Referat Edema Serebri
-
Upload
kevinjawan -
Category
Documents
-
view
48 -
download
18
description
Transcript of Referat Edema Serebri
EDEMA SEREBRI
PENDAHULUAN
Edema otak merupakan penyebab yang sering ditemukan pada peningkatan
tekanan intrakranial. Edema serebri memiliki banyak penyebab, antara lain peningkatan
cairan intrasel, hipoksia, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, iskemia serebral,
meningitis, dan trauma kapitis. Apapun penyebabnya efek yang ditimbulkan pada
dasarnya sama. 1
Perburukan klinis pada kasus – kasus stroke iskemik sering disebabkan oleh
edema serebri progresif akibat infark sehingga dalam prinsip penatalaksanaan stroke
iskemik, mencegah perburukan neurologis yang berhubungan dengan stroke harus
dilakukan (jendela terapi sampai 72 jam). Masalah ini umumnya terjadi pada infark yang
luas. Edema otak umumnya mencapai puncaknya pada hari ke 3 sampai 5 setelah onset
stroke dan jarang menimbulkan masalah dalam 24 jam pertama. 2
Komplikasi fatal dari stroke adalah edema cerebral yang menyertai stroke
iskemik luas dan stroke hemoragik. Pada unit stroke, di mana komplikasi (emboli paru
dan abnormalitas jantung) dapat dihindari, edema serebri muncul sebagai penyebab
utama dari kematian. 3
Sedangkan pada kasus edema serebri yang disebabkan oleh trauma kapitis terjadi
karena adanya fragmentasi jaringan dan kontusio yang merusak sawar darah otak (SDO),
disertai vasodilatasi dan eksudasi cairan sehingga timbul edema. Edema menyebabkan
peningkatan tekanan pada jaringan dan pada akhirnya meningkatkan TIK, yang pada
gilirannya akan menurunkan aliran darah otak (ADO), iskemia, hipoksia, asidosis
(penurunan pH dan peningkatan PCO2), dan kerusakan SDO lebih lanjut. Siklus ini akan
terus berlanjut hingga terjadi kematian sel dan edema bertambah secara progresif kecuali
bila dilakukan intervensi. 1
DEFINISI 4
1
Edema serebri adalah keadaan patologis yang ditandai dengan terjadinya
akumulasi cairan di dalam jaringan otak sehingga meningkatkan volume otak. Edema
serebri dapat terjadi intraseluler (lebih banyak di substansia grisea) maupun ekstraseluler
(daerah substansia alba) sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial.
KLASIFIKASI
Berdasarkan patofisiologinya, Klatzo membagi edema serebri menjadi dua
macam, yaitu edema vasogenik dan edema sitotoksik, tetapi Fishman menambahkan
adanya satu jenis edema serebri lagi yaitu edema interstisial. Biasanya terdapat overlap
antara jenis edema yang satu dengan edema yang lainnya sehingga sulit untuk
memisahkannya dengan jelas. 5
PATOFISIOLOGI DAN ETIOLOGI 3,5
Edema serebri sering disebabkan oleh berbagai kondisi neurologis dan non-
neurologis. Kondisi neurologis yang menyebabkan terjadinya neurologis antara lain
stroke iskemik, perdarahan intraserebral, tumor otak, infeksi SSP, dan trauma kapitis.
Sedangkan kondisi non-neurologis yang menyebabkan edema serebri adalah ketoasidosis
diabetikum, koma asidosis laktat, hipertensi maligna, ensefalopati hipertensif, hepatitis
viral fulminan, ensefalopati hepatik, Reye’s syndrome, keracunan sistemik
(karbonmonoksida dan timbal), hiponatremia, SIADH, penyalahgunaan opioid, gigitan
hewan reptile dan hewan laut tertentu, dan High Altitude Cerebral Edema (HACE).
