Referat Obgyn Cpd Bang Dwi

27
BAB I PENDAHULUAN Data dari Reproductive Health Library menyatakan terdapat sekitar 200 juta kehamilan setiap tahun. Dari angka tersebut terjadi 585.000 kematian maternal akibat komplikasi kehamilan dan persalinan. Sebab kematian tersebut adalah perdarahan 24,8%, infeksi dan sepsis 14,9%, hipertensi dan preeklampsi/eklampsi 12,9%, persalinan macet (distosia) 6,9%, abortus 12,9%, dan sebab langsung yang lain 7,9%. Seksio cesaria di Amerika Serikat dilaporkan meningkat setiap tahunnya, Pada tahun 2002 terdapat 27,6 % seksio cesaria dari seluruh proses kelahiran. Dari angka tersebut, 19,1% merupakan seksio cesaria primer. Laporan American College of Obstretician and Gynaecologist (ACOG) menyatakan bahwa seksio cesaria primer terbanyak pada primigravida dengan indikasinya adalah presentasi bokong, preeklampsi, distosia dan fetal distress. Distosia merupakan indikasi terbanyak untuk seksio cesaria pada primigravida sebesar 66,7%. Distosia adalah persalinan yang abnormal atau sulit dan ditandai dengan terlalu lambatnya kemajuan persalinan. Kelainan persalinan ini menurut ACOG dibagi menjadi 3 yaitu kelainan kekuatan (power), kelainan janin (passenger), dan kelainan jalan lahir (passage). Panggul sempit (pelvic contaction) merupakan salah satu kelainan jalan lahir yang akan menghambat kemajuan persalinan karena ketidaksesuaian antara ukuran kepala janin dengan panggul ibu yang biasa 1

Transcript of Referat Obgyn Cpd Bang Dwi

Page 1: Referat Obgyn Cpd Bang Dwi

BAB I

PENDAHULUAN

Data dari Reproductive Health Library menyatakan terdapat sekitar 200 juta

kehamilan setiap tahun. Dari angka tersebut terjadi 585.000 kematian maternal akibat

komplikasi kehamilan dan persalinan. Sebab kematian tersebut adalah perdarahan 24,8%,

infeksi dan sepsis 14,9%, hipertensi dan preeklampsi/eklampsi 12,9%, persalinan macet

(distosia) 6,9%, abortus 12,9%, dan sebab langsung yang lain 7,9%.

Seksio cesaria di Amerika Serikat dilaporkan meningkat setiap tahunnya, Pada tahun

2002 terdapat 27,6 % seksio cesaria dari seluruh proses kelahiran. Dari angka tersebut, 19,1%

merupakan seksio cesaria primer. Laporan American College of Obstretician and

Gynaecologist (ACOG) menyatakan bahwa seksio cesaria primer terbanyak pada

primigravida dengan indikasinya adalah presentasi bokong, preeklampsi, distosia dan fetal

distress. Distosia merupakan indikasi terbanyak untuk seksio cesaria pada primigravida

sebesar 66,7%.

Distosia adalah persalinan yang abnormal atau sulit dan ditandai dengan terlalu

lambatnya kemajuan persalinan. Kelainan persalinan ini menurut ACOG dibagi menjadi 3

yaitu kelainan kekuatan (power), kelainan janin (passenger), dan kelainan jalan lahir

(passage). Panggul sempit (pelvic contaction) merupakan salah satu kelainan jalan lahir yang

akan menghambat kemajuan persalinan karena ketidaksesuaian antara ukuran kepala janin

dengan panggul ibu yang biasa disebut dengan disproporsi sefalopelvik. Istilah disproporsi

sefalopelvik muncul pada masa dimana indikasi utama seksio cesaria adalah panggul sempit

yang disebabkan oleh rakhitis. Disproporsi sefalopelvik sejati seperti itu sekarang sudah

jarang ditemukan, umumnya disebabkan oleh janin yang besar.

1

Page 2: Referat Obgyn Cpd Bang Dwi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

DISPROPORSI KEPALA PANGGUL

2.1 Definisi

Disproporsi sefalopelvik adalah keadaan yang menggambarkan ketidaksesuaian

antara kepala janin dan panggul ibu sehingga janin tidak dapat keluar melalui vagina.

