referat gastroschisisn

32
REFERAT GASTROSCHISIS TANIA AZHARI 1102011275 PEMBIMBING : Dr. Yeppy AN Sp.B, FINACS, MM KEPANITERAAN KLINIK BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI RSUD SOREANG

description

h

Transcript of referat gastroschisisn

REFERAT

GASTROSCHISIS

TANIA AZHARI

1102011275

PEMBIMBING :

Dr. Yeppy AN Sp.B, FINACS, MM

KEPANITERAAN KLINIK BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

RSUD SOREANGSEPTEMBER 2015

Kelainan dinding perut merupakan kecacatan yang relatif sering, muncul kira-

kira 1 dalam 2.000 kelahiran hidup. Pemeriksaan dinding depan abdomen dan

penempelan tali pusat sangat dianjurkan di semua pemeriksaan USG pada trimester

kedua dan ketiga. Insiden gastroschisis 1 : 150.000 kelahiran hidup pada tahun 1960.

Pada abad ke sembilanbelas terminologi gastroschisis / belly cleft pertama kali

digunakan dan dipisahkan dari exomphalos, Moore dan Strokes menyatakan bahwa

terminologi gastroschisis disediakan untuk kelainan defek dinding abdomen yang

mempunyai penempelan tali pusat  yang normal, tidak adanya kantong yang

melindungi organ intra abdomen.

Definisi

Gastroschisis adalah suatu keadaan dimana terjadi keluarnya isi Abdomen

terutama usus secara bebas melalui defek pada dinding depan Abdomen, dimana

seluruh lapisan dinding Abdomen mengalami fusi namun tidak menutupi seluruh

permukaan Abdomen, dimana defek sering kali di daerah paramedian kanan. Isi

Abdomen yang keluar tidak ditutupi oleh kantung Peritoneum.

Gastroschisis adalah penonjolan dari isi abdomen biasanya melibatkan usus

dan lambung melalui lubang atau defek pada dinding abdomen disebelah kanan tali

pusar. Omphalocele defek pada dinding abdomen terletak ditengah, isi abdomen yang

keluar ditutupi oleh lapisan.  Omphalocele biasanya berhubungan dengan kelainan

kromosom atau kelainan jantung sedangkan bayi dengan gastroschisis jarang

ditemukan dengan kelainan tersebut kecuali adanya atresia usus. Nama lain adalah

Paraomphalocele, Laparoschisis, atau abdominoschisis.

2

Epidemiologi

Dalam suatu penelitian di California menunjukan bahwa adanya kelainan ini

berhubungan dengan kehamilan pada wanita muda, status sosial ekonomi rendah dan

kehidupan sosial yang tidak stabil. Penggunaan aspirin, ibuprofen, dan

pseudoephedrine pada kehamilan trimester pertama dihubungkan dengan peningkatan

resiko gastroschisis mendukung teori kerusakan pembuluh darah  sebagai

penyebabnya. Rokok, alkohol, dan obat-obat penenang memberikan kenaikan resiko

malformasi. Penelitian epidemologi di eropa juga menunjukan peningkatan resiko

terjadinya gastroschisis sampai 11 kali pada ibu dibawah umur 20 tahun. Kelainan

kromosom dan anomali lain sangat jarang ditemukan pada gastroschisis, kecuali

adanya atresia intestinal. Bayi dengan gastroschisis biasanya kecil untuk masa

kehamilannya.

3

Embriologi

Pertumbuhan janin dan pembentukannya diatur oleh proses spesifik pada

waktu dan tempat yang tepat. Percepatan pertumbuhan yang sering diikuti oleh

perlambatan. Diferensiasi seluler, proliferasi, migrasi, dan deposisi terlibat dalam

pembentukan jaringan baru. Permulaannya, embrio sejajar rata dengan cincin

umbilicus, yang ditandai secara histology dengan hubungan epitel silinder dari

epiblast (ektoderm) dan epitel kubus epitel dari amnion. Embrio terdiri dari dua lapis,

epiblast (ektoderm) yang akan menjadi salah satu neuroektoderm atau epitel

permukaan, dan hipoblast, yang menjadi epitel dalam dari organ dalam perut.