Vasogenic edema
Pada vasogenic edema, terdapat peningkatan volume cairan ekstrasel yang
berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler. Vasogenic edema ini disebabkan
oleh faktor tekanan hidrostatik, terutama meningkatnya tekanan darah dan aliran darah
dan oleh faktor osmotik. Ketika protein dan makromolekul lain memasuki rongga
ekstraseluler otak karena kerusakan sawar darah otak, kadar air dan natrium pada rongga
ekstraseluler juga meningkat.
2
Vasogenic edema ini lebih terakumulasi pada substansia alba cerebral dan
cerebellar karena perbedaan compliance antara substansia abla dan grisea. Edema
vasogenic ini juga sering disebut “edema basah” karena pada beberapa kasus, potongan
permukaan otak nampak cairan edema.
Tipe edema ini terlihat sebagai respon terhadap trauma, tumor, inflamasi fokal,
stadium akhir dari iskemia cerebral.
Edema Sitotoksik
Pada edema sitotoksik, terdapat peningkatan volume cairan intrasel, yang
berhubungan dengan kegagalan dari mekanisme energi yang secara normal tetap
mencegah air memasuki sel, mencakup fungsi yang inadekuat dari pompa natrium dan
kalium pada membran sel glia. Neuron, glia dan sel endotelial pada substansia alba dan
grisea menyerap air dan membengkak. Pembengkakan otak berhubungan dengan edema
sitotoksik yang berarti terdapat volume yang besar dari sel otak yang mati, yang akan
berakibat sangat buruk. Edema sitotoksik ini sering disistilahkan dengan edema kering.
Edema sitotoksik ini terjadi bila otak mengalami kerusakan yang berhubungan
dengan hipoksia, iskemia, abnormalitas metabolik (uremia, ketoasidosis metabolik),
intoksikasi (dimetrofenol, triethyl itin, hexachlorophenol, isoniazid) dan pada sindroma
Reye, hipoksemia berat.
Edema Interstisial
Edema interstisial adalah peningkatan volume cairan ekstrasel yang terjadi pada
substansia alba periventrikuler karena transudasi cairan serebrospinal melalui dinding
ventrikel ketika tekanan intraventrikuler meningkat. Edema interstisial biasanya terjadi
pada kasus-kasus meningitis yang menyebabkan terhambatnya aliran LCS yang normal.
EDEMA SEREBRI PADA STROKE ISKEMIK
Akibat penurunan CBF regional suatu daerah otak terisolasi dari jangkauan aliran
darah, yang mengangkut O2 dan glukosa yang sangat diperlukan untuk metabolisme
oksidatif serebral. Daerah yang terisolasi itu tidak berfungsi lagi dan karena itu timbullah
3
manifestasi defisit neurologik yang biasanya berupa hemiparalisis, hemihipestesia-
hemiparestesia yang bisa juga disertai defisit fungsi luhur seperti afasia.
Jika CBF regional tersumbat secara parsial, maka daerah yang bersangkutan
langsung menderita, karena kekurangan O2. Daerah tersebut dinamakan daerah iskemik.
Di wilayah itu didapati (1) tekanan perfusi yang rendah, (2) PO2 turun, (3) CO2 dan
asam laktat tertimbun. Autoregulasi dan kelola vasomotor dalam daerah tersebut bekerja
sama untuk menanggulangi keadaan iskemik itu dengan mengadakan vasodilatasi
maksimal. Pada umumnya, hanya pada perbatasan daerah iskemik saja bisa dihasilkan
vasodilatasi kolateral, sehingga daerah perbatasan tersebut dapat diselamatkan dari
kematian. Tetapi pusat daerah iskemik itu tidak dapat teratasi oleh mekanisme
autoregulasi dan kelola vasmotor, di situ akan berkembang proses degenerasi yang
ireversibel. Semua pembuluh darah di bagian pusat daerah iskemik itu kehilangan tonus,
sehingga berada dalam keadaan vasoparalisis. Keadaan ini masih bisa diperbaiki, oleh
karena sel-sel otot polos pembuluh darah bisa bertahan dalam keadaan anoksik yang
cukup lama. Tetapi sel-sel sarag daerah iskemik itu tidak bisa tahan lama. Pembengkakan
sel dengan pembengkakan serabut saraf dan selubung mielinnya (edema serebri)
merupakan reaksi degeneratif dini. Kemudian disusul dengan diapedesis eritrosit dan
leukosit. Akhirnya sel-sel saraf akan musnah. Yang pertama adalah gambaran yang
sesuai dengan keadaan iskemik dan yang terakhir adalah gambaran infark. 7
Di daerah edema serebri autoregulasi seberal terganggu. Bila vasodilator
diberikan, maka pembuluh darah serebral yang sehat melebarkan lumennya. Tetapi
pembuluh darah di wilayah yang sembab tidak dapat berbuat demikian. Akibatnya ialah
bahwa jatah darah yang disampaikan ke otak akan dialirkan melalui arteri serebral yang
sehat (berdilatasi) sehingga hanya jaringan otak yang sehat saja menerima jatah tersebut.