Disproporsi sefalopelvik disebabkan oleh panggul sempit, janin yang besar ataupun

kombinasi keduanya. Istilah cephalopelvic disproportion mulai digunakan pada abad 20

untuk menggambarkan adanya hambatan persalinan akibat ketidakseimbangan ukuran kepala

bayi dengan pelvis ibu.

2.2 Anatomi Panggul

- Pintu Atas Panggul

Pintu atas panggul dibentuk oleh promontorium corpus vertebra sacrum 1,

linea innominata, serta pinggir atas simfisis. Konjugata diagonalis adalah jarak dari

pinggir bawah simfisis ke promontorium, Secara klinis, konjugata diagonalis dapat

diukur dengan memasukkan jari telunjuk dan jari tengah yang dirapatkan menyusur

naik ke seluruh permukaan anterior sacrum, promontorium teraba sebagai penonjolan

tulang. Dengan jari tetap menempel pada promontorium, tangan di vagina diangkat

sampai menyentuh arcus pubis dan ditandai dengan jari telunjuk tangan kiri. Jarak

antara ujung jari pada promontorium sampai titik yang ditandai oleh jari telunjuk

merupakan panjang konjugata diagonalis.

Konjugata vera yaitu jarak dari pinggir atas simfisis ke promontorium yang

dihitung dengan mengurangi konjugata diagonalis 1,5 cm, panjangnya lebih kurang

11 cm. Konjugata obstetrika merupakan konjugata yang paling penting yaitu jarak

antara bagian tengah dalam simfisis dengan promontorium, Selisih antara konjugata

vera dengan konjugata obstetrika sedikit sekali.

2

Page 3: Referat Obgyn Cpd Bang Dwi

Gambar 1. Diameter pada Pintu Atas Panggul

- Panggul Tengah (Pelvic Cavity)

Ruang panggul ini memiliki ukuran yang paling luas. Pengukuran klinis

panggul tengah tidak dapat diperoleh secara langsung. Terdapat penyempitan setinggi

spina isciadika, sehingga bermakna penting pada distosia setelah kepala engagement.

Jarak antara kedua spina ini yang biasa disebut distansia interspinarum merupakan

jarak panggul terkecil yaitu sebesar 10,5 cm. Diameter anteroposterior setinggi spina

isciadica berukuran 11,5 cm. Diameter sagital posterior, jarak antara sacrum dengan

garis diameter interspinarum berukuran 4,5 cm.

- Pintu Bawah Panggul

Pintu bawah panggul bukanlah suatu bidang datar namun terdiri dari dua

segitiga dengan dasar yang sama yaitu garis yang menghubungkan tuber isciadikum

kiri dan kanan. Pintu bawah panggul yang dapat diperoleh melalui pengukuran klinis

adalah jarak antara kedua tuberositas iscii atau distansia tuberum (10,5 cm), jarak dari

ujung sacrum ke tengah-tengah distensia tuberum atau diameter sagitalis posterior

(7,5 cm), dan jarak antara pinggir bawah simpisis ke ujung sacrum (11,5 cm).

3

Page 4: Referat Obgyn Cpd Bang Dwi

2.3 Etiologi

Penyebab dari cephalopelvic disproportion:

1. Janin yang besar

2. Kelainan posisi dan presentasi

3. Panggul sempit

Janin yang Besar

Janin yang besar ialah janin yang beratnya lebih dari 4000 gram. Menurut

kepustakaan lain, anak yang besar dapat menimbulkan kesulitan dalam persalinan jika

beratnya lebih dari 4500 gram.

Penyebab anak besar yaitu:

Diabetes mellitus

Herediter

Multiparitas

Kesukaran yang ditimbulkan dalam persalinan karena besarnya kepala atau besarnya

bahu. Karena regangan dinding rahim oleh anak yang sangat besar, dapat timbul inersia uteri

dan kemungkinan perdarahan postpartum akibat atonia uteri juga lebih besar.

Jika panggul normal biasanya diusahakan persalinan pervaginam karena penentuan

besarnya anak dengan palpasi Leopold sangat sulit. Pemeriksaan USG dapat membantu

diagnosis bila anak letak kepala dan kepala belum masuk pintu atas panggul.

Kelainan Posisi dan Presentasi

Presentasi muka

Presentasi muka adalah presentasi kepala dengan defleksi maksimal hingga

oksiput mengenai punggung dan muka terarah ke bawah (kaudal terhadap ibu).

