Referat status oftalmologis

43
BAB I PENDAHULUAN Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian visual. Mata adalah suatu struktur sferis berisi cairan yang dibungkus oleh tiga lapisan. Sebagian besar mata dilapisi oleh jaringan ikat yang protektif dan kuat di sebelah luar, sklera, yang membentuk bagian putih mata. Di anterior (ke arah depan), lapisan luar terdiri atas kornea transparan tempat lewatnya berkas–berkas cahaya ke interior mata. Lapisan tengah dibawah sklera adalah koroid yang sangat berpigmen dan mengandung pembuluh-pembuluh darah untuk memberi makan retina. Lapisan paling dalam dibawah koroid adalah retina, yang terdiri atas lapisan yang sangat berpigmen di sebelah luar dan sebuah lapisan syaraf di dalam. Retina mengandung sel batang dan sel kerucut, fotoreseptor yang mengubah energi cahaya menjadi impuls syaraf. Struktur mata manusia berfungsi utama untuk memfokuskan cahaya ke retina. Semua komponen–komponen yang dilewati cahaya sebelum sampai ke retina mayoritas berwarna gelap untuk meminimalisir pembentukan bayangan gelap dari cahaya. Kornea dan lensa berguna untuk mengumpulkan cahaya yang akan difokuskan ke retina, cahaya ini akan menyebabkan perubahan kimiawi pada sel fotosensitif di retina. Hal ini akan merangsang impuls–impuls syaraf ini dan menjalarkannya ke otak.

description

status oftalmologis

Transcript of Referat status oftalmologis

Page 1: Referat status oftalmologis

BAB I

PENDAHULUAN

Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang

paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau

gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian visual. Mata

adalah suatu struktur sferis berisi cairan yang dibungkus oleh tiga lapisan.  Sebagian besar

mata dilapisi oleh jaringan ikat yang protektif dan kuat di sebelah luar, sklera, yang

membentuk bagian putih mata. Di anterior (ke arah depan), lapisan luar terdiri atas kornea

transparan tempat lewatnya berkas–berkas cahaya ke interior mata. Lapisan tengah dibawah

sklera adalah koroid yang sangat berpigmen dan mengandung pembuluh-pembuluh darah

untuk memberi makan retina. Lapisan paling dalam dibawah koroid adalah retina, yang terdiri

atas lapisan yang sangat berpigmen di sebelah luar dan sebuah lapisan syaraf di dalam. Retina

mengandung sel batang dan sel kerucut, fotoreseptor yang mengubah energi cahaya menjadi

impuls syaraf. Struktur mata manusia berfungsi utama untuk memfokuskan cahaya ke retina.

Semua komponen–komponen yang dilewati cahaya sebelum sampai ke retina mayoritas

berwarna gelap untuk meminimalisir pembentukan bayangan gelap dari cahaya. Kornea dan

lensa berguna untuk mengumpulkan cahaya yang akan difokuskan ke retina, cahaya ini akan

menyebabkan perubahan kimiawi pada sel fotosensitif di retina. Hal ini akan merangsang

impuls–impuls syaraf ini dan menjalarkannya ke otak.

Page 2: Referat status oftalmologis

BAB II

PEMBAHASAN

2.1  ANATOMI MATA

Bola mata berdiameter ±2,5 cm dimana 5/6 bagiannya terbenam dalam rongga mata, dan

hanya 1/6 bagiannya saja yang tampak pada bagian luar. Gambar 2.1 menunjukan bagian-

bagian yang termasuk ke dalam bola mata, bagian-bagian tersebut memiliki fungsi berbeda,

secara rinci diuraikan sebagai berikut :

1.      Sklera : Melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi tempat melekatnya

bola mata

2.      Otot-otot : Otot-otot yang melekat pada mata :

a.       muskulus rektus superior : menggerakan mata ke atas

b.      muskulus rektus inferior : mengerakan mata ke bawah

3.      Kornea : memungkinkan lewatnya cahaya dan merefraksikan cahaya

4.      Badan Siliaris : Menyokong lensa dan mengandung otot yang memungkinkan lensa

untuk beroakomodasi, kemudian berfungsijuga untuk mengsekreskan aqueus humor

5.      Iris : Mengendalikan cahaya yang masuk ke mata melalui pupil, mengandung pigmen.

6.      Lensa : Memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensa

Page 3: Referat status oftalmologis

7.      Bintik kuning (Fovea) : Bagian retina yang mengandung sel kerucut

8.      Bintik buta : Daerah syaraf optic meninggalkan bagian dalam bola mata

9.      Vitreous humor : Menyokong lensa dan menjaga bentuk bola mata

10.  Aquous humor : Menjaga bentuk kantong bola mata

Bola mata dibagi menjadi 3 lapisan, dari luar ke dalam yaitu tunica fibrosa, tunica vasculosa,

dan tunica nervosa.

1.      Tunica Vibrosa

Tunica vibrosa terdiri dari sklera, sklera merupakan lapisan luar yang sangat kuat.

Sklera berwarna putih putih, kecuali di depan. Pada lapisan ini terdapat kornea, yaitu lapisan

yang berwarna bening dan berfungsi untuk menerima cahaya masuk kemudian

memfokuskannya. Untuk melindungi kornea ini, maka disekresikan air mata sehingga

keadaannya selalu basah dan dapat membersihkan dari debu. Pada batas cornea dan sclera

terdapat canalis schlemm yaitu suatu sinus venosus yang menyerap kembali cairan aquaus

humor bola mata.

2.      Tunica Vasculosa

Tunica vasculosa merupakan bagian tengah bola mata, urutan dari depan ke belakang

terdiri dari iris, corpus ciliaris dan koroid. Koroid merupakan lapisan tengah yang kaya akan

pembuluh darah, lapisan ini juga kaya akan pigmen warna. Daerah ini disebutIris. Coba Anda

perhatikan mata orang Indonesia dengan orang-orang dari Negara barat! Apakah

perbedaannya? Tentunya pada warna. Orang Indonesia biasanya bermata hitam atau coklat,

adapun orang barat biasanya berwarna biru atau hijau. Nah, di bagian irislah terdapatnya

perbedaan ini karena di tempat ini memiliki pigmen warna.

Bagian depan dari lapisan iris ini disebut Pupil yang terletak di belakang kornea

tengah. Pengaruh kerja ototnya yaitu melebar dan menyempitnya bagian ini. Coba Anda

masuk ke dalam suatu kamar yang gelap gulita, maka Anda akan berusaha melihat dengan

melebarkan mata agar cahaya yang masuk cukup. Pada kondisi ini disebut dengan dilatasi,

demikian sebaliknya jika Anda berada pada ruangan yang terlalu terang maka Anda akan

Page 4: Referat status oftalmologis

berusaha untuk menyempitkan mata karena silau untuk mengurangi cahaya yang masuk yang

disebut dengan konstriksi. Pada sebuah kamera, pupil ini diibaratkan seperti diafragma yang

dapat mengatur jumlah cahaya yang masuk.

