PERUBAHAN JENIS LEUKOSIT PADA MENCIT YANG DIIMUNISASI ...

6
SEMINAR NASIONAL SDM TEKNOLOGI NUKLIR VII YOGY AKARTA, 16 NOVEMBER 2011 ISSN 1978-0176 PERUBAHAN JENIS LEUKOSIT PADA MENCIT YANG DIIMUNISASI DENGAN PLASMODIUM BERGHEI YANG DIRADIASI Darlina, Tur Rahardjo, dan Siti Nurhayati Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi JI. Raya Pasar Jumat Lebak Bulus Jakarta Selatan A BSTRAK PERUBAHAN JENIS LEUKOSIT PADA MENCIT YANG DIIMUNISASI DENGAN Plasmodium berghei YANG DIRADIASI. Untuk mengidentifikasi mekanisme kekebalan yang bersifat protektif telah dilakukan penelitian pengaruh radiasi terhadap perubahan jenis leukosit pada mencit yang diimunisasi dengan P.berghei yang diradiasi dengan dosis 175 Gy. Perubahan sel yang diidentifikasi meliputi sel limfosit, monosit, dan granulosit. Mencit diimunisasi dengan 0,3 ml vaksin P.berghei stadium eritrositik yang mengandung ±1 x 107 parasit stadium eritrositik secQ/'a intraperitoneal. Pengamatan yang dilakukan pada hari ke-l hingga 14 meliputi angka parasitemia, jumlah sellimfosit, monosit dan granulosit. Pengambilan sampel darah mencit diamati setiap dua hari sekali dengan mengambil darah perifer dari ujung ekor. Darah yang diperoleh dibuat sediaan apus darah tipis untuk menghitung jenis sel leukosit. Jumlah sel limfosit, monosit dan granulosit dihitung berdasarkan prosentase sel dan jumlah sel leukosit. Hasil penelitianjenis selleukosit yang berperanan dalam respon imun, menunjukkan hasil sebagai berikut: mencit yang diinfeksi dengan parasit yang diradiasi kadar limfositnya meningkat 2 kali dari kadar normal pada hari ke-6 bahkan 20% lebih tinggi dibandingkan dengan mencit yang tidak diimunisasi. Pada mencit yang diimunisasi jumlah sel monosit meningkat hingga mencapai 8 kalinya pada hari ke-8. Persentase neutrofil tidak mengalami peningkatan bahkan terjadi sedikit penurunan dari jumlah awal. Keadaan tersebut mengesankan jenis leukosit yang berperan dalam mekanisme imunitas protektif selama infeksi malaria adalah limfosit dan monosit. Kata kunci: Pberghei, Vaksin, leukosit, limfosit, monosit, granulosit ABSTRACT CHANGES OF LEUKOCYTES TYPE IN MICE IMMUNIZED WITH IRRADIATED Plasmodium berghei. In an effort to identify the mechanisms of protective immunity it was conducted the study of radiation effects of the alterations of leukocytes types in mice immunized with P.berghei irradiated with dose of 175 Gy. Cell changes identified include lymphocytes, monocytes, and granulocytes. Mice immunized intraperitoneal with 0.3 ml of vaccine containing P.berghei of erithrocytic stage ± 1 x 107 parasites. Observations were made on days 1 to 14 includes number of parasitemia, the number of lymphocytes, monocytes and granulocytes. Blood sampling of mice were obsen'ed evelY two day by taking peripheral blood from the tail. This blood was made for thin blood smears for counting leukocyte cell types. The number of lymphocytes, monocytes and granulocytes was calculated based on the percentage of cells and cell numbers of leukocytes. The results of studies of the role of leukocyte cell types in the immune response, shows the following results of lymphocytes levels mice infected with irradiated parasites was increased 2 times than the normal levels even 20% higher compared to not immunized mice. In immunized mice monocyte cell number was increased to eight time yvhen 8 day. The percentage of nelltrophils did not increase even a slight decrease from the initial amount. From these results it can be concluded that the situation is impressive types of leukocytes that playa role in the mechanisms of protective immunity during malaria infection are lymphocytes and monocytes. Key words: Pberghei, Vaccines, leukocytes, lymphocytes, monocytes, granulocytes Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BA TAN 434 Darlina dkk

Transcript of PERUBAHAN JENIS LEUKOSIT PADA MENCIT YANG DIIMUNISASI ...