Daerah edema tidak kebagian, malah ikut tersedot. Fenomena tersebut dikenal sebagai
“cerebral steal syndrome”. Pemberian O2 pada tahap dini dari infark cerebri memberikan
pengaruh yang baik kepada daerah dengan edema serebri regional, karena darah dan
bagian otak yang sehat akan diterima secara pasif oleh pembuluh darah di dalam daerah
iskemik, oleh karena di situ terdapat vasoparalisis yang berarti bahwa resistensi
vaskulernya minimal. Fenomena ini dinamakan “inverse steal syndrome”.
4
Usaha apapun yang dapat diselenggarakan untuk memperbaiki keadaan iskemia
serebri regional, efeknya akan sia-sia belaka bila edema serebri regional tidak diberantas
secepat-cepatnya. Oleh karena edema serebri tersebut memperbesar resistensi masih
cukup bagus maka jalan darah yang akan disampaikan ke otak akan menurun. 8
Dengan berkurangnya CBF total maka CBF regional akan berkurang lagi. Maka
tindakan pertama pada tahap akut stroke iskemik harus ditunjukan kepada pemeliharaan
tekanan perfusi yang optimal. Jadi, supaya tekanan darah sistemik yang tinggi optimal
menjadi efektif untuk memperbesar CBF total, maka resistensi kranial yang melonjak
karena edema serebri harus diberantas. 8
Edema sitotoksik terjadi pada jam-jam pertama setelah onset iskemia stroke dan
dapat dideteksi sebagai penurunan Apparent Diffusion Coeffisient (ADC) air. Penurunan
ADC juga ditunjukkan pada stroke hemoragik akut tapi berbeda dengan stroke iskemik.
ADC tetap menurun sampai 100 hari setelah onset.
Iskemia juga dapat menyebabkan edema vasogenik, tetapi ini terjadi belakangan,
ketika nekrosis sel otak telah melepas zat yang lepas dari sawar darah otak dan
menyebabkan edema ekstraseluler.
5
DAFTAR PUSTAKA
1. Price AS. Patofisiologi. Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. EGC. 2006
2. Panitia Lulusan Dokter 2002-2003 FKUI, Update In Neuroemergencies, Balai
Penerbit FKUI Jakarta, 2002. 24-26.
3. Caplan, Louis R. Stroke. A Clinical Approach, 2nd Edition. British Library
Cataloguing-in- Publication Data. 1993. 179-180.
4. Dewanto G et al. Panduan Praktis Diagnosis dan Tatalaksana Penyakit Saraf.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2009.
5. Rosenberg G. Brain edema and disorders of cerebrospinal fluid circulations. In:
Bradley WG et al. Neurology in Clinical Practice. Vol 2. 3rd ed. Boston: Butterworth
Heinmann. 2000; 2: 1545-59
6. Millikan HC, dkk. Stroke. Lea and Febiger, Philadelphia. 1987; 35-37.
7. Mardjono M, Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat. 2003.
8. Sidharta, P. Neurologi Klinis dalam Praktek Umum. Jakarta: Dian Rakyat. 2004.
6