Di sebelah dalam pupil terdapat lensa yang berbentuk cakram otot yang

disebutMusculus Siliaris. Otot ini sangat kuat dalam mendukung fungsi lensa mata, yang

selalu bekerja untuk memfokuskan penglihatan. Seseorang yang melihat benda dengan jarak

yang jauh tidak mengakibatkan otot lensa mata bekerja, tetapi apabila seseorang melihat

benda dengan jarak yang dekat maka akan memaksa otot lensa bekerja lebih berat karena otot

lensa harus menegang untuk membuat lensa mata lebih tebal sehingga dapat memfokuskan

penglihatan pada benda-benda tersebut

Pada bagian depan dan belakang lensa ini terdapat rongga yang berisi caira bening

yang masing-masing disebut Aqueous Humor dan Vitreous Humor. Adanya cairan ini dapat

memperkokoh kedudukan bola mata

3.      Tunica Nervosa

Tunica nervosa (retina) merupakan reseptor pada mata yang terletak pada bagian

belakang koroid. Bagian ini merupakan bagian terdalam dari mata. Lapisan ini lunak, namun

tipis, hampir menyerupai lapisan pada kulit bawang. Retina tersusun dari sekitar 103 juta sel-

sel yang berfungsi untuk menerima cahaya. Di antara sel-sel tersebut sekitar 100 juta sel

merupakan sel-sel batang yang berbentuk seperti tongkat pendek dan 3 juta lainnya adalah sel

konus (kerucut). Sel-sel ini berfungsi untuk penglihatan hitam dan putih, dan sangat peka

pada sedikit cahaya.

1.      SEL BATANG tidak dapat membedakan warna, tetapi lebih sensitif terhadap cahaya

sehingga sel ini lebih berfungsi pada saat melihat ditempat gelap. Sel batang ini mengandung

suatu pigmen yang fotosensitif disebut rhodopsin. Cahaya lemah seperti cahaya bulan pun

dapat mengenai rhodopsin. Sehingga sel batang ini diperlukan untuk penglihatan pada cahaya

remang-remang.

Page 5: Referat status oftalmologis

2.      SEL KERUCUT atau cone cell mengandung jenis pigmen yang berbeda,

yaituiodopsin yang terdiri dari retinen. Terdapat 3 jenis iodopsin yang masing-masing sensitif

terhadap cahaya merah, hijau dan biru. Masing-masing disebut iodopsin merah, hijau dan

biru. Segala warna yang ada di dunia ini dapat dibentuk dengan mencamputkan ketiga warna

tersebut. Sel kerucut diperlukan untuk penglihatan ketika cahaya terang.

Signal listrik dari sel batang dan sel kerucut ini akan di teruskan melalui sinap ke neuron

bipolar, kemudian ke neuron ganglion yang akan membentuk satu bundel syaraf yaitu syaraf

otak ke II yang menembus coroid dan sclera menuju otak. Bagian yang menembus ini disebut

dengan discus opticus, dimana discus opticus ini tidak mengandung sel batang dan sel

kerucut, maka cahaya yang jatuh ke discus opticus tidak akan terlihat apa-apa sehingga

disebut dengan bintik buta.

2.2  FISIOLOGI MATA

Mata, organ yang mengandung reseptor penglihatan, menyediakan visi, dengan

bantuan dari organ aksesori. Organ aksesori ini mengandung kelopak mata dan apparus

lakrimal, yang mana melindungi mata dan seperangkat otot ekstrinsik yang mana

menggerakkan mata.

Lapisan pelindung luar bola mata yaitu sklera, dimodifikasi di bagian anterior untuk

membentuk kornea yang tembus pandang, dan akan dilalui berkas sinar yang akan masuk ke

mata. Di bagian dalam sklera terdapat koroid, lapisan yang mengandung banyak pembuluh

darah yang memberi makan struktur-struktur dalam bola mata.

Kornea adalah transparan, berbentuk kubah jendela yang menutupi bagian depan dari

mata. Itu sangat kuat membelokkan permukaan, menyediakan 2/3 kekuatan focus mata.

Seperti kristal pada arloji yang memberikan kita jendela yang jelas untuk melihat. Karena

tidak ada aliran darah dalam kornea, itu jelas normal dan mempunyai permukaan yang

berkilau. Kornea sangat sensitif – terdapat banyak ujung saraf dalam kornea dibandingkan

Page 6: Referat status oftalmologis

dimanapun selain di badan. Kornea orang dewasa tebalnya hanya ½ millimeter dan terdiri

atas lima lapisan : epithelium, selaput bowman, stroma, selaput descement dan endothelium.

Epithelium adalah lapisan sel yang melindungi permukaan kornea. Hanya sekitar 5-6

lapisan sel tebal dan terjadi regenerasi dengan cepat ketika kornea mengalami cedera. Selaput

bowman berada dibawah epithelium karena lapisan ini sangat liat dan susah untuk melakukan

penetrasi, selaput bowman melindungi kornea dari cedera. Stroma merupakan lapisan paling

tebal dan berada dibawah selaput bowman. Terdiri dari sedikit serat kolagen yang mengalir

paralel satu sama lain. Bentuk khusus ini dari serat kolagen memberikan kornea kejelasan.

Selaput descement berada diantara stroma dan endothelium hanya berada dibawah descement

dan hanya satu lapisan sel yang tebal. Lapisan ini memompa air dari kornea dan menjaganya

tetap bersih. Jika terjadi kerusakan atau penyakit, sel ini tidak akan melakukan regenerasi.

Lensa kristalina adalah suatu struktur tembus pandang yang difiksasi ligamentum

sirkular lensa (zonula zinii). Zonula melekat dibagian anterior koroid yang menebal yang

disebut korpus siliaris. Korpus siliaris mengandung serat-serat otot melingkar dan

longitudinal yang melekat dekat dengan batas korneosklera. Di depan lensa terdapat iris yang

berpigmen dan tidak tembus pandang, yaitu bagian mata yang berwarna. Iris mengandung

serat-serat otot sirkular yang menciutkan dan serat-serat radial yang melebarkan pupil.

Perubahan garis tengah pupil dapat mengakibatkan perubahan sampai lima kali lipat dari

jumlah cahaya yang mencapai retina. Ruang antara lensa dan retina sebagian besar terisi oleh

zat gelatinosa jernih yang disebut korpus vitreous. Aqueous humor, suatu cairan jernih yang

memberi makan kornea dan lensa, dihasilkan dikorpus siliaris melalui proses difusi dan

transport aktif dari plasma. Cairan ini mengalir melalui pupil untuk mengisi kamera okuli

anterior (ruang anterior mata). Dalam keadaan normal, cairan ini diserap kembali melalui

jaringan trabekula masuk ke dalam kanalis Schlemm, suatu saluran antara iris dan kornea.

Lapangan penglihatan, ketika kedua mata menatap sebuah objek, gambar difokuskan

bersersesuaian dengan bagian tiap retina. Lapangan kiri penglihatan , di sini adalah biru,

difokuskan pada sebelah kanan tiap retina; tetapi pesan yang berupa gambar difokuskan pada

Page 7: Referat status oftalmologis

bagian yang berbeda dari tiap retina relatif ke hidung. Lapangan penglihatan sebelah kiri

difokuskan pada retina kiri pada sisi yang paling dekat dengan hidung – bagian nasal, tetapi

difokuskan pada retina kanan pada sisi terjauh dari hidung – bagian temporal.

Mengagabungkan “lapangan penglihatan” kedalam penuh dengan arti yang

melibatkan proses pindah silang pada optik chiasma.. serabut optik dari bagian nasal dari

pindah silang tiap retina dan mengikuti serabut dari bagian tiap retina pada sisi berlawanan.

