REFERENSI Geomorfologi

12
Definisi Geomorfologi Geomorfologi berasal dari bahasa Yunani kuno (geo= bumi, morfo = bentuk, logos = ilmu) yang berarti ilmu yang mempelajari bentuk bumi atau roman muka bumi, dalam istilah asing sering disebut sebagai landscape. Mula-mula orang memakai istilah fisiografi untuk ilmu yang mempelajari roman muka bumi. Di Eropa, fisiografi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari rangkuman tentang iklim, meteorologi, oseanografi dan geografi. Akan tetapi para pakar terutama pakar-pakar dari Amerika tidak sependapat dengan istilah ini. Dalam bidang ilmu yang mempelajari roman muka bumi dan erat hubungannya dengan ilmu geologi, mereka lebih cenderung memakai istilah Geomorfologi. Pengetahuan tentang geomorfologi, sebagaimana juga ilmu-ilmu lainnya dimulai dengan muncu!nya pakar- pakar filsafat Yunani dan Itali. Sebegitu jauh Herodatus (485-425 SM) yang dianggap sebagai Bapak Sejarah dikenal pula mempunyai pikiran tentang geologi, termasuk perubahan muka air laut sebagai salah satu gejala yang is perhatikan di Mesir. Kemudian banyak pula pakar filsafat lainnya yang menyinggung tentang geomorfologi ini. Dapat disebutkan di sini antara lain : Aristoteles, Strabo, dan Seneca yang kesemuanya pada akhirnya menerangkan gejala-gejala alam sebagai suatu kutukan Tuhan atau dikenal dengan teori malapetaka. Kemudian konsep ini sedikit demi sedikit mengalami perubahan. Orang mulai mengenal filsafat Katastrofisma (Cuvier), yang menyatakan bahwa gejala-

description

referensi

Transcript of REFERENSI Geomorfologi

Page 1: REFERENSI Geomorfologi

Definisi Geomorfologi

Geomorfologi berasal dari bahasa Yunani kuno (geo= bumi, morfo = bentuk, logos = ilmu) yang berarti ilmu yang mempelajari bentuk bumi atau roman muka bumi, dalam istilah asing sering disebut sebagai landscape. Mula-mula orang memakai istilah fisiografi untuk ilmu yang mempelajari roman muka bumi. Di Eropa, fisiografi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari rangkuman tentang iklim, meteorologi, oseanografi dan geografi. Akan tetapi para pakar terutama pakar-pakar dari Amerika tidak sependapat dengan istilah ini. Dalam bidang ilmu yang mempelajari roman muka bumi dan erat hubungannya dengan ilmu geologi, mereka lebih cenderung memakai istilah Geomorfologi.

Pengetahuan tentang geomorfologi, sebagaimana juga ilmu-ilmu lainnya dimulai dengan muncu!nya pakar-pakar filsafat Yunani dan Itali. Sebegitu jauh Herodatus (485-425 SM) yang dianggap sebagai Bapak Sejarah dikenal pula mempunyai pikiran tentang geologi, termasuk perubahan muka air laut sebagai salah satu gejala yang is perhatikan di Mesir.

Kemudian banyak pula pakar filsafat lainnya yang menyinggung tentang geomorfologi ini. Dapat disebutkan di sini antara lain : Aristoteles, Strabo, dan Seneca yang kesemuanya pada akhirnya menerangkan gejala-gejala alam sebagai suatu kutukan Tuhan atau dikenal dengan teori malapetaka. Kemudian konsep ini sedikit demi sedikit mengalami perubahan. Orang mulai mengenal filsafat Katastrofisma (Cuvier), yang menyatakan bahwa gejala-gejala morfologi terjadi secara mendadak. Hal ini didukung oleh beberapa kejadian geologi yang terbentuk secara cepat sekali seperti letusan gunung api, longsor, aliran lahar, dataran-dataran menurut pendapat ini terjadi juga secara demikian.

James Hutton (1726-1797) dikenal seba- gai Bapak Geologi Modern yang pendapatnya bertentangan dengan teori Katastrofisma, dimana proses pembentukan morfologi bekerja sepanjang waktu secara perlahan tetapi mampu membentuk bentuk-bentuk yang sekarang. Bahkan banyak perubahan-perubahan yang terjadi pada masa lalu terjadi pada masa sekarang dan seterusnya. Idea terutama tentang filsafat ini diterangkan ke dalam ungkapan masa sekarang adalah kunci membuka tabir masa lampau (The present is key to the past).

Page 2: REFERENSI Geomorfologi

Pada masa sekarang geomorfologi bukan hanya meliputi hal-hal yang statis saja, tetapi juga merupakan ilmu yang dinamis yang dapat meramalkan kejadian alam sebagai hasil interpolasi. Selain itu bentuk roman muka bumi dapat dinyatakan dengan besaran matematika seperti kita kenal dalam Geomorfologi Kwantitatif.

