Referat THT Benda Asing Bronkus

23
Referat BENDA ASING DI BRONKUS Oleh: Widyastuti, S. Ked 04061001116 Fitri Handayani, S. Ked 04061001121 Ferazona Wardani, S .Ked 04061001101 Vita, S. Ked 04043100017 Nita Rusilina, S. Ked 03043100014 Pembimbing: Dr. Yoan Levia Magdi, Sp. THT-KL

Transcript of Referat THT Benda Asing Bronkus

Page 1: Referat THT Benda Asing Bronkus

Referat

BENDA ASING DI BRONKUS

Oleh:

Widyastuti, S. Ked 04061001116

Fitri Handayani, S. Ked 04061001121

Ferazona Wardani, S .Ked 04061001101

Vita, S. Ked 04043100017

Nita Rusilina, S. Ked 03043100014

Pembimbing:

Dr. Yoan Levia Magdi, Sp. THT-KL

BAGIAN ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK -

BEDAH KEPALA LEHER RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PALEMBANG

2010

Page 2: Referat THT Benda Asing Bronkus

HALAMAN PENGESAHAN

Referat

Judul

BENDA ASING DI BRONKUS

Oleh:

Widyastuti, S. Ked 04061001116

Fitri Handayani, S. Ked 04061001121

Ferazona Wardani, S .Ked 04061001101

Vita, S. Ked 04043100017

Nita Rusilina, S. Ked 03043100014

Telah diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat dalam mengikuti

Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian/Departemen Ilmu Kesehatan Telinga

Hidung Tenggorok Rumah Sakit dr. Mohammad Hoesin Palembang Fakultas

Kedokteran Universitas Sriwijaya periode 25 Oktober – 22 November 2010.

Palembang, November 2010

Pembimbing,

dr. Yoan Levia Magdi, Sp.THT-KL

Page 3: Referat THT Benda Asing Bronkus

BAB 1

PENDAHULUAN

Benda asing dalam suatu organ dapat terbagi atas benda asing eksogen

(berasal dari luar tubuh) dan benda asing endogen (berasal dari dalam tubuh) yang

dalam keadaan normal seharusnya benda tersebut tidak ada. Benda asing eksogen

dapat berupa padat, cair, atau gas. Benda asing eksogen terdiri dari zat organik

seperti kacang-kacangan, tulang, dan zat anorganik seperti peniti, jarum, batu dan

lain-lain. Benda asing eksogen cair dibagi dalam benda cair yang bersifat iritatif,

seperti zat kimia, dan benda cair non-iritatif, yaitu cairan dengan pH 7,4. Benda

asing endogen contohnya sekret kental, darah atau bekuan darah, nanah, krusta,

perkijuan, membrane difteri, bronkolit, cairan amnion, dan mekonium.1

Peristiwa tertelannya benda asing merupakan masalah utama pada anak

usia 6 bulan sampai 6 tahun, tampak dari 70% banyaknya yang mengalami

tertelan benda asing adalah anak-anak, meskipun dapat terjadi pada semua umur

karena anak-anak sering memasukkan benda ke dalam mulutnya, bahkan sering

bermain atau menangis pada waktu makan5. Secara statistik, persentase aspirasi

benda asing berdasarkan letaknya masing-masing adalah; hipofaring 5%,

laring/trakea 12%, dan bronkus sebanyak 83%. Kebanyakan kasus aspirasi benda

asing terjadi pada anak usia <15 tahun; sekitar 75% aspirasi benda asing terjadi

pada anak usia 1–3 tahun.2,3,4 Benda asing bronkus paling sering berada di bronkus

