Refleksi Diri
-
Upload
thatiana-dwi-arifah -
Category
Documents
-
view
877 -
download
58
description
Transcript of Refleksi Diri
Refleksi Diri
Oleh Thatiana Dwi Arifah, 1206244346
Saat saya mulai belajar di jurusan Ilmu Keperawatan, begitu banyak pelajaran baru
yang saya dapatkan, khususnya dalam mata kuliah keperawatan itu sendiri. Meskipun baru
mempelajari dasar-dasar ilmu tersebut, namun telah mengubah pandangan saya tentang
perawat. Sebelumnya saya mempunyai persepsi yang kurang baik terhadap perawat, karena
banyak tontonan yang memperlihatkan perawat pada sisi negatif saja, seperti pakaian yang
digunakan perawat kurang sopan dan pekerjaannya yang hanya bisa bergantung pada dokter.
Namun hal itu tidaklah benar, karena saat saya belajar di Fakultas Ilmu Keperawatan, semua
mahasiswa disarankan untuk memakai pakaian yang sopan dan bahkan tidak boleh
menggunakan bahan jeans saat perkuliahan. Kemudian perawat juga lah yang melakukan
kontak langsung dengan klien secara personal sehingga perawat dapat membuat intervensi
keperawatan sendiri. Namun semua tidaklah lepas dari peran rekan medis yang lain. Karena
perawat juga memiliki batasan-batasan dalam bertindak.
Saat saya berumur 12 tahun, saya pernah terserang penyakit demam berdarah. Saat
gejala awal muncul, kondisi tubuh saya lemas dan suhu badan saya juga tinggi. Sebelum
akhirnya dilarikan ke rumah sakit, saya menjalani perawatan dirumah selama beberapa hari.
Namun suhu tubuh saya tak kunjung turun, sehingga saya mendapat rujukan dari klinik
kesehatan tempat awal saya berobat untuk di rawat inap di rumah sakit. Saya dibawa ke ruang
UGD dan diinfus oleh seorang perawat. Setiap paginya perawat datang kepada saya untuk
mengambil sampel darah agar dapat diketahui perkembangannya melalui sampel tersebut.
Saya sangat takut saat perawat mengambil darah di tangan saya dengan jarum suntiknya
karena rasanya sangat sakit. Tak lupa juga perawat tersebut menensi dan mengukur suhu
tubuh saya dengan termometer. Karena pada waktu saya terkena penyakit demam berdarah,
jumlah trombosit, tekanan darah, dan suhu tubuh saya tidak normal seperti halnya orang
sehat. Pada waktu itu juga saya mengalami sembelit, kemudian perawat memberi tahu saya
bahwa pada makanan saya akan diberikan lebih banyak sayur dan juga buah pepaya. Setelah
seminggu dirawat inap, akhirnya kondisi kesehatan saya mulai meningkat dengan ditandainya
jumlah trombosit yang terus meningkat, suhu tubuh menurun, tekanan darah sudah normal
kembali, dan juga saya sudah tidak sembelit lagi. Hal inilah yang membuat saya tertarik
dengan para perawat. Karena atas jasa merekalah saya dapat sembuh.
Selain itu, peran dokter yang hanya bertatap muka sekali dalam sehari membuat saya
kurang mendapatkan kesan terhadap dokter dibandingkan dengan perawat yang sangat sering
memantau saya. Begitu juga dengan tim medis lainnya yang mungkin hanya menguji sampel
darah saya di laboratorium. Namun memang waktu itu, perawat-perawat yang merawat saya
kurang begitu ramah, sehingga saya segan untuk bertanya kepadanya. Oleh karena itu, setelah
nanti saya menjadi perawat, saya ingin mengubah pandangan masyarakat bahwa perawat itu
tidak ramah. Dengan menjaga perilaku dan mimik wajah saya saat bertemu dengan pasien.
Merawat dengan sepenuh hati dengan memberikan layanan-layanan kesehatan yang terbaik.
Selain itu juga saya ingin lebih peka terhadap perasaan-perasaan pasien. Oleh karena itu, dari
sekarang saya ingin memperbanyak relasi dengan teman-teman sejawat maupun dari kakak-
kakak yang sudah mempunyai banyak pengalaman dalam bidang ini. Namun tidak membatasi
saya untuk berhubungan dengan teman-teman lainnya.