Pembentukan dari lapisan germinal yang ketiga (mesoblast) muncul  seiring dengan

perubahan bentuk dari embrio. Pemanjangan dari disk embrio dan pelengkungan

longitudinal dan lateral terbentuk silinder sehingga calon bentuk tubuh dapat dikenali.

Singkatnya embrio manusia berbentuk disk yang terdiri dari dua lapisan. Ini

membutuhkan lapisan sel yang ketiga yang tumbuh diatas cincin umbilicus dan

menjadi silinder dengan memanjang dan melekuk ke dalam. Lipatan  dari tubuh

(cephalic, caudal, lateral) bertemu ditengah  embrio dimana amnion tertanam dalam

yolk sak. Kecacatan perkembangan pada titik  ini menyebabkan berbagai macam

kelainan dinding abdomen. Pada minggu keenam, pertumbuhan yang cepat dari

midgut menyebabkan hernia fisiologis dari usus melalui cincin umblilikus. Usus akan

kembali kedalam kavum abdomen pada minggu kesepuluh, dan rotasi dan fiksasi dari

usus timbul. Proses ini tidak terjadi pada bayi dengan gastroschisis atau omphalocele,

menyebabkan peningkatan resiko volvulus midgut.

4

Kemungkinan penjelasan secara embriologi dari kelainan dinding abdomen

pada gastroschisis yaitu kecacatan perkembangan jaringan mesenkimal pada tubuh

yang terletak pada pertemuan dinding abdomen yang mungkin pecah dengan

meningkatnya tekanan abdomen. Involusi yang abnormal dari vena umbilikalis kanan

atau kecelakaan pembuluh darah melibatkan arteri omphalomesenteric menyebabkan

kelemahan dinding abdomen lokal yang kemudian pecah. Pecahnya omphalocele

kecil yang kantongnya diserap dan tumbuhya jembatan kulit antara  defek dinding

abdomen dan tali pusar telah ditemukan dalam USG prenatal secara berurutan.

Etiologi

Etiologi tepat gastroskischis masih belum jelas, walaupun telah ada hipotesa

yang menyatakan gastroschisis diakibatkan oleh pecahnya selaput ketuban dalam

uterus pada basis tali pusat, Kehamilan risiko tinggi: infeksi dan penyakit maternal,

pengguna obat-obatan terlarang, merokok, abnormalitas genetic. Defisinesi asam

5

Folat, hipoksia dan salisilat dapat mengakibatkan defek dari dinding perut. Kelainan

Kromosom (herediter).

Gastroschisis mempunyai data empiris yang rendah 3,5% tentang

kemungkinan timbulnya kejadian berulang pada saudara kandung. Sampai sekarang

tercatat tujuh kasus yang dipublikasikan adanya kejadian berulang pada suatu

keluarga. Pada keluarga ini muncul pada saudara kandung, saudara satu orang tua,

sepupu  pertama, sepupu kedua, paman dan keponakannya. Dalam keluarga ini semua

yang terlibat berhubungan darah dari ibu. Ada juga keluarga yang mengalami

kelainan oleh saudara kandung dan satu kasus lagi yang dialami dua saudara yang

satu ayah. Dari pengalaman mereka ini merupakan kasus pertama yang muncul pada

saudara kandung seayah.  Setelah semua kasus yang dilaporkan tersebut melalui jalur

maternal, satu melalui paternal yang menyebabkan ahli berspekulasi adanya jejak

genetik yang berperan dalam penyakit ini.  Tetapi observasi yang dilakukan tidak

menunjukan hal yang sama.

Dari kasus-kasus tersebut kita menegakan diagnosis dengan USG, dan

membedakan antara gastroschisis dengan omphalocele melalui letak masuknya tali

pusat, adanya lapisan penutup,  dan organ apa yang keluar melalui defek. Dengan

keakuratan mendekati 100%. Pembedaan ini sangat penting pada kehamilan  dini

karena seringnya ditemukan kelainan lainnya dan kelainan kromosom pada

omphalocele  Jadi dari  penelitian ini dapat disimpulkan adanya kemungkinan

kejadian  dalam keluarga yang rendah 3,5%, jalur transmisi penyakit ini secara

signifikan dapat terjadi melalui kedua jalur baik maternal maupun paternal.