Page 1: PERUBAHAN JENIS LEUKOSIT PADA MENCIT YANG DIIMUNISASI ...

SEMINAR NASIONALSDM TEKNOLOGI NUKLIR VII

YOGY AKARTA, 16 NOVEMBER 2011ISSN 1978-0176

PERUBAHAN JENIS LEUKOSIT PADA MENCIT YANGDIIMUNISASI DENGAN PLASMODIUM BERGHEI YANG

DIRADIASI

Darlina, Tur Rahardjo, dan Siti Nurhayati

Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi RadiasiJI. Raya Pasar Jumat Lebak Bulus Jakarta Selatan

A BSTRAK

PERUBAHAN JENIS LEUKOSIT PADA MENCIT YANG DIIMUNISASI DENGAN Plasmodium

berghei YANG DIRADIASI. Untuk mengidentifikasi mekanisme kekebalan yang bersifat protektif telahdilakukan penelitian pengaruh radiasi terhadap perubahan jenis leukosit pada mencit yang diimunisasidengan P.berghei yang diradiasi dengan dosis 175 Gy. Perubahan sel yang diidentifikasi meliputi sellimfosit, monosit, dan granulosit. Mencit diimunisasi dengan 0,3 ml vaksin P.berghei stadium eritrositik yangmengandung ±1 x 107 parasit stadium eritrositik secQ/'a intraperitoneal. Pengamatan yang dilakukan padahari ke-l hingga 14 meliputi angka parasitemia, jumlah sellimfosit, monosit dan granulosit. Pengambilansampel darah mencit diamati setiap dua hari sekali dengan mengambil darah perifer dari ujung ekor.Darah yang diperoleh dibuat sediaan apus darah tipis untuk menghitung jenis sel leukosit. Jumlah sellimfosit, monosit dan granulosit dihitung berdasarkan prosentase sel dan jumlah sel leukosit. Hasilpenelitianjenis selleukosit yang berperanan dalam respon imun, menunjukkan hasil sebagai berikut: mencityang diinfeksi dengan parasit yang diradiasi kadar limfositnya meningkat 2 kali dari kadar normal pada harike-6 bahkan 20% lebih tinggi dibandingkan dengan mencit yang tidak diimunisasi. Pada mencit yangdiimunisasi jumlah sel monosit meningkat hingga mencapai 8 kalinya pada hari ke-8. Persentase neutrofiltidak mengalami peningkatan bahkan terjadi sedikit penurunan dari jumlah awal. Keadaan tersebutmengesankan jenis leukosit yang berperan dalam mekanisme imunitas protektif selama infeksi malariaadalah limfosit dan monosit.

Kata kunci: Pberghei, Vaksin, leukosit, limfosit, monosit, granulosit

ABSTRACT

CHANGES OF LEUKOCYTES TYPE IN MICE IMMUNIZED WITH IRRADIATED Plasmodium

berghei. In an effort to identify the mechanisms of protective immunity it was conducted the study ofradiation effects of the alterations of leukocytes types in mice immunized with P.berghei irradiated withdose of 175 Gy. Cell changes identified include lymphocytes, monocytes, and granulocytes. Mice immunizedintraperitoneal with 0.3 ml of vaccine containing P.berghei of erithrocytic stage ± 1 x 107 parasites.Observations were made on days 1 to 14 includes number of parasitemia, the number of lymphocytes,monocytes and granulocytes. Blood sampling of mice were obsen'ed evelY two day by taking peripheralblood from the tail. This blood was made for thin blood smears for counting leukocyte cell types. The numberof lymphocytes, monocytes and granulocytes was calculated based on the percentage of cells and cellnumbers of leukocytes. The results of studies of the role of leukocyte cell types in the immune response,shows the following results of lymphocytes levels mice infected with irradiated parasites was increased 2times than the normal levels even 20% higher compared to not immunized mice. In immunized micemonocyte cell number was increased to eight time yvhen 8 day. The percentage of nelltrophils did notincrease even a slight decrease from the initial amount. From these results it can be concluded that thesituation is impressive types of leukocytes that playa role in the mechanisms of protective immunity duringmalaria infection are lymphocytes and monocytes.

