REFERAT-DEPRESI PERNAPASAN(1)

download REFERAT-DEPRESI PERNAPASAN(1)

of 27

Transcript of REFERAT-DEPRESI PERNAPASAN(1)

Depresi Pernapasan: Insiden, Diagnosis, dan PengobatanDermot R. Fitzgibbon

Efektivitas keseluruhan dari suatu teknik analgesik tergantung pada adekuatnya pengurangan nyeri dan insiden dari efek samping atau komplikasinya. Opioid mewakili kelas analgesik utama untuk mengobati nyeri berat dan tidak berkurang dan digunakan secara luas pada pengobatan nyeri yang terkait dengan pembedahan atau kondisi yang kronis. Teknik analgesia post operasi paling modern menggabungkan pemberian opioid neuraxial (dengan atau tanpa anestesi lokal) atau sistemik (biasanya dengan metode patient-controlled analgesia [PCA]). Meskipun pemberian opioid adalah lazimnya aman di bangsal pembedahan1, dapat juga terjadi depresi pernapasan akibat opioid dan mempunyai potensi terhadap morbiditas dan mortalitas. Komplikasi serius atau kematian dari depresi pernapasan akibat opioid adalah jarang, tetapi risikonya bukanlah nol, dan kematian atau cedera neurologis bagi pasien dengan penyakit yang bisa diobati adalah tragis. Pada Juli 2000, Commission on Accreditation of Health Care Organizations (JCAHO) mengembangkan standard barunya membuat harapan tinggi dalam penilaian dan penangan nyeri di rumah sakit dan pusat kesehatan lainnya di Amerika.3 Sebagai tanggapan, banyak institusi mengimplementasi perawatan yang didasarkan pada laporan pasien terhadap intensitas nyeri yang diditunjukkan dengan skala numerik. Vila dkk4 melaporkan bahwa insiden dari sedasi berlebihan opioid per 100,000 pasien raawat inap di rumah sakit meningkat dari 11.0 pre numeric pain treatment algorithm (NPTA) ke 24.5 postNPTA (P