Pemeriksaan USG pada keluarga penderita diindikasikan sebagai diagnosis dini.

6

Diagnosis

Sekitar minggu ke 16 dari kehamilan, bisa dilakukan pemeriksaan protein

yang disebut alphafetoprotein (AFP). Bila mana hasilnya tidak normal atau tinggi

maka dokter spesialis kandungan biasanya akan melakukan pemeriksaan

ultrasonografi USG. USG akan menunjukan adanya kelainan dibagian luar perut bayi.

Biasanya dokter akan melihat adanya usus diluar perut bayi, melayang di cairan

amnion. AFP sendiri bermanfaat pada trimester kedua kehamilan.  Ini berguna untuk

kelainan omphalocele maupun gastroschisis yang secara  statistik  kadar AFP

gastroschisis lebih besar daripada omphalocele. Serum kehamilan yang lain seperti

estriol  dan Human Chorionic Gonadotropin, tidak terbukti berguna secara klinik

Pada masa kehamilan awal ibu tidak akan merasakan kelainan atau

kejanggalan dalam kehamilannya saat mereka mengandung bayi dengan gastroschisis.

Pemeriksaan tambahan biasanya tidak dilakukan karena keadaan ini tidak

berhubungan dengan kelainan janin lainnya. Kadang-kadang janin mengalami

obstruksi usus sebagai konsekuensi dari gastroschisis. Bayi dengan gastroschisis

7

diawasi secara hati-hati dengan USG untuk memastikan apakah pertumbuhannya

cukup saat didalam uterus dan memeriksa kerusakan pada ususnya. Kerusakan usus

dapat diakibatkan oleh pemaparan cairan amnion atau karena kerusakan pembuluh

darah pada usus yang terbuka. Interval dari pemeriksaan USG serial  ini tergantung

dari keadaan kehamilan dan janin.

\

Gambaran klinis

Defek biasanya hampir sama bentuk, ukuran dan tempatnya. Yaitu lima

centimeter vertikal, dan pada 95% kasus ditemukan defek disebelah kanan umbilicus.

Adanya inflamasi yang luas dari usus yang menjadikan pembengkakan usus dan kekakuan

sangat mengganggu masuknya usus dan penutupan dinding abdomen. Inflamasi juga

mengubah bentuk dari usus yang menjadikan kesulitan dalam menentukan apakah ada

atresia dari usus. Bila usus bisa masuk ke cavum abdomen, inflamasi akan menurun, usus

melunak, dan bentuk kembali ke normal. Koreksi untuk atresia usus sampai saat ini masih

lebih baik dengan penundaan, biasanya tiga minggu setelah operasi pertama. Kelainan fungsi

dari usus membutuhkan waktu lama sampai normal, dari enam minggu sampai beberapa

bulan.

8

   Omphalocele  Gastroschisis Cord  Into the base of the cord  Para umbilical Covered by membrane  +  - Liver  +  - Associated anomalies  +  -

Klinis perbandingan antara Omphalocele dan Gastroschisis

Faktor Omphalocele Gastroschisis

Lokasi Cincin umbilicus Samping umbilikus

Defek ukuran

Besar (2-10 cm) Kecil (2-4 cm)

Tali pusat Menempel pada kantong Normal

Kantong Ada Tidak

Isi Hepar, usus. Usus, gonad.

Usus Normal Kusut , meradang

Malrotasi Ada Ada

Abdomen kecil

Ada Ada

Fungsi Intestinal

NormalFungsi menurun pada awal

Anomali lain

Sering  (30-70%)Tidak biasa kecuali atresia usus.