Gabungan serabut dari bidang optik. Begitu bidang optik kiri mengandung impuls gambar

dari lapangan penglihatan kanan dan bidang optik kanan mengandung ini dari lapangan

penglihatan. Sinaps pada kiri/kanan thalamus, serabut dilanjutkan sebagai radiasi optik ke

akhir dari korteks kanan dan kiri lobus occipitalis. Lokasi luka pada bagian penglihatan

menentukan hasil cacat penglihatan. Sebagai contoh, destruksi saraf penglihatan

menghasilkan kebutaan pada kedua mata. Kehilangan seluruh radiasi optik kanan, contohnya

bisa terjadi pada stroke, penglihatan terhalang dari lapangan penglihatan kiri dan vice versa.

Pergerakan mata, enam otot berdempet ke sklera mengendalikan pergerakan mata

dalam orbit. Enam otot ini diatur oleh saraf kranial III (okulomotor), IV (trochlear) dan VI

(abducens).

Otot Menghasilkan gerakan Saraf cranial

1. Rektus superior

2. Rektus inferior

3. Rektus medialis

4. Rektus lateralis

5. Oblique superior

6. Oblique inferior

Ke atas

Ke bawah

Ke dalam arah hidung

Jauh dari hidung

Ke bawah dan masuk

Ke atas dan keluar

Okulomotor (III)

Okulomotor (III)

Okulomotor (III)

Abducens (VI)

Trochlear (IV)

Okulomotor (III)

Gangguan pergerakan mata dapat mnyebabkan gambar gagal difokuskan pada bagian

bersesuaian dari retina, ini menghasilkan penglihatan ganda (diplopia). Atau sama dalam

Page 8: Referat status oftalmologis

kasus paralysis satu mata tidak dapat menetapkan semua object, dihasilkan dalam monocular,

dari pada binocular, penglihatan.

Ketika cahaya bersinar pada satu mata, kedua pupil berkontriksi , konstriksi ini adalah

refleks cahaya pupil. optik atau saraf kranial II terdiri dari 80% visual dan serabut pupil

afferent. Cahaya impuls ke dalam mata menyebabkan retina menyebarkan impuls ke saraf

optik, bidang optik, otak tengah, dan korteks visual dari lobus occipitalis. Ini adalah otot

afferent dari refleks cahaya. Di otak tengah, serabut pupil menyebarkan dan disebarkan

dengan serabut silang ke depan nucleus Edinger –whestpaldari okulomotor, atau saraf kranial

III. Beberapa serabut tinggal pada sisi yang sama. Saraf kranial ketiga adalah otot efferent,

yang mana berangkat melalui badan ciliary ke otot sphincts dari iris yang menyebabkannya

berkontraksi. Efek langsungnya adalah konstriksi dari pupil mata bagian atas yang mana

cahaya bersinar. Refleks dekat terjadi ketika pelaku melihat jarak dekat. Ada tiga bagian dari

refleks dekat yakni akomodasi, menyebarkan, dan konstriksi pupil. akomodasi didefenisikan

sebagai fokus dekat dari mata yang mana diakibatkan oleh peningkatan kekuatan lensa oleh

kontraksi dari otot ciliary, di inerfasi oleh saraf kranial III.

Reseptor, setiap sel batang dan kerucut dibagi menjadi segmen luar, segmen dalam

yang mengandung inti-inti reseptor dan daerah sinaps. Segmen luar adalah modifikasi silia

dan merupakan tumpukan teratur sakulus atau lempeng dari membrane. Sakulus dan

membrane ini mengandung senyawa-senyawa peka cahaya yang bereaksi terhadap cahaya

dan mampu membangkitkan potensial aksi di jaras penglihatan . segmen luar sel batang selalu

diperbaharui oleh pembentukan lempeng-lempeng baru ditepbagian dalam segmen dsan

proses fagositosis lempeng tua serta dari ujung luar oleh sel-sel eptel berpigmen.

Fotoreseptor terdiri atas dua jenis sel, yaitu koni (kerucut) dan basillli (batang). Sel

basilli yang lebih banyak, berfungsi untuk melihat dalam cahaya remang-remang, tidak untuk

melihat warna. Koni berfungsi untuk melihat cahaya terang dan warna. Lateral terhadap

bintik buta terdapat daerah lonjong disebut macula lutea, demgam cekungan kecil dipusatnya

yang disebut fovea sentralis. Fovea sentralis hanya mengandung koni; macula mengandung

Page 9: Referat status oftalmologis

kebanyakan koni, yang makin berkurang kea rah perifer. Retina perifer hanya mengandung

basilli. Agar melihat jelas, berkas cahaya harus jatuh tepat pada fovea sentralis, yang

besarnya hanya seujubg jarum pentul.

Semua bangunan transparan yang harus dilalui berkas cahaya untuk mencapai retina

disebut media refraksi, yaitu kornea, lensa dan korpus vitreous. Mata normal akan

membiaskan cahaya yang memasuki mata sedemikian rupa sehingga bayangannya tepat jatuh

tepat di retina, di fovea sentralis.

Mekanisme pembentukan bayangan. Mata mengubah energi dalam spekturm yang

dapat dilihat menjadi potensial aksi di nervus optikus. Panjang gelombang cahaya yang dapat

dilihat berkisar dari 397 nm sampai 723 nm. Bayangan benda di sekitar difokuskan di retina.

Berkas cahaya yang mencapai retina akan mencetuskan potensial didalam sel kerucut dan

batang. Impuls yang timbul di retina dihantarkan ke korteks serebrum, untuk dapat

menimbulkan kesan penglihatan.

Daya akomodasi , biula m. siliaris dalam keadaan istirahat, berkas sinar paralel yang

jatuh dimata yang optiknya normal (emetropia) akan difokuskan ke retina. Selama relaksasi

ini dipertahankan, maka berkas sinar dari benda yang kurang dari 6 m akan difokuskan di

belakang retina dan akibatnya benda tersebut akan nampak kabur. proses meningkatnya

kelengkungan lensa disebut akomodasi. Pada keadaan istirahat, ketegangan lensa

dipertahankan oleh tarikan ligamentum lensa. Karena bahan lensa mudah dibentuk dan

kelenturan kapsul lensa cukup tinggi, lensa dapat ditarik menjadi gepeng. Bila pandangan

diarahkan ke benda yang dekat, otot siliaris akan berkontraksi. Hal ini mengurangi jarak

antara tepi-tepi korpus siliaris dan melemaskan ligamentum lensa, sehingga lensa membentuk

mengerut membentuk benda yang lebih cembung. Pada orang berusia muda bentuk ini dapat

meningkatkan daya bias mata hingga 12 dioptri.

Selain akomodasi, terjadi konvergensi sumbu penglihatan dan konstriksi pupil bila

seseorang melihat benda yang dekat. Respon 3 bagian ini : akomodasi, konvergensi, sumbu

penglihatan, dan kontriksi pupil disebut respon melihat dekat.

Page 10: Referat status oftalmologis

Gangguan umum pada mekanisme pembentukan bayangan, pada beberapa orang, bola mata

berukuran lebih pendek daripada normal dan sinar yang sejajar difokuskan dibelakang retina.

Kelainan ini disebut hiperopia atau penglihatan jauh. Akomodasi yang terus menerus, bahkan

sewaktu melihat benda jauh dapat sedikit mengkompensasi kelainan, tetapi kerja otot yang

terus menerus akan melelahkan dan dapat menimbulkan nyeri kepala dan penglihatan kabur.

Konvergensi sumbu penglihatan yang terus menerus yang disertai akomodasi akhirnya dapat

menimbulkan juling (strabismus), kelainan ini dapat diperbaiki dengan menggunakan

kacamata dengan lensa konveks, yang membantu daya bias mata dalam memperpendek jarak

fokus.

Pada miopia (penglihatan dekat), garis tengah antero posterior bola mata terlalu

panjang. Miopia bersifat genetik. Pada orang berusia muda aktivitas pekerjaan yang berkaitan

dengan benda-benda dekat, misalnya belajar dapat mempercepat timbulnya miopia. Kelainan

ini dapat diatasi dengan kacamata lensa bikonkaf, yang membuat berkas cahaya sejajar sedikit

berdivergensi sebelum masuk ke mata. Astigmatisme adalah keadaan yang sering dijumpai

dengan kelengkungan kornea tidak merata. Bila kelengkungan disatu meridian berbeda

dengan kelengkungan dimeridian lain, berkas cahaya di meridian tersebut akan dibiaskan ke

fokus yang berbeda.yang kurang dari 6 meter akan difokuskan di belakang retina dan

akibatnya benda tersebut tampak kabur.

2.3  KELAINAN PENGLIHATAN

Mata seperti organ tubuh yang lain juga dapat mengalami kelainan. Beberapa kelainan

dan gangguan kesehatan pada mata adalah sebagai berikut.

1.      Faktor Keturunan

Kelainan ini terjadi pada sel-sel retina yang dikenal dengan buta warna, Pada kelainan

ini penderita tidak dapat membedakan warna-warni benda. Warna dibedakan berdasarkan

intensitas penguraian terhadap masing-masing iodopsin. Orang yang buta warna tidak

memiliki satu atau lebih pigmen iodopsin. Contoh : pada penderita buta warna merah tidak

Page 11: Referat status oftalmologis

memiliki iodopsin merah, penderita hanya dapat melihat warna hijau dan biru atau

campurannya.

Buta warna didefinisikan sebagai kelainan atau gangguan dalam melihat warna. Paling

sering ditemui adalah gangguan melihat warna merah-hijau. Gangguan warna biru-kuning

lebih jarang. Sedangkan buta warna total, yaitu tidak dapat melihat warna sama sekali, lebih

jarang lagi. Buta warna disebabkan oleh dua hal, yaitu karena turunan dan karena dapatan

(acquired). Buta warna turunan terjadi akibat kurang atau tidak adanya sel konus. Fungsi sel

ini adalah 'menangkap" warna. Ada tiga jenis sel konus, yaitu yang sensitif terhadap warna

merah, hijau, dan biru. Warna yang kita lihat merupakan perbaduan dari ketiganya.

Jika hanya satu atau dua jenis sel konus yang jumlahnya kurang atau tidak ada,

disebut buta warna sebagian atau parsial. Artinya, penderita masih mampu melihat warna

tertentu. Sedangkan jika ketiganya tidak ada atau tidak berfungsi sama sekali, maka penderita

akan melihat dunia ini hitam, putih, dan abu-abu. Jenis yang terakhir ini dinamakan buta

warna total.

2.  Kelainan pada Akomodasi Lensa Mata

1.      Astigmat

Astigmat adalah suatu keadaan mata yang mengalami pandangan kabur. Ini disebabkan

karena rusaknya kornea mata. Untuk mengatasinya seseorang harus menggunakan kacamata

silindris.

Page 12: Referat status oftalmologis

2.      Miopi (rabun jauh)

Kelainan ini disebabkan karena daya akomodasi yang lemah, sehingga bayangan benda tidak

tepat pada bintik kuning melainkan di depan bintik kuning. Gejala kelainan ini yaitu hanya

dapat melihat dalam jarak lebih dekat dari normal, sekitar kurang dari 30 cm, Untuk

mengatasinya penderita harus menggunakan kacamata lensa negative.

3.      Hipermetropi (rabun dekat)

Gejala penyakit hipermetropi adalah seseorang hanya dapat melihat dengan jarak yang jauh

sekitar lebih jauh dari 30 cm. Untuk mengatasinya penderita harus menggunakan kacamata

lensa positif.

Page 13: Referat status oftalmologis

4.      Presbiopi

Kelainan presbiop sering diderita oleh orang tua, disebabkan karena daya akomodasi

berubah-ubah akibat titik proksimum dan remotum penglihatan berubah-ubah. Untuk

mengatasinya penderita harus menggunakan kacamata berlensa rangkap yaitu positif dan

negatif.

3. Penyakit pada Mata

Penyakit yang terjadi pada mata antara lain seperti berikut.

1.      Katarak

Katarak merupakan keadaan pengeruhan pada lensa mata. Sebab- sebabnya adalah diabetes

melitus, sinar X, obat-obat kortison dalam waktu lama. Penyakit ini dapat disembuhkan

melalui operasi, dengan menanam lensa buatan di dalam bola mata.

Page 14: Referat status oftalmologis

2.      Trakhoma

Trakhoma merupakan penyakit yang disebabkan terjadinya peradangan konjungktiva, yang

diakibatkan karena infeksi virus. Apabila dibiarkan penyakit ini dapat menimbulkan

kebutaan.

3.      Juling

Juling adalah gagalnya kedua mata bersama-sama mengarahkan pandangannya pada suatu

titik atau benda akibat tidak seimbangnya kekuatan otot penggerak mata

4.      Pterigium

Pterigium adalah pertumbuhan jaringan yang berbentuk segitiga yang mengarah/ masuk ke

dalam kornea

5.      Parut kornea

Parut kornea adalah parut pada kornea yang berwarna putih yang terbentuk karena infeksi,

trauma dan kekurangan vit.A.

2.4 PEMERIKSAAN PADA MATA

1.      ANAMNESA

Perlu dilakukan pernyataan pada pasien yang meliputi :

1.      Keluhan Utama

2.      Riwayat penyakit sekarang

3.      Riwayat penyakit dahulu yang berhubungnan dengan penyakit sekarang

4.      Riwayat pemakaian obat2an

Page 15: Referat status oftalmologis

5.      Riwayat penyakit keluarga

Secara garis besar keluhan mata terbagi menjadi 3 kategori, yaitu :

1)      Kelainan penglihatan

a.       Penurunan tajam penglihatan

b.      Aberasi penglihatan

  bayangan hallo, pada glukoma gjl prodromal

  kilatan cahaya, gangguan badan kaca dan glukoma

  flater

  Diplopia = double, (gangguan otot gerak mata atau perbedaan refraksi kedua

mata yang terlalu besar), baik monokuler atau binokuler

2)      Kelainan penampilan mata

Mata merah, perubahan lokal dari mata seperti ptosis, bola mata menonjol,

pertumbuhan tidak normal.

3)      Kelaianan sensasi mata (nyeri, gatal, panas, berair, mengganjal)

  Sakit

  Mata lelah

  Iritasi mata

2.      MENGINSPEKSI MATA

Inspeksi kelopak mata, bulu mata, bola mata, dan apartus lakrimal. Inspeksi juga

konjungitva, sklera, kornea, ruang anterior, iris dan pupil. Gunakan oftalmoskop untuk

mengkaji humor vitreous dan retina.

3. MEMPALPASI MATA

      Palpasi dengan perlahan adanya pembengkakan dan nyeri tekan pada kelopak mata.

Kemudian, palpasi bola mata dengan menempatkan kedua ujung jari telunjuk di

kelopak mata di atas sklera sementara klien melihat ke bawah. Bola mata harus terasa

sama keras.

Page 16: Referat status oftalmologis

      Kemudian, palpasi kantong lakrinal dengan menekankan jari telunjuk pada lingkar

orbital bawah pada sisi yang paling dekat dengan hidung klien. Sambil menekan,

observasi adanya regurgitasi abnormal materi purulen atau air mata yang berlebihan

pada punctum, yang dapat mengindikasikan adanya sumbatan dalam duktus

nasolakrimal.

1. Kelopak Mata, Bulu Mata, dan Apartus Lakrimal

o Kelopak mata normal berkedip teratur sebanyak 14-16x/menit harus konsisten

dengan corak klien, dengan tanpa oedema atau lesi. Lipatan palpebra harus

simetris dengan tidak ada kelambatan kelopak.

Uji edrofonium : untuk mengetahui adanya miastenia gravis

Dosis tensilon/edrofonimum dewasa adalah 10mg, efeks sampingnya bila

terjadi pucat, pusing, berkeringat, mata berair, dan kejang peut. Bila tidak

terdapat efek samping sisa 8mg disuntikan secara perlahan. Bila terdapat

miatenia gravis maka kelopak dapat diangkat dalam 1-5 menit. Bila tidak

maka tidak terdapat miatenia gravis. Bila ada reaksi kolinergik seperti

fasikulasi otot lintang dan bertanbahnya kelumpuhan otot segera diberi 0,4-

0,5mg atropin iv.

o Bulu mata harus terdistribusi rata di sepanjang kelopak

o Bola mata harus cerah dan jernih

o Apartus lakrimal harus tidak mengalami inflamasi, pembengkakan atau air mata

yang berlebihan

Pemeriksaan fungsi sistem lakrimal dan kelopak :

a. Uji anel : untuk mengetahui fungsi ekskresi sistem lakrimal

Lakukan anastesi lokal kemudian dan dilakukan dilatasi pungtum lakrimal.

Jarum anel dimasukan pada pungtum dan kanalikuli lakrimal. Dilakukan

penyemprotan dengan garam fisiologik. Ditanyakan apakah pasien merasa

cairan masuk kedalam tenggorokannya, atau dilihat apakah terjadi refleks

Page 17: Referat status oftalmologis

menelan pada pasien. Bila tidak ada berarti terdapat penyimbatan di duktus

lakrimal.

b. Uji rasa : untuk fungsi ekskresi lakrimal

Satu tetes larutan sakarin diteteskan pada konjungtiva, bila pasien merasa

manis setelah 5 menit berarti sistem ekskresi air mata baik.

c. Uji Schimer I : untuk keratokonjungtiva sika

Penderita ditempatkan di ruangan redup, sepotong kertas filter (Whatman) no.

41 lebar 5mm dan panjang 30mm diselipkan pada forniks konjungtiva bulbi

bawah, ujung lain kertas menggantung pada bagian kertas yang terjepit pada

forniks inferior. Bila sesudah 5 menit kertas tidak basah menunjukan air mata

kurang.

d. Uji Schirmer II (untuk refleks sekresi lakrimal)

Satu mata diteteskan anastesi topikal dan diletakan kertas Schimer. Hidung

dirangsang dengan kaps selama 2 menit. Dilihat basahnya kertas filter setelah

5 menit. Bila tidak basah berarti refleks sekresi gagal total. Normalnya kertas

filter akan basah 15mm setelah 5 menit.

2. Konjungitva

o Periksa konjungtiva palpebra hanya jika anda mencurigai adanya benda asing atau

jika klien mengeluh nyeri kelopak mata. Untuk memeriksa bagian dari

konjungtiva ini, minta klien untuk melihat ke bawah sementara anda menarik

dengan perlahan bulu mata tengah ke depan dan ke atas dengan ibu jari dan jari

telunjuk anda.

o Sambil memegang bulu mata, tekan tepi tarsal dengan lidi kapas untuk

membalikkan kelopak mata keluar. Teknik ini membutuhkan keterampilan untuk

mencegah klien merasa tidak nyaman. Tahan bulu mata ke arah alis dan periksa

konjungtiva, yang seharusnya berwarna merah muda dan bebas dari

pembengkakan.

Page 18: Referat status oftalmologis

o Untuk mengembalikan kelopak mata ke posisi normalnya, lepaskan bulu mata dan

minta klien untuk melihat ke atas. Jika hal ini tidak membalikan kelopak mata,

pegang bulu mata dan tarik dengan perlhan ke arah depan.

o Untuk menginspeksi konjungtiva bulbar, buka kelopak mata dengan perlahang

dengan ibu jari atau jari telunjuk anda. Minta klien untuk melihat ke atas, ke

bawah, ke kiri, dan ke kanan, sementara anda memeriksa keseluruhan kelopak

mata bagian bawah.

Radang :

- Konjungtivitis : hiperemi tarsus, konjungtivitis folikulat, papil (konjungtivitis

alergi dan vernal), parut (trakoma), membran (St.Johnson).

- Keratitis : infiltrat, edema, vaskularisasi.

- Skleritis : benjolan hiperemi, nekrosis, sklera tipis.

- Uveitis : Kp’s, sel dalam badankaca, fokus dalam koroid

- Retina vaskulitis: perdarahan, eksudat, edema.

3. Kornea, Ruang Anterior, dan Iris

Ukuran normal 12mm, jika kebih besar makrokornea, jika lebih kecil mikrokornea.

o Untuk menginspeksi kornea dan ruang anterior, arahkan cahaya senter ke dalam

mata klien dari beberapa sudut sisi. Normalnya, kornea dan ruang anterior bersih

dan transparan. Hitung kedalaman ruang anterior dari samping dengan

menggambarkan jarak antara kornea dengan iris. Iris harus teriluminasi dengan

dari samping. Permukaan kornea normalnya tampak bercahaya dan terang tanpa

adanya jaringan parut atau ketidakteraturan. Pada klien lansia, terdapat arkus

senilis (cincin abu-abu putih di sekeliling tepi kornea) merupakan hal yang

normal.

o Uji sensitivitas kornea: yang menunjukkan keutuhan fungsi saraf kranial V (saraf

trigemeinus) dengan sedikit mengusapkan kapas di permukaan kornea. Kelopak

Page 19: Referat status oftalmologis

di kedua mata harus menutup ketika anda menyentuh kornea. Gunakan kapas

yang berbeda untuk setiap mata untuk menghindari kontaminasi silang.

o Uji Fluoresein : untuk melihat adanya defek epitel kornea

kertas fluoresein dibasahi dengan NaCl kemudian diletakan di sakus konjungtiva

inferior. Penderita diminta untuk menutup matanya selama 20 detik, beberapa saat

kemudian kertas ini diangkat. Dillakukan irigasi konjungtiva dengan NaCl.

Dilihat permukaan kornea bila terlihat hijau dengan sinar biru berrati ada

kerusakan epitel kornea.

o Uji Fistel (Seidel) : Untuk melihat letak dan kebocoran kornea

Taruh kertas fluoresein atau teteskan fluoresein di konjungtivainferior, kemudian

lihat adanya cairan mata yang keluar dari fistel kornea. Bila terdapat kebocoran

kornea adanya fistel kornea akan terlihat pengaliran cairan mata yang berwarna

hijau mulai dari lubang fistel. Cairan mata terlihat bening dengan sekitarnya

terdapat larutan fluoresein yang berwarna hijau.

o Uji Sensibilitas Kornea : unutk fungsi trigeminus kornea

Penderita diminta melihat jauh kedepan dan dirangsang dengan kapas kering dari

bagian lateral kornea. Dilihat terjadinya refleks mengedip, rasa sakit dan mata

berair. Bila ada refleks, fungsi trigeminus dan fasial baik.

o Papan Placido: untuk meliihat lengkung kornea

Normalnya bayangan placido pada kornea berupa lingkaran konsentris yang

menunjukan permukaan kornea licin dan regular. Jika lingkaran lonjong berarti

terdapat astigmatsme, jika garis lingkaran tidak beraturan berarti astigmatisme

iregular akibat adanya infiltrat ataupun parut kornea. Jika kurang tegas mungkin

akibat edema kornea keruh.

o Kelainan pada bilik mata depan dinyatakan dengan kedalaman : dangkal, dalam,

suar (fler), hifema, adanya hipopion.

Page 20: Referat status oftalmologis

- Dangkal : dislokasi lensa, tumor iris, sinekia anterior, iris bombe atau blokade

pupil dan glaukoma subakut.

- Fler : +/++/+++, efek tindal di dalam bilik mata depan yang keruh akibat

penimbunan sel radang atau bahan darah lainnya.

- Hipopion : penimbunan sel radang di bagian bawah bilik mata depan.

- Hifema : sel darah di balik mata depan dengan permukaan darah yang atau

rata. Darah di dalam bilik mata depan terdapat pada cedera mata, trauma

bedah, diskrasia darah (hemofilia), dan tumor intrakranial.

o Sudut bilik mata depan jika menyempit terdapat pada mata berbakat glaukoma

sudut tertutup, hipermetripia, blokade pupil, katarak intumesen dan sinekia

postrior perifer.

o Inspeksi bentuk iris, yang harus tampak datar jika dipandang dari samping, dan

juga warnanya,gambaran kripti normal, terlihat adanya lekukan iris.

4. Pupil

o Pemeriksaan pupil langsung

o Pemeriksaan pupil tidak langsung : akibat adnya dekusasi.

o Periksa kesamaan ukuran, bentuk, reaksi terhadap cahaya, dan akomodasi pada

pupil masing-masing mata. Untuk menguji reaksi pupil terhadap cahaya, gelapkan

ruangan dan dengan klien menatap lurus ke arah titik yang sudah ditentukan,

sorotkan senter dari samping mata kiri ke tengah pupilnya. Kedua pupil harus

berespons; pupil yang menerima cahaya langsung berkonstriksi secara langsung,

sementara pupil yang lain berkonstriksi secara bersamaan dan secara penuh.

o Sekarang uji pupil mata kanan. Pupil harus bereaksi segera, seimbang, dan cepat

(dalam 1 sampai 2 detik). Jika hasilnya tidak meyakinkan, tunggu 15 sampai 30

detik dan coba lagi. Pupil harus bundar dan sama sebelum dan sesudah kelihatan

cahaya.

Page 21: Referat status oftalmologis

o Jika rekasi pupil tidak ada :

- Akibat obat miotika

- Ruptur sfingter

- Sinenkia posterior

- Gangguan saraf parasimpatis

- Penglihatan tidak ada atau nol

o Midriasis : >5mm

1) Fisiologik : perempuan>laki-laki, mata biru>mata coklat, inspirasi>ekspirasi,

miopia>hipermetropia, dewasa>anak-anka dan orang tua.

2) Obat dan Toksin : obat simpatomimetik, antihistamin, anastesi topikal, steroid

topikal, parasimpatomimetik, marihuana, antimalaria.

3) Penyakit mata : atrofi iris, glaukoma, trauma paralitik, aniridia, mata

ambliopia.

4) Dll

o Miosis : <2mm

1) Fisiologik : laki<perempuan, hipermetropia<miopia tidur, lelah, anastesi

stadium III, refleks orbikular

2) Obat : parasimpatomimetik, simpatolitik, morfin, keracunan alkohol akut

3) Penyakit mata : rangsangan kornea, iritis, hipotoni akut, retinitis, dan

pigmentosa.

4) Miosis spastik : meningtis purulen, lesi pontinakut, tetanus fasial, hipoksia

berat dan miotonia distrofi.

5) Sindrom horner

6) Psikis : skizofrenia, dementia prekoks, histera

o Untuk menguji akomodasi, minta klien menatap objek di seberang ruangan.

Normalnya pupil akan dilatasi. Kemudian minta klien untuk menatap jari telunjuk

anda atau pada pensil yang berjarak 60 cm. Pupil harus berkonstriksi dan

Page 22: Referat status oftalmologis

mengumpul seimbang pada objek. Ingat bahwa pada klien lansia, akomodasi dapat

berkurang.

5. Lensa

Uji Bayangan Iris: untuk meihat kekeruhan lensa

Sentolop disinarkan pada pupil dengan membuat sudut 45° dengan dataran iris. Dan

lihat bayangan iris pada lensa keruh. Bila letak bayangan jauh dan besar berarti katarak

imatur, sedangkan bila bayangan kecil dan dekat pupil berrati lensa katarak matur.

6. Badan Kaca

Lihat apakah terdapat kekeruhan atau tidak, bila terjadi kekeruhan pada funduskopi

akan terlihat :

- refleks fundus terlihat merah adalah gambaran yang normal

- refleks fundus tidak terlihat akibta kekeruhan darah atau fibrosis

7. Retina

a. Pemeriksaan Kelainna Fundus

Menggunakan optalmoskopi, midriatik/siklopegia

1) memeriksa adanya kekeruhan pada media penglihatan yang keruh, seperti

pada kornea, lensa, dan badan kaca.

2) untuk memeriksa fundus oculi teruatama retina dan saraf optik, dilihat :

o papil : batasnya apakah tegas/bulat/lonjong/kabur ?

warnanya : pucat/merah jambu ?

ekskavasinya

o pembuluh darah retina :

ikuti dan lihat bentuk pembuluh darah retina supero temporal, inferior

temporal, superonasal, dan inferonasal ?

vena apakah normal/melebar/kelokannya bertambah ?

arteri apakah normal/spasme/ada sklerosis cooper-silver wire

rasio arteri dan vena ?

Page 23: Referat status oftalmologis

o retina apakah ada eksudat/perdarahan/sikatrik koroid/dapta terlihat

adanya retina terangkat/ablasi.

o Makula lutea

b. Pemeriksaan Fungsi Retina

1) Pemeriksaan subjektif :

- Tajam penglihatan

- Penglihatan warna

- Lapang pandang

2) Pemeriksaan objektif :

- Elektroretinografi (ERG)

ERG berguna untuk menilai kerusakan luas pada retina, retina akan

memperlihatkan gelombang listrik bila terpajan sinar. Gelombang

listrik retina yang terjadi pada perubahan sinar dinamakan ERG.

Dikenal gelombang-gelombang pada ERG :

a) A: respon negatif permulaan setelah periode laten rangsangan

(lapis sel fotoreseptor)

b) B: Defleksi positif (sel bipolar)

c) C: Defleksi positif ringan

d) D: potensi positif yang terjadi bila sinar dihilangkan

- Retinookulografi(EOG)

- Visual evoked respons(VER)

Rangsangan pada mata akan menimbulkan rangsangan pada jalur

penglihatan hingga korteks oksipital.

Bila dibandingkan kedua mata akan dapat diketahui adanya

perbedaan rangsangan yang sampai pada korteks sehingga dapat

diketahui adanya gangguan rangsangan atau penglihatan pada

seseorang.

Page 24: Referat status oftalmologis

c. Pemeriksaan Retina dan Makula

1) Uji Proyeksi Sinar

2) Adaptasi Gelap

3) Amsler Grid/Uji Kisi-Kisi Amsler

4) Uji defek aferen pupil, (Pupil Marcus Gunn)

5) Uji diskriminasi 2 sinar (uji untuk fungsi makula)

6) Uji Maddrox rod

7) Uji interferometri

8) Uji ishihara (untuk buta warna)

4.      PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN ( VISUS )

Gb. 2 alat pengukuran visus

a. Pemeriksaan Tajam Penglihatan :

         Lakukan uji penglihatan dalam ruangan yang cukup tenang, tetapi anda dapat

mengendalikan jumlah cahaya.

Page 25: Referat status oftalmologis

         Gantungkan kartu Snellen atau kartu E yang sejajar mata responden dengan

jarak 6 meter

         Pemeriksaan dimulai dengan mata kanan

         Mata kiri responden ditutup dengan penutup mata atau telapak tangan tanpa

menekan bolamata

         Responden disarankan membaca huruf dari kiri ke kanan setiap baris kartu

Snellen atau memperagakan posisi huruf E pada kartu E  dimulai baris teratas atau

huruf yang paling besar sampai huruf terkecil (baris yang tertera angka 20/20) 

         Penglihatan normal bila responden dapat membaca sampai huruf terkecil 20/20

(tulis 020/020)

         Bila dalam baris tersebut responden dapat membaca atau memperagakan posisi

huruf E KURANG dari setengah baris maka yang dicatat ialah baris yang tertera

angka di atasnya.

         Bila dalam baris tersebut responden dapat membaca atau memperagakan posisi

huruf E LEBIH dari setengah baris maka yang dicatat ialah baris yang tertera angka

tersebut.

b. Pemeriksaan Uji Penglihatan Dengan Hitung Jari :

    Bila responden belum dapat melihat huruf teratas atau terbesar dari kartu   Snellen

atau kartu E maka mulai HITUNG JARI pada jarak 3 meter (tulis 03/060).

    Hitung jari 3 meter belum bisa terlihat maka maju 2 meter (tulis 02/060), bila

belum terlihat maju 1 meter (tulis 01/060). Bila belum juga terlihat maka lakukan

GOYANGAN TANGAN pada jarak 1 meter (tulis 01/300)

    Goyangan tangan belum terlihat maka senter mata responden dan tanyakan apakah

responden dapat melihat SINAR SENTER (jika ya tulis 01/888)

   Bila tidak dapat melihat sinar senter disebut BUTA TOTAL (tulis 00/000)

Selanjutnya, uji fungsi visual, termasuk ketajaman penglihatan jarak dekat dan jarak

jauh, persepsi warna dan penglihatan perifer.

Page 26: Referat status oftalmologis

1.      Uji penglihatan jarak jauh

Untuk menguji penglihatan jarak jauh pada klien yang dapat membaca bahasa inggris,

gunakan grafik alfabet Snellen yang berisi berbagai ukuran huruf. Untuk klien yang

buta huruf atau tidak dapat berbicara bahasa inggris, gunakan grafik Snellen E, yang

menunjukkan huruf-huruf dalam berbagai ukuran dan posisi. Klien menunjukkan posisi

huruf E dengan menirukan posisi tersebut dengan jari tangannya.

         Uji setiap mata secara terpisah dengan terlebih dahulu menutup satu mata dan

kemudian mata yang lain dengan kartu buram berukuran 3 x 5 atau penutup mata.

Setelah itu, uji penglihatan binokular klien dengan meminta klien membaca gambar

dengan kedua mata terbuka. Klien yang normalnya memakai lensa korektif untuk

penglihatan jarak jauh harus memakainya untuk uji tersebut.

         Mulai dengan baris yang bertanda 20/20. Jika klien salah membaca lebih dari

dua huruf, pindahlah ke baris berikutnya 20/25. Lanjutkan sampai klien dapat

membaca baris tersebut dengan benar dengan kesalahan yang tidak lebih dari dua.

Baris tersebut menunjukkan ketajaman penglihatan jarak jauh klien.

2.      Uji penglihatan jarak dekat

Uji penglihatan jarak dekat klien dengan memegang grafik Snellen atau kartu dengan

kertas koran berukuran 30,5 sampai 35,5 cm di depan mata klien, klien yang normalnya

memakai kacamata baca harus memakainya untuk uji ini. Seperti pada penglihatan jarak

jauh, uji setiap mata secara terpisah dan kemudian bersamaan.

3.      Uji persepsi warna

Minta klien untuk mengidentifikasi pola bulatan-bulatan warna pada plat berwarna.

Klien yang tidak dapat membedakan warna tidak akan mendapatkan polanya.

4.      Uji fungsi otot ekstraokuler

Untuk mengkaji fungsi otot ekstraokuler klien, perawat harus melakukan tiga tes : enam

posisi kardinal tes penglihatan, tes terbuka-tertutup, dan tes refleks cahaya korneal.

A.    Enam posisi kardinal tes penglihatan

Page 27: Referat status oftalmologis

         Duduk langsung di depan klien, dan pegang objek silindris, seperti pensil,

tepat di depan hidung klien, dan menjauh sekitar 46 cm dari hidung klien.

         Minta klien untuk memperhatikan objek tersebut pada saat dan

menggerakkannya searah jarum jam melewati enam posisi kardinal-medal superior,

lateral superior, lateral, lateral inferior, dan medial-kembalikan objek ke titik tengah

setelah setiap gerakan.

         Melalui tes ini, mata klien akan tetap paralel pada saat bergerak. Perhatikan

adanya temuan abnormal, seperti nistagmus, atau deviasi salah satu mata yang

menjauh dari objek.

B.     Tes tertutup-terbuka

         Minta klien menatap suatu objek pada dinding yang jauh yang berhadapan.

Tutupi mata kiri klien dengan kartu buram dan observasi mata kanan yang tidak

ditutp akan adanya gerakan atau berputar-putar.

         Kemudian, lepas kertas dari mata kiri. Mata harus tetap diam dan berfokus

pada objek, tanpa bergerak atau berputar-putar. Ulangi proses tersebut dengan mata

kanan.

C.     Tes refleks cahaya korneal

         Minta klien untuk melihat lurus ke depan sementara anda mengarahkan sinar

senter ke batang hidung klien dari jarak 30,5 sampai 38 cm. Periksa untuk

memastikan apakah kornea memantulkan cahaya di tempat yang tepat sama di kedua

mata. Refleks yang tidak simetris menunjukkan ketidakseimbangan otot yang men

yebabkan mata menyimpang dari titik yang benar.

5.      Uji penglihatan perifer

         Duduk berhadapan dengan klien, dengan jarak 60 cm, dengan mata anda

sejajar dengan mata klien. Minta klien menatap lurus ke depan.

         Tutupi satu mata anda dengan kertas buram atau tangan anda dan minta kien

untuk menutup matanya yang tepat bersebrangan dengan mata anda yang ditutup

Page 28: Referat status oftalmologis

         Kemudian, ambil sebuah objek, misalnya pensil dari bidang superior perifer

ke arah lapang pandang tengah. Objek tersebut harus berada pada jarak yang sama di

antara anda dan klien

         Minta klien untuk mengatakan pada anda saat objek tersebut terlihat. Jika

penglihatan perifer anda utuh, anda dan klien akan melihat objek tersebut pada

waktu yang bersamaan.

         Ulangi prosedur searah jarum jam pada sudut 45 derajat, periksa lapang

pandang superior, inferior, temporal, dan nasal. Ketika menguji lapang pandang

temporal, anak akan mengalami kesulitan menggerakkan objek sampai cukup jauh

sehingga anda dan klien tidak dapat melihatnya. Jadi lakukan uji lapang pandang

temporal ini dengan meletakkan pensil sedemikian rupa di belakang klien dan di luar

lapang pandang klien. Bawa pensil tersebut berkeliling secara perlahan sampai klien

dapat melihatnya.

7. UJI LAPANG PANDANG

a. Uji Konfrontasi

b. Uji Kampimeter dan Perimeter

8. SARAF OPTIK

a. Pemeriksaan tajam penglihatan

- Uji lubang kecil

- Uji pengkabutan (fogging test)

- Uji celah stenopik

- Uji silinder silang

- Uji duokrom = uji keseimbangan merah biru (untuk koreksi kacamata tepat)

- Uji dominan mata

- Uji crowding phenomena (untuk mengetahui adanya ambliopia)

b. Pemeriksaan glaukoma

- Pemeriksaan tekanan bola mata

Page 29: Referat status oftalmologis

- Tonometri schiotz

- Tonometri aplanasia

- Tonometri digital

- Tofografi

- Goniokopi

- Uji pada glaukoma : uji kopi, uji minum air, uji steroid, uji variasi diural, uji

kamar gelap

c. Pemeriksaan gangguan motor sensorik visus atau strabismus

- Uji konvergensi

- Uji refleks kornea : metoda hirschberg, metoda krimsky, uji duksi, uji

forced duction (beban duksi), uji tutup mata (untuk fungsi otot), uji tutup

mata berganti prisma, uji tutup mata lama, uji tutup mata prisma serentak,

uji worth’s four dot.

9.      PEMERIKSAAN DENGAN OFTALMOSKOP

         Untuk melakukan pemeriksaan dengan oftalmoskop, tempatkan klien di ruang

yang digelapkan atau setengah gelap, anda dan klien tidak boleh memakai kacamata

kecuali jika anda sangan miop atau astigmatis. Lensa kontak boleh dipakai oleh anda

atau klien.

         Duduk atau berdiri di depan klien dengan kepala anda berada sekitar 45 cm di

depan dan sekitar 15 derajat ke arah kanan garis penglihatan mata kanan klien. Pegang

oftalmoskop dengan tangan kanan anda dengan apertura penglihat sedekat mungkin

dengan mata kanan anda. Letakkan ibu jari kiri anda di mata kanan klien untuk

mencegah memukul klien dengan oftalmoskop pada saat anda bergerak mendekat. Jaga

agar telunjuk kanan anda tetap berada di selektor lensa untuk menyesuaikan lensa

seperlunya seperti yang ditunjukkan di sini.

         Instruksikan klien untuk melihat lurus pada titik sejajar mata yang sudah

ditentukan di dinding. Instruksikan juga pada klien, bahwa meskipun berkedip selama

Page 30: Referat status oftalmologis

pemeriksaan diperbolehkan, mata harus tetap diam. Kemudian, mendekat dari sudut

oblik sekitar 38 cm dan dengan diopter pada angka 0, berfokuslah pada lingkaran kecil

cahaya pada pupil. Cari cahaya oranye kemerahan dari refleks merah, yang harus tajam

dan jelas melewati pupil. Refleks merah menunjukkan bahwa lensa bebas dari opasitas

dan kabut.

         Bergerak mendekat pada klien, ubah lensa dengan jari telunjuk untuk menjaga

agar struktur retinal tetap dalam fokus.

         Ubah diopter positif untuk melihat viterous humor, mengobservasi adanya

opasitas.

         Kemudian, lihat retina, menggunakan lensa negatif yang kuat. Cari pembuluh

darah retina dan ikuti pembuluh darah tersebut ke arah hidung klien, rotasi selektor

lensa untuk menjaga agar pembuluh darah tetap dalam fokus. Karena fokus tergantung

pada anda dan status refraktif klien maka diopter lensa berbeda-beda untuk sebagian

besar klien. Periksa dengan cermat seluruh struktur retina, termasuk pembuluh darah

retina, diskus optikus, latar belakang retina, makula dan fovea.

         Periksa pembuluh darah dan struktur retina untuk warna, perbandingan ukuran

arteri dan vena, refleks cahaya arteriol, dan persilangan arteriovenosa. Mangkuk

fisiologis normalnya berwarna kuning-putih dan dapat terlihat.

         Periksa makula pada bagian akhir karena sangat sensitis terhadap cahaya.

10.  PEMERIKSAAN FISIK MATA PADA ANAK

         Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka.

         Periksa jumlah, posisi atau letak mata

         Periksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna

         Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran

kemudian sebagai kekeruhan pada kornea

         Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus

tampak bulat.

Page 31: Referat status oftalmologis

         Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat

mengindikasikan adanya defek retina

         Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina

         Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat

menjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaan

         Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom

down.

Page 32: Referat status oftalmologis

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Indera penglihatan yang terdapat pada mata (organ visus) terdiri dari organ okuli

assesoria (alat bantu mata) dan oculus (bola mata). Saraf indera penglihatan, saraf optikus

(saraf kranial kedua) timbul dari sel – sel ganglion dalam retina, bergabung untuk membentuk

saraf optikus. Indra Penglihatan (Mata) merupakan bagian indera yang fungsinya hanya

terbatas pada menerima dan menyiapkan rangsang agar dapat diteruskan ke pusat-pusat

penglihatan yang terletak di dalam otak. Mata merupakan organ penglihatan (apparatus

visual) yang bersifat peka cahaya (foto sensitif). Mata merupakan yang paling utama, karena

dengan mata manusia mampu melaksanakan aktifitas sehari-hari dengan normal.

Page 33: Referat status oftalmologis

DAFTAR PUSTAKA

- Daniael Vaughan, Tailos Absury. 1996 . Oftalmologi Umum Hal 205. Jakarta : Widya

Medika.

- Sidarta ilyas, sri rahayu yulianti, 2013. Ilmu Penyakiit Mata hal 14-54. Jakarta : badan

penerbit FKUI.

- http://biologi-itey.blogspot.com/2010/04/struktur-dan-anatomi-mata.html

- http://mahasiswakesehatan.blogspot.com/2009/03/fisiologi-penglihatan.html

- http://nurilhaini.multiply.com/journal/item/8/PEMERIKSAAN_MATA

- http://biologi-itey.blogspot.com/2010/02/kelainan-pada-alat-indera.html

- http://www.tanyadokter.com/healthtest.asp?id=1001289

- http://www.scribd.com/doc/29310812/Anatomi-Mata