Key words: Pberghei, Vaccines, leukocytes, lymphocytes, monocytes, granulocytes

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BA TAN 434 Darlina dkk

Page 2: PERUBAHAN JENIS LEUKOSIT PADA MENCIT YANG DIIMUNISASI ...

SEMINAR NASIONALSDM TEKNOLOGI NUKLIR VIIYOGYAKARTA,16NOVEMBER2011ISSN 1978-0176

1. PENDAHULUAN

Penyakit malaria sampai saat ini masihmerupakan masalah kesehatan masyarakat di negaraberiklim tropis seperti di Indonesia. Malaria bahkansudah tersebar di seluruh pulau dengan derajatendemisitas yang berbeda-beda. Pada tahun 2003malaria sudah tersebar di 6.053 desa pad a 226kabupaten di 30 provinsi. Kondisi tersebutdiperberat dengan semakin luasnya paras it yangresisten terhadap obat anti malaria yang selama inidigunakan dan nyamuk yang resisten terhadapinsektisida. Kemampuan parasit untuk tahanterhadap obat baru dan kemampuan vektor nyamukuntuk tahan terhadap insektisida, membuat vaksinterhadap malaria sangat dibutuhkan [1].

Plasmodium sp, parasit malaria mempunyailingkaran hidup yang kompleks di dalam tubuhinangnya, dimulai dari masuknya sporozoit lewatgigitan nyamuk diikuti dengan pertumbuhan parasitdi dalam se] hati [2]. Dengan selesainya siklusparasit dalam hati akan terbentuk banyak merozoityang akan menginvasi sel darah merah. Kehidupanplasmodium di dalam sel darah merah ini merupakanstadium yang bertanggung jawab atas timbulnyaberbagai kelainan klinis, patologis maupunimunologis pada tubuh penderitanya [3]. Beratnyapenyakit malaria berhubungan dengan densitasparasit, serta berhubungan dengan kemampuanparasit bermutiplikasi dengan baik di dalam hatimaupun di dalam eritrosit. Siklus eritrositik inimenimbulkan tanda dan gejala karakteristik danterus tidak mereda sampai inang tersebut mati.Vaksin malaria stadium eritrositik digunakan untukmenghambat perkembangan parasit di dalameritrosit serta mengurangi manifestasi klinis yangtimbul dengan mengaktifkan respon imun [4].

Pelemahan (atenuasi) mikroorganismapatogen merupakan strategi untuk pengembanganvaksin sejak pertama kali ditemukan oleh LouisPasteur tahun 1870 Pembuatan vaksin dapatdilakukan dari seluruh bagian agen atau suatu bagianyang diisolasi dari agen penginfeksi yangdiatenuasi/dilemahkan atau dinon-aktifkan. Salah

satu altematif untuk pembuatan vaksin adalahmenggunakan teknik nuklir [5]. Young melaporkanbahwa iradiasi dapat mengubah agen patogenmenjadi non patogen yang mampu menstimulasisistem kekebalan dalam tubuh lradiasi secara teknik

merupakan proses sederhana yang mempertahankansifat struktural mikroorganisme patogen tanpamenghancurkan antigen alamiah atau adjuvantintrinsik oleh karena itu suatu respon imun yangkuat akan terbentuk pada inang yang divaksin [6].

Salah satu reaksi imunologis yang menjadiciri khusus dari infeksi malaria adalah pembesaranlimpa yang mungkin disebabkan oleh naiknyajumlah sel limfosit dan/atau sel makrofag serta seldarah lainnya. Naiknya jumlah sel-sel tersebut

dipengaruhi oleh zat pembentukan darah(hemopoietic stimulating factor) yang diproduksioleh sel imunitas setelah dirangsang oleh antigenmalaria tertentu [7].