kanan, karena bronkus utama kanan lebih besar, mempunyai aliran udara lebih

besar dan membentuk sudut lebih kecil terhadap trakea dibandingkan dengan

bronkus utama kiri.1

Benda asing di saluran napas dapat menjadi penyebab berbagai macam

penyakit paru, baik akut maupun kronis. Benda asing yang lama berada di

bronkus dapat menjadi penyebab timbulnya penyakit paru kronik, bronkiestasis,

abses paru, dan jaringan granulasi yang menutupi benda asing, Sumbatan total

saluran nafas atas yang berlangsung lebih dari lima menit pada dewasa akan

mengakibatkan kerusakan jaringan otak dan henti jantung.5

Page 4: Referat THT Benda Asing Bronkus

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

Benda asing di bronkus adalah benda yang berasal dari luar tubuh atau dari

dalam tubuh, yang dalam keadaan normal tidak ada yang tersangkut dan terjepit

di bronkus karena teraspirasi, baik secara sengaja maupun tidak sengaja.1

FAKTOR PREDISPOSISI

Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya aspirasi benda asing ke

dalam saluran napas, antara lain:1

1. Faktor individual antara lain umur, jenis kelamin, pekerjaan, kondisi sosial,

tempat tinggal.

2. Kegagalan mekanisme proteksi yang normal, antara lain keadaan tidur,

kesadaran menurun, alkoholisme dan epilepsi.

3. Faktor fisik: kelainan dan penyakit neurologik.

4. Proses menelan yang belum sempurna pada anak.

5. Faktor dental, medical dan surgical, misalnya tindakan bedah, ekstraksi gigi,

belum tumbuhnya gigi molar pada anak usia kurang dari 4 tahun.

6. Faktor kejiwaan, antara lain: emosi, gangguan psikis.

7. Ukuran, bentuk dan sifat benda asing.

8. Faktor kecerobohan, antara lain: meletakkan benda asing di mulut, persiapan

makanan yang kurang baik, makan atau minum tergesa-gesa, makan sambil

bermain, memberikan kacang atau permen pada anak yang gigi molarnya

belum tumbuh.

Anak-anak lebih sering mengalami aspirasi benda asing daripada orang

dewasa dimana sebagian besar terjadi pada anak-anak dibawah umur 3 tahun dan

anak laki-laki lebih banyak dibanding perempuan dengan perbandingan 2 : 1. (basic

otolaryngology)

Page 5: Referat THT Benda Asing Bronkus

Orang dewasa umumnya mengalami aspirasi akibat trauma atau konsumsi obat-

obatan yang dapat mengubah status mental ataupun adanya penyakit neurologik

yang mempengaruhi kontrol terhadap makanan yang dimakan.(Ballenger)

ANATOMI

Trakea bercabang dua setinggi torakal empat menjadi bronkus utama kanan dan

kiri. Sekat dari percabangan itu disebut karina. Karina letaknya lebih ke kiri dari

garis median, sehingga lumen bronkus utama kanan lebih luas dari bronkus utama

Page 6: Referat THT Benda Asing Bronkus

kiri. Lumen bronkus utama kanan pada potongan melintang seperempat lebih kuas

dari bronkus utama kiri. Bronkus utama kanan lebih pendek dari bronkus utama

kiri, panjangnya pada orang dewasa 2,5 cm dan mempunyai 6-8 cincin tulang

rawan. Panjang bronkus utama kiri kira-kira 5 cm dan mempunyai cincin tulang

rawan sebanyak 9-12 buah. Bronkus utama kanan membentuk sudut 25 derajat ke

kanan dari garis tengah, sedangkan bronkus utama kiri membuat sudut 45 derajat

ke kiri dari garis tengah. Dengan demikian bronkus utama kanan hampir

membentuk garis lurus dengan trakea, sehingga benda asing eksogen yang masuk

ke dalam bronkus akan lebih mudah masuk ke dalam lumen bronkus utama kanan

dibandingkan bronkus utama kiri (pada orang yang sedang berdiri).

Faktor lain yang mempermudah masuknya benda asing ke dalam bronkus

utama kanan ialah kerja otot trakea yang mendorong benda asing itu ke kanan.