Presentasi muka dapat disebabkan:

o Panggul sempit

o Bayi besar

o Multiparitas

o Lilitan tali pusat di leher

o Anencephal

Presentasi muka kadang-kadang dapat dicurigai dalam kehamilan jika dari

pemeriksaan luar ditemukan:

4

Page 5: Referat Obgyn Cpd Bang Dwi

o Tonjolan kepala sepihak dengan punggung

o Ditemukan sudut fabre

o BJJ sepihak dengan bagian kecil.

Sedangkan dalam persalinan yaitu dengan pemeriksaan dalam, pada

pembukaan yang cukup besar, akan teraba pinggir orbita, hidung, tulang pipi, mulut,

dan dagu.

Gambar 2. Presentasi Muka

Presentasi Dahi

Presentasi dahi adalah presentasi kepala dengan defleksi yang sedang.

Etiologinya hampir sama dengan presentasi muka. Biasanya merupakan keadaan

sementara dan sering berubah menjadi presentasi muka atau belakang kepala.

Presentasi dahi jarang dapat diketahui dalam kehamilan. Namun dapat

dicurigai keadaan tersebut bila dengan pemeriksaan luar ditemukan:

o Tonjolan kepala teraba sepihak dengan punggung anak.

o BJJ sepihak dengan bagian kecil.

Biasanya presentasi dahi baru didiagnosis saat persalinan yaitu dengan

pemeriksaan dalam. Pada pembukaan yang cukup besar, akan teraba sutura frontalis,

ubun-ubun besar, pinggir orbita, dan pangkal hidung.

Pada presentasi dahi yang bersifat sementara, anak dapat lahir spontan sebagai

presentasi belakang kepala atau muka. Jika presentasi dahi menetap, janin tidak

5

Page 6: Referat Obgyn Cpd Bang Dwi

mungkin lahir pervaginam sehingga persalinan diakhiri dengan seksio cesaria, kecuali

bila janin sangat kecil (TBBJ < 1800 gram).

Gambar 3. Presentasi Dahi

Letak Lintang

Pada letak lintang, sumbu panjang anak tegak lurus atau hampir tegak lurus

pada sumbu panjang ibu. Pada letak lintang, bahu menjadi bagian terendah, yang

disebut presentasi bahu, atau presentasi akromion. Jika pungung terdapat di depan

disebut dorsoanterior, jika di belakang disebut dorsoposterior. Penyebab letak lintang

ialah:

- Dinding perut yang kendur, seperti pada

multiparitas

- Kesempitan panggul

- Plasenta previa

- Prematuritas

- Kelainan bentuk rahim

- Mioma uteri

- Kehamilan ganda

Gambar 3. Letak Lintang

6

Page 7: Referat Obgyn Cpd Bang Dwi

Pada inspeksi, tampak bahwa perut melebar ke samping dan pada kehamilan

cukup bulan, fundus uteri lebih rendah dari biasanya, hanya beberapa jari di atas

pusat.

Pada palpasi, fundus uteri maupun bagian bawah rahim kosong, sedangkan

bagian-bagian besar teraba di samping kiri atau kanan fossa illiaca.

Jika tahanan terbesar ada di sebelah depan, punggung ada di sebelah depan.

Sebaliknya, jika teraba tonjolan-tonjolan, ini disebabkan oleh bagian-bagian kecil

sehingga punggung terdapat di sebelah belakang.

Dalam persalinan, pada pemeriksaan dalam dapat diraba sisi toraks sebagai

susunan tulang-tulang yang sejajar dan jika pembukaan sudah besar akan teraba

scapula, dan pada pihak yang bertentangan dengan scapula akan teraba klavikula.

Ada kalanya, anak yang pada permulaan persalianan dalam letak lintang,

berputar sendiri menjadi letak memanjang. Kejadian ini disebut versio spontanea,

yang hanya mungkin jika ketuban masih utuh.

Pengelolaan letak lintang diawali saat kehamilan, yaitu dengan melakukan

versi luar pada usia kehamilan 37 minggu atau lebih. Bila versi luar berhasil,

persalinan dilakukan pervaginam.

Bila versi luar tidak berhasil, pada janin hidup dilakukan partus pervaginam

bila usia kehamilan < 28 minggu, dan seksio cesaria bila usia kehamilan > 28 minggu.

Sedangkan pada janin mati:

- TBBJ < 1700 gr : persalinan spontan dengan cara konduplikasio korpore dan

evolusi spontan. Bisa dibantu dengan traksi beban.

