referat forensik

20
BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Kematian hanya dapat dialami oleh organisme hidup. Secara medis, kematian merupakan suatu proses dimana fungsi dan metabolisme sel organ-organ internal tubuh terhenti. Dikenal beberapa istilah kematian, yaitu mati somatis, mati seluler, mati serebral, dan mati batang otak. Mati somatis (mati klinis) terjadi akibat terhentinya fungsi ketiga sistem penunjang kehidupan yaitu susunan saraf pusat, sistem kardiovaskuler dan sistem pernapasan yang menetap. Mati seluler adalah kematian organ atau jaringan tubuh yang timbul akibat terhentinya penggunaan oksigen serta metabolisme normal sel dan jaringan. Proses ini kemudian diikuti oleh proses autolisis dan pembusukan. 1 Setiap sel tubuh memiliki perbedaan waktu untuk mengalami kematian sel disebabkan oleh perbedaan metabolisme seluler didalamnya. Neuron korteks memerlukan waktu paling cepat yaitu 3-7 menit setelah 1

description

livor mortis

Transcript of referat forensik

Page 1: referat forensik

BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Kematian hanya dapat dialami oleh organisme hidup. Secara medis, kematian

merupakan suatu proses dimana fungsi dan metabolisme sel organ-organ internal

tubuh terhenti. Dikenal beberapa istilah kematian, yaitu mati somatis, mati seluler,

mati serebral, dan mati batang otak. Mati somatis (mati klinis) terjadi akibat

terhentinya fungsi ketiga sistem penunjang kehidupan yaitu susunan saraf pusat,

sistem kardiovaskuler dan sistem pernapasan yang menetap. Mati seluler adalah

kematian organ atau jaringan tubuh yang timbul akibat terhentinya penggunaan

oksigen serta metabolisme normal sel dan jaringan. Proses ini kemudian diikuti

oleh proses autolisis dan pembusukan.1

Setiap sel tubuh memiliki perbedaan waktu untuk mengalami kematian sel

disebabkan oleh perbedaan metabolisme seluler didalamnya. Neuron korteks

memerlukan waktu paling cepat yaitu 3-7 menit setelah sel kehabisan oksigen.

Pada tubuh terjadi kematian sel demi sel dan kematian secara keseluruhan akan

terjadi dalam beberapa jam. Mati serebral adalah kerusakan kedua hemisfer otak

yang ireversibel kecuali batang otak dan serebelum, sedangkan kedua sistem

lainnya yaitu respirasi dan kardiovaskuler masih berfungsi dengan bantuan alat.

Mati batang otak adalah bila terjadi kerusakan seluruh isi neuronal intrakranial

yang ireversibel, termasuk batang otak dan serebelum. Dengan diketahuinya mati

batang otak, maka dapat dikatakan seseorang secara keseluruhan tidak dapat

dikatakan hidup lagi.2

1

Page 2: referat forensik

Kematian adalah suatu proses yang dapat dikenali secara klinis pada

seseorang melalui tanda kematian yaitu perubahan yang terjadi pada tubuh mayat.

Hal ini merupakan hal yang sangat penting dalam investigasi suatu kasus

kematian, dimana perubahan postmortem banyak memberikan informasi baik

mengenai waktu kematian, penyebab, maupun mekanisme kematian.

Memperkirakan saat kematian yang mendekati ketepatan mempunyai arti

penting khususnya bila dikaitkan dengan proses penyidikan, dengan demikian

penyidik dapat lebih terarah dan selektif di dalam melakukan pemeriksaan

terhadap para tersangka pelaku tindak pidana. Seorang ahli forensik harus mampu

mendeskripsikan penyebab dan mekanisme kematian seseorang. Mekanisme

kematian timbul akibat abnormalitas dari aspek biokimia dan fisiologi tubuh yang

berujung pada kematian.

