Referat Leukosit

download Referat Leukosit

of 32

Transcript of Referat Leukosit

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Leukosit atau yang lebih dikenal sel darah putih adalah sel darah yang mengendung inti. Sintesis leukosit (leukopoiesis) dalam tubuh manusia merupakan salah satu dari proses sintesis sel darah atau hemtopoiesis. Proses hematopoiesis terjadi sejak di dalam kandungan, beberapa minggu setelah gestasi, kantung kuning telur (yolk sac) merupakan tempat utama terjadinya hematopoiesis. Setelah memasuki enam minggu sampai 6-7 bulan dalam kandungan dan sekitar dua minggu setelah lahir, hematopoiesis terjadi di hati dan limpa. Sumsum tulang adalah tempat yang paling penting sejak usia 6-7 bulan kehidupan janin dan merupakan satu-satunya sumber sel darah baru selama masa anak dan dewasa yang normal. 1 Pada masa bayi, seluruh sumsum tulang bersifat hemopoietik, tapi pada masa kanak-kanak terjadi pergantian sumsum tulang oleh lemak yang sifatya progresif di sepanjang tulang panjang, sehingga pada masa dewasa sumsum tulang hemopoietik terbatas pada tulang rangka sentral serta ujung-ujung proksimal os femur dan humerus. Pada dewasa, hemopoiesis terjadi pada os vertebra (terutama sacrum), os. penyusun pelvis, os costae, os. Sternum, os calvaria, dan ujung proksimal os. femur.1 B. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan referat berjudul leukosit adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui tentang sintesis leukosit yang merupakan bagian dari proses hematopoiesis 2. Untuk mengetahui jenis-jenis leukosit dan fungsinya sebagai system pertahanan tubuh, serta kelainan leukosit (bentuk dan keganasan). 3. Untuk mengetahui cara membuat perparat darah apus sebagai media untuk melakukan penghitungan jenis leukosit.

[Type text]

AHSantoso [Type text]

C. Manfaat Penulisan Manfaat penulisan referat ini adalah: 1. a. b. 2. Bagi penulis: Sebagai salah satu syarat mengikuti ujian akhir Bagian Ilmu Menambah pengetahuan dalam bidang Ilmu Penyakit Dalam pada Bagi pembaca: Penyakit Dalam Rumah Sakit Margono Soekarjo. umumnya, terutama yang berkaitan dengan hematologi khususnya. Sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan mengenai leukosit.

[Type text]

AHSantoso [Type text]

BAB II PEMBAHASANA. Hematopoiesis Normalnya proses hematopoiesis bergantung pada interaksi komplek dari beberapa tipe sel, terutama sel induk hematopoiesis (stem cell) dan progenitor sel, serta sel mikroenvironment pada sumsum tulang yaitu sel stroma. Hematopoiesis bermula dari suatu sel induk pluripoten bersama yang menyebabkan timbulnya berbagai jalur sel yang terpisah. Fenotip sel induk manusia yang tepat belum diketahui, tapi pada uji imunologik sel tersebut adalah CD34+ dan CD38-. 2 Diferensiasi sel terjadi dari sel induk menjadi jalur eritroid, granulositik, dan jalur lain melalui progenitor hemopoietik terikat yang terbatas perkembangannya. Salah satu contohnya adalah prekusor mieloid campuran yang terdeteksi paling dini, dimana menyebabkan timbulnya granuloist, erutrosit, monosit, dan megakariosit. Progenitor ini dinamakan CFU (colony-forming unit). Sumsum tulang juga merupakan tempat asal utama limfosit dan terdapat bukti adanya sel prekusor sistem mieloid dan limfoid. 3 Selama proses hematopoiesis, stroma sumsum tulang membentuk lingkungan yang sesuai untuk proliferisasi dan diferensiasi sel induk. Sumsum tulang tersusun atas sel stroma dan jaringan mikrovaskular. Sel stroma meliputi sel lemak (adiposit), fibroblas, sel retikulum, sel endotel, dan makrofag.. Sel-sel tersebut mensekresi molekul ekstraselular seperti kolagen, glikoprotein (fibronektin dan trombospondin), serta glikosaminoglikan ( asam hialuronat dan dan derivat kondroitin) untuki membentuk suatu matriks ekstraselular. Selain itu, sel stroma mensekresi beberapa faktor pertumbuhan yang diperlukan bagi kelangsungan hidup sel induk 2,3