American Pediatric Surgical Association, 2004

Liver hampir tidak pernah berada diluar abdomen. Hanya lambung, usus

halus, dan usus besar yang biasanya diluar. Usus mungkin terjadi perforasi pada 5%

penderita. Biasanya ovarium dan tuba falopii pada perempuan dan  undescesus testis

pada laki-laki berada diluar. Ruangan cavum abdomen biasanya kecil. Kedua jenis

kelamin terkena secara sama. Ibu yang berumur belasan sekitar 40% bayi mereka

prematur atau kecil untuk masa kehamilan. Bayi dengan gastroschisis biasanya

mempunyai malrotasi dan kira-kira 23% mempunyai atresia usus atau stenosis. Begitu

dilahirkan bayi dengan gastroschisis akan mengalami problem yang sangat serius

karena usus yang terpapar. Suhu yang menurun, kehilangan cairan, dan infeksi

9

merupakan masalah utama yang harus dihindari. Biasanya digunakan plastik steril

untuk memasukan usus.

Penatalaksanaan

Bila usus atau organ intra abdomen terletak diluar abdomen, maka ini akan

meningkatkan resiko kerusakan bila melewati kelahiran normal. Banyak ahli

menganjurkan diberlakukan seksio sesaria untuk semua kasus gastroschisis dan

omphalocele. Pada kenyataan adanya resiko kehamilan normal hanyalah teori, dan

persalinan pervaginam tidak meningkatkan resiko komplikasinya. Atas dasar alasan

tersebut beberapa ahli merekomendasikan persalinan normal. Kecuali ada alasan dari

bagian obstetrik  untuk dilakukan seksio sesaria. Selama dalam uterus janin dengan

gastroschisis akan terlindung baik dari trauma dan komplikasi. Setelah lahir usus yang

terpapar harus dilindungi dari trauma, infeksi, dan dehidrasi, kemudian baru dapat

dibawa secara aman ke rumah sakit rujukan setelah prosedur tersebut dijalankan. Bila

diagnosis sudah dapat ditegakan dalam kandungan, sangatlah beralasan bila kelahiran

dilakukan di rumah sakit pusat rujukan

Satu hal yang paling diperhatikan dalam gastroschisis adalah usus yang

menjadi sangat rusak karena terpapar, yang fungsinya juga sangat menurun dan bayi

akan mengalami perawatan di ruang intensif untuk waktu yang sangat lama. Seperti

diketahui bayi dengan gastroschisis mempunyai usus yang sangat rusak, tebal, kaku,

dan mengelupas. Salah satu teori dari kerak ini adalah ( pada kenyataannya beberapa

bayi sedikit atau tidak mempunyai kerak yang mengelupas ini) disebabkan karena

lamanya usus terpapar oleh cairan amnion menyebabkan kerusakan yang progresif.

Dalam lain kata membatasi waktu pemaparan usus oleh cairan amnion ( atau

10

mengencerkan cairan tersebut dengan cairan saline steril ke dalam rahim) secara teori

dapat menurunkan terjadinya kerusakan pada usus.

Pre operatif

Segera diberikan cairan melalui jalur vena. Daerah luas pada usus yang

terpapar menyebabkan kehilangan cairan dan panas yang cepat dengan konsekuensi

adanya sok hipovolemik dan hipotermi. Kebanyakan bayi telah mengalami banyak

kerusakan iskemi jaringan pada organ tubuhnya karena defisit perfusi. Pemberian 

cairan  20 ml/kg segera diberikan setelah terpasang jalur intravena. Resusitasi hanya

menggunakan D5/RL atau D5/RL ditambah albumin . pemberian cepat setara dengan

tiga sampai empat kali kecepatan cairan rumatan. Harus dipastikan sampai produksi

urin mencapai 1,5 sampai 2 ml/kg/jam atau 40 ml/kg/hr.

Usus yang terpapar harus dilindungi dengan kasa lembut mengandung NaCl

dengan sedikit larutan antiseptik. Kemudian usus harus dijaga agar usus tidak melipat

diatas tepi defek sehingga arteri mesenterika tidak terjepit. Bila defek kecil dan arteri

mesenterika terjepit maka dilebarkan sampai di tengah 1-2 cm untuk melebarkan

defek dan membebaskan jepitan. Lindungi usus dengan kasa gulung yang lembut

beberapa kali diakhiri dengan ikatan angka delapan akan menjaga usus adekuat. Bayi

kemudian ditempatkan pada kantong plastik dengan kepala diluar untuk mengurangi

kehilangan cairan ke udara luar.