Dalam mempelajari kematian, dikenal istilah thanatologi. Thanatologi

berasal dari kata thanatos yang berarti berhubungan dengan kematian dan logos

yang berarti ilmu. Thanatologi adalah bagian dari ilmu kedokteran forensik yang

mempelajari kematian dan perubahan yang terjadi setelah kematian serta faktor

yang mempengaruhi perubahan tersebut.3

Perubahan pada tubuh tersebut dapat timbul dini pada saat meninggal atau

beberapa menit kemudian. Tanda-tanda kematian dibagi atas tanda kematian pasti

dan tidak pasti. Tanda kematian tidak pasti adalah penafasan berhenti, sirkulasi

terhenti, kulit pucat, tonus otot menghilang dan relaksasi, pembuluh darah retina

mengalami segmentasi dan pengeringan kornea. Sedangkan tanda pasti kematian

adalah lebam mayat (livor mortis), kaku mayat (rigor mortis), penurunan suhu

tubuh (algor mortis), pembusukan, mumifikasi, dan adiposera.1,3

2

Page 3: referat forensik

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II. LEBAM MAYAT (LIVOR MORTIS)

A. Definisi

Lebam mayat atau nama lainnya livor mortis/post mortem

lividity/suggilation/vibies (post-mortem hypostasis) adalah perubahan

warna pada tubuh setelah kematian akibat pengendapan darah sesuai gaya

gravitasi yang tidak lagi dipompa melalui tubuh oleh jantung.4

Lebam mayat adalah apabila seseorang meninggal, peredaran darahnya

berhenti dan timbul stagnasi, akibat gravitasi maka darah mencari tempat

terendah dan yang tidak terbebani dari luar telihat bintik-bintik berwarna

merah kebiruan. 3

Lebam mayat ialah setelah kematian klinis maka eritrosit akan

menempati daerah terbawah akibat gaya gravitasi (tarik bumi), mengisi

vena dan venula, membentuk bercak berwarna merah ungu (livide) pada

bagian bawah tubuh, kecuali pada bagian tubuh yang tertekan alas keras. 5

B. Etiologi dan Patofisiologi

Lebam mayat terbentuk bila terjadi kegagalan sirkulasi darah dalam

mempertahankan tekanan hidrostatik yang menggerakan darah mencapai

capillary bed dimana pembuluh-pembuluh darah kecil afferen dan efferen

saling berhubungan.4

3

Page 4: referat forensik

Maka secara bertahap darah yang mengalami stagnasi di dalam

pembuluh vena besar dan cabang-cabangnya akan dipengaruhi gravitasi

dan mengalir ke bawah, ke tempat-tempat yang terendah yang dapat

dicapai. Dikatakan bahwa gravitasi lebih banyak mempengaruhi sel darah

merah tetapi plasma akhirnnya juga mengalir ke bagian terendah yang

memberikan konstribusi pada pembentukan gelembung-gelembung di kulit

pada awal proses pembusukan.3

Adanya eritrosit di daerah yang lebih rendah akan terlihat di kulit

sebagai perubahan warna biru kemerahan. Oleh karena pengumpalan darah

terjadi secara pasif maka tempat-tempat di mana mendapat tekanan lokal

akan menyebabkan tertekannya pembuluh darah di daerah tersebut

sehingga meniadakan terjadinya lebam mayat yang mengakibatkan kulit di

daerah tersebut berwarna lebih pucat.4

Akumulasi darah pada daerah yang tidak tertekan akan

menyebabkan pengendapan darah pada daerah yang tidak tertekan akan

menyebabkan pengendapan darah pada pembuluh darah kecil yang dapat

mengakibatkan pecahnya pembuluh darah kecil tersebut dan berkembang

menjadi petechie (tardieu’s spot) dan purpura yang kadang-kadang

berwarna gelap yang mempunyai diameter dari satu sampai beberapa

milimeter, biasanya memerlukan waktu 18 sampai 24 jam untuk

terbentuknya dan sering diartikan bahwa pembusukan sudah mulai terjadi.

Fenomena ini sering terjadi pada asphyxia atau kematian yang terjadinya

lambat.5

Patomekanisme livor mortis :

4

Page 5: referat forensik

Orang meninggal  ------> Jantung berhenti bekerja ------> Sirkulasi darah

terhenti ------> Pengendapan butir darah dalam kapiler dalam letak rendah

------> butir darah terkoagulasi  ------> Hemolisis ------ > Warna merah

ungu pada kulit.