Untuk merencanakan pembuatan vaksinmalaria yang efektif diperlukan pengetahuan dasartentang reaksi kekebalan tubuh yang terjadi selamainfeksi malaria. Oleh karena itu perlu dipelajarireaksi imunitas yang terjadi da]am tubuh inang baikyang imun maupun yang tidak imun selama infeksimalaria. Leukosit merupakan komponen darah yangberperan dalam sistim kekebalan tubuh [7]. Padamakalah ini dipelajari pengaruh radiasi terhadapperubahan jenis leukosit pada mencit yangdiimunisasi dengan P.berghei yang diradiasi dengandosis 175 Gy. Perubahan sel yang diidentifikasimeliputi sellimfosit, monosit, dan granulosit.

2. BAHAN DAN TATA KERJAParasit

Plasmodium berghei strain ANKAdiperoleh dari Lembaga Eijkman dan DepkesJakarta. Pengembang biakan parasit dilakukandengan cara menginfeksikannya ke dalam tubuhmencit strain Swiss di laboratorium BiomedikaPTKMR BAT AN.

Hewan cobaMencit (Swiss Webster) jantan berumur

sekitar 2 bulan dengan berat sekitar 35 gram. Mencitdipelihara dalam kandang fiber glass dengan tutupstainless stel serta makanan pelet dan minumansecara ad libitum (secukupnya).

Kultur Plasmodium sp ill vivoPlasmodium berghei dibiakan dalam tubuh

mencit Swiss. Tiap inang diinfeksi dengan parasitstadium eritrositik melalui penyuntikan secaraintraperitoneal. Parasitemia diperiksa setiap dua haridengan membuat apusan darah dari ujung ekormencit.

Pembuatan crude vaksin Plasmodium sp iradiasiApabila parasitemia telah mencapai lebih

dari 20%, mencit dianastesi dengan eter dandarahnya dikoleksi dari fungsi jantungmenggunakan syringe 1 m] yang berisi anti koagulan(citrat phospat dextroseICPD). Darah ditampungdalam beberapa tabung eppendorf selanjutnyadilakukan radiasi pada dosis 175 Gy dengan lajudosis 380,5 Gy/jam dengan menggunakan"Irradiator IRPASENA", Pusat Aplikasi TeknologiIsotop dan Radiasi - BAT AN. Sebagai kontrolpositif adalah P .berghei yang tidak diradiasi (0 Gy)Vaksinasi dan infeksi pada hewan coba

Penelitian ini dilakukan secara

eksperimental in vivo pada hew an coba. Vaksinadalah Plasmodium yang telah dilemahkan dengan

Darlina dkk 435 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BA TAN

Page 3: PERUBAHAN JENIS LEUKOSIT PADA MENCIT YANG DIIMUNISASI ...

20

10

sinar gamma dengan dosis 175 Gy. Mencitdiimunisasi dengan 0,3 ml vaksin P.berghei stadiumeritrositik yang mengandung ± 1 x 107 parasitstadium eritrositik secara intraperitoneal.

PengamatanPengamatan dilakukan pada hari ke-2

hingga 14 meliputi perubahan jenis leukosit yaitu,sel limfosit, monosit dan granulosit. Pengambilansampel darah mencit diamati setiap dua hari sekalidengan mengambil darah perifer dari ujung ekor.Darah yang diperoleh dibuat sediaan apus darahtipis. Apusan dibiarkan mengering kemudiandifiksasi dengan metanol selama 30 detik. Apusandiwamai dengan 10 % larutan Giemsa dan dibiarkanselama 30 menit [8]. Preparat diamati denganmenggunakan mikroskop cahaya denganpembesaran 1000x. lumlah eritrosit yang terinfeksidihitung diantara 10.000 eritrosit yang diperiksa.