Segera diberikan antibiotik spectrum luas, pemasangan selang orogastrik

untuk dekompresi dan mencegah pnemonia aspirasi. Usaha luar biasa dibutuhkan

untuk menjaga temperatur tubuh normal saat resusitasi dan transport. Alat transport

yang baik harus diusahakan. Bila kanulasi intravena mengalami kesulitan maka segera

11

dikirim tanpa menunggu. Operasi pada gastroschisis bertujuan untuk memperbaiki

defek congenital dimana  sebagian atau seluruh usus beserta organ intra abdomen

berada di luar abdomen. Mengembalikan organ-organ tersebut  ke dalam cavum

abdomen melalui defek, menutup defek bila mungkin  atau membuat kantong steril

untuk melindungi usus pada saat mereka perlahan masuk ke cavum abdomen.

Pada tahun 1969, Allen and Wrenn melakukan modifikasi pada tehnik

Schuster’s untuk penanganan gastroschisis. Lembaran Silastic dijahitkan pada defek

dinding abdomen luas seluruh ketebalannya dan menutupi seluruh usus yang keluar,

reduksi dipermudah dengan peregangan otot abdomen, mengosongkan lambung dan

kandung kemih, mengosongkan kolon secara manual.

Faktor utama untuk mereduksi isi abdomen yang keluar adalah menurunkan

peradangan intestinal, yang menyebabkan perubahan dari kaku, menggumpal,

menjadi lunak , lentur yang nanti akan menyelinap masuk ke rongga abdomen.

Penutupan yang terlalu kencang dari dinding abdomen harus dihindari, bila melewati

batas diafragma akan menyebabkan peningkatan tekanan inspirasi untuk

mengkompensasi peningkatan tahanan jalan nafas. Pada umumnya, tekanan puncak

inspirasi PIPs, lebih tinggi dari 25 mmHg harus dihindari, High-frequency oscillatory

merupakan alternatif untuk ventilasi konvensional bila tekanan intra abdomen mulai

naik. Sebagai tambahan , penutupan yang terlalu kencang menghalangi venous return

ke jantung, mengurangi  cardiac output dan menurunkan aliran darah ginjal dan laju

filtrasi ginjal. Trombosis vena renalis dan gagal ginjal mungkin terjadi. Hilangnya

aliran darah mesenterika akan meningkatkan berkembangnya NEC. Untuk 

menghindari masalah ini, dipakai tehnik untuk memonitor CVP central venous

12

pressure (CVP), tekanan intra abdomen, tekanan intra vesika, dan tekanan dalam

gaster.                                                        

         

Tehnik operasi

Operasi dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu primary closure

(penutupan secara primer atau langsung) dan staged closure (penutupan secara

bertahap). Standar operasi pada primary ataupun staged closure yang banyak

dilakukan pada sebagian besar rumah sakit adalah dengan membuka dan

mengeksisi kantong. Organ-organ intra abdomen kemudian dieksplorasi, dan jika

ditemukan malrotasi dikoreksi.

1. Primary Closure

Primary closure merupakan treatment of choice pada gastroskisis serta

omfalokel dengan diameter defek < 5-6 cm. Operasi dilakukan dengan

general anestesi dengan obat-obatan blok neuromuskuler. Mula-mula

hubungan antara selaput dengan kulit serta fascia diinsisi dan vasa-vasa

umbilkus dan urakus diidentifikasi dan diligasi. Selaput kemudian dibuang

dan organ-organ intra abdomen kemudian diperiksa. Sering defek diperlebar

13

agar dapat diperoleh suatu insisi linier tension free dengan cara

memperpanjang irisan 2 - 3 cm ke superior dan inferior.

Kemudian dilakukan manual strecthing pada dinding abdomen

memutar diseluruh kuadran abdomen. Manuver tersebut dilakukan secara

hati-hati agar tidak mencederai liver atau ligamen. Kulit kemudiaan dideseksi

atau dibebaskan terhadap fascia secara tajam. Fascia kemudian ditutup

dengan jahitan interuptus, untuk kulit dapat digunakan jahitan subkutikuler

terutama untuk membentuk umbilikus (umbilikoplasti) dengan menggunakan

benang yang dapat diabsorbsi. Standar operasi ialah dengan mengeksisi

kantong dan pada kasus giant omphalocele biasanya dilakukan tindakan

konservatif terlebih dahulu, namun demikian beberapa ahli melakukan

operasi langsung pada kasus tersebut dengan teknik modifikasi.