Selain itu udara inspirasi ke dalam bronkus utama kanan lebih besar dibandingkan

dengan udara inspirasi ke bronkus utama kiri. Dinding bronkus terdiri dari cincin

tulang rawan. Sebetulnya tidak semua cincin itu merupakan cincin penuh. Di

bagian posterior pada umumnya terdiri dari membran. Oleh karena itu pada waktu

inspirasi lumen bronkus berbentuk bulat sedangkan pada waktu ekspirasi lumen

berbentuk ginjal. Makin ke distal cincing tulang rawan bronkus makin hilang,

sehingga di bronkus terminal dan alveolus sudah tidak ada cincin tulang rawan

lagi dan otot dinding bronkus relatif makin lebih penting.

Ukuran traktus trakeobronkial pada orang dewasa, pria dan wanita, serta

pada anak-anak dan bayi berlainan. Ukuran ini berlainan pada cadaver dan orang

yang masih hidup. Pada tindakan bronkoskopi untuk mengetahui jarak dari suatu

lokasi diukur dari baris gigi depan atas. (BUKU IJO FK UI)

PATOFISIOLOGI

Setelah benda asing teraspirasi, maka benda asing tersebut dapat ter-

sangkut pada tiga tempat anatomis yaitu, laring, trakea atau bronkus. Dari semua

aspirasi benda asing, 80–90% diantaranya terperangkap di bronkus dan cabang-

cabangnya.

Page 7: Referat THT Benda Asing Bronkus

Pada orang dewasa, benda asing bronkus cenderung tersangkut di bronkus

utama kanan, karena bronkus kanan hampir merupakan garis lurus dengan trakea

sedangkan bronkus kiri membuat sudut dengan trakea. Benda asing yang lebih

besar lebih banyak tersangkut di laring atau trakea.(FK UI)

Jika benda asing berada dalam bronkus, terdapat tiga kemungkinan

fisiologis dalam hal obstruksi aliran udara. Jika benda tersebut menyumbat

bronkus secara total, terjadi atelektasis perifer akibat resorpsi udara paru-paru

distal ke dalam darah. Bila benda tersebut tidak menyumbat, dimana udara dapat

lewat disekitarnya baik pada inspirasi maupun ekspirasi, maka yang terjadi

mungkin hanya mengi setempat yang menyerupai asma. Kemungkinan ketiga dan

yang paling sering terjadi adalah obstruksi parsial dimana benda asing berfungsi

sebagai katup. Bronkus mengembang pada inspirasi dan memungkinkan lewatnya

udara ke paru-paru distal. Pada ekspirasi terjadi konstraksi bronkus di sekeliling

benda asing, sehingga udara terperangkap dalam paru-paru distal. Keadaan ini

menimbulkan emfisema di perifer dari benda asing tersebut. Jika benda asing

dibiarkan dapat timbul pneumonia, abses atau perdarahan. Kecurigaan akan

adanya benda asing merupakan salah satu indikasi bronkoskopi bilamana terdapat

pneumonia menetap atau kambuh, mengi setempat atau hemoptisis.(boies)

GEJALA KLINIK

Gejala sumbatan benda asing di dalam saluran napas tergantung pada

lokasi benda asing, derajat sumbatan (total atau sebagian), sifat, bentuk dan

ukuran benda asing. Benda asing organik menyebabkan reaksi yang hebat pada

saluran nafas dengan gejala laringotrakeabronkitis, toksemia, batuk dan demam

irregular. Tanda fisik benda asing di bronkus bervariasi karena perubahan posisi

benda asing dari satu sisi ke sisi lain dalam paru.(buku ijo FK UI)

Benda asing yang masuk melalui hidung dapat tersangkut di hidung,

nasofaring, laring, trakea dan bronkus. Benda yang masuk melalui mulut dapat

tersangkut di orofaring, hipofaring, tonsil, dasar lidah, sinus piriformis, esofagus

atau dapat juga tersedak masuk ke dalam laring, trakea dan bronkus. Gejala yang

Page 8: Referat THT Benda Asing Bronkus

timbul bervariasi, dari tanpa gejala hingga kematian sebelum diberikan

pertolongan akibat sumbatan total.

