REFERAT-KIPI venny

download REFERAT-KIPI venny

of 27

Transcript of REFERAT-KIPI venny

  • 7/25/2019 REFERAT-KIPI venny

    1/27

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Masalah keamanan vaksin sebetulnya sudah sejak lama menjadi perhatian para klinis

    tetapi tampaknya pada masa belakangan ini menjadi lebih menonjol karena sering kali sering

    kali di hubungkan dengan mordibitas berbagai penyakit tertentu. Sampai akhir tahun 1980an

    di Indonesia tidak banyak terdengar laporan kejadian yang terhubung dengan vaksin tetapi

    semakin lama hal itu semakin sering ditemukan dengan semakin luasnya cakupan program

    imunisasi, terlebih lagi dengan adanya program ekan Imunisasi !asional "I!# dengan

    cakupan dan publikasi yang begitu luas pada pertengahan tahun 1990 maka masalah

    mordibitas yang dihubungkan dengan imunisasi semakin menjadi perhatian masyarakat

    luas.1,$

    %aktor terpenting yang harus dipertimbangkan dalam pembuatan vaksin adalah

    keseimbangan antara imunogenitas "daya pembentuk kekebalan# dan reaktogenitas "reaksi

    simpang vaksin#. &ntuk mencapai imunogenitas yang tinggi vaksin harus berisi antigen yang

    e'ekti' untuk merangsang respons imun resipien sehingga tercapai nilai antibody diatas

    ambang pencegahan untuk jangka (aktu yang cukup panjang. )aksin harus diupayakan agar

    tidak menimbulkan e'ek simpang yang berat, dan jauh lebih ringan dibandingkan dengan

    gejala klinis penyakit secara alami. ada kenyataannya tidak ada vaksin yang benar*benar

    ideal, namun dengan kemajuan bioteknologi saat ini telah dapat dibuat vaksin yang e'ekti'

    dan relative aman.$

    +arena 'aktor kekurangtahuan serta in'ormasi yang tidak memadai maka mulai

    timbul berbagai kekha(atitran serta keengganan orang tua untuk mengikut serta kan anak

    nya dalam program imunisasi. kekha(atiran tersebut akhirnya tidak saja ditujukan pada e'ek

    samping vaksin yang memang merupakan bagian dari mekanisme kerja vaksin tetapi telah

    meluas pada semua morbiditas serta kejadian yang terjadi pada imunisasi yang sangat

    mungkin sebetulnya tidak terhubung dengan vaksin dan tindakan imunisasi. alammenghadapi hal tersebut penting diketahui apakah kejadian tersebut berhubungan dengan

    vaksin yang diberikan ataukah secara kebetulan.

    -eaksi simpang yang dikenal sebagai +ejadian Ikutan asca Imunisasi "+II# adalah

    semua kejadian medik yang berhubungan dengan imunisasi baik berupa e'ek vaksin ataupun

    e'ek samping, toksisitas, reaksi sensitivitas, e'ek 'armakologis, atau akibat kesalahan

    program, koinsidensi, reaksi suntikan, atau hubungan kausal yang tidak dapat ditentukan.1

    erlu juga dipertimbangkan adanya e'ek tidak langsung dari vaksin yang disebabkan

    kesalahan teknik pembuatan, pengadaan dan distribusi vaksin kesalahan prosedur, kesalahan

    teknik imunisasi, atau kebetulan.

    1

  • 7/25/2019 REFERAT-KIPI venny

    2/27

    &ntuk mengetahui hubungan antara imunisasi dengan +II diperlukan pencatatan dan

    pelaporan dari semua reaksi simpang yang timbul setelah pemberian imunisasi "yang

    merupakan kegiatan dari surveilans +II#. Surveilans +II tersebut sangat membantu

    program imunisasi, khususnya untuk memperkuat keyakinan masyarakat akan pentingnya

    imunisasi sebagai upaya pencegahan penyakit yang paling e'ekti'.1,

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi KIPI

    Menurut +omite !asional engkajian dan enanggulangan +II "+! +II#, +II

    adalah semua kejadian semua kejadian medik yang berhubungan dengan imunisasi yang

    terjadi dalam masa 1 bulan setelah imunisasi, baik berupa e'ek vaksin ataupun e'ek samping,

    toksisitas, reaksi sensitivitas, e'ek 'armakologis, atau akibat kesalahan program, koinsidensi,

    reaksi suntikan, atau hubungan kausal yang tidak dapat ditentukan. ada keadaan tertentu

    lama pengamatan +II dapat mencapai masa /$ hari "arthritis kronik pasca vaksinasi

    rubella#, atau bahkan /$ hari "in'eksi virus campak vaccine-strain pada pasien

    imunode'isiensi pasca vaksinasi campak, dan polio paralitik serta in'eksi virus polio vaccine-

    strain pada resipien non imunode'isiensi atau resipien imunode'isiensi pasca vaksinasi

    polio#.

    ada umumnya reaksi terhadap obat dan vaksin dapat merupakan reaksi simpang

    "adverse events#, atau kejadian lain yang bukan terjadi akibat e'ek langsung vaksin. -eaksi

    simpang vaksin antara lain dapat berupa e'ek 'armakologi, e'ek samping "side-effects#,

    interaksi obat, intoleransi, reaksi idoisinkrasi, dan reaksi alergi yang umumnya secara klinis

    sulit dibedakan.e'ek 'armakologi, e'ek samping, serta reaksi idiosinkrasi umumnya terjadi

    karena potensi vaksin sendiri, sedangkan reaksi alergi merupakan kepekaan seseorang

    terhadap unsur vaksin dengan latar belakang genetic. -eaksi alergi dapat terjadi terhadap

    2

  • 7/25/2019 REFERAT-KIPI venny

    3/27

    protein telur "vaksin campak, gondong, in'luena, dan demam kuning#, antibiotik, bahan

    preservati' "neomisin, merkuri#, atau unsure lain yang terkandung dalam vaksin.

    +ejadian yang bukan disebabkan e'ek langsung vaksin dapat terjadi karena kesalahan

    teknik pembuatan, pengadaan dan distribusi serta penyimpanan vaksin, kesalahan prosedur

    dan teknik pelaksanaan imunisasi, atau semata*mata kejadian yang timbul secara kebetulan.

    Sesuai telaah laporan +II oleh Vaccine Safety Committee,Institute of Medikine "IM# &S2

    menyatakan bah(a sebagian besar +II terjadi karena kebetulan saja. +ejadian yang

    memang akibat imunisasi tersering adalah akibat kesalahan prosedur dan teknik pelaksanaan

    "pragmatic errors#.1,$

    2.2 Epidemiologi1,$

    +ejadian ikutan pasca imunisasi akan timbul setelah pemberian vaksin dalam jumlah

    besar. enelitian e'ikasi dan keamanan vaksin dihasilkan melalui 'ase uji klinis yang laim,

    yaitu 'ase 1,$, dan /. &ji klinis 'ase 1 dilakukan pada binatang percobaan sedangkan 'ase

    selanjutnya pada manusia. &ji klinis 'ase $ untuk mengetahui kemanan vaksin

    "reactogenicity dan safety#, sedangkan pada 'ase selain keamanan juga dilakukan uji

    e'ektivitas "imunogenitas# vaksin.

    ada jumlah penerima vaksin yang terbatas mungkin +II belum tampak, maka untuk

    menilai +II diperlukan uji klinis 'ase / dengan sampel besar yang dikenal sebagai post

    marketing surveillance "MS#, tujuan MS adalah untuk memonitor dan mengetahui

    keamanan vaksin setelah pemakaian yang cukup luas di masyarakat. ata MS dapat

    memberikan keuntungan bagi program apabila semua +II dilaporkan, dan masalahnya

    segera diselesaikan. Sebaliknya akan merugikan apabila program tidak segera tanggap

    terhadap masalah +II yang timbul sehingga terjadi keresahan masyarakat terhadap e'ek

    samping vaksin dengan segala akibatnya.

    Menurut !ational 3hildhood )accine Injury dari 3ommittee o' the Institute o'

    Medikine "IM# di &S2 sangat sulit mendapatkan data +II oleh karena 4

    Mekanisme biologis gejala +II kurang dipahami

    ata +II yang dilaporkan kurang rinci dan akurat

    Surveilans +II belum luas dan menyeluruh

    Surveilans +II belum dilakukan untuk jangka panjang

    ublikasi +II dalam jumlah kasus yang masih kurang

    3

  • 7/25/2019 REFERAT-KIPI venny

    4/27

    Mengingat hal tersebut, makan sangat sulit menentukan jumlah kasus +II yang

    sebenarnya. +ejadian ikutan pasca imunisasi dapat ringan sampai berat, terutama pada

    imunisasi masal atau setelah penggunaan lebih dari 10.000 dosis.

    2.3Etiologi

    5idak semua kejadian +II disebabkan oleh imunisasi karena sebagian besar ternyata

    tidak ada hubungannya dengan imunisasi. leh karena itu unutk menentukan +II

    diperlukan keterangan mengenai4

    1. besar 'rekuensi kejadian +II pada pemberian vaksin tertentu

    $. si'at kelainan tersebut lokal atau sistemik

    . derajat sakit resipien

    /. apakah penyebab dapat dipastikan, diduga, atau tidak terbukti

    6. apakah dapat disimpulkan bah(a +II berhubungan dengan vaksin, kesalahan produksi,

    atau kesalahan prosedur.

    +omnas +II mengelompokkan etiologi +II dalam $ klasi'ikasi 4$

    1. klasi'ikasi lapangan menurut 7 Western Pacific"1999#

    $. klasi'ikasi kausalitas menurut IM 1991 dan 199/ untuk telaah +omnas +II

    1. Klsifi!si lpngn men"#"t $H% Western Pacific&1'''(Sesuai dengan man'aatnya di lapangan maka +omnas *+II memakai criteria

    7 Western Pacificuntuk memilah +II dalam 6 kelompok penyebab, yaitu kesalahan

    program, reaksi suntikan, reaksi vaksin, koinsiden, dan sebab tidak diketahui. +lasi'ikasi

    lapangan ini dapat dipakai untuk pencatatan dan pelaporan +II.

    a. +esalahan programteknik pelaksanaan "

    programmic errors#

    Sebagian kasus +II berhubungan dengan masalah program dan teknik pelaksanaan

    imunisasi yang meliputi kesalahan program penyimpanan, pengelolaan, dan tata laksana

    pemberian vaksin. +esalahan tersebut dapat terjadi pada berbagai tingkatan prosedur

    imunisasi, misalnya4

    osis antigen "terlalu banyak#

    :okasi dan cara menyuntik

    Sterilisasi semprit dan jarum suntik

    ;arum bekas pakai

    5indakan aseptik dan antiseptik

    +ontaminasi vaksin dan perlatan suntik

    enyimpanan vaksin

    4

  • 7/25/2019 REFERAT-KIPI venny

    5/27

    emakaian sisa vaksin

    ;enis dan jumlah pelarut vaksin

    5idak memperhatikan petunjuk produsen "petunjuk pemakaian, kontra indikasi

    dan lain*lain#+ecurigaan terhadap kesalahan tata laksana perlu diperhatikan apabila terdapat

    kecenderungan kasus +II berulang pada petugas yang sama.

    Mencegahprogram error ")S< 199=#

    2lat suntik steril untuk setiap suntikan

    elarut vaksin yang sudah disediakan oleh produsen vaksin

    )aksin yang sudah dilarutkan segera dibuang setelah = jam

    :emari pendingin tidak boleh ada obat lain selain vaksin elatihan vaksinasi dan supervisi yang baik

    rogram error dilacak, agar tidak terulang kesalahan yang sama

    b. -eaksi suntikan1,$

    Semua gejala klinis yang terjadi akibat trauma tusuk jarum suntik baik langsung

    maupun tidak langsung harus dicatat sebagai reaksi +II. -eaksi suntikan langsung

    misalnya rasa sakit, bengkak dan kemerahan pada tempat suntikan, sedangkan reaksi

    suntikan tidak langsung misalnya rasa takut, pusing, mual, sampai sinkope. -eaksi ini

    tidak berhubungan dengan kandungan yang terdapat pada vaksin, sering terjadi pada

    vaksinasi masal 4

    Syncope/fainting

    * Sering kali pada anak > 6 tahun

    * 5erjadi beberapa menit post imunisasi* 5idak perlu penangan khusus

    * indari stress saat anak menunggu

    * indari trauma akibat jatuhposisi sebaiknya duduk

    iperventilasi akibat ketakutan

    * ?eberapa anak kecil terjadi muntah, breath holding spell, pingsan* +adang menjerit, lari bahkan reaksi seperti kejang "pasien tersebut perlu

    diperiksa#

    ?eberapa anak takut jarum, gemetar, dan hysteria

    enting penjelasan dan penenangan

    encegahan reaksi +II reaksi suntikan dengan 4

    5eknik penyuntikan yang benar

    Suasana tempat penyuntikan yang tenang

    2tasi rasa takut yang muncul pada anak yang lebih besar

    5

  • 7/25/2019 REFERAT-KIPI venny

    6/27

    c. Induksi )aksin

    @ejala +II yang disebabkan induksi vaksin umumnya sudah dapat diprediksi

    terlebih dahulu karena merupakan reaksi simpang vaksin dan secara klinis biasanya

    ringan. 7alaupun demikian dapat saja terjadi gejala klinis hebat seperti reaksi ana'ilaksis

    sistemik dengan resiko kematian. -eaksi simpang ini sudah teridenti'ikasi dengan baik

    dan tercantum dalam petunjuk pemakaian tertulis oleh produsen sebagai kontra indikasi,

    indikasi khusus, perhatian khusus, atauberbagai tindakan dan perhatian spesi'ik lainnya

    termasuk kemungkinan interaksi obat atau vaksin lain. etunjuk ini harus diperhatikan

    dan ditanggapi dengan baik oleh pelaksana imunisasi.

    -eaksi lokal* -asa nyeri si tempat suntikan

    * ?engkak kemerahan di tempat suntikan sekitar 10A* ?engakk pada suntikan 5 dan tetanus sekitar 60A

    * ?3@scarterjadi minimal setelah $ minggu kemudian ulserasi dan sembuh setelah

    beberapa bulan.

    -eaksi sistemik

    * emam pada sekitar 10A, kecuali 5 hamper 60A, juga reaksi lain seperti

    iritabel, malaise, gejala sistemik.* MM- dan campak, reaksi sistemik disebabkan in'eksi virus vaksin. 5erjadi demam

    dan atau ruam dan konjungtivitis pada 6*16A dan lebih ringan dibandingkan

    in'eksi campak tetapi berat pada kasus imunode'isiensi.

    * ada mumps terjadi reaksi vaksin pembengkakan kelenjar parotis, rubella terjadi

    rasa nyeri sendi 16A dan pembengkakan lim'e.

    * ) kurang dari 1A diare, pusing dan nyeri otot.

    -eaksi vaksin berat

    * +ejang* 5rombositopenia* ypotonic hyporesponsive episode B

    * Persistent inconsolable screaming bersi'at sel' limiting dan tidak merupakan

    masalah jangka panjang

    * 2na'ilaksis, potential menjadi 'atal tetapi dapat disembuhkan tanpa dampak jangka

    panjang* Bnse'alopati akibat imunisasi campak atau 5

    encegahan terhadap reaksi vaksin 4

    erhatikan kontra indikasi

    )aksin hidup tidak diberikan kepada anak dengan de'isiensi imunitas

    rang tua diajarkan menangani reaksi vaksin yang ringan dan dianjurkan se'era

    kembali apabila reaksi vaksin yang ringan dan dianjurkan segera kembali apabila ada

    reaksi yang mencemaskan

    6

  • 7/25/2019 REFERAT-KIPI venny

    7/27

    arasetamol dapat diberikan /C sehari untuk mengurangi gejala ruam dan rasa nyeri

    Mengenal dan mampu mengatasi reaksi ana'ilaksis

    :ainnya disesuaikan dengan reaksi ringanberat yang terjadi atau harus dirujuk ke

    rumah sakit dengan 'asilitas lengkap.

    d. %aktor kebetulan "koinsiden#

    Seperti telah disebutkan di atas maka kejadian yang timbul ini terjadi secara

    kebetulan saja setelah diimunisasi. Indicator 'aktor kebetulan ini ditandai dengan

    ditemukannya kejadian yang sama disaat bersamaan pada kelompok populasi setempat

    dengan karakterisitik serupa tetapi tidak mendapatkan imunisasi.

    e. enyebab tidak diketahui

    ?ila kejadian atau masalah yang dilaporkan belum dapat dikelompokkan kedalam

    salah satu penyebab maka untuk sementara dimasukkan kedalam kelompok ini sambil

    menunggu in'ormasi lebih lanjut. ?iasanya denagn kelengkapan in'ormasi tersebut akan

    dapat ditentukan kelompok penyebab +II.

    7 pada tahun 199$ melalui e!panded programme on immuni"ation "BI# telah

    menganjurkan agar pelaporan +II dibuat oleh setiap !egara. &ntuk !egara berkembang

    yang paling penting adalah bagaimana mengontrol vaksin dan mengurangi programmatic

    errors, termasuk cara menggunakan alat suntik dengan baik, alat yang sekali pakai atau

    alat suntik reusable# dan cara penyuntikkan yang benar sehingga transmisi pathogen

    melalui darah dapat dihindarkan. itekankan pula bah(a untuk memperkecil terjadinya

    +II harus selalu diupayakan peningkatan ketelitian pemberian imunisasi selama

    program imunisasi dilaksanakan.

    2. Klsifi!si K"slits$

    Vaccine Safety Comitttee199/ membuat klasi'ikasi +II yang sedikit berbeda dengan

    laporan Committee Institute of Medikine"1991# dan menjadi dasar klasi'ikasi saat ini,

    yaitu 4

    * 5idak terdapat bukti hubungan kasusal "unrelated#* ?ukti tidak cukup untuk menerima atau menolak hubungan kausal "unlikely#

    * ?ukti memperkuat penolakan hubungan kausal "possible#

    * ?ukti memperkuat penerimaan hubungan kausal "probable#

    * ?ukti memastikan hubungan kausal "very like/certain#

    Be#ds#!n !#ite#i $H% !lsifi!si !"slits dpt digm)#!n se)gi

    )e#i!"t

    ada tahun $009, 7 merekomendasikan klasi'ikasi kausalitas baru berdasarkan $

    aspek yaitu (aktu timbulnya gejala dan penyebab lain yang dapat menerangkan

    terjadinya +II "alternate eCplanation4 no, maybe, yes #. +lasi'ikasi tersebut dibagi

    menjadi certain, probable, pssile, unlikely, unrelated, dan unclassi'iable.

    7

  • 7/25/2019 REFERAT-KIPI venny

    8/27

    Certain/ very likely

    +ejadian secara klinis terjadi dan (aktu hubungan pemberian vaksin adalah sesuai

    berhubungan dan yang tidak dapat dijelaskan oleh pemberian obat lain atau penyakit lain

    yang bersamaan.

    Probable

    +ejadian yang secara klinis terjadi dengan hubungan (aktu pemberian vaksin adalah

    sesuai berhubungan dan sepertinya masih bisa berhubungan dengan pemberian obat atau

    penyakit lain yang bersamaan.

    Possible

    +ejadian yang secara klinis terjadi dengan hubungan (aktu pemberian vaksin adalah

    sesuai berhubungan tetapi juga berhubungan dengan pemberian obat atau kebetulan sama

    dengan penyakit yang sedang di derita atau pemberian obat.

    $nlikely

    +ejadian yang secara klinis terjadi dengan hubungan (aktu pemberian vaksin adalah

    tidak sesuai berhubungan dan kejadian tersebut juga sepertinya tidak disebabkan

    berhubungan dengan pemberian obat atau penyakit lain.

    $nrelated

    Sebuah peristi(a klinis dengan hubungan (aktu yang tidak kompatibel dan yang dapat

    dijelaskan oleh penyakit yang mendasari atau obat lain atau bahan kimia.

    $nclassifiable

    +ejadian yang secara klinis yang terjadi tidak cukup in'ormasi yang menjelaskan

    kejadian tersebut dan tidak juga berhubungan dengan obat atau penyakit dengan

    pemberian obat atau penyakit lain.

    8

  • 7/25/2019 REFERAT-KIPI venny

    9/27

    ubungan klasi'ikasi kausalitas apangan dan kausalitas adalah sebagai berikut4

    )accine reaction

    Injection reaction

    roggamatic error

    3oincidental events

    Insu''icient evidence to classi'y

    ubungan klasi'ikasi lapangan dengan kausalitas

    9

    Very likely

    Probable

    possible

    Unlikely

    unrelated

    unclassifable

  • 7/25/2019 REFERAT-KIPI venny

    10/27

    5abel 1. +ejadian Ikutan pasca imunisasi 51,1=

    Kesimp"ln Ke*din I!"tn DPT

    Tid! te#dpt )"!ti +")"ngn

    !s"sl &unrelated(

    2utism

    B"!ti tid! ,"!"p "nt"! mene#im

    t" menol! +")"ngn !"sl

    &unlikely(

    Meningitis aseptic

    +erusakan neurologi kronik

    Britema multi'orma dan ruam lainnya

    Sindrom @uillain*?arre

    2nemia hemolitik

    iabetes ;uvenil

    @angguan belajar dan attention-deficit disorder

    Mononeuropati peri'er

    5rombositopenia

    B"!ti mempe#!"t penol!n

    +")"ngn !"sl &possible(

    Spasme in'antile

    Sindrom -eye

    SIS

    B"!ti mempe#!"t pene#imn

    +")"ngn !"sl &probable(

    Bnse'alopati akut

    Syok dan keadaan seperti syok yang tidak biasa

    "unusual shock-like state#

    B"!ti memsti!n +")"ngn !"sl&very like/certain(

    2na'ilaksisMenangis terus dan tidak dapat dibujuk

    "inconsolable crying#ikutip dengan modi'ikasi dari laporan 3ommittee Institute o' Medikine, !ational 2cademy o' Science

    &S2 "1991#, dalam Stratton +-, o(e 3;, ;ohnston -? ;r, 199/.

    2.- e*l !linis

    @ejala klinis +II dapat timbul secara cepat maupun lambat dan dapat dibagi menjadi

    gejala lokal, sistemik, reaksi susunan sara' pusat, serta reaksi lainnya. ada umumnya makin

    cepat +II terjadi makin cepat gejalanya.?aku keamanan suatu vaksin dituntut lebih tinggi daripada obat. al ini disebabkan

    oleh karena pada umumnya produk 'armasi diperuntukkan orang sakit sedangkan vaksin

    untuk orang sehat terutama bayi. +arena itu toleransi terhadap e'ek samping vaksin harus

    lebih kecil daripada obat obatan untuk orang sakit. Mengingat tidak ada satu pun jenis vaksin

    yang aman tanpa e'ek samping, maka apabila seorang anak telah mendapat imunisasi pelru

    diobservasi selama 16 menit.1,$,

    5abel $. @ejala klinis +II menurut lokasinya

    -eaksi +II @ejala +II

    :okal 2bses pada tempat suntikan

    10

  • 7/25/2019 REFERAT-KIPI venny

    11/27

    :im'adenitis

    -eaksi lokal lain yang berat, misalnya

    selulitis, ?3@*itis

    SS +elumpuhan akut

    Bnse'alopati

    Bnse'alitis

    Meningitis

    +ejang

    :ain*lain -eaksi alergi4 urtikaria, dermatitis,

    edema

    -eaksi ana'ilaksis

    Syok ana'ilaksis

    2rtralgia

    emam tinggi >8,6D3

    Bpisode hipotensi'*hiporesponsi'

    steomielitis

    Menangis menjerit yang terus menerus

    "jam#

    Sindrom syok septik

    Mengingat tidak ada satupun jenis vaksin yang aman tanpa e'ek samping, maka

    apabila seorang anak telah mendapatkan imunisasi perlu diobsevasi beberapa saat, sehingga

    dipastikan tidak terjadi +II "reaksi cepat#. ?erapa lama observasi sebenarnya sulit

    ditentukan, tetapi pada umumnya setelah pemberian setiap jenis imunisasi harus dilakukan

    observasi selama 16 menit. &ntuk menghindarkan kerancuan maka gejala klinis yang

    dianggap sebagai +II dibatasi dalam jangka (aktu tertentu timbulnya gejala klinis.1,E,1$

    5abel . @ejala +linis menurut jenis vaksin dan saat timbulnya +II1,$

    ;enis )aksin @ejala +linis +II Saat timbul +II

    5oksoid 5etanus

    "5, 5, 55#

    Syok ana'ilaksis

    !euritis brakhial

    +om

    plikasi akut termasuk kecacatan

    / jam

    $*$8 hari

    tidak tercatat

    11

  • 7/25/2019 REFERAT-KIPI venny

    12/27

    dan kematian

    ertusis %hole cell

    "(5#

    Syok ana'ilaksis

    Bnse'alopati

    +omplikasi akut termasuk kecacatan

    dan kematian

    / jam

    E$ jam

    tidak tercatat

    3ampak Syok ana'ilaksis

    Bnse'alopati

    +omplikasi akut termasuk kecacatan

    dan kematian

    5rombositopenia

    +linis campak pada resipien

    imunokompromais

    +omplikasi akut termasuk kecacatan

    dan kematian

    / jam

    6*16 hari

    tidak tercatat

    E*0 hari

    = bulan

    tidak tercatat

    olio hidup ")# olio paralisis

    olio paralisis pada resipien

    imunokompromais

    +omplikasi akut termasuk kecacatan

    dan kematian

    0 hari

    = bulan

    epatitis ? Syok ana'ilaksis

    +omplikasi akut termasuk kecacatan

    dan kematian

    / jam

    tidak tercatat

    ?3@ ?3@*itis /*= mingguikutip dengan modi'ikasi dari -5 3hen, 1999

    2./ Ang! !e*din+II yang paling serius terjadi pada anak adalah reaksi ana'ilaksis. 2ngka kejadian

    reaksi ana'ilaktoid diperkirakan $ dalam 100.000 dosis 5, tetapi yang benar*benar reaksi

    ana'ilaksis hanya 1* kasus diantara 1 juta dosis. 2nak yang lebih besar dan orang de(asa

    lebih banyak mengalami sinkope, segera atau lambat. Bpisode hipotonikhiporesponsi' juga

    tidak jarang terjadi, secara umum dapat terjadi /*$/ jam setelah imunisasi.

    +asus +II polio berat dapat terjadi pada 1 per $,/ juta dosis vaksin "33 Vaccine

    Information Statement, $000#, sedangkan kasus +II hepatitis ? pada anak dapat berupa

    demam ringan sampai sedang terjadi F dosis vaksin, dan pada de(asa 1100 dosis "33

    Vaccine Information Statement$000#. +asuus +II campak berupa demam terjadi pada 1=

    dosis, ruam kulit ringan 1$0 dosis, kejang yang disebabkan demam 1000 dosis, dan reaksi

    alergi serius 11.000.000 dosis.1,,E,1$

    5abel /. ?erikut dapat digunakan 4

    &ntuk mengantisipasi reaksi imunisasi

    Mengidenti'ikasi kejadian yang tidak berhubungan dengan imunisasi

    12

  • 7/25/2019 REFERAT-KIPI venny

    13/27

    Sebagai perbandingan kejadianrates untuk kepentingan pelaopran dan penyelidikan

    bila ternyata lebih besar kejadiannya

    5abel /. -eaksi vaksin, interval kejadian dan rasio +II$

    0!sin e!si Ke*din sio pe# *"t dosis

    B :im'adenitis supurati'

    ?3@ osteitis

    ?3@*it is diseminata

    $*= bulan

    1*1$ bulan

    1*1$ bulan

    100*1000

    1*E00

    $

    Hi) 5idak diketahui * *

    Heptitis B 2na'ilaktik 0*/ jam 1*$

    esles +ejang demam

    trombositopenia

    6*1$ hari

    16*6 hari

    %P0 2na'ilaktik)2 "vaccine

    associated paralytic

    poliomyelitis#

    1.1 jam/*0 hari

    1*601./ G ./

    Tetn"s !euritis brakialis

    2na'ilaktik

    2bses steril

    $*$8 hari

    0*/ jam

    1*= minggu

    6*10

    1*=

    =*10

    TD Sama dengan tetanus * *

    DTP ersistent*inconsolable

    screaming "menangis

    berkepanjangan lebih

    dari jam#

    +ejang demam

    Bpisode hipotonik

    hiporesponsi' "B#

    2na'ilaktik

    Bnse'alopati

    0*$/ jam

    0* hari

    0*$/ jam

    0*/ jam

    0* hari

    1000*=0.000

    6E0

    6E0

    $0

    0*1ikutip dari 4 ?ackground rates o' adverse events 'olloeing immuniation, supplementary in'ormation on vaccine

    sa'ety. art $ tahun $000H 7

    2.4 Im"nissi pd !elompo! )e#esi!o&ntuk mengurangi resiko timbulnya +II maka harus diperhatikan apakah resipien termasuk

    dalam kelompok resiko. ang dimaksud dengan kelompok resiko adalah4$,19

    1. 2nak yang mendapat reaksi simpang pada imunisasi terdahulu

    al ini harus segera dilaporkan kepada okja +II setempat dan +! +II dengan

    mempergunakan 'ormulir pelaporan yang telah tersedia untuk penanganan segera

    $. ?ayi berat lahir rendah

    13

  • 7/25/2019 REFERAT-KIPI venny

    14/27

    ada dasarnya jad(al imunisasi bayi kurang bulan sama dengan bayi cukup bulan. al*

    hal yang perlu diperhatikan pada bayi kurang bulan adalah4

    a# 5iter imunitas pasi' melalui transmisi maternal lebih rendah dar pada bayi cukup

    bulab

    b# 2pabila berat badan bayi sangat kecil "J1000 gram# imunisasi ditunda dan

    diberikan setelah bayi mencapai berat $000 gram atau berumur $ bulanH imunisasi

    hepatitis ? diberikan pada umur $ bulan atau lebih kecuali bila ibu mengandung

    bs2g positi'

    c# 2pabila bayi masih dira(at setelah umur $ bulan, maka vaksin polio yang

    diberikan adalah suntikan I) bila vaksin tersedia, sehingga tidak menyebabkan

    penyebaaran virus polio melaui tinja

    . asien imunokompromais

    +eadaan imunokompromais dapat terjadi sebagai akibat penyakit dasar atau sebagai

    akibat pengobatan imunosupresan "kemoterapi, kortikosteroid jangka panjang#. ;enis

    vaksin hidup merupakan kontra indikasi untuk pasien imunokompromais dapat diberikan

    I) bila vaksin tersedia. Imunisasi tetap diberikan pada pengobatan kortikosteroid dosis

    kecil dan pemberian dalam (aktu pendek. 5etapi imunisasi harus ditunda pada anak

    dengan pengobatan kortikosteroid sistemik dosis $ mgkg berat badanhari atau prednison

    $0 mg kg berat badanhari selama 1/ hari. Imunisasi dapat diberikan setelah 1 bulan

    pengobatan kortikosteroid dihentikan atau bulan setelah pemberian kemoterapi selesai.

    /. ada resipien yang mendapatkan human immunoglobulin

    Imunisasi virus hidup diberikan setelah bulan pengobatan utnuk menghindarkan

    hambatan pembentukan respons imun.

    6. -esponnya terhadap imunisasi tidak optimal atau kurang tetapi kasus I) memerlukan

    imunisasi.

    2da pertimbangan bila diberikan terlambat mungkin tidak akan berguna karena penyakit

    sudah lanjut dan e'ek imunisasi tidak ada atau kurang. 2pabila diberikan terlalu dini,

    vaksin hidup akan mengakti'kan system imun yang dapat meningkatkan replikasi virus

    I) sehingga memperberat penyakit I). asien I) dapat diimunisasi dengan

    mikroorganisme yang dilemahkan atau yang sudah mati, sesuai jad(al anak sehat.

    5abel 6. -ekomendasi imunisasi untuk pasien I) anak$,=

    0!sin e!omendsi Kete#ngn

    I) a asien dan sekeluarga serumah

    5 a asien dan sekeluarga serumah

    ib a asien dan sekeluarga serumahepatitis ?K a Sesuai jad(al anak sehat

    epatitis 2 a Sesuai jad(al anak sehat

    MM-KK a iberikan umur 1$ bulan

    In'luena a 5iap tahun diulangneumokok a Secepat mungkin

    ?3@KKK a ianjurkan untuk Indonesai

    14

  • 7/25/2019 REFERAT-KIPI venny

    15/27

    )arisela 5idak ikutip dan dimodi'ikasi dari lotkin S2, $00/.

    +eterangan 4K 4 ada yang menganjurkan dosis hepatitis ? dilipatgandakan dua kali

    KK 4 MM- dapat diberikan pada pasien I) yang asimptomatik atau I) dengan gejala ringan

    KKK 45idak diberikan pada I) yang berat

    5abel =. +ontra indikasi dan perhatian khusus untuk Imunisasi$

    Kont# indi!si dn pe#+tin !+"s"sB"!n !ont# indi!si

    &im"nissi dpt dil!"!n(

    Be#l!" "m"m "nt"! sem" 5!sin DPT6 Polio6 mp!6 dn Heptitis B

    Kont# indi!si

    Enseflopti dlm 7 +#i ps, DPT

    se)el"mn8

    Pe#+tin !+"s"s

    Demm 9-:./; dlm -< *m ps, DPT

    se)el"mn86 8ng tid! )e#+")"ngn

    dengn pen8e)) lin

    Kolps dn !edn sepe#ti s8o! &episode

    +ipotoni!=+ipo#esponsif( dlm -< *m

    ps, DPT se)el"mn8

    enngis te#"s 93 *m dlm -< *m ps,

    DPT se)el"mn8

    Sind#om "illin=)##e dlm 4 mingg"

    ps, 5!sinsi

    B"!n !ont# indi!si

    emam J /0.6 L 3 pasca 5 sebelumnya

    -i(ayat kejang dalam keluarga-i(ayat SIS dalam keluarga

    -i(ayat +II dalam keluarga pasca 5

    0!sin polio

    Kont# indi!si

    Infe!si HI0 t" !ont! HI0 se#"m+

    Im"nodefisiensi &!egnsn +emtologi6

    t" t"mo# pdt6 im"nodefisiensi

    ,ongenitl6 te#pi im"nos"p#esn *ng!

    pn*ng(

    Im"nodefisiensi peng+"ni se#"m+

    B"!n !ont# indi!si

    Sedang dalam terapi antibiotic

    iare ringan

    mp!

    Pe#+tin !+"s"s

    endpt t#nsf"se d#+>p#od"! d#+

    t" imm"noglo)"lin &dlm 3=11 )"ln6

    te#gnt"ng p#od"! d#+ dn dosisn8(

    T#om)ositopeni

    i?8t p"#p"# t#om)ositopeni

    Heptitis B

    15

  • 7/25/2019 REFERAT-KIPI venny

    16/27

    Kont# indi!si

    e!si nfil!toid te#+dp #gi

    B"!n !ont# indi!si

    +ehamilan

    ikutip dari rekomendasi 23I dan 22 dalam ;3 7atson, @. etr, 1999.

    2.7 Tt ,# Pemnt"n dn Penngg"lngn KIPI1,$

    Masyarakat seringkali beranggapan bah(a insiden medik setelah imunisasi selalu

    disebabkan oleh imunisasi, insiden umumnya terjadi secara kebetulan "koinsiden#. Sebagian

    yang beranggapan bah(a vaksin sebagai penyebab +II juga keliru. enyebab sebenarnya

    adalah kesalahan program yang dapat dicegah. &ntuk menemukan penyebab +II kejadian

    tersebut harus dideteksi dan dilaporkan.

    5ujuan &tama pemantauan kasus +II adalah untuk mendeteksi dini, meresponkasus +II dengan cepat dan tepat, mengurangi dampak negative imunisasi terhadap

    kesehatan individu dan terhadap program imunisasi. al ini merupakan indicator kualitas

    program.

    +egiatan pemantauan kasus +II meliputi 41

    Menemukan kasus, melacak kasus, menganalisis kejadian, menindaklanjuti kasus,

    melaporkan dan mengevaluasi kasus.

    Memperkirakan angka kejadian +II pada suatu populasi

    Mengidenti'ikasi peningkatan rasio +II yang tidak (ajar pada batch vaksin atau

    merek vaksin tertentu.

    Memastikan bah(a suatu kejadian yang diduga +II merupakan koinsidens atau

    bukan.

    Mendeteksi, memperbaiki, dan mencegah kesalahan program imunisasi.

    Memberi respon yang cepat dan tepat terhadap perhatian orang tuamasyarakat

    tentang keamanan imunisasi, di tengah kepedulian "masyarakat dan pro'essional#

    tentang adanya resiko imunisasi.

    Ke*din dimn tid! te#)"!ti )e#+")"ngn dengn im"nissi /,1=,1E

    5erdapat adanya bukti epidemiologi yang mengindikasikan bah(a tidak adanya

    hubungan kausal antara imunisasi dengan kejadian berikut 4

    sudden infant death syndrome"SIS# dan vaksin manapun

    autism dan vaksin MM-

    multiple sclerosis dan vaksin epatitis ?

    16

  • 7/25/2019 REFERAT-KIPI venny

    17/27

    in'lammatory bo(el disease dan vaksin MM-,

    diabetes dan vaksin ib,

    asthma dan vaksin manapun

    ?agian yang terpenting dalam pemantauan +II adalah menyediakan in'ormasi kasus +II

    secara lengkap agar dapat dengan cepat dinilai dan dianalisis untuk mengidenti'ikasi dan

    merespon suatu masalah. -espon merupakan suatu aspek tindak lanjut yang penting dalam

    pemantauan +II.

    5abel E. +ompensasi dan pelaporan akibat cedera vaksin pada anak

    0!sin KIPI Inte#5l nt# im"nissi

    smpi te#*din8 KIPI

    :aporan +ompensasi

    I. To!soid6 tetn"s6

    DTP6 DTP6 DT6

    Td6 TT

    2. 2na'ilaksis atau syok ana'ilaksis

    ?. !euritis brakilais

    3. Semua komplikasi akut atau sekuele

    "termasuk kematian# akibat kejadian

    diatas. Semua kontra indikasi yang telah

    dicantumkan produsen dalam

    kemasan vaksin

    0*E hari

    0*$8 hari

    5ak terbatas

    5ak terbatas

    0*/ jam

    $*$8 hari

    5ak terbatas

    ?elum dapat

    diaplikasikan

    17

  • 7/25/2019 REFERAT-KIPI venny

    18/27

    II. Pe#t"sis6

    DTP6 DT6

    DTP>Hi)

    2. 2na'ilaskis atau syok ana'ilaksis?. Bnse'alopatiense'alitis

    3. Semua komplikasi akut atau sekuele

    "termasuk kematian# akibat kejadian

    diatas. Semua kontra indikasi yang telah

    dicantumkan produsen dalam

    kemasan vaksin

    0*E hari

    0*E hari

    5ak terbatas

    5ak terbatas

    0*/ jam

    $*E$ jam

    5ak terbatas

    ?elum dapat

    diaplikasikan

    III. 6 6

    6

    2. 2na'ilaskis atau syok ana'ilaksis

    ?. Bnse'alopatiense'alitis3. Semua komplikasi akut atau sekuele

    "termasuk kematian# akibat kejadian

    diatas

    . Semua kontra indikasi yang telahdicantumkan produsen dalam

    kemasan vaksin

    0*E hari

    0*16 hari

    5ak terbatas

    5ak terbatas

    0*/ jam

    6*16 jam

    5ak terbatas

    ?elum dapat

    diaplikasikan

    I0.

    6 6

    2. 2rtritis kronik

    ?. Semua komplikasi akut atau sekuele

    "termasuk kematian# akibat kejadian

    diatas

    3. Semua kontra indikasi yang telah

    dicantumkan produsen dalam

    kemasan vaksin

    0*/$ hari

    5ak terbatas

    5ak terbatas

    E * /$ hari

    5ak terbatas

    ?elum dapat

    diaplikasikan

    0. mp!6

    6 6

    2. urpura trombositopenik?. In'eksi virus campak vaccine-strain

    pada imunode'isiensi

    3. Semua komplikasi akut atau sekuele

    "termasuk kematian# akibat kejadian

    diatas

    . Semua kontra indikasi yang telah

    dicantumkan produsen dalamkemasan vaksin

    0*0 hari

    0*= bulan

    5ak terbatas

    5ak terbatas

    E*0 hari

    0*= bulan

    5ak terbatas

    ?elum dapatdiaplikasikan

    0I. Polio6 +id"p6

    %P0

    2. olio paralitik

    * -esipien non*imunode'isiensi

    * -esipien imunode'isiensi

    * +asus dalam lingkungan yangberhubungan dengan vaksin

    2. In'eksi virus polio vaccine-strain* -esipien non*imunode'isiensi

    * -esipien imunode'isiensi

    * +asus dalam lingkungan yang

    0*0 hari

    0*= bulan5ak terbatas

    0*0 hari

    0*0 hari

    0*= bulan5ak terbatas

    0*= bulan

    18

  • 7/25/2019 REFERAT-KIPI venny

    19/27

    berhubungan dengan vaksin?. Semua kompliaksi akut atau

    sekuele "termasuk kematian# akibat

    kejadian diatas

    3. Semua kontra indikasi yang telahdicantumkan produsen dalam

    kemasan vaksin

    0*= bulan

    5ak terbatas

    5ak terbatas

    5ak terbatas

    5ak terbatas

    5ak terbatas

    ?elum dapat

    diaplikasikan

    5ak terbatas

    0II. Polio6

    in!ti5si6

    IP0

    2. 2na'ilaksis atau renjatan ana'ilaksis

    ?. Semua kompliaksi akut atau

    sekuele "termasuk kematian# akibat

    kejadian diatas3. Semua kontra indikasi yang telah

    dicantumkan produsen dalam

    kemasan vaksin

    0*E hari

    5ak terbatas

    5ak terbatas

    0*/ jam

    5ak terbatas

    ?elum dapatdiaplikasikan

    0III. Hep

    titis B

    2. 2na'ilaksis atau renjatan

    ana'ilaksis

    ?. Semua komplikasi akut atau

    sekuele "termasuk kematian# akibat

    kejadian diatas3. Semua kontra indikasi yang telah

    dicantumkan produsen dalamkemasan vaksin

    0*E hari

    5ak terbatas

    5ak terbatas

    0*/ jam

    5ak terbatas

    ?elum dapat

    diaplikasikan

    I@. Hi)6

    polis!#id

    tid!

    di!on8"gsi

    &PP(

    2. enyakit ib dini?. Semua komplikasi akut atau

    sekuele "termasuk kematian# akibat

    kejadian diatas

    3. Semua kontra indikasi yang telah

    dicantumkan produsen dalam

    kemasan vaksin

    0*E hari

    5ak terbatas

    5ak terbatas

    0*E hari

    5ak terbatas

    ?elum dapat

    diaplikasikan

    @. Hi)6

    polis!#id

    !on8"gsi

    2. 5ak ada kondisi spesi'ik untuk

    kompensasi

    ?. Semua kontra indikasi yang telah

    dicantumkan produsen dalam

    kemasan vaksin

    ?elum dapat

    diaplikasikan

    5ak terbatas

    ?elum dapat

    diaplikasikan

    ?elum dapat

    diaplikasikan

    @I. 0#is

    el

    2. 5ak ada kondisi spesi'ik untuk

    kompensasi

    ?. Semua kontra indikasi yang telah

    dicantumkan produsen dalamkemasan vaksin

    ?elum dapat

    diaplikasikan

    5ak terbatas

    ?elum dapat

    diaplikasikan

    ?elum dapat

    diaplikasikan

    @II. ot5i#"s6 +id"p 2. 5ak ada kondisi spesi'ik untuk

    kompensasi?. Semua kontra indikasi yang telah

    dicantumkan produsen dalam

    ?elum dapat

    diaplikasikan

    5ak terbatas

    ?elum dapat

    diaplikasikan

    ?elum dapat

    19

  • 7/25/2019 REFERAT-KIPI venny

    20/27

    kemasan vaksin diaplikasikan

    @III. Sem"

    5!sin

    )#"

    di#e!omend

    si D

    &im"nissi

    #"tin(

    2. 5ak ada kondisi spesi'ik untuk

    kompensasi

    ?. Semua kontra indikasi yang telah

    dicantumkan produsen dalamkemasan vaksin

    ?elum dapat

    diaplikasikan

    5ak terbatas

    ?elum dapat

    diaplikasikan

    ?elum dapat

    diaplikasikan

    ikutip dari &eporting and Compensation 'ables# (ational Childhood Vaccine In)ury *ct +,.# Committee dfrom

    IM# (ational *cademy Science $S*, dalam 2tkinson 7, 7ol'e 3S, umiston S, !elson $000.

    5abel 8. 5atalaksana kasus +II1

    KIPI e*l Tind!n

    )aksin !yeri, eritema, bengkak di daerah

    bekas suntikan J 1 cm,

    5imbul J /8 jam setelah imunisasi

    +ompres hangat

    ;ika nyeri mengganggu dapat

    diberikan parasentamol 10 mg

    kg??kali pemberian, J =

    bln 4 =0 mgkali pemberian =*1$ bb 90 mgkali pemberian

    1* th 4 1$0 mgkalipemberian

    -eaksi lokal berat

    "jarang terjadi# Britema indurasi dan edema

    !yeri, bengkak dan mani'estasi

    sistemik

    +ompres hangat

    arasetamol

    -eaksi 2rthus !yeri, bengkak, indurasi dan edema

    5erjadi akibat reimunisasi pada

    pasien dengan kadar antibodi yangmasih tinggi

    5imbul beberapa jam denganpuncaknya 1$*= jam setelah

    imunisasi

    +ompres hangat

    arasetamol

    irujuk dan dira(at di -S

    -eaksi umum

    "sistemik# emam, lesu, nyeri otot, nyeri

    kepala dan menggil

    ?erikan minum hangat dan

    selimut

    arasetamol

    +olaps +eadaan

    seperti syok

    Bpisode hipotonik*hiporesponsi'

    2nak tetap sadar tetapi tidakbereaksi terhadap rangsangan

    ada pemeriksaan 'rekuensi,

    amplitudo nadi serta tekanan darahtetap dalam batas normal

    -angsang dengan (angian

    atau bauan yang merangsang ?ila belum dapat diatasi

    dalam (aktu 0 menit segera

    rujuk ke puskesmas terdekat

    20

  • 7/25/2019 REFERAT-KIPI venny

    21/27

    -eaksi +husus 4

    Sindrom @uillain

    ?arre "jarangterjadi#

    :umpuh layu, simetris, asendens

    "menjalar ke atas# biasanya

    tungkai ba(ah

    2taksia

    enurunan re'leksi tendon @angguan menelan

    @angguan erna'asan

    arestesi

    Meningismus

    5idak demam

    eningkatan protein dalam cairan

    serebrospinal tanpa pleositosis

    5erjadi antara 6 hari sd = minggu

    setelah imunisasi

    erjalanan penyakit dari 1 sd */ hr rognosis umumnya baik.

    -ujuk segera ke -S untuk

    pera(atan dan pemeriksaan

    lebih lanjut

    !euritis brakialis"!europati pleksus

    brakialis#

    !yeri dalam terus menerus pada

    daerah bahu dan lengan atas

    5erjadi E jam sd minggu setelah

    imunisasi

    arasetamol

    ?ila gejala menetap rujuk ke

    -S untuk 'isioterapi

    Syok ana'ilaktik 5erjadi mendadak

    @ejala klasik 4 kemerahan merata,edem

    &rtikaria, sembab pada kelompok

    mata, sesak, na'as berbunyi

    ;antung berdebar kencang

    5ekanan darah menurun

    2nak pingsan tidak sadar

    apat pula terjadi langsung

    berupa tekanan darah menurun

    dan pingsan tanpa didahului olehgejala lain

    ksigen

    Suntikan adrenalin 141.000,dosis 0,1*0,, ski, atau 0,01

    mlkg?? C , maC dosis 0,06

    mlkali

    Segera pasang in'us !a3I

    0,9A 6A diguyur

    2mino'ilin */ mg?? I)

    "pelan*pelan#

    idrokortison E*10 mg??