Beberapa definisi tentang geomorfologi setelah abad ke 18

1. Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk muka bumi yang terjadi karena kekuatan-kekuatan yang bekerja di atas dan di dalam bumi.

(Katili John, 1959)

2. Geomorfologi merupakan ilmu yang mengkaji tentang bentuk lahan, khususnya mengenai sifat, asal pembentukan, proses- proses perkembangan, dan komposisi materialnya (Cook dan Doornkamp, 1978).

3. Geomorfologi adalah ilmu yang mendeskripsikan (Secara Genetis) bentuk lahan dan proses-proses yang mengakibatkan terbentuknya bentuklahan tersebut serta mencari hubungan antara bentuklahan dengan proses-proses dalam susunan keruangan (Van Zuidam, 1979).

4. Geomorfologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari bentuklahan (landform) yang berada di permukaan bumi baik yang berada di bawah atau di atas permukaan air laut dengan penekanan pada asal mula (genesa) dan perkembangan di masa mendatang kaitannya dengan konteks lingkungan dan material penyusunnya. (Verstappen,1983).

5. Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuklahan (landform) yang terbentuk baik di permukaan bumi maupun di bawah laut dengan penekanan pada asal mula terbentuknya dan perkembangannya dalam konteks kelingkungan. (Verstappen,1983).

Aspek dan pendekatan Geomorfologi

Ada Obyek dan Lingkup Geomorfologi

Page 3: REFERENSI Geomorfologi

Geomorfologi merupakan ilmu yang mengkaji tentang bentuklahan, khususnya rnengenai sifat, asal pembentukan, proses-proses perkembangan, komposisi materialnya (Cook dan Doomkamp, 1978). Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui, bahwa obyek utama yang diteliti dalam geomorfologi adalah bentuklahan (landform).Bentuklahan adalah bagian dari permukaan bumi yang mempunyai karakteristik bentuk yang khas. akibat pengaruh kuat dari proses dan struktur kulit bumi terhadap material batuan dalam periode waktu tertentu. Berdasarkan pengertian di atas bentuklahan yang terbentuk di permukaan bumi dipengaruhi oleh lima faktor yaitu; relief (bentuk muka bumi), proses, struktur kulit bumi, material batuan, dan kronologi (periode waktu pembentukan).

Secara alami, permukaan bumi ini terbentuk oleh berbagai macam bentuklahan. Dengan atau tanpa disadari, semua mahkiuk hidup termasuk manusia melaksanakan hidup dan kehidupannya pada suatu satuan bentuklahan tertentu serta memanfaatkan bentuklahan itu sebagai habitatnya. Karena bentuklahan merupakan obyek kajian geomorfologi, maka dapat diketahui bahwa lingkup penelitian geomorfologi itu sangat luas, yang meliputi seluruh permukaan bumi baik daratan maupun yang dibawah permukaan laut (lantai samudra).

Konsep Dasar Geomorfologi

1. Proses geomorfik yang bekerja pada masa geologi juga bekerja sekarang, walaupun tidak selalu dengan intensitas yang sama, sehingga dikenal istilah; The present is the key to the past.

2. Struktur geologi merupakan faktor pengontrol yang dominan dalam evolusi bentuk lahan, dan struktur geologi dicerminkan oleh bentuk lahannya.

3. Proses geomorfologi meninggalkan bekas tertentu pada bentuklahan, dan setiap proses geomorfologi yang bekerja meninggalkan karakteristik tertentu pada bentuk lahannya.

4. Karena perbedaan tenaga erosi yang bekerja pada permukaan bumi, maka dihasilkan urutan bentuklahan yang mempunyai karakterisiik tertentu pada masing-masing tahap perkembangannya.

5. Evolusi geomorfik yang kompleks lebih umum dibanding dengan evolusi geomorfik yang sederhana.

Page 4: REFERENSI Geomorfologi

6. Sebagian kecil bentuk lahan di permukaan bumi lebih tua dari Tersier dan sebagian besar Iebih muda dari Pleistosen.

7. Studi bentanglahan yang ada sekarang tidak akan berhasil baik jika tidak memperhatikan perubahan-perubahan geologi dan iklim pada Masa Pleistosen.

