-

kakak yang sudah mempunyai banyak pengalaman dalam bidang ini. Namun tidak membatasi

saya untuk berhubungan dengan teman-teman lainnya.