referat gloukoma
Transcript of referat gloukoma
-
8/12/2019 referat gloukoma
1/19
-
8/12/2019 referat gloukoma
2/19
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Glaukoma merupakan kelompok penyakit yang biasanya memiliki satu
gambaran berupa kerusakan nervus optikus yang bersifat progresif yang disebabkan
karena peningkatan tekanan intraocular. Sebagai akibatnya akan terjadi gangguan
lapangan pandang dan kebutaan1,4
Glaukoma biasanya menimbulkan gangguan pada lapang pandang perifer
pada tahap awal dan kemudian akan mengganggu penglihatan sentral. Glaukoma ini
dapat tidak bergejala karena kerusakan terjadi lambat dan tersamar. Glaukoma dapat
diobati jika dapat terdeteksi secara dini4,5
Berdasarkan gangguan aliran humor akuos, glaukoma diklasifikasikan
glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup. Sedangkan berdasarkan adanya
keadaan lain yang berhubungan dengan peningkatan intra okuler (TIO), glaukoma
dibedakan menjadi glaukoma primer dan sekunder.3
2.2 Epidemiologi
Di Amerika Serikat, kira-kira 2.2 jita orang pada usia 40 tahun dan yang
lebih tua mengidap glaukoma, sebanyak 120,000 adalah buta disebabkan penyakit ini.
Banyaknya orang Amerika yang terserang glaukoma diperkirakan akan meningkatkan
sekitar 3.3 juta pada tahun 2020. Tiap tahun ada lebih dari 300.000 kasus glaukoma
yang baru dan kira-kira 5400 orang menderita kebutaan. Glaukoma akut (sudut
tertutup) merupakan 10-15% kasus pada orang kaukasia. Presentase ini lebih tinggi
pada orang Asia, terutama pada orang Burma dan Vietnam di Asia Tenggara.
Glaukoma pada orang kulit hitam, lima belas kali lebih menyebabkan kebutaan
disbanding orang kulit putih.2,3
-
8/12/2019 referat gloukoma
3/19
3
2.3 Etiologi
Menurut etiologinya glaukoma sudut terbuka primer adalah salah satu
bentuk glaukoma primer, yang ditandai oleh terganggunya atau terjadinya hambatan
outflow cairan akuos melewati trabecular meshwork. Hambatan ini terjadi akibat
hilang atau berkurangnya jumlah sel endotel trabecular meshwork, namun mekanisme
kejadiannya masih belum diketahui secara jelas dan sampai saat ini masih menjadi
objek penelitian1,2,3
2.4 Anatomi dan Fisiologi Mata
Secara garis besar anatomi mata dapat dikelompokkan menjadi empat
bagian, dan untuk ringkasnya fisiologi mata akan diuraikan secara terpadu. Keempat
kelompok ini terdiri dari1
1. PalpebraDari luar ke dalam terdiri dari : kulit, jaringan ikat lunak, jaringan otot, tarsus,
vasia dan konjungtiva. Fungsi dari palpebra adalah untuk melindungi bola mata,
bekerja sebagai jendela memberi jalan masuknya sinar kedalam bola mata, juga
membasahi dan melicinkan permukaan bola mata.
2. Rongga mataMerupakan suatu rongga yang dibatasi oleh dinding dan berbentuk sebagai
piramida kwadrilateral dengan puncaknya kearah foramen optikum. Sebagian
besar dari rongga ini diisi oleh lemak, yang merupakan bantalan dari bola mata
dan alat tubuh yang berada di dalamnya seperti: urat saraf, otot-otot penggerak
bola mata, kelenjar air mata, pembuluh darah
3. Bola mataMenurut fungsinya maka bagian-bagiannya dapat dikelompokkan menjadi:
Otot-otot penggerak bola mata Dinding bola mata yang terdiri dari : sklera dan kornea. Kornea kecuali
sebagai dinding
Juga berfungsi sebagai jendela untuk jalannya sinar.
-
8/12/2019 referat gloukoma
4/19
4
Isi bola mata, yang terdiri atas macam-macam bagian dengan fungsinyamasing-masing.
5
4. Sistem kelenjar bola mataTerbagi menjadi dua bagian:
Kelenjar air mata yang fungsinya sebagai penghasil air mata Saluran air mata yang menyalurkan air mata dari fornik konjungtiva ke
dalam rongga hidung.5,6
Gambar 1 : anatomi mata
Anatomi Sudut Filtrasi
Sudut filtrasi merupakan bagian yang penting dalam pengaturan cairan bilik
mata. Sudut ini terdapat di dalam limbus kornea. Limbus adalah bagian yang dibatasi
oleh garis yang menghubungkan akhir dari membran Descemet dan membran
Bowman. Akhir dari membran Descemet disebut garis Schwalbe.1,3,4
-
8/12/2019 referat gloukoma
5/19
5
Limbus terdiri dari 2 lapisan yaitu epitel dan stroma. Epitelnya 2 kali
ketebalan epitel kornea. Di dalam stromanya terdapat serat-serat saraf dan cabang
akhir dari arteri siliaris anterior.5,6
Bagian terpenting dari sudut filtrasi adalah trabekular, yang terdiri dari :
1. Trabekula korneoskleralSerabutnya berasal dari lapisan stroma kornea dan menuju ke belakang
mengelilingi kanalis Schlemm untuk berinsersi pada sklera.
2. Trabekula uvealSerabutnya berasal dari lapisan dalam stroma kornea, menuju ke scleral spur
(insersi dari m.siliaris) dan sebagian ke m.siliaris meridional.
3. Serabut yang berasal dari akhir membran Descemet (garis Schwalbe)Serabut ini menuju ke jaringan pengikat m.siliaris radialis dan sirkularis.
4. Ligamentum pektinatum rudimenterLigamentum ini berasal dari dataran depan iris menuju ke depan trabekula.
7
Trabekula terdiri dari jaringan kolagen, homogen, elastis dan seluruhnya
diliputi oleh endotel. Keseluruhannya merupakan spons yang tembus pandang,
sehingga bila ada darah di dalam kanalis Schlemm, dapat terlihat dari luar.
Kanalis Schlemm merupakan kapiler yang dimodifikasi, yang mengelilingi
kornea. Dindingnya terdiri dari satu lapisan sel, diameternya 0,5 mm. Pada dinding
sebelah dalam, terdapat lubang-lubang sehingga terdapat hubungan langsung antara
trabekula dan kanalis Schlemm. Dari kanalis Schlemm keluar saluran kolektor, 20-30
buah, yang menuju ke pleksus vena di dalam jaringan sklera dan episklera dan vena
siliaris anterior di badan siliar.6,7
-
8/12/2019 referat gloukoma
6/19
6
Gambar 2 : anatomi sudut filtrasi
Fisiologi Aquos Humour
Tekanan intraokular ditentukan oleh kecepatan pembentukan humor aqueus
dan tahanan terhadap aliran keluarnya dari mata. Humor akueus adalah suatu cairanjernih yang mengisi kamera anterior dan posterior mata. Volumenya adalah sekitar
250 L/menit. Tekanan osmotik sedikit lebih tinggi daripada plasma. Komposisi
humor akueus serupa dengan plasma kecuali bahwa cairan ini memiliki konsentrasi
askorbat, piruvat, dan laktat yang lebih tinggi dan protein, urea dan glukosa yang
lebih rendah.8
Humor akueus diproduksi oleh korpus siliaris. Ultrafiltrat plasma yang
dihasilkan di stroma prosessus siliaris dimodifikasi oleh fungsi sawar dan prosessus
sekretorius epitel siliaris. Setelah masuk ke kamera posterior, humor aquos mengalir
melalui pupil ke kamera anterior lalu ke jalinan trabekular di sudut kamera anterior.
Selama periode ini, terjadi pertukaran diferensial komponen-komponen dengan darah
di iris. Peradangan atau trauma intraokuler dapat menyebabkan peningkatan
-
8/12/2019 referat gloukoma
7/19
7
konsentrasi protein. Hal ini disebut humor akueus plasmoid dan sangat mirip dengan
serum darah.8,9
Jalinan trabekula terdiri dari berkas-berkas jaringan kolagen dan elastic
yang dibungkus oleh sel-sel traabekula yang membentuk suatu saringan dengan
ukuran pori-pori semakin mengecil sewaktu mendekati kanalis Schlemm. Kontraksi
otot siliaris melalui insersinya ke dalam jalinan trabekula memperbesar ukuran pori-
pori di jalinan tersebut sehingga kecepatan drainase humor akueus juga meningkat.