Penghitungan leukosit dalam darahdilakukan dengan mengambil sepuluh mikroliterdarah dicampur dengan larutan "Turk" yangmengandung asam asetat 8%. lumlah sel yangberinti dihitung dengan menggunakanhemositometer. Sediaan apus darah disiapkan untukhitung jenis sel leukosit. lumlah sel limfositdihitung berdasarkan prosentase sel limfosit danjumlah selleukosit.

Setiap 4 hari dua ekor mencit dibunuhdengan menggunakan eter. Rongga perut Isolasidibuka dan limpa dan hati diangkat dari rongga perutmencit secara aseptis, kemudian ditempatkan dalamcawan petri kemudian ditimbang dengan timbangananalitik.

3. HASIL DAN PEMBAHASANSecara garis besar, sistem imun menurut sel

tubuh dibagi menjadi sistem imun humoral dansistem imun seluler. Sistem imun humoral terdiri

atas antibodi (Imunoglobulin) dan sekret tubuh

~:: J I

.~ 501E 40 I~ 1I~ 30 i<'II•..s:::

cvIII:v

0..

SEMINAR NASIONALSDM TEKNOLOGI NUKLIR VII

YOGY AKARTA, 16 NOVEMBER 2011ISSN 1978-0176

(saliva, air mata, serumen, keringat, asam lambung,pepsin, dll). Sedangkan sistem imun dalam bentukseluler berupa makrofag, limfosit, neutrofil beredardi dalam tubuh kita [ 5].

Leukosit adalah sel darah yangmengandung inti, disebut juga sel darah putih.Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanantubuh terhadap zat-zat asing dan bertugas melawanpara antigen. Dalam usaha mengidentifikasimekanisme kekebalan bersifat protektif yang dipacudalam tindakan imunisasi dilakukan penelitiantentang perubahan jumlah sel leukosit. Populasi selyang diteliti adalah jenis sel leukosit yang berada didalam sirkulasi darah. Ada bermacam-macam

leukosit dengan berbagai fungsi. Berdasarkanada/tidaknya granula di dalam plasma, leukositdibagi menjadi dua yaitu leukosit bergranula disebutgranulosit dan leukosit tidak bergranulosit disebutagranulosit [9]. Aktivitas proliferasi sel leukositditeliti dengan mengamati perubahan jumlah selselama terjadinya infeksi. Perubahan sel yangdiidentifikasi meliputi sel limfosit, monosit, dangranulosit.

Sellimfosit merupakan jenis sel darah putihyang agranulosit. Didalam apusan darah sellimfosit mempunyai inti bulat yang kadang-kadangsedikit bertakik [10]. Hasil pengamatan perubahanjumlah sel limfosit disajikan pad a Gambar I. Padamencit yang tidak diimunisasi atau mencit kontrolyaitu mencit yang diinfeksi dengan P.berghei yangtidak diradiasi (0 Gy) dalam sebelum diinfeksipersentase limfositnya 27 %. TeIjadi kenaikanpersentase sel limfosit hingga 1,5 kali pada hari ke­8, setelah itu jumlah sel limfosit terus menurun.Pada mencit yang diimunisasi persentase limfosit 28% jumlah sel terus meningkat hingga lebih 2 kalidari jumlah awal pada hari ke-6. Setelah hari ke-6sedikit menurun namun demikian tetap lebih tinggidibandingkan dengan mencit yang tidak diimunisasi.

~OGy

___ 175 Gy

••.•...•Kontrol

o -t----r-·--,---~--_,_---_.--___,.__--r_-~2

IGambar 1. Perubahan jumlah sellimfosit pada mencit yang diimunisasi dengan P.berghei yang diradiasi

dengan dosis 175 Gy dan yang tidak diimunisasi.

!Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 436 Darlina dkk

o 4 6 8 10 12

Pengamatan (hari)

14 16

Page 4: PERUBAHAN JENIS LEUKOSIT PADA MENCIT YANG DIIMUNISASI ...