- TBBJ > 1700 gr : dilakukan embriotomi bila syarat terpenuhi dan harus

dilakukan eksplorasi jalan lahir.

- TBBJ > 2500 gr dan bagian terendah janin masih tinggi dilakukan seksio

cesaria.

- Letak lintang kasip dilakukan embriotomi.

Panggul Sempit

Batasan panggul sempit menurut Pedoman diagnosis dan Terapi Obstetri dan

Ginekologi RSHS yaitu setiap kelainan pada diameter panggul yang mengurangi kapasitas

panggul, sehingga dapat menimbulkan distosia pada persalinan.

7

Page 8: Referat Obgyn Cpd Bang Dwi

Pengaruh panggul sempit pada kehamilan :

1. Retroflexi uteri gravidi incarcerate

2. Kepala tidak dapat turun pada bulan terakhir

3. Fundus menonjol ke depan hingga perut menggantung

4. Abdomen pendulum pada primi gravid

5. Biasanya anak lebih kecil dari ukuran bayi rata-rata

Gambar 4. Abdomen Pendulum dengan Kehamilan.

Pengaruh panggul sempit pada persalinan :

1. Persalinan lebih lama dari biasanya, karena gangguan pembukaan ataupun banyaknya

waktu yang diperlukan untuk moulage kepala anak. Kelainan pembukaan dapat terjadi

karena ketuban belum pecah sebelum waktunya karena bagian depan kurang menutup

pintu atas panggul, selanjutnya setelah ketuban pecah kepala tidak dapat menekan

pada serviks karena tertahan pada pintu atas panggul.

2. Sering terjadi kelainan presentasi atau posisi

3. Ruptur uteri, jika his menjadi telalu kuat dalam usaha mengatasi rintangan yang

ditimbulkan panggul sempit.

4. Sebaliknya, jika otot rahim menjadi lelah karena rintangan oleh pangul sempit, dapat

terjadi infeksi intrapartum.

5. Fistel vesikovaginal dan rektovaginal, akibat tekanan lama pada jaringan yang dapat

menimbulkan iskemi yang menyebabkan nekrosis.

6. Ruptur simfisis (simfisiolisis), pasien merakan nyeri di daerah simfisis dan tidak dapat

mengangkat tungkainya.

8

Page 9: Referat Obgyn Cpd Bang Dwi

7. Paresis kaki ibu akibat tekanan dari kepala pada urat-urat saraf di dalam rongga

panggul. Yang paling sering terjadi adalah kelumpuhan nervus peroneus.

Pengaruh panggul sempit pada anak :

1. Kematian perinatal meningkat pada partus yang lama.

2. Prolapsus foeniculi

3. Perdarahan otak karena moulage yang kuat, terutama jika diameter biparietal

berkurang lebih dari 0,5 cm.

Panggul dengan ukuran normal tidak akan mengalami kesukaran kelahiran

pervaginam pada janin dengan berat badan yang normal. Ukuran panggul dapat menjadi lebih

kecil karena pengaruh gizi, lingkungan atau hal lain sehingga menimbulkan kesulitan pada

persalinan pervaginam. Panggul sempit yang penting pada obstetric bukan sempit secara

anatomis namun panggul sempit secara fungsional artinya perbandingan antara kepala dan

panggul. Selain panggul sempit dengan ukuran yang kurang dari normal, juga terdapat

panggul sempit lainnya.

Panggul ini digolongkan menjadi empat, yaitu:

1. Kelainan karena gangguan pertumbuhan intrauterine: panggul Naegele, panggul

Robert, split pelvis, panggul asimilasi.

2. Kelainan karena kelainan tulang atau sendi: rakitis, osteomalasia, neoplasma, fraktur,

atrofi, nekrosis, penyakit pada sendi sakroiliaka dan sendi sakrokoksigea.

3. Kelainan panggul karena kelainan tulang belakang: kifosis, skoliosis, spondilolistesis.

4. Kelainan panggul karena kelainan pada kaki: koksitis, luksasio koksa, atrofi atau

kelumpuhan satu kaki.

Setiap penyempitan pada diameter panggul yang mengurangi kapasitas panggul dapat

menyebabkan distosia saat persalinan.penyempitan dapat terjadi pada pintu atas panggul,

pintu tengah panggul, pintu bawah panggul, atau panggul yang menyempit seluruhnya.