14

15

2. Staged closure

Pada kasus gastroskisis atau kasus yang terdapat perbedaan yang besar

antara volume organ-organ intra abdomen yang mengalami herniasi atau

eviserasi dengan rongga abdomen seperti pada giant omphalocele, dapat

dilakukan tindakan konservatif. Cara tersebut ternyata membutuhkan waktu

yang lama, nutrisi yang banyak dan beresiko terhadap pecahnya kantong atau

selaput sehingga dapat menyebabkan infeksi. Juga pada keadaan tertentu

selama operasi, ternyata tidak semua pasien dapat dilakukan primary closure.

Vaster M. et al (1989) dari suatu studinya melaporkan bahwa kenaikan

IGP (intra gastric pressure) > 20 mmHg dan CVP > 4 mmHg selama usaha

operasi primer dapat menyebabkan kenaikan tekanan intraabdomen yang

dapat berakibat gangguan kardio respirasi dan dapat membahayakan bayi

sehingga usaha operasi diubah dengan metode staged closure. Beberapa ahli

kemudian mencari solusi untuk penatalaksanaan kasus-kasus tersebut,

sehingga ditemukan suatu metode staged closure. Staged closure telah

diperkenalkan pertama kali oleh Robet Gross pada tahun 1948 dengan teknik

16

skin flap yang kemudian terjadi hernia ventralis dan akhirnya cara tersebut

dikembangkan oleh Allen dan Wrenn pada tahun 1969 dengan suatu teknik

silo.

1. Teknik skin flap

Pada prosedur ini, dibuat skin flap melalui cara undermining

/mendeseksi/membebaskan secara tajam kulit dan jaringan subkutan terhadap

fascia anterior muskulus rektus abdominis dan aponeurosis muskulus obliqus

eksternus disebelah lateralnya sampai batas linea aksilaris anterior atau

media. Skin flap kemudian ditarik dan dipertemukan pada garis tengah untuk

menutupi defek yang kemudian cara tersebut menimbulkan hernia ventralis.

Hernia ventralis timbul karena kulit terus berkembang sedangkan otot-otot

dinding abdomen tidak mengalami perkembangan. Biasanya 6-12 minggu

kemudian dapat dilakukan perbaikan terhadap hernia ventralis. Cara tersebut

juga dapat menimbulkan jaringan parut yang panjang pada garis tengah

sehingga bentuk umbilikus relatif tidak normal. Beberapa ahli kemudian

melakukan suatu percobaan agar didapatkan bentuk umbilikus menyerupai

normal yaitu dengan cara umbilical preservation.

Prosedur dilakukan dengan cara tidak memotong kantong pada tempat

melekatnya urakus dan vasa umbilikus serta tidak memisahkan kutis dan

subkutis dari fascia pada daerah tersebut. Kemudian pada daerah tersebut

dibuat neoumbilikus.

2. Teknik silo

Teknik silo dapat dilakukan bila terdapat omfalokel yang sangat besar

sehingga tidak dapat dilakukan dengan teknik skin flap.

Silo merupakan suatu suspensi prostetik yang dapat menjaga organ-

organ intraabdomen tetap hangat dan menjaga dari trauma mekanik terutama

saat organ-organ tersebut dimasukkan ke dalam rongga abdomen. Sebuah

material prostetik silo (Silastic reinforced with Dacron) dijahitkan dengan

fascia, sehingga terbentuk kantong prostetik ekstraabdomen yang akan

17

melindungi organ-organ intraabdomen. Organ-organ intraabdomen dalam

silo kemudian secara bertahap dikurangi dan kantong diperkecil. Usaha

reduksi dapat dilakukan tanpa anestesi umum, tetapi bayi harus tetap

dimonitor di ruangan neonatal intensive care. Reduksi dapat dicapai

seluruhnya dalam beberapa hari sampai beberapa minggu. Pada beberapa

kasus, reduksi komplet dapat dicapai dalam 7-10 hari.