SEMINAR NASIONALSDM TEKNOLOGI NUKLIR VIIYOGY AKART A, 16 NOVEMBER 2011ISSN 1978-0176

Monosit (Jenis sel agranulosit darileukosit), merupakan sel yang terbesar diantara selleukosit. Didalam apusan darah sel monosit intidapat berbentuk oval, sebagai tapal kuda atautampak seakan-akan terlipat-lipat. Butir-butirkhromatinnya lebih halus dan tersebar rata dari padabutir khromatin limfosit [10). Hasil pengamatanperubahan jumlah sel monos it dalam aliran darahtepi disajikan pada Gambar 2. lumlah sel monosit

12

pada mencit yang tidak diimunisasi pada keadaannormal 2,6% dan jumlahnya terus meningkat sampaihari ke-8 mencapai 4 kali. Setelah hari ke-8 jumlahsel monosit menurun. Pada mencit yangdiimunisasi jumlah sel monosit pada keadaan normal1,3 %, jumlahnya terus meningkat hingga mencapai8 kalinya pada hari-l0. Setelah itu terjadi sedikitpenurunan namun demikian persentase sel monositrelatifstabil hingga hari ke-14.

-..- Kontrol

-+-OGy

_175 Gy

£ 10.•...

'iij 80 c02 6CLI

I/)"'.•... 4cCLII/)"-CLIc.. 2

00

2

4 6 8 10 12

Pengamatan (hari)

14 16

Gambar 2. Perubahan jumlah sel monosit pada mencit yang diimunisasi dengan P.berghei yang diradiasidengan dosis 175 Gy dan yang tidak diimunisasi

Granulosit Uenis sel leukosit yang mempunyaigranula spesifik), dalam keadaan hidup berupatetesan setengah cair, dalam sitoplasmanya danmempunyai bentuk inti yang bervariasi. Di antaragranulosit, netrofil merupakan merupakan jenis selyang terbanyak, merupakan garis depan pertahananseluler terhadap invasi jasad renik, menfagositpartikel kecil dengan aktif [9,10]. Pada penelitianini kami menghitung semua jenis sel granulosittanpa membedakan jenisnya. Perubahan jumlah selgranulosit (Gambar 3) pada mencit yang diimunisasimaupun yang tidak diimunisasi paska infeksicenderung menurun. Pada keadaan normal jumlahsel granulosit pada mencit yang tidak diimunisasiadalah 70 %. lumlah sel granulosit cenderungmenurun hingga hari ke-14 penurunan sel mencapai22% dari jumlah normal. Pada mencit yangdiimunisasi jumlah sel granulosit pada keadaannormal adalah 52%, lumlah sel ini terus menurundimana hingga hari ke-14 penurunan sel mencapai12 % dari jumlah normal. Penurunan jumlah selgranulosit pada mencit yang diimunisasi lebihrendah dibandingkan yang tidak diimunisasi.

Leukosit adalah sel darah yang bertanggung jawabterhadap sistem imun tubuh dan bertugas untukmemusnahkan benda-benda yang dianggap asing

dan berbahaya oleh tubuh, Leukosit yang berperanpenting terhadap kekebalan tubuh ada 2, yaitu sellimfosit dan fagosit. Sel fagosit akanmenghancurkan antigen yang dengan caramenelannya (fagositosis). Ada 2 macam sel fagosit,yaitu neutrofil, dan monosit. Sel monos it dapatkeluar dari dalam peredaran darah untuk masuk kedalam jaringan tubuh. Kemampuan ini disebutdiapedesis, dan berguna untuk melacak/mencarilokasi dimana antigen atau kuman berada. likaantigen ditemukan maka sel makrofag juga akanmelakukan fagositosis. Sedangkan limfositbertugas mengingat dan mengenali benda yangmasuk ke dalam tubuh serta membantu tubuh

menghancurkan mereka. Sedangkan sel lainnyayakni netrofil, bertugas melawan bakteri [10].

