Referat Forensik Keracunan LPG

25
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL KERACUNAN ELPIJI Ditujukan untuk memenuhi syarat menempuh ujian Kepaniteraan di bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang Disusun oleh: No Nama NIM Universitas 1. Andriyanti Setyawardani 030.07.017 FK TRISAKTI 2. Annisa Oktantiani 030.07. FK TRISAKTI 3. Bastian 030.07. FK TRISAKTI 4. Eugenius Flaviantum 030.04.071 FK TRISAKTI 5. Fernando Salim 030.07. FK TRISAKTI 6. Sania Swasti 030.07.233 FK TRISAKTI 7. Siti Rahmawati 030.07.248 FK TRISAKTI 8. Zulfahrizzat 030.07.347 FK TRISAKTI Dosen Pembimbing: dr. Gatot Suharto Residen Pembimbing: dr. Istiqomah, M.HKes

Transcript of Referat Forensik Keracunan LPG

Page 1: Referat Forensik Keracunan LPG

REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL

KERACUNAN ELPIJI

Ditujukan untuk memenuhi syarat menempuh ujian Kepaniteraan di bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Semarang

Disusun oleh:

No Nama NIM Universitas

1. Andriyanti Setyawardani 030.07.017 FK TRISAKTI2. Annisa Oktantiani 030.07. FK TRISAKTI3. Bastian 030.07. FK TRISAKTI4. Eugenius Flaviantum 030.04.071 FK TRISAKTI5. Fernando Salim 030.07. FK TRISAKTI6. Sania Swasti 030.07.233 FK TRISAKTI7. Siti Rahmawati 030.07.248 FK TRISAKTI8. Zulfahrizzat 030.07.347 FK TRISAKTI

Dosen Pembimbing:

dr. Gatot Suharto

Residen Pembimbing:

dr. Istiqomah, M.HKes

KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONOGORO

RSUP DR. KARIADI SEMARANG

PERIODE 5 MARET – 31 MARET 2012

Page 2: Referat Forensik Keracunan LPG

LEMBAR PENGESAHAN

Telah disetujui oleh dosen pembimbing, referat dari:

No Nama NIM Universitas

1. Andriyanti Setyawardani 030.07.017 FK TRISAKTI

2. Annisa Oktantiani 030.07.028 FK TRISAKTI

3. Bastian 030.07. FK TRISAKTI

4. Eugenius Flaviantum 030.04.071 FK TRISAKTI

5. Fernando Salim 030.07.093 FK TRISAKTI

6. Sania Swasti 030.07.233 FK TRISAKTI

7. Siti Rahmawati 030.07.248 FK TRISAKTI

8. Zulfahrizzat 030.07.347 FK TRISAKTI

Fakultas : Kedokteran Umum

Universitas : Universitas Trisakti Jakarta

Bagian : Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal

Dosen Pembimbing : dr. Gatot Suharto

Residen Pembimbing : dr. Istiqomah, M.Hkes

Diajukan guna melengkapi tugas Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik dan

Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang

Semarang, Maret 2012

Dosen Penguji, Residen Pembimbing

dr. Gatot Suharto dr.Istiqomah, M.Hkes

Page 3: Referat Forensik Keracunan LPG

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Kuasa

atas segala rahmat Nya, sehingga referat dengan judul “Keracunan Elpiji ”

dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Referat ini disusun untuk memenuhi tugas dalam menempuh kepaniteraan di

bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas

Diponegoro Semarang.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Gatot Suharto, Sp F selaku dosen pembimbing dalam referat ini

2. Dr. Istiqomah, M.HKes selaku residen pembimbing yang telah memberikan

saran dan koreksi dalam penyusunan referat ini

3. Teman-teman koass dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan

referat ini

Semoga referat ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, Maret 2012

Penyusun

Page 4: Referat Forensik Keracunan LPG

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Orang senantiasa terpajan banyak jenis bahan alami maupun bahan

buatan manusia. Pada keadaan tertentu, pajanan ini berefek buruk bagi

kesehatan, mungkin menyebabkan kematian atau hanya menimbulkan

perubahan biologik yang kecil sekali. Kepedulian masyarakat yang semakin

besar untuk mengenal dan mencegah efek buruk ini telah mendorong

perubahan dramatik pada toksikologi dari suatu kajian tentang racun menjadi

suatu ilmu yang kian kompleks sekarang ini.

