Referat Corpal Bronkus Hans

download Referat Corpal Bronkus Hans

of 24

Transcript of Referat Corpal Bronkus Hans

  • 8/12/2019 Referat Corpal Bronkus Hans

    1/24

    Referat Benda Asing di Bronkus Page 1

    HALAMAN PENGESAHAN

    Penyusun : Hans Jaya / 406127118

    Perguruan tinggi : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

    Bagian : Ilmu Penyakit THT

    Periode : 24 Maret 201427 April 2014

    Judul : Benda Asing di Bronkus

    Pembimbing : dr. Krisnabudhi , Sp.THT-KL

    Telah diperiksa dan disetujui tanggal :

    Mengetahui,

    Pembimbing Referat

    dr. Krisnabudhi , Sp.THT-KL

  • 8/12/2019 Referat Corpal Bronkus Hans

    2/24

    Referat Benda Asing di Bronkus Page 2

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmatdan karunia-Nya referat dengan judul Benda Asing di Bronkus tepat waktu dalam rangka

    memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Ilmu THT Fakultas Kedokteran Universitas

    Tarumanagara di Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong periode 24 Maret 2014 27 April

    2014.

    Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

    1. Dr. H. R. Krisnabudhi, Sp THT-KL , kepala SMF bagian THT RSUD Cibinong dan sebagaidokter pembimbing yang telah banyak menyediakan waktu, bimbingan motivasi, dan ilmu

    pengetahuan yang sangat bermanfaat dalam penulisan referat ini dan selama penulis menjalani

    kepaniteraan.

    2. Dr. Dadang Chandra, Sp. THT-KL dokter pembimbing yang telah memberikan bimbingankepada penulis selama kegiatan kepaniteraan di RSUD Cibinong.

    3. Dr. Martinus, perwakilan diklat RSUD Cibinong yang juga banyak memberikan bimbingandan ilmu pengetahuan kepada penulis.

    4. Ibu Yosephine, perawat poliklinik THT RSUD Cibinong yang telah membantu danmemberikan saran-saran yang bermanfaat selama penulis menjalankan kepaniteraan.

    5. Keluarga, rekan sejawat dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dan bantuankepada penulis dalam menyelesaikan referat ini.

    Cibinong, 12 April 2014

    Penulis,

    Hans Jaya

  • 8/12/2019 Referat Corpal Bronkus Hans

    3/24

    Referat Benda Asing di Bronkus Page 3

    BAB I. PENDAHULUAN

    Sesak napas (dispnea) ialah sukar bernapas yang dirasakan oleh pasien, jadi subyektif.

    Bila oleh pemerikasa tampak pasien sukar bernapas, jadi ini secara obyektif, maka disebut

    gawat napas (respiratory distres). Keadaan sesak napas dan gawat napas dapat disebabkan oleh

    sumbatan saluran napas (dari hidung-faring-laring trakea-bronkus sampai alveolus).(1)

    Sesak napas dibidang THT terutama disebabkan oleh sumbatan saluran napas atas

    (hidung sapai laring) dan saluran napas bawah (trakea-bronkus). Sumbatan bronkus secara

    mekanik disebabkan oleh gangguan ventilasi dan drenase sekret bronkus. Secara fisiologis,

    bronkus yang tidak tersumbat sangat erat hubungannnya dengan ventilasi dan drenase paru,

    daya pertahanan paru, tekanan intrapulmonal, keseimbangan sirkulasi dan tekanan

    karbondioksida. Drenase paru secara normal, bila terdapat infeksi traktus trakeobronkial

    dilakukan dengan : a) gerak silia, b) batuk, c) mendeham, sehingga sekret yang terkumpul

    dapat dikeluarkan sebelum terjadi penyempitan saluran napas.(1)

    Kasus aspirasi benda asing sering kali ditemukan pada anak, meskipun dapat terjadi

    pada segala usia. Penyebab yang paling sering adalah aspirasi atau penelanan benda asing

    akibat kecerobohan pasien atau orang tuanya. Anak berusia 4 tahun atau kurang, tidak dapat

    mengunyah kacang, wortel, berondong jagung dan makanan keras lainnya dengan sempurna.

    Mereka cenderung mengulum makanan keras dalam mulut, demikian pula mainan, peniti, dan

    benda lain, dan dengan demikian sering kali mengaspirasi benda benda tersebut. Faktor

    faktor lain yang mengarah pada aspirasi benda asing adalah intoksikasi, hilangnya kesadaran

    oleh sebab apapun, dan trauma wajah dengan aspirasi fragmen fragmen gigi dan lempeng

    geligi. Lempeng geligi yang yang menutup palatum mengurangi sensasi intraoral dalam hal

    ukuran dan posisi partikel makanan dan ikut berperan pada aspirasi.

    (2)

  • 8/12/2019 Referat Corpal Bronkus Hans

    4/24

    Referat Benda Asing di Bronkus Page 4

    BAB II. ANATOMI BRONKUS

    Trakea membelah menjadi 2 bronkus utama yang masuk ke dalam paru-paru pada tiap

    hilus. Tempat trakea memisahkan antara kanan dan kiri bronki disebut dengan carina.Selain

    itu, pada tiap-tiap hilus arteri dan vena, pembuluh limfe masuk dan meninggalkan paru-paru.

    Struktur ini dikelilingi oleh jaringan penyambung padat dan membentuk akar paru-paru.

    Setelah masuk ke dalam paru-paru, bronkus primer menuju ke arah bawah dan luar untuk

    membentuk 3 bronkus pada paru-paru kanan 2 bronkus pada paru-paru kiri. Bronkus lobaris

    bercabang-cabang membentuk bronkus yang lebih kecil yang di sebut Bronkiolus. Masing-

    masing bronkiolus masuk ke lobus paru-paru yang membentuk 5-7 bronkiolus terminalis.

    (3)

    Gambar 1. Sistem Saluran Nafas Bawah.(6)

  • 8/12/2019 Referat Corpal Bronkus Hans

    5/24

    Referat Benda Asing di Bronkus Page 5

    Gambar 2. Percabangan Bronkus(6)

    Bronkus Primer(Utama) kanan berukuran lebih pendek, lebih tebal, dan lebih lurus

    dibandingkan bronkus primer kiri karena arkus aorta membelokkan trakea bawah ke kanan.

    Objek asing yang masuk ke dalam trakea kemungkinan di tempatkan dalam bronkus kanan.(3)

    Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus. Bronkiolus mengadung

    kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak terputus untuk

    melapisi bagian dalam jalan napas.(3)

    Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang tidak

    mempunyai kelenjar lendir dan silia).(3)

    Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori. Bronkiolus respiratori

    dianggap sebagai saluran transisional antara jalan napas konduksi dan jalan udara pertukaran

    gas. Fungsi utama bronkus adalah menyediakan jalan bagi udara yang masuk dan keluar paru-

    paru(3)

  • 8/12/2019 Referat Corpal Bronkus Hans

    6/24

  • 8/12/2019 Referat Corpal Bronkus Hans

    7/24

    Referat Benda Asing di Bronkus Page 7

    BAB III. FISIOLOGI TRAKTUS TRAKEO-BRONKIAL

    Fungsi traktus trakeo-bronkial dibagi dalam fungsi konduksi dan ventilasi. Saluran

    konduksi ialah trakea, bronkus sampai bronkus terminalis, selanjutnya bronkusrespiratorius,duktus alveolaris dan alveolus. Traktus trakeo-bronkial berguna untuk

    (1): a, Ventilasi ; b,

    Drainase paru ; c, Daya perlindungan paru ; d, Mengatur keseimbangan kardiovaskular ; d,

    Mengatur tekanan intra pulmonary ; e, Mengatur tekanan CO2dalam darah.

    a) VentilasiTraktus trakeo-bronkial berguna untuk pasase udara(konduksi) setelah dari

    hidung-faring, laring sampai ke bronkus terminalis dan langsung ke bronkus

    respiratorius, tempat terjadinya pertukaran udara. Duktus alveolaris dan alveolus

    terbuka ke bronkus respiratorius.(1)

    b) Drainase paruDrainase sekret dari paru ke traktus trakeo-bronkial, kemudian ke faring

    dilakukan oleh mekanisme gerakan silia, batuk, dan hembusan mendeham.