[Type text]

AHSantoso [Type text]

Gambar 1. Proses hematopoiesis2 B. SINTESIS LEUKOSIT DAN JENIS-JENIS LEUKOSIT Sintesis leukosit di sumsum tulang merupakan salah satu bagian dari proses hematopoiesis pada manusia. Sintesis leukosit dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu fagosit dan imunosit. Fagosit meliputi sintesis sel-sel granulosit (leukosit dengan sitoplasma bergranula), yaitu basofil, eosinofil, dan netrofil serta sel agranulosit (leukosit dengan sitoplasma tidak bergranula) yaitu monosit. Sementara itu, imunosit akan mensintesis limfosit yang merupakan jenis leukosit agranular.1 1. Granulopoiesis Granulosit dan monosit dalam darah dibentuk dalam sumsum tulang dari suatu prekusor yang sama, yaitu Colony Forming Unit (CFU)- Granulosit Eritroid, Monosit, dan Megakariosit (GEMM). Sel prekusor ini merupakan mieloid campuran yang berasal dari sel induk pluripoten.1 Sel-se granulosit setelah keluar dari sumsum tulang dan masuk ke peredaran darah biasanya berada dalam peredaran darah selama 8 jam dan 4-5 hari pada jaringan yang membutuhkan, misalnya jaringan yang megalami peradangan.1,2

[Type text]

AHSantoso [Type text]

Granulopoiesis meliputi enam tahapan, mulai dari mieloblas di sumsum tulang sampai tahapan segmen yang berada di darah tepi. Tahapan sintesis sel granulopoiesis dimulai dari mieloblas, promielosit, mielosit, metamielosit, staf/batang, dan segmen. Tahapan ini berlaku bagi semua seri, baik basofil, eosinofil, dan netrofil.4 a. Mieloblas Merupakan tahapan paling awal dari granulopoiesis. Mieloblas merupakan sel muda dengan ukuran yang besar dan hanya terdapat di dalam sumsum tulang saja pada kondisi normal. Ciri-ciri mieloblas adalah sebagai berikut ; Ukuran sel: 15 - 25 m, bentuk sel: oval, kadang-kadang bulat. Warna sitoplasma: biru, tanpa halo perinuklear jelas atau dengan halo dengan halo perinuklear melebar. Granularitas: sitoplasma nongranular atau sedikit granula azurofilik atau tanpa granula azzurofilik. Bentuk inti: biasanya oval, kadang-kadang tidak teratur, jarang bulat. Tipe kromatin: halus, dengan tampilan reticular, nukleolus: tampak, ukuran sedang atau besar 1 sampai 4; lebih terang dari kromatin. Rasio inti/sitoplasma: tinggi atau sangat tinggi . Keberadaan di darah tepi tidak ada, keberadaan di sumsum tulang: < 5% .4 b. Promielosit Promielosit masih merupakan sel muda dan hanya berada di sumsum tulang saja. Sel ini sudah dapat dibedakan serinya dengan melihat warna sitoplasma dan ukuran granula. Promielosit memiliki ciri-ciri sebagai berikut ; ukuran sel 15 - 30 m, bentuk sel oval atau bulat, warna sitoplasma biru muda, dengan halo jelas, granularitas pekat, azurofilik banyak. Bentuk inti oval, tipe kromatin awal kondensasi, nucleolus tampak ukuran sedang atau besar ,lebih terang, kromatin, 1-2, kadang-kadang tak terlihat. Ratio inti/sitoplasma tinggi.. Keberadaan di peredaran darah tidak ada, sementara di sumsum tulang: < 5 % (netrofil), < 1% (eosinofil), < 1% (basofil).4 c. Mielosit Sama seperti mieloblas dan promielosit, mielosit masih merupakan stadium muda dari leukosit agranular dan normalnya hanya ditemukan di sumsum tulang saja. Ciri-ciri mielosit adalah sebagai berikut ; Ukuran sel 15 - 25 m,

[Type text]

AHSantoso [Type text]

bentuk sel oval, kadang-kadang bulat, warna sitoplasma biru, tanpa halo perinuklear jelas atau dengan halo perinuklear melebar. Sitoplasma nongranular atau sedikit granula azurofilik, bentuk inti biasanya oval, kadang-kadang tidak teratur, jarang bulat. Tipe kromatin halus, dengan tampilan reticular, nucleolus tampak, ukuran sedang atau besar 1 sampai 4; lebih terang dari kromatin. Rasio inti/sitoplasma sedang. Keberadaan di darah tidak ada, sementara di sumsum tulang sumsum tulang: < 5% .4 d. Metamielosit Metamielosit juga masih merupakan stadium muda dari sel granulosit, sama seperti mielosit. Metamielsoit sudah dapat dibedakan jenisnya dengan melihat warna sitoplasma dan ukuran granula. Metamielosit normalnya hanya berada pada sumsum tulang saja. Ciri-ciri metamielosit adalah sebagai berikut ; ukuran sel: 14 - 20 m, bentuk sel: oval atau bulat, warna sitoplasma pink, granula sedikit azurofilik dan neutrofilik, berbeda dalam jumlah. Bentuk inti lonjong, semicircular, tipe kromatin padat , nucleolus tidak terlihat. Rasio inti/sitoplasma sedang. Keberadaan darah tidak ada, sementara di sumsum tulang: 10 - 25 % 4. e. Staf/ Batang Staf/ batang juga masih merupakan stadium muda sel granulosit, banyak ditemukan di sumsum tulang, tapi juga sudah ditemukan dalam jumlah sedikit di dalam peredaran darah ( 1 % basofil dalam 100 sel leukosit. Basophilia terjadi pada myeloproliverative disorder (CGL, CML, PRV, myelofibrosis, esensial trombositemia, basofilik leukemia), AML, Hipotiroidisme, reaksi hipersensitivitas yang dimediasi oleh IgE, inflammatory disorder (rheumatoid diseases, colitis ulserative), estrogen, inveksi virus, radiasi, hiperlipidemia.1,7

[Type text]

AHSantoso [Type text]

Sementara itu, jika jumlah hitung basofil < 1 % dalam 100 sel leukosit disebut basopenia. Basopenia terjadi pada inflamasi, termasuk infeksi, tirotoksikosis, perdarahan, sindrom cushing, reaksi alergi, progesterone.7 4.Monosit Sama seperti netrofil, makrofag memiliki daya fagosit yang besar. Makrofag merupakan monosit yang sudah teraktivasi dan masuk ke dalam jaringan. Di dalam tubuh, makrofag akan menempati jaringan tubuh, ada beberapa makrofag yang menempati jaringa tertentu, yaitu makrofag di sinusoid hepar (sel Kupffer), makrofag di otak (microglia), makrofag di kulit dan subkutan (histiosit), makrofag di limfonodi, dan makrofag di paru-paru (makrofag alveolar). Jika sudah diaktifkan oleh system imun tubuh (TNF alfa, IL-1daya fagosit jauh lebih besar dari netrofil, karena mampu memfagosit sekitar 100 bakteri. Makrofag juga memiliki kemampuan untuk memakan partikel yang jauh lebih besar, seperti eritrosit, parasit malaria. Setelah memfagosit, makrofag dapat menampung produk residu di sitoplasma dan inti (terbentuk vakuola) dan mampu bertahan beberapa bulan di jaringan. 1,2 Partikel yang difagosit akan dicerna oleh intraselular enzim, partikel asing akan oleh lisosom setelah kontak dengan vesikel fagosit dan fusi dari membrane. Setelah itu, fagosit vesikel akan menjadi vesikel digestif yang akan segera mencerna partikel. Selain itu, lisosom pada makrofag juga mengandung lipase dalam jumlah besar yang akan mencerna lipid yang tebal pada beberapa dinding sel bakteri, terutama M.tuberkulosis Pada makrofag juga mengandung bactericidal agent yang akan membunuh bakteri jika enzim lisosom gagal mencerna bakteri. Efek pencernaan antigen juga berasal dari agen oksidasi yang kuat yang dibentuk oleh enzim pada membrane fagosome atau oleh special organelle, yaitu peroksisom. Oksidasi agen meliputi superoksida (O2-) dalam jumlah besar, jidrogen peroksida (H2O2) dan ion hidroksil (-OH-) yang semuanya bersifat lethal terhadap bakteri meskipun dalam jumlah terbatas. Selain itu juga enzim lisosomal, myeloperoksidase, katalisasi reaksi antara H2O2 dan ion clorida yang membentuk hipochlorit yang sangat bakterisidal. 2

[Type text]

AHSantoso [Type text]

Monosit dalam peredaran darah jumlahnya 8-10%, jika >10% dalam 100 sel leukosit disebut monositosis. Monositosis antara lain disebabkan oleh : infeksi bakteri kronik (TBC, bruselosis, endokarditis bakterialis, tifoid), infeksi protozoa (malaria, trypanosomiasis), netropenia kronik, penyakit Hodgkin dan keganasan lain, mielodisplasia (khususnya leukemia mielomonositik kronik), pengobatan dengan GM-CSF atau M-CSF. Apabila dalam peredaran darah jumlahnya < 8% dalam 100 sel leukosit, disebut Monositopenia, misalnya pada penyakit autoimmune (SLE), hairy cell leukemia, obat-obatan : glukokortikoid, chemotherapy.1,7 5.Limfosit Limfosit merupakan leukosit agranular dengan rasio inti/sitoplasma tinggi. Limfosit jenis natural killer (NK) memiliki prominen pada granula sitoplasma. Leukosit secara prinsip dibagi dua, yaitu sel B dan sel T. Sel B mengekspresikan monoclonal permukaan (bukan sitoplasma) berupa IgM dan seringnya IgD. Stimulasi Sel B melalui keterkaitan lintas permukaan molekul Immunoglobulin atau melalui sel efektor sel T menyebabkan diferensiasi menjadi sel plasma. Sel plasma berperan dalam imunitas humoral melalui sekresi Immunoglobulin.1 Sel T berasal dari sel induk yang mengalami pematangan di kelenjar Timus dan mengekspresikan molekul reseptor sel T (CD3) pada permukaan sel. Sel T bertanggung jawab sebagai sel mediasi imun, misalnya hipersensitivitas tipe lambat (tipe 4), graft rejeksi, kontak alergi, dan reaksi sitotoksik.1,7 Dalam peredaran darah, jumlah limfosit normalnya 20-40 % dalam 100 sel leukosit. Jika jumlahnya lebih dari 40 %, disebut leukositosis. Penyebabny antara lain : leukemia dan limfoma (CLL, NHL, Hodgkins diseases, ALL, hairy cell leukemia, Waldenstorms macroglobulinemia, heavy chain diseases, mycosis fungoides, Sezary syndrome, large granular limfosit leukemia, adult T-cell leukemia limfoma (ATLL), infeksi (Ebstein-Barr virus, Cito Megalo Virus, Toxoplasma gondii, rickettsial infeksi, Bordotella pertussis,, mumps, varicella, coxsackievirus, rubella, hepatitis virus, adenovirus), stress (Miocardial infark, sickle crisis, trauma, rheumatoid diseases, adrenalin, vigrouse exercise, post spleenectomy, thalassemia intermedia.1,7

[Type text]

AHSantoso [Type text]

Sementara itu, jika hitung jenis limfosit kurang