Seseorang yang mengalami aspirasi benda asing saluran napas akan

mengalami 3 stadium. Stadium pertama merupakan gejala permulaan yaitu batuk-

batuk hebat secara tiba-tiba (violent paroxysms of coughing), rasa tercekik

(choking), rasa tersumbat di tenggorok (gagging) dan obstruksi jalan napas yang

terjadi dengan segera. Pada stadium kedua, gejala stadium permulaan diikuti oleh

interval asimptomatis. Hal ini karena benda asing tersebut tersangkut, refleks-

refleks akan melemah dan gejala rangsangan akut menghilang. Stadium ini

berbahaya, sering menyebabkan keterlambatan diagnosis atau cenderung

mengabaikan kemungkinan aspirasi benda asing karena gejala dan tanda yang

tidak jelas. Pada stadium ketiga, telah terjadi gejala komplikasi dengan obstruksi,

erosi atau infeksi sebagai akibat reaksi terhadap benda asing, sehingga timbul

batuk-batuk, hemoptisis, pneumonia dan abses paru.

DIAGNOSIS

Anamnesis

Pasien yang teraspirasi benda asing mungkin datang dengan keluhan

batuk, wheezing, stridor ataupun sianosis. Namun, sebagian besar datang ke

rumah sakit pada fase asimptomatik. Riwayat yang perlu ditanyakan adalah

perkiraan waktu aspirasi, durasi timbulnya gejala respiratory sejak terjadinya

aspirasi serta benda apa yang teraspirasi. (current diagnosis and treatment in otolaryngology)

Pemeriksaan fisik

Pada fase asimptomatik keadaan umum pasien masih baik dan foto

rontgen thoraks belum memperlihatkan kelainan. Pada fase pulmonum, benda

asing berada di bronkus dan dapat bergerak ke perifer. Pada fase ini udara yang

masuk ke segmen paru terganggu secara progresif, dan pada auskultasi terdengar

ekspirasi memanjang disertai dengan mengi. (buku ijo FK UI)

Pemeriksaan penunjang

Pada kasus benda asing di saluran napas dapat dilakukan pemeriksaan

radiologis dan laboratorium untuk membantu menegakkan diagnosis. Benda asing

Page 9: Referat THT Benda Asing Bronkus

yang bersifat radioopak dapat dibuat rongent foto segera setelah kejadian, benda

asing radiolusen dibuatkan rongent foto setelah 24 jam kejadian, karena sebelum

24 jam kejadian belum menunjukkan gambaran radiologis yang berarti. Biasanya

setelah 24 jam baru tampak tanda-tanda atelektasis atau emfisema. Pemeriksaan

thoraks lateral dilakukan dengan lengan di belakang punggung, leher dalam

keadaan fleksi dan kepala ekstensi untuk melihat keseluruhan jalan nafas.

Video fluoroskopi merupakan cara terbaik untuk melihat saluran napas

secara keseluruhan, dapat mengevaluasi pada saat ekspirasi dan inspirasi dan

adanya obstruksi parsial.

Bronkogram berguna untuk benda asing radiolusen yang berada di perifer

serta perlu untuk menilai bronkiektasis akibat benda asing yang lama berada di

bronkus.

Pemeriksaan laboratorium darah diperlukan untuk mengetahui adanya

gangguan keseimbangan asam basa, serta tanda-tanda infeksi saluran napas.

PENATALAKSANAAN

Untuk dapat menanggulangi kasus aspirasi benda asing dengan cepat dan

tepat, perlu diketahui dengan baik lokasi tersangkutnya benda asing tersebut.

Secara prinsip benda asing di saluran napas dapat ditangani dengan pengangkatan

segera secara endoskopik dengan trauma minimum. Umumnya penderita dengan

aspirasi benda asing datang ke rumah sakit setelah melalui fase akut, sehingga

pengangkatan secara endoskopik harus dipersiapkan seoptimal mungkin, baik dari

segi alat maupun personal yang telah terlatih.