    I)6 mg?? "tiap = jam#

    5atalaksana rogram

    2bses dingin ?engkak dan keras, nyeri daerah bekas

    suntikan. 5erjadi karena vaksin

    disuntikan masih dingin

    +ompres hangat

    arasetamol

    embengkakan ?engkak disekitar suntikan

    5erjadi karena penyuntikan kurang dalam

    +ompres hangat

    Sepsis ?engkak disekitar bekas suntikan

    emam

    5erjadi karena jarum suntik tidak steril

    @ejala timbul 1 minggu atau lebih setelah

    +ompres hangat

    arasetamol

    -ujuk ke -S terdekat

    21

  • 7/25/2019 REFERAT-KIPI venny

    22/27

    penyuntikan

    5etanus +ejang, dapat disertai dengan demam,

    anak tetap sadar

    -ujuk ke -S terdekat

    +elumpuhan

    kelemahan otot :engan sebelah "daerah yang disuntik #

    tidak bisa digerakkan

    5erjadi karena daerah penyuntikan salah

    "bukan pertengahan muskulus deltoid#

    -ujuk ke -S terdekat

    untuk di 'isioterapi

    %aktor enerima

    2lergi embengkakan bibir dan tenggorokan,

    sesak na'as, eritema, papula, terasa gatal

    5ekanan darah menurun

    Suntikan deCametason 1

    ampul imiv

    ;ika berlanjut pasangin'us !23I 0,9A

    %aktorpsikologis

    +etakutan

    ?erteriak

    ingsan

    5enangkan penderita

    ?eri minuman air

    hangat

    ?eri (e(anginan

    alkohol

    Setelah sadar beri

    minuman teh manis

    hangat

    +oinsidens

    "'actorkebetulan#

    @ejala penyakit terjadi secara kebetulan

    bersamaan dengan (aktu imunisasi

    @ejala dapat berupa salah satu gejala

    +II tersebut di atas atau bentuk lain

    5angani penderita sesuai

    gejala

    2.< Pelpo#n KIPI

    ada pelaksanaannya jarang berhasil menentukan penyebab +II, karena memang

    tidak mudah untuk menemukannya. &ntuk menentukan penyebab kasus +II dan didugakasus +II diperlukan laporan dengan keterangan rinci sebagaimana yang diuraikan di

    ba(ah ini. ata yang diperoleh dipergunakan untuk menganalisis kasus dan mengambil

    kesimpulan.1,$,11

    +II yang harus dilaporkan

    Semua +II harus dilaporkan, baik yang ringan maupun yang berat.

    5ermasuk +II yang berat yaitu4

    Semua kematian yang diduga oleh petugas kesehatan atau masyarakat berhubungan

    dengan imunisasi.

    Semua kasus ra(at inap, yang diduga oleh petugas kesehatan atau masyarakat

    berhubungan dengan imunisasi.

    22

  • 7/25/2019 REFERAT-KIPI venny

    23/27

    Semua kecacatan, yang diduga oleh petugas kesehatan atau masyarakat berhubungan

    dengan imunisasi.

    Semua kejadian medik yang menimbulkan keresahan masyarakat karena diduga

    berhubungan dengan imunisasi.

    elapor +II

    etugas kesehatan yang melakukan pelayanan imunisasi

    etugas kesehatan yang melakukan pengobatan di pelayanan kesehatan, rumah

    sakit serta sarana pelayanan kesehatan lain.

    eneliti yang melakukan studi klinis atau penelitian lapangan.

    al*hal yang harus dilakukan oleh petugas kesehatan

    2pabila orang tua memba(a anak sakit yang baru diimunisasi, petugas kesehatan

    harus dapat mengenal +II dan menentukan apakah perlu dilaporkan dan perlu

    tindakan lebih lanjut.

    etugas harus mengetahui 'actor pencetus dan harus mampu menggunakan

    de'inisi kasus.

    ada kasus ringan, petugas kesehatan harus tenang dan member nasehat padaorang tua untuk mengobati pasien. -eaksi ringan, seperti lim'adenitis ?3@ dan

    abses kecil pada tempat suntikan, tidak perlu dilaporkan kecuali apabila tingkat

    kepedulian orang tua cukup bermakna.

    ada orang tua dan masyarakat harus mengetahui reaksi yang diharapkan terjadi

    setelah imunisasi dan dianjurkan untuk melapor serta memba(a dengan segera

    anak yang sakit yang dikha(atirkan ke rumah sakit atau 'asilitas kesehatan.

    elaporan

    :aporan dibuat dengan mengisi 'ormulir laporan yang disediakan.

    Menyerahkannya ke instansi kesehatan tingkat kabupatendaerah tingkat II, dengan

    tembusan ke Sekretariat +M2 +II yang berkedudukan diprovinsi.

    etugas kesehatan di tingkat II harus merekapitulasi kejadian serta menetapkan kasus

    tersebut termasuk +II atau tidak, serta meneruskanya ke Instansi +esehatan rovinsi

    aerah 5ingkat I sampai ke subdit Imunisasi irjen M : epkes dengan

    tembusan kepada +M!2S +II

    alam hal mendesak, pelaporan dapat disampaikan melalui telepon atau 'aCimili,

    'ormulir pelaporan harus diisi kemudian.

    ata demogra'i.

    23

  • 7/25/2019 REFERAT-KIPI venny

    24/27

    ata yang harus dilaporkan

    1. ata pasien

    -i(ayat perjalanan penyakit

    -i(ayat penyakit sebelumnya -i(ayat imunisasi

    emeriksaan penunjang yang berhubungan

    $. ata pemberian vaksin

    !omor batch vaksin

    Masa kadaluarsa

    !ama pabrik pembuat vaksin

    +apan dan darimana vaksin dikirim

    emeriksaan penunjang tentang vaksin, apabila ada atau berhubungan

    . ata yang berhubungan dengan program

    erlakuan umum terhadap rantai dingin vaksin enyimpanan vaksin, membekuN +adaluarsaN

    erlakuan terhadap vaksin, misalnya mengocok vaksin sebelum

    disuntikkan erlakuan setelah vaksinasi, missal pembuangan vaksin setelah

    selesai pelaksanaan imunisasiN

    erlakuan mencampur serta melakukan imunisasi

    2pakah pelarut yang dipakai sudah benarN

    2pakah pelarut sterilN

    2pakah dosis sudah benarN

    2pakah vaksin diberikan dengan cara dan tempat yang benarN

    +etersediaan jarum dan semprit

    2pakah setiap semprit steril digunakan oleh satu orangN

    erlakuan sterilisasi peralatan apakah telah dilakukanN

    /. ata sasaran lain

    ;umlah pasien yang menerima imunisasi dengan vaksin nomnor batch

    sama atau pada masa yang sama atau keduanya, dan berapa jumlah pasien

    yang sakit serta bagaimana gejalanya.

    ;umlah sasaran yang diimunisasi dengan nomor batch lain "dari produsen

    sama atau berlainan# atau masyarakat yang tidak diimunisasi tetapi terkena

    penyakit dengan gejala yang sama.

    24

  • 7/25/2019 REFERAT-KIPI venny

    25/27

    onto+ o#m"li# lpo#n

    25

  • 7/25/2019 REFERAT-KIPI venny

    26/27

    2.' Tind! Ln*"t

    26

  • 7/25/2019 REFERAT-KIPI venny

    27/27

    elacakan harus dilakukan segera setelah laporan diserahkan tanpa ditunda . elacakan

    dimulai oleh petugas kesehatan yang mendeteksi +II , atau oleh yang melihat pola tertentu di

    binaannya . i lain pihak , dalam beberapa keadaan untuk +II tertentu tidak perlu dilakukan

    tindak lanjut , seperti penyakit yang tidak berhubungan dengan imunisasi , seperti pneumonia

    setelah penyuntikan 5 . Meskipun demikian apabila orang tua pasien menganggap kejadian

    tersebut berhubungan dengan imunisasi , berikan kesempatan kepada mereka untuk

    mendiskusikan masalah tersebut dengan petugas kesehatan .