C. Lebam Mayat Berdasarkan Waktu Terjadinya

Livor mortis biasanya terlihat sekitar 1 jam setelah kematian dan

sering terlihat, dalam waktu 20-30 menit setelah kematian. Perubahan

warna meningkat dan biasanya menjadi tetap sekitar 8-12 jam pada waktu

ini dapat dikatakan lebam mayat terjadi secara menetap. Menetapnya

lebam mayat ini disebabkan oleh karena terjadinya perembesan darah ke

dalam jaringan sekitar akibat rusaknya pembuluh darah akibat

tertimbunnya sel-sel darah dalam jumlah yang banyak, adanya proses

hemolisa sel-sel darah dan kekakuan otot-otot dinding pembuluh darah.

Dengan demikian penekanan pada daerah lebam yang dilakukan setelah 8-

12 jam tidak akan menghilang. Hilangnya lebam pada penekanan dengan

ibu jari dapat member indikasi bahwa suatu lebam belum terfiksasi secara

sempurna. 5

Setelah 4 (empat) jam, kapiler-kapiler akan mengalami kerusakan

dan butir-butir darah merah juga akan rusak. Pigmen-pigmen dari pecahan

darah merah akan keluar dari kapiler yang rusak akan mewarnai jaringan

di sekitarnya sehingga menyebabkan warna lebam mayat akan menetap

serta tidak hilang jika ditekan dengan ujung jari atau jika posisi mayat

dibalik. Jika pembalikan posisi dilakukan setelah 12 jam dari kematiannya,

5

Page 6: referat forensik

maka lebam mayat baru tidak akan timbul pada posisi terendah, karena

darah sudah mengalami koagulasi.5

Gambar Lebam Mayat (Livor Mortis)

D. Perbedaan Lebam Mayat dengan Luka Memar

Pada umumnya lebam mayat sudah timbul dalam waktu 15 menit

sampai 20 menit setelah orang meninggal. Lebam mayat ini mirip

dengan luka memar, oleh karena itu lebam mayat harus dibedakan

dengan luka memar. 4

Tabel perbedaan lebam mayat dengan luka memar

6

Page 7: referat forensik

Lebam Mayat Luka Memar

Lokalisasi Bagian tubuh terendah

dan tidak terbebani

Sembarang tempat

Penekanan Biasanya hilang Tidak hilang

Gambaran Tidak ada elavasi kulit Sering ada

Incisi Bintik-bintik

darah intravaskular

Bintik-bintik

darah ekstravaskular

Pinggiran Jelas Tidak jelas

Warna Sama Bervariasi

Tanda intravital Tidak ada Ada

E. Aspek Medikolegal

Biasanya aspek medikolegal perubahan post mortem pada mayat

atau jenazah digunakan untuk keterangan secara medik untuk penilaian

terhadap hukum, yang dinilai biasanya sebagai berikut :

tanda pasti kematian

lama kematian

posisi saat meninggal

sebab kematian

cara kematian

Fenomena lebam mayat yang menetap ini sifatnya lebih bersifat

relatif. Perubahan lebam ini lebih mudah terjadi pada 6 jam pertama

sesudah kematian, bila telah terbentuk lebam primer kemudian

dilakukan perubahan posisi maka akan terjadi lebam sekunder pada

posisi berlawanan. Distribusi dari lebam mayat yang ganda ini adalah

penting untuk menunjukan telah terjadi manipulasi posisi pada tubuh.

7

Page 8: referat forensik

Akan tetapi waktu yang pasti untuk terjadinya pergeseran lebam ini

adalah tidak pasti, Poslon mengatakan “untuk menunjukan tubuh

sudah diubah dalam waktu 8 sampai 12 jam”, sedangkan Camps

memberikan patokan kurang lebih 10 jam.3,4

Pada jenazah dengan posisi telentang, lebam mayat ditemukan

pada bagian kuduk, punggung, pantat, dan bagian flexor tungkai.