Benda asing di traktus trakeobronkial dikeluarkan secara bronkoskopi,

menggunakan bronkoskop kaku atau serat optik. Tindakan bronkoskopi harus

segera dilakukan, apalagi bila benda asing bersifat organik karena benda asing

organik seperti kacang-kacangan mempunyai sifat higroskopik, mudah menjadi

lunak dan mengembang oleh air serta menyebabkan iritasi pada mukosa(Cahyono A.,

Yunizaf M. Aspirasi benda asing jarum di bronkus. Dalam: Kumpulan naskah ilmiah pertemuan ilmiah tahunan perhati. 1996. Malang:

Immanuel Press.). Persiapan ekstraksi benda asing harus dilakukan sebaik-baiknya

dengan tenaga medis/operator, kesiapan alat yang lengkap. Besar dan bentuk

Page 10: Referat THT Benda Asing Bronkus

benda asing harus diketahui dan mengusahakan duplikat benda asing serta

cunam yang sesuai benda asing yang akan dikeluarkan. Benda asing yang tajam

harus dilindungi dengan memasukkan benda tersebut ke dalam lumen

bronkoskop. Bila benda asing tidak dapat masuk ke lumen alat maka benda asing

kita tarik secara bersamaan dengan bronkoskop.

Di Instalasi Gawat Darurat, terapi suportif awal termasuk pemberian

oksigen, monitor jantung dan pulse oxymetri dan pemasangan IV dapat dilakukan.

Pemberian steroid dan antibiotik preoperatif dapat mengurangi komplikasi seperti

edema saluran napas dan infeksi. Metilprednisolon 2 mg/kg IV dan antibiotik

spektrum luas yang cukup mencakup Streptokokus hemolitik dan Staphylococcus

aureus dapat dipertimbangkan sebelum tindakan bronkoskopi.

Bronkoskopi

Prinsip penanganan benda asing di saluran napas adalah mengeluarkan

benda asing tersebut dengan segera dalam kondisi paling maksimal dan trauma

paling minimal. Penentuan cara pengambilan benda asing dipengaruhi oleh faktor

misalnya umur penderita, keadaan umum, lokasi dan jenis benda asing, tajam

atau tidaknya benda asing dan lamanya benda asing berada di saluran napas.

Sebenarnya tidak ada kontraindikasi absolut untuk tindakan bronkoskopi, selama

hal itu merupakan tindakan untuk menyelamatkan nyawa (life saving). Pada

keadaan tertentu dimana telah terjadi komplikasi radang saluran napas akut,

tindakan dapat ditunda sementara dilakukan pengobatan medikamentosa untuk

mengatasi infeksi. Pada aspirasi benda asing organik yang dalam waktu singkat

dapat menyebabkan sumbatan total, maka harus segera dilakukan bronkoskopi,

bahkan jika perlu tanpa anestesi umum.

Benda asing di bronkus dapat dikeluarkan dengan bronkoskopi kaku

maupun bronkoskopi serat optik. Pada bayi dan anak-anak sebaiknya digunakan

bronkoskopi kaku untuk mempertahankan jalan napas dan pemberian oksigen

yang adekuat, karena diameter jalan napas pada bayi dan anak-anak sempit. Pada

orang dewasa dapat dipergunakan bronkoskop kaku atau serat optik, tergantung

kasus yang dihadapi. Ukuran alat yang dipakai juga menentukan keberhasilan

Page 11: Referat THT Benda Asing Bronkus

tindakan. Keterampilan operator dalam bidang endoskopi juga berperan dalam

penentuan pelaksanaan tindakan bronkoskopi.

Bronkoskop kaku mempunyai keuntungan antara lain ukurannya lebih

besar variasi cunam lebih banyak, mempunyai kemampuan untuk mengekstraksi

benda asing tajam dan kemampuan untuk dilakukan ventilasi yang adekuat. Selain

keuntungan di atas, penggunaan bronkoskop kaku juga mempunyai kendala yaitu

tidak bisa untuk mengambil benda asing di distal, dapat menyebabkan patahnya

gigi geligi, edema subglotik, trauma mukosa, perforasi bronkus dan perdarahan.