Klasifikasi panggul sempit :

a. Kesempitan pintu atas panggul

1. Panggul sempit relatif : Jika konjugata vera > 8,5-10 cm

2. Panggul sempit absolut : Jika konjugata vera < 8,5 cm

9

Page 10: Referat Obgyn Cpd Bang Dwi

b. Kesempitan bidang tengah

Bidang tengah panggul terbentang antara pinggir bawah simfisis dan spina os

ischii dan memotong sacrum kira-kira pada pertemuan ruas sacral ke-4 dan ke-5.

Ukuran yang terpenting dari bidang ini ialah:

1. Diameter transversa (diameter antara kedua spina) – 10,5 cm.

2. Diameter anteroposterior dari pinggir bawah simfisis ke pertemuan ruas sakral

ke-4 dan ke-5 – 11,5 cm.

3. Diameter sagitalis posterior dari pertengahan garis antara kedua spina ke

pertemuan sacral ke-4 dan ke-5 – 5 cm.

Dikatakan bahwa bidang tengah panggul itu sempit jika :

1. Jumlah diameter transversa dan diameter sagitalis posterior 13,5 cm atau

kurang (10,5 cm + 5 cm = 15,5 cm).

2. Diameter antara spina kurang dari 9 cm .

Ukuran-ukuran bidang tengah panggul tidak dapat diperoleh secara klinis

harus diukur secara rontgenologis, tetapi jika dapat juga menduga adanya

kesempitan bidang tengah panggul jika:

1. Spina ischiadica sangat menonjol.

2. Dinding samping panggul konvergen.

3. Diameter antara tuber ischii 8,5 cm atau kurang.

c. Kesempitan pintu bawah panggul

Bila jarak antara tuber os ischii 8 cm atau kurang.

2.4 Diagnosis

Pemeriksaan umum kadang - kadang sudah membawa pikiran kearah kemungkinan

kesempitan panggul. Pada wanita yang lebih pendek dari pada ukuran normal bagi

bangsanya, kemungkinan panggul kecil perlu diperhatikan pula. Akan tetapi tidak bisa

diartikan bahwa seseorang wanita dengan bentuk normal tidak dapat memiliki panggul

dengan ukuran- ukuran yang kurang dari normal. Anamnesis tentang persalinan- persalinan

terdahulu dapat memberikan petunjuk tentang keadaan panggul. Apabila persalinan tersebut

berjalan lancar dengan dilahirkannya janin dengan berat badan yang normal, maka kecil

kemungkinan bahwa wanita yang bersangkutan menderita kesempitan panggul yang berarti.

10

Page 11: Referat Obgyn Cpd Bang Dwi

Kita selalu memikirkan kemungkinan panggul sempit, bila ada seorang primigravida

pada akhir kepala kehamilan anak belum masuk p.a.p dan ada kesalahan letak janin.

Diagnosis dapat kita tegakkan dengan:

Anamnesis

Pemeriksaan umum kadang-kadang sudah membawa pikiran ke arah

kemungkinan kesempitan panggul. Sebagaimana adanya tuberkulosis pada kolumna

vertebra atau pada panggul, luksasio koksa kongenitalis dan poliomielitis dalam

anamnesis memberi petunjuk penting , demikian pula ditemukannya kifosis, ankilosis

pada artikulosio koksa di sebelah kanan atau kiri dan lain-lain pada pemeriksaan fisik

memberikan isyarat-isyarat tertentu. Pada wanita yang lebih pendek daripada ukuran

normal bagi bangsanya , kemungkinan panggul kecil perlu diperhatiakn pula. Akan tetapi

apa yang dikemukakan di atas tidak dapat diartikan bahwa seorang wanita dengan bentuk

badan normal tidak dapat memiliki panggul dengan ukuran-ukuran yang kurang dari

normal, ditinjau dari satu atau beberapa segi bidang panggul. Dalam hubungan ini

beberapa hal perlu mendapat perhatian.

Anamnesis tentang persalinan-persalinan terdahulu dapat memberi petunjuk

tentang keadaan panggul. Apabila persalinan tersebut berjalan lancar dengan

dilahirkannya janin dengan berat badan normal, maka kecil kemungkinan bahwa wanita

yang bersangkutan menderita kesempitan panggul yang berarti.

Persangkaan panggul sempit jika pada pasien ditemukan adanya:

a. Pada primipara, kepala anak belum turun setelah minggu ke 36.

b. Pada primipara ada perut menggantung.

c. Pada multipara, persalinan yang dulu-dulu sulit.

d. Ada kelainan letak pada hamil tua.

e. Terdapat kelainan bentuk badan ibu (cebol, skoliosis, pincang, dll.)

f. Tanda Osborn positif

Inspeksi

Ibu kelihatan pendek ruas tulang-tulangnya atau ada skoliosis, kifosis, dll.

Kelainanpanggul luar (rachitis, dsb) kalau kepala belum masuk P.A.P kelihatan kontur

seperti kepala menonjol diatas simfisis.

Palpasi

11

Page 12: Referat Obgyn Cpd Bang Dwi

Kepala tidak masuk p.a.p atau masih goyang dan terdapat tanda dari OSBORN,

yaitu kepala didorong kearah p.a.p dengan satu tangan diatas simpisis pubis sedang

tangan lain mengukur tegak lurus pada kepala yang menonjol.

Teknik perasat Osborn:

1. Pasien terlentang, tungkai sedikit fleksi.

2. Kepala janin dipegang oleh tangan kiri pemeriksa.

3. Dua jari lainnya di atas simfisus, permukaan jari berada pada permukaan anterior

dari simfisis.

4. Tentukan derajat tumpang tindih ketika kepala janin ditekan ke bawah dan ke

belakang.

Interpretasi perasat Osborn:

- Kepala dapat ditekan ke dalam panggul, tidak terdapat tumpang tindih dari

tulang parietal, berarti CPD (-).

- Kepala dapat ditekan sedikit, terdapat sedikit tumpang tindih dari tulang

parietal, sekitar 0,5 cm, berarti CPD sedang. Pemeriksaan dilanjutkan dengan

perasat Muller.

- Kepala tidak dapat dimasukkan ke dalam tulang panggul, tulang parietal

menggantung di atas simfisis dengan dibatasi jari, berarti CPD positif.

Teknik perasat Muller:

1. Pasien terlentang, tungkai sedikit fleksi.

2. Satu tangan memegang kepala dari luar di atas simfisis.

3. Dua jari dari tangan yang lain masuk ke dalam vagina, sampai pintu atas panggul.

4. Tangan luar mendorong kepala anak ke arah simfisis.

Interpretasi perasat Muller:

- Kepala anak teraba oleh kedua jari, berarti CPD (-).

- Kepala anak tidak teraba oleh kedua jari, berarti CPD (+).

2.5 Penatalaksanaan

12

Page 13: Referat Obgyn Cpd Bang Dwi

Penanganan pada disproporsi kepala panggul yaitu :

1. Partus percobaan

Partus percobaan adalah percobaan untuk melakukan persalinan per vaginam pada

wanita-wanita dengan pangul relatif sempit. Partus percobaan hanya dilakukan pada

letak belakang kepala.

Partus percobaan dimulai pada permulaan persalinan dan berakhir setelah kita

mendapat keyakinan bahwa persalinan tidak dapat berlangsung per vaginam atau

setelah anak lahir per vaginam.Partus percobaan dikatakan berhasil jika anak lahir per

vaginam secara spontan atau dibantu dengan ekstraksi (forceps atau vakum) dan anak

serta ibu dalam keadaan baik

Kita hentikan partus percobaan jika:

o Pembukaan tidak atau kurang sekali kemajuannya.

o Keadaaan ibu atau anak menjadi kurang baik.

o Adanya lingkaran retraksi yang patologis.

o Setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah walaupun his cukup

baik dan dilakukan pimpinan persalinan dengan baik, bagian kepala

dengan diameter terbesar dalam 1 jam tetap tidak mau melewati pintu

atas panggul.

o Forseps atau vakum gagal.

Dalam keadaan – keadaan tersebut, dilakukan seksio cesaria, Jika seksio cesaria

dilakukan pada saat pembukaan sudah lengkap dan atas indikasi sebab-sebab yang

menetap (patus percobaan lengkap dan gagal), pada persalinan berikutnya tidak ada

gunanya untuk melakukan persalinan percobaan lagi.

2. Seksio cesaria

Seksio cesaria elektif dilakukan pada kesempitan panggul berat dengan

kehamilan aterm, atau disproporsi sephalopelvik yang nyata.Seksio juga dapat

dilakukan pada kesempitan panggul ringan apabila ada komplikasi seperti

primigravida tua dan kelainan letak janin yang tak dapat diperbaiki.

Seksio cesaria sekunder (sesudah persalinan selama beberapa waktu)

dilakukan karena peralinan perobaan dianggap gagal atau ada indikasi untuk

13

Page 14: Referat Obgyn Cpd Bang Dwi

menyelesaikan persalinan selekas mungkin sedangkan syarat persalinan per vaginam

belum dipenuhi

Bila seksio cesaria dilakukan pada saat pembukaan belum lengkap atas

indikasi ibu atau anak yang kurang baik (partus percobaan belum lengkap/gagal),

persalinan percobaan yang dipersingkat dapat dicoba lagi pada persalinan berikutnya.

Dalam hal ini, pimpinan persalinan berikutnya mengikuti protocol yang berlaku bagi

persalinan pada bekas seksio cesaria.

Pada kesempitan bidang tengah panggul, dapat timbul gangguan putaran paksi

jika diameter antara kedua spina < 9 cm sehingga kadang-kadang diperlukan seksio

cesaria.

Jika persalinan terhenti karena kesempitan bidang tengah panggul, baiknya

dipergunakan ekstraktor vakum karena ekstraksi dengan forceps memperkecil

ruangan jalan lahir.Upaya ini dapat digolongkan ekstraksi vakum percobaan, yang

berarti tidak bolah dipaksakan.

Pintu bawah panggul dikatakan sempit jika jarak antara tuber os ischii < 8 cm.

Jika jarak ini berkurang, dengan sendirinya arkus pubis meruncing.Oleh karena itu,

biasanya arkus pubis dapat dipergunakan untuk menentukan kesempitan pintu bawah

panggul.

Menurut Thoms, distosia dapat terjadi jika jumlah ukuran antar kedua tuber

ischii dan diameter sagitalis posterior <15 cm (normal 11 cm + 7,5 cm = 18,5 cm).

Jika pintu bawah panggul sempit, biasanya bidang tengah panggul juga

sempit.Kesempitan pintu bawah panggul jarang memaksa kita melakukan seksio

cesaria, yang biasanya dapat diselesaikan dengan forceps dan dengan episiotomy yang

cukup luas.

3. Simfisiotomi

Tindakan ini dilakukan dengan memisahkan panggul kiri dan kanan pada

simfisis. Tindakan ini sudah tidak dilakukan lagi.

4. Kraniotomi dan Kleidotomi

Pada janin yang telah mati dapat dilakukan kraniotomi atau kleidotomi.

Apabila panggul sangat sempit sehingga janin tetap tidak dapat dilahirkan, maka

dilakukan seksio cesaria

14

Page 15: Referat Obgyn Cpd Bang Dwi

ALUR PENATALAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN PANGGUL SEMPIT

PASIEN DENGAN PANGGUL SEMPIT

1. Pemeriksaan ginekologis

2. Pemeriksaan penunjang

- Ultrasonografi

- Radiologis

(hasil mengecewakan)

Kesempitan pintu Kesempitan Kesempitan pintu

atas panggul panggul tengah bawah panggul

Relatif Absolut

(konjugata vera (Konjugata vera < 8,5 cm)

8,5-10 cm)

Partus percobaan Seksio cesaria

Primer

Berhasil Gagal

Seksio cesaria

Persalinan berikut dengan seksio cesaria primer

15

Page 16: Referat Obgyn Cpd Bang Dwi

2.6. Komplikasi

Komplikasi Pada Kehamilan

1. Pada kehamilan muda rahim yang bertambah besar dapat tertahan/terhalang keluar

dari true pelvic, jarang dijumpai kecuali pada panggul sempit absolute

2. Pada kehamilan lanjut, inlet yang sempit tidak dapat dimasuki oleh bagian

terbawah janin, menyebabkan fundus uteri tetap tinggi dengan keluhan sesak, sulit

bernafas, terasa penuh diulu hati dan perut besar

3. Bagian terbawah anak goyang dan tes Osborn (+)

4. Perut seperti abdomen pendulus (perut gantung)

5. Dijumpai kesalahan-kesalahan letak, presentasi dan posisi

6. Lightning tidak terjadi, fiksasi kepala tidak ada, bahkan setelah persalinan dimulai

7. Sering dijumpai tali pusat terkemuka dan menumbung

Komplikasi Pada Saat Persalinan

Komplikasi panggul sempit pada persalinan tergantung pada derajat

kesempitan panggul.