Disamping itu kadang-kadang ditemukan juga pada daerah bagian

depan samping leher, hal ini disebabkan pengosongan yang kurang

sempurna dari vena-vena superficialis, seperti vena jugularis externa

dan vena colli superficialis.3

Pada korban posisi telungkup lebam mayat ditemukan pada dahi,

pipi, dagu, dada, perut, dan bagian extensor tungkai. Kadang-kadang

stagnasi terlalu hebat sehingga terjadi perdarahan pada hidung. Pada

korban menggantung lebam terdapat pada daerah ujung extremitas dan

genitalia externa. 3

Disamping ditemukan pada kulit biasanya dapat ditemukan pada

organ vital seperti otak, paru, hati, ginjal, usus, lambung. Namun hal

tersebut perlu dibedakan dengan keadaan patologis korban dan sulit

ditemukan atau dibedakan.

Umumnya lebam mayat berwarna merah kebiruan atau merah

keunguan. Korban yang mengalami keracunan gas CO dan keracunan

HCN lebam mayatnya berwarna merah terang (cherry red). Korban

keracunan Nitro Benzena atau Potasium Chlorat maka lebam mayat

berwarna chocolate brown. Dan pada asphyxsia lebam mayatnya

8

Page 9: referat forensik

mendekati kebiruan, sedangkan pada jenazah yang disimpan pada

kamar pendingin lebam berwarna merah muda atau pink. 3

9

Page 10: referat forensik

10

Page 11: referat forensik

11

Page 12: referat forensik

BAB III

KESIMPULAN

Kematian hanya dapat dialami oleh organisme hidup. Secara medis,

kematian merupakan suatu proses dimana fungsi dan metabolisme sel organ-organ

internal tubuh terhenti. Dikenal beberapa istilah kematian, yaitu mati somatis,

mati seluler, mati serebral, dan mati batang otak. Mati somatis (mati klinis) terjadi

akibat terhentinya fungsi ketiga sistem penunjang kehidupan yaitu susunan saraf

pusat, sistem kardiovaskuler dan sistem pernapasan, yang menetap. Mati seluler

adalah kematian organ atau jaringan tubuh yang timbul akibat terhentinya

penggunaan oksigen serta metabolisme normal sel dan jaringan.

Salah satu tanda untuk menentukan apakah seseorang sudah meninggal

atau belum yaitu dengan cara menetukan adanya lebam mayat atau tidak. Livor

mortis biasanya terlihat sekitar 1 jam setelah kematian dan sering terlihat, dalam

waktu 20-30 menit setelah kematian. Perubahan warna meningkat dan biasanya

menjadi tetap sekitar 8-12 jam pada waktu ini dapat dikatakan lebam mayat terjadi

secara menetap. Menetapnya lebam mayat ini disebabkan oleh karena terjadinya

perembesan darah ke dalam jaringan sekitar akibat rusaknya pembuluh darah

akibat tertimbunnya sel-sel darah dalam jumlah yang banyak, adanya proses

hemolisa sel-sel darah dan kekakuan otot-otot dinding pembuluh darah. Dengan

demikian penekanan pada daerah lebam yang dilakukan setelah 8-12 jam tidak

akan menghilang. Hilangnya lebam pada penekanan dengan ibu jari dapat

memberi indikasi bahwa suatu lebam belum terfiksasi secara sempurna.

12

Page 13: referat forensik

DAFTAR PUSTAKA

1. Howard C.,Adelman.M.Establishing The Time of Death in : Forensic

Medicine. New York :Infobase Publishing : 2007. p.20-26.

2. Morgan,C.,Nokes, LDM, et al. Postmortem Changes and Determination of

The Time of Death. Forensic Science International (1988) Vol. 39 No. 1,

p. 89-95.

3. A,Hariadi., Hoediyanto. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik dan

Medikolegal. Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal

Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Surabaya. Edisi ke 7.

Thanatology. 115-116.

4. Dix, J., Graham, M. Time of Death, Decomposition and Identification An

Atlas. New York: CRC Press LLC: 2000. p. 10-27.

5. Budiyanto,Arif.,Widiatmaka,W.,Sudiono,Siswandi.,dkk. Ilmu Kedokteran

Forensik. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia. Jakarta. Edisi pertama cetakan kedua : 1997. 26-27.

13