Pada pemakaian teleskop maupun cunam penting diperhatikan bahwa ruang untuk

pernapasan menjadi sangat berkurang, sehingga lama penggunaan alat-alat ini

harus dibatasi sesingkat mungkin. Bronkoskop serat optik dapat digunakan untuk

orang dewasa dengan benda asing kecil yang terletak di distal maupun penderita

dengan ventilasi mekanik, trauma kepala, trauma servikal dan rahang.

Beberapa faktor penyulit mungkin dijumpai dan dapat menimbulkan

kegagalan bronkoskopi antara lain adalah faktor penderita, saat dan waktu

melakukan bronkoskopi, alat, cara mengeluarkan benda asing, kemampuan tenaga

medis dan para medis, dan jenis anestesia. Sering bronkoskopi pada bayi dan anak

kecil terdapat beberapa kesulitan yang jarang dijumpai pada orang dewasa, karena

lapisan submukosa yang longgar di daerah subglotik menyebabkan lebih mudah

terjadi edema akibat trauma. Keadaan umum anak capet menurun, dan cepat

terjadi dehidrasi dan renjatan. Demam menyebabkan perubahan metabolisme,

termasuk pemakaian oksigen dan metabolisme jaringan, vasokontriksi umum dan

perfusi jaringan terganggu. Adanya benda asing di saluran napas akan

mengganggu proses respirasi, sehingga benda asing tersebut harus segera

dikeluarkan.

Pemberian kortikosteroid dan bronkodilator dapat mengurangi edema

laring dan bronkospasme pascatindakan bronkoskopi. Pada penderita dengan

keadaaan sakit berat, maka sambil menunggu tindakan keadaan umum dapat

diperbaiki terlebih dahulu, misalnya: rehidrasi, memperbaiki gangguan

keseimbangan asam basa, dan pemberian antibiotika. Keterlambatan diagnosis

dapat terjadi akibat kurangnya pengetahuan dan kewaspadaan penderita maupun

Page 12: Referat THT Benda Asing Bronkus

orang tua mengenai riwayat tersedak sehingga menimbulkan keterlambatan

penanganan.

Kesulitan mengeluarkan benda asing saluran napas meningkat sebanding

dengan lama kejadian sejak aspirasi benda asing. Pada benda asing yang telah

lama berada di dalam saluran napas atau benda asing organik, maka mukosa yang

menjadi edema dapat menutupi benda asing dan lumen bronkus, selain itu bila

telah terjadi pembentukkan jaringan granulasi dan striktur maka benda asing

menjadi susah terlihat.

Pada kasus yang tidak terdapat gejala sumbatan jalan napas total, maka

tindakan bronkoskopi dilakukan dengan persiapan operator, alat dan keadaan

umum penderita sebaik mungkin. Holinger menyatakan bahwa lebih baik dengan

persiapan 2 jam, maka benda asing dapat dikeluarkan dalam waktu 2 menit

daripada persiapan hanya 2 menit tetapi akan ditemui kesulitan selama 2 jam. Bila

benda asing menyebabkan sumbatan jalan napas total, misalnya benda asing di

laring atau trakea, maka tindakan harus segera dilakukan untuk menyelamatkan

penderita, bila perlu dilakukan krikotirotomi atau trakeostomi lebih dahulu. Jika

timbul kesulitan dalam mengeluarkan benda asing, maka dapat didorong ke salah

satu sisi bronkus. Snow menyatakan bahwa tindakan bronkoskopi tidak boleh

lebih dari 30 menit. (primz)

Benda asing yang tidak dapat dikeluarkan dengan cara bronkoskopi

seperti benda asing tajam, tidak rata dan tersangkut pada jaringan dapat dilakukan

servikotomi atau torakotomi untuk mengeluarkan benda asing tersebut. (buku ijo)

KOMPLIKASI

Komplikasi aspirasi benda asing di bronkus dapat diklasifikasikan menjadi

komplikasi awal atau komplikasi akhir. Komplikasi awal dapat berupa sianosis,

respiratory distress ataupun respiratory arrest. Efek katup dapat menyebabkan

hiperekspansi pada area paru yang terkena. Jika terjadi obstruksi lengkap maka

kolaps paru partial ataupun total dapat terjadi. Sedangkan komplikasi akhir dapat

berupa pneumona, empiema, fistula bronchial dan pneumothoraks. (current diagnosis and

treatment in otolaryngology)

Page 13: Referat THT Benda Asing Bronkus

PROGNOSIS

Sebagian besar pasien akan sembuh tanpa adanya komplikasi yang

menetap. Penundaan dalam diagnosis akan menyebabkan morbiditas lebih berat.

Pasien yang memiliki kesulitan dalam saat ekstraksi harus diobservasi

postoperative sampai mereka tidak membutuhkan lagi airways support. (current diagnosis

and treatment in otolaryngology)

Page 14: Referat THT Benda Asing Bronkus

BAB III

KESIMPULAN

Benda asing di bronkus adalah benda yang berasal dari luar tubuh atau dari

dalam tubuh, yang dalam keadaan normal tidak ada yang tersangkut dan terjepit

di bronkus karena teraspirasi, baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Anak-

anak lebih sering mengalami aspirasi benda asing daripada orang dewasa. Orang

dewasa umumnya mengalami aspirasi akibat trauma atau konsumsi obat-obatan

yang dapat mengubah status mental ataupun adanya penyakit neurologik yang

mempengaruhi kontrol terhadap makanan yang dimakan.

Gejala sumbatan benda asing di dalam saluran napas tergantung pada

lokasi benda asing, derajat sumbatan (total atau sebagian), sifat, bentuk dan

ukuran benda asing. Benda asing yang masuk melalui hidung dapat tersangkut di

hidung, nasofaring, laring, trakea maupun bronkus. Pasien yang teraspirasi benda

asing mungkin datang dengan keluhan batuk, wheezing, stridor ataupun sianosis.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil yang diperoleh dari anamnesis,

pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang meliputi radiologi serta

bronkoskopi yang sekaligus dapat berguna untuk membantu mengeluarkan benda

asing dalam bronkus.

Page 15: Referat THT Benda Asing Bronkus

DAFTAR PUSTAKA

1. Adams GL. Boies LR, Jr. Highler PA. Boies Buku Ajar THT. Edisi 7.

Effendi H. Santoso RAK. Editor. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

1997.pp.467-468.

2. Yunizaf, M. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung dan Tenggorokan.

Edisi 6. Soepardi, EA., Iskandar, N. Editor. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

2007. pp. 259-265.

3. Snow, James B. Ballenger’ Manual of Otorhinolaryngology Head and

Neck Surgery. Volume 2. Hamilton. 2002. pp. 546-549.

4. Bailey BJ, JT Johnson. Head and Neck Surgery-Otolaryngology.Volume

2. Lippincot Williams & Wilkins. Philadelphia.2006:2113-14

5. Lalwani, Anil K. Current Diagnosis and Treatment : Otolaryngology Head

and Neck Surgery. Volume 2. Kristina W. Rosbe, MD. New York. 2008.

pp. 523-526.

6. Asroel, Harry A. Ekstraksi Benda Asing di Bronkus dan Esofagus.

Majalah Kedokteran Nusantara. Volume 4; 2. 2007.

7. Murray AD. Foreign bodies of airway. 2006. Available at

http://emedicine.medscape.com/article/872498-overview.

8. Callender T. Laryngo-tracheo-bronchial foreign bodies, 1992. Available at

http://www.bcm.edu/oto/grand/2192.html

9. Giannoni CM. Foreign bodies aspiration. 1994. Available at

http://www.bcm.edu/oto/grand/31094.html).

10. Cahyono A., Yunizaf M. Aspirasi benda asing jarum di bronkus.

Kumpulan naskah ilmiah pertemuan ilmiah tahunan perhati. Malang:

Immanuel Press.1996.