1. Persalinan akan berlangsung lama

2. Sering dijumpai ketuban pecah dini

3. Karena kepala tidak mau turun dan ketuban sudah pecah sering terjadi tali

pusat menumbung

4. Moulage kepala berlangsung lama

5. Sering terjadi inertia uteri sekunder

6. Pada panggul sempit menyeluruh bahkan sering didapati inertia uteri

primer

7. Partus yang lama akan menyebabkan pereganga SBR dan bila berlarut-

larut dapat menyebabkan ruptur uteri

8. Dapat terjadi simfisiolisis, infeksi intrapartal

9. Partus lama mengakibatkan penekanan yang lama pada jaringan lunak

menyebabkan edema dan hematoma jalan lahir yang kelak dapat menjadi

nekrotik dan terjadilah fistula.

Komplikasi Pada Anak

1. Infeksi intrapartal

16

Page 17: Referat Obgyn Cpd Bang Dwi

2. Kematian janin intrapartal (KJIP)

3. Prolaps funikuli

4. Perdarahan intracranial

5. Kaput suksedaneum sefalo-hematoma yang besar

6. Robekan pada tentorium serebri dan perdarahan otak karena moulage yang

hebat dan lama

2.7 Prognosis

Apabila persalinan dengan disproporsi sefalopelvik dibiarkan berlangsung sendiri

tanpa pengambilan tindakan yang tepat, akan menimbulkan bahaya bagi ibu dan janin.

Bahaya pada ibu :

1. Partus lama yang seringkali disertai pecahnya ketuban pada pembukaan kecil

dapat menimbulkan dehidrasi serta asidosis, dan infeksi intrapartum.

2. Dengan his yang kuat, sedang kemajuan janin dalam jalan lahir tertahan, dapat

timbul peregangan segmen bawah uterus dan pembentukan lingkaran retraksi

patologik (Bundl). Keadaan ini terkenal dengan ruptur uteri mengancam, apalagi

bila tidak segera diambil tindakan untuk mengurangi reganggan akan timbul

ruptur uteri .

3. Dengan persalinan tidak maju karena disproporsi sefalopelvik, jalan lahir pada

suatu tempat mengalami tekanan yang lama antara kepala janin dan tulang

panggul. Hal itu menimbulkan gangguan sirkulasi dengan akibat terjadinya

iskemia dan kemudian nekrosis pada tempat tersebut. Beberapa hari post partum

akan terjadi fistula vesikoservikalis, fistula vesicovaginalis atau fistula

rectovaginalis.

Bahaya pada janin :

o Partus lama dapat meningkatkan kematian perinatal, apalagi jika ditambah

dengan infeksi intrapartum.

o Prolapsus funikuli apabila terjadi mengandung bahaya yang sangat besar bagi

janin dan memerlukan kelahiran segera, apabila ia masih hidup.

o Dengan adanya disproporsi sefalopelvik, kepala janin dapat melewati

rintangan pada panggul dengan mengadakan moulage. Moulage dapat dialami

17

Page 18: Referat Obgyn Cpd Bang Dwi

oleh kepala janin tanpa akibat yang jelek sampai batas-batas tertentu, akan

tetapi apabila batas –batas tersebut dilampaui, terjadi sobekan pada tentorium

serebeli dan perdarah intrakranial.

o Selanjutnya tekanan oleh promontorium atau kadang-kadang oleh simpisis

pada panggul picak menyebabkan perlukaan pada jaringan diatas tulang

kepala janin, malahan dapat pula menimbulkan fraktur pada os parietalis.

18

Page 19: Referat Obgyn Cpd Bang Dwi

DAFTAR PUSTAKA

- Cunningham FG, Gant FN, Leveno KJ, dkk. Obstetri Williams. Edisi 21. Jakarta:

EGC, 2005.

- Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Bandung. Obstetri Fisiologi. Bandung: Elemen, 1983.

- Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Bandung. Obstetri Patologi. Bandung: Elstar, 1982.

- Sofie Rifayani, dkk. Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi RSHS,

Bagian Pertama (Obstetri). Edisi 2. Bagian Obgin RSHS. 2005.

- Sulaiman Sastrawinata, dkk. Obstetri Patologi. Cetakan Pertama. EGC: Jakarta.

2005.

19