Aliran humor akueus ke dalam kanalis Schlemm bergantung pada pembentukan
saluran- saluran transelular siklik di lapisan endotel. Saluran eferen dari kanalis
Schlemm (sekitar 30 saluran pengumpul dan 12 vena akueus) menyalurkan cairan ke
dalam sistem vena. Sejumlah kecil humor akueus keluar dari mata antara berkas otot
siliaris dan lewat sela-sela sklera (aliran uveoskleral)1
2.5 klasifikasi glaukoma
Klasifikasi glaukoma menurut Vaughan :
1. Glaukoma primera. Glaukoma sudut terbuka (glaukoma simplek)b. Glaukoma sudut tertutup
2. Glaukoma sekundera. Karena perubahan lensab. Kelainan uvea (uveitis anterior)c. Karena trauma matad. Pemakaian kortikosteroid local dan lainnyae. Rubeosis iridis, sering terdapat pada DM dan oklusi vena centralis retinaf. Akibat operasi, misalnya operasi katarak dengan prolaps retina
3. Glaukoma congenitala. Primer atau infantileb. Menyertai kelainan congenital lainnya, seperti aniridia, marfan sindrom,
mikro kornea/makro kornea.
-
8/12/2019 referat gloukoma
8/19
8
4. Glaukoma absolut, adalah fase akhir dari glaukoma tidak terkontrol (visus=0, bolamata keras dan sering sakit kepala).
Glaukoma yang sering ditemukan adalah glaukoma sudut terbuka. Pada
orang normal jalan keluar cairan mata seimbang, sedangkan pada glaukoma sudut
terbuka terjadi pembendungan. Bila hal ini terjadi maka cairan akan tertimbun
sehingga tekanan bola mata akan meningkat.9
Pada glaukoma sudut terbuka, cairan mata setelah melalui pupil masuk ke
dalam bilik mata depan dan tidak dapat melalui anyaman trabekulum. Keadaan ini
mengakibatkan tekanan bola mata naik yang akan merusak saraf optik.10
Glaukoma sudut terbuka dapat dalam bentuk primer dan sekunder. Pada
glaukoma sekunder maka penyebabnya dapat diketahui, seperti trauma dan penyakit
mata lainnya.10
Gambar 3: glaukoma sudut terbuka.
Glaukoma sudut tertutup primer terjadi pada mata dengan predisposisi
anatomis tanpa disertai kelainan lain Peningkatan tekanan intraocular terjadi karena
sumbatan aliran keluar aquous akibat adanya oklusi anyaman trabecular oleh iris
perifer. Keadaan ini dapat bermanifestasi sebagai suatu kedaruratan oftalmologik atau
-
8/12/2019 referat gloukoma
9/19
9
dapat tetap asimptomatik sampaitimbul penurunan penglihatan. Diagnosis ditegakan
dengan melakukan pemeriksaan segmen anterior dan gonioskopi yang cermat. Istilah
glaukoma sudut tertutup primer hanya digunakan bila penutupan sudut primer
telah menimbulkan kerusakan nervus optikus dan kehilangan lapangan
pandang.
Gambar 4 : glaukoma sudut tertutup
2.6 Patofisiologi
Tingginya tekanan intraokuler tergantung pada besarnya produksi aqueous
humor oleh badan siliar dan pengaliran keluarnya. Besarnya aliran keluar aqueous
humor melalui sudut bilik mata depan juga tergantung pada keadaan sudut bilik mata
depan, keadaan jalinan trabekulum, keadaan kanal Schlemm dan keadaan tekanan
vena episklera. Tekanan intraokuler dianggap normal bila kurang daripada 20 mmHg
pada pemeriksaan dengan tonometer aplanasi. Pada tekanan lebih tinggi dari 20
mmHg yang juga disebut hipertensi oculi dapat dicurigai adanya glaukoma. Bila
tekanan lebih dari 25 mmHg pasien menderita glaukoma (tonometer Schiotz).
Mekanisme utama penurunan penglihatan pada glaukoma adalah atrofi sel
ganglion difus, yang menyebabkan penipisan lapisan serat saraf dan inti bagian dalam
retina dan berkurangnya akson di saraf optikus. Iris dan korpus siliar juga menjadi
atrofi, dan prosesus siliaris memperlihatkan degenerasi hialin.2
Diskus optikus menjadi atrofi disertai pembesaran cekungan optikus
diduga disebabkan oleh; gangguan pendarahan pada papil yang menyebabkan
-
8/12/2019 referat gloukoma
10/19
10
degenerasi berkas serabut saraf pada papil saraf optik (gangguan terjadi pada cabang-
cabang sirkulus Zinn-Haller), diduga gangguan ini disebabkan oleh peninggian
tekanan intraokuler. Tekanan intraokuler yang tinggi secara mekanik menekan papil
saraf optik yang merupakan tempat dengan daya tahan paling lemah pada bola mata.
Bagian tepi papil saraf optik relatif lebih kuat daripada bagian tengah sehingga terjadi
cekungan pada papil saraf optic1,2,6
2.7 Manifestasi Klinis
Glukoma Primer sudut terbuka dianggap penting, karena sukarnya
membuat diagnosa pada stadium dini, berhubung sifatnya tenang, tidak memberi
keluhan, sehingga banyak yang datang tetapi dalam keadaan sudah lanjut, dimana
lapang pandangnya telah sangat sempit atau berakhir dengan kebutaan. Pada keadaan
ini glukoma tersebut berakhir dengan glaukoma absolut. Kadang-kadang disertai sakit
kepala yang hilang timbul, melihat gambaran pelangi disekitar lampu (halo), mata
sebelah terasa berat, kepala pening sebelah, kadang-kadang penglihatan kabur dengan
anamnesa tidak khas. Agaknya proses ketuaan memegang peranan dalam proses
sklerose ini, yang dipercepat bila mata tersebut mempunyai bakat glaukoma.7
Kita harus waspada terhadap glukoma sudut terbuka pada orang-orang
berumur 40 tahun atau lebih (walaupun penyakit ini kadangkadang ditemukan pada
usia muda), pengobatan kortikosterid lokal maupun sistemik yang lama, dalam
keluarga ada penderita Glukoma, Diabetes Melitus, Hipertensi, Miopia tinggi, kulit
berwarna. Karena itu pada penderita yang berumur 40 tahun atau
Lebih didapatkan keluhan semacam ini, sebaiknya dilakukan pengukuran
tekanan intraokuler. Pada glukoma simpleks tekanan bola mata sehari hari tinggi
atau lebih dari 20 mmHg. Mata tidak merah atau tidak terdapat keluhan, yang
mengakibatkan terdapat gangguan susunan anatomis dan fungsi tampa disadari
penderita. Akibat tekanan tinggi akan terbentuk atrofi papil disertai dengan
ekskavasio glukomatosa. Gangguan saraf optik akan terlihat sebagai gangguan
fungsinya berupa penciutan lapang pandang. Pada waktu pengukuran bila didapatkan
-
8/12/2019 referat gloukoma
11/19
-
8/12/2019 referat gloukoma
12/19
12
1) Palpasi, kurang tepat karena tergantung faktor subjektif.2) Identasi tonometri, dengan memberi beban pada permukaan kornea.3) Aplanasi tonometri, mendatarkan permukaan kecil kornea.4) Tonometri udara (air tonometri), kurang tepat karena dipergunakan di
ruang terbuka.1,4
Pada keadaan normal tekanan bola mata tidak akan mengakibatkan
kerusakan pada papil saraf optik. Reaksi mata tidak sama pada setiap orang, sehingga
tidaklah sama tekanan normal pada setiap orang. Tujuan pemeriksaan dengan
tonometer atau tonometri untuk mengetahui tekanan bola mata seseorang. Tonometer
yang ditaruh pada permukaan mata atau kornea akan menekan bola mata ke dalam.
Tekanan ke dalam ini akan mendapatkan perlawanan tekanan dari dalam bola mata
melalui kornea.8
b. Pemeriksaan kelainan papil saraf optikOftalmoskopi. pemeriksaan ke dalam mata dengan memakai alat yang
dinamakan oftalmoskop. Dengan oftalmoskop dapat diiihat saraf optik didalam mata
dan akan dapat ditentukan apakah tekanan bola mata telah mengganggu saraf optik.
Saraf optik dapat dilihat secara langsung. Warna serta bentuk dari mangok saraf optik
pun dapat menggambarkan ada atau tidak ada kerusakan akibat glaukoma.8
Kelainan pada pemeriksaan oftalmoskopi dapat terlihat :
Kelainan papil saraf optic Saraf optik pucat atau atrofi Saraf optik bergaung Kelainan serabut retina, serat yang pucat atau atrofi akan berwarria
hijau
Tanda lainnya seperti perdarahan peripapilar 8c. Pemeriksaan Sudut Bilik Mata
Gonioskopi adalah suatu cara untuk melihat langsung keadaan patologik
sudut bilik mata, juga untuk melihat hal-hal yang terdapat pada sudut bilik mata
-
8/12/2019 referat gloukoma
13/19
13
seperti benda asing. Dengan gonioskopi dapat ditentukan klasifikasi glaukoma
penderita apakah glaukoma sudut terbuka atau glaukoma sudut tertutup, dan malahan
dapat menerangkan penyebab suatu glaukoma sekunder. Pada gonioskopi
dipergunakan goniolens dengan suatu sistem prisma dan penyinaran yang dapat
menunjukkan keadaan sudut bilik mata.1,2
Dapat dinilai besar atan terbukanya sudut:
Derajat 0, bila tidak terlihat struktur sudut dan terdapat kontak, korneadengan iris, disebut sudut tertutup
Derajat 1, bila tidak terlihat 1/2 bagian trabekulum sebelah belakang,dan garis Schwalbe terlihat disebut sudut sangat sempit. Sudut sangat
sempit sangat mungkin menjadi sudut tertutup
Derajat 2, bila sebagian kanal Schlemm terlihat disebut sudut sempitsedang kelainan ini mempunyai kemampuan untuk tertutup
Derajat 3, bila bagian belakang kanal Schlemm masih terlihat termasukskleral spur, disebut sudut terbuka. Pada keadaan ini tidak akan terjadi
sudut tertutup.
Derajat 4. bila badan siliar terlihat, disebut sudut terbuka.10
d. Pemeriksaan Lapangan Pandang
Pemeriksaan lapangan pandang secara teratur penting untuk diagnosis dan
tindak lanjut glaukoma. Penurunan lapangan pandang akibat glaukoma itu sendiri
tidak spesifik, karena gangguan ini terjadi akibat defek berkas serat saraf yang dapat
dijumpai pada semua penyakit saraf optikus, tetapi pola kelainan lapangan pandang,
sifat progresivitasnya, dan hubungannya dengan kelainan-kelainan diskus optikus
adalah khas untuk penyakit ini. Gangguan lapangan pandang akibat glaukoma
terutama mengenai 30 derajat lapangan pandang bagian tengah.1,2
Perubahan paling dini adalah semakin nyatanya bintik buta. Berbagai cara
untuk memeriksa lapangan pandang pada glaukoma adalah layar singgung, perimeter
Goldmann,Friedmann field analyzer, dan perimeter otomatis.1,2
-
8/12/2019 referat gloukoma
14/19
14
e. Tes ProvokasiTes provokasi : dilakukan pada keadaan yang meragukan.
1) Tes minum air : penderita disuruh berpuasa, tanpa pengobatan selama24 jam. Kemudian disuruh minum 1 L air dalam 5 menit. Lalu tekanan
intraokuler diukur setiap 15 menit selama 1,5 jam. Kenaikan tensi 8
mmHg atau lebih, dianggap mengidap glaukoma.
2) Pressure congestion test : Pasang tensimeter pada ketinggian 50 60mmHg, selama l menit. Kemudian ukur tensi intraokulernya. Kenaikan
9 mmHg atau lebih mencurigakan, sedang bila lebih dari 11 mm Hg
pasti patologis.
3) Kombinasi tes air minum dengan pressure congestion test : Setengahjam setelah tes minum air dilakukan pressure congestion test. Kenaikan
11 mmHg mencurigakan, sedangkan kenaikan 39 mmHg atau lebih
pasti patologis.
4) Tes Steroid : diteteskan larutan dexamethasone 3 - 4 dd gt 1, selama 2minggu.
5) Kenaikan tensi intraokuler 8 mmHg menunjukkan glaukoma.4,5,6
2.10 penatalaksanaan Glaukoma
a. Pengobatan medikamentosaSupresi pembentukan humor akueus
Penghambat adrenergik beta adalah obat yang sekarang paling luas
digunakan untuk terapi glaukoma. Obat-obat ini dapat digunakan tersendiri atau
dikombinasi dengan obat lain. Timolol maleat 0,25% dan 0,5%, betaksolol 0,25% dan
0,5%, levobunolol 0,25% dan 0,5% dan metipranolol 0,3% merupakan preparat-
preparat yang sekarang tersedia. Kontraindikasi utama pemakaian obtobat ini adalah
penyakit obstruksi jalan napas menahun-terutama asma-dan defek hantaran jantung.
-
8/12/2019 referat gloukoma
15/19
15
Untuk betaksolol, selektivitas relatif reseptor 1-dan afinitas keseluruhan terhadap
semua reseptor yang rendah-menurunkan walaupun tidak menghilangkan risiko
efek samping sistemik ini. Depresi, kacau pikir dan rasa lelah dapat timbul pada
pemakaian obat penghambat beta topikal.7
Apraklonidin adalah suatu agonis adrenergik 2 baru yang menurunkan
pembentukan humor akueus tanpa efek pada aliran keluar.Epinefrin dan dipivefrin
memiliki efek pada pembentukan aqueus humor.1
Inhibitor karbonat anhidrase sistemik-asetazolamid adalah yang paling
banyak digunakan, tetapi terdapat alternatif yaitu diklorfenamid dan metazolamid
digunakan untuk glaukoma kronik apabila terapi topikal tidak memberi hasil
memuaskan dan pada glaukoma akut dimana tekanan intraokular yang sangat tinggi
perlu segera dikontrol. Obat-obat ini mampu menekan pembentukan humor akueus
sebesar 40-60%. Asetazolamid dapat diberikan per oral dalam dosis 125-250 mg
sampai tiga kali sehari atau sebagai Diamox Sequels 500 mg sekali atau dua kali, atau
dapat diberikan secara intravena (500 mg). Inhibitor karbonat anhidrase menimbulkan
efek samping sistemik yang membatasi penggunaan obat-obat ini untuk terapi jangka
panjang.8
Obat-obat hiperosmotik mempengaruhi pembentukan humor akueus serta
menyebabkan dehidrasi korpus vitreum. Fasilitasi aliran keluar humor akueus Obat
parasimpatomimetik meningkatkan aliran keluar humor akueus dengan bekerja pada
jalinan trabekular melalui kontraksi otot siliaris. Obat pilihan adalah pilokarpin,
larutan 0,5-6% yang diteteskan beberapa kali sehari atau gel 4% yang diteteskan
sebelum tidur. Karbakol 0,75-3% adalah obat kolinergik alternatif. Obat-obat
antikolinesterase ireversibel merupakan obat parasimpatomimetik yang bekerja paling
lama. Obat-obat ini adalah demekarium bromide 0,125 dan 0,25% dan ekotiopat
iodide 0,03-0,25% yang umumnya dibatasi untuk pasien afakik atau pseudofakik
karena mempunyai potensi kataraktogenik. Perhatian: obat-obat antikolinesterase
ireversibel akan memperkuat efek suksinilkolin yang diberikan selama anastesia dan
ahli anestesi harus diberitahu sebelum tindakan bedah. Obat-obat ini juga
-
8/12/2019 referat gloukoma
16/19
16
menimbulkan miosis kuat yang dapat menyebabkan penutupan sudut pada pasien
dengan sudut sempit. Pasien juga harus diberitahu kemungkinan ablasio retina.9
Semua obat parasimpatomimetik menimbulkan miosis disertai meredupnya
penglihatan terutama pada pasien katarak dan spasme akomodatif yang mungkin
mengganggu pada pasien muda. Epinefrin 0,25-2% diteteskan sekali atau dua kali
sehari, meningkatkan aliran keluar humor akueus dan disertai sedikit penurunan
pembentukan humor akueus. Terdapat sejumlah efek samping okular eksternal,
termasuk vasodilatasi konjungtiva reflek, endapan adrenokrom, konjungtivitis
folikularis dan reaksi alergi.efek samping intraokular yang dapat tejadi adalah edema
makula sistoid pada afakik dan vasokonstriksi ujung saraf optikus.Dipivefrin adalah
suatu prodrug epinefrin yang dimetabolisasi secara intraokular menjadi bentuk
aktifnya. Epinefrin dan dipivefrin jangan digunakan untuk mata dengan sudut kamera
anterior sempit.10
Laser Trabeculoplasty (LTP)
Laser Trabeculoplasty (LTP) adalah prosedur laser yang biasanya
digunakan untuk menangani glaukoma sudut terbuka.1
Penggunaan laser (biasanya argon) untuk menimbulkan luka bakar melalui
suatu goniolensa ke jaringan trabekular dapat mempermudah aliran ke luar humor
akueus karena efek luka bakar tersebut pada jaringan trabekular dan kanalis Schlemm
serta terjadinya proses-proses selular yang meningkatkan fungsi jaringan trabekular.
Teknik ini dapat diterapkan untuk berbagai macam bentuk glaukoma sudut terbuka
dan hasilnya bervariasi tergantung pada penyebab yang mendasari. Penurunan
tekanan biasanya memungkinkan pengurangan terapi medis dan penundaan tindakan
bedah glaukoma. Pengobatan dapat diulang. Penelitianpenelitian terakhir
memperlihatkan peran trabekuloplasti laser untuk terapi awal glaukoma sudut terbuka
primer. Ada kalanya Anda tetap perlu melanjutkan penggunaan obat tetes mata
glaukoma sesudah Laser Trabeculoplasty.2
-
8/12/2019 referat gloukoma
17/19
17
2.11 Prognosis
Prognosis sangat tergantung pada penemuan dan pengobatan dini . Bila
tidak mendapat pengobatan yang tepat dan cepat, maka kebutaan akan terjadi dalam
waktu yang pendek sekali. Pengawasn dan pengamatan mata yang tidak mendapat
serangan diperlukan karma dapat memberikan keadaan yang sama seperti mata yang
dalam serangan.1, 2
-
8/12/2019 referat gloukoma
18/19
18
BAB III
KESIMPULAN
Glaukoma adalah keadaan di mana tekanan bola mata seseorang demikian
tinggi atau tidak normal sehingga mengakibatkan penggangguan saraf optik dan
mengakibatkan gangguan pada sebagian atau seluruh lapang pandangan. Hal ini juga
dikenali sebagai penyebab kebutaan kedua yang dilaporkan di Amerika.
Berdasarkan gangguan aliran humor akuos, glaukoma diklasifikasikan
menjadi glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup. Sedangkan
berdasarkan adanya keadaan lain yang berhubungan dengan peningkatan tekanan
intra okuler (TIO), glaukoma dibedakan menjadi glaukoma primer dan sekunder.
Glaukoma yang sering ditemukan adalah glaukoma sudut terbuka. Pada
orang normal jalan keluar cairan mata seimbang, sedangkan pada glaukoma sudut
terbuka terjadi pembendungan. Bila hal ini terjadi maka cairan akan tertimbun
sehingga tekanan bola mata akan meningkat. Untuk menentukan seseorang menderita
glaukoma maka dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan, seperti :
a. Pemeriksaan tekanan bola mata
b. Pemeriksaan kelainan papil saraf optik
c. Pemeriksaan sudut bilik mata
d. Pemeriksaan lapangan pandang
e. Tes provokasi
Penghambat adrenergik beta adalah obat yang sekarang paling luas
digunakan untuk terapi glaukoma. Obat-obat ini dapat digunakan tersendiri atau
dikombinasi dengan obat lain. Timolol maleat 0,25% dan 0,5%, betaksolol 0,25% dan
0,5%, levobunolol 0,25% dan 0,5% dan metipranolol 0,3% merupakan preparat-
preparat yang sekarang tersedia.
-
8/12/2019 referat gloukoma
19/19
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Vaughan Daniel G, Eva RP, Asbury T., Oftalmologi Umum. Edisi 14. WidyaMedika. Jakarta. 2000.
2. American Health Asisstance Foundation. How The Build Up of AqueousHumor Can Damage The Optic Nerve 2000.
3. Kanski J J.Atlas Bantu Oftalmologi. Hipokrates. Jakarta 1992.4. Epstein DL. Chandler and Grants Glaukoma 3 ed. Philadelphia: Lea &
Febiger, 1986.
5. Sidarta, I.,Ilmu Penyakit Mata. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2001.6. Tanzil M, Salamun, Azhar Z. Sari Ilmu Penyakit Mata. Balai Penerbit FKUI.
Jakarta. 2000.
7. Sidarta I.Atlas Ilmu Penyakit Mata. Sagung Seto. Jakarta. 2001.8. Sidarta I, Dasar Teknik Pemeriksaan dalam Ilmu Penyakit Mata. Balai
Penerbit FKUI. Jakarta. 2000.
9. Anonymous, Glukoma, available at: www.utusan.com.my/utusan/archive.asp,10.Wijaya, N.,Ilmu Penyakit Mata, Cetakan ke-6, 1993.11.Vaughan, Daniel G, MD, Asbury, Taylor, MD, dan Riordan-Eva,
Paul, FRCS,FRCOphth. Editor; Diana Susanto. Oftalmologi Umum. EGC.
Jakarta. 2009. hal; 212-229