Sel limfosit merupakan sel leukositmempunyai kedudukan yang penting dalam sistemimunitas tubuh, sehingga sel-sel tersebut tidak sajaterdapat dalam darah, melainkan dalam jaringankhusus yang dinamakan jaringan limfoid. Berbedadengan sel-sel leukosit yang lain, limfosit setelahdilepaskan dari sumsum tulang belum dapatberfungsi secara penuh karena harus mengalamidifferensiasi lebih lanjut. Apabila sudah masaksehingga mampu berperan dalam responimmunologik, maka sel-sel tersebut dinamakan

Darlina dkk 437 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN

Page 5: PERUBAHAN JENIS LEUKOSIT PADA MENCIT YANG DIIMUNISASI ...

_70*--.~ 60ello'3 50I::•..

~ 40QJ

~ 30+'I::~ 20•..QJ

a.. 10

sebagai sel imunokompeten. Sel Jimfositimunokompeten dibedakan menjadi limfosit B danlimfosit T. Limfosit T sebelumnya mengalamidiferensiasi di dalam kelenjar thymus, sedangkanlimfosit B dalam jaringan yang dinamakan Bursaekivalen yang diduga keras jaringan sumsum tulangsendiri. Kedua jenis limfosit ini berbeda dalamfungsi immunologiknya [9,10].

Pada mencit yang diinfeksi dengan parasitterlihat jumlah sel limfositnya meningkat darijumlah awal. Meningkatnya persentase limfositdalam darah menunjukkan terjadinya mekanismepertahanan tubuh terhadap P.berghei.

80

J

1

jo ·J-··-···--,------··-T---m .

SEMINAR NASIONALSDM TEKNOLOGI NUKLIR VII

YOGY AKARTA, 16 NOVEMBER 2011ISSN 1978-0176

Mencit yang diinfeksi dengan parasit yang diradiasikadar Jimfositnya meningkat 2 kali dari kadarnormal pada hari ke-6 bahkan 20% lebih tinggidibandingkan dengan mencit yang tidak diimunisasi.Hal ini menunjukkan pada mencit yang diinfeksidengan P.berghei yang diradiasi terjadi respon imun.Respon immunologi ini selanjutnya akanmenghasilkan sel sel imunokompeten yaitu sellimfosit B dan limfosit T, walaupun dalam sediaanapus tidak dapat membedakannya

-+-0 Gy

_175Gy-*-Kontrol

.....-..-.....··-·r····

o 2 4 6 8 10 12 14 16

Pengamatan (hari)

Gambar 3. Perubahan jumlah sel granulosit pad a mencit yang diimunisasi dengan P.berghei yang diradiasidengan dosis 175 Gy dan yang tidak diimunisasi

Monosit merupakan jenis sel fagosit yangakan menghancurkan antigen dengan caramenelannya. Monosit mampu mengadakan gerakandengan jalan membentuk pseudopodia sehinggadapat bermigrasi menembus kapiler untuk masuk kedalam jaringan pengikat. DaJam jaringan pengikatmonosit berubah menjadi sel makrofag atau sel-sellain yang diklasifikasikan sebagai sel fagositik.Didalam jaringan mereka masih membelah diri.Selain berfungsi fagositosis makrofag dapatberperan menyampaikan antigen kepada limfosit.Meningkatnya jumlah sel monosit yang cukup tinggipada mencit yang diinfeksi menunjukkan terjadinyafagosit parasit sebagai mekanisme pertahanan tubuh[11]. Dalam penelitian ini kenaikan jumlah monosityang tinggi hingga mencapai 8 kalinya pad aP.berghei yang diinfeksi dengan parasit yangdiradiasi, menunjukkan terjadinya respon imundimana sel makrofag berperan menyampaikanantigen kepada limfosit untuk bekerjasama dalamsistem imun.

Neutrofil merupakan jenis sel Granulosityang dominan yang berperan dalam fagosit antigen.Persentase neutrofil pada penelitian ini tidakmengalami peningkatan bahkan terjadi sedikitpenurunan dari jumlah awal. Dari hasil ini terlihatneutrofil kurang berperan dalam mekanismepertahanan tubuh terhadap P.berghei. Hal inikemungkinan karena neutrofil lebih berperan dalammelawan bakteri.

