REFERAT MHRW
-
Upload
william-sulistyono -
Category
Documents
-
view
234 -
download
1
description
Transcript of REFERAT MHRW
REFERAT ILMU KESEHATAN ANAK
JUVENILE RHEUMATOID ARTHRITIS
Pembimbing :
dr. Monique, SpA
Penyusun : Mario Hendri R. W. (2009.04.0.0016)
FAKULTAS KEDOKTERAN HANGTUAH SURABAYA
PEMBAHASAN
Juvenile Rheumatoid Arthritis
kondisi artritis kronis pada anak-anak
Pauciarticular Systemic-Onset
Polyarticular
KRITERIA UNTUK KLASIFIKASI JRA
Umur onset <16 tahun Arthritis pada 1 atau beberapa sendi Durasi penyakit 6 minggu atau lebih Tipe onset ditentukan oleh gejala penyakit
pada 6 bulan pertama :PolyarthritisOligoarthritisSystemic
ETIOLOGI
Etiologi masih tidak diketahui Ada 2 teori:
kerentanan immunogenik pemicu eksternal seperti lingkungan (virus,
hiperreaktivitas host, peningkatan reaktivitas sel T)
Subtipe-subtipe HLA tertentu memberikan kerentanan yang bervariasi atau proteksi tergantung umur anak
EPIDEMIOLOGI
Insiden JRA adalah sekitar 13.9/100000 anak per tahun
Stress, infeksi dan trauma dapat berperan dalam memicu onset terjadinya arthritis
Pauciarticular JRA paling sering terjadi (setengah dari seluruh kasus JRA)
Polyarticular JRA (40% kasus JRA) : RF +/- Systemic-onset JRA (10% kasus JRA) : paling
sering menyebabkan kematian
PATHOGENESIS
Suatu reaksi imun yang berlebihan + pasien yang memiliki faktor predisposisi + respon terhadap paparan antigen linkungan
Peningkatan sel T difasilitasi oleh tipe HLA tertentu : -Polyarthritis HLA-DR4
-Oligoarthritis HLA-DR5, DR8, B27
Aktivasi sel T aktivasi sel B + aktivasi komplemen dan formasi immune-complex, dan terlebih, pelepasan TNF-α, IL-6, IL-1 dan sitokin proinflamasi lainnya kerusakan sendi
Synovitis pada JRA : hipertrofi dan hiperplasia vilus hiperemia dan edema jaringan subsynovial.
Hiperplasia endotel vaskular tampak prominent dengan infiltrasi sel plasma dan sel MN.
Pannus Formation, suatu eksudat inflamasi pada synovial lining, terjadi pada penyakit yang tidak terkontrol dan mengakibatkan erosi progresif pada kartilago artikula dan tulang yang berdekatan
Synovitis JRA pada sendi lutut. Synovial membrannya sangat hipertrofi dengan adanya bentukan proyeksi seperti anggur (villi) dan ekstensi jaringan pada permukaan artikula (pannus formation)
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Gejala awal biasanya tidak terlihat atau akut Sering terjadi morning stiffness, mudah lelah,
biasanya setelah sekolah pada siang hari, nyeri sendi keesokan harinya dan pembengkakan sendi. Sendi yang terlibat biasanya hangat, tidak dapat bergerak maksimal, nyeri saat bergerak dan tidak selalu erimatous
OLIGOARTHRITIS Biasanya sendi ekstremitas bawah, seperti lutut dan
pergelangan kaki, 4 sendi atau kurang akan terlibat. Seringkali, hanya 1 sendi yang terlibat pada onset Arthritis asimetris pada sendi penahan beban Lutut dan pergelangan kaki adalah yang paling sering,
namun semua sendi dapat juga terlibat Nyerinya dapat ringan dan pasien mungkin pincang
dan/atau pemendekan permanen sendi perifer 30% anak memiliki iridocyclitis asimtomatis yang
tersembunyi, dimana dapat mengakibatkan kebutaan jika tidak ditangani
Pupilnya konstriksi dan tertarik ke dalam oleh jaringan parut (sinekia posterior) menempel ke permukaan anterior lensa.
Telah terjadi katarak pada lensa dan ada deposisi garam kalsium pada kornea (band keratopathy) tampak seperti suatu lapisan tipis sepanjang palpebra fissure.
POLYARTHRITIS
Sendi kecil maupun besar dari ekstremitas atas maupun bawah
Nyeri kronis dan pembengkakan banyak sendi dalam pola yang simetris
Predominan wanita dan memiliki karakteristik yang sering tampak pada RA dewasa, yaitu nodul rhematoid, fenomena Raynaud, dan progresi awal penyakit erosif dan kerusakan sendi
Penampakan karakteristik tangan, pergelangan tangan, lutut, pergelangan kaki dan kaki pasien Polyarticular JRA
Tampak pembengkakan simetris pada sendi pergelangan tangan, metakarpal phalangeal, proksimal interphalangeal, dan distal interphalangeal ekstremitas atas (A), juga pada lutut, pergelangan kaki dan jari kaki ekstremitas bawah (B).
Nodul reumatoid muncul pada jaringan subkutan
Hampir selalu berhubungan dengan penyakit RF-positif
SYSTEMIC-ONSET
Arthritis dan keterlibatan visceral hepatosplenomegali, lymphadenopathy, dan serositis, seperti effusi pericardial
Demam quotidian bertemperatur ≥39°c selama ≥2 minggu, seringkali diikuti oleh rheumatoid rash (75% kasus) (rash dengan makula berwarna salmon transient atau agak seperti papul terjadi ketika temperatur melonjak). Dapat liner atau sirkular, berukuran dari 2-5 mm, dan tersering pada tubuh dan ekstremitas proksimal. Tanda diagnostiknya adalah sifat transient nya, dimana lesinya bertahan selama <1 jam.
Pada JRA sistemik, arthritisnya mungkin tidak terlihat selama berminggu-minggu
1-2 kali peningkatan temperatur dalam sehari hingga 39°C atau lebih diikuti dengan penurunan drastis ke suhu normal atau subnormal
DIAGNOSIS
Kriteria klasifikasi ACR dan subklasifikasi perjalanan penyakitnya, dan oleh eksklusi klinis yang rumit dari penyakit articular lain
Biasanya tidak ada temuan pathognomonic untuk gangguan-gangguan ini
Diagnosis penyakit ini didasarkan pada riwayat yang sesuai dengan penyakit inflamasi sendi dan pemeriksaan fisik yang memastikan adanya arthritis.
Penyakit ini paling sering terjadi pada umur 1-3 tahun
Nyeri ekstremitas seringkali menjadi keluhan utama pada awal penyakit
Gejala klinis yang mendukung JRA adalah morning stiffness, rheumatoid rash, demam intermittent, perikarditis, uveitis kronik, spondilitis cervical, rheumatoid nodule, tenosinovitis
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Bila ditemukan ANA, RF dan peningkatan C3 dan C4 maka diagnosis menjadi lebih pasti.
Abnormalitas hematologis seringkali mencerminkan derajat inflamasi articular atau sistemik, dengan peningkatan sel darah putih dan platelet count dan penurunan konsentrasi hemoglobin dan mean corpuscular volume.
Biasanya ditemukan anemia ringan, Hb antara 7-10 g/dl disertai leukositosis yang didominasi neutrofil.
Peningkatan LED dan CRP, gammaglobulin dipakai sebagai tanda penyakit yang aktif. LED biasanya tidak normal pada arthritis kronis. C3 dan C4 lebih tinggi dibanding orang dewasa
Tes faktor rhematoid positif pada sekitar 15% pasien, biasanya ketika onset penyakit polyarticular muncul setelah umur 8 tahun
ANA sering tampak pada pasien anak perempuan usia muda dengan oligoarthritis dan komplikasi uveitis. Peningkatan ANA tampak pada setidaknya 40-85% anak dengan oligoarticular atau polyarticular JRA, namun jarang pada anak dgn penyakit systemic-onset.
Kultur adanya bakteri gram positif adalah satu-satunya tes definitif untuk infeksi
Peningkatan leukosit count melebihi 2000/µL mengacu pada inflamasi, hal ini dapat terjadi akibat infeksi, penyakit vaskular-kolagen, leukemia, atau reactive arthritis
Konsentrasi glukosa yang sangat rendah (< 40 mg/dL) atau PMN leukosit count yang sangat tinggi (> 60000/µL) sangat mengacu pada bakterial arthritis pada anak
ANALISIS CAIRAN SYNOVIA
RADIOLOGIS
Pada onset akan tampak normal atau menunjukkan pembengkakan soft tissue sekitar sendi, pelebaran synovial cavity dan osteoporosis
Tanda utama perubahan radiografi adalah pembengkakan soft tissue dan osteoporosis juxta-articular, diikuti oleh erosi tulang, hilangnya kartilago articular, berkurangnya celah sendi, dan kerusakan tulang
Gambaran khusus pada anak yang sedang berkembang adalah overgrowth atau undergrowth regional pada sendi yang terlibat
DIFFERENTIAL DIAGNOSA Kondisi yang dapat mirip
dengan JRA :
Penyakit infeksiSeptic arthritisLyme diseaseViral-related arthritisOsteomyelitis
Keganasan masa kanak-kanakLeukimiaNeuroblastomaLain-lain
Kondisi non-inflamasi tulang dan sendi Nyeri alat gerak idiopatik (“growing
pain”) Syndrome nyeri : fibromyalgia, reflex
sympathetic dystrophy Psychogenic musculoskeletal dysfunction Musculoskeletal trauma Avascular necrosis syndromes Kondisi orthopedik lainnya:
Legg-Calve-Perthe disease Slipped capital femoral epiphysis Osgood-Schlatter disease Patellofemoral syndrome Discitis
Penyakit kongenital dan genetik yang mempengaruhi sistem muskuloskeletal
Penyakit Rheumatik Demam rheumatik Ankylosing spondylitis,
spondyloarthropathies Dermatomyositis Scleroderma Vasculitis syndromes Overlap syndromes
TERAPI
Pengobatan adalah suportif. Tujuan utama adalah mengendalikan gejala klinis, mencegah deformitas, dan meningkatkan kualitas hidup
Garis besar pengobatan meliputi : 1) program dasar yaitu pemberian : acidum
acetylsalicylum; keseimbangan aktivitas dan istirahat; fisioterapi dan latihan; pendidikan keluarga dan penderita; keterlibatan sekolah dan lingkungan
2) obat anti-inflamasi non steroid yang lain, yaitu Tolmetin dan Naproxen
3) obat steroid intra-articular 4) perawatan Rumah Sakit 5) pembedahan profilaksis dan rekontruksi
Acidum acetylsalicylum (Aspirin), obat NSAID terpenting untuk JRA, bekerja menekan inflamasi, aman untuk penggunaan jangka panjang. Dosis yang efektif adalah 75-90mg/kgBB/hari dibagi 3-4 dosis
Naproxen 10-20 mg/kgBB/hari 2x sehari Tolmetin 25 mg/kgBB/hari 4x sehari Ibuprofen 35 mg/kgBB/hari 4x sehari.
DMARDS
KOMPLIKASI
Penyakit inflamasi mata pada JRA memiliki riwayat 10% resiko gangguan hilang penglihatan parah atau bahkan kebutaan
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan terjadi karena penutupan epifisis dini yang sering terjadi pada tulang dagu, metakarpal dan metatarsal.
Kelainan tulang dan sendi lain dapat pula terjadi, yang tersering adalah ankilosis, luksasio, dan fraktur
Komplikasi yang lain adalah vaskulitis, ensefalitis. Amiloidosis sekunder dapat terjadi walaupun jarang dan dapat fatal karena gagal ginjal
Komplikasi orthopedic termasuk perbedaan panjang kaki, yang mana dapat ditangani dengan menggunakan hak sepatu pada sisi yang lebih pendek untuk menghindari scoliosis sekunder, popliteal cyst dan flexion contracture
PROGNOSIS
Tanda penyakit rheumatic adalah inflamasi synovial tissue semakin lama proses inflamasi meluas invasi lokal kartilago erosi tulang
Jika inflamasi tidak membaik atau tidak dapat dikontrol oleh terapi, hasil akhirnya dapat menjadi kerusakan sendi stadium akhir dan ankylosis
Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik karena deteksi dan penanganan dini.
Tingkat remisi berkisar 26% hingga 65% dan kelumpuhan parah memiliki rata-rata 20-45%. Variasi yang luas ini terjadi karena perbedaan kriteria klinis, lama follow-up, dan tipe terapi.
Anak dengan PaJRA memiliki hasil terbaik, meskipun subtipe ini memiliki resiko tertinggi untuk penyakit mata inflamasi dan komplikasi ocular (hilang penglihatan, glaucoma dan katarak).
Anak dengan kejadian tertinggi dari kondisi akhir articular yang lebih parah tampak pada pasien RF+ polyarticular dan sistemik JRA dengan polyarthritis persisten. Inflammatory arthritis kronis lebih lama dari 5 tahun mengacu pada disability yang lebih parah. Anak dengan JRA dapat terdiagnosa kembali beberapa tahun kemudian dengan penyakit rheumatic lainnya. Hal ini tampak pada 22% pasien JRA, dimana mereka akan didiagnosa spondyloarthropathy.5
Anak dengan oligoarthritis, terlebih anak perempuan dengan onset arthritis pada umur <6 tahun, memiliki resiko terjadinya uveitis kronis. Uveitis anterior tidak terkontrol yang persisten dapat terjadi karena synechiae posterior, katarak, dan band keratopathy dan menyebabkan kebutaan. Namun, kebanyakan anak-anak ini membaik dengan terapi dari ahli ophthalmologic
Anak dengan penyakit polyarticular seringkali memiliki perjalanan klinis inflamasi aktif sendi yang lebih lama. Resiko fungsional berhubungkan dengan usia onset yang lebih tua, RF seropositif atau nodul rheumatoid, dan perkembangan yang awal dari erosi atau penyakit tulang belakang cervical atau panggul
Anak dengan penyakit systemic-onset seringkali paling sulit dikontrol dalam hal inflamasi articular dan manifestasi sistemik nya. Penyakit sistemik parah seringkali muncul hanya selama beberapa tahun pertama setelah onset dan cenderung membaik seiring waktu. Prognosis tergantung pada jumlah sendi yang terlibat, durasi inflamasi yang aktif dan keparahan arthritis
THANK YOU