Bahan- bahan beracun terbagi menjadi beberapa bentuk, yaitu padat,

liquid atau cairan, gas dan uap. Cara- cara masuknya ke dalam tubuh juga

terbagi menjadi 3 jalan yaitu 1. Melalui mulut atau alat pencernaan dengan

jalan termakan atau terminum. Melalui mulut jarang terjadi, biasanya

disebabkan oleh tangan yang kotor atau tangan yang tercemar oleh bahan-

bahan beracun, dapat pula melalui makanan yang tercemar dan dapat juga

karena disengaja mencampurkan bahan-bahan beracun tersebut. 2. Melalui

kulit dengan jalan kontak atau bersentuhan, melalui absorbsi kulit lebih sering

terjadi, biasanya terjadi pada pekerja- pekerja yang sehari-hari bergaul dengan

bahan-bahan kimia beracun. Bahan-bahan kimia tersebut merupakan bahan-

bahan kimia yang dapat diabsorbsi oleh kulit yang selain dapat menimbulkan

kerusakan-kerusakan lokal dapat menimbulkan keracunan sistemik, yaitu yang

mempengaruhi atau merusak bagian organ tubuh bagian dalam seperti

kerusakan ginjal, hati, dll. 3. Melalui alat pernafasan dengan jalan aspirasi.

Keracunan melalui alat pernafasan paling sering terjadi dan merupakan hal

yang harus diperhatikan oleh setiap orang, karena absorpsi bahan kimia

melalui alat pernafasan sebagian dari bahan kimia tersebut diabsorbsi oleh

selaput lendir bagian atas alat pernafasan dan sebagian lagi menembus

jaringan paru-paru.

Pada keracunan melalui alat pernafasan seperti pada keracunan oleh

bahan kimia dalam bentuk gas, uap atau kabut yang mearangsang dan merusak

Page 5: Referat Forensik Keracunan LPG

selaput lendir pernafasan, akan timbul gejala-gejala rasa pedih dan panas pada

tenggorok disertai batuk-batuk dan bisa menyebabkan asfiksia pada sebagian

dari gas beracun tersebut.

Di dunia, khususnya di Indonesia kasus keracunan Elpiji mulai banyak

ditemukan. Oleh karena itu referat ini akan membahas bagaimana sifat fisika,

sifat kimia, farmakokinetik, maupun farmakodinamik dari zat tersebut.

Elpiji adalah campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal

dari gas alam. Dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas

berubah menjadi cair. Komponennya didominasi propana (C3H8) dan butana

(C4H10). Elpiji juga mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil,

misalnya etana (C2H6) dan pentana (C5H12).

Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan berbentuk gas. Volume elpiji

dalam bentuk cair lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang

sama. Karena itu elpiji dipasarkan dalam bentuk cair dalam tabung-tabung

logam bertekanan. Untuk memungkinkan terjadinya ekspansi panas (thermal

expansion) dari cairan yang dikandungnya, tabung elpiji tidak diisi secara

penuh, hanya sekitar 80-85% dari kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila

menguap dengan gas dalam keadaan cair bervariasi tergantung komposisi,

tekanan dan temperatur, tetapi biasaya sekitar 250:1

Gas elpiji bersifat mudah terbakar. Dalam batas flammabality, elpiji

adalah sumber api yang terbuka. Sehingga letup (percikan api) yang sekecil

apapun dapat segera menyambar gas elpiji.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa pengertian keracunan?

2. Apa yang dimaksud Elpiji ?

3. Bagaimana Elpiji dapat menyebabkan keracunan?

4. Apa akibat dari keracunan Elpiji ?

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan referat ini adalah:

Page 6: Referat Forensik Keracunan LPG

a. Sebagai persyaratan mengikuti ujian akhir stase Forensik dan

medikolegal di RSUP Dr. Kariadi Semarang.

b. Menjelaskan pengertian dari Keracunan dan Elpiji, bagaimana

Elpiji dapat menyebabkan keracunan serta megetahui akibat dari

keracunan Elpiji.

1.4 Manfaat

Penulisan referat ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan

wawasan kepada mahasiswa/mahasiswi yang sedang menjalani stase forensik

dan medikolegal mengenai keracunan Elpiji yang meliputi: Pengertian dari

Keracunan dan Elpiji, Bagaimana Elpiji dapat menyebabkan keracunan serta

megetahui akibat dari keracunan Elpiji.

Page 7: Referat Forensik Keracunan LPG

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Keracunan

2.1.1 Definisi

Racun adalah zat yang dalam jumlah relatif kecil, bila masuk dalam

tubuh akan menimbulkan perubahan patofisiologi yang dapat

mengakibatkan penyakit atau kelainan bahkan kematian.

2.1.2 Faktor- faktor yang mempengaruhi keracunan

1. Sifat keracunan : keracunan akut, keracunan kronis ( menahun ) dan

keracunan sistemik, yaitu keracunan yang mempengaruhi keseluruhan

atau merusak bagian organ-organ dalam tubuh seperti hati, ginjal,

jantung dan lain-lain.

2. Sifat bahan racun

a. Racun yang bersifat korosif dan iritatif, yaitu racun yang

merusak dan merangang jaringan-jaringan selaput lendir pada alat-alat

pernafasan, pencernaan dan kulit.

b. Racun yang merusak saraf ( neurotoksik ) seperti bisa ular

tanah yang mempengaruhi saraf pusat ( central nervous depression ),

carbon disulfide CS 2.

c. Racun yang merusak sel darah ( hematoksis dan hemapoetik )

seperti senyawa yang mengandung arsen dan bisa ular kobra.

3. Cara masuk. Keracunan paling cepat terjadi jika masuknya racun

secara inhalasi. Cara masuk lain berturut-turut ialah intravena,

intramuscular, intraperitoneal, subkutan, peroral dan paling lambat ialah

melalui kulit yang sehat.

4. Usia. Kecuali untuk beberapa jenis racun tertentu, orang tua dan anak-

anak lebih sensitive misalnya pada barbiturat. Bayi premature lebih

rentan terhadap obat karena ekskresi melalui ginjal belum sempurna dan

aktivitas mikrosom dalam hati belum cukup.

5. Kondisi tubuh. Penderita penyakit ginjal umumnya lebih mudah

mengalami keracunan. Pada penderita demam dan penyakit lambung,

Page 8: Referat Forensik Keracunan LPG

absorpsi dapat terjadi dengan lambat. Bentuk fisik dan kondisi fisik,

misalnya lambung berisi atau kosong.

6. Konsentrasi. Umumnya konsentrasi lebih besar lebih merugikan,

misalnya racun yang bersifat korosif.

Keracunan bahan kimia dapat terjadi secara akut maupun kronis.

Keracunan kronis biasanya terjadinya disebabkan keracunan dalam

konsentrasi rendah tetapi terjadi berulang-ulang sehingga menimbulkan

penimbunan dalam tubuh atau kumulatif karena tidak dapat dikeluarkan

oleh tubuh.

2.1.3 Klasifikasi Keracunan

1. Berdasarkan sumber, dapat dibagi menjadi:

Racun yang berasal dari tumbuh-tumbuhan: opium (dari papaver

somniferum), kokain, kurare, aflatoksin (dari aspergilus niger).

Racun yang berasal dari hewan : bisa/toksin ular/laba-laba/hewan laut.

Racun yang berasal dari mineral : arsen, timah hitam.

Racun yang berasal dari bahan/zat sintetik sintetik : heroin.

2. Berdasarkan tempat dimana racun berada, dapat dibagi menjadi:

Racun yang terdapat di alam bebas, misalnya gas racun di alam.

Racun yang terdapat di rumah tangga : deterjen, desinfektan,

insektisida, pembersih (cleaners).

Racun yang terdapat di pertanian : insektisida, herbisida, pestisida.

Racun yang terdapat di industri dan laboratorium : asam dan basa kuat,

logam berat.

Racun yang terdapat di makanan: CN dalam singkong, toksin

botulinus, bahan pengawet.

3. Berdasarkan cara kerja, dapat dibagi menjadi:

Racun yang bekerja secara setempat (lokal) misalnya:

1. Racun yang bersifat korosif : lisol, asam kuat, basa kuat

2. Racun yang bersifat iritan : arsen, HgCl2

Page 9: Referat Forensik Keracunan LPG

3. Racun yang bersifat anestetik : kokain, asam karbol

Racun yang kerjanya setempat ini, biasanya akan menimbulkan rasa

nyeri yang hebat, disertai peradangan dan kematian dapat disebabkan

syok akibat nyeri tersebut, atau misalnya peradangan sebagai

kelanjutan dari perforasi yang terjadi pada saluran pencernaan.

Racun yang bekerja secara umum (sistemik)

Walaupun kerjanya secara sistemik, racun dalam golongan ini

biasanya mempunyai afinitas pada salah satu sistem atau organ tubuh

lebih besar bila dibandingkan dengan sistem atau organ tubuh

lainnya.

Racun yang bekerja secara setempat dan umum (lokal dan sistemik)

Misalnya asam oksalat, garam Pb, arsen dan asam karbol.

2.2 Elpiji

2.2.1 Definisi

Elpiji, pelafalan bahasa Indonesia dari akronim bahasa Inggris; LPG

(liquified petroleum gas, harafiah: "gas minyak bumi yang dicairkan"), adalah

campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam. Dengan

menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair.

Komponennya didominasi propana (C3H8) dan butana (C4H10). Elpiji juga

mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya etana

(C2H6) dan pentana (C5H12).

Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan berbentuk gas. Volume elpiji

dalam bentuk cair lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang

sama. Karena itu elpiji dipasarkan dalam bentuk cair dalam tabung-tabung

logam bertekanan. Untuk memungkinkan terjadinya ekspansi panas (thermal

expansion) dari cairan yang dikandungnya, tabung elpiji tidak diisi secara

penuh, hanya sekitar 80-85% dari kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila

menguap dengan gas dalam keadaan cair bervariasi tergantung komposisi,

tekanan dan temperatur, tetapi biasaya sekitar 250:1.

Page 10: Referat Forensik Keracunan LPG

Tekanan di mana elpiji berbentuk cair, dinamakan tekanan uap-nya,

juga bervariasi tergantung komposisi dan temperatur; sebagai contoh,

dibutuhkan tekanan sekitar 220 kPa (2.2 bar) bagi butana murni pada 20 °C

(68 °F) agar mencair, dan sekitar 2.2 MPa (22 bar) bagi propana murni pada

55 °C (131 °F).

Menurut spesifikasinya, elpiji dibagi menjadi tiga jenis yaitu elpiji

campuran, elpiji propana dan elpiji butana. Menurut Keputusan Dirjen Migas

No.25 K/36/DDJM/1990 tanggal 14 Mei 1990, Gas Elpiji yang dipasarkan di

Indonesia adalah gas campuran yang terdiri dari Gas Propane dan Gas Butane

yang perbandingan campurannya adalah Propan 30% dan butane 70%. Sesuai

Keputusan Dirjen Migas No. 25 K/36/DDJM/1990 tanggal 14 Mei 1990 ini

juga menyebutkan bahwa Spesifikasi Bahan Bakar Gas Elpiji untuk Keperluan

Dalam Negeri adalah Spesifikasi LPG Propane (C3) dan Spesifikasi LPG

Butane (C4) menggunakan standar ASTM (American Standard Testing

Method)

Campuran atau paduan dari 2 jenis gas inilah yang dinamakan

“ELPIJI” yang sekarang tersebar luas di masyarakat untuk kepentingan dapur,

industri dan transportasi. Gas Elpiji termasuk yang dapat cair pada tekanan dan

suhu rendah. Namun jenis gas ini mempunyai sifat dan kelakuan yang sangat

berbahaya karena mudah terbakar dan mudah meledak. Elpiji banyak dipakai

sebagai bahan bakar pengganti minyak tanah di rumah tangga, namun di luar

negeri Elpiji sudah banyak kegunaannya, salah satunya sebagai bahan bakar

mobil.

Elpiji merupakan senyawa hydrocarbon yang dikenal sebagai butana,

Propana, Isobutana atau campuran antara Butana dengan Propana. Secara

umum Elpiji bersifat :

Berat jenis gas Elpiji lebih besar dari udara, yaitu :

Butana mempunyai berat jenis dua kali berat jenis udara.

Propana mempunyai berat jenis satu setengah kali berat udara.

Tidak mempunyai sifat pelumasan terhadap metal.

Page 11: Referat Forensik Keracunan LPG

Merupakan Solvent yang baik terhadap karet, sehingga perlu diperhatikan

terhadap kemasan atau tabung yang di pakai.

Tidak berwarna baik berupa cairan maupun dalam bentuk gas.

Tidak berbau. Sehingga untuk kesalamatan, Elpiji komersial perlu ditambah

zat odor, yaitu Ethyl Mercaptane yang berbau menyengat seperti petai.

Tidak mengandung racun.

Bila menguap di udara bebas akan menbentuk lapisan karena kondensasi

sehingga adanya aliran gas.

Setiap kilo gram Elpiji cair dapat berubah menjadi kurang lebih 500 liter gas

Elpiji.

2.2.2 Penggunaan Elpiji dalam kehidupan sehari-hari

Sebagai sumber energi (bahan bakar), digunakan oleh tangga untuk memasak,

penerangan, water heater, gas stoves, rice cookers, seterika, dan semacamnya. Secara

umum, Elpiji digunakan oleh restoran, rumah makan, rumah sakit, laboratorium.

Industri yang menggunakan Elpiji sebagai bahan bakar adalah pabrik-pabrik,

penyulingan, perusahaan keramik, dok perkapalan, bengkel dan semacamnya. Selain

digunakan sebagai bahan bakar, gas Elpiji digunakan pula sebagai bahan penekan.

Digunakan untuk hasil produksi yang berjenis spray, seperti deodorant, minyak wangi

spray, cat pylox, dan kosmetik sejenisnya.

2.2.3 Jenis yang dipasarkan

Jenis produk yang ditawarkan PERTAMINA agar dimanfaatkan oleh konsumen

adalah jenis Elpiji campuran antara Propana dan Butama.

Ciri-cirinya adalah :

1. Berbentuk cair.

2. Mempunyai daya pemanasan yang tinggi karena mempunyai nilai kalori yang

relatif lebih tinggi per-satuan beratnya dibanding bahan bakar lain untuk

kegunaan yang sama.

3. Tingkat polusi udara dari gas buang rendah dan tidak meninggalkan residu

apabila menguap.

4. Bersih, tidak beracun, tidak berwarna, mudah dan aman dalam pengangkutan

dan penyimpanannya.

5. Tidak menyebabkan pengkaratan pada besi dan tabung kemasan..

Jenis ELPIJI yang ada dipasaran adalah :

1. Elpiji Propana, merupakan Elpiji yang mengandung propana 95% volume

masing- masing dan ditambahkan dengan odor/pembau Ethyl Mercaptane.

Umumnya digunakan untuk industri.

2. Elpiji Butana, merupakan Elpiji yang mengandung butana 97,5% volume dan

Page 12: Referat Forensik Keracunan LPG

ditambahkan dengan odor/pembau Ethyl Mercaptane. Umumnya digunakan

untuk industri.

3. Elpiji Mix, merupakan campuran antara propana (C3H8) dan butana (C4H10)

dengan komposisi antara 20-30% dan 70-80% volume dan ditambahkan oleh

odor/pembau EthylMercaptane. Umumnya digunakan sebagai bahan bakar

untuk rumah tangga.

A. PROPANA

Propana adalah senyawa alkana tiga karbon (C3H8) yang berwujud gas

dalam keadaan normal, tapi dapat dikompresi menjadi cairan yang mudah

dipindahkan dalam kontainer yang tidak mahal. Senyawa ini diturunkan dari

produk petroleum lain pada pemrosesan minyak bumi atau gas alam. Propana

umumnya digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin, barbeque

(pemanggang), dan di rumah-rumah.

Propana dijual sebagai bahan bakar, propana dikenal juga sebagai LPG

(liquified petroleum gas - gas petroleum cair) yang dapat berupa campuran

dengan sejumlah kecil propena, butana, dan butena. Kadang ditambahkan juga

etanetiol sebagai bahan pemberi bau agar dapat digunakan sebagai deteksi jika

terjadi kebocoran. Di Amerika Utara, komposisi utama LPG adalah propana

(paling tidak 90%), dengan tambahan butana dan propena. Ini adalah standar

HD5, yang awalnya dibuat terutama untuk bahan bakar kendaraan.

Propana adalah senyawa alkana tiga karbon (C3H8) yang berwujud gas dalam

keadaan normal, tapi dapat dikompresi menjadi cairan yang mudah dipindahkan

dalam kontainer yang tidak mahal. Senyawa ini diturunkan dari produk petroleum lain

Page 13: Referat Forensik Keracunan LPG

pada pemrosesan minyak bumi atau gas alam. Propana umumnya digunakan sebagai

bahan bakar untuk mesin, barbeque (pemanggang), dan di rumah-rumah.

Dijual sebagai bahan bakar, propana dikenal juga sebagai LPG (liquified petroleum

gas - gas petroleum cair) yang dapat berupa campuran dengan sejumlah kecil

propena, butana, dan butena. Kadang ditambahkan juga etanetiol sebagai bahan

pemberi bau agar dapat digunakan sebagai deteksi jika terjadi kebocoran. Di Amerika

Utara, komposisi utama LPG adalah propana (paling tidak 90%), dengan tambahan

butana dan propena. Ini adalah standar HD5, yang awalnya dibuat terutama untuk

bahan bakar kendaraan.

Jika LPG adalah gas cair dengan komponen utama adalah propana, maka LNG adalah

gas cair dengan komponen utama metana. Metana dan propana adalah senyawa

hidrokarbon rantai lurus yang tersusun untuk masing-masing satu unsur karbon dan

tiga unsur karbon. hidrokarbon sendiri? adalah istilah umum untuk menyebut jenis

senyawa tertentu yang terdiri atas unsur C (karbon) dan unsur H (unsur hidrogen)

yang terutama terbentuk sebagai hasil siklus hidup dari fosil-fosil mahluk hidup

purba.

Perubahan wujud dari pada menjadi cair bisa dilakukan (secara umum) dengan dua

hal. Yang pertama dengan mendinginkan gas melampaui di bawah titik didihnya.

Untuk elpiji (umumnya) titik didihnya pada tekanan atmosfer adalah -42 degC. Untuk

el-en-ji titik didihnya sekitar -162C. Dingin sekali bukan? Untuk mendinginkan ini

diperlukan energi, yang biasanya diwujudkan oleh alat yang bernama refrigerator

(kulkas di rumah adalah contoh refrigerator). Perubahan wujud juga dapat dilakukan

dengan meningkatkan tekanan gas metana (menjadi LNG) dan gas propana (menjadi

LPG). Pada temperatur kamar (25 C) metana akan mulai mencair pada 6.64 bar atau

92.78 psia sementara propana mulai mencair pada 6.31 bar. Berikut ini adalah sifat-

sifat dari gas propana :

1. Propana mempunyai berat jenis satu setengah kali berat udara.

2. Tidak mempunyai sifat pelumasan terhadap metal.

3. Merupakan Solvent yang baik terhadap karet, sehingga perlu diperhatikan terhadap

kemasan atau tabung yang di pakai.

4. Tidak berwarna baik berupa cairan maupun dalam bentuk gas.

5. Tidak berbau.

6. Tidak mengandung racun.

7. Bila menguap di udara bebas akan menbentuk lapisan karena kondensasi sehingga

adanya aliran gas.

B. BUTANA

Page 14: Referat Forensik Keracunan LPG

Butana, juga disebut n-butana, adalah alkana rantai lurus dengan empat atom

karbon CH3CH2CH2CH3. Butana juga digunakan sebagai istilah kolektif untuk n-

butana dan satu-satunya isomernya, isobutana (disebut juga metilpropana), CH(CH3)3.

Butana sangat mudah terbakar, tidak berwarna, dan merupakan gas yang mudah

dicairkan. Nama butana diturunkan dari nama asam butirat.

Reaksi yang terjadi, Ketika oksigen tersedia dalam jumlah yang melimpah, maka

butana akan terbakar dan membentuk karbon dioksida dan uap air. Sedangkan,

apabila oksigen jumlahnya terbatas, maka akan terbentuk karbon monoksida.

2 C4H10 + 13 O2 → 8 CO2 + 10 H2O

2 C4H10 + 9 O2 → 8 CO + 10 H2O

n-Butana juga dipakai sebagai bahan baku dalam proses katalis DuPont untuk

membentuk maleat anhidrat:

2 CH3CH2CH2CH3 + 7 O2 → 2 C2H2(CO)2O + 8 H2O

Menghirup butana dapat menyebabkan euforia, mengantuk, narkosis, asfiksia, aritmia

jantung, kehilangan memori sementara dan frostbite, dapat mengakibatkan kematian

yang disebabkan sesak napas dan ventrikel fibrilasi.

2.2.4 Ciri Khas Elpiji

Bahan bakar gas cari Elpiji mempunyai ciri khas sebagai berikut :

1. Sensitif terhadap api.

Page 15: Referat Forensik Keracunan LPG

2. Mudah terbakar.

3. Tidak berwarna dan berbau.

Untuk mengetahui kebocoran pada tabung gas, bahan bakar iini diberikan aroma

khusus (gas MERCAPTANE) yang berbau seperti petai. Bau ini amat menusuk

hidung, sehingga bila tabung bocor dapat segera terdeteksi dan dapat ditanggulangi

secepatnya.Sepintas lalu, tapaknya bahan bakar gas ini berbahaya. Namun anda tidak

perlu khawatir, dengan penggunaan yang tepat bahan bakar ini justru menghemat

waktu, memudahkan anda saat memasak dan aman bagi anda sekeluarga. Kompor

LPG berpemantik api otomatis, membuat anda tidak perlu menyediakan korek api

setiap hari.

2.2.5 Sifat khas Elpiji

Perlu diketahui, gas Elpiji bersifat Flammable (mudah terbakar). Dalam batas

Flammability , LPG adalah sumber api yang terbuka. Sehingga letup (percikan api)

yang sekecil apapun dapat segera menyambar gas Elpiji.

Maka pastikan bahwa bau gas LPG telah hilang sama sekali dari dalam rumah,

walaupun membutuhkan waktu yang agak lama. Hal ini karena sifat gas LPG yang

sangan lamban berputar di udara.

2.2.6 Sifat Umum Elpiji

Sebagai bahan bakar, gas LPG mudah terbakar apabila terjadi persenyawaan di udara.

Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan perlu diketahui beberapa sifat

umumnya.

1. Tekanan gas LPG cukup besar, sehingga bila terjadi kebocoran LPG akan

membentuk gas secara cepat, memuai dan sangat mudah terbakar.

2. LPG menghambur di udara secara perlahan sehingga sukar mengetahuinya

secara dini.

3. Berat jenis LPG lebih besar dari pada udara sehingga cenderung bergerak

kebawah.

4. LPG tidak mengandung racun.

5. Daya pemanasannya cukup tinggi, namun tidak meninggalkan debu dan abu

(sisa pembakaran).

6. Cara penggunaanya cukup mudah dan praktis.

3.1 Keracunan Elpiji

3.1.1 Definisi

Page 16: Referat Forensik Keracunan LPG

Perubahan patofisiologi yang dapat mengakibatkan penyakit atau

kelainan bahkan kematian yang disebabkan oleh zat racun yang

terkandung dalam Elpiji

3.1.2 Cara masuk

Zat didalam Elpiji (propana dan butana) dapat masuk ke dalam tubuh

melalui 2 cara, yaitu melalui inhalasi dan kontak langsung dengan

tubuh seperti tersentuh oleh mata atau kulit

3.1.3 Farmakodinamik

Pada orang yang keracunan Elpiji dapat terjadi kematian karena proses

asfiksia yang disebabkan inhalasi propana. Temuan otopsi utama

umumnya sangat mirip dan termasuk bahan berbusa di saluran napas

atas dan rongga mulut, perdarahan petechial di epikardium dan rongga

pleura, dan kongesti dan edema pada otak dan paru.

3.1.4 Farmakokinetik

Sebuah laporan yang memberikan informasi kuantitatif atau kualitatif

propana konsentrasi pada jaringan. Tingkat tertinggi propana darah

1100 pg / ml, paru-paru 1028 mg / g, otak 820 ug / g, hati 572 ug / g,

dan ginjal 256 ug / g.

3.1.5 Studi eksperimental

Delapan relawan (4 pria dan 4 wanita Kaukasia siswa 20 hingga 22

tahun-dari-usia) mengalami eksposur tunggal sampai 1000 ppm hingga

10 menit (4 laki-laki, 4 perempuan) dan 250 atau 500 ppm hingga 8

jam (2 jantan, 2 betina) (Stewart et al. 1977). Selain itu, 2 pria dan 2

wanita yang terkena sampai 1000 ppm, 8 jam per hari selama 9 hari

lebih dari 2 minggu. Konsentrasi eksposur secara terus-menerus

dipantau, rata-rata konsentrasi yang diberikan sebesar 2% dari

konsentrasi target untuk eksposur jangka waktu yang diberikan.

Sejumlah parameter klinis (misalnya hitung darah lengkap, BUN,

enzim serum, urinanalysis) dan fungsi adrenokortikal dipelajari, tes

neurologis dan neurobehavioral dilakukan (tes kognitif, EEG, Visual

Evoked Response), dan paru (pengukuran spirometri) dan pemeriksaan

jantung (termasuk EKG) dipantau. Tidak ada efek dari paparan

propana yang ditemukan pada salah satu parameter yang diteliti, tidak

ada keluhan subjektif yang tercatat.

Page 17: Referat Forensik Keracunan LPG