    Dengan bersihnya saluran nafas dari sekret, maka udara nafas akan lancar masuk

    ke alveolus tempat terjadinya pertukaran udara. Bila drainase sekret terganggu,

    sekret akan menyumbat saluran nafas dan menimbulkan kelainan pada bbagian

    distal dari sumbatan itu.(1)

    c) Daya perlindungan paruMekanisme perlindungan paru dan bronkus dilakukan oleh

    (1):

    MukusMukus di trakeo-bronkial berasal dari sel goblet yang menjaga supaya

    selaput lendir trakea dan bronkus selalu basah dan licin. Akan tetapi mukus ini

    tidak bersifat melembabkan udara pernafasan, karena dalam perjalanannya

    melalui hidung udara ini 90-95% dipenuhi oleh uap air. Kelembaban eksternal

    perlu diberikan bila dilakukan intubasi endotrakea atau trakeostomi. Sekret berupa

  • 8/12/2019 Referat Corpal Bronkus Hans

    8/24

    Referat Benda Asing di Bronkus Page 8

    parut lendir (mucous blanket) untuk menangkap partikel debu dan

    mikroorganisme yang teraspirasi. Sekret bergerak ke arah laring dan faring oleh

    mekanisme gerak silia dan batuk.

    Mekanisme muko-siliarUdara pernafasan yang masuk ke traktus trakeo-bronkial seringkali

    mengandung partikel debu atau organism. Pada yang bernafas melalui hidung,

    partikel debu dan organism telah disaring di hidung dan nasofaring, tetapi apabila

    bernafas melalui mulut, penyaringan itu belum terlaksana. Di faring dan trakea

    mukosa diliputi oleh epitel torak bersilia, kecuali di pita suara. Epitel torakbersilia

    diliputi oleh palut-lendir tipis. Palut lendir ini selalu dibentuk kembali oleh sekret

    dari kelenjar mukosa.

    Kontraksi otot bronkusSerat-serat otot licin dari trakea sampai bronkiolus bila berkontraksi

    menyebabkan lumen trakea dan bronkus menyempit. Traktus trakeo-bronkial

    dipersarafi oleh nervus vagus dan saraf simpatis yang berasal dari jantung dan

    paru. Stimulasi saraf simpatis menyebabkan otot bronkus relaksasi. Bila terdapat

    udara yang merangsang masuk ke dalam traktus trakeo-bronkial, maka akanterjadi kontraksi otot bronkus, sehingga lumen menyempit. Bila ada stimulasi

    pada selaput lendir hidung akan terjadi reflex yang menyebabkan kontraksi otot

    bronkus. Reflex ini ditimbulkan oleh udara dingin, gas yang mengiritasi, asap dan

    oleh stimulasi listrik serta mekanik.

    Refleks batukTimbul karena rangsangan pada ujung nervus vagus yang terdapat pada

    lapisan epitel. Batuk merupakan protektor bagi paru, berguna untuk mengeluarkan

    sekret serta partikel yang ada dalam lumen trakea dan bronkus.

    Makrofag alveolar

  • 8/12/2019 Referat Corpal Bronkus Hans

    9/24

    Referat Benda Asing di Bronkus Page 9

    Mikro-organisme yang terdapat di dalam alveolus akan dimakan oleh

    makrofag yang terdapat dalam alveolus ini.

    d) Mengatur keseimbangan kardio-vaskular(1)e) Mengatur tekanan intra-pulmonal(1)

    f) Mengatur tekanan CO2dalam darah(1)

  • 8/12/2019 Referat Corpal Bronkus Hans

    10/24

    Referat Benda Asing di Bronkus Page 10

    BAB IV. BENDA ASING DI BRONKUS

    Definisi

    Corpus alienum(benda asing) di dalam suatu organ adalah benda yang berasal dari luar

    tubuh atau dari dalam tubuh, yang dalam keadaan normal tidak ada.(1)

    Faktor Predisposisi

    Benda asing bronkus paling sering berada di bronkus kanan karena bronkus utama

    kanan lebih besar, mempunyai aliran udara lebih besar dan membentuk sudut lebih kecil

    terhadap trakea dibanding dengan bronkus utama kiri. Benda asing di saluran napas dapat

    menjadi penyebab berbagai penyakit paru, baik akut maupun kronis, dan harus dianggap

    sebagai diagnosis banding.(1)

    Faktor fisiologik lain yang juga merupakan faktor predisposisi antara lain;

    pertumbuhan gigi belum lengkap, belum termasuk gigi molar, belum dapat menelan makanan

    padat secara baik, kemampuan anak membedakan makanan yang dapat di makan dan tidak

    dapat dimakan belum sempurna. Benda tersangkut pada saat makan sambil tertawa, bicara,

    menangis, dan berlari. Pada orang tua, terutama yang mempunyai gangguan neurologis dan

    berkurangnya refleks menelan dapat disebabkan oleh pengaruh alkohol, stroke, parkinson,

    trauma, dementia juga mempunyai risiko yang besar untuk terjadinya aspirasi.(2)

    Faktor yang mempermudah terjadinya aspirasi benda asing pada saluran nafas adalah(5)

    :

    1, Usia yaitu pada anak- anak, dimana mereka sering memasukkan segala sesuatu ke dalam

    mulut, gigi geligi yang belum lengkap dan refleks menelan yang belum sempurna. 2, Jenis

    kelamin, lebih sering pada laki- laki. 3, Faktor kejiwaan (emosi, dan gangguan psikis).

  • 8/12/2019 Referat Corpal Bronkus Hans

    11/24

    Referat Benda Asing di Bronkus Page 11

    4, Kegagalan mekanisme proteksi, misalnya penurunan kesadaran, keadaan umum buruk,

    penyakit serebrovaskuler, dan kelainan neurologic. 5, Faktor kecerobohan, misalnya kebiasaan

    menaruh benda di mulut, makan dan minum tergesa- gesa. 6, Faktor medikal dan surgical.

    Etiologi Benda Asing di Bronkus

    Faktor penyebab benda asing di bronkus ialah(1)

    : 1, Aspirasi amnion intra-uterin. 2,

    Sekret dan eksudat (benda asing endogen). 3, Peradangan yang menyebabkan edema mukosa,

    fibrosis, dan sikatriks. 4, Obat-obatan seperti opiat dan sulfas atropin. 5, Pembedahan. 6,Tumor jinak atau ganas yang terdapat di dalam lumen atau diluar lumen yang menekan dinding

    bronkus. 7, Kelenjar getah bening yang menekan dinding bronkus. 8, Alergi. 9, Benda asing

    eksogen. 10, Faktor predisposisi seperti umur, jenis kelamin, dan kelainan anatomi traktus

    trakeobronkial.

    Patologi

    Benda asing masuk ke saluran nafas saat laring terbuka atau pada saat terjadi aspirasi.

    Benda asing yang masuk ke saluran nafas akan mengakibatkan terjadinya reflek batuk, kemudian

    akan muncul gejala sesuai dengan lokasi, besarnya sumbatan dan lamanya benda asing berada di

    dalam saluran nafas. Benda asing yang masuk ke dalam saluran nafas akan menimbulkan reaksi

    pada jaringan sekitarnya. Reaksi jaringan yang timbul dapat berupa inflamasi lokal, edema,

    ulserasi, dan terbentuknya jaringan granulasi yang dapat mengakibatkan obstruksi jalan nafas.