Villeval et al telah melakukan penelitianfaktor yang mengendalikan perubahan jumlahlekosit selama infeksi malaria dengan P.bergheiyang fatal dan P.chaballdii yang tidak fatal.Dilaporkan bahwa baik pad a infeksi yang fatalmaupun yang tidak fatal terjadi kenaikan kadarhemopoietic stimlllatin factor dalam serum yangsetara tetapi kenaikan jumlah lekositnya lebih tinggipada infeksi yang tidak fatal. Kenaikan jumlah sellekosit pada mencit yang diinfeksi dengan malariayang tidak fatal tersebut nampaknya berkaitandengan kemampuan sistem imunitas tubuh untuk

Sekolah Tinggi Teknologi Nllklir-BA TAN 438 Darlina dkk

Page 6: PERUBAHAN JENIS LEUKOSIT PADA MENCIT YANG DIIMUNISASI ...

SEMINAR NASIONALSDM TEKNOLOGI NUKLIR VIIYOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 2011ISSN 1978-0176

mengeliminasi parasit yang ada. Kenaikan kadarhemopoietic stimulatin factor dalam serum selamainfeksi malaria kemungkinan juga menunjukanadanya kenaikan jumlah atau aktivitas limfositselama infeksi [11].

4. KESIMPULAN.HasiI penelitian jenis sel leukosit yang

berperanan dalam respon imun menunjukkan bahwamencit yang diinfeksi dengan parasit yang diradiasikadar limfositnya meningkat 2 kali dari kadarnormal bahkan 20% lebih tinggi dibandingkandengan mencit yang tidak diimunisasi. Pada mencityang diimunisasi jumlah sel monos it meningkathingga mencapai 8 kalinya. Persentase neutrofiltidak mengalami peningkatan bahkan terjadi sedikitpenurunan dari jumlah awal. Sehinggamengesankan jenis leukosit yang berperan dalammekanisme imunitas protektif selama infeksi malariaadalah limfosit dan monosit.

DAFT AR PUST AKA1. ANONIM, Rencana Kerja (Renja) Program

Pengendalian Malaria 2005-2009, SubditMalaria, Direktorat PPBB, Direktorat JenderalPP&PL, Departemen Kesehatan RI, (2006).

2. ANONIM, Malaria pada manusia, Info PenyakitMenular; Dirjen Pemberantasan PenyakitMenular & Penyehatan Lingkungan, DepKesRI, 2 Desember (2004).

3. LAIHAD F.J., SURIADI GUNAWAN, Malariadi Indonesia, In; Harijanto (ed); Epidemiologi,patogenesis dan manifestasi klinis, PenerbitBuku Kedokteran EGC, (2000) 17-25

4. BALLOU W.R., Malaria Vaccines InDevelopment., Exapert Opin Emerg Drgs 10,(2005) 489-503

5. ENGERS HD, GODAL T, Malaria vaccinesdevelopment: current status, Parasitologi Today14 (1998), 56 - 63

6. BIELLO, D., Irradiated pathogens used tocreate potent vaccine, Science News, July 26,(2006)

7. LANDAU, I, GAUTRET P., Animal modelsrodents In: Malaria, Parasite biology,

pathogenesis, and protection, Ed: Sherman, I.W.ASM Press, Washington, DC, (1998). 401-417

8. LJUNGSTROM I., PERLAMAN,H.,.SCHILCHTHERLE, M., SHERE, A., andWAHLGREEN, M., Methods In MalariaResearch, MR4/ ATCC, Manassas Virginia,2004

9. WYLER DJ: Peripheral lymphocytesubpopulation in human falciparum malaria,Clin exp Immuno123:471, 1976

10. ARIFA FAIGANI I., Jenis sel leukosit,http://www.scribd.com/doc/5 5620042/ 16/ienis­leukosit, hal 20-26

11. MAGGIO-PRICE, L, BROOKOFF, D., ANDWEISS, L., 1985, Changes in hematopoieticstem cells in bone marrow of mice with

Plasmodium berghei malaria Blood 66: 1080­1084

Darlina dkk 439 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN