Gambaran Leukosit Mencit (Mus musculus)

19
HASIL DAN PEMBAHASAN Neutrofil pada Mencit Jantan Berdasarkan Tabel 2, rata-rata persentase neutrofil ketiga perlakuan infusa A. annua L. dari hari ke-2 sampai hari ke-8 setelah infeksi cenderung lebih tinggi dibandingkan kelompok KN. Pada hari ke-9 setelah infeksi, rata-rata persentase neutrofil ketiga perlakuan cenderung lebih rendah dibandingkan kelompok perlakuan KN. Pada hari ke-10 setelah infeksi, rata-rata persentase neutrofil kelompok AR3 cenderung lebih tinggi dibandingkan kelompok KN. Hasil dari penghitungan dan analisa statistik rata-rata persentase neutrofil dari berbagai kelompok perlakuan pada mencit jantan disajikan pada Tabel 2, sedangkan diagram batang dari tabel tersebut disajikan pada Gambar 10 di bawah ini. Gambar 10 Rata-rata persentase neutrofil dari mencit jantan yang diinfeksi P. berghei dan diberi infusa A. annua L. KNO: Kontrol Normal; KN: Kontrol Negatif; AR1, AR2, dan AR3: Infusa A. annua L. dengan pengenceran 1×10 -2 (9.6 mg/ml), 1×10 -4 (0.096 mg/ml), 1×10 -6 (0.00096 mg/ml). Neutrofil pada Mencit Betina Hasil dari penghitungan dan analisa statistik rata-rata persentase neutrofil dari berbagai kelompok perlakuan pada mencit betina disajikan pada Tabel 3. Diagram batang dari Tabel 3 disajikan pada Gambar 11. 0 10 20 30 40 50 0 2 4 6 8 9 10 11 Persentase Hari Pengamatan KNO KN AR1 AR2 AR3

Transcript of Gambaran Leukosit Mencit (Mus musculus)

Page 1: Gambaran Leukosit Mencit (Mus musculus)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Neutrofil pada Mencit Jantan

Berdasarkan Tabel 2, rata-rata persentase neutrofil ketiga perlakuan infusa

A. annua L. dari hari ke-2 sampai hari ke-8 setelah infeksi cenderung lebih tinggi

dibandingkan kelompok KN. Pada hari ke-9 setelah infeksi, rata-rata persentase

neutrofil ketiga perlakuan cenderung lebih rendah dibandingkan kelompok

perlakuan KN. Pada hari ke-10 setelah infeksi, rata-rata persentase neutrofil

kelompok AR3 cenderung lebih tinggi dibandingkan kelompok KN. Hasil dari

penghitungan dan analisa statistik rata-rata persentase neutrofil dari berbagai

kelompok perlakuan pada mencit jantan disajikan pada Tabel 2, sedangkan

diagram batang dari tabel tersebut disajikan pada Gambar 10 di bawah ini.

Gambar 10 Rata-rata persentase neutrofil dari mencit jantan yang diinfeksi

P. berghei dan diberi infusa A. annua L. KNO: Kontrol Normal;

KN: Kontrol Negatif; AR1, AR2, dan AR3: Infusa A. annua L.

dengan pengenceran 1×10-2

(9.6 mg/ml), 1×10-4

(0.096 mg/ml),

1×10-6

(0.00096 mg/ml).

Neutrofil pada Mencit Betina

Hasil dari penghitungan dan analisa statistik rata-rata persentase neutrofil

dari berbagai kelompok perlakuan pada mencit betina disajikan pada Tabel 3.

Diagram batang dari Tabel 3 disajikan pada Gambar 11.

0

10

20

30

40

50

0 2 4 6 8 9 10 11

Pe

rse

nta

se

Hari Pengamatan

KNO

KN

AR1

AR2

AR3

Page 2: Gambaran Leukosit Mencit (Mus musculus)

25

Tabel 2 Rata-rata persentase neutrofil dari mencit jantan yang diinfeksi P. berghei dan diberi infusa A. annua L.

Perlakuan Hari Pengamatan (Setelah Infeksi)

0 2 4 6 8 9 10 11

KNO 30.33 ± 10.41 abcd 39.00 ± 0.00 bcd 39.67 ± 8.92 bcd 37.33 ± 3.79 abcd 38.67 ± 12.50 bcd 39.00 ± 14.00 bcd 33.33 ± 19.01 abcd 28.00 ± 5.00 abc

KN 30.00 ± 8.54 abcd 28.67 ± 1.53 abcd 32.67 ± 5.03 abcd 21.00 ± 2.65 a 31.00 ± 8.72 abcd 39.33 ± 16.20 bcd 35.33 ± 3.06 abcd 37.00 ± 10.82 abcd

AR1 34.00 ± 8.66 abcd 36.00 ± 0.00 abcd 36.33 ± 10.26 abcd 23.33 ± 2.52 ab 38.33 ± 13.05 abcd 36.33 ± 6.11 abcd 36.33 ± 14.22 abcd 35.00 ± 1.00 abcd

AR2 34.67 ± 6.66 abcd 34.67 ± 2.08 abcd 33.00 ± 3.61 abcd 33.00 ± 4.36 abcd 30.33 ± 1.53 abcd 32.67 ± 7.37 abcd 30.33 ± 9.61 abcd 41.67 ± 12.06 cd

AR3 32.50 ± 7.50 abcd 34.67 ± 3.21 abcd 45.33 ± 5.86 d 36.00 ± 4.36 abcd 43.00 ± 0.00 cd 33.67 ± 5.51 abcd 40.33 ± 2.89 cd 31.67 ± 9.29 abcd

*Keterangan: Huruf superskrip berbeda menyatakan perbedaan yang nyata pada taraf P<0.05; KNO: Kontrol Normal; KN: Kontrol Negatif; AR1, AR2, dan AR3:

Infusa A. annua L. dengan pengenceran 1×10-2(9.6 mg/ml),1×10-4(0.096 mg/ml), 1×10-6(0.00096 mg/ml).

Tabel 3 Rata-rata persentase neutrofil dari mencit betina yang diinfeksi P. berghei dan diberi infusa A. annua L.

Perlakuan Hari Pengamatan (Setelah Infeksi)

0 2 4 6 8 9 10 11

KNO 26.33 ± 3.21 abcdefghi 29.67 ± 15.89 abcdefghij 31.00 ± 6.56 abcdefghij 33.00 ± 5.29 cdefghij 41.67 ± 4.51 j 30.67 ± 3.21 abcdefghij 27.33 ± 6.03 abcdefghij 41.66 ± 13.58 j

KN 25.67 ± 1.53 abcdefghi 38.67 ± 2.08 ghij 21.33 ± 9.07 abcd 39.00 ± 9.54 ghij 39.67 ± 3.21 hij 41.50 ± 1.50 j 40.00 ± 1.00 ij 42.00 ± 0.00 j

AR1 24.33 ± 4.93 abcdefg 34.33 ± 8.39 defghij 32.67 ± 3.51 bcdefghij 37.33 ± 13.87 efghij 30.00 ± 2.00 abcdefghij 37.00 ± 2.00 efghij 37.67 ± 4.62 fghij 35.33 ± 8.50 defghij

AR2 37.00 ± 2.65 efghij 36.00 ± 16.52 defghij 18.00 ± 7.00 ab 23.50 ± 13.50 abcdef 36.00 ± 7.00 defghij 16.50 ± 2.50 a 32.50 ± 3.50 bcdefghij 26.00 ± 3.00 abcdefghi

AR3 24.67 ± 0.56 abcdefg 41.33 ± 8.08 j 22.67 ± 1.53 abcde 23.67 ± 6.11 abcdef 21.33 ± 2.51 abcd 18.67 ± 6.87 abc 25.00 ± 10.00 abcdefgh 30.33 ± 11.15 abcdefghij

*Keterangan: Huruf superskrip berbeda menyatakan perbedaan yang nyata pada taraf P<0.05; KNO: Kontrol Normal; KN: Kontrol Negatif; AR1, AR2, dan AR3:

Infusa A. annua L. dengan pengenceran 1×10-2(9.6 mg/ml),1×10-4(0.096 mg/ml), 1×10-6(0.00096 mg/ml).

Page 3: Gambaran Leukosit Mencit (Mus musculus)

26

26

Pada hari ke-2 setelah infeksi (Tabel 3), hanya AR3 yang memiliki

persentase rata-rata neutrofil lebih tinggi dibandingkan kelompok KN. Pada hari

ke-4 setelah infeksi, rata-rata persentase kelompok perlakuan AR1 dan AR3

cenderung lebih tinggi dibandingkan kelompok KN. Rata-rata persentase neutrofil

ketiga kelompok perlakuan infusa A. annua L. pada hari ke-6 sampai ke-11

setelah infeksi cenderung lebih rendah dibandingkan kelompok KN.

Gambar 11 Rata-rata persentase neutrofil dari mencit betina yang diinfeksi

P. berghei dan diberi infusa A. annua L. KNO: Kontrol Normal;

KN: Kontrol Negatif; AR1, AR2, dan AR3: Infusa A. annua L.

dengan pengenceran 1×10-2

(9.6 mg/ml), 1×10-4

(0.096 mg/ml),

1×10-6

(0.00096 mg/ml).

Monosit Pada Mencit Jantan

Berdasarkan Tabel 4, pada hari ke-2 setelah infeksi, rata-rata persentase

monosit ketiga kelompok perlakuan infusa A. annua L. cenderung lebih rendah

dibandingkan kelompok KN. Hal sebaliknya terjadi pada hari ke-4 setelah infeksi,

persentase rata-rata monosit ketiga kelompok perlakuan A. annua L. cenderung

lebih tinggi dibandingkan kelompok KN. Pada hari ke-6 dan ke-8 setelah infeksi,

rata-rata persentase monosit AR3 cenderung lebih tinggi dibandingkan kelompok

KN. Pada hari ke-9 dan ke-10 setelah infeksi, rata-rata persentase monosit AR3

cenderung lebih rendah dibandingkan kelompok KN, sedangkan kelompok

0

10

20

30

40

50

0 2 4 6 8 9 10 11

Pe

rse

nta

se

Hari Pengamatan

KNO

KN

AR1

AR2

AR3

Page 4: Gambaran Leukosit Mencit (Mus musculus)

27

27

perlakuan AR1 dan AR2 cenderung lebih tinggi dibandingkan kelompok KN.

Hasil dari penghitungan dan analisa statistik rata-rata persentase monosit dari

berbagai kelompok perlakuan di mencit jantan disajikan pada Tabel 4, sedangkan

diagram batang dari tabel tersebut disajikan pada Gambar 12 di bawah ini..

Gambar 12 Rata-rata persentase monosit dari mencit jantan yang diinfeksi

P. berghei dan diberi infusa A. annua L. KNO: Kontrol Normal;

KN: Kontrol Negatif; AR1, AR2, dan AR3: Infusa A. annua L.

dengan pengenceran 1×10-2

(9.6 mg/ml), 1×10-4

(0.096 mg/ml),

1×10-6

(0.00096 mg/ml).

Monosit pada Mencit Betina

Berdasarkan Tabel 5, pada hari ke-2 setelah infeksi, rata-rata persentase

monosit ketiga perlakuan infusa A. annua L. cenderung lebih tinggi dibandingkan

kelompok KN. Pada hari ke-4 setelah infeksi, hanya AR2 yang memiliki rata-rata

persentase monosit lebih tinggi dibandingkan kelompok KN. Hari ke-6 setelah

infeksi, rata-rata persentase monosit ketiga kelompok perlakuan infusa

A. annua L. cenderung lebih rendah dibandingkan rata-rata persentase kelompok

KN. Rata-rata persentase monosit AR3 pada hari ke-9 dan ke-10 setelah infeksi

cenderung lebih tinggi dibandingkan kelompok KN. Hasil dari penghitungan dan

analisa statistik rata-rata persentase monosit dari mencit betina disajikan pada

Tabel 5, sedangkan diagram batang dari tabel tersebut disajikan pada Gambar 13.

0

10

20

0 2 4 6 8 9 10 11

Pe

rse

nta

se

Hari Pengamatan

KNO

KN

AR1

AR2

AR3

Page 5: Gambaran Leukosit Mencit (Mus musculus)

28

28

Tabel 4 Rata-rata persentase monosit dari mencit jantan yang diinfeksi P. berghei dan diberi infusa A. annua L.

Perlakuan Hari Pengamatan (Setelah Infeksi)

0 2 4 6 8 9 10 11

KNO 4.00 ± 2.65 ab 11.33 ± 4.51 abc 8.33 ± 2.08 abc 4.67 ± 4.62 ab 12.67 ± 7.57 abc 11.67 ± 3.21 abc 10.00 ± 5.00 abc 13.00 ± 2.00 abc

KN 2.33 ± 0.57a 12.33 ± 5.13 abc 7.67 ± 4.51 abc 8.33 ± 4.93 abc 3.67 ± 1.54 ab 6.33 ± 8.39 ab 5.00 ± 6.25 ab 3.33 ± 1.53 a

AR1 5.33 ± 2.08 ab 11.67 ± 12.50 abc 12.00 ± 1.00 abc 7.67 ± 4.73 abc 9.67 ± 6.11 abc 8.33 ± 4.04 abc 15.00 ± 6.08 bc 18.00 ± 7.00 d

AR2 2.67 ± 1.53 a 3.67 ± 1.53 ab 12.33 ± 3.05 abc 4.67 ± 2.08 ab 2.67 ± 1.53 a 9.67 ± 4.73 abc 9.67 ± 7.51 abc 9.67 ± 5.77 abc

AR3 9.50 ± 6.5 abc 3.33 ± 2.52 a 13.67 ± 6.43 bcd 10.00 ± 8.72 abc 10.00 ± 3.46 abc 3.67 ± 3.05 ab 4.33 ± 2.08 ab 11.00 ± 16.46 abc

*Keterangan: Huruf superskrip berbeda menyatakan perbedaan yang nyata pada taraf P<0.05; KNO: Kontrol Normal; KN: Kontrol Negatif;

AR1, AR2, dan AR3: Infusa A. annua L. dengan pengenceran 1×10-2(9.6 mg/ml),1×10-4(0.096 mg/ml), 1×10-6(0.00096 mg/ml).

Tabel 5 Rata-rata persentase monosit dari mencit betina yang diinfeksi P. berghei dan diberi infusa A. annua L.

Perlakuan Hari Pengamatan (Setelah Infeksi)

0 2 4 6 8 9 10 11

KNO 3.00 ± 1.73 abcd 6.33 ± 1.53 abcdefghi 9.00 ± 8.54 defghi 12.33 ±1.53 ghi 8.33 ± 2.31 bcdefghi 9.33 ± 3.06 defghi 9.67 ± 4.13 defghi 6.00 ± 2.00 abcdefghi

KN 1.67 ± 0.58 abc 3.33 ± 2.31 abcde 6.00 ± 4.36 abcdefghi 8.67 ± 3.06 cdefghi 5.67 ± 5.69 abcdefgh 3.00 ± 1.00 abcd 8.00 ± 2.00 abcdefghi 9.50 ± 0.50 defghi

AR1 3.67 ± 1.53 abcde 13.00 ± 3.61 i 1.00 ± 1.00 a 4.00 ± 3.61 abcdef 1.33 ± 0.58 ab 1.33 ± 0.58 ab 9.00 ± 3.61 defghi 12.67 ± 2.89 hi

AR2 4.33 ± 3.21 abcdef 6.00 ± 3.61 abcdefghi 8.50 ± 0.50 bcdefghi 5.50 ± 1.50 abcdefgh 8.50 ± 7.50 bcdefghi 5.50 ± 4.50 abcdefgh 6.50 ± 0.50 abcdefghi 6.50 ± 2.50 abcdefghi

AR3 4.67 ± 3.79 abcdef 11.00 ± 1.00 fghi 5.33 ± 1.53 abcdefg 6.33 ± 7.51 abcdefghi 5.33 ± 4.61 abcdefg 9.33 ± 6.43 defghi 10.33 ± 4.16 efghi 8.67 ± 3.79 cdefghi

*Keterangan: Huruf superskrip berbeda menyatakan perbedaan yang nyata pada taraf P<0.05; KNO: Kontrol Normal; KN: Kontrol Negatif;

AR1, AR2, dan AR3: Infusa A. annua L. dengan pengenceran 1×10-2(9.6 mg/ml),1×10-4(0.096 mg/ml), 1×10-6(0.00096 mg/ml).

Page 6: Gambaran Leukosit Mencit (Mus musculus)

29

29

Gambar 13 Rata-rata persentase monosit dari mencit betina yang diinfeksi

P. berghei dan diberi infusa A. annua L. KNO: Kontrol Normal;

KN: Kontrol Negatif; AR1, AR2, dan AR3: Infusa A. annua L.

dengan pengenceran 1×10-2

(9.6 mg/ml), 1×10-4

(0.096 mg/ml),

1×10-6

(0.00096 mg/ml).

Limfosit pada Mencit Jantan

Rata-rata persentase limfosit ketiga kelompok perlakuan infusa A. annua L.

pada hari ke-4 dan ke-6 setelah infeksi berdasarkan Tabel 6 cenderung lebih

rendah dibandingkan kelompok KN. Pada hari ke-8 dan ke-10 setelah infeksi,

kelompok AR2 memiliki rata-rata persentase limfosit paling tinggi dibandingkan

kelompok perlakuan lainnya. Pada hari ke-9 setelah infeksi, rata-rata persentase

limfosit ketiga kelompok perlakuan cenderung lebih tinggi dibandingkan

kelompok KN, dan kelompok AR3 memiliki rata-rata persentase limfosit tertinggi

dibandingkan dua kelompok perlakuan infusa A. annua L. lainnya. Hasil dari

penghitungan dan analisa statistik rata-rata persentase limfosit dari berbagai

kelompok perlakuan pada mencit jantan disajikan pada Tabel 6, sedangkan

diagram batang dari tabel tersebut disajikan pada Gambar 14 berikut ini.

0

10

20

0 2 4 6 8 9 10 11

Pe

rse

nta

se

Hari Pengamatan

KNO

KN

AR1

AR2

AR3

Page 7: Gambaran Leukosit Mencit (Mus musculus)

30

30

Gambar 14 Rata-rata persentase limfosit dari mencit jantan yang diinfeksi

P. berghei dan diberi infusa A. annua L. KNO: Kontrol Normal;

KN: Kontrol Negatif; AR1, AR2, dan AR3: Infusa A. annua L.

dengan pengenceran 1×10-2

(9.6 mg/ml), 1×10-4

(0.096 mg/ml),

1×10-6

(0.00096 mg/ml).

Limfosit pada Mencit Betina

Berdasarkan Tabel 7, pada hari ke-2 setelah infeksi, rata-rata persentase

limfosit ketiga kelompok perlakuan infusa A. annua L. cenderung lebih rendah

dibandingkan kelompok KN. Pada hari ke-4 dan ke-6 setelah infeksi, rata-rata

persentase limfosit kelompok AR2 dan AR3 cenderung lebih tinggi dibandingkan

kelompok KN. Pada hari ke-8 setelah infeksi, rata-rata persentase limfosit

kelompok AR1 dan AR3 cenderung lebih tinggi dibandingkan kelompok KN.

Rata-rata persentase limfosit ketiga kelompok perlakuan A. annua L. pada hari

ke-9 sampai ke-11 setelah infeksi cenderung lebih tinggi dibandingkan kelompok

KN. Hasil dari penghitungan dan analisa statistik rata-rata persentase limfosit dari

berbagai kelompok perlakuan di mencit betina disajikan pada Tabel 7, sedangkan

diagram batang dari tabel tersebut disajikan pada Gambar 15.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0 2 4 6 8 9 10 11

Pe

rse

nta

se

Hari Pengamatan

KNO

KN

AR1

AR2

AR3

Page 8: Gambaran Leukosit Mencit (Mus musculus)

31

31

Tabel 6 Rata-rata persentase limfosit dari mencit jantan yang diinfeksi P. berghei dan diberi infusa A. annua L.

Perlakuan Hari Pengamatan (Setelah Infeksi)

0 2 4 6 8 9 10 11

KNO 60.00 ± 16.37 abcde 47.67 ± 4.16 abcde 47.33 ± 10.50 abcd 55.00 ± 3.00 abcde 46.67 ± 17.50 abcd 45.33 ± 15.04 abc 54.00 ± 20.30 abcde 58.00 ± 3.00 abcde

KN 66.33 ± 9.54 cde 52.33 ± 6.81 abcde 56.33 ± 9.81 abcde 68.67 ± 7.02 e 62.00 ± 9.54 bcde 52.33 ± 27.21 abcde 55.00 ± 12.49 abcde 55.33 ± 13.65 abcde

AR1 58.33 ± 10.12 abcde 49.00 ± 14.93 abcde 49.67 ±10.69 abcde 67.67 ± 7.51 de 51.33 ± 17.62 abcde 57.00 ± 6.93 abcde 46.00 ± 14.11 abcd 45.33 ± 7.51 abc

AR2 59.67 ± 6.66 abcde 59.67 ± 2.52 abcde 53.67 ± 2.52 abcde 61.00 ± 5.57 bcde 65.67 ± 0.58 cde 57.67 ± 8.33 abcde 57.00 ± 8.66 abcde 48.67 ± 8.08 abcde

AR3 57.50 ± 14.50 abcde 57.33 ± 5.86 abcde 38.67 ± 4.72a 53.00 ± 9.64 abcde 41.33 ± 8.50 ab 61.00 ± 4.58 bcde 54.33 ± 2.52 abcde 56.33 ± 6.66 abcde

*Keterangan: Huruf superskrip berbeda menyatakan perbedaan yang nyata pada taraf P<0.05; KNO: Kontrol Normal; KN: Kontrol Negatif; AR1, AR2, dan AR3:

Infusa A. annua L. dengan pengenceran 1×10-2(9.6 mg/ml),1×10-4(0.096 mg/ml), 1×10-6(0.00096 mg/ml).

Tabel 7 Rata-rata persentase limfosit dari mencit betina yang diinfeksi P. berghei dan diberi infusa A. annua L.

Perlakuan Hari Pengamatan (Setelah Infeksi)

0 2 4 6 8 9 10 11

KNO 67.33 ± 2.89 fghijk 62.33 ± 14.15 bcdefghijk 58.00 ±12.17

abcdefghij 50.00 ± 2.00 abcde 47.00 ± 4.36 abc 56.00 ± 1.73 abcdefghij 61.67 ± 5.51 bcdefghijk 48.33 ± 13.79 abcd

KN 71.33 ±1.15 jk 57.00 ± 3.46 abcdefghij 69.33 ± 15.01 hijk 46.00 ± 15.72 ab 53.67 ± 4.04 abcdefghi 54.00 ± 3.00 abcdefghi 48.50 ± 2.50 abcd 46.00 ± 1.00 ab

AR1 68.33 ± 5.03 ghijk 50.67 ± 5.51 abcde 63.33 ± 2.08 cdefghijk 55.33 ± 17.89 abcdefghij 67.33 ± 2.51 fghijk 59.00 ± 3.00 abcdefghij 52.33 ± 7.37 abcdefg 51.00 ± 7.81 abcdef

AR2 57.67 ± 7.57 abcdefghij 56.00 ± 17.09 abcdefghij 70.00 ± 8.00 ijk 68.50 ± 14.50 ghijk 53.00 ± 0.00 abcdefgh 76.50 ± 1.50 k 60.50 ± 3.50 abcdefghijk 66.00 ± 6.00 efghijk

AR3 68.33 ± 3.78 ghijk 44.67 ± 9.71 a 69.33 ± 1.53 hijk 68.33 ± 9.71 ghijk 69.33 ± 3.51 hijk 71.33 ± 7.23 jk 64.33 ± 6.66 defghijk 61.00 ± 8.72 abcdefghijk

*Keterangan: Huruf superskrip berbeda menyatakan perbedaan yang nyata pada taraf P<0.05; KNO: Kontrol Normal; KN: Kontrol Negatif; AR1, AR2, dan AR3:

Infusa A. annua L. dengan pengenceran 1×10-2(9.6 mg/ml),1×10-4(0.096 mg/ml), 1×10-6(0.00096 mg/ml).

Page 9: Gambaran Leukosit Mencit (Mus musculus)

32

32

Gambar 15 Rata-rata persentase limfosit dari mencit betina yang diinfeksi

P. berghei dan diberi infusa A. annua L. KNO: Kontrol Normal;

KN: Kontrol Negatif; AR1, AR2, dan AR3: Infusa A. annua L.

dengan pengenceran 1×10-2

(9.6 mg/ml), 1×10-4

(0.096 mg/ml),

1×10-6

(0.00096 mg/ml).

Eosinofil pada Mencit Jantan

Berdasarkan Tabel 8, rata-rata persentase eosinofil ketiga kelompok

perlakuan disemua hari pengamatan, kecuali hari ke-0 dan ke-8 setelah infeksi,

cenderung lebih rendah dibandingkan kelompok KN. Pada hari ke-2, ke-4 dan

ke-9 setelah infeksi, rata-rata persentase eosinofil kelompok AR3 cenderung lebih

tinggi dibandingkan kedua perlakuan infusa A. annua L. lainnya. Pada hari ke-8

setelah infeksi, hanya kelompok AR3 yang memiliki rata-rata persentase eosinofil

lebih tinggi dibandingkan kelompok KN.

Hasil dari penghitungan dan analisa statistik rata-rata persentase eosinofil

dari berbagai kelompok perlakuan pada mencit jantan disajikan pada Tabel 8,

sedangkan diagram batang dari tabel tersebut disajikan pada Gambar 16 berikut

ini.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0 2 4 6 8 9 10 11

Pe

rse

nta

se

Hari Pengamatan

KNO

KN

AR1

AR2

AR3

Page 10: Gambaran Leukosit Mencit (Mus musculus)

33

33

Gambar 16 Rata-rata persentase eosinofil dari mencit jantan yang diinfeksi

P. berghei dan diberi infusa A. annua L. KNO: Kontrol Normal; KN:

Kontrol Negatif; AR1, AR2, dan AR3: Infusa A. annua L. dengan

pengenceran 1×10-2

(9.6 mg/ml), 1×10-4

(0.096 mg/ml), 1×10-6

(0.00096 mg/ml).

Eosinofil pada Mencit Betina

Hasil dari penghitungan dan analisa statistik rata-rata persentase eosinofil

dari berbagai kelompok perlakuan di mencit betina disajikan pada Tabel 9,

sedangkan diagram batang dari tabel tersebut disajikan pada Gambar 17.

Gambar 17 Rata-rata persentase eosinofil dari mencit betina yang diinfeksi P.

berghei dan diberi infusa A. annua L. KNO: Kontrol Normal; KN:

Kontrol Negatif; AR1, AR2, dan AR3: Infusa A. annua L. dengan

pengenceran 1×10-2

(9.6 mg/ml), 1×10-4

(0.096 mg/ml), 1×10-6

(0.00096 mg/ml).

0

10

0 2 4 6 8 9 10 11

Pe

rse

nta

se

Hari

KNO

KN

AR1

AR2

AR3

0

15

0 2 4 6 8 9 10 11

Pe

rse

nta

se

Hari Pengamatan

KNO

KN

AR1

AR2

AR3

Page 11: Gambaran Leukosit Mencit (Mus musculus)

34

34

Tabel 8 Rata-rata persentase eosinofil dari mencit jantan yang diinfeksi P. berghei dan diberi infusa A. annua L.

Perlakuan Hari Pengamatan (Setelah Infeksi)

0 2 4 6 8 9 10 11

KNO 5.00 ± 2.65 de 2.00 ± 1.00 abcde 4.67 ± 3.79 cde 2.67 ± 2.08 abcde 2.00 ± 0.00 abcde 4.00 ± 1.73 bcde 2.67 ± 1.53 abcde 1.00 ± 0.00 abc

KN 1.33 ± 0.58 abcd 8.33 ± 4.73 h 3.00 ± 1.00 abcde 2.00 ± 2.65 abcde 3.33 ± 1.53 abcde 2.00 ± 2.65 abcde 3.33 ± 4.16 abcde 3.33 ± 0.58 abcde

AR1 2.33 ± 1.15 abcde 3.33 ± 2.52 abcde 2.00 ± 1.73 abcde 1.33 ± 1.53 abcd 0.67 ± 0.58 ab 0.00 ± 0.00 a 2.67 ± 2.08 abcde 1.50 ± 0.50 abcd

AR2 3.00 ± 0.00 abcde 2.00 ± 1.00 abcde 1.00 ± 1.00 abc 1.33 ± 0.58 abcd 1.33 ± 0.58 abcd 0.00 ± 0.00 a 2.00 ± 2.00 abcde 0.00 ± 0.00 a

AR3 0.55 ± 0.50 ab 4.67 ± 0.58 cde 2.33 ± 0.58 abcde 1.00 ± 1.73 abc 5.67 ± 5.13 ef 1.67 ± 1.53 abcd 1.00 ± 1.00 abc 1.00 ± 1.73 abc

*Keterangan: Huruf superskrip berbeda menyatakan perbedaan yang nyata pada taraf P<0.05; KNO: Kontrol Normal; KN: Kontrol Negatif;

AR1, AR2, dan AR3: Infusa A. annua L. dengan pengenceran 1×10-2(9.6 mg/ml),1×10-4(0.096 mg/ml), 1×10-6(0.00096 mg/ml).

Tabel 9 Rata-rata persentase eosinofil dari mencit betina yang diinfeksi P. berghei dan diberi infusa A. annua L.

Perlakuan Hari Pengamatan (Setelah Infeksi)

0 2 4 6 8 9 10 11

KNO 3.00 ± 1.73 bcdefg 1.67 ± 0.58 abcdef 2.00 ±1.00 abcdefg 4.67 ± 2.08 gh 2.33 ± 2.52 abcdefg 3.67 ± 2.08 defgh 1.33 ± 1.53 abcdef 4.00 ± 2.00 fgh

KN 1.33 ± 0.58 abcdef 1.00 ± 1.00 abcde 3.33 ± 3.21 cdefgh 6.00 ± 3.61 h 1.00 ± 1.00 abcd 1.50 ± 0.50 abcdef 3.50 ± 1.50 defgh 2.50 ± 0.50 abcdefg

AR1 3.67 ± 0.58 efgh 2.00 ± 1.00 abcdefg 3.00 ± 2.65 bcdefg 3.33 ± 1.53 cdefgh 1.33 ± 0.58 abcdef 2.67 ± 1.15 abcdefg 1.00 ± 1.00 abcd 1.00 ± 1.00 abcd

AR2 0.67 ± 1.15 abcd 2.00 ± 1.00 abcdefg 2.00 ± 0.00 abcdefg 2.50 ± 0.50 abcdefg 2.50 ± 0.50 abcdefg 1.50 ± 0.50 abcdef 0.50 ± 0.50 abc 1.50 ± 0.50 abcdef

AR3 2.33 ± 1.53 abcdefg 3.00 ± 1.00 bcdefg 2.67 ± 0.58 abcdefg 1.67 ± 1.53 abcdef 4.00 ± 2.00 fgh 0.67 ± 0.58 abcd 0.33 ± 0.58 ab 0.00 ± 0.00 a

*Keterangan: Huruf superskrip berbeda menyatakan perbedaan yang nyata pada taraf P<0.05; KNO: Kontrol Normal; KN: Kontrol Negatif;

AR1, AR2, dan AR3: Infusa A. annua L. dengan pengenceran 1×10-2(9.6 mg/ml),1×10-4(0.096 mg/ml), 1×10-6(0.00096 mg/ml)

Page 12: Gambaran Leukosit Mencit (Mus musculus)

35

35

0

5

0 2 4 6 8 9 10 11

Pe

rse

nta

se

Hari Pengamatan

KNO

KN

AR1

AR2

AR3

Berdasarkan Tabel 9, pada hari ke-2 setelah infeksi, rata-rata persentase

eosinofil ketiga kelompok perlakuan infusa A. annua L. cenderung lebih tinggi

dibandingkan kelompok KN, diantara ketiga kelompok perlakuan infusa tersebut,

kelompok AR3 cenderung memiliki rata-rata persentase eosinofil paling tinggi.

Pada hari ke-4 dan ke-6 setelah infeksi, rata-rata persentase ketiga kelompok

perlakuan infusa A. annua L. cenderung lebih rendah dibandingkan kelompok

KN. Rata-rata persentase eosinofil kelompok AR3 pada hari ke-6 setelah infeksi

lebih rendah dibandingkan semua kelompok perlakuan.

Pada hari ke-8 setelah infeksi (Tabel 9), rata-rata persentase eosinofil ketiga

kelompok perlakuan infusa A. annua L. cenderung lebih tinggi dibandingkan

kelompok KN, diantara ketiga kelompok perlakuan infusa tersebut, kelompok

AR3 memiliki rata-rata persentasae eosinofil paling tinggi. Pada hari ke-10 dan

ke-11 setelah infeksi, rata-rata persentase eosinofil ketiga kelompok perlakuan

infusa A. annua L. cenderung lebih rendah dibandingkan kelompok KN.

Basofil pada Mencit Jantan

Rata-rata persentase basofil ketiga kelompok perlakuan infusa A. annua L.

di semua hari pengamatan menunjukkan nilai nol (Tabel 10). Hasil dari

penghitungan dan analisa statistik rata-rata persentase basofil dari mencit jantan

disajikan pada Tabel 10, sedangkan diagram batang dari tabel tersebut disajikan

pada Gambar 18 berikut ini.

Gambar 18 Rata-rata persentase basofil dari mencit jantan yang diinfeksi

P. berghei dan diberi infusa A. annua L. KNO: Kontrol Normal; KN:

Kontrol Negatif; AR1, AR2, dan AR3: Infusa A. annua L. dengan

pengenceran 1×10-2

(9.6 mg/ml), 1×10-4

(0.096 mg/ml), 1×10-6

(0.00096 mg/ml).

Page 13: Gambaran Leukosit Mencit (Mus musculus)

36

36

0

5

0 2 4 6 8 9 10 11

Pe

rse

nta

se

Hari Pengamatan

KNOKNAR1AR2AR3

Basofil pada Mencit Betina

Berdasarkan Tabel 11, rata-rata persentase basofil ketiga kelompok

perlakuan infusa A. annua L. pada hari ke-2 sampai ke-11 setelah infeksi

menunjukkan nilai nol. Hasil dari penghitungan dan analisa statistik rata-rata

persentase basofil dari berbagai kelompok perlakuan di mencit betina disajikan

pada Tabel 11, sedangkan diagram batang dari tabel tersebut disajikan pada

Gambar 19 berikut ini.

Gambar 19 Rata-rata persentase basofil dari mencit betina yang diinfeksi

P. berghei dan diberi infusa A. annua L. KNO: Kontrol Normal; KN:

Kontrol Negatif; AR1, AR2, dan AR3: Infusa A. annua L. dengan

pengenceran 1×10-2

(9.6 mg/ml), 1×10-4

(0.096 mg/ml), 1×10-6

(0.00096 mg/ml).

Page 14: Gambaran Leukosit Mencit (Mus musculus)

37

37

Tabel 10 Rata-rata persentase basofil dari mencit jantan yang diinfeksi P. berghei dan diberi infusa A. annua L.

Perlakuan Hari Pengamatan (Setelah Infeksi)

0 2 4 6 8 9 10 11

KNO 0.67 ± 1.15 abc 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.33 ± 0.58 ab 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a

KN 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.33 ± 0.58 ab 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 1.33 ± 1.53 c 1.00 ± 1.73 bc

AR1 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a

AR2 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a

AR3 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a

*Keterangan: Huruf superskrip berbeda menyatakan perbedaan yang nyata pada taraf P<0.05; KNO: Kontrol Normal; KN: Kontrol Negatif;

AR1, AR2, dan AR3: Infusa A. annua L. dengan pengenceran 1×10-2(9.6 mg/ml),1×10-4(0.096 mg/ml), 1×10-6(0.00096 mg/ml).

Tabel 11 Rata-rata persentase basofil dari betina jantan yang diinfeksi P. berghei dan diberi infusa A. annua L.

Perlakuan Hari Pengamatan (Setelah Infeksi)

0 2 4 6 8 9 10 11

KNO 0.33 ± 0.58 ab 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.67 ± 1.15 b 0.33 ± 0.58 ab 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a

KN 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.33 ± 0.58 ab 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a

AR1 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a

AR2 0.33 ± 0.58 ab 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a

AR3 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a 0.00 ± 0.00 a

*Keterangan: Huruf superskrip berbeda menyatakan perbedaan yang nyata pada taraf P<0.05; KNO: Kontrol Normal; KN: Kontrol Negatif;

AR1, AR2, dan AR3: Infusa A. annua L. dengan pengenceran 1×10-2(9.6 mg/ml),1×10-4(0.096 mg/ml), 1×10-6(0.00096 mg/ml).

Page 15: Gambaran Leukosit Mencit (Mus musculus)

38

38

Pembahasan

Tanaman A. annua L. mengandung beberapa senyawa antimalaria. Menurut

Dharani et al. (2010), senyawa seskuiterpen lakton endoperoksida yang

terkandung di dalam tanaman A. annua L. aktif mengatasi serangan malaria.

Dharani et al. (2010), juga menyatakan bahwa flavonoid (quecetagetin 4-metil

eter) telah berhasil diisolasi dari tanaman ini, dan dapat meningkatkan aktivitas

antimalaria dari artemisinin secara signifikan.

Penggunaan herbal A. annua L. (diseduh seperti teh) dengan takaran 5-9 g

herbal/liter air/hari yang dikonsumsi selama 7 hari menunjukkan kemanjuran

dalam menanggulangi malaria pada manusia dengan tingkat keberhasilan

mencapai 74% (Kardinan 2008). Seskuiterpen lakton endoperoksida dan flavonoid

yang terdapat di dalam A. annua L. bersifat skizontisida darah, sehingga

penggunaan A. annua L. sebagai antimalaria dapat mengurangi jumlah parasit

(Plasmodium spp.) di dalam darah (Dharani et al. 2010).

Mekanisme kerja tubuh terhadap parasit malaria sangat kompleks, karena

melibatkan hampir semua komponen imun, baik imunitas yang timbul secara

alami maupun dapatan, karena adanya imunitas non spesifik maupun spesifik. Sel

leukosit merupakan sel yang berperan baik dalam imunitas non spesifik dan

spesifik, sehingga dengan mengetahui rata-rata persentase dari tiap-tiap jenis

leukosit diharapkan dapat mengetahui reaksi tubuh yang sedang terjadi terhadap

adanya parasit (P. berghei) yang masuk ke dalam tubuh.

Neutrofil

Rata-rata persentase neutrofil di dalam darah mencit normal adalah 6-40%

(Malole & Pramono 1989). Neutrofil berfungsi sebagai sel pertahanan pertama

terhadap patogen-patogen yang masuk ke dalam tubuh (Oberholzer et al. 2001).

Patogen tersebut akan mengeluarkan bahan kemotaktik yang dapat menarik

neutrofil untuk datang, kemudian neutrofil akan datang ke daerah asal kemotaktik

tersebut dan melakukan fagositosis (Meyer et al. 1992). Parasit akan dicerna oleh

enzim lisozim yang terdapat di dalam neutrofil, kemudian neutrofil akan

mengalami autolisis setelah proses fagositosis selesai. Histamin dan faktor

leukopoietik (sitokin dan interleukin) yang dilepaskan setelah lisisnya neutrofil

Page 16: Gambaran Leukosit Mencit (Mus musculus)

39

39

akan meransang sumsum tulang melepaskan cadangan neutrofil, sehingga

produksi neutrofil akan meningkat (Hafizhiah 2008).

Rata-rata persentase neutrofil mencit jantan ketiga kelompok perlakuan

infusa A. annua L. pada hari ke-2 sampai ke-8 setelah infeksi cenderung lebih

tinggi dibandingkan kelompok KN. Rata-rata jumlah parasit mencit jantan di

ketiga kelompok perlakuan infusa A. annua L. pada hari ke-4 sampai ke-11

setelah infeksi lebih rendah dibandingkan kelompok KN (Ditya 2009).

Berdasarkan rata-rata persentase neutrofil dan rata-rata jumlah parasit pada mencit

jantan, dapat diketahui bahwa pemberian infusa A. annua L. dapat meningkatkan

rata-rata persentase jumlah neutrofil, sehingga rata-rata jumlah parasit dapat

ditekan. Rendahnya rata-rata parasit pada mencit jantan pada ketiga perlakuan

infusa juga disebabkan oleh kandungan artemisinin dan flavonoid yang bersifat

antiplasmodial terdapat pada A. annua L. (Ditya 2009), sehingga kerjasama antara

neutrofil dan antiplasmodial dapat menekan jumlah parasit di dalam tubuh mencit.

Menurut Ditya (2009), kelompok AR3 mencit betina pada hari ke-2 setelah

infeksi memiliki rata-rata jumlah parasit paling tinggi dibandingkan kelompok

perlakuan lainnya, namun pada hari ke-4 setelah infeksi, AR3 merupakan

kelompok dengan rata-rata jumlah parasit paling rendah dibandingkan perlakuan

lainnya. Berdasarkan Tabel 3, hari ke-2 setelah infeksi, pada mencit betina, hanya

AR3 yang cenderung memiliki rata-rata persentase neutrofil lebih tinggi

dibandingkan kelompok KN. Pada hari ke-4 setelah infeksi, rata-rata persentase

neutrofil mencit mencit betina kelompok AR1 dan AR3 lebih tinggi dibandingkan

kelompok KN. Tingginya rata-rata persentase neutrofil AR3 pada hari ke-2 dan

ke-4 setelah infeksi inilah yang membantu tubuh dalam mengeliminasi jumlah

parasit selain karena pemberian infusa A. annua L.

Data pada Tabel 3 menunjukkan bahwa pada hari ke-6 sampai ke-11 setelah

infeksi, rata-rata persentase neutrofil ketiga kelompok perlakuan cenderung lebih

rendah dibandingkan kelompok KN. Ditya (2009) menyatakan bahwa rata-rata

jumlah parasit mencit betina ketiga perlakuan infusa A. annua L. pada hari ke-6

sampai ke-11 setelah infeksi lebih rendah dibandingkan kelompok KN.

Rendahnya rata-rata persentase neutrofil mencit betina di ketiga kelompok

perlakuan infusa A. annua L. pada hari-hari terakhir ini dapat disebabkan oleh

Page 17: Gambaran Leukosit Mencit (Mus musculus)

40

40

fungsi neutrofil yang berperan sebagai pemberi tanda pertama untuk membunuh

parasit hanya memiliki paruh waktu selama 2 hari dan hanya efektif pada hari-hari

pertama terjadinya serangan parasit (Hargono 1996).

Monosit

Rata-rata persentase monosit mencit normal adalah 0,7-14% (Malole &

Pramono 1989). Ditya (2009) menyatakan bahwa rata-rata jumlah parasit mencit

jantan pada hari ke-4 setelah infeksi di ketiga kelompok perlakuan infusa

A. annua L. lebih rendah dibandingkan kelompok KN. Berdasarkan Tabel 4, pada

hari ke-4 setelah infeksi, rata-rata persentase monosit mencit jantan ketiga

kelompok perlakuan infusa A. annua L. cenderung lebih tinggi dibandingkan

kelompok KN. Tingginya rata-rata persentase ini dapat disebabkan oleh senyawa

flavonoid yang terkandung di dalam A. annua L. (Dharani et al. 2010). Flavonoid

berpotensi sebagai antioksidan pada pertumbuhan tumor dan mampu

meningkatkan respon imun (Depkes RI 1985). Monosit merupakan salah satu sel

yang berperan penting dalam respon imun, baik berperan fungsional dalam

fagositosis maupun perannya sebagai antigen presenting cells (APC)

(Bratawidjaja 2003). Dengan demikian, pemberian infusa A. annua L. dapat

meningkatkan jumlah monosit di dalam tubuh.

Ditya (2009) menyatakan bahwa rata-rata jumlah parasitemia mencit jantan

kelompok AR3 pada hari ke-6 setelah infeksi lebih rendah dibandingkan

kelompok KN, pada hari ke-8 setelah infeksi, kelompok AR3 mencit jantan

memiliki rata-rata jumlah parasitemia paling rendah dibandingkan kelompok

lainnya. Berdasarkan Tabel 4, pada hari ke-6 dan ke-8 setelah infeksi, rata-rata

persentase monosit AR3 cenderung lebih tinggi dibandingkan kelompok KN.

Rata-rata persentase monosit mencit jantan hari ke-6 dan ke-8 setelah infeksi

cenderung tinggi pada kelompok perlakuan infusa A. annua L. dan rata-rata

jumlah parasitemia cenderung rendah pada ketiga kelompok perlakuan infusa

A. annua L. Hal ini diduga karena flavonoid (salah satu kandungan A. annua L.)

berpotensi bekerja terhadap limfokin yang dihasilkan oleh sel T, sehingga akan

meransang sel-sel fagosit (monosit) untuk melakukan respon fagositosis

(Kusmardi 2006). Dengan adanya flavonoid, jumlah monosit di dalam tubuh akan

Page 18: Gambaran Leukosit Mencit (Mus musculus)

41

41

meningkat. Monosit tersebut akan memfagosit parasit yang ada, sehingga jumlah

parasit di dalam tubuh dapat menurun.

Limfosit

Rata-rata persentase limfosit mencit normal adalah 36-90% (Malole &

Pramono 1989). Berdasarkan Tabel 6, pada hari ke-4 dan ke-6 setelah infeksi,

rata-rata persentase limfosit mencit jantan ketiga kelompok perlakuan infusa A.

annua L. cenderung lebih rendah dibandingkan kelompok KN. Ditya (2009)

menyatakan bahwa rata-rata jumlah parasitemia mencit jantan kelompok AR2 dan

AR3 pada hari ke-4 setelah infeksi lebih rendah dibandingkan kelompok KN dan

hari pengamatan sebelumnya (hari ke-2 setelah infeksi). A. annua L mengandung

seskuiterpene laktone endoperoksida yang bersifat antiplasmodial (Dharni et al.

(2010), sehingga jumlah parasit yang terdapat di dalam tubuh dapat ditekan

dengan pemberian tanaman ini.

Berdasarkan Tabel 6, pada hari ke-9 setelah infeksi, rata-rata persentase

limfosit mencit jantan ketiga kelompok perlakuan infusa A. annua L. cenderung

lebih tinggi dibandingkan kelompok KN, dan kelompok AR3 cenderung memiliki

rata-rata persentase limfosit tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Pada Tabel

7, rata-rata persentase limfosit ketiga kelompok perlakuan infusa A. annua L.

mencit betina hari ke-9 sampai ke-11 setelah infeksi cenderung lebih tinggi

dibandingkan kelompok KN. Ditya (2009) menyatakan bahwa rata-rata jumlah

parasitemia mencit jantan ketiga kelompok perlakuan infusa A. annua L. pada hari

ke-9 setelah infeksi lebih rendah dibandingkan kelompok KN, hal yang sama

terjadi pada mencit betina, rata-rata jumlah parasitemia mencit betina ketiga

kelompok perlakuan infusa A. annua L. pada hari ke-9 sampai ke-11 setelah

infeksi cenderung lebih rendah dibandingkan kelompok KN.

Rata-rata persentase limfosit kelompok perlakuan infusa A. annua L. mencit

jantan dan mencit betina yang tinggi pada hari-hari terakhir pengamatan dapat

disebabkan oleh kandungan flavonoid pada A. annua L. yang masih ada pada

tubuh mencit. Jiao (2005) menyatakan bahwa flavonoid dapat meningkatkan

aktivitas IL-2 dan meningkatkan proliferasi limfosit. Ganong (2002) menyatakan

bahwa adanya benda asing (P. berghei) akan meransang terbentuknya antigen

precenting cell (APC), APC ini akan meransang tubuh untuk membentuk sel

Page 19: Gambaran Leukosit Mencit (Mus musculus)

42

42

limfosit T. Ganong (2002) juga menyatakan bahwa IL-2 akan diproduksi dengan

adanya sel limfosit T, IL-2 ini akan meransang sel T sitotoksik untuk

menghancurkan benda asing (P. berghei) yang masuk ke dalam tubuh. Pemberian

infusa A. annua L. meningkatkan jumlah limfosit, sehingga dengan adanya

kerjasama antara sistem kekebalan tubuh dan infusa A. annua L. dalam tubuh

mencit dapat mengeliminasi jumlah parasit yang ada.

Eosinofil

Rata-rata persentase eosinofil mencit normal adalah 0-15% (Malole &

Pramono 1989). Berdasarkan Tabel 9, pada hari ke-8 setelah infeksi, rata-rata

persentase eosinofil mencit betina ketiga kelompok perlakuan infusa A. annua L.

cenderung lebih tinggi dibandingkan kelompok perlakuan KN, diantara ketiga

kelompok perlakuan infusa tersebut, kelompok AR3 cenderung memiliki rata-rata

persentase eosinofil paling tinggi. Ditya (2009) menyatakan bahwa pada hari ke-8

setelah infeksi, kelompok AR3 pada mencit betina memiliki rata-rata jumlah

parsitemia lebih rendah dibandingkan kelompok perlakuan lainnya. Guyton

(1996) menyatakan bahwa eosinofil berperan dalam proses imun tubuh terhadap

adanya infeksi parasit seperti cacing, protozoa dan lain-lain. Franklin (1991)

menyatakan adanya eosinofil dalam jumlah besar cenderung terjadi karena adanya

infeksi cacing daripada protozoa. Saptanto (2004) menyatakan bahwa terdapat

hubungan yang bermakna antara adanya eosinofil dalam jumlah besar terhadap

kehadiran parasit malaria (Plasmodium spp.), namun tidak terdapat hubungan

yang bermakna antara eosinofil dalam jumlah besar terhadap jumlah parasit yang

ada pada penderita malaria. Dengan demikian, rata-rata persentase eosinofil tidak

dapat dikaitkan dengan jumlah parasit (P. berghei) yang ada di dalam tubuh

mencit. Rata-rata persentase eosinofil yang tinggi pada kelompok AR3 mencit

betina mungkin dapat disebabkan oleh A. annua L. yang bekerja meningkatkan

rata-rata persentase eosinofil.

Basofil

Basofil pada mencit normal memiliki persentase 0-3% (Malole & Pramono

1989). Basofil memiliki peran utama dalam berbagai proses alergi dan penutupan

luka serta basofil kurang berperan terhadap adanya parasit (Campbell et al. 2004).