    Akibat obstruksi ini maka bagian distal dari sumbatan akan terjadi air trapping, empisema,

    Atelektasis, abses paru dan bronkiektasi. Reaksi inflamasi akan mengakibatkan terjadinya

    peningkatan vaskularisasi mukosa, edema, dan bertambahnya sekret mukoid. Berkurangnya

    gerakan silia mengakibatkan menumpuknya lendir atau sekret di ujung bronkiolus sehingga

  • 8/12/2019 Referat Corpal Bronkus Hans

    12/24

    Referat Benda Asing di Bronkus Page 12

    dapat mengakibatkan atelektasis maupun komplikasi lainnya. Bila terdapat infeksi dapat

    terbentuk pus serta dapat terbentuk jaringan granulasi.(7,8)

    Peradangan hebat di saluran napas dan dapat membentuk jaringan granulasi. Reaksi ini

    berlangsung dengan cepat. Setelah masa laten kira-kira 24 jam akan timbul gejala batuk dengan

    sputum yang purulen dan disertai demam.(7)

    Patofisiologi

    Dari semua aspirasi benda asing 80- 90% diantaranya terperangkap di bronkus dan

    cabang- cabangnya. Pada orang dewasa benda asing bronkus cenderung tersangkut di bronkus

    utama kanan, karena sudut konvergensinya lebih kecil dibandingkan bronkus utama kiri. Benda

    asing yang lebih besar lebih banyak tersangkut di laring atau trakea.(5)

    Tujuh puluh lima persen dari benda asing dibronkus ditemukan pada anak umur

    kurang dari 2 tahun, dengan riwayat yang khas, yaitu saat benda atau makanan berada di dalam

    mulut, anak menjerit atau tertawa sehingga saat inspirasi, laring terbuka dan benda asing masuk

    ke dalam laring. Pada saat benda asing itu terjepit di sfingter laring pasien batuk berulang- ulang

    (paroksikmal), sumbatan di trakea, mengi, dan sianosis. Bila benda asing telah masuk ke dalam

    trakea atau bronkus kadang terjadi fase asimptomatik selama 24 jam atau lebih, diikuti gejala

    pulmonum yang bergantung pada derajat sumbatan bronkus.(5)

    Klasifikasi

    Jackson (1936) mebagi sumbatan bronkus dalam 4 tingkat.(1 ) :

    1, Sumbatan sebagian dari

    bronkus (by-pass valve obstruction = katup bebas). Pada sumbatan ini inspirasi dan ekspirasi

    masih terlaksana, akan tetapi salurannya sempit, sehingga terdengar mengi, seperti pada pasien

    asma. Penyebab : benda asing di dalam bronkus, penekanan bronkus dari luar, edema dinding

  • 8/12/2019 Referat Corpal Bronkus Hans

    13/24

    Referat Benda Asing di Bronkus Page 13

    bronkus, serta tumor di dalam lumen bronkus. ; 2, Sumbatan seperti pentil. Ekspirasi

    terhambat, atau katup satu arah (expiratory check-valve obtruction = katup penghambat

    ekspirasi). Pada waktu inspirasi udara masih dapat lewat, akan tetapi pada ekspirasi terhambat,

    karena kontraksi otot bronkus. Bentuk sumbatan ini menahan udara di bagian distal, dan proses

    yang berulang ketika terjadi pernapsan mengakibatkan terjadinya emfisema paru obstruktif.

    Penyebab benda asing di bronkus, edema dinding bronkus pada bronkitis. ; 3, Sumbatan seperti

    pentil yang lain, ialah inspirasi yang terhambat (inspiratory check-valve obstruction = katup

    poenghambat inspirasi). Pada keadaan ini inspirasi terhambat, sedangkan ekspirasi masih

    dapat terlaksana. Udara yang terdapat di bagian distal sumbatan akan diabsorpsi, sehingga

    terjadi atelaktasis paru. Penyebab : benda asing di dalam lumen bronkus, gumpalan ingus

    (mucous plag), tumor yang bertangkai. ; 4, Sumbatan total (stop valve obtruction = katup

    tertutup), sehingga ekspirasi dan inspirasi tidak dapat terlaksana. Akibat keadaan ini ialah

    atelaktasis paru. Penyebab : benda asing yang menyumbat lumen bronkus, trauma dinding

    bronkus.

    Gambar 3. Macam-macam sumbatan bronkus.(1)

  • 8/12/2019 Referat Corpal Bronkus Hans

    14/24

    Referat Benda Asing di Bronkus Page 14

    Tanda dan Gejala

    Benda asing organik menyebabkan reaksi yang hebat pada saluran napas dengan gejala

    laringotrakeobronkitis, toksemia, batuk, dan demam ireguler. Tanda fisik benda asing di

    bronkus bervariasi, karena perubahan posisi benda asing dari satu sisi ke sisi lain dalam paru.(1)

    Benda asing di bronkus lebih banyak masuk bronkus kanan karena anatominya yang

    lurus. Pasien dengan benda asing di bronkus yang datang ke rumah sakit kebanyakan berada

    pada fase asimptomatik. Pada fase ini keadaan umum pasien masih baik dan foto Rontgen

    torak belum memperlihatkan kelainan.(1)

    Gejala aspirasi benda asing dapat dibagi dalam 3 tahap. Tahap pertama dari gejala awal

    terjadi saat benda asing teraspirasi, biasanya timbul serangan batuk dan ingin muntah yang

    berat. Tahap kedua adalah interval bebas gejala dimana benda asing tersangkut pada suatu

    tempat. Tahap ini berlangsung sekejap atau dapat memanjang hingga bertahuntahun. Tahap

    ketiga adalah tahap komplikasi. Obstruksi, erosi dan infeksi, perdarahan atau perforasi adalah

    akibat yang dapat ditimbulkan oleh benda asing yang teraspirasi.(2)

    Jika benda asing berada dalam bronkus, terdapat kemungkinan fisiologis dalam hal

    obstruksi aliran udara. Jika benda tersebut menyumbat bronkus secara total, terjadi atelektasis

    perifer akibat resorpsi udara paru paru distal ke dalam darah. Bila benda tersebut tidak

    menyumbat, dimana udara dapat lewat disekitarnya baik pada inspirasi maupun ekspirasi,

    maka yang terjadi mungkin hanya mengi setempat yang menyerupai asma. Cukup banyak

    kasus benda asing yang salah didiagnosis menjadi asma. Kemungkinan ketiga yang paling

    sering terjadi adalah obstruksi parsial dimana benda asing berfungsi sebagai katup. Bronkus

    mengembang pada inspirasi dan memungkinkan lewatnya udara ke paruparu distal. Keadaan

    ini menimbulkan emfisema di perifer dari benda asing tersebut. Jika benda asing dibiarkandapat timbul pneumoni, abses, atau perdarahan. Kecurigaan akan adanya benda asing

    merupakan salah satu indikasi bronkoskopi bila mana terdapat pneumonia menetap atau

    kambuh, mengi setempat atau hemoptisis.(2)

  • 8/12/2019 Referat Corpal Bronkus Hans

    15/24

    Referat Benda Asing di Bronkus Page 15

    Gejala yang paling umum dari obstruksi jalan napas akut adalah perubahan suara,

    dyspnea, nyeri lokal, dan batuk. Temuan fisik mungkin termasuk stridor, suara serak, gelisah,

    retraksi interkostal, suprasternal, dan supraklavikula, dan jika trauma dapat terjadi perdarahan,

    emfisema subkutan, dan deformasi.(4)

    Derajat obstruksi jalan nafas dibagi mejadi berikut(4)

    : 1, Obstruksi lengkap: tidak ada aliran

    udara yang masuk atau keluar dari paru-paru. 2, Obstruksi parsial: terdapat stridor atau

    kesulitan bernapas karena penyempitan saluran napas utama. 3, Berpotensi terjadi obstruksi

    jalan napas: karena anatomi dan fisiologi pernapasan tiap individu seseorang berbedabeda.

    Evaluasi Penyakit Trakeobronkial

    Pasien dengan keluhan utama yang memberi kesan penyakit trakeobronkial

    mengharuskan anamnesis yang cermat dengan penentuan sifat gejala dan masalah berikut(2)

    : 1,

    Batuk (produktif dan non-produktif). ; 2, Hemoptisis. ; 3, Mengi. ; 4, Suara serak. ; 5,

    Atelektasis atau emfisema ( setempat atau generalisata). ; 6, Pneumonitis atau abses paru

    menetap atau berulang. ; 7, Aspirasi zat atau benda asing, ; 8, Bayangan radiografik yang tak

    dapat dijelaskan. ; 9, Retensi sekret dalam percabangan trakeobronkial. ; 10, Dispnea bukan

    sekunder terhadap dekompensasi kardiopulmonar atau metabolik.

    Diagnosis pasti benda asing di saluran napas ditegakan setelah dilakukan tindakan

    endoskopi atas indikasi diagnostik dan terapi.(1)

    Pemeriksaan fisik harus menyertakan palpasi yang cermat pada leher untuk mencari

    deviasi trakea, kelenjar getah bening suprakavikular dan servikal, dan metastasis. Inspeksi,

    perkusi, dan auskultasi dada perlu diikuti dengan radiogram dada. Auskultasi harus diperhatikan

    untuk menemukan gambaran yang sesuai dengan atelektasis, emfisema, atau mengi. Pemeriksaan

    radiogram dengan kontras pada percabangan trakeobronkial di bawah kontrol fluoroskopik.

    Penelitian fungsi paru, analisa gas darah, hitung darah lengkap, biakan sputum serta evaluasi

    sistem kardiovaskuler juga sangat membantu.(2)

  • 8/12/2019 Referat Corpal Bronkus Hans

    16/24

    Referat Benda Asing di Bronkus Page 16

    Diagnosis

    Diagnosis benda asing di saluran nafas di tegakkan berdasarkan atas anamnesis yang

    cermat, pemeriksaan fisik, radiologis dan tindakan bronkoskopi.(5)

    a) AnamnesisAnamnesa yang teliti mengenai riwayat aspirasi dan gejala inisial sangat penting

    dalam diagnosis aspirasi benda asing. Kecurigaan adanya benda asing dan gejala timbul

    (choking)adalah dua hal yang signifikan berhubungan dengan kasus aspirasi benda asing. Pada

    anak kadang episode inisial belum dapat diungkapkan dengan baik oleh anak itu sendiri dan

    tidak disaksikan oleh orang tua atau pengasuhnya sehingga gejalanya mirip dengan penyakit paru

    yang lain. Gejala yang sering ditemukan pada kasus aspirasi benda asing yang telah berlangsung

    lama antara lain batuk, sesak nafas, wheezing, demam dan stridor. Perlu ditanyakan juga telah

    berapa lama, batuk, ukuran dan jenis benda asing untuk mengetahui simptomalogi dan

    perencanaan tindakan bronkoskopi.(5)

    b) Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisik yang menyeluruh pada kasus aspirasi benda asing sangat

    diperlukan. Kegawatan nafas atau sianosis memerlukan penanganan yang segera. Pada jam- jam

    pertama setelah terjadinya aspirasi benda asing, tanda yang bisa ditemukan di dada penderita

    adalah akibat perubahan aliran udara di traktus trakeobronkial yang dapat dideteksi dengan

    stetoskop. Benda asing disaluran nafas akan menyebabkan suara nafas melemah atau timbul

    suara abnormal seperti wheezingpada satu sisi paru- paru.(5)

    c) Pemeriksaan RadiologisPemeriksaan radiologis penderita aspirasi benda asing harus dilakukan. Dianjurkan untuk

    membuat foto berikut;

  • 8/12/2019 Referat Corpal Bronkus Hans

    17/24

    Referat Benda Asing di Bronkus Page 17

    1. Foto jaringan lunak leher PA dan lateral posisi ekstensi. Dapat memperlihatkan bendaasing radioopak dan kadang- kadang bahkan benda asing radiolusen pada faring dan

    trakea.

    2. Foto torak PA lateral3. Foto torak akhir inspirasi dan ekspirasi. Dapat memperlihatkan atelektasis dan

    emfisema obstruktif. Juga dapat terlihat bukti tidak langsung adanya benda asing

    radiolusen.

    4. Fluoroskopi/ videofluoroskopi. Dilakukan pemeriksaan selama inspirasi dan ekspirasipada kasus yang meragukan untuk melihat adanya obstruksi parsial paru.

    5. Bronkogram. Untuk memastikan adanya benda asing radiolusen atau untukmengevaluasi bronkiektasis.

    Diagnosis benda asing di saluran nafas dapat ditegakkan pada hampir 70% kasus.

    Harus diingat bahwa tidak terdapatnya kelainan radiologis tidak berarti adanya benda asing dapat

    disingkirkan. Foto torak cenderung memberikan gambaran normal pada 1/3 pasien yang

    didiagnosa sebagai aspirasi benda asing dalam 24 jam pertama kejadian. CT Scan berguna pada

    kasus yang tidak terdeteksi dengan foto sinar X, seperti benda asing kacang yang bersifat

    radiolusen.(5)

    Anamnesis dan pemeriksaan radiologis sering menunjukkan dugaan aspirasi benda

    asing, tetapi bukan diagnosa pasti. Pada keadaan ini harus dibuktikan adanya benda asing dengan

    bronkoskopi untuk diagnosis dan terapi.(5)

  • 8/12/2019 Referat Corpal Bronkus Hans

    18/24

    Referat Benda Asing di Bronkus Page 18

    Penatalaksanaan

    Tujuan umum penanggulangan sumbatan bronkus ialah untuk mengembalikan

    fisiologi, yaitu ventilasi dan drenase sekret dengan memperbaiki gerakan silia, kekuatan batuk

    dan mendehem.(1)

    Bronkoskopi dilakukan dengan bronkoskopi kaku atau serat optik dengan memakai

    cunam yang sesuai dengan benda asing itu. Tindakan bronkoskopi harus segera dilakukan,

    apalagi bila benda asing bersifat organik. Benda asing yang tidak dapat dikeluarkan dengan cara

    bronkoskopi, seperti benda asing tajam, tidak rata, dan tersangkut pada jaringan, dapat dilakukan

    servikotomi atau torakotomi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.(1)

    Antibiotik dan kortikosteroid tidak rutin diberikan setelah tindakan endoskopi pada

    ekstraksi benda asing. Fisioterapi dada dilakukan pada kasus pneumonia, bronkitis purulenta dan

    atelaktasis.(1)

    Pasien dipulangkan 24 jam setelah tindakan, jika paru bersih dan tidak demam.foto torak

    pasca bronkoskopi dibuat hanya bila gejala pulmonum tidak menghilang. Gejala gejala

    persisten seperti batuk, demam, kongesti paru, obstruksi jalan napas atau odinofagia memerlukan

    penyelidikan lebih lanjut dan pengobatan yang tepat dan adekuat.(1)

    Tindakan pertama pada tahap awal terjadi aspirasi benda asing identik dengan tindakan

    pada tahap awal kasus tertelan benda asing, yaitu menahan keinginan untuk melakukan

    sesuatu, kecuali jika terjadi sumbatan jalan napas total yang jelas. Menepuk punggung pasien,

    menggantung anak dengan memegang pergelangan kakinya, berusaha memegang benda asing

    dengan jari atau dengan memakai alat secara membuta, akan mempersulit keadaan benda asing

    yang semula tidak menimbulkan obstruksi, karena dapat mendorong benda asing masuk ke laring

    dan menimbulkan obstruksi total. Manuver ini juga dapat melepaskan benda asing yang

    tersangkut pada bronkus utama kanan, di mana benda tersebut akan lompat ke dalam laring dan

    ditangkap oleh pita suara, dan terjadi suatu obstruksi jalan napas total.(2)

    Bila telah terjadi obstruksi total, maka benda asing harus dilepaskan atau dibuat jalan

    napas alternatif dalam waktu 4 menit. Hipoksia melampaui batas waktu ini berakibat kerusakan

  • 8/12/2019 Referat Corpal Bronkus Hans

    19/24

    Referat Benda Asing di Bronkus Page 19

    otak permanen. Dapat dilakukan servikotomi atau torakotomi bila tindakan untuk melepaskan

    benda asing gagal. Juga perlu dilakukan tindakan untuk memaksa mengeluarkan sisa udara

    dalam paru, seperti manuverHeimlich, yaitu dengan memeluk pasien tepat dibawah sternum dan

    dengan paksa mendesak perut bagian atas. Jika berhasil, diafragma akan terangkat dan menekan

    paru. Benda asing akan terdorong keluar jalan napas sehingga pasien dapat bernapaas kembali.

    Metode lain adalah resusitasi mulut-ke-mulut, yaitu bertujuan memaksa mendorong benda asing

    ke dalam percabangan trakeobronkial sehingga tidak lagi menyumbat jalan napas secara total,

    atau mengeluarkan benda asing tersebut.(2)

    Gambar 4. ManuverHeimlich.(1)

    Bronkoskopi diindikasikan bilamana diagnosis dari gejala trakeobronkial masih belum

    jelas ditegakan dengan radiografi atau bila terapi mengharuskan pencapaian percabangan

    trakeobronkial secara langsung.(2)

    A. Bronkoskopi

  • 8/12/2019 Referat Corpal Bronkus Hans

    20/24

    Referat Benda Asing di Bronkus Page 20

    Prinsip penanganan benda asing di saluran napas adalah mengeluarkan benda asing

    tersebut dengan segera dalam kondisi paling maksimal dan trauma paling minimal. Penentuan

    cara pengambilan benda asing dipengaruhi oleh faktor misalnya umur penderita, keadaan

    umum, lokasi dan jenis benda asing, tajam atau tidaknya benda asing dan lamanya benda asing

    berada di saluran napas. Sebenarnya tidak ada kontraindikasi absolut untuk tindakan

    bronkoskopi, selama hal itu merupakan tindakan untuk menyelamatkan nyawa (life saving).

    Pada keadaan tertentu dimana telah terjadi komplikasi radang saluran napas akut, tindakan dapat

    ditunda sementara dilakukan pengobatan medikamentosa untuk mengatasi infeksi. Pada aspirasi

    benda asing organik yang dalam waktu singkat dapat menyebabkan sumbatan total, maka harus

    segera dilakukan bronkoskopi, bahkan jika perlu tanpa anestesi umum.(5)

    Gambar 5. Bronkoskopi.(5)

    Benda asing di bronkus dapat dikeluarkan dengan bronkoskopi kaku maupun

    bronkoskopi serat optik. Pada bayi dan anak sebaiknya digunakan bronkoskopi kaku untuk

    mempertahankan jalan napas dan pemberian oksigen yang adekuat, karena diameter jalan napas

    pada bayi dan anak sempit. Pada orang dewasa dapat dipergunakan bronkoskop kaku atau serat

    http://myhealing.files.wordpress.com/2010/02/bronchoscopy.png
  • 8/12/2019 Referat Corpal Bronkus Hans

    21/24

    Referat Benda Asing di Bronkus Page 21

    optik, tergantung kasus yang dihadapi. Ukuran alat yang dipakai juga menentukan keberhasilan

    tindakan. Keterampilan operator dalam bidang endoskopi juga berperan dalam penentuan

    pelaksanaan tindakan bronkoskopi.(5)

    Bronkoskop kaku mempunyai keuntungan antara lain ukurannya lebih besar variasi

    cunam lebih banyak, mempunyai kemampuan untuk mengekstraksi benda asing tajam dan

    kemampuan untuk dilakukan ventilasi yang adekuat. Selain keuntungan di atas, penggunaan

    bronkoskop kaku juga mempunyai kendala yaitu tidak bisa untuk mengambil benda asing di

    distal, dapat menyebabkan patahnya gigi geligi, edema subglotik, trauma mukosa, perforasi

    bronkus dan perdarahan. Pada pemakaian teleskop maupun cunam penting diperhatikan bahwa

    ruang untuk pernapasan menjadi sangat berkurang, sehingga lama penggunaan alat-alat ini harus

    dibatasi sesingkat mungkin. Bronkoskop serat optik dapat digunakan untuk orang dewasa denganbenda asing kecil yang terletak di distal, penderita dengan ventilasi mekanik, trauma kepala,

    trauma servikal dan rahang.(5)

    Beberapa faktor penyulit mungkin dijumpai dan dapat menimbulkan kegagalan

    bronkoskopi antara lain adalah faktor penderita, saat dan waktu melakukan bronkoskopi, alat,

    cara mengeluarkan benda asing, kemampuan tenaga medis dan para medis, dan jenis anestesia.

    Sering bronkoskopi pada bayi dan anak kecil terdapat beberapa kesulitan yang jarang dijumpai

    pada orang dewasa, karena lapisan submukosa yang longgar di daerah subglotik menyebabkan

    lebih mudah terjadi edema akibat trauma. Keadaan umum anak capet menurun, dan cepat terjadi

    dehidrasi dan renjatan. Demam menyebabkan perubahan metabolisme, termasuk pemakaian

    oksigen dan metabolisme jaringan, vasokontriksi umum dan perfusi jaringan terganggu. Adanya

    benda asing di saluran napas akan mengganggu proses respirasi, sehingga benda asing tersebut

    harus segera dikeluarkan.(5)

    Pemberian kortikosteroid dan bronkodilator dapat mengurangi edema laring dan

    bronkospasme pascatindakan bronkoskopi. Pada penderita dengan keadaaan sakit berat, maka

    sambil menunggu tindakan keadaan umum dapat diperbaiki terlebih dahulu, misalnya: rehidrasi,

    memperbaiki gangguan keseimbangan asam basa, dan pemberian antibiotika. Keterlambatan

    diagnosis dapat terjadi akibat kurangnya pengetahuan dan kewaspadaan penderita maupun orang

    tua mengenai riwayat tersedak sehingga menimbulkan keterlambatan penanganan.(5)

  • 8/12/2019 Referat Corpal Bronkus Hans

    22/24

    Referat Benda Asing di Bronkus Page 22

    BAB V. RESUME

    Dari faktor anatomisnya, bronkus utama kanan hampir membentuk garis lurus dengan

    trakea, sehingga benda asing eksogen yang masuk ke dalam bronkus akan lebih mudah masuk

    ke dalam lumen bronkus utama kanan dibandingkan dengan bronkus utama kiri(pada orang

    yang sedang berdiri).

    Faktor lain yang mempermudah masuknya benda asing ke dalam bronkus utama kanan

    ialah kerja otot trakea yang mendorong benda asing itu ke kanan. Selain itu, udara inspirasi ke

    dalam bronkus utama kanan lebih besar dibandingkan dengan udara inspirasi ke bronkus utama

    kiri.

    Fungsi traktus trakeo-bronkial dibagi dalam fungsi konduksi dan ventilasi. Saluran

    konduksi ialah trakea, bronkus sampai bronkus terminalis, selanjutnya bronkusrespiratorius,

    duktus alveolaris dan alveolus. Traktus trakeo-bronkial berguna untuk : 1, Ventilasi ; 2,

    Drainase paru ; 3, Daya perlindungan paru ; 4, Mengatur keseimbangan kardio-vaskular ; 5,

    Mengatur tekanan intra-pulmonal ; 6, Mengatur tekanan CO2dalam darah.

    Etiologi sumbatan bronkus ialah : Aspirasi amnion intra-uterin; Sekret dan eksudat

    (benda asing endogen); Peradangan yang menyebabkan edema mukosa, fibrosis, dan sikatriks,Obat-obatan seperti opiat dan sulfas atropin; Pembedahan; Tumor jinak atau ganas yang

    terdapat di dalam lumen atau diluar lumen yang menekan dinding bronkus; Kelenjar getah

    bening yang menekan dinding bronkus; Alergi; Benda asing eksogen; dan Faktor predisposisi

    seperti umur, jenis kelamin, dan kelainan anatomi traktus trakeobronkial.

    Menurut Jackson, ada beberapa tipe sumbatan, yaitu : Sumbatan sebagian dari bronkus;

    Sumbatan seperti pentil. Ekspirasi terhambat, atau katup satu arah ; Sumbatan seperti pentil

    yang lain, ialah inspirasi yang terhambat; Sumbatan total.

    Gejala yang paling umum dari obstruksi jalan napas akut adalah perubahan suara,

    dyspnea, nyeri lokal, dan batuk. Temuan fisik mungkin termasuk stridor, suara serak, gelisah,

  • 8/12/2019 Referat Corpal Bronkus Hans

    23/24

    Referat Benda Asing di Bronkus Page 23

    retraksi interkostal, suprasternal, dan supraklavikula, dan jika trauma dapat terjadi perdarahan,

    emfisema subkutan, dan deformasi.

    Jika benda asing berada dalam bronkus, terdapat kemungkinan fisiologis dalam hal

    obstruksi aliran udara. Jika benda tersebut menyumbat bronkus secara total, terjadi atelektasis

    perifer akibat resorpsi udara paru distal ke dalam darah. Bila benda tersebut tidak menyumbat,

    dimana udara dapat lewat disekitarnya baik pada inspirasi maupun ekspirasi, maka yang terjadi

    mungkin hanya mengi setempat yang menyerupai asma. Cukup banyak kasus benda asing yang

    salah didiagnosis menjadi asma. Kemungkinan ketiga yang paling sering terjadi adalah

    obstruksi parsial dimana benda asing berfungsi sebagai katup. Bronkus mengembang pada

    inspirasi dan memungkinkan lewatnya udara ke paru distal. Keadaan ini menimbulkan

    emfisema di perifer dari benda asing tersebut. Jika benda asing dibiarkan dapat timbul

    pneumoni, abses, atau perdarahan. Kecurigaan akan adanya benda asing merupakan salah satu

    indikasi bronkoskopi bila mana terdapat pneumonia menetap atau kambuh, mengi setempat

    atau hemoptisis.

    Diagnosis benda asing di saluran nafas di tegakkan berdasarkan atas anamnesis yang

    cermat, pemeriksaan fisik, radiologis dan tindakan bronkoskopi.

    Penatalaksanaan pada benda asing pada dasarnya ialah mengambil sumbatan benda asing

    tersebut dengan segera dalam kondisi paling maksimal dan trauma paling minimal. Penentuan

    cara pengambilan benda asing dipengaruhi oleh faktor misalnya umur penderita, keadaan

    umum, lokasi dan jenis benda asing, tajam atau tidaknya benda asing dan lamanya benda asing

    berada di saluran napas. Bronkoskopi diindikasikan bilamana diagnosis dari gejala

    trakeobronkial masih belum jelas ditegakan dengan radiografi atau bila terapi mengharuskan

    pencapaian percabangan trakeobronkial secara langsung.

  • 8/12/2019 Referat Corpal Bronkus Hans

    24/24

    Referat Benda Asing di Bronkus Page 24

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Junizaf MH. Benda asing di esofagus.Dalam: Soepardi EA, Iskandar N et all. Buku Ajar IlmuKesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher, edisi kelima, Jakarta, Balai penerbit FK UI, 2001:248- 51.

    2. Leighton G, Siegel, M.D. Penyakit Jalan Napas Bagian Bawah, Esofagus dan Mediastinum.Dalam: BOIES buku ajar penyakit THT. Edisi keenam. Jakarta : EGC, 1997

    3. http://books.google.co.id/books?id=lfzeG6ahJ7UC&pg=PA11&lpg=PA11&dq=anatomi+bronkus&source=bl&ots=nxOjdEgrbS&sig=6-8ALExWuWxeieFl-

    aX4EuFnkLc&hl=en&sa=X&ei=oa5HU6GqCcKlrQem6IHoCA&redir_esc=y#v=onepage&q=

    anatomi%20bronkus&f=false

    4. Goldenberg D, Bhatti N. Management Of The Impaired Airway In The Adult. Dalam :Otolaryngology - Head and Neck Surgery. 4th ed., Mosby, 2005.

    5. Almazini, P. Penatalaksanaan Benda Asing di Saluran Nafas. Available from URL:http://myhealing.wordpress.com/2010/02/02/penanganan-benda-asing-di-saluran-napas/

    6. http://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F2.bp.blogspot.com%2F--24m8KFf92s%2FToMDgl3dbTI%2FAAAAAAAAABc%2FYwo6W8PdyP4%2Fs1600%2FPicture2.jpg&imgrefurl=http%3A%2F%2Fkmb1desyridhamulyani.blogspot.com%2F2011%2F0

    9%2Fanatomi-fisiologi-sistem-

    pernafasan.html&h=313&w=439&tbnid=pHjDCwDTN6NRAM%3A&zoom=1&docid=7uTf

    MpOhRB3naM&ei=IdtYU4evN8KXrgfB4ICACg&tbm=isch&ved=0CF0QMygJMAk&iact=r

    c&uact=3&dur=860&page=1&start=0&ndsp=18

    7. Snow JB, Jr.Bronchoesofagology.In : Ballenger JJ, editor. Disease of the nose, throat, ear headand neck. 13th ed. Philadelphia: Lea&Febiger; 1996. p.1331-67.

    8. Tamin S, Hadjat F, Abdillah F. Penatalaksanaan aspirasi benda trakeobronkial bengan berbagaimanifestasi klinis. Med J ORLI 2005; 35: 16-25.

    http://books.google.co.id/books?id=lfzeG6ahJ7UC&pg=PA11&lpg=PA11&dq=anatomi+bronkus&source=bl&ots=nxOjdEgrbS&sig=6-8ALExWuWxeieFl-aX4EuFnkLc&hl=en&sa=X&ei=oa5HU6GqCcKlrQem6IHoCA&redir_esc=y#v=onepage&q=anatomi%20bronkus&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=lfzeG6ahJ7UC&pg=PA11&lpg=PA11&dq=anatomi+bronkus&source=bl&ots=nxOjdEgrbS&sig=6-8ALExWuWxeieFl-aX4EuFnkLc&hl=en&sa=X&ei=oa5HU6GqCcKlrQem6IHoCA&redir_esc=y#v=onepage&q=anatomi%20bronkus&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=lfzeG6ahJ7UC&pg=PA11&lpg=PA11&dq=anatomi+bronkus&source=bl&ots=nxOjdEgrbS&sig=6-8ALExWuWxeieFl-aX4EuFnkLc&hl=en&sa=X&ei=oa5HU6GqCcKlrQem6IHoCA&redir_esc=y#v=onepage&q=anatomi%20bronkus&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=lfzeG6ahJ7UC&pg=PA11&lpg=PA11&dq=anatomi+bronkus&source=bl&ots=nxOjdEgrbS&sig=6-8ALExWuWxeieFl-aX4EuFnkLc&hl=en&sa=X&ei=oa5HU6GqCcKlrQem6IHoCA&redir_esc=y#v=onepage&q=anatomi%20bronkus&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=lfzeG6ahJ7UC&pg=PA11&lpg=PA11&dq=anatomi+bronkus&source=bl&ots=nxOjdEgrbS&sig=6-8ALExWuWxeieFl-aX4EuFnkLc&hl=en&sa=X&ei=oa5HU6GqCcKlrQem6IHoCA&redir_esc=y#v=onepage&q=anatomi%20bronkus&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=lfzeG6ahJ7UC&pg=PA11&lpg=PA11&dq=anatomi+bronkus&source=bl&ots=nxOjdEgrbS&sig=6-8ALExWuWxeieFl-aX4EuFnkLc&hl=en&sa=X&ei=oa5HU6GqCcKlrQem6IHoCA&redir_esc=y#v=onepage&q=anatomi%20bronkus&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=lfzeG6ahJ7UC&pg=PA11&lpg=PA11&dq=anatomi+bronkus&source=bl&ots=nxOjdEgrbS&sig=6-8ALExWuWxeieFl-aX4EuFnkLc&hl=en&sa=X&ei=oa5HU6GqCcKlrQem6IHoCA&redir_esc=y#v=onepage&q=anatomi%20bronkus&f=falsehttp://myhealing.wordpress.com/2010/02/02/penanganan-benda-asing-di-saluran-napas/http://myhealing.wordpress.com/2010/02/02/penanganan-benda-asing-di-saluran-napas/http://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F2.bp.blogspot.com%2F--24m8KFf92s%2FToMDgl3dbTI%2FAAAAAAAAABc%2FYwo6W8PdyP4%2Fs1600%2FPicture2.jpg&imgrefurl=http%3A%2F%2Fkmb1desyridhamulyani.blogspot.com%2F2011%2F09%2Fanatomi-fisiologi-sistem-pernafasan.html&h=313&w=439&tbnid=pHjDCwDTN6NRAM%3A&zoom=1&docid=7uTfMpOhRB3naM&ei=IdtYU4evN8KXrgfB4ICACg&tbm=isch&ved=0CF0QMygJMAk&iact=rc&uact=3&dur=860&page=1&start=0&ndsp=18http://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F2.bp.blogspot.com%2F--24m8KFf92s%2FToMDgl3dbTI%2FAAAAAAAAABc%2FYwo6W8PdyP4%2Fs1600%2FPicture2.jpg&imgrefurl=http%3A%2F%2Fkmb1desyridhamulyani.blogspot.com%2F2011%2F09%2Fanatomi-fisiologi-sistem-pernafasan.html&h=313&w=439&tbnid=pHjDCwDTN6NRAM%3A&zoom=1&docid=7uTfMpOhRB3naM&ei=IdtYU4evN8KXrgfB4ICACg&tbm=isch&ved=0CF0QMygJMAk&iact=rc&uact=3&dur=860&page=1&start=0&ndsp=18http://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F2.bp.blogspot.com%2F--24m8KFf92s%2FToMDgl3dbTI%2FAAAAAAAAABc%2FYwo6W8PdyP4%2Fs1600%2FPicture2.jpg&imgrefurl=http%3A%2F%2Fkmb1desyridhamulyani.blogspot.com%2F2011%2F09%2Fanatomi-fisiologi-sistem-pernafasan.html&h=313&w=439&tbnid=pHjDCwDTN6NRAM%3A&zoom=1&docid=7uTfMpOhRB3naM&ei=IdtYU4evN8KXrgfB4ICACg&tbm=isch&ved=0CF0QMygJMAk&iact=rc&uact=3&dur=860&page=1&start=0&ndsp=18http://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F2.bp.blogspot.com%2F--24m8KFf92s%2FToMDgl3dbTI%2FAAAAAAAAABc%2FYwo6W8PdyP4%2Fs1600%2FPicture2.jpg&imgrefurl=http%3A%2F%2Fkmb1desyridhamulyani.blogspot.com%2F2011%2F09%2Fanatomi-fisiologi-sistem-pernafasan.html&h=313&w=439&tbnid=pHjDCwDTN6NRAM%3A&zoom=1&docid=7uTfMpOhRB3naM&ei=IdtYU4evN8KXrgfB4ICACg&tbm=isch&ved=0CF0QMygJMAk&iact=rc&uact=3&dur=860&page=1&start=0&ndsp=18http://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F2.bp.blogspot.com%2F--24m8KFf92s%2FToMDgl3dbTI%2FAAAAAAAAABc%2FYwo6W8PdyP4%2Fs1600%2FPicture2.jpg&imgrefurl=http%3A%2F%2Fkmb1desyridhamulyani.blogspot.com%2F2011%2F09%2Fanatomi-fisiologi-sistem-pernafasan.html&h=313&w=439&tbnid=pHjDCwDTN6NRAM%3A&zoom=1&docid=7uTfMpOhRB3naM&ei=IdtYU4evN8KXrgfB4ICACg&tbm=isch&ved=0CF0QMygJMAk&iact=rc&uact=3&dur=860&page=1&start=0&ndsp=18http://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F2.bp.blogspot.com%2F--24m8KFf92s%2FToMDgl3dbTI%2FAAAAAAAAABc%2FYwo6W8PdyP4%2Fs1600%2FPicture2.jpg&imgrefurl=http%3A%2F%2Fkmb1desyridhamulyani.blogspot.com%2F2011%2F09%2Fanatomi-fisiologi-sistem-pernafasan.html&h=313&w=439&tbnid=pHjDCwDTN6NRAM%3A&zoom=1&docid=7uTfMpOhRB3naM&ei=IdtYU4evN8KXrgfB4ICACg&tbm=isch&ved=0CF0QMygJMAk&iact=rc&uact=3&dur=860&page=1&start=0&ndsp=18http://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F2.bp.blogspot.com%2F--24m8KFf92s%2FToMDgl3dbTI%2FAAAAAAAAABc%2FYwo6W8PdyP4%2Fs1600%2FPicture2.jpg&imgrefurl=http%3A%2F%2Fkmb1desyridhamulyani.blogspot.com%2F2011%2F09%2Fanatomi-fisiologi-sistem-pernafasan.html&h=313&w=439&tbnid=pHjDCwDTN6NRAM%3A&zoom=1&docid=7uTfMpOhRB3naM&ei=IdtYU4evN8KXrgfB4ICACg&tbm=isch&ved=0CF0QMygJMAk&iact=rc&uact=3&dur=860&page=1&start=0&ndsp=18http://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F2.bp.blogspot.com%2F--24m8KFf92s%2FToMDgl3dbTI%2FAAAAAAAAABc%2FYwo6W8PdyP4%2Fs1600%2FPicture2.jpg&imgrefurl=http%3A%2F%2Fkmb1desyridhamulyani.blogspot.com%2F2011%2F09%2Fanatomi-fisiologi-sistem-pernafasan.html&h=313&w=439&tbnid=pHjDCwDTN6NRAM%3A&zoom=1&docid=7uTfMpOhRB3naM&ei=IdtYU4evN8KXrgfB4ICACg&tbm=isch&ved=0CF0QMygJMAk&iact=rc&uact=3&dur=860&page=1&start=0&ndsp=18http://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F2.bp.blogspot.com%2F--24m8KFf92s%2FToMDgl3dbTI%2FAAAAAAAAABc%2FYwo6W8PdyP4%2Fs1600%2FPicture2.jpg&imgrefurl=http%3A%2F%2Fkmb1desyridhamulyani.blogspot.com%2F2011%2F09%2Fanatomi-fisiologi-sistem-pernafasan.html&h=313&w=439&tbnid=pHjDCwDTN6NRAM%3A&zoom=1&docid=7uTfMpOhRB3naM&ei=IdtYU4evN8KXrgfB4ICACg&tbm=isch&ved=0CF0QMygJMAk&iact=rc&uact=3&dur=860&page=1&start=0&ndsp=18http://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F2.bp.blogspot.com%2F--24m8KFf92s%2FToMDgl3dbTI%2FAAAAAAAAABc%2FYwo6W8PdyP4%2Fs1600%2FPicture2.jpg&imgrefurl=http%3A%2F%2Fkmb1desyridhamulyani.blogspot.com%2F2011%2F09%2Fanatomi-fisiologi-sistem-pernafasan.html&h=313&w=439&tbnid=pHjDCwDTN6NRAM%3A&zoom=1&docid=7uTfMpOhRB3naM&ei=IdtYU4evN8KXrgfB4ICACg&tbm=isch&ved=0CF0QMygJMAk&iact=rc&uact=3&dur=860&page=1&start=0&ndsp=18http://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F2.bp.blogspot.com%2F--24m8KFf92s%2FToMDgl3dbTI%2FAAAAAAAAABc%2FYwo6W8PdyP4%2Fs1600%2FPicture2.jpg&imgrefurl=http%3A%2F%2Fkmb1desyridhamulyani.blogspot.com%2F2011%2F09%2Fanatomi-fisiologi-sistem-pernafasan.html&h=313&w=439&tbnid=pHjDCwDTN6NRAM%3A&zoom=1&docid=7uTfMpOhRB3naM&ei=IdtYU4evN8KXrgfB4ICACg&tbm=isch&ved=0CF0QMygJMAk&iact=rc&uact=3&dur=860&page=1&start=0&ndsp=18http://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F2.bp.blogspot.com%2F--24m8KFf92s%2FToMDgl3dbTI%2FAAAAAAAAABc%2FYwo6W8PdyP4%2Fs1600%2FPicture2.jpg&imgrefurl=http%3A%2F%2Fkmb1desyridhamulyani.blogspot.com%2F2011%2F09%2Fanatomi-fisiologi-sistem-pernafasan.html&h=313&w=439&tbnid=pHjDCwDTN6NRAM%3A&zoom=1&docid=7uTfMpOhRB3naM&ei=IdtYU4evN8KXrgfB4ICACg&tbm=isch&ved=0CF0QMygJMAk&iact=rc&uact=3&dur=860&page=1&start=0&ndsp=18http://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F2.bp.blogspot.com%2F--24m8KFf92s%2FToMDgl3dbTI%2FAAAAAAAAABc%2FYwo6W8PdyP4%2Fs1600%2FPicture2.jpg&imgrefurl=http%3A%2F%2Fkmb1desyridhamulyani.blogspot.com%2F2011%2F09%2Fanatomi-fisiologi-sistem-pernafasan.html&h=313&w=439&tbnid=pHjDCwDTN6NRAM%3A&zoom=1&docid=7uTfMpOhRB3naM&ei=IdtYU4evN8KXrgfB4ICACg&tbm=isch&ved=0CF0QMygJMAk&iact=rc&uact=3&dur=860&page=1&start=0&ndsp=18http://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F2.bp.blogspot.com%2F--24m8KFf92s%2FToMDgl3dbTI%2FAAAAAAAAABc%2FYwo6W8PdyP4%2Fs1600%2FPicture2.jpg&imgrefurl=http%3A%2F%2Fkmb1desyridhamulyani.blogspot.com%2F2011%2F09%2Fanatomi-fisiologi-sistem-pernafasan.html&h=313&w=439&tbnid=pHjDCwDTN6NRAM%3A&zoom=1&docid=7uTfMpOhRB3naM&ei=IdtYU4evN8KXrgfB4ICACg&tbm=isch&ved=0CF0QMygJMAk&iact=rc&uact=3&dur=860&page=1&start=0&ndsp=18http://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F2.bp.blogspot.com%2F--24m8KFf92s%2FToMDgl3dbTI%2FAAAAAAAAABc%2FYwo6W8PdyP4%2Fs1600%2FPicture2.jpg&imgrefurl=http%3A%2F%2Fkmb1desyridhamulyani.blogspot.com%2F2011%2F09%2Fanatomi-fisiologi-sistem-pernafasan.html&h=313&w=439&tbnid=pHjDCwDTN6NRAM%3A&zoom=1&docid=7uTfMpOhRB3naM&ei=IdtYU4evN8KXrgfB4ICACg&tbm=isch&ved=0CF0QMygJMAk&iact=rc&uact=3&dur=860&page=1&start=0&ndsp=18http://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F2.bp.blogspot.com%2F--24m8KFf92s%2FToMDgl3dbTI%2FAAAAAAAAABc%2FYwo6W8PdyP4%2Fs1600%2FPicture2.jpg&imgrefurl=http%3A%2F%2Fkmb1desyridhamulyani.blogspot.com%2F2011%2F09%2Fanatomi-fisiologi-sistem-pernafasan.html&h=313&w=439&tbnid=pHjDCwDTN6NRAM%3A&zoom=1&docid=7uTfMpOhRB3naM&ei=IdtYU4evN8KXrgfB4ICACg&tbm=isch&ved=0CF0QMygJMAk&iact=rc&uact=3&dur=860&page=1&start=0&ndsp=18http://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F2.bp.blogspot.com%2F--24m8KFf92s%2FToMDgl3dbTI%2FAAAAAAAAABc%2FYwo6W8PdyP4%2Fs1600%2FPicture2.jpg&imgrefurl=http%3A%2F%2Fkmb1desyridhamulyani.blogspot.com%2F2011%2F09%2Fanatomi-fisiologi-sistem-pernafasan.html&h=313&w=439&tbnid=pHjDCwDTN6NRAM%3A&zoom=1&docid=7uTfMpOhRB3naM&ei=IdtYU4evN8KXrgfB4ICACg&tbm=isch&ved=0CF0QMygJMAk&iact=rc&uact=3&dur=860&page=1&start=0&ndsp=18http://myhealing.wordpress.com/2010/02/02/penanganan-benda-asing-di-saluran-napas/http://books.google.co.id/books?id=lfzeG6ahJ7UC&pg=PA11&lpg=PA11&dq=anatomi+bronkus&source=bl&ots=nxOjdEgrbS&sig=6-8ALExWuWxeieFl-aX4EuFnkLc&hl=en&sa=X&ei=oa5HU6GqCcKlrQem6IHoCA&redir_esc=y#v=onepage&q=anatomi%20bronkus&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=lfzeG6ahJ7UC&pg=PA11&lpg=PA11&dq=anatomi+bronkus&source=bl&ots=nxOjdEgrbS&sig=6-8ALExWuWxeieFl-aX4EuFnkLc&hl=en&sa=X&ei=oa5HU6GqCcKlrQem6IHoCA&redir_esc=y#v=onepage&q=anatomi%20bronkus&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=lfzeG6ahJ7UC&pg=PA11&lpg=PA11&dq=anatomi+bronkus&source=bl&ots=nxOjdEgrbS&sig=6-8ALExWuWxeieFl-aX4EuFnkLc&hl=en&sa=X&ei=oa5HU6GqCcKlrQem6IHoCA&redir_esc=y#v=onepage&q=anatomi%20bronkus&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=lfzeG6ahJ7UC&pg=PA11&lpg=PA11&dq=anatomi+bronkus&source=bl&ots=nxOjdEgrbS&sig=6-8ALExWuWxeieFl-aX4EuFnkLc&hl=en&sa=X&ei=oa5HU6GqCcKlrQem6IHoCA&redir_esc=y#v=onepage&q=anatomi%20bronkus&f=false