8. Apresiasi iklim dunia diperlukan untuk mengetahui berbagai variasi pentingnya perbedaan proses geomorfologi.

9. Walaupun geomorfologi menekankan bentukan yang ada sekarang, namun untuk mengetahui secara mendalam perlu dipelajari sejarah pembentukan bentuklahan tersebut. (Thornbury, 1954).

empat aspek utama dalam geomorfologi. Keempat aspek geomorfologi tersebut menurut Zuidam, 1983 serta Demek dan Embleton, 1978) adalah. morfologi, morfogenesis, morfokronologi, dan morfoasosiasi (morfo-arrangement). Berikut ini dibahas keempat aspek masing-masing.

1. Aspek morfologi meliputi

a .Aspek morfografi, yaitu aspek yang mendeskripsikan tentang kondisi bentuk lahan seperti misalnya; daerah dataran, perbukitan, atau pegunungan.

b .Aspek morfometri, yaitu aspek yang menyatakan ukuran dan deskripsi dari parameter-parameter bentuk lahan seperti; morfometri lereng (kecuraman), morfometri DAS (tekstur, percabangan sungai, segment sungai, dan lainnya), morfometri longsor (indeks pelebaran, indeks penipisan, indeks perpindahan), atau morfometri lembah yang dinyatakan dalam (lebar lembah, sinusitas, jarak antar lembah dan lainnya).

2. Aspek morfogenetik meliputi:

a. Aspek morfodinamik, mendeskripsikan tentang dinamika proses eksogenetik yang berkaitan dengan kerja air, angin, gletser, sinar matahari dan gravitasi. Misalnya; pelongsoran, banjir, pembentukan dune, bura (spit), rock fall dan lainnya).

b. Aspek morfostruktur, dibedakan menjadi morfostruktur aktif dan pasif. Morfostruktur aktif mendeskripsikan tentang struktur yang terjadi akibat

Page 5: REFERENSI Geomorfologi

dari dinamika proses endogenetik, yang meliputi; tektonisme dan vulkanisme. Sebagai contoh terbentuknya gawir sesar (escarpment), gunung api, antiklinal-sinklinal, dan lainnya. Morfostruktur pasif mendeskripsikan tentang litologi (jenis batuan) dan struktur kulit bumi yang berkaitan dengan proses denudasional, sebagai contoh; proses pembentukan mesa, cuesta, kubah, hogback dan lainnya.

c. Morfokronologi mendeskripsikan tentang pertanggalan relatif atau absolut pada suatu bentuklahan dalam hubungannya dengan proses pembentukannya.

d. Morfoasosiasi mendeskripsikan tentang pertautan antara bentuklahan yang satu dengan bentuklahan yang lain secara kontekstual dalam suatu susunan keruangan dan berkaitan dengan proses- proses geomorfik.

Berdasarken aspek-aspek geomorfologi tersebut, maka untuk memecahkan masalah geomorfologi harus dilakukan dengan menggunakan pendekatan-pendekatantertentu. Kings (1971) mengemukakan ada empat pendekatan dalam geomorfologi yaitu; pendekatan deskriptif, pendekatan areal, pendekatan dinamik, dan pendekatan kronologis atau pendekatan historis.

Gaya dan Proses Geomorfologi

Gaya penggerak proses geomorfologi dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu gaya asal dalam (endogen) dan gaya asal luar (eksogen). Gaya endogen berasal dari pergerakan lempeng sedangkan sumber gaya eksogen adalah energi matahari. Pergerakan lempeng tektonik menggerakkan proses distrofisme dan volkanisme. Posisi matahari secara relative terhadap permukaan menyebabkan perbedaan iklim. Perbedaan iklim inilah yang menggerakkan air, gelombang, es, dan organisme yang selanjutnya menjadi gaya dan penggerak proses geornorfologi asal luar. Pergerakan air di permukaan bumi menimbulkan proses fluvial, gelombang menggerakkan proses marin, es mencair menggerakkan proses glasial, pertumbuhan organisme menggerakkan proses organik, temperatur dan iklim menggerakkan proses pelapukan dan pelarutan.

Selain dua gaya yang diuraikan di atas, ma- sih terdapat satu gaya yang membentuk permukaan bumi, yaitu gaya ekstra terestrial (luar angkasa).

Page 6: REFERENSI Geomorfologi

Gaya ekstra terestrial berasal dari jatuhan benda-benda angkasa yang mengenai bumi dan dikenal dengan gejala/proses impak/tumbukan. Permukaan bumi yang terbentuk oleh gaya ekstra terestrial sangatlah minor dibandingkan dengan gaya eksogen dan endogen, namun demikian seiring dengan perkembangan teknologi luar angkasa, gaya ekstra terestrial semakin mendapat perhatian lebih dibandingkan dengan era sebelumnya.

http://bumidansekelilingnya.blogspot.com/2013/04/materi-geomorfologi.html

Proses geomorfologi adalah perubahan-perubahan baik secara fisik

maupun kimiawi yang dialami permukaan bumi. Penyebab proses

tersebut yaitu benda-benda alam yang dikenal dengan nama geomorphic

Page 7: REFERENSI Geomorfologi

agent, berupa air dan angin. Keduanya merupakan penyebab proses

geomorfologi yang dibantu dengan adanya gaya berat, dan

keseluruhannya bekerja bersama-sama dalam melakukan perubahan

terhadap permukaan muka bumi. Tenaga-tenaga perusak ini dapat kita

golongkan dalam tenaga asal luar (eksogen), yaitu yang datang dari luar

atau dari permukaan bumi, sebagai lawan dari tenaga asal dalam

(endogen) yang berasal dari dalam bumi. Tenaga asal luar pada

umumnya bekerja sebagai perusak, sedangkan tenaga asal dalam sebagai

pembentuk. Kedua tenaga inipun bekerja bersama-sama dalam

mengubah bentuk permukaan muka bumi ini.

Geomorfologi sendiri mempunyai banyak pengertian, berikut

beberapa pengertian geomorfologi menurut para ahli :

1. Geomorfologi adalah studi tentang bentuk lahan. [Lobeck (1939: 3)]2. Geomorfologi adalah studi yang menguraikan bentuklahan dan

proses yang mempengaruhipembentukannya serta mengkaji hubungan timbal balik antara bentuk lahan dengan proses dalam tatanan keruangannya. [Zuidam dan Concelado (1979: 3)]

3. Bentuk lahan adalah menjadi sasaran geomorfologi bukan hanya daratan tetapi juga yang terdapat di dasar laut (lautan). [Verstappen (1983: 3)]

4. Geomorfologi adalah studi mengenai bentuk lahan dan terutama tentang sifat alami, asal mula, proses perkembangan, dan komposisi material penyusunnya. [Cooke dan Doornkamp (1987: 3)]

5. Geomorfologi adalah ilmu pengetahuan tentang bentuk lahan. [Thornbury (1990: 2)]

            Proses geomorfologi dibedakan menjadi dua, yaitu proses eksogen

dan proses endogen. Proses eksogen dipengaruhi oleh tenaga asal luar

(dari luar bumi) sedangkan proses endogen dipengaruhi oleh tenaga asal

dalam (dari dalam bumi). Proses geomorfologi, baik eksogen maupun

endogen akan berpengaruh terhadap bentuk muka bumi. 

            Setiap proses geomorfologi di atas, masih terbagi lagi dalam

beberapa kelompok. Hasil proses eksogen dapat di bedakan menjadi 3

(tiga) yaitu bentuk lahan erosional, betuk lahan deposisional, dan bentuk

lahan residual. Sedangkan hasil dari proses endogen dapat menghasilkan

bentuk bentuk lipatan, patahan, dome, dan volkan. Hasil proses eksogen

dan endogen inilah yang selanjutnya membentuk premukaan lahan yang

Page 8: REFERENSI Geomorfologi

dapat kita lihat sekarang ini. Berikut ini penjelasan tentang proses

geomorfologi yang mempengaruhi premukaan bumi.[Thornburry : 34-37]

A.    Proses eksogen

1.      Degradasi, adalah proses yang menyebabkan turunnya permukaan bumi.

Degradasi ini meliputi pelapukan (deintegrasi, dekomposisi), gerak masa

batuan atau mass-wasting, dan erosi

2.      Agradasi, adalah proses yang menyebabkan naiknya permukaan bumi.

Penyebab terjadinya agradasi adalah proses sedimentasi, deposisi oleh

air, maupun proses angin

3.      Aktivitas organisme, adalah semua aktivitas dari makhluk hidup

(manusia, hewan, dan tumbuhan) yang mempengaruhi bentuk permukaan

bumi.

 

B.     Proses endogen

1.      Diastrofisme

Adalah proses pengangkatan permukaan bumi, meliputi:

a.       Epirogenesa, yaitu semua gerakan yang mempengaruhi sebagian atau

seluruh benua atau pada wilayah yang luas dengan proses yang

lambat. Epirogenesa positif apa bila permukaan bumi seakan turun dan

epirogenesa negatif apabila permukaan bumi seakan naik.

b.      Orogenesa, yaitu proses pengangkatan permukaan bumi pada daerah

sempit atau dapat dikatakan sebagai proses pembentuk pegunungan,

dengan proses yang cepat.

2.      Vulkanisme

Merupakan gejala atau fenomena yang berhubungan dengan kegiatan

penerobosan magma kepermukaan bumi beserta gejala-gejala yang

menyertainya sehingga membentuk gunung api(volcano).

http://www.guntara.com/2012/11/proses-geomorfologi-beserta-

tenaga.html

Page 9: REFERENSI Geomorfologi