18

Post operasi

Pemberian  perlindungan antibiotic. Melakukan penutupan menyeluruh

sesegera mungkin. Tiga sampai empat hari seharusnya sudah dapat menyelesaikan

penutupan bila menggunakan silo. Memenuhi dan menjaga volume secara penuh.

Mungkin memerlukan jumlah cairan yang besar pada bayi yang mempunyai

mengalami hipoperfusi yang berat pada integritas kapilernya. Pengawasan analisa gas

19

darah dan tekanan vena sentral. Diperlukan bantuan pada ventilasi dan kardiak output.

Tekanan positif dan ekspiratori sangatlah penting untuk bayi yang mengalami

kerusakan kapiler.

Mengenali sepsis sesegera mungkin dengan pengawasan hitung trombosit dan

pengawasan kultur darah, dan melakukan terapi sebaik mungkin bila itu muncul.

Memulai nutrisi total parenteral sesegera setelah pemasangan monitor vena sentral.

TPN diteruskan sampai pemberian nutrisi peroral dapat diterima.

Terutama pada bayi yang mempunyai volvulus atau atresia yang direpair akan

mempunyai usus yang pendek, ketidak mampuan mengkonsumsi nutrisi per oral akan

berkepanjangan dan menjadi masalah. Maka diadakan peningkatan bertahap volume

dan konsentrasi dari formula predigesti dan dijalankan sampai dapat menerima

volume dan konsentrasi penuh. Baru kemudian formula standard yang komplek bisa

ditambahkan pada awalnya sebagian kecil dari seluruh volume makanan.

Komplikasi

a. Distress pernapasan (kesalahan peletakan isi abdomen akan menyebabkan

gangguan pengembangan paru)

b. Nekrosis usus / nekrosis.

c. Bentuk pusar dapat mengalami bentuk yang tidak normal walaupun dengan

bekas luka  yang tipis.

d. Komplikasi dari operasi abdomen adalah peritonitis dan paralisis usus

sementara

e. Bila kerusakan usus halus terlalu banyak, bayi mungkin akan mengalami short

bowel syndrome dan mengalami gangguan pencernaan dan penyerapan.

20

f. Penguapan dan pancaran panas dari tubuh cepat berlangsung sehingga terjadi

dehidrasi dan hipotermi.

g. Kontaminasi usus dengan kuman cepat berlangsung sehingga mudah terjadi

sepsis.

h. Aerofagi menyebabkan usus distensi sehingga mempersulit koreksi

pemasukan intestine kerongga abdomen pada waktu pembedahan.

Prognosis

Prognosis tergantung dari derajat beratnya masalah yang muncul, termasuk

prematuritas, atresia intestinal, usus yang pendek, dan disfungsi usus karena

peradangan.

Banyak bedah anak percaya bahwa prognosis meningkat karena pemeriksaan

USG dan diagnosis pada kehamilan yang menyebabkan kita bisa menentukan cara

terbaik untuk melahirkan bayi tersebut di senter pengobatan. Tahun lalu penutupan

abdomen secara langsung pada bayi dengan gastroschisis tidak  wajar, biasanya kita

memerlukan silo untuk menutup defek. Sekarang penutupan primer sudah dapat

dicapai. Pada suatu penelitian menyebutkan bahwa prognosis omphalocele tiga kali

lebih buruk dibanding dengan gastroschisis karena seringnya kasus yang berhubungan

dengan kelainan congenital yang lain.

21

DAFTAR PUSTAKA

1. Reksoprodjo S. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta : Binarupa

Aksara.2000.129-130

2. Samsuhidajat R, De Jong W. Buku ajar Ilmu bedah Edisi 2. Jakarta :

EGC.2004.520-521

3. Schwartz, Shires, Spencer. Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah, Edisi 6. Jakarta

: EGC.2000.568-569

4. Sabiston, David C. Buku Ajar Bedah bagian 2. Jakarta: EGC 1994.265-267

5. Doherty, M Gerard. Current Surgical Diagnosis and Treatment, Ed 12, USA:

The McGraw-Hill Companies Inc. 2006.1198-1199

22